Anda di halaman 1dari 5

JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah

MEDIKA DRG. SUHERMA Lisensi Creative Commons Atribusi-


VOL. 03 NO. 01, JUNI 2021 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0
Internasional.

PENGARUH EMOTIONAL FREEDOM TECHNIQUE (EFT) UNTUK


MENURUNKAN KECEMASAN PADA PASIEN PRE DEBRIDEMEN ULKUS
DIABETIKUM

Yumi Dian Lestari1, Sinta Amelia2, Achmad Edi2


1
Dosen Prodi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Universitas Medika Suherman
2
Mahasiswa Prodi Sarjana Keperawatan dan Pendidikan Profesi Ners Universitas Medika Suherman

Abstrak
Debridement adalah tindakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat jaringan yang mati atau luka.
Pasien yang dilakukan tindakan debridement mengakibatkan pasien mengalami nyeri. Sehingga salah satu
tindakan yang dapat dilakukan selain menggunakan tehnik farmakologi menggunakan tehnik relaksasi
aromaterapi. Relaksasi merupakan tehnik yang dilakukan untuk mengatasi stres ataupun perasaan nyeri
pada seseorang yang bertujuan untuk terjadinya peningkatan aliran darah sehingga perasaan cemas dan
suplai oksigenasi ke area nyeri dapat berkurang. Studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui pemberian
aromaterapi lavender terhadap penurunan intensitas nyeri post op debridement. Metode yang digunakan
yaitu desain studi kasus deskriptif dengan pendekatan studi kasus berdasarkan penerapan evidence based
practice pemberian aromaterapi lavender untuk menggurangi nyeri pada pasien post op debridement dengan
ulkus granulosum . Sampel berjumlah 2 orang dalam studi ini adalah semua pasien post op debridement
yang mengalami ulkus granulosum. Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan januari 2020. Alat ukur
menggunakan numerical scale. Hasil perbandingan skala nyeri antara ke dua responden sebelum dan
sesudah di lakukan terapi menunjukan penurunan skala nyeri. Setelah di lakukan terapi pemberian
aromaterapi lavender skala nyeri responden pertama menjadi 4 dan responden kedua menjadi 2. Ada
penurunan intensitas nyeri pada pasien post op debridement dengan ulkus granulosum yang mengalami
nyeri setelah di berikan terapi aromaterapi
lavender.

PENDAHULUAN multidimensional. Nyeri dapat


mengakibatkan perbedaan persepsi dalam
Tindakan operasi dilakukan untuk intensitas (ringan,sedang, berat), kualitas
membersihkan luka yaitu debridement yang (tumpul, seperti terbakar, tajam), durasi
diartikan sebagai sebuah tindakan (transien, intermiten,persisten), dan
pengangkatan jaringan nekrotik yang ada penyebaran (superfisial atau dalam,
pada luka. Pada pasien yang dilakukan terlokalisir atau difus). Meskipun nyeri adalah
tindakan debridement mengakibatkan pasien sensasi, nyeri memiliki komponen kognitif
mengalami perasaan nyeri. Nyeri adalah dan emosional, yang digambarkan dalam
pengalaman sensorik yang memberikan suatu bentuk perasaan tidak nyaman (Edwards
perasaan tidak menyenangkan akibat & Stapley, 2010).
kerusakan jaringan. Nyeri adalah suatu
pengalaman sensorik yang bersifat

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMA Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 03 NO. 01, DESEMBER 2021 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 50
Internasional.

Nyeri seringkali ditangani dengan penanganan lavender untuk menurunkan nyeri pada pasien
farmakologis dan non farmakolologis, secara post op debridement dengan ulkus
faarmakologis yaitu dengan pemberian obat granulosum . Sampel dalam studi ini sejumlah
anti nyeri (analgesic), yang diberikan ketika 1 orang. Studi kasus ini di lakukan pada bulan
pasien mengeluhkan nyeri berat sedangkan januari 2020 RSUP Dr. Kariadai Semarang
non farmakologis yaitu teknik distraksi Ruang Rajawali 1B. Alat ukur menggunakan
relaksasi, terapi kompers hangat/dingin, serta numerical rating scale (NRS). Kriteria inklusi
terapi aromaterapi. Salah satu tindakan yang pada sampel ini adalah pasien ulkus
dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri granulosum yang post op debridement.
selain menggunakan tehnik farmakologi juga
dapat menggunakan tehnik non farmakologi Studi kasus ini dilakukan setelah
seperti relaksasi aromaterapi (Aisyah, 2017). mendapatkan persetujuan pembimbing klinik,
pasien dan keluarga. Prosedur pengambilan
Relaksasi merupakan tehnik yang dilakukan data dilakukan dengan pengkajian,
untuk mengatasi stres ataupun perasaan nyeri menentukan diagnosa keperawatan dan
pada seseorang yang bertujuan untuk intervensi yang selanjutnya akan diberikan
terjadinya peningkatan aliran darah sehingga implementasi selama 3 hari berupa distraksi
perasaan cemas dan suplai oksigenasi ke area relaksasi yaitu pemberian terapi aromaterapi
nyeri dapat berkurang (Dewi, 2013). lavender selama ± 15 menit dan dilanjutkan
Relaksasi juga diartikan sebagai teknik untuk dengan evaluasi.
mengurangi ketegangan nyeri dengan
merelaksasikan otot . Dengan menggunakan Sebelum di lakukan pemberian aromaterapi
tehnik relaksasi diharapkan dapat menurunkan lavender, responden di ukur intensitas nyeri
insensitas nyeri. Relaksasi yang sering terlebih dahulu menggunakan numerical
digunakan yaitu relaksasi menggunakan scale, lalu diberikan aroma terapi lavender
aromaterapi lavender. Penanganan untuk sebanyak 3 tetes dengan menggunakan
mengurangi nyeri dapat dilakukan secara diffuser selama 15 menit. Responden diminta
farmakologi dan non farmakologi. Namun bernafas normal, tidak melakukan aktivitas
penggunaan secara farmakologi sering lain selama menghirup aroma terapi, dalam
menimbulkan efek samping dan kadang tidak kondisi ruangan yang tenang. Selanjutnya satu
memiliki kekuatan efek yang diharapkan jam kemudian skala nyeri diukur kembali.
(Astuti & Lela, 2018).
HASIL
Penerapan ini bertujuan Mengetahui pengaruh
pemberian aromaterapi lavender terhadap Hasil pengkajian menunjukkan dari responden
penurunan intensitas nyeri pada pasien post berjenis kelamin laki – laki, usia
op debridement dengan ulkus granulosum. 37 tahun. Responden mengeluh adanya nyeri
dibuktikan dengan data fokus yang di
METODE dapatkan adalah responden mengatakan nyeri
dibagian post op debridement, P= nyeri akibat
Metode yang digunakan yaitu desain studi post op debridement, Q= nyeri seperti
kasus deskriptif dengan pendekatan studi terbakar, R= nyeri dibagian tangan sebelah
kasus berdasarkan penerapan evidence based kanan, S= skala 4 dari 0-1-, T= nyeri hilang
practice pemberian aromaterapi timbul. Subjek Responden tampak meringis,
TD (Tekanan Darah) 120/80 mmHg, HR
(Heart Rate) 88 x/menit, RR

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMA Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 03 NO. 01, DESEMBER 2021 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 51
Internasional.

(Respiratori Rate) 24 x/menit, kondisi umum selama 3 hari dengan waktu pemberian
tampak lemah dan memegang bagian yang selama ± 15 menit pada jam 09.30 wib
terasa nyeri. Subjek studi kasus mengatakan sebelum pemberian obat ketorolac, dan pasien
dalam keluarga tidak ada yang pernah mendapatkan terapi obat injeksi ketorolac 1
mengalami penyakit tersebut. Subjek studi amp pada jam 12.00 wib. Subjek studi
kasus mendapatkan terapi analgetik berupa kasus dalam kesadaran
ketorolac 1 amp/8 jam. composmentis, keadaan umum cukup baik,
TD 120/80 mmHg, N 88 x/ menit, RR 24
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah x/menit.
nyeri akut berhubungan dengan kondisi
pembedahan (post op debridement). Data Tabel 1 di dapatkan data hasil studi
mayor kedua subjek kasus menunjukkan menunjukan sebelum intervensi pasien post op
adanya keluhan nyeri. Nyeri akut dipilih debridement di ruang rajawali 1B RSUP Dr.
sebagai diagnosis keperawatan utama karena Kariadi Semarang berjumlah 1 responden
dengan mempertimbangkan kondisi klinis yang mengalami nyeri. Skala nyeri hari
subjek studi kasus yang mengalami post op pertama pada responden 1 sebesar 4, dan
debridement. responden ke 2 sebesar 6. Hasil studi kasus
hari pertama di dapatkan skala nyeri sesudah
Intervensi pada nyeri akut yaitu intervensi pada responden 1 sebesar 4. Hasil
mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, studi kasus hari ke dua di dapatkan skala nyeri
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri , sesudah intervensi pada responden 1 sebesar
memberikan teknik non farmakologis untuk 3. Skala nyeri pada hari ketiga pada responden
mengurangi rasa nyeri (misal, relaksasi nafas sebesar 3.
dalam, pemberian aromaterapi, terapi music
atau kompres hangat/dingin), memfasilitasi Berdasarkan hasil evaluasi dalam studi kasus
istirahat dan tidur, mengajarkan teknik ini dapat dianalisis bahwa masalah
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa keperawatan teratasi sebagian sebagai bukti
nyeri, kolaborasi pemberian analgetik. bahwa rata-rata skala nyeri subjek studi kasus
mengalami penurunan setelah diberikan terapi
Implementasi keperawatan dilakukan 2 jam aromaterapi lavender. Subjek studi kasus 1
sebelum diberikan terapi farmakologi obat mengalami penurunan sebesar 1 skala nyeri.
analgetik. Subjek studi kasus yaitu
memberikan terapi aromaterapi lavender
Tabel 1
Hasil Sebelum & Sesudah Intervensi
Responden Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 3
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Responden 1 4 4 4 3 3 2
Responden 2 6 6 6 5 5 4

PEMBAHASAN berjudul pengaruh aromaterapi terhadap


intesitas nyeri pada pasian pasca operasi di
Hasil studi kasus ini menunjukan bahwa ada rumah sakit dutira (Bangun & Nur’aeni,
perubahan skala nyeri pada pasien post op 2013).Penelitian lain mengatakan terapi
debridement dengan ulkus granulosum yang aromterapi lavender juga bisa mnegurangi
mengalami nyeri setelah di berikan terapi nyeri pasca operasi sectio caesarea (Anwar,
aromaterapi lavender. Hasil studi kasus ini Astuti & Bangsawan, 2015). Penelitian lain
sesuai dengan hasil penelitian mengatakan lebih efektif distraksi

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMA Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 03 NO. 01, DESEMBER 2021 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 52
Internasional.

relaksasai aromaterapi lavender untuk yang terletak di bawah cortex cerebral.


mengurangi nyeri akut pada pasien post Tersusun ke dalam 53 daerah dan 35 saluran
operasi appendix (Uswatun & Yuwono, atau tractus yang berhubungan dengannya,
2017). termasuk amygdala dan hipocampus. Sistem
limbic sebagai pusat nyeri, senang, marah,
Aromaterapi adalah terapi komplementer takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya
dengan menggunakan minyak esensial yang (Karlina et al., 2014).
diambil dari bau harum tumbuh-tumbuhan.
Aromaterapi dapat diberikan dengan cara Pengobatan yang didapatkan oleh responden,
penghirupan, pengompresan, pengolesan responden mendapatkan infus RL 20 tpm
dikulit, perendaman dan akan lebih efektif (IV), ampicilin sulbactam 1,5gr/8jam (IV),
disertai pijatan. Penggunaan aromaterapi ketorolac 30mg/8jam (IV), ranitidin
pasca operasi membantu untuk menurunkan 50mg/8jam (IV). Ketorolac termasuk dalam
tingkat nyeri (Pambudi & Supriyanti, 2017). golongan antiinflamasi nonsteroid untuk
mengurangi nyeri.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Marzouk, et al Responden studi kasus ini mengatakan setelah
(2012) yang menunjukkan bahwa kombinasi diberikan terapi merasa lebih rileks dan nyeri
dari efek lavender dengan analgesik, sedatif, berkurang. Terapi pemberian aromaterapi
dan antikonvulsan dapat mengurangi nyeri lavender menjadi tindakan nonfarmakologi
efek anestesi lokal. Pendapat ini juga yang berguna untuk mengurangi nyeri pasien
didukung oleh Sharma (2009) yang tanpa menunggu obat. Zat aktif yang
menyatakan bahwa lavender bersifat terkandung didalam aroma terapi lavender
analgesik; untuk nyeri kepala, nyeri otot, akan merangsang hipotalamus untuk
bersifat antibakterial, antifungal, memproduksi dan mengeluarkan endorpin
antiinflamasi, antiseptik, dan penenang. proses ini terjadi pada saat aroma terapi
Sejauh ini tidak ada kontraindikasi yang dihisap. Endorpin sebagai zat yang
diketahui dan tidak terdapat iritasi jika menimbulkan rasa tenang, relaks, dan
digunakan pada kulit dan juga tidak bahagia, endorpin dikenal dengan hormon
mengiritasi mukosa. Bahwa mencium kebahagiaan dan memiliki efek sebagai
lavender maka akan meningkatkan analgetik (Anwar et al., 2018).
gelombang-gelombang alpha didalam otak
dan membantu untuk merasa rileks. Minyak Aromaterapi lavender merupakan tindakan
lavender dengan kandungan linalool-nya terapiutik yang bermanfaat meningkatkan
adalah salah satu minyak aromaterapi yang keadaan fisik dan psikologis menjadi lebih
banyak digunakan saat ini, baik secara baik. Secara fisik baik digunakan untuk
inhalasi (dihirup) ataupun dengan teknik mengurangi nyeri dan menenangkan,
pemijatan pada kulit. sedangkan secara psikologi dapat merilekskan
pikiran, menurunkan ketegangan dan
Aromaterapi yang digunakan melalui dihirup kecemasan (Nurdin, 2018).
akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya
aroma akan diproses sehingga kita dapat SIMPULAN
mencium baunya. Pada saat kita menghirup
suatu aroma, komponen kimianya akan masuk Pemberian terapi aromaterapi lavender yang
ke bulbus olfactory, kemudian ke limbic dilakukan selama 3 hari dapat menurunkan
sistem pada otak. Limbic adalah struktur nyeri pasien ulkus granulosum post op
bagian dalam dari otak yang berbentuk seperti debridement. Hal ini
cincin

E-ISSN : 2716-2745
JURNAL ILMIAH KESEHATAN Ciptaan disebarluaskan di bawah
MEDIKA DRG. SUHERMA Lisensi Creative Commons Atribusi-
VOL. 03 NO. 01, DESEMBER 2021 NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 53
Internasional.

ditunjukkan dengan menurunnya tingkat nyeri Dustira Cimahi. Jurnal Keperawatan Soedirman
subjek studi kasus. (The Soedirman Journal of Nursing).
Dewi, a. P. (2013). Aromaterapi Lavender Sebagai
UCAPAN TERIMA KASIH Media Relaksasi. E-Jurnal Medika Udayana.
Edwards, J., & Stapley, S. (2010). Debridement of
Penulis menuturkan terimakasih kepada diabetic foot ulcers. Cochrane Database of
seluruh unit terkait dalam proses penyusunan Systematic Reviews.
https://doi.org/10.1002/14651858.cd00355 6.pub2
laporan kasus ini.
Karlina, S., Reksohusodo, S., & Widayati, A. (2014).
REFERENSI Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender
secara Inhalasi terhadap Penurunan Intensitas
Nyeri Persalinan Fisiologis pada Primipara
Aisyah, S. (2017). Manajemen Nyeri Pada Lansia Inpartu Kala Satu Fase Aktif di BPM “Fetty
Dengan Pendekatan Non Farmakologi. Jurnal Fathiyah” Kota Mataram. Fakultas Kedokteran
Keperawatan Muhammadiyah. Universitas Brawijaya.
https://doi.org/10.30651/jkm.v2i1.1201
Nurdin, R. O. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi
Anwar, M., Astuti, T., & Bangsawan, M. (2018). Nafas Dalam Dan Aromaterapi Lavender Untuk
Pengaruh Aromaterapi Lavender terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre
Penurunan Intensitas Nyeri Pasien Paska Operasi Operasi Apendiksitis. Jurnal Media Kesehatan,
Sectio Caesarea. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai 11(1).
Betik. https://doi.org/10.33088/jmk.v11i1.360
https://doi.org/10.26630/jkep.v14i1.1013
Pambudi, A. B., & Supriyanti, E. (2017). Pengaruh
Astuti, I., & Lela. (2018). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan
Aromaterapi Lavender Terhadap Dismenore Intensitas Nyeri Pada Pasien Postpartum Normal
Pada Remaja Putri. Prosiding Pertemuan Ilmiah Di RSUD Kota Semarang. Jurnal Manajemen
Nasional Penelitian & Pengabdian Masyarakat Asuhan Keperawatan, 1(1).
(PINLITAMAS 1). https://doi.org/10.33655/mak.v1i1.3
Bangun, A., & Nur’aeni, S. (2013). Pengaruh
aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri
pada pasien pasca operasi di Rumah Sakit

E-ISSN : 2716-2745

Anda mungkin juga menyukai