Anda di halaman 1dari 4

PUISI WAJIB

TUNTUTAN PROFESIONAL
Karya:Tamariah

Semburat fajar mengiringi derap langkah yang tergesa


Menjemput harapan di antara raut, menanti dengan resah
Sebingkai senyum, menyapa salam sangat ramah
Merengkuh lembut dengan balutan cinta merekah

Dalam himpitan penat mencoba untuk tidak mengeluh


Tak pernah menyerah meski kerap didera lelah
Dengan bermodalkan bekal ilmu yang diampu
Menghantar masa depan para pejuang tangguh

Tak peduli dengan gaji yang kecil


Hanya cukup membeli bensin eceran
Tetap mendidik tanpa memikirkan bayaran
Pengabdian menjadi buah tanggung jawab moral

Dalam keterbatasan dituntut untuk profesional


Menjalankan tugas sebagai guru yang handal
Mampu menciptakan berbagai model pembelajaran
Agar siswa mampu menyerap dengan mudah pembelajaran

Saat daya pikir tak mampu menjangkau harapan


Tetap setia memberi berbagai pengetahuan
Berharap siswa mengerti materi yang disampaikan
Demi mencapai sebuah target pembelajaran

Guru oh guru, tetaplah bersabar


Di tengah himpitan beban mengajar
Jangan meredup, teruslah berpijar
Demi masa depan para pelajar!

Yogyakarta, 09 September 2018


PUISI PILIHAN 1

GURU PEMILIK ILMU


Karya: Poetry Angel

Hening yang cipta


Rundukku untukmu pejuang buku
Dua genggammu berisi ilmu
Yang tak pernah aku tahu menjadi mengerti

Tertikam kata pedas menyalahkan


Undurnya rasa terima kasih setelah menjadi jaya
Tak pernah urungkan yakinmu akan hinanya kebodohan
Tanpamu tak tertutup toga berbenang emas ubun ini

Guru pemilik ilmu


Mematikan ketololan memberikan pengertian
Mengajarkan meraut pensil menarik pena
Menyusun lembaran menjadi buku

Haturkan seribu doa dan terima kasih


Meski tinta yang kauberi nyaris mengering
Dan helai tempatku menyusun abjad terbakar waktu
Harummu adalah bunga bangsa di penjuru persada
PUISI PILIHAN 2

PAHLAWAN YANG TERLUPAKAN

Karya: Ahmad Muslim Mabrur Umar

Cermatilah sajak sederhana ini, kawan


Sajak yang terkisah dari sosok sederhana pula
Sosok yang terkadang terlupakan
Sosok yang sering tak dianggap

Ialah pahlawan yang tak ingin disebut pahlawan


Terka-lah kiranya siapa pahlawan ini
Ingat lagi kiranya apa jasanya
Ia tak paham genggam senjata api
Ia tak bertarung di medan perang

Ucap, sabar dan kata hati menjadi senjatanya


Keberhasilanmu kawan, itulah jasanya
Cerdasmu dan cerdasku itu pula jasanya
Bukan ia diharap menang
Namun suksesku dan suksesmulah menangnya

Dapatkah kiranya jawab siapa pahlawan ini


Karenanya kudapat tulis sajak ini
Karenanya kau dapat baca sajak ini
Julukannya ialah pahlawan tanpa tanda jasa

Mungkin telah teringat olehmu kawan


Mungkin telah kau terka jawabannya
Ialah pahlawan dan orang tua kedua
Ialah guru sang pahlawan terlupakan

Anda mungkin juga menyukai