Anda di halaman 1dari 3

Suku Jawa � Kepercayaan, Asal, Bahasa, Aksara, Seni & Kebudayaan

4.3/5 - (19 votes)


Etnis dengan jumlah populasi terbanyak di nusantara adalah Suku Jawa. Kelompok
masyarakat ini utamanya tersebar meliputi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Jawa Timur, Kabupaten Indramayu di Jawa Barat, Serang dan Cilegon di Banten. Bahkan
sebaran suku ini hampir dapat kita temui di seluruh Indonsia.

Selain di Indonesia, Suku Jawa juga tersebar hingga mancanegara, seperti Suriname,
Kaledonia Baru, Oseania, dan Amerika Selatan. Suku Jawa yang berada di negara-
negara tersebut berasal dari orang-orang yang dibawa oleh pemerintah kolonial
Belanda untuk dijadikan pekerja di wilayah koloni.

Suku Jawa di Suriname merupakan salah satu suku mayoritas, etnis ini disebut
sebagai Jawa Suriname. Selain itu, Suku Jawa juga tersebar di berbagai negara lain
seperti Malaysia, Singapura, Belanda, dan Arab Saudi. Umumnya orang-orang Jawa di
negara tersebut adalah tenaga kerja asing.

Daftar Isi
Kepercayaan Suku Jawa
Suku Jawa mengalami sejarah panjang sama seperti suku-suku lain di tanah air. Di
masa kejayaan agama Hindu dan Buddha, mayoritas orang Jawa menganut kedua agama
tersebut. Salah satu kerajaan Hindu terbesar dan terkuat yang pernah ada di
nusantara dan berasal dari Jawa adalah Kerajaan Majapahit.

orang jawaPixabay
Ada pula Candi Borobudur, yaitu bangunan bersejarah peninggalan dari masa kejayaan
Buddha yang menjadi ikon Indonesia dan bahkan menjadi salah satu keajaiban dunia
yang hingga saat ini kita banggakan.

Pada masa keemasan tersebut orang-orang Jawa belum membentuk satu kesatuan yang
utuh, melainkan mereka mengidentifikasikan diri sebagai rakyat di mana sebuah
kerajaan berkuasa.

Selanjutnya diteruskan dengan masa kerajaan Islam dimana agama Islam mulai masuk
dan berkembang di Jawa. Kerajaan Demak menjadi salah satu kerajaan yang gencar
menyebarkan agama Islam sehingga hasilnya mayoritas Suku Jawa memeluk agama Islam.
Selain itu, beberapa kelompok minoritas kecil menganut agama Kristen, Hindu,
Buddha, Khonghucu, dan aliran Kejawen.

Adat istiadat dan tradisi Suku Jawa sangat dipengaruhi oleh budaya Kejawen dan
Hindu-Buddha akibat interaksi selama lebih dari seribu tahun. Hal ini tercermin
dari kebiasaan, tradisi, hingga kesenian Jawa. Selain menjadi polulasi etnis
terbesar di Indonesia, Suku Jawa bahkan menjadi kelompok etnis terbesar keempat di
antara umat Islam sedunia. Posisinya berada di bawah suku Arab, suku Bengali, dan
suku Punjab.

Asal Usul Suku Jawa


Suku Jawa adalah masyarakat dengan peradaban yang sangat maju. Hal ini dapat
terlihat dari perkembangan arsitektur dan juga kekuasaan beberapa kerajaan yang
pernah berdiri di tanah Jawa, seperti Kerajaan Mataram dan Majapahit.

baca juga: 10++ Rumah Adat Bali - Sejarah, Makna, Filosofi, Gambar & Penjelasan
kebaya jawaidntimes.com
Teori mengenai asal usul Suku Jawa pun beragam, beberapa di antaranya adalah:

1. Babad Tanah Jawa


Menurut Babad Tanah Jawa, orang Jawa berasal dari Kerajaan Kling atau Astina. Saat
sedang berada dalam situasi pelik akibat perebutan kekuasaan, salah satu Pangeran
Kling yang tersisih pun akhirnya meninggalkan kerajaan bersama pengikut setianya.
Ia akhirnya menemukan sebuah pulau terpencil yang belum berpenghuni.

Pangeran Kling dan pengikutnya saling membantu membangun pemukiman dan mendirikan
kerajaan yang diberi nama Javacekwara. Menurut Babad Tanah Jawa, keturunan Pangeran
Kling dan pengikutnya inilah yang kemudian menjadi nenek moyang Suku Jawa.

2. Catatan Kuno India


Saat tinggi muka air laut masih jauh lebih rendah daripada sekarang, kepulauan di
nusantara masih menyatu dengan daratan Asia lainnya hingga Australia. Kemudian
terjadi musibah yang menyebabkan air laut meningkat dan beberapa daratan pun
tenggelam, sehingga terbentuk pulau seperti yang kita kenal saat ini.

Tulisan Kuno India tersebut menyebutkan adanya seorang pengembara bernama Aji Saka.
Ia menjelajah ke berbagai penjuru sampai akhirnya ia menemukan Pulau Jawa. Ia
adalah orang pertama yang menginjakkan kami di pulau Jawa, menurut tulisan India
Kuno. Kemudian Aji Saka dan para pengikutnya menjadi nenek moyang Suku Jawa.

Legedan Aji Saka tersebut berkaitan dengan mitos terbentuknya fenomena alam letusan
lumpur, yaitu Bledug Kuwu.

3. Surat Kuno Keraton Malang


Ada pula catatan yang berasal dari surat kuno Keraton Malang. Menurut surat ini,
asal usul penduduk Jawa ialah dari Kerajaan Turki. Pada tahun 450 SM, Raja Turki
mengirim rakyatnya untuk mengembara dan membangun daerah kekuasaan di wilayah yang
belum berpenghuni. Migrasi dari Kerajaan Turki tersebut dilakukan secara
bergelombang dalam periode waktu tertentu.

Salah satu gelombang yang dikirim dari Kerajaan Turki akhirnya menemukan pulau yang
subur dan ditumbuhi banyak bahan pangan. Karena merupakan daerah subur dan
memberikan keuntungan, akhirnya mereka menbangun pemukiman. Selanjutnya semakin
banyak gelombang migrasi yang datang ke tanah tersebut. Akhirnya pulau itu
dinamakan Tanah Jawi karena terdapat banyak tanaman jawi yang tumbuh di sana.

4. Teori Arkeolog
Semetara menurut para arkeolog, leluhur masyarakat Jawa berasal dari orang
Indonesia itu sendiri. Hal ini diyakini dengan ditemukannya fosil manusia purba di
beberapa daerah di Jawa, yaitu Pithecanthropus Erectus dan Homo Erectus. Sehingga
menurut para arkeolog, penduduk Jawa berasal dari penduduk pribumi.

baca juga: Tari Serampang Dua Belas - Sejarah, Fungsi, Makna & Arti Gerakan
Penemuan fosil Homo Erectus di Trinil pada tahun 1891 oleh Eugene Dubois memperkuat
teori ini. Perbandingan DNA pun dilakukan antara fosil Homo Erectus dengan Suku
Jawa modern, hasilnya tidak terdapat perbedaan yang jauh antara satu sama lain. Ini
semakin meyakinkan para arkeolog bahwa asal usul Suku Jawa berasal dari pribumi.

5. Teori Sejarawan
Para sejarawan memiliki pendapat yang berbeda dari arkeolog. Menurut Von Hein
Geldern, telah terjadi migrasi penduduk dari Tiongkok bagian selatan, tepatnya
wilayah Yunnan menuju ke beberapa daerah di nusantara.

Orang dari Yunnan tersebut tersebar ke berbagai wilayah, seperti Sumatera,


Sulawesi, dan pulau-pulau lainnya. Migrasi tersebut dilakukan secara besar-besaran
dan terjadi sejak zaman neolitikum di tahun 2.000 SM sampai zaman perunggu apda
tahun 500 SM.

Teori ini diperkuat oleh teori Dr. H. Kern yang menyebutkan bahwa bahasa daerah di
Indonesia memiliki kemiripan satu sama lain. Hal ini diperkirakan karena bahasa-
bahasa tersebut berasal dari rumpun bahasa yang sama, yaitu Austronesia.
Bahasa dan Aksara Jawa
Dalam percakapan sehari-hari, Suku Jawa menggunakan bahasa Jawa. Bahasa daerah ini
masih lestari hingga kini dan di beberapa daerah menjadi salah satu bidang studi di
sekolah. Dalam penggunaannya, bahasa Jawa memiliki beberapa tingkat. Penggunaan
tingkatan ini tergantung siapa lawan bicaranya.

Anda mungkin juga menyukai