Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

ISU-ISU, STRATEGI DAN KEGIATAN UNTUK PROMOSI KESEHATAN


DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA DUKUNGAN TERHADAP
ORANG YANG TERLIBAT MERAWAT LANSIA
KEPERAWATAN GERONTIK
Dosen Pengampu: Esme Anggeriyane, Ns., M. Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Lismawati 1714201110076
Melinda 1714201110077
Miranti Rahayu 1714201110078
Nadia Khairunnida 1714201110080
Nadya Nailil Ghina 1714201110081
Norah Mathul Qoni’ah 1714201110084
Nur Toibah 1714201110085
Rezki Amalia Ananda 1714201110087
Rianda Putra 1714201110088
Vinna Arlinda 1714201110090
Widia Rusmayanti 1714201110091

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarokatuh

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sekali yang


kita ingat, segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Isu-Isu, Strategi dan Kegiatan Untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan
Lansia Serta Dukungan Terhadap Orang Yang Terlibat Merawat Lansia”.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Gerontik
yang diampu oleh Ibu Esme Anggeriyane, Ns., M. Kep selaku dosen di
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin.

Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,


karena itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
pengampu ibu Esme Anggeriyane, Ns., M. Kep yang telah memberikan
dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua
kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan
dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat. Namun tidak menutup kemungkinan, makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
untuk kepentingan proses peningkatan ilmu pengetahuan kesehatan.

Wassalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh

Banjarmasin, 30 September 2020

Penyusun

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
A. Isu Pada Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia.............................................4
B. Strategi Promosi Kesehatan..........................................................................5
BAB II......................................................................................................................7
A. Pendahuluan..................................................................................................7
B. Analisis PICOT.............................................................................................8
C. Analisis
RCA……………………………………………………………………………
……………………………..10

BAB III..................................................................................................................13
A. Kesimpulan.................................................................................................13
B. Saran............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Isu Pada Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia

Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun
belum jelas fakta dan buktinya. Salah satu isu pada lansia yang terjadi
dibeberapa negara termasuk Indonesia, yaitu isu Periode Ageing Population.
Ageing population atau penuaan penduduk menurut United Nation adalah
fenomena yang terjadi ketika umur median penduduk dari suatu wilayah atau
negara mengalami peningkatan yang disebabkan oleh bertambahnya tingkat
harapan hidup atau menurunnya tingkat fertilitas. Indonesia mengalami
peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun
2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan
terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%).
Konsekuensi dari semakin membaiknya angka harapan hidup penduduk
Indonesia adalah akan semakin banyaknya jumlah penduduk yang
dikategorikan lanjut usia (lansia).
Sekjen Kemenkes, drg. Oscar Primadi, MPH mengatakan semua orang
perlu mulai memperhatikan kebutuhan lansia, sehingga diharapkan mereka
dapat tetap sehat, mandiri, aktif, dan produktif, salah satunya penguatan peran
keluarga dalam melakukan perawatan bagi lansia.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, penyakit yang terbanyak pada
lansia adalah untuk penyakit tidak menular antara lain; hipertensi, masalah
gigi, penyakit sendi, masalah mulut, diabetes mellitus, penyakit jantung dan
stroke, dan penyakit menular antara lain seperti ISPA, diare, dan pneumonia.
Jumlah orang dengan demensia juga cenderung meningkat seiring dengan
meningkatnya kasus penyakit tidak menular.
Jika negara yang mengalami penuaan dengan sangat cepat tidak disikapi
dengan baik akan berdampak pada perekonomian negara tersebut. Oleh karena
itu, lansia yang masih potensial akan diberdayakan untuk meningkatkan status
kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, melalui kegiatan di
masyarakat termasuk di Posyandu Lansia.

B. Strategi Promosi Kesehatan

Konsep dasar pengembangan pelayanan atau program kesehatan lansia


adalah diharapkan lansia yang sakit dapat meningkat status kesehatannya dan
optimal kualitas hidupnya sehingga lansia dapat sehat kembali dan lansia yang
sehat tetap sehat dengan mengoptimalkan fungsi fisik, mental, kognitif dan
spiritual, melalui upaya promotif dan preventif, termasuk kegiatan
pemberdayaan lansia.
Pemberdayaan lansia dimaksudkan agar lansia tetap dapat melaksanakan
fungsi sosialnya berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Pemberdayaan lansia mengacu pada upaya
mengembangkan daya (potensi) individu maupun kolektif penduduk lansia
sehingga mereka dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbagai
aktifitas, baik social, ekonomi, maupun politis. Pemberdayaan lansia melalui
peningkatan kemampuan untuk tetap aktif dalam aktifitas prodiktif merupakan
salah salah satu antisipasi agar mereka dapat mengurangi ketergantungan
aktual terhadap anggota rumah tangga yang lain.
Pemberdayaan lansia dilakukan melalui berbagai cara, hal ini mengigat
karena ada yang lansia berada dipanti, berada di lingkungan keluarga dan
masyarakat. Lansia yang berada dipanti merupakan jenis lansia yang terlantar
karena sudah tidak memiliki anggota keluarga. Sedangkan lansia yang berada
di lingkungan keluarga dan masyarakat tetap hidup bersama-sama dengan
anak dan cucunya dalam menikmati masa tua.
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lansia, diperlukan peran
keluarga yang turut berpartisipasi aktif mendampingi aktivitas lansia di masa
senjanya, karena keluargalah orang terdekat dari lansia itu sendiri, baik anak,
menantu maupun cucu bahkan adik atau kakak lansia itu sendiri. Kelompok
bina keluarga lansia dapat memberikan kontribusi terhadap terwujudnya lansia
tangguh dan berjalan secara berlanjut apabila memiliki mekanisme kerja yang
dipahami dan disepakati oleh anggota kelompok. Pokok-pokok kegiatan
kelompok BKL (bina keluarga lansia)/kader antara lain :
1. Kegiatan utama dilakukan meliputi penyuluhan, temu keluarga, kunjungan
rumah, rujukan, pencatatan dan pelaporan serta memotivasi
2. Kegiatan pengembangan antara lain : Bina kesehatan fisik antara lain
olahraga, senam dan penyedia makanan tambahan. Bina rohani antarta lain
mengaji, kegiatan keagamaan, sosial kemasyarakatan
3. Bina peningkatan pendapatan usaha ekonomi produktif nelalui UMKM,
koperasi dan lain-lain
Dari sisi ekonomi produktivitas lansia dapat dilakukan dengan
memberdayakan potensi - potensi yang dimilikinya untuk meningkatkan
pendapatan lansia. Lansia yang produktif secara ekonomi menjadikan lansia
meskipun mengalami berbagai penurunan secara fisik maupun psikis namun
merasa puas karena dirinya mampu menghasilkan hasil ketrampilannya
memiliki nilai ekonomi. Pada akhirnya lansia merasa bermakna, berarti,
sekaligus dapat menambah pendapatan ekonomi untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari bahkan dapat memberi sesuatu untuk anak cucu.
BAB II

ANALISIS JURNAL

A. Pendahuluan

Kualitas hidup lansia adalah kondisi fungsional lansia berada pada kondisi
yang maksimal atau optimal sehingga memungkinkan lansia menikmati masa
tuanya dengan penuh makna, bahagia dan berkualitas yang meliputi kesehatan
fisik, psikologis, sosial dan lingkungan. Pemberdayaan keluarga yang dimaksud
adalah pendidikan kesehatan dengan memberikan contoh, pengetahuan dan sikap
agar keluarga dapat mendukung lansia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah pemberdayaan keluarga dan adakah
pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Hipotesis
penelitian ini ada pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup
lansia Design dan metodologi penelitian ini menggunakan Quusi Eksperimen
pre-post test. Data dianalisis menggunakan uji dependen t test. Sampel diambil
dengan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi didapat 30 responden
lansia. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Karangsari kota Tangerang bulan
Oktober sampai Nopember 2017. Data penelitian ini diambil dengan
menggunakan kuisioner baku WHOQOL. Hasil uji statistic menunjukan pre test
dan post test dengan nilai p value 0.00 dapat disimpulkan ada perbedaan yang
signifikan kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah dilakukan pemberdayaan
keluarga, selain itu didapat nilai correlation 0.735 artinya ada pengaruh yang
cukup kuat proses pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Saran:
kepada Puskesmas/Pelayanan Kesehatan hendaknya dapat mengadakan kegiatan
pemberdayaan keluarga secara berkala untuk tetap mempertahankan kualitas
hidup lansia.
B. Analisis PICOT

Judul jurnal : “Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Terhadap Kualitas hidup


Lansia di Kelurahan Karangsari Tangerang Tahun 2017” oleh Rohanah Suyatini.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah
pemberdayaan keluarga dan adakah pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap
kualitas hidup lansia.
1. Pasien : 30 orang lansia
Populasi : Keluarga dengan lansia di Lingkungan RW 13 Kelurahan
Karangsari Kota Tangerang
Problem : Lansia dengan masalah kualitas hidup
2. Intervensi
Melakukan pemberdayaan keluarga melalui pendidikan kesehatan dengan
memberikan contoh, pengetahuan dan sikap agar keluarga dapat mendukung
lansia.
3. Comparasi
Jurnal pembanding oleh jurnal oleh Yunie Armiyati, Edy Soesanto, Tri
Hartiti dengan judul Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Hidup Lansia di Desa Kangkung Demak. pada jurnal
peneliti menggunakan metode pemecahan masalah yaitu: pembuatan media
promosi dan pemantauan kesehatan lanjut usia untuk kader kesehatan,
rekruitmen kader, penyegaran kader dan pelatihan pembuatan obat tradisional
keluarga pada kader posbindu lansia RW 02 dan RW 05 Desa Kangkung
Mranggen dan budidaya tanaman herbal dan paktik langsung produksi obat
tradisional keluarga dari bahan herbal yang ada di lingkungan rumah. Hasil
yang di dapatkan : 1) Peningkatan jumlah kader lansia yang aktif, 2)
Tersedianya media promosi kesehatan, 3) Peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan kader posbindu lansia tentang penanganan masalah kesehatan
lansia, 4) Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan kader kesehatan tentang
pengolahan bahan herbal, 5) peningkatan pendapatan kader kesehatan dan
dana sehat warga serta peningkatan partisipasi lansia dalam mengikuti
kegiatan posbindu lansia.
4. Outcome
Hasil penelitian ini menunjukan angka kualitas hidup lansia ada peningkatan
sesudah dilakukan pemberdayaan keluarga, yaitu menggunakan uji dependen
t-test didapatkan nilai t 9.964, nilai p value 0.00 dapat dijelaskan bahwa
pemberdayaan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan.
5. Time
Bulan Oktober sampai Nopember 2017.
First Author Conceptual Design/Method Sample/Setting Major Measurement Data Findings Appraisal: Worth to
(Year) Framework Variables Analysis Practice
Studied (and
Their
Definitions
Rohanah, Kualitas hidup kuantitatif Sampel Pemberdayaan Penelitian menggunakan Hasil - Kelebihan dalam
Suyatini, 2018 lansia adalah dengan diambil ini penelitia
. menggunak dengan total keluarga Uji dependen n ini penelitian ini adalah
kondisi fungsional an design sampling
melakukan menunju
yang penelitian t test dengan kan data ini diperkuat
lansia berada pada penelitian
memenuhi menggunaka bahwa
kondisi yang kuasi – Kualitas hidup nilai p value dengan bukti hampir
eksperimen
kriteria n alat ukur ada
maksimal atau inklusi lansia berupa 0.00 pengaru semua lansia tinggal
pre-post didapat 30 h yang
optimal sehingga test Data kuesioner
responden signifika bersama anaknya,
memungkinkan dianalisis lansia. untuk n
lansia menikmati menggunak mengetahui pemberd berarti dukungan
masa tuanya an analisis pengaruh ayaan
univariat keluarga keluarga benar-benar
sesudah dan
dengan penuh dan. Data terhadap
sebelum di kualitas
sangat berpengaruh
makna, bahagia dianalisis lakukannya hidup kepada lansia. Dapat
dan berkualitas. menggunak pemberdaya lansia
yang meliputi an uji dijelaskan faktor
an pada dengan
dependen t nilai p
kesehatan fisik, test.
keluarga psikologis dapat
value
psikologis, sosial 0.00 dan diberikan melalui
dan correlati
on 0.735 dukungan keluarga
lingkungan,Pembe dapat
rdayaan keluarga karena dukungan
dijelaska
yang dimaksud n bahwa keluarga meliputi
ada
adalah pendidikan pengaru dukungan emosi,
kesehatan dengan h positif penghargaan,dukungan
memberikan yang
informasi dan
cukup
contoh, kuat dukungan instrument
pengetahuan dan pemberd
ayaan atau pasilitas
sikap agar
keluarga
keoluarga dapat terhadap
mendukung lansia kualitas - Kekurangan penelitian
hidup
lansia. ini adalah
Dengan
demikia Puskesmas/Pelayanan
n Kesehatan tidak
hipotesa
Ha mengadakan kegiatan
diterima.
pemberdayaan
keluarga secara berkala
untuk tetap
mempertahankan
kualitas hidup lansia,
dan peneliti tidak ada
memaparkan
bagaimana cara
meningkatkan
pemberdayaan
keluarga terhadap
kualitas hidup lansia
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
Jurnal Utama Keluarga.

PENGARUH PEMBERDAYAAN KELUARGA TERHADAP


KUALITAS HIDUP LANSIA DI KELURAHAN KARANGSARI
TANGERANG TAHUN 2017

Rohanah, Suyatini
Jurusan Keperawatan Tangerang Poltekkes Kemenkes Banten
Korespondensi : rohanahbadar@gmail.com

ABSTRACT
The quality of life of the elderly is that the functional condition of the elderly is in a maximum
or optimal condition that allows the elderly to enjoy their old age with meaning, happiness and
quality, which includes physical, psychological, social and environmental health. Family
empowerment in this study refers to health education for elderly families by providing material
that includes knowledge and attitudes about family support. The purpose of this study was to
determine the quality of life of the elderly before and after family empowerment and is there
any influence of family empowerment on the quality of life of the elderly. The hypothesis of
this study is that there is an influence of family empowerment on the quality of life of the elderly
Design and the methodology of this study using the Quusi Experiment pre-post test. Data were
analyzed using the dependent test t test. Samples were taken with total sampling that met the
inclusion criteria obtained by 30 respondents, namely the elderly. The study was conducted in
Karangsari Village, Tangerang City in October to November 2017, the data of this study were
taken using WHOQOL questionnaires. The results of statistical tests showed the pre test and
post test with The value of p value 0.00 can be concluded that there is a significant difference in
the quality of life of the elderly before and after family empowerment. In addition, there is a
correlation value of 0.735 which means there is a strong influence on the process of family
empowerment on the quality of life of the elderly. Suggestion: the Puskesmas / Health Services
should be able to hold family empowerment activities regularly to maintain the quality of life of
the elderly.
Keywords: Elderly, Quality of Life, Family Empowerment.

ABSTRAK
Kualitas hidup lansia adalah kondisi fungsional lansia berada pada kondisi yang maksimal atau
optimal sehingga memungkinkan lansia menikmati masa tuanya dengan penuh makna, bahagia
dan berkualitas. yang meliputi kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan,Pemberdayaan
keluarga yang dimaksud adalah pendidikan kesehatan dengan memberikan contoh, pengetahuan
dan sikap agar keoluarga dapat mendukung lansia. .Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah pemberdayaan keluarga dan adakah pengaruh
pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Hipotesis penelitian ini ada pengaruh
pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia Design dan metodologi penelitian ini
169
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
menggunakan Quusi Eksperimen pre-post test. DataKeluarga.
dianalisis menggunakan uji dependen t test.
Sampel diambil dengan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi didapat 30 responden
lansia .Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Karangsari kota Tangerang bulan Oktober sampai

Nopember 2017,Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuisioner baku


WHOQOL.Hasil uji statistic menunjukan pre test dan post test dengan nilai p value 0.00 dapat
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah
dilakukan pemberdayaan keluarga, selain itu didapat nilai correlation 0.735 artinya ada
pengaruh yang cukup kuat proses pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Saran:
kepada Puskesmas/Pelayanan Kesehatan hendaknya dapat mengadakan kegiatan pemberdayaan
keluarga secara berkala untuk tetap mempertahankan kualitas hidup lansia

Kata Kunci : Lansia, Kualitas Hidup, Pemberdayaan Keluarga.

PENDAHULUAN kehidupannya di masyarakat dalam konterks

Menua adalah proses alami yang harus budaya dan sistim nilai yang ada yang terkait

dilalui oleh semua mahluk hidup yang tidak dengan tujuan, harapan, standar, dan juga

dapat dihindari, dan merupakan hal yang wajar perhatian. Kualitas hidup dalam hal ini
dialami oleh semua orang yang diberi umur merupakan suatu konsep yang sangat luas yang
panjang .Harapan semua orang hidup dimasa dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis,
tua dengan bahagia ,tenang dan sejahtera.serta tingkat kemandirian, serta hubungan individu
menikmati masa pensiun bersama anak dan dengan lingkungan. Kualitas hidup diartikan
cucu, kenyataannya tidak semua lanjut usia juga sebagai evaluasi dari kepuasan secara
dapat menikmati segala yang diidam-idamkan. keseluruhan dri kehidupan seseorang. Hal ini
Prosesm enua tetap menimbulkan sesuai dengan konsep sehat dari WHO yang
permasalahan baik secara biologis, mental mendefinisikan sehat sebagai keadaan
maupun sosial ekonomi(Nugroho, 2000). sejahtera meliputi fisik,mental sosial yang
Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat fisik
penulis dapat disimpulkan banyak lansia yang tetapi mampu merasa sejahtera, bahagia dalam
tidak bisa menikmati hati tuannyan kehidupan sehari-hari sehingga mampu
dikarenakan mereka merasa terbatas mengatasi tantangan hidup sehar-hari.
aktivitasnya, sering sakit, lingkungan kurang
Data Badan Pusat Statistik tahun 2012
bersahabat, dan tidak percaya diri dengan
menunjukan jumlah lansia di Indonesia lebih
penampilan fisiknya saat ini. hal ini menjadi
dari 9,7% secara demografi, lansia di
bukti rendahnya kualitas hidup lanjut usia.
Indonesia termasuk lima besar terbanyak di
WHO mendefinisikan kualitas hidup
dunia. Pada tahun 2030 diperkirakan akan
sebagai persepsi individu terhadap
mencapai 36 juta,.hal ini merupakan salah
170
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
satu indikator keberhasilan pencapaian Keluarga.
pembangunan manusia secara global dan
nasional. Peningkatan jumlah lansia
menunjukan keberhasilan pembangunan dan
tantangan pembanguan. Jumlah lanjut
usia merupakan dampak dari meningkatnya
usia

171
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
harapan hidup, selain berumur panjang,lansia dalam kehidupan sehari-hari. Hal –hal yang
Keluarga.
diharapkan memiliki kualitas hidup yang dapat dilakukan keluarga untuk lansia adalah
baik,sehat,produktif dan mandiri. berupa dukungan Dukungan keluarga yang
Sementara itu, negara melalui UU No 36 dimaksud adalah dukungan emosi, dukungan
Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa upaya instrument, dukungan informasi dan dukungan
pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus penghargaan. Agar keluarga dapat memberikan
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup dukungan maka diperlukan pengetahuan,
sehat dan produktif secara sosial maupun ketrampilan dan sikap yang baik dalam
ekonomi sesuai dengan martabat meningkatkan kualitas hidup lansia, oleh
kemanusiaan. Pemerintah wajib menjamin karena itu keluarga perlu diberdayakan untuk
ketersediaan pelayanan kesehatan dan dapat membantu lansia mencapai kualitas
memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk hidup optimal
dapat tetap hidup mandiri dan produktif,
Hasil Riset yang dilakukan oleh
sehingga tidak menjadi beban keluarga,
Global Age Watch, meneliti harapan hidup
pemerintah serta tetap menjadi aset negara
lansia di 96 negara, Indonesia berada
yang bermanfaat.(Kementrian Kesehatan
diperingkat paling bawah Index Global Age
Republik Indonesia 2013)
Watch diposisi ke 71, posisi ke 48 untuk
Perubahan yang terjadi pada lansia tidak
domain kapabilitas, tingkat pengangguran
berdiri sendiri tetapi dengan beberapa penyakit
lansia 64,8%, domain kesehatan di posisi ke
yang muncul secara bersamaan Permasalahan
70, peringkat terburuk Indonesia ada di soal
yang dihadapi lansia adalah perubahan
penghasilan hari tua, peringkat ke 86.
fisik,psikologis,sosial dan lingkungan Masalah
Berdasarkan data diatas peneliti merasa perlu
sosial dan lingkungan bagi lansia terutama
melakukan pemberdayaan keluarga untuk
lingkungan keluarga dipengaruhi oleh adanya
membantu lansia mencapai tingkat kualitas
orang lain baik didalam keluarga maupun
yang optimal.
diluar keluarga, begitu pula masalah
Penelitian yang berkaitan dengan kualitas
lingkungan dapat didalam di linggkungan
hidup lansia telah banyak dilakukan salah
keluarga maupun lingkungan sosial.
satunya adalah yang dilakukan oleh DR
Keluarga adalah bagian terpenting dari
Yulianti tahun 2015 dengan judul Hubungan
kehidupan lansia karena idealnya lansia
Dukungan Keluarga Teradap Kualitas Hidup
menghabiskan waktunya didalam keluarga.
Lansia Di Desa Pogungrejo terhadap 38
Keluarga merupakan support system yang
responden dan hasilnya ada hubungan yang
paling utama bagi lansia karena keluarga dapat
sangat bermakna (p: 0.05).
memberikan, menyediakan dan
mempersiapkan segala yang dibutuhkan lansia
170
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
Penelitian dengan judul yang sama dengan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan
Keluarga.
judul penulis lakukan belum ditemukan keluarga terhadap kualitas hidup lansia
Perbedaannya dengan penelitian yang penulis
lakukan adalah penulis melakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
pemberdayaan terlebih dahulu/intervensi pada
1. Analisis Univariat;
keluarga dengan tujuan untuk menumbuhkan
motivasi selanjutnya menjadi dukungan Tabel 1

keluarga. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan


Karakteristik Responden
Di Lingkungan RW 13 kelurahan
Karangsari banyak lansia yang masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari walaupun Karakteristik Frekwensi Persentasi
Umur
kondisinya memperihatinkan. Oleh sebab itu 60-70 21 70%
penulis ingin melakukan suatu pemberdayaan 71-80 9 30%
Pendidikan
keluarga agar dapat membantu lansia mencapai Rendah(SD.SMP) 27 90%
kualitas hidup yang optimal. Tinggi(SMA,PT) 3 10%
Pekerjaan
Tidak Bekerja 24 80%
Bekerja 6 20%
METODELOGI Hubungan Keluarga
Anak 27 90%
Penelitian ini merupakan penelitian Lain-Lain 3 10%

kuantitatif dengan menggunakan design


penelitian kuasi – eksperimen Data dianalisis Tabel 2.

menggunakan analisis univariat dan bivariat Perbandingan Nilai Kualitas Hidup lansia
Kegiatan penelitian ini menggunakan alat
Sebelum dan Sesudah Dilakukan
ukur berupa kuesioner untuk mengetahui Pemberdayaan keluarga di Kelurahan
kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah Karangsari KotaTangerang

dilakukan pemberdayaan keluarga dan untuk


Kel Lansia Mean SD SE P value
mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga Pre Test 79.53 11.658 2.128 0.00
terhadap kualitas hidup lansia di Kelurahan Post Test 94.37 10.565 1.929

Karangsari Kota tangerang tahun 2017. Tabel 2 menunjukan ada peningkatan kualitas
Analisis data dalam penelitian ini hidup lansia setelah dilakukan pemberdayaan
diolah dengan program statistic. Analisis keluarga dengan nilai p value 0.00 dapat
univariat untuk mengetahui distribusi disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
frekwensi karakteristik responden. Analisis antara kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah
bivariat menggunakan Uji dependen t test dilakukan pemberdayaan keluarga

171
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
TABEL 3. berpengaruh terhadap Hidup Keluarga.
lansia dengan menggunakan uji
kualitas hidup lansia nilai p value 0.05 dependen t test
Perbedaan
Rerata Angka artinya dukungan didapatkan nilai t
Kualitas PEMBAHASAN keluarga mempunyai 9.964, nilai p value
Hidup Lansia hubungan yang 0.00 dapat dijelaskan
Setelah Hasil penelitiuan ini
signifikan terhadap bahwa pemberdayaan
Dilakukan menunjukan angka
Pemberdayaan kualitas hidup lansia. keluarga mempunyai
kualitas hidup lansia
Keluarga Di Analisis pengaruh pengaruh yang
Kelurahan ada peningkatan
pemberdayaan signifikan. Selain itu
Karangsari sesudah dilakukan
Kota keluarga terhadap data correlation
pemberdayaan
Tangerang kualitas hidup lansia menunjukan angka
keluarga . hal ini
dengan 0.735 hal ini dapat
Var Mean Std dilihat dari rata- rata
dijelaskan keeratan
95% conf t df sebelum
p value KHL Dev cukup kuat. Artinya
Low Upper pemberdayaan
pengaruh
keluarga adalah
pemberdayaan
Pre test 14.8 8.154 79.53 dan sesudah
11.789 17.878 9.964 29 keluarga terhadap
pemberdayaan
kualitas hidup lansia
keluarga dengan rata-
Post test cukup kuat data ini
rata 94.37.ada
juga diperkuat dengan
peningkatan yang
bukti bahwa hampir
Berdasarkan tabel signifikan dengan
semua lansia tinggal
diatas kualitas hidup nilai p value 0.00
bersama
lansia hasil pre-test dapat disimpulkan
anaknya,berarti
dan post test pemberdayaan
dukungan keluarga
menunjukan nilai t = keluarga mempunyai
benar-benar sangat
9.964 dan nilai p pengaruh yang
berpengaruh kepada
value 0.00 keputusan signifikan terhadap
lansia. Hal ini sesuai
dapat diambil ada kualitas hidup lansia.
dengan penelitian anis
perbedaan yang Hal ini sejalan
Ika nurrohmah 2012
signifikan sehingga dengan penelitian Dr
tentang faktor-faktor
dapat disimpulkan Yulianti 2015 dengan
yang mempengaruhi
bahwa judul Hubungan
kualitas hidup lansia
pemberdayaan Dukungan Keluarga
hasil penelitian
keluarga Terhadap kualitas
menunjukan faktor
172
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
psikologis yang hipotesa Ha Keluarga.
paling dominan. diterima.
Dapat dijelaskan Saran : Diharapkan
faktor psikologis pelayanan kesehatan
dapat diberikan atau pihak
melalui dukungan Puskesmas untuk
keluarga karena menyelenggarakan
dukungan keluarga pemberdayaan
meliputi dukungan keluarga secara
emosi, berkala karena
penghargaan,dukung
an informasi dan
dukungan
instrument atau
pasilitas.

SIMPULAN

Hasil penelitian ini


menunjukan bahwa
ada pengaruh yang
signifikan
pemberdayaan
keluarga terhadap
kualitas hidup lansia
dengan nilai p value
0.00 dan correlation
0.735 dapat
dijelaskan bahwa
ada pengaruh positif
yang cukup kuat
pemberdayaan
keluarga terhadap
kualitas hidup lansia
. Dengan demikian

173
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
terbukti pemberdayaan keluarga dapat Keluarga.
meningkatkan kualitas hidup lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Anis dkk (2016) Faktor-faktor Yang


Mempengaruhi Kualitas Hidup lansia FIK
Muhamadiyah Malang, Jurnal keperawatan
ISSN 2086-3071

Boedhi Darmojo (2011) Buku Ajar Geriatri edisi 4


Fakultas Kedokteran UI.

E.Sutikno (2011) Hubungan Fungsi Keluarga


Dengan Kualitas Hidup Lansia Institut Ilmu
Kesehatan Kediri Jurnal Kedokteran
Indonesia VOL. 2/NO. 1/JANUARI/2011

Lilik Marifatul Azizah( 2011) Keperawatan


Lanjut Usia Edisi 2 EGC

Mickey Stanley (2007) : Buku Ajar Keperawatan


Gerontik Edisi 2 EGC

Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku


(2007). Kaplan dan Saddock Edisi VII
Social psychology,(2010)Eliot Aronson,TimothyD
Wilson,Robin M Akert Seventh Edition
Wahyudi Nugroho (2008) Keperawatan Gerontik

Edisi 3 EGC
Yulianti (2015) Hubungan Dukungan Keluarga
DenganKualitas Hidup lansia Di Desa
Pagungrejo STIKES Aisyiyah Jogjakarta

169
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
Jurnal Pembanding Keluarga.

PENGARUH PEMBERDAYAAN KELUARGA TERHADAP


KUALITAS HIDUP LANSIA DI KELURAHAN KARANGSARI
TANGERANG TAHUN 2017

Rohanah, Suyatini
Jurusan Keperawatan Tangerang Poltekkes Kemenkes Banten
Korespondensi : rohanahbadar@gmail.com

ABSTRACT
The quality of life of the elderly is that the functional condition of the elderly is in a maximum
or optimal condition that allows the elderly to enjoy their old age with meaning, happiness and
quality, which includes physical, psychological, social and environmental health. Family
empowerment in this study refers to health education for elderly families by providing material
that includes knowledge and attitudes about family support. The purpose of this study was to
determine the quality of life of the elderly before and after family empowerment and is there
any influence of family empowerment on the quality of life of the elderly. The hypothesis of
this study is that there is an influence of family empowerment on the quality of life of the elderly
Design and the methodology of this study using the Quusi Experiment pre-post test. Data were
analyzed using the dependent test t test. Samples were taken with total sampling that met the
inclusion criteria obtained by 30 respondents, namely the elderly. The study was conducted in
Karangsari Village, Tangerang City in October to November 2017, the data of this study were
taken using WHOQOL questionnaires. The results of statistical tests showed the pre test and
post test with The value of p value 0.00 can be concluded that there is a significant difference in
the quality of life of the elderly before and after family empowerment. In addition, there is a
correlation value of 0.735 which means there is a strong influence on the process of family
empowerment on the quality of life of the elderly. Suggestion: the Puskesmas / Health Services
should be able to hold family empowerment activities regularly to maintain the quality of life of
the elderly.
Keywords: Elderly, Quality of Life, Family Empowerment.

ABSTRAK
Kualitas hidup lansia adalah kondisi fungsional lansia berada pada kondisi yang maksimal atau
optimal sehingga memungkinkan lansia menikmati masa tuanya dengan penuh makna, bahagia
dan berkualitas. yang meliputi kesehatan fisik, psikologis, sosial dan lingkungan,Pemberdayaan
keluarga yang dimaksud adalah pendidikan kesehatan dengan memberikan contoh, pengetahuan
dan sikap agar keoluarga dapat mendukung lansia. .Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah pemberdayaan keluarga dan adakah pengaruh
pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Hipotesis penelitian ini ada pengaruh
pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia Design dan metodologi penelitian ini
170
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
menggunakan Quusi Eksperimen pre-post test. DataKeluarga.
dianalisis menggunakan uji dependen t test.
Sampel diambil dengan total sampling yang memenuhi kriteria inklusi didapat 30 responden
lansia .Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Karangsari kota Tangerang bulan Oktober sampai

Nopember 2017,Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuisioner baku


WHOQOL.Hasil uji statistic menunjukan pre test dan post test dengan nilai p value 0.00 dapat
disimpulkan ada perbedaan yang signifikan kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah
dilakukan pemberdayaan keluarga, selain itu didapat nilai correlation 0.735 artinya ada
pengaruh yang cukup kuat proses pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia. Saran:
kepada Puskesmas/Pelayanan Kesehatan hendaknya dapat mengadakan kegiatan pemberdayaan
keluarga secara berkala untuk tetap mempertahankan kualitas hidup lansia

Kata Kunci : Lansia, Kualitas Hidup, Pemberdayaan Keluarga.

171
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
PENDAHULUAN mendefinisikan
Keluarga. sehat sebagai keadaan sejahtera
meliputi fisik,mental sosial yang tidak hanya
Menua adalah proses alami yang harus
bebas dari penyakit atau cacat fisik tetapi
dilalui oleh semua mahluk hidup yang tidak
mampu merasa sejahtera, bahagia dalam
dapat dihindari, dan merupakan hal yang wajar
kehidupan sehari-hari sehingga mampu
dialami oleh semua orang yang diberi umur
mengatasi tantangan hidup sehar-hari.
panjang .Harapan semua orang hidup dimasa
tua dengan bahagia ,tenang dan sejahtera.serta Data Badan Pusat Statistik tahun 2012
menikmati masa pensiun bersama anak dan menunjukan jumlah lansia di Indonesia lebih
cucu, kenyataannya tidak semua lanjut usia dari 9,7% secara demografi, lansia di
dapat menikmati segala yang diidam-idamkan. Indonesia termasuk lima besar terbanyak di
Prosesm enua tetap menimbulkan dunia. Pada tahun 2030 diperkirakan akan
permasalahan baik secara biologis, mental mencapai 36 juta,.hal ini merupakan salah
maupun sosial ekonomi(Nugroho, 2000). satu indikator keberhasilan pencapaian
Dari studi pendahuluan yang dilakukan oleh pembangunan manusia secara global dan
penulis dapat disimpulkan banyak lansia yang nasional. Peningkatan jumlah lansia
tidak bisa menikmati hati tuannyan menunjukan keberhasilan pembangunan dan
dikarenakan mereka merasa terbatas tantangan pembanguan. Jumlah lanjut usia
aktivitasnya, sering sakit, lingkungan kurang merupakan dampak dari meningkatnya usia
bersahabat, dan tidak percaya diri dengan harapan hidup, selain berumur panjang,lansia
penampilan fisiknya saat ini. hal ini menjadi diharapkan memiliki kualitas hidup yang
bukti rendahnya kualitas hidup lanjut usia. baik,sehat,produktif dan mandiri.
WHO mendefinisikan kualitas hidup Sementara itu, negara melalui UU No 36
sebagai persepsi individu terhadap Tahun 2009 tentang Kesehatan bahwa upaya
kehidupannya di masyarakat dalam konterks pemeliharaan kesehatan bagi lanjut usia harus
budaya dan sistim nilai yang ada yang terkait ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat
dengan tujuan, harapan, standar, dan juga dan produktif secara sosial maupun ekonomi
perhatian. Kualitas hidup dalam hal ini sesuai dengan martabat kemanusiaan.
merupakan suatu konsep yang sangat luas yang Pemerintah wajib menjamin ketersediaan
dipengaruhi kondisi fisik individu, psikologis, pelayanan kesehatan dan memfasilitasi
tingkat kemandirian, serta hubungan individu kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup
dengan lingkungan. Kualitas hidup diartikan mandiri dan produktif, sehingga tidak menjadi
juga sebagai evaluasi dari kepuasan secara beban keluarga, pemerintah serta tetap menjadi
keseluruhan dri kehidupan seseorang. Hal ini aset negara yang bermanfaat.(Kementrian
sesuai dengan konsep sehat dari WHO yang Kesehatan Republik Indonesia 2013)

170
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
Perubahan yang terjadi pada lansia tidak domain
Keluarga.kapabilitas, tingkat pengangguran
berdiri sendiri tetapi dengan beberapa penyakit lansia 64,8%, domain kesehatan di posisi ke
yang muncul secara bersamaan Permasalahan 70, peringkat terburuk Indonesia ada di soal
yang dihadapi lansia adalah perubahan penghasilan hari tua, peringkat ke 86.
fisik,psikologis,sosial dan lingkungan Masalah Berdasarkan data diatas peneliti merasa perlu
sosial dan lingkungan bagi lansia terutama melakukan pemberdayaan keluarga untuk
lingkungan keluarga dipengaruhi oleh adanya membantu lansia mencapai tingkat kualitas
orang lain baik didalam keluarga maupun yang optimal.
diluar keluarga, begitu pula masalah Penelitian yang berkaitan dengan kualitas
lingkungan dapat didalam di linggkungan hidup lansia telah banyak dilakukan salah
keluarga maupun lingkungan sosial. satunya adalah yang dilakukan oleh DR
Keluarga adalah bagian terpenting dari Yulianti tahun 2015 dengan judul Hubungan
kehidupan lansia karena idealnya lansia Dukungan Keluarga Teradap Kualitas Hidup
menghabiskan waktunya didalam keluarga. Lansia Di Desa Pogungrejo terhadap 38
Keluarga merupakan support system yang responden dan hasilnya ada hubungan yang
paling utama bagi lansia karena keluarga dapat sangat bermakna (p: 0.05).
memberikan, menyediakan dan
mempersiapkan segala yang dibutuhkan lansia
dalam kehidupan sehari-hari. Hal –hal yang
dapat dilakukan keluarga untuk lansia adalah
berupa dukungan Dukungan keluarga yang
dimaksud adalah dukungan emosi, dukungan
instrument, dukungan informasi dan
dukungan penghargaan. Agar keluarga dapat
memberikan dukungan maka diperlukan
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik
dalam meningkatkan kualitas hidup lansia,
oleh karena itu keluarga perlu diberdayakan
untuk dapat membantu lansia mencapai
kualitas hidup optimal

Hasil Riset yang dilakukan oleh


Global Age Watch, meneliti harapan hidup
lansia di 96 negara, Indonesia berada
diperingkat paling bawah Index Global Age
Watch diposisi ke 71, posisi ke 48 untuk
170
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
Rohanah,dkk.Pengaruh Pemberdayaan
Penelitian dengan judul yang sama untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan
Keluarga.
dengan judul penulis lakukan belum keluarga terhadap kualitas hidup lansia
ditemukan Perbedaannya dengan penelitian
yang penulis lakukan adalah penulis HASIL DAN PEMBAHASAN
melakukan pemberdayaan terlebih
1. Analisis Univariat;
dahulu/intervensi pada keluarga dengan
tujuan untuk menumbuhkan motivasi Tabel 1

selanjutnya menjadi dukungan keluarga. Distribusi Frekwensi Responden Berdasarkan


Karakteristik Responden
Di Lingkungan RW 13 kelurahan
Karangsari banyak lansia yang masih dapat
melakukan aktivitas sehari-hari walaupun Karakteristik Frekwensi Persentasi
Umur
kondisinya memperihatinkan. Oleh sebab itu 60-70 21 70%
penulis ingin melakukan suatu pemberdayaan 71-80 9 30%
Pendidikan
keluarga agar dapat membantu lansia mencapai Rendah(SD.SMP) 27 90%
kualitas hidup yang optimal. Tinggi(SMA,PT) 3 10%
Pekerjaan
Tidak Bekerja 24 80%
Bekerja 6 20%
METODELOGI Hubungan Keluarga
Anak 27 90%
Penelitian ini merupakan penelitian Lain-Lain 3 10%

kuantitatif dengan menggunakan design


penelitian kuasi – eksperimen Data dianalisis Tabel 2.

menggunakan analisis univariat dan bivariat Perbandingan Nilai Kualitas Hidup lansia
Kegiatan penelitian ini menggunakan alat
Sebelum dan Sesudah Dilakukan
ukur berupa kuesioner untuk mengetahui Pemberdayaan keluarga di Kelurahan
kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah Karangsari KotaTangerang

dilakukan pemberdayaan keluarga dan untuk


Kel Lansia Mean SD SE P value
mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga Pre Test 79.53 11.658 2.128 0.00
terhadap kualitas hidup lansia di Kelurahan Post Test 94.37 10.565 1.929

Karangsari Kota tangerang tahun 2017. Tabel 2 menunjukan ada peningkatan kualitas
Analisis data dalam penelitian ini hidup lansia setelah dilakukan pemberdayaan
diolah dengan program statistic. Analisis keluarga dengan nilai p value 0.00 dapat
univariat untuk mengetahui distribusi disimpulkan ada perbedaan yang signifikan
frekwensi karakteristik responden. Analisis antara kualitas hidup lansia sebelum dan sesudah
bivariat menggunakan Uji dependen t test dilakukan pemberdayaan keluarga

171
Jurnal Medikes, Volume 5, Edisi 2, November 2018
TABEL 3.

Perbedaan Rerata Angka Kualitas Hidup Lansia Setelah Dilakukan


Pemberdayaan Keluarga Di Kelurahan Karangsari Kota Tangerang

Var Mean Std 95% conf t df p value KHL Dev


Low Upper

Pre test 14.8 8.154 11.789 17.878 9.964 29 0.00

Post test

Berdasarkan tabel diatas kualitas hidup lansia hasil pre-test dan post test
menunjukan nilai t = 9.964 dan nilai p value 0.00 keputusan dapat diambil ada
perbedaan yang signifikan sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan
keluarga berpengaruh terhadap kualitas hidup lansia

PEMBAHASAN

Hasil penelitiuan ini menunjukan angka kualitas hidup lansia ada peningkatan
sesudah dilakukan pemberdayaan keluarga . hal ini dilihat dari rata- rata
sebelum pemberdayaan keluarga adalah
79.53 dan sesudah pemberdayaan keluarga dengan rata-rata 94.37.ada
peningkatan yang signifikan dengan nilai p value 0.00 dapat disimpulkan
pemberdayaan keluarga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas hidup lansia. Hal ini sejalan dengan penelitian Dr Yulianti 2015
dengan judul Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap kualitas Hidup lansia
dengan nilai p value 0.05 artinya dukungan keluarga mempunyai hubungan
yang signifikan terhadap kualitas hidup lansia.
Analisis pengaruh pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia
dengan menggunakan uji dependen t test didapatkan nilai t 9.964, nilai p value
0.00 dapat dijelaskan bahwa pemberdayaan keluarga mempunyai pengaruh
yang signifikan. Selain itu data correlation menunjukan angka 0.735 hal ini
dapat dijelaskan keeratan cukup kuat. Artinya pengaruh pemberdayaan
keluarga terhadap kualitas hidup lansia cukup kuat data ini juga diperkuat
dengan bukti bahwa hampir semua lansia tinggal bersama anaknya,berarti
dukungan keluarga benar-benar sangat berpengaruh kepada lansia. Hal ini
sesuai dengan penelitian anis Ika nurrohmah 2012 tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas hidup lansia hasil penelitian menunjukan faktor
psikologis yang paling dominan. Dapat dijelaskan faktor psikologis dapat
diberikan melalui dukungan keluarga karena dukungan keluarga meliputi
dukungan emosi, penghargaan,dukungan informasi dan dukungan instrument
atau pasilitas.

SIMPULAN

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan


pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia dengan nilai p value
0.00 dan correlation 0.735 dapat dijelaskan bahwa ada pengaruh positif yang
cukup kuat pemberdayaan keluarga terhadap kualitas hidup lansia . Dengan
demikian hipotesa Ha diterima.
Saran : Diharapkan pelayanan kesehatan atau pihak Puskesmas untuk
menyelenggarakan pemberdayaan keluarga secara berkala karena terbukti
pemberdayaan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup lansia.

DAFTAR PUSTAKA

Anis dkk (2016) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hidup lansia FIK
Muhamadiyah Malang, Jurnal keperawatan ISSN 2086-3071

Boedhi Darmojo (2011) Buku Ajar Geriatri edisi 4 Fakultas Kedokteran UI.

E.Sutikno (2011) Hubungan Fungsi Keluarga Dengan Kualitas Hidup Lansia


Institut Ilmu Kesehatan Kediri Jurnal Kedokteran Indonesia VOL. 2/NO.
1/JANUARI/2011

Lilik Marifatul Azizah( 2011) Keperawatan Lanjut Usia Edisi 2 EGC


Mickey Stanley (2007) : Buku Ajar Keperawatan Gerontik Edisi 2 EGC

Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku (2007). Kaplan dan Saddock


Edisi VII
Social psychology,(2010)Eliot Aronson,TimothyD Wilson,Robin M Akert
Seventh Edition
Wahyudi Nugroho (2008) Keperawatan Gerontik

Edisi 3 EGC
Yulianti (2015) Hubungan Dukungan Keluarga DenganKualitas Hidup lansia
Di Desa Pagungrejo STIKES Aisyiyah Jogjakarta

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai simpulan umum, ada beberapa hal yang sangat penting danmenda
sar dalam isu pelayanan kesehatan warga lansia. Pertama, adalah isu pada
lansia yang terjadi dibeberapa negara termasuk Indonesia,
yaitu isu Periode Ageing Population.
Ageing population atau penuaan penduduk menurut United Nation
adalah fenomena yang terjadi ketika umur median penduduk dari suatu
wilayah atau negara mengalami peningkatan yang disebabkan oleh
bertambahnya tingkat harapanhidup atau menurunnya tingkat fertilitas.
Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa
(7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019,
dan diperkirakan akan terus meningkat dimana tahun 2035 menjadi 48,2 juta
jiwa (15,77%).
Jika negara yang mengalami penuaan dengan sangat cepat tidak disikapi
dengan baik akan berdampak pada perekonomian negara tersebut. Oleh
karena itu, lansia yang masih potensial akan diberdayakan untuk
meningkatkan status kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat,
melalui kegiatan di masyarakat termasuk di Posyandu Lansia.

B. Saran

Dengan makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun serta kami berharap makalah ini bisa berguna bagi pembaca
untuk menambah refrensi khususnya bagi mahasiswa ilmu keperawatan
dalam mempelajari tentang isi Isu strategis untuk promkes dan kesejahteraan
lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Heryanah. 2015. Ageing Population dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia.


Jurnal Populasi, Vol. 23, No. 2. Web :
https://core.ac.uk/download/pdf/290179043.pdf (diakses tanggal 29
september 2020 jam 16.05).

Rohanah, Suyatini. 2018. Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Terhadap Kualitas


Hidup Lansia di Kelurahan Karangsari Tangerang Tahun 2017. Jurnal
Medikes, Vol. 5, Edisi. 2. Web:
https://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/Medikes/article/view/57 (diakses tanggal
29 september 2020 jam 19.14)

Rokom. 2019. Indonesia Memasuki Periode Aging Population. Artikel. Web:


http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20190704/4530734/indonesia-masuki-periode-aging-population/
(diakses tanggal 29 september 2020 jam 15.46)

Yunie Armiyati, dkk. 2014. Pemberdayaan Kader Posbindu Lansia Sebagai


Upaya Peningkatan Kualitas Hidup Lansia di Desa Kangkung Demak. Jurnal
Universitas Muhammadiyah Semarang. Web :
http://103.97.100.145/index.php/psn12012010/article/view/1232 (diakses
tanggal 29 september 2020 jam 19.20)

Anda mungkin juga menyukai