Anda di halaman 1dari 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN

MODEL COOPERATIVE SCRIPT

Rahila Salay1), Ade Irma Suryaningsi2), Humaira3), Kiki Rafika4)


1,2,3,4)
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra, Universitas Muslim Indonesia
Email: rahilasalay97@gmail.com

Abstrak: Keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang


sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sebab berbicara merupakan dasar utama
dalam berkomunikasi dan berinteraksi di lingkungan. agar interaksi terjalin dengan baik
maka perlu adanya komunkasi yang baik pula. karena berkomunikasi bukan hanya
sekedar mengucapkan kata demi kata, namun bagaimana seseorang terampil dalam
berkomunikasi dengan tujuan agar pendengar mudah memahami dan mengerti apa yang
sedang dibicarakan agar tidak terjadi kesalah pahaman. Dengan demikian, keterampilan
berbicara sebaiknya lebih ditingkatkan dalam proses pembelajaran disekolah. untuk itu
peran guru dalam mengemas perangkat pembelajaran agar tujuan yang ingin dicapai
berhasil, salah satu perangkat pembelajaran yaitu pengunaan model pembelajaran yang
sesuai dengan materi pembelajaran, khususnya dalam memilih model pembelajaran
untuk meningkatkan keterampilan berbicara. Mengapa pemilihan model pembelajaran
sangatlah penting, karena keberhasilan seorang guru dalam proses pembelajaran ketika
ia kreatif dalam memilih model yang sesuai dengan materi yang akan di ajarkan, nah
untuk itu dalam meningkatkan keterampilan bericara dipilihlah salah satu model
pembelajaran yang sesuai dengan keterampilan berbicara yaitu model kooperatif
dengan tipe kooperatif script yang lebih mengarahkan siswa agar lebih terampil dalam
berbicara. Tujuan penulisan yaitu untuk meningkatkan keterampilan berbicara
menggunakan model pembelajaran kooperatif script. pada pembahasan akan dibahas
bagaimana keterampilan berbicara serta bagaimana model pembelajaran kooperatif
script dan peranananya dalam meningkatkan keterampilan berbicara.

Kata kunci: keterampilan berbicara, model pembelajaran, cooperative script

PENDAHULUAN ada gunanya untuk membicarakan maksud


Keterampilan interaksi mengharus- kita itu, apa niatan kita sebenarnya dan
kan pembelajar untuk membuat keputusan jenis hubungan apa yang ingin kita jalin
tentang komunikasi, seperti apa yang dengan lawan bicara kita (Bygate, 1987).
dikatakan, bagaimana mengatakannya, dan Untuk meningkatkan kemampuan
apakah yang dikatakan itu akan dijelaskan bahasa lisan memerlukan pengetahuan
dan dibicarakan lagi lebih lanjut, sesuai tentang bahasa yang digunakan (tata
dengan apa yang menjadi maksud dari bahasa, kosakata, penggunaan bentuk yang
penutur, dengan tetap menjaga hubungan tepat untuk fungsi tertentu), dan
yang telah terjalin dengan lawan bicara. keterampilan untuk mengkomunikasikan
Perhatikan bahwa konsep tentang mana pesan (penggunaan formula verbal atau
yang benar dan mana yang salah dalam penyesuaian terhadap kata-kata lain,
sebuah percakapan akan sangat tergantung mengulang kembali apa yang sudah
pada apa yang ingin kita katakan, sejauh dikatakan, mengisi kekosongan
mana kita berhasil mengatakannya, apakah pembicaraan, sarana-sarana untuk
mengungkapkan keraguan). Dalam situasi
interaksi, siswa harus belajar antara lain baik, juga diharapkan memiliki jati diri dan
bagaimana menegosiasikan makna, kepribadian yang luhur. Bahasa Indonesia
bagaimana memperkenalkan atau merupakan alat komunikasi bangsa
mengubah topik, bagaimana membuka dan Indonesia secara nasional. Pembelajaran
menutup percakapan dengan lawan bicara bahasa Indonesia yang baik, diharapkan
yang berbeda-beda (Bygate, 1987). mampu menghasilkan siswa yang terampil
Untuk meningkatkan kemampuan dan menguasai bahasa. Hal ini sejalan
dalam bahasa lisan seorang siswa harus dengan pendapat Mansyur (2018) bahwa
mampu belajar baik secara formal maupun tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
non formal. Karena belajar bisa dilakukan tentunya bukan hanya menjadikan peserta
dimana saja dan kapan saja. Dengan belajar didik lulus dalam mata pelajaran Bahasa
maka ada proses yang memungkinkan Indonesia, melainkan mereka harus mampu
seseorang memperoleh dan membentuk terampil berkomunikasi menggunakan
kompetensi, keterampilan dan sikap yang bahasa Indonesia secara baik dan benar.
baru. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Mereka dibimbing untuk menguasai aspek-
Bell-Gredler (1986), bahwa belajar sebagai aspek keterampilan berbahasa agar dapat
proses perolehan berbagai kompetensi, menambah pengetahuan dan
keterampilan dan sikap. Tentu bagi siswa pengalamannya dalam berkomunikasi
yang ingin meningkatkan kemampunnya sehari-hari.
dalam berkomunikasi lisan maupun tulisan Keterampilan berbicara merupakan
maka ia harus banyak menyimak, dan salah satu dari keempat keterampilan
membaca. berbahasa di jenjang pendidikan formal.
Melalui bahasa Indonesia siswa keterampilan berbicara merupakan salah
akan belajar bagaimana cara satu keterampilan yang memegang
berkomunikasi yang baik dan benar. peranan penting dalam pembelajaran.
Komunikasi yang baik dan benar dapat Karena keterampilan berbicara adalah
berupa lisan maupun tulisan. Bahasa media komunikasi lisan yang digunakan
Indonesia yang berkedudukan sebagai dalam kehidupan sehari-hari. dalam proses
bahasa nasional dan bahasa resmi negara pembelajaran Siswa tidak akan mampu
harus terus dibina dan dikembangkan agar memahami pelajaran-pelajaran dengan
menjadi bahasa yang modern, yakni bahasa baik ketika komunikasi tidak berjalan baik
yang sanggup mengemban fungsinya dan benar karena dalam proses
sebagai sarana komunikasi dalam berbagai pembelajaran ada interaksi yang terjalin
segi kehidupan. Dalam usaha membina dan antara guru dan siswa maupun antara
mengembangkan bahasa Indonesia sesama siswa, untuk itu keterampilan
tersebut, pemerintah menjadikan bahasa berbicara berperan penting dalam proses
Indonesia sebagai salah satu bidang studi pembelajaran sehingga proses
wajib. pembelajaran berjalan secara efektif dan
Tujuan pembinaan bahasa efisien.
Indonesia melalui pendidikan formal Dilihat dari aktivitas keseharian
tersebut di samping bermaksud agar siswa, yang sebagian besar waktu yang
mahasiswa memiliki keterampilan digunakan adalah berinteraksi dengan
berbahasa lisan maupun tulisan dengan teman, guru maupun masyarakat dengan
cara berkomunikasi lisan, untuk itu yang lebih banyak jumlahnya, parafrase,
kerampilan berbicara harus dimiliki oleh gesture/gerak tubuh. Selain itu, siswa juga
setiap siswa maupun masyarakat agar perlu diberi model-model atau contoh dari
komunikasi yang terjalin dapat berjalan gaya interaksi yang sukses yang
dengan baik. karena kemampuan berbicara ditunjukkan lewat media (kaset video dan
seseorang dapat menjadi daya pemersatu audio, film, program televise), simulasi
yang ampuh namun kemampuan berbicara percakapan (permainan peran dan sosio-
juga dapat menjadi pemecah bela dalam drama) dan kesempatan untuk berinteraksi
suatu kelompok atau antar sesama. langsung dengan penutur asli (Scarcella,
Dalam konteks pembelajaran 1990). Sehingga dalam pembelajaran,
berbicara di sekolah, terkadang siswa tidak kemampuan berbicara merupakan tuntutan
dilatih dan diarahkan untuk mampu utama yang harus dikuasai oleh seorang
berbicara dengan memperhatikan ketepatan guru. Jika seorang guru menuntut siswanya
dan kelancaran berbicara. Terkadang aspek dapat berbicara dengan baik, maka guru
yang dipentingkan hanyalah ketuntasan harus memberi contoh bebicara yang baik.
materi pelajaran tanpa memperhitungkan Guru di samping harus menguasai teori
peningkatan kompetensi siswa dalam berbicara juga terampil berbicara dalam
berbicara, sehingga kemampuan dan kehidupan nyata. Guru yang baik juga
pengalaman siswa terhadap keterampilan harus dapat mengeskpresikan pengetahuan
berbicara hanya sebatas mampu yang dikuasai dalam bahasa lisan yang
menyampaikan meteri yang diberikan baik.
(Umiaty & Mansyur, 2017:14). Siswa merupakan komponen utama
Pembelajaran berbahasa dalam kerena siswa adalah sebagai subjek
pendidikan formal atau sekolah harus pembelajaran. Dalam hal ini guru harus
mampu melatih dan membiasakan siswa lebih memperhatikan minat siswa, bakat,
untuk terampil dalam berbicara. Namun, dan kesulitan yang dihadapi siswa.
dalam pengembangan kompetensi Mengingat kondisi siswa berbeda-beda,
percakapan dalam konteks kelas memiliki seperti kecerdasannya, latar belakang
beberapa kesulitan, terutama karena tiap- keluarga serta faktor lain. Sedangkan Guru
tiap penutur harus diberi kesempatan untuk merupakan komponen penting dalam
berbicara dan harus ada orang yang kegiatan belajar mengajar. Guru
mendengarkan dan merespon pesan dari mempunyai tugas yang berat. Sehingga
pembelajar. Pada saat yang sama, guru harus mempunyai kualitas yang
pembelajar harus didorong untuk tinggi. Guru harus dapat menyusun,
melakukan komunikasi lewat sistem melaksanakan, dan mengevaluasi program
bahasa yang direduksi/disederhanakan. belajar. Guru harusnya hendak mampu
Para pembelajar juga perlu diajari berperan sebagai informator, organosator,
bagaimana megatasi kekuragan- moderator, fasilitator, dan evaluator.
kekurangan pada profisiensi kedua mereka Namun pada kenyataannya dalam
dengan menggunakan strategi-strategi pembelajaran bahasa Indonesia aspek
komunikasi, misalnya dengan keterampilan berbicara belum terlaksana
sirkumlokusi, berbicara berputar, dengan baik dan masih dikatakan sangat
menjelaskan sesuatu dengan kata-kata lain rendah. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi sehingga keterampilan alat untuk mengkomunikasikan gagasan-
berbicara masih sangat minim atau rendah, gagasan yang disusun serta dikembangkan
diantaranya siswa kurang terlatih dalam sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan si
berbicara dan juga seorang guru tidak pendengar. Berbicara merupakan
menggunakan model pembelajaran yang instrumen mengungkapkan kepada
baru yang mampu menarik minat dan pendengar hampir secara langsung apakah
melatih peserta didik agar senangtiasa sang pembicara memahami atau tidak baik
berbicara dengan baik dan benar. Karena bahan pembicaraanya maupun para
keterampilan siswa dalam berbahasa penyimaknya, apakah dia bersikap tenang
terutama dalam berbicara tidak terlepas serta dapat menyesuaikan diri atau tidak
dari cara mengajar yang baik, suasana ketika dia mengkomunikasikan gagasan-
kelas yang kondusif, dan strategi gagasannya serta apakah dia antusias atau
pembelajaran yang tepat serta model tidak (Mulgrave, 1954:3-4).
pembelajaran yang diterapkan. sehubung Menurut Mardhiaty & Mansyur
dengan hal di atas maka penggunaan model (2018) kemampuan berbicara memiliki
pembelajaran harus inovatif agar bisa peran sentral. Perkembangan intelektual,
menarik minat dan mampu melatih siswa sosial, dan emosional seseorang sangat
dalam berkomunikasi dengan baik dan dipengaruhi oleh kemampuan
benar. Kualitas proses pembelajaran berbahasanya. Bahasa diharapkan bisa
diharapkan dapat meningkat dan hasil membantu seseorang untuk mengenal
pembelajaran berupa keterampilan dirinya, budaya, mengemukakan gagasan
berbicara siswa pun meningkat. dan perasaan, berpartisipasi dalam
Pendekatan dalam pembelajaran berbicara masyarakat. Pengguna bahasa juga
yang digunakan adalah pembelajaran diupayakan mampu mengeksplorasi dan
kooperatif, yaitu model cooperative script. menggunakan kemampuan-kemampuan
Pembelajaran dengan model cooperative analitis dan imaginatifnya. Demikian
script memungkinkan siswa untuk belajar halnya dalam proses belajar mengajar di
bekerja sama, bertanggung jawab terhadap sekolah, diperlukan satu bentuk
kelompok, dan belajar keterampilan komunikasi lisan yang akan
berkomunikasi. Model cooperative script mengefektifkan pencapaian tujuan
ialah model belajar siswa bekerja pembelajaran.
berpasangan dan bergantian secara lisan Dengan demikian, dapat
mengikhtisarkan bagianbagian materi yang disimpulkan keterampilan berbicara adalah
dipelajari (Suprijono, 2014:16). kemampuan mengkomunikasikan gagasan-
gagasan yang disusun serta dikembangkan
PEMBAHASAN sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan si
Keterampilan Berbicara pendengar melalui usaha yang disengaja,
Keterampilan adalah suatu sistematis, dan berkelanjutan. Suatu
kemampuan dan kapasitas yang diperoleh keterampilan berbahasa yang berkembang
melalui usaha yang disengaja, sistematis, pada kehidupan anak, yang didahului oleh
dan berkelanjutan untuk secara lancar dan keterampilan menyimak dan pada masa
adaptif melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut kemampuan berbicara dipelajari.
yang kompleks. Berbicara adalah suatu
Beberapa pakar ahli memberikan Sesuai dengan pendapat di atas
defenisi mengenai pengertian keterampilan maka keterampilan berbicara itu lebih dari
berbicara di antaranya: Tarigan (1985) sekedar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-
yang menyatakan keterampilan berbicara kata. Tujuan utama dari berbicara adalah
adalah kemampuan mengucapakan bunyi- untuk berkomunikasi agar dapat
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk menyampaikan pikiran secara efektif,
mengekspresikan, menyatakan, serta karena sejatinya sang pembicara
menyampaikan pikiran gagasan dan memahami makna segala sesuatu yang
perasaan. sebagai perluasan dari batasan ini ingin dan harus mengetahui prinsip-prisip
dapat dikatakan bahwa berbicara yang mendasari segala sesuatu situasi
merupakan sistem tanda-tanda yang dapat pembicaraan, baik secara umum maupun
didengar dan yang kelihatan memanfaatkan perorangan.
jumlah otot dan jaringan otot tubuh Menurut Tarigan, pada dasarnya
manusia demi maksud dan tujuan gagasan- berbicara mempunyai tiga maksud umum
gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. yaitu: (1) memberitahukan dan melaporkan
Lebih jauh lagi dijelaskan bahwa (to inform), 2) menjamu dan menghibur (to
keterampilan berbicara adalah suatu bentuk entertain), 3) membujuk, mengajak,
perilaku manusia yang memanfaatkan mendesak, dan meyakinkan (to persuade).
faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, Menurut Ochs & Winker, (1979:9),
semantik, dan linguistik sedemikian gabungan dari maksud-maksud itu
ekstensif secara luas sehingga dapat mungkin saja terjadi. suatu pembicaraan
dianggap sebagai alat manusia yang paling misalnya mungkin saja merupakan
penting bagi kontrol sosial. gabungan dari meloporkan dan menjamu
Kemudian pengertian keterampilan begitu pula mungkin sekaligus menghibur
berbicara yang dikemukakan oleh kartini dan meyakinkan.
(1985:7) mengungkapkan berbicara adalah Berbicara merupakan sarana kita
suatu peristiwa peyampaian maksud, berkomunikasi satu sama lain. Hal ini
gagasan, pikiran, perasaan seseorang dapat dilihat dari fungsi bahasa, antara lain:
kepada orang lain menggunakan bahasa (1) Bahasa sebagai sarana komunikasi,
lisan, sehingga maksud tersebut dapat di yaitu kita tahu bahwa bahasa merupakan
pahami. Pendapat di atas ditambah oleh sarana kita untuk melakukan komunikasi
pendapat yang dikemukakan Laksana satu sama lain, (2) Bahasa sebagai sarana
(1982:25) bahwa berbicara adalah integrasi dan adaptasi, yaitu dengan bahasa
perbuatan yang menghasilkan bahasa untuk orang dapat menyatakan hidup bersama
berkomunikasi sebagai salah satu dalam suatu ikatan, misalnya pekerjaan,
keterampilan dasar dalam berbahasa. integritas kerja suatu instansi atau
Seanada dengan itu Ahmadi karyawan, (3) Bahasa sebagai sarana
(1984:9) juga memberikan pendapat kontrol sosial, yaitu bahasa berfungsi untuk
tentang berbicara yang merupakan suatu mengendalikan komunikasi agar orang
keterampilan yang memproduksikan arus yang terlibat dalam komunikasi dapat
sistem bunyi artikulasi untuk saling memahami, (4) Bahasa sebagai
menyampaikan kehendak. sarana memahami diri, yaitu bahasa dalam
membangun karakter seseorang harus
dapat memahami dan mengidentifikasi terkait yang digunakan secara langsung
kondisi dirinya sendiri, (5) Bahasa sebagai atau tidak langsung dalam proses belajar
sarana ekspresi diri, yaitu bahasa dapat mengajar.
digunakan untuk mengekspresikan diri Model pembelajran juga megacu
misalnya menyatakan cinta, (6) Bahasa pada pendekatan pembelajaran yang akan
sebagai sarana memahami orang lain, yaitu digunakan, termasuk di dalamnya terdapat
untuk menjamin efektivitas komunikasi. tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap
Untuk meningkatkan keterampilan dalam kegiatan pembelajran, lingkungan
berbicara dalam proses pembelajaran di pembelajaran dan pengolaan kelas (Arends,
dalam kelas guru harus kreatif dalam 1997:7). Fungsi model pembelajaran
memilih model pembelajaran sehingga adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
tujuan yang ingin dicapai dapat terlaksana. para guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa
Model Pembelajaran setiap model yang akan digunakan dalam
Para ahli menyusun model pembelajaran menentukan perangkat yang
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip dipakai dalam pembelajaran tersebut.
pembelajran, teori-teori psikologis, Arends memiliki istilah model
sosiologis, analisis sitem, atau teori-teori pembelajaran berdasarkan dua alasan
lain yang mendukung (Joyce & Weil, penting, yaitu pertama, istilah model
1980). Joyce & Weil mempelajari model- mempunyai makna yang lebih luas dari
model pembelajaran berdasarkan teori pada strategi, metode, atau prosedur.
belajar yang dikelompokkan menjadi Kedua, model dapat berfungsi sebagai
empat model pembelajaran. Model tersebut sarana komunikasi yang penting, apakah
merupakan pola umum perilaku yang diibicarakan tentang mengajar di
pembelajaran untuk mencapai tujuan kelas, atau praktik mengawasi anak-anak.
pembelajarn yang diharapkan. Model pembelajaran mempunyai empat
Joyce &Weil berpendapat bahwa ciri khusus yang tidak dimiliki oleh
model pembelajran adalah suatu rencana strategi, metode, atau prosedur. Ciri-ciri
atau pola yang dapat digunakan untuk tersebut antara lain:
membentuk kurikulum (rencana 1. Rasional teoritik yang logis, disusun
pembelajaran jangka panjang), merancang oleh para pencipta atau
bahan-bahan pembelajaran, dan pengembangnya.
membimbing pembelajarn di kelas atau 2. Landasan pemikiran tentang apa dan
yang lain (Joyce & Weil, 1980:1). bagaimana siswa belajar (tujuan
Model pembelajaran dapat jadikan pembelajaran yang akan dicapai).
pola pilihan, artinya para guru boleh 3. Tingkah laku mengajar yang
memilih model pembelajaran yang sesuai diperlukan agar model tersebut dapat
dan efisien untuk mencapai tujuan dilaksanakan dengan berhasil.
pendidikannya. Model pembelajaran 4. Lingkungan belajara yang diperlukan
adalah seluruh rangkaian penyajian materi agar tujuan pembelajaran itu dapat
ajar yang meliputi segala aspek sebelum tercapai (Kadir & Nur, 2009).
sedang dan sesudah pembelajaran yang
dilakukan guru serta segala fasilitas yang
Model Pembelajaran Cooperative Script ide-idenya sehingga siswa dapat
Model pembelajaran dapat mengontruksi sendiri pengetahuannya.
diartikan sebagai cara yang digunakan Model ini juga akan melatih aktifitas
untuk mengimplementasikan rencana yang belajar sehingga setiap siswa mempunyai
sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata tugas dalam proses pembelajaran
dan praktis untuk mencapai tujuan berlangsung.
pembelajaran. Pembelajran kooperatif Proses siswa bekerja sama untuk
adalah strategi pembelajran yang berpasangan dan bergantian untuk
melibatkan partisipasi siswa dalam satu mendefiniskan bagian inti materi yang
kelompok kecil untuk saling berinterakssi akan di pelajari. Pendapat tersebut senada
(Nurulhayati, 2002:25). Dalam sistem menurut Suprijono, (2014:126) “
belajar yang kooperatif, siswa belajar kooperatif script merupakan metode belajar
bekerja sama dengan anggota lainnya. dimana siswa bekerja berpasangan dan
Dalam model ini siswa memiliki dua bergantian secara lisan mengikhtisarkan
tanggung jawab, yaitu mereka belajar bagian-bagian dari materi yang dipelajari.”
untuk dirinya sendiri dan membantu Huda (2014:213) juga menyatakan
sesama anggota kelompok untuk belajar. model pembelajaran kooperatif script
Siswa belajar bersama dalam sebuah adalah salah satu strategi pembelajaran
kelompok kecil dan mereka dapat bagi siswa bekerja secara berpasangan dan
melakukannya seorang diri. bergantian materi yang dipelajari. Hal ini
Pembelajarn kooperatif tidak sama juga sependapat dengan Andayani
dengan sekadar belajar dalam kelompok. (2015:242) memaparkan bahwa model
Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif pembelajaran yang diterapkan dengan cara
yang membedakan dengan pembelajaran siswa bekerja secara berpasangan dan
kelompok yang dilakukan asal-asalan. bergantian secara lisan dalam
Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem mengikhtisarkan bagian materi-materi yang
pembelajaran kooperatif dengan benar dipelajari.
akan memungkinkan guru mengelola kelas Berdasarkan pendapat para ahli di
dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran atas dapat disimpulkan bahwa model
kooperatif proses pembelajran tidak harus pembelajaran kooperatif script adalah kerja
belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat sama dalam belajar dan membuat
saling membelajarkan sesama siswa ringkasan atau mengikhtisarkan suatu ide
lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya pokok materi yang sedang dipelajari, selain
(peertaching) lebih aktif dari pada itu siswa belajar menghargai pendapat
pembelajaran oleh guru. pasangannya.
Ada beberapa tipe dalam Menurut Suprijono (2014:126)
pembelajaran kooperatif yang dapat cooperative script adalah metode belajar
digunakan oleh guru dalam proses siswa bekerja berpasangan dan bergantian
pembelajaran untuk meningkatkan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian
keterampilan berbicara, salah satunya materi yang dipelajari. Pembelajaran ini
adalah model pembelajaran koopertif menuntut siswa untuk bertanggung jawab
script. Model pembelajaran kooperatif terhadap kelompok, berpandangan bahwa
script siswa akan terlatih mengembangkan
memiliki tujuan yang sama, dan berbagi bahasa: (1) sebagai sarana memahami diri;
kepemimpinan dalam kelompok. (2) sebagai sarana ekspresi diri; dan (3)
Implementasi model cooperative sebagai sarana memahami orang lain.
script ini adalah sebagai berikut. Pertama, Keterampilan berbicara dalam sebuah
guru membagi siswa untuk berpasangan. proses pembelajaran guru harus kreatif
Kedua, guru membagikan wacana atau dalam menggunakan sebuah model
materi kepada setiap siswa untuk dibaca pembelajaran sehingga tujuan
dan membuat ringkasan. Ketiga, guru dan pembelajaran dapat tercapai.
siswa menetapkan siapa yang berperan Untuk meningkatkan keterampilan
sebagai pembicara dan siapa yang berperan berbicara dalam sebuah proses
sebagai pendengar. Keempat, pembicara pembelajaran disini guru dapat
membacakan ringkasannya kurang lengkap menggunakan model cooperative script.
dan membantu mengingat/menghapal ide- Model ini bertujuan agar siswa dapat
ide pokok dengan menghubungkan materi berproses di dalam kelas dengan bekerja
sebelumnya atau dengan materi lainnya. sama untuk berpasangan dan bergantian
Kelima, bertukar peran. Siswa yang semula mendefinisikan materi bagian inti. Siswa
sebagai pembicara ditukar menjadi juga dapat memasukkan ide-ide atau
pendengar dan sebaliknya. Keenam, siswa gagasan baru dalam materi ajar dan siswa
membuat kesimpulan bersama dengan dpat saling melengkapi satu sama lain.
guru. Ketujuh, penutup, siswa melakukan Dalam model pembelajaran
refleksi bersama guru. cooperative script semua siswa berperan
aktif dalam proses pembelaran sehingga
KESIMPULAN siswa dapat memahami pelajaran lebih
mudah. dalam cooperative script ini
Keterampilan berbicara adalah
mengandung suatu unsur kerjasama dalam
sekedar bunyi-bunyi atau kata-kata yang
kelompok yang membuat siswa berperan
bertujuan untuk menyampaikan pikiran
aktif dalam pembelajaran bukan seorang
secara efektif, karena dengan berbicara
guru. Guru bertindak sebagai fasilitator
dapat memahami makna segala sesuatu,
untuk mengarahkan dan memotivasi bagi
terdapat pula manfaat dari berbicara
siswa.
dengan menggunakan macam-macam

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abd Kasim & Mariona. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Coopertive Script
dalam Kemampuan Membaca Bahasa Jerman Siswa Kelas XI IPA MAN 1 Makassar.
Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra, 1(2), 148-149.
Ghazali, Abd. Syukur. 2013. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: PT Refika
Pratama.
Huki, Luci. 2016. Arti dan Pengertian tentang Segala Sesuatu (Pengertian Keterampilan).
(Online, http://artidanpengertian.blogspot.com/, Diakses 19 Desember 2018).
Khodijah, Yayu. 2016. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Mansyur, Umar. 2018. Sikap Bahasa dan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Perguruan
Tinggi. In 1st International Conference of Asosiasi Linguistik Terapan Indonesia UMI
2018. https://doi.org/10.31227/osf.io/te3df.
Mardhiati, Ayinun, & Mansyur, Umar. 2018. Teknik Total Physical Respons untuk
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Tunarungu. INA-Rxiv.
https://doi.org/10.31227/osf.io/8czqb.
Matsuri, Yustinus Ngadino & Azzizah, Nurlaili. 2014. Peningkatan Keterampilan Berbicara
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script.
(Artikel), Halaman 1-2.
Reira, Wibowo. 2013. Model-model Pembelajaran. (Online, www.academia.edu., Diakses 19
Desember 2018).
Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Umiaty, Muli, & Mansyur, Umar. 2017. Learning Community dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbicara Bahasa Inggris Siswa Kelas XII SMA LPP UMI Makassar.
Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 10(1), 13–19.

Anda mungkin juga menyukai