Anda di halaman 1dari 7

JOURNAL PRESENTATION

“Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an Terhadap Nyeri Pada Pasien Luka


Bakar”

Oleh :

Hermawati

22221059

PROGRAM PROFESI NERS

INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI


MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2021/2022
PENDAHULUAN

1. Definisi Burn Injury


Burn injury atau Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang di
sebabkan kontak dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik,
dan radiasi. Luka bakar akan mengakibatkan tidak hanya kerusakan kulit,
tetapi juga pempengaruhi seluruh sistem tubuh ( Brunner& suddarth, 2013).

2. Etiologi
Etiologi Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal (Brunner &
Suddart, 2015), diantaranya adalah :

1. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn) : Luka bakar thermal burn
biasanya disebabkan oleh air panas (scald), jilatan api ketubuh (flash),
kobaran api di tubuh (flam).
2. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn). Luka bakar kimia biasanya
disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan dalam
bidang industri
3. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn). Aliran listrik menjalar
disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah.
Kerusakan terutama pada pembuluh darah.
4. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury). Luka bakar radiasi disebabkan
karena terpapar dengan sumber radio aktif.

3. Manifestasi Klinis

1) Derajat I : tersengat matahari, terkena api dengan intensitas rendah,


Bagian kulit yang terkena yaitu Epidermis, gejala nya antara lain
Kesemutan, Hiperestesia (super sensitive) dan rasa nyeri mereda
jika didinginkan

2) Derajat II : tersiram air mendidih, terbakar oleh nyala api, Bagian


kulit yang terkena yaitu epidermis dan bagian Dermis. gejala nya
Nyeri, Melepuh; dasar luka berbintik-bintik merah, epidermis
retak, permukaan luka basah

3) Derajat III Terbakar api Terkena cairan mendidih dalam waktu


yang lama Tersengat arus listrik. Bagian kulit yang terkena yaitu
Epidermis, Keseluruhan Dermis dan kadang–kadang jaringan
subkutan
4. Komplikasi

1) Infeksi luka bakar


Infeksi pada luka bakar merupakan komplikasi yang paling sering
terjadi. Sistem integumen memiliki peranan sebagai pelindung utama
dalam melawan infeksi. Kulit yang rusak atau nekrosis menyebabkan
tubuh lebih rentan terhadap patogen di udara seperti bakteri dan
jamur.

2) Terganggunya suplai darah atau sirkulasi Penderita dengan kerusakan


pembuluh darah yang berat dapat menyebabkan kondisi hipovolemik
atau rendahnya volume darah.
3) Komplikasi jangka Panjang
Pada kasus dimana luka bakar terjadi di area sendi, pasien mungkin
akan mengalami gangguan pergerakan sendi. Akibatnya, pasien
memiliki gerak terbatas pada area luka. Selain itu, pasien dengan
trauma luka bakar berat dapat mengalami tekanan stress pasca trauma
atau posttraumatic stress disorder (PTSD). Depresi dan ansietas
merupakan gejala yang sering ditemukan pada penderita .

KASUS / SKENARIO KLINIS

Pasien Tn.A masuk keruang bedah pada tanggal 16 Oktober 2021 dengan keluhan
kesetrum listrik di kamar mandi, saat dilakukan pemeriksaan didapatkan luka
bakar di bagian dada (9%), perut (9%), lengan sebelah kiri (9%), jari tangan kanan
(1%), kaki kiri (4,5%), jari kaki kanan (1%) dan telah dilakukan tindakan
pembedahan. pasien dirawat dengan post operasi dan dilakukan perawatan ganti
perban tiap 2 hari sekali. Pada saat pengkajian pasien mengatakan nyeri pada
bagian luka khususnya bagian perut dengan skala 4. Aktivitas dibantu sepenuhnya
oleh keluarga. TTV didapatkan TD : 120/80 mmHg, RR 22x/menit, Nadi
74x/menit dan suhu 36,8˚C. Hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh : HB : 15,5
g/dL, Leukosit : 17000 UL, GDS : 132 mg/dL. Tindakan keperawatan yang
dilakukan pada pasien yaitu manajemen nyeri anatara lain menganjurkan teknik
distraksi atau pengalihan dengan relaksasi nafas dalam, terapi musik dan terapi
murotal.
Rumusan Masalah

a. Problem : Luka Bakar

b. Intervensi : Terapi Murotal

c. Comparing :-

d. Outcome : Menurunkan nyeri

Metode/Strategi penelusuran bukti

Database : Google scholar

Keyword : Luka bakar and terapi murotal and Nyeri

Hasil penelusuran bukti/ Telaah jurnal


a. Validity
1) Desain : Pre eksperimental one group pretest-postest
2) Sample : 15 responden
3) Kriteria inklusi : Pasien luka yang berada di ruang surgical
RSUD Prabumulih pada bulan 04 April-03
Mei 2017
4) Kriteria eksklusi : Seluruh pasien luka bakar yang dirawat di
ruang surgical RSUD Prabumulih.
5) Randomisasi : Dalam penelitian ini tidak dilakukan
randomisasi

b. Importance dalam hasil


1) Karakteristik subjek : Umur, Jenis kelamin, Pendidikan,
Pekerjaan

2) Beda proporsi :
Dari tabel diperoleh nilai t hitung sebesar 11,832 dimana nilai
tersebut lebih besar dari nilai t tabel untuk df=14 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,05 yaitu 2,144, sehingga terdapat perbedaan
yang signifikan skala nyeri sebelum dan sesudah diberikan terapi
murottal terhadap nyeri pada pasien luka bakar di ruang surgical
RSUD Prabumulih dapat diterima.
3) Beda mean :
Rata-rata skala nyeri responde sebelum diberikan terapi murottal
yaitu sebesar 5,73 sedangkan setelah diberikan terapi murottal
terjadi perubahan rata-rata nyeri responden menjadi 3,73. Beda
rata-rata skala nyeri sebelum diberikan terapi murottal dan sesudah
diberikan terapi murottal sebesar 2,0
4) Nilai p value :
Pada penelitian ini diperoleh nilai p value=0,001 dimana nilai
tesebut lebih kecil dari nilai α=0,05 sehingga hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh terapi murottal terhadap nyeri pada
pasien luka bakar di ruang surgical RSUD Prabumulih dapat
diterima.

c. Applycability
1) Dalam diskusi : Terapi murottal Al-Qur’an dapat
memberikan dampak yang lebih cepat ke
otak sehingga dapat merangsang susunan
saraf pusat yang merupakan pusat respon
nyeri sehingga lebih rileks dan nyaman.
Selanjutnya mengalihkan respon nyeri yang
dirasakan responden
2) Karakteristik klien : Pasien Tn.A masuk keruang bedah pada
tanggal 16 Oktober 2021 dengan keluhan
kesetrum listrik di kamar mandi,
.
3) Fasilitas : Tidak disebutkan fasilitas yang digunakan
dalam penelitian
4) Biaya : Tidak dicantumkan jumlah biaya yang
digunakan
DISKUSI/PEMBAHASAN
Tindakan untuk mengatasi nyeri dapat dibedakan dalam dua kelompok
utama, yaitu tindakan pengobatan (farmakologi) dan tindakan non farmakologi
(tanpa pengobatan). Metode penatalaksanaan non farmakologis tindakan distraksi
dilakukan dengan mengalihkan perhatian pasien dari rasa nyeri. Teknik distraksi
yang dapat dilakukan antara lain: bernapas dengan lambat dan berirama secara
teratur, menyanyi berirama dan menghitung ketukannya, mendengarkan musik
dan massage (pijatan).
Teknik relaksasi yaitu metode yang didasarkan kepada keyakinan bahwa
tubuh berespon pada ansietas yang merangsang pikiran karena nyeri atau kondisi
penyakit, hal utama yang dibutuhkan dalam pelaksanaan teknik relaksasi adalah
klien dengan posisi nyaman dan lingkungan yang tenang, imajinasi terbimbing,
umpan balik biologis, hipnosis, dan sentuhan terapeutik, selain itu stimulasi kulit
dapat memberikan efek penurunan nyeri yang efektif. Tindakan ini mengalihkan
perhatian klien sehingga klien berfokus pada stimulasi taktil dan mengabaikan
sensasi nyeri, yang pada akhirnya dapat menurunkan persepsi nyeri . ( Tamsuri
2012).
Tenkik mendengarkan murottal merupakan teknik distraksi mendengarkan
musik berupa suara alunan ayat suci yang memiliki pengaruh positif bagi
pendengarnya (Widayarti, 2011). Terapi murotal dapat mempercepat
penyembuhan, hal ini telah dibuktikan oleh berbagai ahli seperti yang telah
dilakukan Ahmad Al Khadi, Direktur Utama Islamic Medicine Institute for
Education and Research di Florida, Amerika Serikat. Dalam Konferensi Tahunan
ke-27 Ikatan Dokter Amerika, dengan hasil penelitian bahwa mendengarkan ayat
suci Al-Quran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan
urat saraf reflektif dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif
oleh alat berbasis komputer (Remolda, 2009).
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa skala nyeri pasien luka bakar
sebelum diberikan terapi murrotal paling rendah adalah skala 4 (nyeri sedang) dan
tertinggi dengan skala 8 (berat) dengan rata-rata skala nyeri yaitu 5,73. Namun
skala nyeri pada pasien luka bakar setelah diberikan terapi murottal, skala
terendah menjadi 2 (ringan) dan tertinggi pada skala 5 (sedang) dengan rata-rata
skala nyeri sebesar 3,73.
Turner, et al (2011), menemukan bahwa mendengarkan Al-Qur’an dapat
memperbaiki sel-sel tubuh, perubahan denyut jantung dan pergerakan sel-sel kulit
pada post operasi. Menurut Herbert Benson dalam Istiqomah (2013) mengatakan
bahwa doa, membaca Al-Quran, dan mengingat Allah (dzikir) akan menyebabkan
respon relaksasi yang menyebabkan penurunan tekanan darah, penurunan oksigen
konsumsi, penurunan denyut jantung dan pernapasan
Berdasarkan hasil penelitian, teori yang ada serta penelitian yang terkait,
maka peneliti berpendapat bahwa terapi murottal Al-Qur’an dapat memberikan
dampak yang lebih cepat ke otak sehingga dapat merangsang susunan saraf pusat
yang merupakan pusat respon nyeri sehingga lebih rileks dan nyaman.
Selanjutnya mengalihkan respon nyeri yang dirasakan responden. Energi positif
yang dimiliki oleh lantunan merdu irama murottal yang dibacakan oleh qori
terbaik akan memberikan efek relaksasi dan dapat menenangkan dan membuat
orang yang mendengarnya dapat berimajinasi dan dapat membayangkan dirinya
dalam lingkungan yang damai, tenang, sehat dekat dengan Sang Pencipta serta
bebas dari sakit.

KESIMPULAN

Penelitian ini dapat dilakukan di tempat lain. terapi murottal Al-Qur’an


dapat memberikan dampak yang lebih cepat ke otak sehingga dapat merangsang
susunan saraf pusat yang merupakan pusat respon nyeri sehingga lebih rileks dan
nyaman. Selanjutnya mengalihkan respon nyeri yang dirasakan responden.

DAFTAR PUSTAKA

Rantiyana, dkk. (2017). Pengaruh Terapi Murottal Al Qur’an Terhadap Nyeri


Pada Pasien Luka Bakar. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, Vol. 13, No.
2 (167-177)

Anda mungkin juga menyukai