Anda di halaman 1dari 13

PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN

TUGU, KOTA SEMARANG


BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Perencanaan

1.1.1. Daerah Pesisir Indonesia


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan berbagai macam karakteristik
geografis yang memiliki potensi dan masalah beragam sehingga memiliki kebijakan
dan arahan perencanaan yang disesuaikan dengan kondisi geografisnya. Salah satu
daerah yang memiliki banyak potensi namun memiliki kompleksitas permasalahan
yang beragam serta rentan terhadap perubahan adalah daerah pesisir.
Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan luas wilayah perairan 5,9 juta km2
termasuk zona ekonomi ekusif (ZEE) dan memiliki panjang garis pantai 81 ribu km2
(http://esdm.go.id/ diunduh 16 April 2016), membuat perairan indonesia dilalui oleh
hampir 40% jalur perdagangan dan jasa dunia. Potensi geografis tersebut menjadikan
daya tarik bagi masyarakat indonesia untuk memanfaatkan daerah untuk beraktifitas,
hal ini dapat terlihat dari jumlah populasi penduduk Indonesia yang tinggal di pesisir
mencapai 161 juta jiwa atau 60% dari 250 juta penduduk Indonesia
(http://www.kehati.or.id/ , diunduh 17 April 2016).

Gambar 1. Peta Perairan Laut Indonesia


Sumber : http://3.bp.blogspot.com/zona-laut.jpg
Pemanfaatan daerah pesisir didominasi oleh industri yang memicu peningkatan
aktifitas di daerah pesisir. Upaya pengkonversian lahan pesisir menjadi lahan
produktif yaitu dengan cara mereklamasi daerah pesisir sehingga membuat kerusakan

1
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

di lingkungan pesisir dan menyebabkan tekanan ekologis terhadap ekosistem pesisir


seperti ekosistem mangrove, terumbu karang maupun biota laut yang ada di kawasan
pesisir lainnya. Kerusakan pada ekosistem tersebut menimbulkan bencana alam
seperti abrasi dan banjir. Indikasi kerusakan hutan mangrove dapat dilihat dari
berkurangnya luas hutan mangrove Indonesia dimulai pada tahun 1999, dimana tahun
1999 luas hutan mangrove adalah 15,8 juta Hektar (Data Kementerian Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Tahun 2008) dan pada tahun 2011 mengalami
penurunan luasan mangrove menjadi 3,12 juta Hektar (Observation Satelite Data Giri
et al., 2011)

1.1.2. Ekosistem Mangrove Kota Semarang

Letak strategis Kota Semarang yang berada pada titik sentra jalur utama Pantai
Utara Pulau Jawa dengan panjang garis pantai Kota Semarang mencapai 36,63 km,
dengan luas wilayah laut seluas 10.048 Ha dan luas daratan peisisr seluas 9.111,28 Ha
membuat daerah peisisr kota semarang memiliki potensi untuk dikembangkan. Secara
administrative terdapat empat kecamatan yang berada di wilayah pesisir kota
Semarang. Keempat kecamatan tersebut didominasi oleh pemanfaatan guna lahan
seperti pelabuhan, daerah industri, kawasan pertambakan, perdagangan dan jasa serta
perumahan.

Tabel 1. Luasan Vegetasi Mangrove Kota Semarang tahun 2003-2007


Semarang Semarang Semarang
Kecamatan Gayamsari Genuk Tugu Total
Barat Timur Utara
Luas Hutan Tahun 2005 1,11 12,64 9,3 0,31 1,97 103,08 128,24
Mangrove
Tahun 2007 2,53 11,81 4,33 0,01 0,13 46,19 28,74
(Ha)

Sumber : Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang Tahun, 2016


Sebaran vegetasi mangrove pada keempat kecamatan tersebut mengalami
penurunan jumlah seluas 99,50 hektar atau sekitar 78% dalam kurun waktu tahun
2003 sampai dengan tahun 2007.

2
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Dari tabel data luasan mangrove diatas dapat terlihat bahwa luasan hutan
mangrove yang paling banyak mengalami degradasi luasan berada Kecamatan Tugu.
Kecamatan tugu mengalami penurunan luasan sebanyak 56,89 hektar. Mangrove
yang tersisa saat ini di Kecamatan Tugu didominasi berada di Dusun Tapak,
Kelurahan Tugurejo.

1.1.3. Potensi dan Masalah Ekosistem Mangrove di Dusun Tapak


Dusun Tapak merupakan salah satu Dusun yang ada di wilayah administratif
Kelurahan Tugurejo dan Kecamatan Tugu dan salah satu dusun yang terdapat hutan
mangrove . Menurut data Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang, Dusun Tapak
memiliki vegatasi mangrove seluas 46,19 hektar. Hampir sebagian wilayah
administrative Dusun Tapak merupakan kawasan hutan mangrove. Fungsi guna lahan
di dusun Tapak didominasi permukiman.

Gambar 2. Peta Administratif Dusun Tapak, Kelurahan Tugurejo


Sumber : Olah data Penulis Tahun 2016
Kondisi hutan mangrove dusun Tapak telah lama mengalami kerusakan
lingkungan akibat pencemaran limbah dari Kecamatan yang letaknya berada lebih
tinggi dari dusun Tapak. Pencemaran tersebut menyebabkan penurunan kualitas
lingkungan pesisir sehingga menyebabkan berkurangnya area hutan mangrove dan
tambak, serta menurunnya kualitas air dan memicu peningkatan abrasi dan rob.
Permasalahan tersebut membuktikan bahwa hutan mangrove di Dusun Tapak
membutuhkan perencanaan dan penataan ruang serta pengelolaan sumberdayanya

3
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

harus dilakukan secara terpadu. Perencanaan ruang yang tepat dengan


mempertimbangkan aspek keseimbangan ekologis dan sosial dengan melibatkan
segenap pelaku pembangunan (stakeholders) untuk mencapai tujuan bersama yang
disepakati dan diharapkan akan mampu menyelesaikan semua permasalahan dan
membuka peluang kerjasama dalam bidang ekonomi yang lebih berkelanjutan.

1.1.4. Rencana Ekowisata Mangrove (EEWM) Dusun Tapak

Pada tahun 2012, pemerintah Kota Semarang memulai pergerakan preservasi dan
konservasi kawasan hutan mangrove Tapak melalu Dinas kelautan dan perikanan
Kota Semarang dengan konsep Ekowisata Mangrove (EEWM). Konsep Ekowisata
Mangrove (EEWM) tersebut menerapkan konsep pengembangan wisata mangrove
yang memperhatikan kualitas daya dukung lingkungan dan ramah lingkungan dengan
orientasi edukasi mengenai pelestarian mangrove. dengan memanfaatkan budaya
masyarakat lokal dusun Tapak sebagi penyelenggara wisatanya (Dinas Kelautan dan
Perikanan Kota Semarang, 2012)

Gambar 3. Rencana Detail Engineering Design Ekowisata Mangrove Tapak


Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Semarang Tahun 2012

1.2.Permasalahan Perencananaan
Secara umum permasalahan rencana yang ada di ekowisata mangrove (EEWM)
Tapak adalah dimana rencana yang telah disusun oleh pemerintah Kota Semarang
dalam proses penyusunanya tidak melibatkan partisipasi masyarakat Tapak secara
penuh. Padahal masyarakat Tapak sebagai stakeholder pelaksana jalannya kegiatan

4
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

wisata EEWM Tapak yang masukan dan ide dari masyarakatnya akan memiliki andil
dalam mendukung kelancaran kegiatan wisata karena masayarakat Tapak lebih
memahami seluk beluk dari Dusun Tapak.
Oleh karena itu perencana berusaha menyelaraskan rencana Detail Engineering
Design (DED) Ekowisata Mangrove Tapak yang telah dibuat pemerintah Kota
Semarang dengan partisipasi masyarakat Tapak yang direpresentasikan kedalam ide
dan opini terkait rencana pengembangan EEWM Tapak yang disesuaikan dengan
potensi masalah berdasarkan karakteristik wilayah Dusun Tapak agar rencana yang
dibuat dapat mencakup seluruh aspek yang ada saat ini.
Selain masalah umum diatas, juga terdapat beberapa masalah khusus yang
merupakan analisa dari variable dan tolak ukur perencanaan dan akan dibahas pada
penjelasan selanjutnya.

1.3.Maksud, Tujuan, Sasaran dan Output Perencanaan

1.3.1. Maksud Perencanaan


Perencanaan ekowisata mangrove di dusun Tapak ini merupakan sebuah
upaya dalam meningkatkan kualiatas dari kegiatan pariwisata yang ada didusun
Tapak dan mengintegrasikannya melalui kegiatan konservasi ekosistem mangrove
dengan melibatkan masyarakat Tapak sebagi pengelola sehingga diharapkan
meningkatkan perekonomian warga Tapak.

1.3.2. Tujuan Perencanaan


Tujuan utama dari rencana ini adalah terwujudnya ekowisata mangrove Tapak
dengan menggunakan konsep yang diadaptasi dari prinsip ekowisata terhadap kondisi
keruangan di lokasi perencanaan.

1.3.3. Sasaran Perencanaan

1. Mengidentifikasi potensi dan masalah spasial dan non spasial di kawasan


ekowisata mangrove Tapak.

5
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

2. Mengidentifikasi presepsi dan opini masyarakat Dusun Tapak terhadap


perencanaan ekowisata mangrove Tapak.
3. Menyususn rencana detail pengembangan ekowisata di Dusun Tapak dengan
menggunakan konsep ekowisata dengan memperhatikan elemen rancang urban
desig. yang disesuaikan dengan kondisi fisik, ekonomi, sosial dan budaya.

1.3.4. Output Perencanaan


Perencanaan ekowisata mangrove Tapak akan menghasilkan keluaran produk
hasil dari perencanaan dalam bentuk peta, gambar tampak atau gambar potongan
dalam bentuk 2 dimensi (2D), dan ilustrasi dalam bentuk 3 dimensi (3D). Produk
keluaran perencanaan memiliki skala yang berbeda sesuai dengan tingkat ketelitian
output produk. Berikut produk rencana dan jenis keluaran dala proses perencanaan :
Tabel 2.Produk dan Keluaran Rencana
Keluaran
NO Produk Rencana Skala
2D 3D
Peta
Zonasi
Zona konsevasi dan non Konservasi 1 : 7000 V
1.
Zona Edukasi 1 : 7000 V
Zona Komersial dan Jasa 1 : 7000 V
Desain dan Gaya Bangunan
2. Desain Bangunan Ramah Lingkungan 1 : 100 V V
Identitas Gaya Bangunan 1 : 100 V V
Aksesibilitas dan Parkir
Jaringan Jalan 1 : 100 V
3.
Sirkulasi 1 : 100 V
Parkir 1 : 1000 V V
Bersambung…….

6
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Lanjutan…………

Keluaran
NO Produk Rencana Skala
2D 3D
Peta
Ruang Tebuka hijau dan Publik
4. Ruang Terbuka Hijau 1 : 1000 V V
Ruang Terbuka Publik 1 : 1000 V V
5. Jalur Pedestrian 1 : 100 V
Ruang Pendukung Aktivitas Ekowisata
Ruang Pendukung Aktivitas ekowisata 1 : 1000 V V
6. Ruang Pendukung pendidikan lingkungan 1 : 1000 V V
Ruang Pendukung Aktivitas Komersial
1 : 1000 V V
dan jasa
7. Signage 1 : 50 V V
8. Ruang Pendukung Aktivitas Preservasi
Ruang Pendukung Aktivitas Preservasi alam 1 : 1000 V V
Ruang Pendukung Aktivitas Preservasi 1 : 1000
V V
budaya
Sumber : Analisis Penulis, 2016

1.4.Manfaat Perencanaan
Manfaat yang dapat diberikan dari hasil penyusunan rencana ekowisata
mangrove Tapak ini terbagi menjadi 3 kategori, yaitu manfaat kepada ilmu
Perencanaan Wilayah dan Kota, kepada masyarakat serta pemerintah kota semarang.

1.4.1. Bagi ilmu PWK


Hasil perencanaan ini dapat digunakan sebagi referensi ataupun pedoman dalam
merencanakan sebuah kawasan wisata mangrove dengan konsep ekowisata.

7
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

1.4.2. Bagi masyarakat dusun Tapak


Hasil perencanaan ini sebagi salah satu upaya keterlibatan masyarakat dalam
proses penyusunan rencana, sehinga secara tidak langsung turut memberikan
pengetahuan kepada masyarakat tentang penataan kawasan wisata. Perencanaan ini
juga sebagai sarana penyalur aspirasi masyarakat kepada para stakeholder terkait
mengenai saran dan masukan terhadap pengembangan kawasan wisata yang mereka
tinggali.

1.4.3. Bagi pemerintah Kota Semarang


Hasil perencanaan ini dapat digunakan sebagai bahan acuan atau pedoman serta
pertimbangan pemerintah kota semarang mengenai potensi wisata mangrove Tapak.
Hasil perencanaan ini dapat digunakan pemerintah kota semarang sebagi design
guideline tentang bagaimana merencanakan sebuah kawasan wisata dengan konsep
ekowisata.

1.5. Ruang Lingkup Perencanaan

1.5.1. Lokasi Perencanaan


Ruang wilayah perencanaan ekowisata mangrove Tapak secara administratif
berada di kelurahan Dusun Tapak Tugurejo. Lokasi ini merupakan salah satu prioritas
area konservasi mangrove di Kota Semarang. Namun pada perkembangannya daerah
yang mempunyai potensi pesisir ini menjadi lokasi yang sarat akan konflik
kepentingan. Ketidak sepahaman antar stakeholder dalam pembangunan kawasan
pesisir Semarang membuat upaya konservasi di daerah ini menjadi terhambat. Upaya
Konservasi yang ada dengan menyusun rencana Detail Engineering Design (DED)
Ekowisata Mangrove (EEWM) Tapak juga tidak berjalan sesuai dengan harapan
karena ketidaksepahaman antar stakeholder dalam keterlibatannya menyusun rencana
tersebut. Sehingga menjadi menarik bagi perencana untuk mencari solusi
ketidaksepahaman di dalam perencanaan EEWM Tapak atas permasalahan spasial
dan non spasial yang ada di tempat tersebut.

8
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Proses perencanaan ekowisata mangrove (EEWM) Tapak berfokus pada


kawasan darat dan pesisir Tapak. Delineasi kawasan darat yaitu batas administrasi
Dusun Tapak Tugurejo, sementara deliniasi pesisir hutan mangrove deliniasi cakupan
perencanaan ialah batas fungsional luas Ekowisata Mangrove (EEWM) Tapak.

Gambar 4. Deliniasi Wilayah Dusun Tapak, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan


Tugu, Kota Semarang
Sumber : Olah data Penulis, 2016

1.5.2. Fokus perencanaan


Dari beberapa permasalahan yang ada di kawasan ekowisata mangrove Tapak,
perenulis hanya akan berfokus kepada aspek keruangan dengan memfokuskan
perencanaan berdasarkan komponen hasil elaborasi antara prinsip ekowisata dan
elemen perencananan. Fokus perencanaan tersebut yaitu Zonasi, Desain dan gaya
bangunan, Aksesibilitas dan parkir, Ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non hijau,
Jalur pedestrian, Ruang pendukung aktivitas ekowisata, Papan penanda dan Ruang
pendukung aktivitas presrvasi.

1.5.3. Periode Perencanaan


Proses analisis dan perencanaan ekowisata mangrove Tapak ini dilaksanakan
dalam dua periode. Periode pertama waktu Penulis menyusun rencana mulai dari
proses analisis ; perumusan rencana ; hingga penyusunan laporan tertulis dilakukan
kurang lebih 6 (enam) bulan dari bulan februari hingga Agustus. Periode Kedua

9
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

adalah periode rencana dan implementasi rencana yang akan ditargetkan selama
kurang lebih 10 (sepuluh) tahun dari tahun 2017 hingga tahun 2026.

1.6. Sistematika Penulisan


A. BAB 1 Pendahuluan
Bagian yang berisi tentang latar belakang perencanaan, permasalahan yang
menjadi acuan perencanaan, maksud, tujuan, sasaan dan output keluaran produk
perencanaan, ruang lingkup perencanaan dan penelitian terkait.
B. BAB 2 Tinjauan Pustaka
Bagian yang berisi tinjauan teori yang berkaitan dengan pariwisata, ekowisata
dan elemen perancangan kota. Konsep ekowisata dengan mengelaborasikan prinsip
ekowisata dengan elemen rancang kota saat ini masih jarang digunakan.sejauh ini
Penulis belum menemukan contoh perencanaan dengan konsep tersebut.. Berdasarkan
kondisi tersebut best practice yang digunakan sebagai percontohan oleh Penulis
adalah beberapa Ekowisata yang dianggap sukses dikembangkan berdasarkan konsep
masing-masing daerah tersebut.
C. BAB 3 Metode Perencanaan
Bab ini akan menjelaskan mengenai proses perencanaan yang berawal dari
proses pencarian data sekunder dan data primer, analisis data, dan sistematika
perencanaan kawasan. Sistematika perencanaan kawasan akan berkaitan dengan
output perencanaan dengan menggunakan konsep ekowisata pada unit amatan.
D. BAB 4 Deskripsi Lokasi dan Analisis Perencanaan
Berisi deskripsi lokasi perencanaan yang meliputi : batas administrative dan
fungsional, eksisting fisik ruang, perekonomian, kependudukan, ketersediaan sarana
dan prasarana, dan ragam aktivitas/kegiatan. Kemudian membahas hasil analisis tolak
ukur berdasarkan permasalahan di lokasi perencanaan kemudian dirumuskan solusi
yang harus diwujudkan pada 10 tahun mendatang.

10
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

E. BAB 5 Konsep Perencanaan


Konsep ekowisata yang dirumuskan oleh Penulis untuk menjawab solusi
terhadap permasalahan yang ada di lokasi perencanaan. Ekowisata merupakan ide
pemikiran dari Penulis.
F. BAB 6 Rencana Ekowisata Mangrove Tapak
Bagian yang membahas rencana rinci tentang : zonasi, desain dan gaya
bangunan, aksesibilitas dan parkir, ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik, jalur
pejalan kaki, ruang pendukung aktivitas ekowisata, signage (penanda), dan ruang
pendukung aktivitas preservasi.
G. BAB 7 Penutup
Bagian yang membahas pembelajaran dalam perencanaan sebuah sebuah
wisata mangrove dengan konsep ekowisata mangrove. Penjelasan mengenai faktor
apa saja yang perlu diperhatikan dalam merencanakan.

1.7. Perencanaan Terkait


Perencanaan yang khusus merencanakan Dusun Tapak sebagai kawasan wisata
dengan konsep ekowisata mangrove Tapak adalah Rencana Detail Engineering
Design (DED) Ekowisata Mangrove (EEWM) dusun Tapak Pada tahun 2012, yang
digagas pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kelautan dan Perikanan Kota
Semarang.
Sedangkan untuk perencanaan dan penelitian terkait ekowisata di kalangan
akademis, sudah terdapat cukup banyak Penulis yang membahasnya. Namun, belum
banyak Penulis yang mengangkat topik ekowisata pesisir. Berikut ini beberapa
perencanaan mengenai ekowisata di kawasan pesisir yang sudah ada sebelumnya:

11
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tabel 3. Daftar Penelitian dan Perencanaan Terkait


No Penulis Judul dan Lokasi Penelitian Fokus Penelitian Metode Penelitian Perbedaan Penelitian
1. Atika Mediana Karakteristik Kawasan Fokusnya adalah identifikasi Metode penelitian yang Lokasi Perencanaan : Perencana
(S1 Perencanaan Ekowisata dan Faktor – Faktor karakteristik dan faktor – faktor digunakan adalah deduktif mengambil lokasi di Dusun Tapak,
Wilayah dan yang Mempengaruhinya (Studi yang mempengaruhi karakteristik kualitatif. Metode Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu,
Kota UGM, Kasus : Pantai Baros dan kawasan konservasi mangrove kualitataif dalam mencari Kota Semarang.
2016) Pantai Goa Cemara, Pantai Baros dan Konservasi data dengan kuesioer Fokus perencanaan : Perencana
Kabupaten Bantul penyu pantai Goa cemara sebagai wawancara. Dengan berfokus pada rencana zonasi, desain
kawasan ekowisata. penentuan sampling dan gaya bangunan, aksesibilitas dan
wawancara menggunakan parkir, ruang terbuka hijau dan ruang
metode accidental sampling terbuka public, jalur pedestrian, ruang
2. Melati (S1 Perencanaan Kawasan Rencana zonasi, desain Tapak Metode perencanaan pendukung aktivitas ekowisata, papan
Perencanaan Ekowisata Pesisir Temanjuk, kawasan, infrastruktur atau deskriptif kualitatif, dan penanda, dan ruang pendukung
Wilayah dan Desa Temanjuk,Kecamatan fasilitas publik (sarana dan metode analisis tolak ukur aktivitas preservasi.
Kota UGM, Paloh, Kabupaten Sambas, prasarana), bentuk kegiatan Metode perencanaan : Perencana
2015) Kalimantan Barat wisata, dan pengelolaan menggunakan metode analisis
ekowisata Desa temajuk deskriptif dengan metode analisis
kawasan yaitu analisis tolak ukur
Bersambung…………..

12
PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN
TUGU, KOTA SEMARANG
BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W
Universitas Gadjah Mada, 2017 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Lanjutan………………

No Penulis Judul dan Lokasi Penelitian Fokus Penelitian Metode Penelitian Perbedaan Penelitian
3. Melisa Perencanaan Pengembangan Penyusunan konsep dan strategi Metode yang digunakan Lokasi Perencanaan : Perencana
Yohana Hutan Mangrove dengan perencanaan guna membuat dan adalah deskriptif kualitatif mengambil lokasi di Dusun Tapak,
Sitorus (S1 Pendekatan Ekowisata di Pulau mengembangkan suatu kesiapan dengan metode SWOT Kelurahan Tugurejo, Kecamatan
Pariwisata Penawar Rindu Kec. Belakang ekowisata di lokus perencanaan sebagai metode anaisis utama. Tugu, Kota Semarang.
UGM, 2014) Padang, Kota Batam Fokus perencanaan : Perencana
berfokus pada rencana zonasi, desain
4. Hida Perencanaan Kembali Kawasan Fokusnya adalah merencanakan Metode yang digunakan dan gaya bangunan, aksesibilitas dan
Istighfarummi Wisata Pantai Kuwaru Dengan kembali Pantai Kuwaru melalui adalah metode analisis SWOT parkir, ruang terbuka hijau dan ruang
Setiadi. (S1 Tema Pemberdayaan Ekonomi penataan ruang dengan untuk mensisntesis potensi terbuka public, jalur pedestrian,
Perencanaan Lokal menonjolkan pemberdayaan yang benar-benar dapat ruang pendukung aktivitas
Wilayah dan masyarakat melalui dikembangkan di Pantai ekowisata, papan penanda, dan ruang
Kota UGM, pengembangan ekonomi lokal Kuwaru dan metode pendukung aktivitas preservasi.
2013) kesesuaian lahan untuk Metode perencanaan : Perencana
merencanakan fungsi lahan menggunakan metode analisis
deskriptif dengan metode analisis
kawasan yaitu analisis tolak ukur
Sumber : Analisis Penulis, 2016

13

Anda mungkin juga menyukai