Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN

KONSEP ETIKA & LANDASAN HUKUM


Dosen Pengampuh : Mimi Husni, S.Kep, Ns

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK VI
Nama : 1. Umaina Rahim
2. Wahyudi Fokatea
3. Safira Ridwan
4.Tara Zagita Marasabessy
5. Priskilia Saban

KEMENTRIAN POLITEKNIK KEMENKES TERNATE


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ‘’Konsep Etika Dan Landasan
Hukum’’. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasia meridoi segala usaha kita. Amin

Ternate 22, Oktober 2021

penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii 
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................1
 BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep etika............................................................................................2
B. Landasan Hukum Etika Profesi..............................................................3 
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................8
B. Saran........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9

ii
iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk
kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.
Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah
etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu
mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip
etik dan kode etik. Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang
lain tidaklah selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi
tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari
hubungan mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang
kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam
peningkatan perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam
kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan
negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik
dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien,
profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung
jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para
perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik
keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan
tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001)
B. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami konsep etika
2. Mengetahui dan memaahami landasan hokum etika profesi

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang di maksud dengan konsp etika
2. Apakah landasan hokum yang mengatur etika profesi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep etika
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku
manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke
arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani,
yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”.
”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu
tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif
atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Mimin. 2002).
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang
menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab.
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup,
sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat
disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan
bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan
seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika
mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang
menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku,
kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik
atau yang buruk (Ismaini, 2001).

Dalam etika memiliki beberapa teori sebagai berikut:

1. Utilitarisme
Teori ini menekankan pada perbuatan yang menghasilkan manfaat, tentu
bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang banyak memberikan kebahagiaan
kepada banyak orang. Teori ini sebelum melakukan perbuatan harus sudah
memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu.

2. Deontologi
Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya kewajiban.
Teori ini menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik
jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban
sudah melakukan kebaikan. Teori ini tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan
dengan kata lain teori ini melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan
akibatnya. (Aprilins, 2010)

2
B. Ladasan Hukum
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui pemberian
pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan, baik tenaga
kesehatan maupun tenaga non-kesehatan. Perawat dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan berperan sebagai penyelenggara Praktik Keperawatan, pemberi Asuhan
Keperawatan, penyuluh dan konselor bagi Klien, pengelola Pelayanan
Keperawatan, dan peneliti Keperawatan. Pelayanan Keperawatan yang diberikan
oleh Perawat didasarkan pada pengetahuan dan kompetensi di bidang ilmu
keperawatan yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Klien, perkembangan
ilmu pengetahuan, dan tuntutan globalisasi. Pelayanan kesehatan tersebut termasuk
Pelayanan Keperawatan yang dilakukan secara bertanggung jawab, akuntabel,
bermutu, dan aman oleh Perawat yang telah mendapatkan registrasi dan izin
praktik. Praktik keperawatan sebagai wujud nyata dari Pelayanan Keperawatan
dilaksanakan secara mandiri dengan berdasarkan pelimpahan wewenang,
penugasan dalam keadaan keterbatasan tertentu, penugasan dalam keadaan darurat,
ataupun kolaborasi.
Untuk menjamin pelindungan terhadap masyarakat sebagai penerima Pelayanan
Keperawatan dan untuk menjamin pelindungan terhadap Perawat sebagai pemberi
pelayanan keperawatan, diperlukan pengaturan mengenai keperawatan secara
komprehensif yang diatur dalam undang-undang. Selain sebagai kebutuhan hukum
bagi perawat, pengaturan ini juga merupakan pelaksanaan dari mutual recognition
agreement mengenai pelayanan jasa Keperawatan di kawasan Asia Tenggara. Ini
memberikan peluang bagi perawat warga negara asing masuk ke Indonesia dan
perawat Indonesia bekerja di luar negeri untuk ikut serta memberikan pelayanan
kesehatan melalui Praktik Keperawatan. Ini dilakukan sebagai pemenuhan
kebutuhan Perawat tingkat dunia, sehingga sistem keperawatan Indonesia dapat
dikenal oleh negara tujuan dan kondisi ini sekaligus merupakan bagian dari
pencitraan dan dapat mengangkat harkat martabat bangsa Indonesia di bidang
kesehatan.
Atas dasar itu, maka dibentuk Undang-Undang tentang Keperawatan untuk
memberikan kepastian hukum dan pelindungan hukum serta untuk meningkatkan,
mengarahkan, dan menata berbagai perangkat hukum yang mengatur
penyelenggaraan Keperawatan dan Praktik Keperawatan yang bertanggung jawab,
akuntabel, bermutu, dan aman sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Undang-Undang ini memuat pengaturan mengenai jenis perawat,
pendidikan tinggi keperawatan, registrasi, izin praktik, dan registrasi ulang, praktik
keperawatan, hak dan kewajiban bagi perawat dan klien, kelembagaan

3
Berikut isi UU Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan :
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,
kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
2. Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
3. Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada
ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,
atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
4. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat
dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
5. Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan
lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya.
6. Uji Kompetensi adalah proses pengukuran pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku peserta didik pada perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
studi Keperawatan.
7. Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda pengakuan terhadap kompetensi
Perawat yang telah lulus Uji Kompetensi untuk melakukan Praktik
Keperawatan.
8. Sertifikat Profesi adalah surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik
Keperawatan yang diperoleh lulusan pendidikan profesi.
9. Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap Perawat yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi dan telah mempunyai kualifikasi
tertentu lainnya serta telah diakui secara hukum untuk menjalankan Praktik
Keperawatan.
10. Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya disingkat STR adalah bukti tertulis
yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada Perawat yang telah
diregistrasi.
11. Surat Izin Praktik Perawat yang selanjutnya disingkat SIPP adalah bukti
tertulis yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kabupaten/kota kepada Perawat
sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan Praktik Keperawatan.
12. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah alat dan/atau tempat yang digunakan
untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif,
kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan/atau masyarakat.

4
13. Perawat Warga Negara Asing adalah Perawat yang bukan berstatus Warga
Negara Indonesia.
14. Klien adalah perseorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat yang
menggunakan jasa Pelayanan Keperawatan.
15. Organisasi Profesi Perawat adalah wadah yang menghimpun Perawat secara
nasional dan berbadan hukum sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
16. Kolegium Keperawatan adalah badan yang dibentuk oleh Organisasi Profesi
Perawat untuk setiap cabang disiplin ilmu Keperawatan yang bertugas
mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan cabang disiplin ilmu tersebut.
17. Konsil Keperawatan adalah lembaga yang melakukan tugas secara independen.
18. Institusi Pendidikan adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan Keperawatan.
19. Wahana Pendidikan Keperawatan yang selanjutnya disebut wahana pendidikan
adalah fasilitas, selain perguruan tinggi, yang digunakan sebagai tempat
penyelenggaraan pendidikan Keperawatan.
20. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintah negara Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
21. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, dan Wali Kota serta perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan.
22. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesehatan.

Pasal 2
Praktik Keperawatan berasaskan:
a. perikemanusiaan;
b. nilai ilmiah;
c. etika dan profesionalitas;
d. manfaat;
e. keadilan;
f. pelindungan; dan
g. kesehatan dan keselamatan Klien.

5
Pasal 3
Pengaturan Keperawatan bertujuan:
a. meningkatkan mutu Perawat;
b. meningkatkan mutu Pelayanan Keperawatan;
c. memberikan pelindungan dan kepastian hukum kepada Perawat dan Klien;
dan
d. meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Pasal 4
1. Jenis Perawat terdiri atas:
a. Perawat profesi; dan
b. Perawat vokasi.
2. Perawat profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. ners; dan
b. ners spesialis.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis Perawat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima
dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus
memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai
komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian
perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan
keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai
dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi
jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan
akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu
dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus
dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak
merugikan salah satu pihak.

B. SARAN
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang
keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya
nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan
berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).

7
8
DAFTAR PUSTAKA

1) motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Mimin. 2002).


2) ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu
Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”.
”model prilaku”
3) keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini,
2001)
4) Teori ini tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan dengan kata lain
teori ini melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan akibatnya.
(Aprilins, 2010)

Anda mungkin juga menyukai