SYOK SEPTIK
Oleh :
NAMA : Melinda
NPM : 1714201110077
KELAS/SEMESTER :B/6
KELOMPOK : 10
2. Fisiologi Darah
fungsi darah terdiri atas :
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
a. Mengambil O2/zat pembakar dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
b. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
d. Mengangkat/mengeluarka zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit, antibodi/zat-zat anti
racun. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.
2. Definisi
Syok septik adalah invasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai
potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini.Hasilnya adalah
keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan (Brunner
& Suddarth vol. 3 edisi 8, 2012).
Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat infeksi berat,
dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah.E. colli merupakan
kuman yang sering menyebabkan syok ini.
4. Patofisiologi
Respon inflamasi terhadap bakteri gram negatif dimulai dengan pelepasan lipopolisakarida
(LPS), suatu endotoksin dari dinding sel yang dilepaskan pada saat lisis, yang kemudian
mengaktifasi sel imun non spesifik (innate immunity) yang didominasi oleh sel fagosit
mononuclear. respon imun yang membangkitkan aktivasi bebrbagai mediator kimiawi
mempunyai beberapa efek yang mengarah pada perembesan cairan dari kapiler, yag
mengarah pada shock, yaitu peningkatan permeabilitas kapiler yang mengarah pada
perembesan cairan dari kapiler tadi dan terjadi juga vasodilatasi.
5. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala-gejala syok septik adalah; Demam lebih 38 derajat c, Kedinginan
menggigil, Hiperventilasi, Takikardi, Hipotermia, Lesi kulit (petekie), Perubahan status
mental seperti rancu, Agitasi, Kecemasan, Eksitasi, Letargi, penumpulan (obtundasi), koma
Hipotensi Sianosis, tanda-tanda gagal jantung, Peningkatan tingkat jantung
Oedema otak
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Biakan: dari darah, sputum, urine, luka operasi atau non
Lekositosis atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP (+),
LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-).
Pemeriksaan Gas-gas darah arteri:
Kultur ( luka, sputum, urine, darah )
Pemeriksaan SDP (sel darah putih)
Penmeriksaan Elektrolit serum ; berbagai ketidak seimbangan mungkin
terjadi dan menyebabkan asidosis, perpindahan cairan, dan perubahan
fungsi ginjal.
Pemeriksaan pembekuan darah
Sinar X.
PemeriksaanEKG.
7. Penatalaksanaan Medis
1. Oksigenasi
2. Terapi cairan
3. Pemberian Vasopresor dan inotropik
4. Pemberian Bikarbonat
5. Pemberian kecukupan Nutrisi
6. Terapi Kortikosteroid
8. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian Primer
menggunakan pendekatan ABCDE.
a. Airway
Yakinkan kepatenan jalan napas
Berikan alat bantu napas jika perlu
Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU
b. Breathing
Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
Kaji saturasi oksigen
Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
Auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
Periksa foto thorak
c. Circulation
Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
Monitoring tekanan darah, tekanan darah
Periksa waktu pengisian kapiler
Pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
Berikan cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
Pasang kateter
Lakukan pemeriksaan darah lengkap
Catat temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari
360C
Siapkan pemeriksaan urin dan sputum
Berikan antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.
d. Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya
tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan
AVPU.
e. Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
2. Pengkajian Sekunder
a. Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b. Sirkulasi
- Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena
embolik (darah, udara, lemak)
- Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia),
hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock)
- Heart rate : takikardi biasa terjadi
- Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
- Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi
(stadium lanjut)
c. Integritas Ego
- Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
- Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
d. Makanan/Cairan
- Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
- Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan, hilang/melemahnya bowel
sounds
e. Neurosensori
- Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental, disfungsi
motorik
f. Respirasi
- Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse,
kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
- Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g. Rasa Aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode
anaplastik
h. Seksualitas
- Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia
9. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 , edema paru.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipertensi pulmonal
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang
tidak mencukupi.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC,
Jakarta, EGC
Nurarif, Amin Huda % Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA
NIC-NOC, Jakarta, Medi Action Publishing.
http://perawatmasadepanku.com/2016/08/laporan-pendahuluan-syok-
septik.html#ixzz2czcbQYTP (diakses tanggal 15 juni 2017)