Bahan vaksin palsu adalah cairan infus dicampur dengan vaksin tetanus. Lalu mereka
mengemasnya dan menjualnya sebagai vaksin wajib (hepatitis, BCG, dan campak).
Pemalsu memakai satu kotak vaksin tetanus. Kalau vaksin tetanus itu dicampur dengan
infus bisa jadi 100 ampul vaksin. Jadi modalnya Rp 150 ribu buat beli vaksin
tetanus dan cairan infus.
Kandungan lain masih dalam penelitian balai POM dan Puslabfor
Fakta vaksin palsu
Anak yang dianggap kebal terhadap penyakit yang dicegah dengan imunisasi tersebut.
Karena vaksin palsu maka anak jadi tidak kebal dan bisa terkena infeksi tersebut
Pemalsu biasanya tidak higienis dalam pembuatannya. Bila itu terjadi maka beresiko
terjadi infeksi. Infeksi yang terjadi biasanya infeksi lokal pada bekas suntikan
muncul bengkak kemerahan dan keluar pus atau nanah.
Dampak buruk lainnya tergantung kandungan lainnya yang masih dalam penyelidikan.
Pencegahan:
Tidak mudah membedakan vaksin palsu bila tidak ada pembeda yang asli. Vaksin yang
palsu bila tidak ada pembedanya sangat mirip dengan yang asli. Dokter, perawat
bahkan orang awam sangat sulit membedakannya. Sehingga untuk membedakannya
masyarakat tidak terlalu penting karena sangat sulit mengetahui ciri ciri vaksin
palsu.
Beli vaksin pada dokter dan rumah sakit yang terpercaya.
Jangan melalui orang atau pihak yang mengaku bisa mendapatkan vaksin murah dan
mudah.
Jangan beli vaksin pada oknum perawat di rumah sakit bila transaksi jual belinya
tidak melalui kasir rumah sakit resmi. Beberapa kasus vaksin palsu kedpatan membeli
vaksin di perawat sebuah rumah sakit swasta yang terkenal ternyata palsu. Transaksi
itu dilakukan secara perorangan tidak melalui kasir resmi Rumah sakit karena di
duga penjualan tersebut binis perorangan dari perawat tersebut.
Ternyata vaksin palsu tidak selaalu berharga murah. Seorang pembeli vaksin palsu
juga membeli dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan vaksin asli