Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

SYOK SEPTIK

Oleh :

NAMA : Melinda
NPM : 1714201110077
KELAS/SEMESTER :B/6
KELOMPOK : 10

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH BANJARMASIN
2020
1. Anatomi Fisiologi
A. Anatomi Fisiologi Darah
1. Anatomi Darah
Darah adalah jaringan cair dan terdiri atas dua bagian, bagian cair yang
disebut plasma dan bagian padat yang disebut sel-sel darah. (Pearce Evelyn,
2008 : 133).Sel-sel darah, ada tiga macam yaitu :
a. Eritrosit (sel darah merah)
banyaknya kira-kira 5 juta dalam mm3.Fungsi dari eritrosit adalah
mengikat CO2 dari jaringan tubuh untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Eristrosit di buat dalam sumsum tulang, limpa dan hati, yang kemudian akan
beredar keseluruh tubuh selama 14-15 hari, setelah itu akan mati. Eritrosit
berwarna kuning kemerahan karena didalamnya mengandung suatu zat yang
disebut hemoglobin.
Hemoglobin adalah protein yang terdapat pada sel darah
merah.Berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari Paru-Paru dan dalam
peredaran darah untuk dibawa ke jaringan dan membawa karbon dioksida
dari jaringan tubuh ke Paru-Paru.
b. Leukosit (sel darah putih)
Sel darah yang bentuknya dapat berubah-ubah dan dapat bergerak
dengan perantara kaki palsu (pseudopodia) mempunyai bermacam-macam
inti sel sehingga dapat dibedakan berdasar inti sel. Leukosit berwarna bening
(tidak berwarna), banyaknya kira-kira 4.000-11.000/mm3.
Leukosit berfungsi sebagai serdadu tubuh, yaitu membunuh dan
memakan bibit penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh jaringan
c. Plasma darah
Bagian darah encer tanpa sel-sel darah warna bening kekuningan
hampir 90% plasma darah terdiri dari :
1) Fibrinogen yang berguna dalam proses pembekuan darah.
2) Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dan lain-lain
yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik).
3) Protein darah (albumin dan globulin) meningkatkan viskositas darah dan
juga menimbulkn tekanan osmotik untuk memelihara keseimbangan
cairan dalam tubuh.
4) Zat makanan (zat amino, glukosa lemak, mineral, dan vitamin).
5) Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh.
(Pearce Evelyn, 2008 : 121-167)

2. Fisiologi Darah
fungsi darah terdiri atas :
1. Sebagai alat pengangkut, yaitu :
a. Mengambil O2/zat pembakar dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh
jaringan tubuh.
b. Mengangkut CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan
ke seluruh jaringan/alat tubuh.
d. Mengangkat/mengeluarka zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan racun yang
akan membinasakan tubuh dengan perantaraan leukosit, antibodi/zat-zat anti
racun. Menyebarkan panas ke seluruh tubuh.

2. Definisi
Syok septik adalah invasi aliran darah oleh beberapa organisme mempunyai
potensi untuk menyebabkan reaksi pejamu umum toksin ini.Hasilnya adalah
keadaan ketidak adekuatan perfusi jaringan yang mengancam kehidupan (Brunner
& Suddarth vol. 3 edisi 8, 2012).

Menurut M. A Henderson (1992) Syok septic adalah syok akibat infeksi berat,
dimana sejumlah besar toksin memasuki peredaran darah.E. colli merupakan
kuman yang sering menyebabkan syok ini.

Syok septik merupakan keadaan dimana terjadi penurunan tekanan darah (sistolik


< 90mmHg atau penurunan tekanan darah sistolik > 40mmHg) disertai tanda
kegagalan sirkulasi, meski telah dilakukan resusitasi secara adekuat atau perlu
vasopressor untuk mempertahankan tekanan darah dan perfusi organ (Chen dan
Pohan, 2010).
3. Etiologi
Syok septic diakibatkan olh serangkaian peristiwa hemodinamik dan metabolic yang
dicetuskan oleh serangan mikroba, serta yang penting lagi adalah oleh system pertahanan
tubuh.
Sepsis dan syok septic dapat disebabkan oleh gejala serangan mikroorganisme yang
berkaitan dengan infeksi bakteri aerobic dan an aerobic terutama yang disebabkan oleh :
1. Bakteri gram negative seperti Escheria coli, Klebsiella sp, Pseudomonassp,
Bacteroides sp, dan Proteus sp.Bakteri gram negative mengandung lipopolisakarida
pad dinding selnya yang disebut endotoksin. Apabila dilepas dan masuk kedalam aliran
darah, endotoksin menghasilkan beragam perubhan-perubahan biokimia yang
meugikan dan mengaktivasi imun dan mediator biologis lainnya yang menunjang syok
septic.
2. Organisme gram positif seperti : Stafilokokus. Streptokokus, dan Pneunmokokus juga
terlibat dalam timbulnya sepsis. Organisme gram positif melepaskan eksotoksin yang
berkemampuan untuk mengerahkan mediator imun dengan cara yang sama dengan
endotoksin.
3. Selain itu infeksi virus, fungal, dan riketsia dapat mengarah kepada timbulnya syok
septik.

4. Patofisiologi
Respon inflamasi terhadap bakteri gram negatif dimulai dengan pelepasan lipopolisakarida
(LPS), suatu endotoksin dari dinding sel yang dilepaskan pada saat lisis, yang kemudian
mengaktifasi sel imun non spesifik (innate immunity) yang didominasi oleh sel fagosit
mononuclear. respon imun yang membangkitkan aktivasi bebrbagai mediator kimiawi
mempunyai beberapa efek yang mengarah pada perembesan cairan dari kapiler, yag
mengarah pada shock, yaitu peningkatan permeabilitas kapiler yang mengarah pada
perembesan cairan dari kapiler tadi dan terjadi juga vasodilatasi.

5. Manifestasi Klinis
Tanda-tanda dan gejala-gejala syok septik adalah; Demam lebih 38 derajat c, Kedinginan
menggigil, Hiperventilasi, Takikardi, Hipotermia, Lesi kulit (petekie), Perubahan status
mental seperti rancu, Agitasi, Kecemasan, Eksitasi, Letargi, penumpulan (obtundasi), koma
Hipotensi Sianosis, tanda-tanda gagal jantung, Peningkatan tingkat jantung

Oedema otak
6. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan Biakan: dari darah, sputum, urine, luka operasi atau non
Lekositosis  atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP (+),
LED meningkat dan hasil biakan kuman penyebab dapat (+) atau (-).
 Pemeriksaan Gas-gas darah arteri:
 Kultur ( luka, sputum, urine, darah )
 Pemeriksaan SDP (sel darah putih)
 Penmeriksaan Elektrolit serum ; berbagai ketidak seimbangan mungkin
terjadi dan menyebabkan asidosis, perpindahan cairan, dan perubahan
fungsi ginjal.
 Pemeriksaan pembekuan darah
 Sinar X.
 PemeriksaanEKG.

7. Penatalaksanaan Medis
1. Oksigenasi
2. Terapi cairan
3. Pemberian Vasopresor dan inotropik
4. Pemberian Bikarbonat
5. Pemberian kecukupan Nutrisi
6. Terapi Kortikosteroid

8. Pengkajian Keperawatan
1.     Pengkajian Primer
menggunakan pendekatan ABCDE.
       a. Airway
 Yakinkan kepatenan jalan napas
  Berikan alat bantu napas jika perlu
  Jika terjadi penurunan fungsi pernapasan segera kontak ahli anestesi dan bawa
segera mungkin ke ICU
       b. Breathing
 Kaji jumlah pernapasan lebih dari 24 kali per menit merupakan gejala yang
signifikan
 Kaji saturasi oksigen
 Periksa gas darah arteri untuk mengkaji status oksigenasi dan kemungkinan
asidosis
 Berikan 100% oksigen melalui non re-breath mask
 Auskulasi dada, untuk mengetahui adanya infeksi di dada
 Periksa foto thorak
      c.  Circulation
 Kaji denyut jantung, >100 kali per menit merupakan tanda signifikan
 Monitoring tekanan darah, tekanan darah
 Periksa waktu pengisian kapiler
 Pasang infuse dengan menggunakan canul yang besar
 Berikan  cairan koloid – gelofusin atau haemaccel
 Pasang  kateter
 Lakukan  pemeriksaan darah lengkap
 Catat  temperature, kemungkinan pasien pyreksia atau temperature kurang dari
360C
 Siapkan  pemeriksaan urin dan sputum
 Berikan  antibiotic spectrum luas sesuai kebijakan setempat.

d. Disability
Bingung merupakan salah satu tanda pertama pada pasien sepsis padahal sebelumnya
tidak ada masalah (sehat dan baik). Kaji tingkat kesadaran dengan menggunakan
AVPU.
      e.  Exposure
Jika sumber infeksi tidak diketahui, cari adanya cidera, luka dan tempat suntikan dan
tempat sumber infeksi lainnya.
2.     Pengkajian Sekunder
a.       Aktivitas dan istirahat
Subyektif : Menurunnya tenaga/kelelahan dan insomnia
b.      Sirkulasi
-          Subyektif : Riwayat pembedahan jantung/bypass cardiopulmonary, fenomena
embolik (darah, udara, lemak)
-          Obyektif : Tekanan darah bisa normal atau meningkat (terjadinya hipoksemia),
hipotensi terjadi pada stadium lanjut (shock)
-          Heart rate : takikardi biasa terjadi
-          Bunyi jantung : normal pada fase awal, S2 (komponen pulmonic) dapat terjadi
disritmia dapat terjadi, tetapi ECG sering menunjukkan normal
-          Kulit dan membran mukosa : mungkin pucat, dingin. Cyanosis biasa terjadi
(stadium lanjut)
c.       Integritas Ego
-          Subyektif : Keprihatinan/ketakutan, perasaan dekat dengan kematian
-          Obyektif : Restlessness, agitasi, gemetar, iritabel, perubahan mental.
d.      Makanan/Cairan
-          Subyektif : Kehilangan selera makan, nausea
-          Obyektif : Formasi edema/perubahan berat badan, hilang/melemahnya bowel
sounds
e.       Neurosensori
-          Subyektif atau Obyektif : Gejala truma kepala, kelambatan mental, disfungsi
motorik
f.        Respirasi
-          Subyektif : Riwayat aspirasi, merokok/inhalasi gas, infeksi pulmolal diffuse,
kesulitan bernafas akut atau khronis, “air hunger”
-          Obyektif : Respirasi : rapid, swallow, grunting
g.       Rasa Aman
Subyektif : Adanya riwayat trauma tulang/fraktur, sepsis, transfusi darah, episode
anaplastik
h.      Seksualitas
-          Subyektif atau obyektif : Riwayat kehamilan dengan komplikasi eklampsia

9. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2 , edema paru.
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan hipertensi pulmonal
3.  Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
4. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
5. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output yang
tidak mencukupi.
6. Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen.
7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

10. Intervensi Keperawatan


a.       Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan O2  edema paru.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Airway Managemen :
keperawatan selama ... x 24 jam Ø  Buka jalan nafas
. pasien akan : Ø  Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Ø  TTV dalam rentang normal ( fowler/semifowler)
Ø  Menunjukkan jalan napas Ø  Auskultasi suara nafas , catat adanya suara
yang paten tambahan
Ø  Mendemostrasikan suara Ø    Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat
napas yang bersih, tidak ada jalan nafas buatan
sianosis dan dypsneu. Ø  Monitor respirasi dan status O2
Ø  Monitor TTV.
b.    Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan afterload dan preload.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan tindakan Cardiac care :
keperawatan selama ... x 24 jam Ø catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac
. pasien akan : output
Ø  Menunjukkan TTV dalam Ø monitor balance cairan
rentang normal Ø catat adanya distritmia jantung
Ø  Tidak ada oedema paru dan Ø monitor TTV
tidak ada asites Ø atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
Ø  Tidak ada penurunan kelelahan
kesadaran Ø monitor status pernapasan yang menandakan gagal
Ø  Dapat mentoleransi aktivitas jantung.
dan tidak ada kelelahan.

c.     Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.


Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan Fever Treatment :
tindakan keperawatan Ø Observasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
selama ... x 24 jam . Ø Beri kompres hangat pada bagian lipatan tubuh ( Paha dan
pasien akan : aksila ).
Ø  Suhu tubuh dalam Ø Monitor intake dan output
rentang normal Ø Monitor warna dan suhu kulit
Ø  Tidak ada perubahan Ø Berikan obat anti piretik
warna kulit dan tidak ada Temperature Regulation
pusing Ø Beri banyak minum ( ± 1-1,5 liter/hari) sedikit tapi sering
Ø  Nadi dan respirasi Ø Ganti pakaian klien dengan bahan tipis menyerap keringat.
dalam rentang normal

d.         Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan cardiac output


yang tidak mencukupi.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan Management sensasi perifer:
tindakan keperawatan Ø Monitor tekanan darah  dan nadi apikal setiap 4 jam
selama ... x 24 jam . Ø Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika
pasien akan : ada lesi
Ø  Tekanan sisitole dan Ø Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
diastole dalam rentang terhadap panas atau dingin
normal Ø Kolaborasi obat antihipertensi.
Ø  Menunjukkan tingkat
kesadaran yang baik
e.         Intoleransi aktivitas berhubungan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan Activity Therapy
tindakan keperawatan Ø Kaji hal-hal yang mampu dilakukan klien.
selama ... x 24 jam . Ø Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya sesuai
pasien akan : dengan tingkat keterbatasan klien
Ø  Berpartisipasi dalam Ø Beri penjelasan tentang hal-hal yang dapat membantu
aktivitas fisik tanpa dan meningkatkan kekuatan fisik klien.
disertai peningkatan Ø Libatkan keluarga dalam pemenuhan ADL klien
tekanan darah nadi dan Ø Jelaskan pada keluarga dan klien tentang pentingnya
respirasi bedrest ditempat tidur.
Ø  Mampu melakukan
aktivitas sehari-hari secara
mandiri
Ø  TTV dalam rentang
normal
Ø  Status sirkulasi baik

f.           Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.


Tujuan & Kriteria hasil Intervensi
( NOC) (NIC)
Setelah dilakukan Anxiety Reduction 
tindakan keperawatan Ø Kaji tingkat kecemasan
selama ... x 24 jam . Ø Jelaskan prosedur pengobatan perawatan.
pasien akan : Ø Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya tentang
Ø Mampu kondisi pasien.
mengidentifikasi dan Ø Beri penjelasan tiap prosedur/ tindakan yang akan
mengungkapkan gejala dilakukan terhadap pasien dan manfaatnya bagi pasien.
cemas Ø Beri dorongan spiritual.
Ø TTV normal
Ø Menunjukkan teknik
untuk mengontrol cemas.
DAFTAR PUSTAKA

Judith M. Wilkinson. & Nancy R. Ahern,(2012), Diagnosa Keperawatan Nanda NIC NOC,
Jakarta, EGC

Nurarif, Amin Huda % Kusuma, Hardhi, (2013), Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA
NIC-NOC, Jakarta, Medi Action Publishing.

Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

http://perawatmasadepanku.com/2016/08/laporan-pendahuluan-syok-
septik.html#ixzz2czcbQYTP (diakses tanggal 15 juni 2017)

Anda mungkin juga menyukai