Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PENYAKIT CHF

Disusun Oleh :

1.Dinda Tasya 21118067

2,Dwi Susanti 21118068

3.Fernika Restiani 21118071

4.Mardian Alfarid 21118084

5.Tika Mustika 21118102

6.Widya Lestari 21118105

Dosen Pembimbing : Siti Romadoni S,Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Institut Ilmu Kesehatan Dan Tekhnologi Muhammadiyah Palembang

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka mortalitas dan
morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk Indonesia. Di
Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda dibanding Eropa dan Amerika disertai
dengan tampilan klinis yang lebih berat.

(1) Gagal jantung dapat terjadi pada semua usia tergantung pada penyebabnya. Gagal jantung
didefinisikan sebagai suatu kondisi patologis, dimana jantung sebagai pompa tidak mampu lagi
memompakan darah secukupnya dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi untuk metabolisme
jaringan tubuh, sedangkan tekanan pengisian ke dalam jantung masih cukup tinggi.

(2) World Health Organization mencatat 17,5juta orang di dunia meninggal akibat gangguan
kardiovaskular. Lebih dari 75% penderita kardiovaskular terjadi di negara-negara berpenghasilan
rendah dan menengah, dan 80% kematian kardiovaskuler disebabkan oleh serangan jantung dan
stroke. Jumlah kejadian penyakit jantung di Amerika Serikat pada tahun 2012 adalah 136 per
100.000 orang, di negara-negara Eropa seperti Italia terdapat 106 per 100.000 orang, Perancis 86
per 100.000. Selanjutnya jumlah kejadian penyakit jantung di Asia seperti di China ditemukan
sebanyak 300 per 100.000 orang, Jepang 82 per 100.000 orang, sedangkan di Asia Tenggara
menunjukkan Indonesia termasuk kelompok dengan jumlah kejadian tertinggi yaitu 371 per
100.000 orang lebih tinggi dibandingkan Timur Leste sebanyak 347 per 100.000 orang dan jauh
lebih tinggi dibandingkan Thailand yang hanya 184 per 100.000 orang.
2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, kami mermuskan beberapa masalah “Bagaimana asuhan keperawatan
pada pasien CHF

Tujuan Makalah

3. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagamana Asuhan Keperawatan pada pasien CHF

Tujuan Khusus

Diketahuinya masalah-masalah keperawatan yang terdapat pada pasien CHF. Diketahuinya


penyelesaian masalah untuk mengatasi masalah-masalah keperawatan yang sudah teridentifikasi.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi

Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure (CHF) merupakan kondisi dimana fungsi
jantung sebagai pompa untuk mengantarkan darah yang kaya oksigen ke tubuh tidak cukup
untuk memenuhi keperluan-keperluan tubuh (Andra Saferi,2013).

Gagal jantung kongestive merupakan ketidakmampuan jantung untuk memompa darah dalam
jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrient (Andre
Saferi,2013).

Menurut Prince (1994) dalam Andra Saferi (2013), Gagal janttung keadaan patofisiologik
dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme
jaringan.

Kesimpulan yang diambil dari pengertian tersebut adalah bahwa gagal jantung congestive adalah
suatu keadaan patofisiologi dimana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi
kebutuhan metabolisme jaringan, oksigen dan nutrient.

2. Anatomi Fisiologis

Gambar 1.1 Anatomi Jantung Sumber

berdasarkan gambar diatas, secara anatomi terdapat beberapa bagian jantung antara lain: Aorta
merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra. Atrium
kanan berfungsi untuk menerima darah kotor dari tubuh yang dibawa oleh pembuluh darah.
Atrium kiri berfungsi untuk menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui keempat vena
pulmonari. Darah kemudian mengalir ke ventrikel kiri. Ventrikel kanan berupa pompa otot,
menampung darah dari atrium pulmonari. Ventrikel kiri merupakan bilik paling besar dan paling
berotot, menerima darah kaya oksigen dari paru-paru melalui atrium kiri dan memompanya ke
dalam sistem sirkulasi melalui aorta. Arteri pulmonari merupakan pembuluh darah yang keluar
dari dekstra menuju ke paru-paru, arteri pulmonari membawa darah dari ventrikel dekstra ke
patu-paru (pulmo). Katup trikuspidalis, terdapat diantaranya atrium dekstra dengan ventrikel
dekstra yang terdiri dari 3 katup.

Katup bikuspidalis, terdapat diantara atrium sinistra dengan ventrikel sinistra yang terdiri dari 2
katup.

Vena kava superior dan vena kava inferior mengalirkan darah ke atrium dekstra.

Fisiologi kardiovaskuler (Sistem Kardiovaskuler)

Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan barisnya di atas dan
puncaknya di bawah. Jantung berada di dalam thorak, antara kedua paru-paru dan dibelakang
sternum, dan lebih menghadap kekiri dari pada ke kanan. Ukuran jantung kira-kira sebesar
kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220-260 gram. Jantung terbagi atas sebuah
septum atau sekat menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan.

Fungsi utama jantung adalah menyediakan oksigen keseluruh tubuh dan membersihkan tubuh
dari hasil metabolisme(karbondioksida). Jantung melaksanakan fungsi tersebut dengan
mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari seluruh tubuh dan memompanya ke dalam
paru-paru, dimana darah akan mengambil oksigen dan membuang karbondioksida. Jantung
kemudian mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dam memompanya ke
jaringan di seluruh tubuh. Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan
perikardum,dimana lapisan perikardium di bagi menjadi 2 lapisan yaitu: Perikardium fibrosa
(viseral), yaitu bagian kantung yang membatasi pergerakan jantung terikat di bawah sentrum
tendinium diafragma, bersatu dengan pembuluh darah besar, melekat pada sternum melalui
ligamentum sternoperikardial. Perikardium serosum (parietal), yaitu bagian dalam dari dinding
lapisan fibrosa. Siklus sistem kardiovaskuler (jantung)

a. Sirklus jantung

Jantung mempunyai empat pompa terpisah, dua pompa primer atrium dan dua pompa tenaga
ventrikel. Periode akhir kontraksi jantung sampai akhir kontraksi berikutnya dimanakan siklus
jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi secara spontan. Simpul sinoatrial
(SA) terletak pada dinding posterior atrium dekstra dekat muara vena superior. Potensial aksi
berjalan dengan cepat melalui berkas atrioventrikular (AV) ke dalam ventrikel, karena susunan
khusus penghantar atriunberkontraksi mendahului ventrikel. Atrium bkerja sebagai pompa
primer bagi ventrikel dan ventrikel menyediakan sumber tenaga utam bagi pergerakan darah
melelui sistem vaskular.

b. Curah jantung

Menurut syaifuddin (2012) curah jantung merupakan faktor utama dalam sirkulasi yang
mempunyai peranan penting dalam transportasi darah yang mengandung berbagai nutrisi. Pada
keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kiri dan ventrikel kanan sama
besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di tempat tertentu, misalnya bila
jumlah darah yang di pompakan ventrikel dekstra lebih besar dari ventrikel sinistra. Jumlah
darah tidak dapat diteruskan oleh ventrikel kiri ke peredaran darah sistemik sehingga terjadi
penumpukan darah di paru. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, tergantung pada
keaktifan tubuhnya. Curah jantung akan meningkat pada waktu kerja berat, stres, peningkatan
suhu lingkungan, sedangkan curah jantung menurun ketika waktu tidur.

3. Etiologi

Penyebab gagal jantung menurut Wijaya & Putri (2013)

-Meningkatkan preload: regurgitasi oarta, cacat septum ventrikel.

-Meningkatkan afterload: stenosis aorta, hypertensi sistemik.

-Menurunkan kontraktilitas ventrikel: IMA, kardiomiopati.

-Gangguan pengisian ventrikel: stenosis katup antrioventrikuler, pericarditif konstriktif,


tamponade jantung.

-Gangguan sirkulasi: Aritmia melalui perubahan rangsangan listrik yang melalui respon
mekanis.

-Infeksi sistemik/ infeksi paru : respon tubuh terhadap infeksi akan memaksa jantung untuk
memenuhi kebutuhan tubuh akan metabolisme yang meningkat.

-Emboli paru, yang secara mendadak akan meningkatkan resistensi terhadap ejaksi ventrikel
kanan.

4. Patofisiologi

Gagal jantung sering dipisahkan menjadi dua klasifikasi gagalan kanan atau gagal jantung kiri.
Pada gagal jantung kanan, ventrikel kanan tidak dapat memompa darah ke dalam arteri
pulmonalis, sehingga kurang darah yang beroksigen oleh paru-paru dan meningkatkan tekanan
di atrium kanan dan sirkulasi vena sistemik. Hipertensi vena sistemik menyebabkan edema pada
ekstremitas. Pada gagal sisi kiri, ventrikel kiri tidak stabil untuk memompa darah ke sirkulasi
sistemik, sehingga terjadi peningkatan tekanan di atrium kiri dan pembuluh darah paru. Paru-
paru menjadi sesak dengan darah, menyebabkan tekanan paru relevated dan edema paru.
Meskipun, setiap jenis menghasilkan perubahan arteri yang berbeda sistemik/paru,secara klinis
tidak biasa untuk mengamati kegagalan semata-mata gagal jantung kanan ataugagal jantung
kiri. Sejak kedua sisi jantung tergantung pada fungsi yang memadai dari sisi lain, kegagalan satu
ruang menyebabkan perubahan timbal balik di ruang berlawanan. Misalnya, dalam peningkatan
kegagalan sisi kiri kemacetan vaskular paru akan menyebabkan tekanan meningkat pada
ventrikel kanan, sehingga benar hipertrofi ventrikel, penurunan efisiensi miokard, dan akhirnya
mengumpulkan darah dalam sirkulasi vena sistemik (Syaifuddin,2011).

5. Pathway

Sumber : (Saferi, 2013)


6. Menifestasi Klinis

Menurut Wijaya & Putri (2013), manifestasi gagal jantung sebagai berikut:

a. Gagal jantung kiri

Menyebabkan kongestif, bendungan pada paru dan gangguan pada mekanisme kotrol
pernapasan. Gejala:

-Dispnea

Terjadi kerena penumpukan atau penimbunan cairan dalam alveoli yang mengganggu pertukaran
gas. Dispnea bahkan dapat terjadi saat istirahat atau di cetuskan oleh gerakan yang minimal atau
sedang.

-Orthopnea

Pasien yang mengalami orthopnea tidak akan mau berbaring, tetapi akan menggunakan bantal
agar bisa tegak di tempat tidur atau duduk di kursi, bahkan saat tidur.

-Batuk

Hal ini di sebabkan oleh gagal ventrikel bisa kering dan tidak produktif, tetapi yang sering
adalah batuk basah yaitu batuk yang menghasilkan sputum berbusa dalam jumlah banyak, yang
kadang disertai dengan bercak darah.

-Mudah Lelah

Terjadi akibat curah jantung yang kurang, menghambat jaringan dari srikulasi normal dan
oksigen serta menurunya pembuangan sisa hasil katabolisme. Juga terjadi akibat meningkatnya
energi yang di gunakan untuk bernafas dan insomnia yang terjadi akibat distress pernafasan dan
batuk.

-Ronkhi

-Gelisah dan Cemas

Terjadi akibat gangguan oksigen jaringan, stress akibat kesakitan berfasan dan pengetahuan
bahkan jantung tidak berfungsi dengan baik.

b. Gagal jantung kiri

Menyebabkan peningkatan vena sistemik.


Gejala:

-Oedem perifer

-Peningkatan BB

-Distensi vena jugularis

-Hepatomegaly

-Asites

-Pitting edema

-Anoreksia

-Mual

c. Secara luas peningkatan CPO dapat menyebabkan perfusi oksigen kejaringan rendah,
sehingga menimbulkan gejala:

-Pusing

-Kelelahan

-Tidak toleran terhadap aktivitas dan panas

-Ekstrimitas dingin

d. Perfusi pada ginjal dapat menyebabkan pelepasan renin serta sekresi aldosterone dan
rentensi cairan dan natrium yang menyebabkan peningkatan volume intravaskuler.

7. Komplikasi

Menurut Wijaya & Putri (2013) komplikasi pada gagal jantung Yaitu:

-Edema paru akut terjadi akibat gagal jantung kiri.

Syok kardiogenik: stadium dari gagal jantung kiri, kongestif akibat penurunan curah jantung dan
perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung dan otak).

-Episode trombolitik

Trombus terbentuk karena imobilitas pasien dan gangguan sirkulasi dengan aktivitas trombus
dapat menyumbat pembuluh darah.
-Efusi perikardial dan tamponade jantung

Masuknya cairan kekantung perikardium, cairan dapat meregangkan perikardium sampai ukuran
maksimal. CPO menurun dan aliran balik vena kejantung menuju tomponade jantung.

8. Penatalaksanaan

Menurut kosron (2012), penatalaksanaan pada CHF meliputi:

-Terapi non farmakologi

-Terapi farmakologi

-Glikosida jantung

-Digitalis, meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung dan memperlambat frekuensi jantung.
Efek yang dihasilkan: peningkatan curah jantung, penuruna tekanan vena dan volume darah dan
peningkatan diurisi dan mengurangi oedema.

-Terapi deuritic diberikan untuk memacu ekskresi natrium dan air melalui ginjal. Penggunaan
harus hati-hati karena efek samping hiponatremia dan hipokalenia.

-Terapi vasodilator: Obat-obat fasoaktif digunakan untuk mengurangi impadasi tekanan terhadap
penyemburan darah oleh ventrikel. Obat ini memperbaiki pengosongan ventrikel dan
peningkatan kapasitas vena sehingga tekanan pengisian ventrikel kiri dapat diturunkan.
9. Analisa Data

No DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS Pasien mengatakan sesak Hipertensi ↓ Beban jantung Penurunan Curah


Pasien mengatakan sesak berat meningkat ↓ CHF ↓ Gagal Jantung
saat beraktivitas Pasien pompa ventrikel kiri ↓
mengatakan sesak yang dirasakan Penurunan curah jantung
seperti tertekan benda berat
Pasien mengatakan memiliki
riwayat hipertensi 

DO RR : 28 kali/menit Denyut


teraba lemah Bunyi jantung
murmur Irama jantung tidak
teratur Distensi Vena Jugularis
Warna kulit pucat CRT > 3 detik
Pasien mengalami lemah dan
lelah

2 DS Pasien mengatakan sesak CHF ↓ Edema Paru ↓ Ronkhi Gangguan


Pasien mengatakan sesak berat basah ↓ Iritasi mukosa paru ↓ Pertukaran Gas
saat beraktivitas Pasien Reflek Batuk ↓ ↓ Gangguan
mengatakan sesak yang dirasakan Pertukaran Gas
seperti tertekan benda
berat DO RR 28 kali/menit Irama
tidak teratur Kedalam dangkal
Suara nafas ronchi Pasien
menggunakan alat bantu
pernafasan oksigen nasal kanul 5
liter. Warna kulit pucat

3 DS Pasien mengatakan sesak CHF ↓ Renal flow ↓ ↓ RAA ↑ ↓ Hipervolemia


Pasien mengatakan sesak berat Aldosteron ↑ ↓ Retensi Na+H2O
saat beraktivitas Pasien ↓ Hipervolemia
mengatakan sesak yang dirasakan
seperti tertekan benda berat   

DO Distensi vena jugularis Suara


nafas ronchi Ada keluhan nyeri
pada abdomen saat palpasi
4 DS – DO Nadi teraba 86 CHF ↓ Gagal pompa ventrikel Perfusi Perifer
kali/menit, denyut teraba lemah kiri ↓ Suplai darah ke jar ↓ ↓ Tidak Efektif
Warna kulit pucat CRT>3 detik  Perfusi Perifer Tidak Efektid

5 DS Pasien mengatakan badan nya CHF ↓ Gagal pompa ventrikel Intoleransi


terasa lemah Pasien mengatakan kiri ↓ Suplai darah ke jar ↓ ↓ Aktivitas
sesak berat saat beraktivitas Metabolisme anaerob ↓
Pasien mengatakan tidak bisa Asidosis metabolik ↓
melakukan aktivitas secara Penimbunan asam laktat &
mandiri   DO Pasien terlihat ATP↓ ↓ Fatigue ↓ Intoleransi
lemah Pasien tidak dapat Aktvitas
beraktivitas seacara mandiri
Aktivitas pasien dibantu keluarga
dan perawat Pasien hanya
berbaring ditempat tidur. 

10. Perumusan Diagnosa Keperawatan

Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontraktilitas

Gangguan Pertukaran Gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi

Hipervolemia b.d gangguan aliran balik vena

Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan aliran arteri dan/atau vena

Intoleransi Aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

11. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC RASIONAL
Keperawata
n

1 Penurunan Tupen : setelah Kaji dan dokumentasikan Pemantauan kondisi


Curah dilakukan tekanan darah, adanya pasienMengurangi sesak
Jantung b.d tindakan sianosis, status nafas, membantu
perubahan keperawatan pernapasan, dan status pengembangan paru dan
kontraktilitas dalam 1×24 mentalPosisikan pasien mengurangi tekanan dari
jam dx semi-fowler atau fowler abdomen pada
penurunan dengan posisi diafragma.Mempertahank
curah jantung nyamanBerikan an saturasi oksigen
dapat teratasi oksigenAnjurkan >94%Melatih secara
sebagian beraktivitas fisik sesuai bertahap aktivitas
Tupan : setelah toleransiPenatalaksanaan kemampuan
dilakukan untuk pemberian diet pasien.Terapi diet dengan
tindakan jantung yang memberikan makanan
keperawatan sesuaiPenatalaksanaan secukupnya tanpa
dalam 3×24 untuk pemberian obat memberatkan kerja
jam dx antiaritmia, inotropik, jantunguntuk
penurunan nitrogliserin, dan mempertahankan
curah jantung vasodilator sesuai program kontraktilitas, preload,  d
dapat teratasi medisPenatalaksanaan an afterloaduntuk
Dengan pemberian pencegahan pembentukan
kriteria hasil antikoagulan   (PPNI, trombus perifer
Dispnea 2018)
menurunRR
dalam rentang
normalMurmur
jantung
menurunDisten
si Vena
Jugularis
menurunCRT
< 3 detik
(PPNI, 2018)

2 Gangguan Tupen : setelah Pantau dan Pemantauan keefektifan


Pertukaran dilakukan dokumentasikan frekuensi, terapiMengurangi sesak
Gas b.d tindakan irama, dan denyut nafasMembantu
ketidakseimb keperawatan jantungTinggikan bagian pengembangan paru dan
angan dalam 1×24 kepala tempat tidurAtur mengurangi tekanan dari
ventilasi- jam dx posisi pasien ke posisi abdomen pada
perfusi gangguan TrendelenburgPenatalaksa diafragma.Mempertahank
pertukaran gas naan penentuan dosis an saturasi oksigen
dapat teratasi oksigenPenatalaksanaan >94%untuk
sebagian pemberian obat mempertahankan
Tupan : setelah antiaritmiaPenatalaksanaa kontraktilitas, preload,  d
dilakukan n untuk pemeriksaan Gas an afterloadmengukur
tindakan Darah Arteri, jika kadr oksigen,
keperawatan perlu   (PPNI, 2018) karbondioksida, dan
dalam 3×24 (Wilkinson, 2016) tingkat asam dalam darah
jam dx
gangguan
pertukaran gas
dapat teratasi
Dengan
kriteria hasil
Dispnea
menurunRR
dalam rentang
normalTidak
terdapat bunyi
nafas
tambahanIram
a napas teratur
(PPNI, 2018)

3 Tupen : setelah Monitor tanda Pemantauan


Hipervolemia dilakukan hipervolemia (ortopnea, hipervolemiaMengelola
b.d gangguan tindakan dispnea, JVP meningkat, keseimbangan cairan
aliran balik keperawatan suara napas tambahan), pasienMengelola
vena dalam 1×24 monitor status keseimbangan cairan
jam dx hemodinamik (frekuensi pasienMengelola
hipervolemia jantung, tekanan keseimbangan cairan
dapat teratasi darah)Monitor intake dan pasienMengelola
sebagian outputBatasi asupan cairan keseimbangan cairan
Tupan : setelah dan garamEdukasi untuk pasienpada gagal jantung
dilakukan menganjurkan melapor diuretika digunakan pada
tindakan jika haluaran urin <0,5 edema paru akibat dari
keperawatan mL/kg/jam Edukasi pasien gagal jantung
dalam 3×24 dan keluarga dalam
jam dx membatasi
hipervolemia cairanPenatalaksanaan
dapat teratasi pemberian diuretik, jika
Dengan perlu (PPNI, 2018)
kriteria hasil
Dispnea
menurunDisten
si Vena
Jugularis
menurunTidak
terdapat suara
nafas
tambahanTida
k terdapat
nyeri tekan
pada abdomen
(PPNI, 2018)

4 Tupen : setelah Pantau sirkulasi perfer Identifikasi sirkulasi


Perfusi dilakukan (mis., nadi perifer, CRT, perifer pasienIdentifikasi
Perifer Tidak tindakan warna)Edukasi pasien dan perburukan sirkulasi
Efektif b.d keperawatan keluarga untuk periferMemperbaiki
penurunan dalam 1×24 menginformasikan tanda sirkulasi periferTerapi
aliran arteri jam dx perfusi dan gejala darurat yang diet dengan memberikan
dan/atau vena perifer tidak harus dilaporkan (mis, makanan secukupnya
efektif dapat hilangnya tanpa memberatkan kerja
teratasi rasa)Penatalaksanaan jantung
sebagian untuk pemberian obat
Tupan : setelah penurun tekanan darah,
dilakukan antikoagulan, jika
tindakan perluPenatalaksanaan
keperawatan untuk program diet yang
dalam 3×24 memperbaiki sirkulasi
jam dx perfusi
perifer tidak
efektif dapat
teratasi
Dengan
kriteria hasil
Nadi dalam
rentang
normalWarna
kulit
kemerahanCR
T < 3 detik
(PPNI, 2018)

5 Tupen : setelah Lakukan latihan rentang Meningkatkan rentang


Intoleransi dilakukan gerak pasif dan/atau gerak sendiDistraksi
Aktivitas b.d tindakan aktifBerikan aktivitas yang menenangkan dapat
ketidakseimb keperawatan distraksi relekasasi otot mengendurkan
angan antara dalam 1×24 yang ketegangan dan
suplai dan jam dx menenangkanEdukasi menenangkan
kebutuhan intoleransi untuk melakukan aktivitas saraf.Melatih secara
oksigen aktivitas dapat secara bertahapEdukasi bertahap aktivitas
teratasi untuk menganjurkan kemampuan
sebagian menghubungi perawat jika pasien.Pemantauan
Tupan : setelah tanda dan gejala kelelahan keefektifan terapiTerapi
dilakukan tidak diet dengan memberikan
tindakan berkurangPenatalaksanaan makanan secukupnya
keperawatan dengan ahli gizi tentang tanpa memberatkan kerja
dalam 3×24 cara meningkatkan asupan jantung
jam dx makanan dengan diet
intoleransi jantung yang sesuai (PPNI,
aktivitas dapat 2018)
teratasi
Dengan
kriteria hasil
Dispnea saat
aktivitas dan
setelah
aktivitas
menurunKeluh
an lelah
menurunPerasa
an lemah
menurunKemu
dahan dalam
melakukan
aktivitas
sehari-hari
meningkat
(PPNI, 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Jayanti,N . 2010. Gagal Jantung Kongestif. Dimuat


dalam https://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-gagal-jantung-kongestif/ (diakses pada 5
November 2020)   .
Mansjoer, A dkk. 2011.Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius

PPNI. (2017). Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,


Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan,


Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

Saferi W, Andra. Yessie, Mariza. (2013) . KMB 2 : Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta: Nuha Medika.

Wilkinson, Judith M. (2016). Diagnosis Keperawatan: Diagnosis NANDA-I, Intervensi NIC,


Hasil NOC Edisi 10. Jakarta: EGC

ASUHAN KEPERAWATAN CHF PADA Ny. L


PENGKAJIAN IDENTITAS

1.   Identitas Pasien

Nama               :  Ny. L                                    Jenis Kelamin              : Perempuan

Umur               : 60 thn                                    Status Pernikahan       : Menikah

Agama             : islam                                      Suku bangsa                : Indonesia

Pekerjaan         : -                                             Alamat                        : Soko, Tuban

1.   PENGKAJIAN PRIMER

a.       Riwayat Kesehatan Sekarang

Sesak nafas 3 minggu yang lalu. Sesak dirasakan hilang timbul sesak muncul jika dibuat
aktivitas seperti jalan kaki. Berkurang jika dibuat istriahat atau duduk, jika dibuat aktivitas terasa
kasoh (ngos-ngosan)

-       Bengkak pada kaki ± 1 minggu, bengkak dirasa muncul perlahan

-       Mual + bila dibuat makan

-       BAB – 3 hari sebelumnya BAB

-       BAK + biasa

b.      Riwayat Kesehatan Lalu

-          Sebelumnya pasien pernanh menjalani kolostomi karena Ca Colostomi

-          Pernah pasang selang diginjal karena ginjal bengkak

-          Jantung +

-          HT,DM, Asma disangkal

c.       Riwayat Kesehatan Keluarga

-          HT, DM, ASMA ,jantung disangkal

d.      RP SOS: - Peroko pasif (+)

-          Jamu (+) jarang-jarang

e.       Pemeriksaan Fisik Body of System


-          Keadaan umum     : sedang

-          Kesadaran                         : CM

-          Tanda-tanda Vital             : TD : 88/63 Nadi : 113  RR : 31       

-          SPO2                            : 93

1)      B1 ( Breathing )

a)      Pernafasan :          

 1. Frekuensi     :31 x/menit

 2. Pola nafas    :Takipneu

b)      Penggunaan otot bantu nafas : -

c)      Kepatenan hidung                         : -

Batuk : -

Sputum : -

2)      B2 ( BLOOD )

a)      Tekanan Darah    : 88/63 mmHg

b)      Nadi                     : 123x/menit

a.       Bunyi jantung :

b.      Akral               : hangat

c.       Warna bibir     : merah sehat

d.      Konjungtiva    : merah muda

3)      B3 ( BRAIN )

GCS                            : 4,5,6

Refleks fisiologis        +

Reflek patologi           +

Fungsi motorik            +

Fungsi intelektual        +
4)      B4 (BLEDDER )

Warna urin      : kuning kental

5)      B5 BOWEL

6)       B6 ( BONE )

2.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.      Laboratorium

-          HGB 9,4 g/dl                               

-          Fugsi hati albumin : 2,52 g/dl       

-          Alkali fosfatase                 : 58 g/dl

-          Fungsi ginjal                      : BUN 14 mg/dl

-          Serum kreatinin                 : 0,8 mg/dl

-          Asam urat                          : 7,1 mg/dl

-          WBC 5,9  10˄3/UL           RBC 3,6 10˄6/UL

-          SGOT : 25 g/dl     SGPT :13 g/dl

2.      Obat-obatan

MJ, OMZ, Dopamin pumo 5 mg/Kg BB/mnt

ANALISA DATA

Nama pasien                : Ny. L

Diagnosa medis           : CHF


No DATA ETIOLOGI MASALAH

Ds : Penyumbatan/ Intoleransi aktivitas


penyempitan PD
Pasien mengatakan sesak, Miokard
mual, sulit menelan, malas

Do : pasien tampak lemah, Infark /iskemik pada


pasien hanya mau makan miokard
satu buah pisang
 
TTV : - TD : 88/63 mmHg

           - HR : 123 x/ menit

           - CRT: ≤ 2 detik

           - RR : 31x/mnt Suplai O2 miokard


menurun

Toleransi terhadap
peningkatan kebutuhan
O2 pada aktivitas
menurun

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien                : Ny. L

Diagnosa medis           : CHF

Diagnosa Keperawatan : Intolerans aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai O2


Miokard dengan kebutuhan tubuh
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nama pasien                : Ny. L

Diagnosa medis           : CHF

No Diagnosa NOC NIC RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI

1 Intoleransi Tujuan: 14.  Catat 14.  Respon klien 7.      Mencatat S: Ny L/60 thn/H-


aktivitas aktivitas sehari- frekuensi jantung: terhadap aktivitas frekuensi jantung 1/CHF, anemia,
berhubungan hari klien irama dan dapat pasien selama dan efusi pleura, post
dengan terpenuhi dan perubahan TD, mengindikasikan sesudah aktivitas colostomi
ketidakseimbangan meningkatnya selama dan adanya penurunan
suplai O2 miokard kemampuan sesudah aktivitas. oksigen miokard. 8.      Memberikan dr.Rio H SP SP.
dengan kebutuhan beraktivitas. health education
15.  Menurunkan pada klien dan Keluhan :  px
tubuh mengatakan sesak,
Kriteria Hasil: kerja keluarga untuk
klien 15.  Tingkatkan miokard/konsumsi membatasi aktivitas mual, sulit
menunjukkan istirahat, batasi oksigen klien, mengejan menelan, makan
kemampuan aktivitas, dan terlalu kuat, males.
beraktivitas berikan aktivitas menyuruh klien
senggang yang B: PX terpasang
tanpa gejala- 16.  Dengan untuk infus pump pz 500
gejala yang tidak berat. mempertahankan
mengejan dapat cc/ 2 jam, dopamin
berat, terutama 16.  Anjurkan klien mengakibatkan tirah baring, pump DC, O2
mobilisasi untuk menghindari bradikardi, meninggikan kaki nasal 4 lp-,
ditempat tidur. peningkatan menurunkan curah ketika duduk di colostomy + 3 hari
tekanan abdomen, jantung, dan kursi.
missal, mengejan takikardia, serta
saat defekasi. peningkatan TD. 9.      Mengevaluasi A: Px lemah
vital sign klien
17.  Aktivitas yang B1 : RR :
maju memberikan 10.  mempertahankan 31x/menit , SPO2
control jantung, penambahan O2 93
17.  Jelaskan pola meningkatkan sesuai kebutuhan
enggangan, dan klien B2: : akral hangat,
peningkatan crt <2 detik, T:
bertahap dari mencegah aktivitas
berlebihan 11.  memberikan diet 88/63 mmhg, HR:
tingkat aktivitas. sesuai kebutuhan 123 x/mnt
Contoh: bangun
dari kursi, bila 12.  merujuk klien ke B3: GCS 4-5-6
tidak ada nyeri 18.  Untuk program rehabilitas
lakukan ambulas, mengurangi jantung B4 : DC Kuning
kemudian istirahat beban jantung pekat
selama 1 jam B5: BU +,
setelah makan Kembung (-),
18.  Pertahankan 19.  Untuk makan pisang
posisi klien pada meningkatkan
venous return B6: Motorik
tirah baring
sementara sakit  odema : (-), (-),
akut (-), (-)
20.  Meningkatkan
19.  Tingkatkan kontraksi otot R: - Observasi
klien duduk di sehinggab vital sign, ECG,
kursi dan tinggikan membantu venous SPO2, BC
kaki klien return - Melanjutkan
20.  Pertahankan 21.  Untuk ….advice dokter
rentang gerak pasif mengetahui fungsi -Besok pagi cek
selama sakit kritis jantung bila lab lengkap
dikaitkan dengan
aktivitas

22.  Untuk
21.  Evaluasi tanda mendapatkan cukup
vital saat kemajuan waktu resolusi bagi
aktivitas terjadi tubuh dan tidak
selalu memaksa
kerja jantung

23.  Untuk
meningkatkan
22.  Berikan waktu
oksigensi jaringan
istirahat diantara
waktu aktivitas 24.  Melihat dampak
dari aktivitas
terhadap fungsi
jantung

23.  Pertahankan 25.  Untuk
penambahan mencegah retensi
O2 sesuai cairan dan edema
kebutuhan akibat penurunan
kontraktilitas
24.  Selama jantung
aktivitas kaji EKG,
dispnea, sianosis, 26.  Meningkatkan
kerja dan frekuensi jumlah oksigen yang
napas, serta ada untuk
keluhan subjektif. pemakaian
miokardium
25.  Berikan diet sekaligus
sesuai kebutuhan mengurangi
(pembatasan air ketidaknyamanan
dan Na) sampai denga
iskemia

26.  Rujuk ke
program
rehabilitasi jantung

Anda mungkin juga menyukai