0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan5 halaman
Dokumen ini membahas implementasi pendidikan karakter dan pembelajaran matematika melalui pertunjukan budaya ketoprak "Rembulan Kekalang" yang dipentaskan oleh UNY. Pertunjukan ini menampilkan berbagai nilai karakter seperti penggunaan bahasa yang tepat dan perilaku hormat, serta dapat dihubungkan dengan konsep matematika seperti volume kerucut. Dokumen ini menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat digunakan sebagai sar
Dokumen ini membahas implementasi pendidikan karakter dan pembelajaran matematika melalui pertunjukan budaya ketoprak "Rembulan Kekalang" yang dipentaskan oleh UNY. Pertunjukan ini menampilkan berbagai nilai karakter seperti penggunaan bahasa yang tepat dan perilaku hormat, serta dapat dihubungkan dengan konsep matematika seperti volume kerucut. Dokumen ini menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat digunakan sebagai sar
Dokumen ini membahas implementasi pendidikan karakter dan pembelajaran matematika melalui pertunjukan budaya ketoprak "Rembulan Kekalang" yang dipentaskan oleh UNY. Pertunjukan ini menampilkan berbagai nilai karakter seperti penggunaan bahasa yang tepat dan perilaku hormat, serta dapat dihubungkan dengan konsep matematika seperti volume kerucut. Dokumen ini menunjukkan bahwa budaya tradisional dapat digunakan sebagai sar
Implementasi Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Matematika
pada Pertunjukan Budaya Jawa Ketoprak “Rembulan Kekalang”
Oleh: Woro Alma Manfaati/15301241002 Pendidikan Matematika 2015 Universitas Negeri Yogyakarta
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dapat dijadikan untuk belajar. Kebudayaan merupakan warisan leluhur bangsa yang harus dilestarikan. Di Indonesia banyak sekali keanekaragaman kebudayaan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Dan setiap suku bangsa di Indonesia tentunya memiliki kebudayaan tersendiri. Misalnya suku Jawa, salah satu kebudayaan suku Jawa adalah Ketoprak. Ketoprak merupakan salah satu kesenian pentas tradisional kerakyatan yang pada dasarnya merupakan sebuah gagasan budaya dengan simbol, mitos dan upacaranya untuk membayangkan sesuatu peristiwa yang tidak terjadi pada masa kini. Pertunjukan ketoprak sangatlah membutuhkan keterampilan khususnya bagi pemain. Keterampilan tersebut dibutuhkan agar nantinya penonton yang menyaksikan pertunjukan ketoprak dapat berimajinasi terhadap apa yang dilihatnya. Ketoprak memiliki fungsi yaitu sebagai hiburan, upacara adat, sarana pendidikan, dan lain-lain. Pertama, sebagai hiburan, ketoprak dapat memberikan kesenangan semata dan atau mengisi waktu luang. Kedua, sebagai upacara adat, biasanya ketoprak dipertunjukan saat adanya peringatan hari besar tertentu etnis jawa. Ketiga, sebagai sarana pendidikan ketoprak memiliki fungsi yang tersirat yaitu memuat nilai-nilai karakter. Kebudayaan ketoprak dapat memenuhi tuntunan guna menyertakan nilai-nilai yang ada untuk mencintai, melestarikan budaya bangsa dan menjadikan salah satu karakter bagi negara Indonesia. Dengan menonton pertunjukan ketoprak, masyarakat bisa menyerap nilai-nilai kemanusiaan dan moral di dalam setiap cerita. Berkembangnya jaman, ketoprak bukanlah pertunjukkan yang digemari masyarakat. Keberadaanya pun mulai terancam, karena tergeser oleh kebudayaan modern. Masyarakat sekarang lebih tergiur dengan adanya gadget yang canggih buah perkembangan teknologi. Dahulu ketoprak dapat dibilang hiburan yang sering muncul di tv ataupun dipentaskan saat hari-hari peringatan tertentu. Hal tersebut sangatlah disayangkan, karena sebetulnya di dalam pertunjukan ketoprak terdapat banyak pembelajaran yang diperoleh salah satunya pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasamani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaan. Pendidikan karakter dapat menjadi upaya penyiapan kekayaan batin seseorang yang berdimensi agama, sosial, budaya, yang mampu diwujudkan dalam bentuk budi pekerti, baik dalam perbuatan atau perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian. Ketoprak sebagai wahana pendidikan karakter yang bertujuan untuk mengembalikan roh budaya Jawa diantaranya generasi muda yang saat ini dinilai makin pudar. Mayoritas remaja saat ini tidak mengenal sopan santun dan tata krama. Oleh karena itu, melalui budaya ketoprak diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan masyarakat terutama generasi muda agar lebih menghargai nilai-nilai seni daerah. Penyampaian pendidikan karakter dapat melalui dialog, cerita ataupun perilaku dari pemain. Melalui dialog misalnya dapat ditunjukkan dengan penggunaan bahasanya. Karena ketoprak menggunakan bahasa Jawa, maka dari itu terdapat tingkatan bahasa (krama inggil, krama, dan ngoko) sebagai uggah- ungguh. Pendidikan karakter yang disampaikan melalui cerita yaitu dapat ditunjukkan dari jalannya cerita yang diperankan oleh para pemain. Sedangkan pendidikan karakter yang ditunjukkan melalui perilaku bisa terlihat dari gerak- gerik pemain ataupun tarian pemain. Selain pendidikan karakter, ketoprak juga dapat dikaitkan dengan ilmu- ilmu lainnya misalnya matematika. Matematika merupakangsalah satu cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalamgkehidupan. Untukgmenguasai dan mengembangkangilmu pengetahuan, teknologi, informasi, dan komunikasi di masa depan, penguasaan matematika yang kuat sejak dini sangatlah diperlukan. Matematika yaitu ilmu yang berkaitan dengan logika. Dalam pembelajaran matematika sangatlah diperlukan suatu inovasi. Karena, berdasarkan fakta di lapangan matematika dikenal sebagai ilmu yang sulit untuk dipelajari. Salah satu inovasi pembelajaran matematika adalah mengaitkannya dengan budaya seperti ketoprak tersebut. Matematika yang dihubungkan dengan budaya disebut etomatematika. Etnomatematika sangatlah cocok untuk kajian yang sifatnya kontekstual dan berfokus pada benda-benda kongkrit. Jenjang pendidikan yang cocok menggunakan etnomatematika yaitu SD dan SMP, karena pada jenjang tersebut anak masih bergantung dengan suatu hal yang nyata/kongkrit. Ada beberapa hal dari ketoprak yang dapat dijadikan objek kajian pembelajaran matematika. Contohnya yaitu properti yang digunakan. Untuk pembelajaran pendidikan karakter melalui budaya ketoprak, pihak UNY mengadakan pertunjukan ketoprak dengan judul “Rembulan Kekalang” sebagai rangkaian Dies Natalis UNY ke 54 di Auditorium UNY. Pemain pada pertunjukan ketoprak tersebut adalah beberapa profesor, mahasiswa, dan alumni UNY. Pertunjukkan ketoprak tersebut menunjukkan, bahwa tidak hanya ilmu eksak ataupun sosial saja, namun kreativitas juga diperlukan. Ketoprak “Rembulan Kekalang” berlatar tempat di Mataram. Ketoprak tersebut menceritakan mengenai seorang anak dari Tumenggung Pasingsingan yang bernama Rara Mangli dijadika “rantai emas” untuk memikat Pangeran Timur dengan tujuan yaitu untuk meningkatkan derajat dan martabat yang dicita- citakan. Rara Mangli pun tidak dapat menolak permintaan dari ayahnya tersebut dan menikah dengan Pangeran Timur. Setelah Pangeran Timur menjadi suami Rara Mangli, dia pun lupa terhadap Mataram. Bahkan dia menyetujui kehendak mertuanya untuk membunuh saudaranya sendiri bernama Pangeran Hadi Mataram yang baru saja dinobatkan. Tujuan Pangeran Timur membunuh Pangeran Hadi Mataram yaitu agar dirinya dapat menjadi penerus tahta Mataram. Rencana itu pun gagal dan kelicikan Tunggunng Pasingsingan tercium. Rara Mangli merasa menyesal karena telah kehilangan segalanya dan keindahan hidup yang ia bayangkan tidak sesuai dengan yang dihadapinya. Berdasarkan cerita ketoprak “Rembulan Kekalang” dapat diambil pembelajaran karakter yaitu yang pertama melalui bahasa. Patih dan para Tumenggung selalu andap asor menggunakan bahasa krama inggil ketika berbicara dengan Pangeran Sepuh Purbaya. Selain itu, sesama batur menggunakan bahasa jawa ngoko. Hal tersebut selaras dengan tingkatan penggunaan bahasa jawa. Bahasa Jawa krama inggil digunakan untuk abdi kepada tuannya, atau anak muda kepada orang tua. Sedangkan bahasa jawa krama digunakan untuk antar teman yang sedikit lebih tua misalnya mahasiswa dengan seniornya. Dan bahasa jawa ngoko digunakan untuk komunikasi antar teman yang sebaya. Kedua, pembelajaran karakter melalui perilaku yaitu ketika Tumenggung Pasingsingan sedang melakukan perdebatan dengan Tumenggung lainnya, tiba-tiba Pangeran Sepuh Purbaya menegurnya dan pada saat itu juga Tumenggung langsung meminta maaf.Hal tersebut menandakan bahwa Tumenggung Paasingsingan hormat kepada Pangeran Sepuh. Ketiga pesan moral cerita menunjukkan bahwa janganlah menghalalkan segala cara hanya untuk kepentingan sendiri karena hal tersebut dapat merugikan diri sendiri. Seperti yang dilakukan oleh Tumenggung Pasingsingan yang menghalalkan cara untuk menaikkan derajat hidupnya, namun malah merugikan diri sendiri. Hal diatas merupakan beberapa contoh pendidikan karakter yang dapat dicontoh dari cerita “Rembulan Kekalang”. Selain pendidikan karakter, terdapat juga pembelajaran lainnya yang berhubungan dengan pembelajaran matematika. Jika kita amati properti yang digunakan pada pertunjukkan ketoprak “Rembulan Kekalang”, maka kita dapat menemukan beberapa objek yang dapat dignakan sebagai kajian pembelajaran matematika. Contohnya yaitu topi yang digunakan oleh Pangeran Sepuh Purbaya yang bentuknya mirip seperti kerucut. Topi tersebut dapat dijadikan objek kajian misalnya volume kerucut, ciri-ciri kerucut, luas permukaan kerucut dan materi lainnya yang berkaitan dengan kerucut. Kajian diatas dapat membuka mata kita bahwa suatu kebudayaan sesungguhnya memiliki nilai karakter dan dapat dihubungkan dengan ilmu lainnya. Seperti halnya ketoprak yang merupakan warisan kebudayaan dari nenek moyang yang ternyata di dalamnya termuat berbagai pendidikan karakter serta berhubungan dengan ilmu eksak seperti matematika.