Disusun oleh
MELINDA
NPM. 1714201110077
1
Dengan ini laporan Praktik Pengkajian Fungsi Manajemen Di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Ruang Al-Biruni pada tanggal 22 April 2021. Praktik pre ners
manajemen keperawatan program studi S1 Keperawatan semester VIII
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin telah dipertanggung jawabkan kepada
pembimbing Akademik.
Banjarmasin, 30 April 2021
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
2
DAFTAR HADIR
PL PRE NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
Nama : Melinda
NPM : 1714201110077
Kelas :B
NO HARI & KEGIATAN JAM JAM MEDIA DARING
. TANGGAL PULANG SELESAI YANG DIGUNAKAN
1. Senin, 19 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
2. Selasa, 20 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
3. Rabu, 21 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
4. Kamis, 22 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
5. Jum’at, 23 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
6. Sabtu, 24 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
DAFTAR HADIR
PL PRE NERS MANAJEMEN KEPERAWATAN
3
Nama : Melinda
NPM : 1714201110077
Kelas :B
NO HARI & KEGIATAN JAM JAM MEDIA DARING
. TANGGAL PULANG SELESAI YANG DIGUNAKAN
1. Senin, 26 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
2. Selasa, 27 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
3. Rabu, 28 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
4. Kamis, 29 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
5. Jum’at, 30 april 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
6. Sabtu, 1 mei 2021 Daring Daring Daring WhastApp/Zoom
(Nurhikmah,S.Kep.,Ns)
LAPORAN PENDAHULUAN
4
Kelompok 3
Melinda
1714201110077
5
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
1.1.1 Planning
1.1.1.1 Pengertian Fungsi Manajemen Perencanaan
Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan
menyiapkan keputusan mengenai apa yang diharapkan terjadi
(peristiwa, keadaan, suasana, dan sebagainya) dan apa yang
akan dilakukan (Saud & Makmun, 2014).
6
dapat dilaksanakan dengan baik. Perencanaan akan
memberikan pola pandang secara menyeluruh terhadap
semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan, dan kapan akan dilakukan. Perencanaan
merupakan tuntutan terhadap proses pencapaian tujuan secara
efektif dan efesien.
7
dapat dilakukan perubahan-perubahan atau pengembangan
dari kegiatan tersebut (Swanburg, 2000).
8
g. Memotivasi anggota untuk terlibat aktif dalam
mengambil keputusan.
h. Terbuka untuk ide baru dan berbagai ide.
i. Menjadi model peran dalam menetapkan metode
perencanaan.
9
b. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian
kegiatan yang harus dijawab dengan memuaskan
menggunakan pendekatan 5W1H
1) What: kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah disepakati?
2) Where: dimana kegiatan akan dilakukan?
3) When: kapan kegiatan tersebut akan dilakukan?
4) Who: siapa yang harus melaksanakan kegiatan tersebut?
5) Why: mengapa kegiatan tersebut perlu dilaksanakan?
6) How : bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut
kearah pencapaian tujuan?
10
tersebut, dan berusaha menetapkan organisasi tersebut
kedalam lingkungannya.
2) Operasional: rencana yang memerinci detail cara
mencapai sasaran menyeluruh.
b. Berdasarkan karangka waktu
1) Jangka panjang.
2) Jangka pendek.
c. Berdasarkan kehususan
1) Pengarahan: rencana yang fleksibel dan yang menjadi
pedoman umum.
2) Pemerinci: rencana yang mendefenisikan dengan jelas
dan tidak memberuang untuk penafsiran.
d. Berdasarkan frekuensi
1) Sekali pakai : rencana yang digunakan satu kali
saja yang yang secara kusus dirancang untuk
memenuhi kebutuhan situasi yang unik.
2) Terus menerus : rencana yang berkesinambungan
yang menjadi pedoman bagi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan secara berulang-ulang.
11
1.1.1.5 Manfaat Perencanaan
a. Standar pelaksanaan dan pengawasan.
b. Pemilihan alternatif terbaik.
c. Penyusunan skala perioritas.
d. Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi.
e. Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan.
f. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak
terkait.
g. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
12
g. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas
pelayanan keperawatan.
13
b. Perawat sebagai (partial care), yaitu klien memerlukan
bantuan sebagai dalam tindakan keperawatan dan
pengobatan tertentu.
c. Perawatan total (total care), yaitu klien memerlukan
bantuan secara penuh dalam perawatan diri dan
memerlukan observasi secara ketat.
d. Perawatan intensif (intensive care), yaitu klien
memerlukan observasi dan tindakan keperawatan yang
terus menerus.
1.1.2 Organizating
1.1.2.1 Definisi
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat
diidentifikasikan untuk mencapai tujuan. Akibat terjadinya
interaksi dengan karakteristik masing-masing serta banyak
14
kepentingan yang membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan
etika kerja yang semuanya akan mencirikan kondisi suatu
organisasi (Marquis & Huston, 2010).
15
Berdasarkan penjelasan tersebut, organisasi dapat dipandang
sebagai rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang
menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha kerjasama dengan
jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan (organisasi
bersifat dinamis).
16
1.1.2.3 Pengorganisasian pelayanan keperawatan
Dalam keperawatan, pengorganisasian pelayanan keperawatan
dilaksanakan dengan cara (Gillies, 1989):
a. Fungsional / penugasan
Yaitu pembagian tugas untuk perawat yang dilakukan oleh
kepala ruangan masing – masing mempunyai tugas khusus.
b. Alokasi pasien
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan untuk
beberapa klien / satu klien oleh satu perawat saat berjaga.
c. Perawatan group / team nursing
Yaitu pelayanan lapangan dimana sekelompok perawat
memberikan pelayanan keperawatan kepada sekelompok
klien, kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijasah
dan berpengalaman.
d. Pelayanan keperawatan utama
Yaitu pengorganisasian dalam pelayanan keperawatan
sehingga satu orang primary nursing dalam 24 jam
bertanggung jawab pada klien yang di bawah tanggung
jawabnya dari masuk RS sampai pulang.
17
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang
perawat pelaksana mempunyai satu pemimpin dan satu
rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus
mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
c. Prinsip rentang komando
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat
mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan
geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang
diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih
banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya
kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak
mengkoordinasikan.
1.1.3 Staffing
1.1.3.1 Pengertian Staffing
18
Hubungan kepala ruangan dengan perekrut harus bersifat
kolaboratif. Kepala ruangan terlibat dalam perekrutan,
wawancara dan pemilihan pegawai. Keterlibatan kepala
ruangan tergantung pada besar institusi, adanya departemen
personalia yang terpisah, adanya perekrut perawat organisasi
tersebut dan penggunaan manajemen keperawatan yang
sentralisasi dan desentralisasi. Merekrut perawat dilakukan
dengan wawancara sebagai metode seleksi penerimaan perawat
(Marquis dan Huston, 2010).
19
Penjadwalan yang dilakukan sendiri memberikan kesempatan
dan tanggung jawab kepada perawat untuk membuat jadwal
kerja sendiri (Marquis dan Huston, 2010). Gillies (2000)
menyatakan bahwa dalam hal penjadwalan kepala ruangan
harus mengatur tentang pola-pola perputaran jawdal, jadwal-
jadwal liburan, dan praktek-praktek lembur. Alat dan metode
yang digunakan untuk menentukan kebutuhan kepersonaliaan
perlu ditinjau ulang secara berkala. Tanggung jawab fiskal
dan etis adalah fungsi yang menyertai ketenagaan (Marquis
dan Huston, 2010).
20
1.1.3.3 Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja
Schular dan Jackson (1997) mengatakan “ Rekruitmen antara
lain meliputi upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang
memenuhi syarat dalam jumlah tertentu sehingga dari mereka
perusahan dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat
untuk mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Stoner (1992)
mengatakan “ Rekruitmen dimaksudkan untuk menyediakan
sekelompok calon yang cukup besar sehingga organisasi yang
bersangkutan akan dapat menyeleksi karyawan yang memenuhi
syarat sesuai yang dibutuhkan”.
1.1.3.4 Orientasi
Dalam proses memasuki tempat kerja baru, perlu adanya
program orientasi dimana kegitan ini bertujuan memberikan
pemahaman kepada tenaga baru dalam menjalankan tugasnya.
Pemahaman ini diberikan agar dalam menjalankan tugasnya
pegawai baru dapat menyesuiakan dengan prosedur yang ada di
rumah sakit.
21
a. Mempercepat proses adaptasi dan kerja sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
b. Memahami tugas, kewajiban, wewenang, dan prosedur
kerja.
c. Memahami tujuan, falsafah dan peraturan-peraturan
dilingkungan rumah sakit serta kebijakan pimpinan rumah
sakit.
d. Memahami prosedur-prosedur pengamanan dalam berbagai
bidang di berbagai unit kerja
e. Memahami tehnik-tehnik mengerjakan basic life support
dalam keadaan darurat.
f. Memahami prosedur tentang penilaian terhadap penampilan
kerja staff keperawatan.
1.1.4 Actuating
1.1.4.1 Pengertian Fungsi Manajemen Pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang merangsang
tindakan-tindakan agar betul-betul dilaksanakan. Oleh karena
tindakan-tindakan itu dilakukan oleh individu, maka
pengarahan meliputi pemberian perintah-perintah dan motivasi
pada personalia yang melaksanakan perintah-perintah tersebut
agar sistem organisasi seimbang.
22
Dari penjelasan diatas, terdapat beberapa cara yang tepat untuk
digunakan dalam pengarahan, yaitu :
a. Melakukan orientasi tentang tugas yang akan dilakukan;
Merupakan cara pengarahan dengan memberikan informasi
yang perlu supaya kegiatan dapat dilakukan dengan baik.
b. Memberikan petunjuk umum dan khusus (perintah);
Merupakan permintaan dri pimpinan kepada orang yang
berada di bawahnya untuk melakukan atau mengulangi
suatu kegiatan tertentu pada keadaan tertentu.
c. Delegasi wewenang, dan;
Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan
sebagian dari wewenang yang dimilikinya kepada
bawahannya.
d. Memotivasi.
Merupakan cara pendekatan pribadi dari atasan ke bawahan
yang bersifat membangun hubungan baik agar bawahan
dapat melakukan tugasnya dengan semangat dan lepas.
23
yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu
meramalkan perilaku dari bawahannya.
24
e. Executive Function, Fungsi pengarahan dilaksanakan oleh
semua manajer dan eksekutif pada semua level sepanjang
bekerja pada sebuah perusahaan, bawahan menerima
instruksi hanya dari atasannya.
f. Delegated Function, pengarahan seharusnya adalah suatu
fungsi yang berhadapan dengan manusia. Atasan harus
dapat mengetahui bahwa perilaku manusia merupakan suatu
hal tidak dapat diprediksi dan alami sehingga atasan
seharusnya dapat mengkondisikan perilaku seseorang ke
arah tujuan yang diharapkan.
25
b. Motivasi dan kepemimpinan;
Tingkah laku seseorang di pengaruhi serta di rangsang oleh
keinginan. Kebutuhan, tujuan, dan kepuasannya.
Rangsangan timbul dari diri sendiri dan dari luar.
Rangsangan ini akan menciptakan “motif dan motivasi “
yang mendorong orang bekerja untuk memperoleh
kebutuhan dan kepuasan dari hasil kerjanya. Motif dapat di
artikan sebagai Driving Force yang menggerakan manusia
untuk bertingkah laku dan berbuat untuk tujuan tertentu.
26
penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri
dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua
belah pihak harus ada two-way-communications atau
komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk
itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun
kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Kerja
sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi
hubungan sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi
merupakan suatu proses adanya suatu keinginan masing-
masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata
dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang
berkelanjutan.
1.1.5 Controling
1.1.5.1 Pengertian Pengendalian
Pengendalian berkaitan erat dengan fungsi manajemen, dimana
fungsi ini diawali dari perencanaan dan diikuti dengan
pengendalian agar tujuan perusahaan tercapai dengan efektif
dan efisien.
27
dilaksanakan. Kebijakan-kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan biasa disebut
dengan strategi. Setelah strategi diterapkan, manajemen
perusahaan membutuhkan keyakinan bahwa operasi
perusahaan telah diarahkan sesuai dengan tujuan perusahaan
dan dilaksanakan dengan menggunakan strategi yang tepat.
Agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif dan
efisien, manajemen harus memerlukan suatu proses yang
disebut pengendalian.
28
Definisi pengendalian manajemen menurut Robert N. Anthony
dan Vijay Govindarajan (2005) pengendalian manajemen
merupakan proses di mana para manajer mempengaruhi
anggota organisasi lainnya untuk mengimplementasikan
strategi organisasi.
29
Tujuan pengendalian manajemen adalah menjamin bahwa
strategi yang dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang
akan dituju. Jadi, apabila seorang manajer menemukan cara
yang lebih baik dalam operasi sehari-harinya, pengendalian
manajemen seharusnya tidak melarang manajer tersebut
melakukan dengan cara yang menurut dia benar.
30
strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Untuk mencapai tujuan
melalui berbagai strategi yang telah ditetapkan, manajemen
memerlukan suatu sistem untuk mengalokasikan pengunaan
berbagai sumber ekonomi perusahaan secara efektif dan
efisien.
31
tujuannya melibatkan banyak komunikasi. Komunikasi ini
dapat bersifat formal dan informal. Komunikasi informal dapat
berupa percakapan, memo, pertemuan, dan lain-lain.
Komunikasi formal meliputi tahap-tahap yang terstruktur yang
saling terkait.
32
yang telah disetujui pada tahap sebelumnya, merupakan
titik awal dalam mempersiapkan anggaran. Anggaran
menunjukkan jabaran dari program dengan menggunakan
informasi terkini. Dalam anggaran, program dihubungkan
terhadap pusat pertanggungjawaban, bukannya program
secara individual. Anggaran menggambarkan biaya-biaya
yang dikeluarkan oleh setiap manajer yang
bertanggungjawab terhadap sebuah program atau bagian
dari program. Proses penyusunan anggaran pada dasarnya
merupakan suatu proses negosiasi antara manajer pusat
pertanggungjawaban dan atasannya. Hasil akhir proses
negosiasi adalah persetujuan tentang perkiraan biaya yang
akan terjadi selama satu tahun (untuk pusat biaya), atau
anggaran laba atau ROI yang disyaratkan (untuk pusat laba
atau pusat investasi).
33
membandingkan antara realisasi anggaran dengan anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya..
34
DAFTAR PUSTAKA
35
LAPORAN PENGKAJIAN
FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN
Disusun Oleh
Kelompok 3
Atika Yuliani 1714201110096
Melinda 1714201110077
Rianda Putra 1714201110088
M. Zaidan Firdaus 1714201110021
Novita Harruna Pratiwi 1714201110040
Desy Nur Eliana 1714201110009
36
LEMBAR PERSETUJUAN
Dengan ini laporan Praktek Pengkajian Fungsi Manajemen di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin Ruang Al-Biruni Pada Tanggal 19 April s.d 01 Mei 2021 Praktik Pre
Ners Manajemen Keperawatan Program Studi S1 Keperawatan Semester VIII
Universitas Muhammadiyah Banjarmasin telah dipertanggung jawabkan kepada
pembimbing Akademik.
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
Mengetahui,
Koordinator PL Pre Ners
Manajemen Keperawatan
(Muhammad Anwari,Ns.,M.Kep)
37
PENILAIAN LAPORAN PENGKAJIAN
Kelompok : 3 (Tiga)
Ruangan : Al-Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin
KASUS : A
No Penilaian Ketrampilan Bobot Nilai
Total 100
A A- B+ B B- C+ C D E
80- 75-79 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 31-49 0-30
100
38
Clinical Teacher/ CT
(Muhammad Anwari,Ns.,M.Kep)
BAB 1
TINJAUAN TEORITIS
1.1 Fungsi Manajemen
39
Manajemen keperawatan adalah proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan, pengobatan dan rasa
aman kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Gillies, 1989).
2. Organizing
Organizing/ organisasi secara statis merupakan wadah kegiatan
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu, secara dinamis
40
merupakan aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan dinamis
untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Acuanting
Acuanting/ pergerakan melakukan kegiatan untuk mempengaruhi
orang lain agar mau dan suka bekerja sama dalam rangka
menyelesaikan tugas demi tercapainaya tujuan bersama, diusahakan
agar orang yang diperintah jangan hanya menerima perintah dari
atasan, tetapi tergerak hatinya untuk menyelesaikan tugasnya dengan
kesadaran sendiri. Sering terjadi hambatan pada pergerakan karena
yang digerakkan adalah manusia yang mempunyai keinginan pribadi,
sikap dan prilaku khusus, sehingga kepemimpinan dapat meningkatkan
motivasi dan sikap kerja bawahan menjadi hal yang penting.
4. Controlling
Controlling pengawasan merupakan proses untuk mengetahui apakah
pelaksanaan kegiatan sesuai rencana, pedoman, ketentuan, kebijakan,
tujuan dan sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Pengawasan
bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki kesalahan,
penyimpangan, dan ketidak sesuaian.
41
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan
asuhan keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia
kedua. Pada saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat maka setiap perawat hanya melakukan 1- 2 jenis intervensi
keperawatan kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan
orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas
(tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam,
2007)
42
perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse)
BAB 2
TINJAUAN LAHAN
43
Islam Banjarmasin berakhir, dan langsung di bawah Pimpinan Wilayah
Muhammadiyah Kalimantan Selatan.
44
C : Cepat dalam pelayanan
I : Islami dalam pengabdian
N : Nyaman bagi pelanggan
T : Tepat dalam tindakan
A : Aman dan bermutu
2.1.2.5 Tujuan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras, aliran, serta membentuk
mental spritual yang islami.
45
Strength (Kekuatan) Weakness Opportunity Threat (Ancaman)
(Kelemahan) (Peluang)
1. Karu memberikan 1. SDM tidak sesuai 1. Sudah ada 1. Banyaknya pegawai
motivasi kepada dengan kriteria kebijakan honor secara lisan
staff sehingga mampu rekruitmen untuk ingin mengundurkan
meningkatkan kinerja yang pengembang diri dari ruangan
staff. dibutuhkan an SDM. karena gaji
2. Karu di ruangan. 2. Adanya mereka kurang sesuai.
mensosialisasikan 2. Kurangnya kesempat 2. Banyaknya
perencanaan – kuantitas. an untuk permintaan libur
perencanaan yang 3. Keterbatasan alat– melanjutk dihari – hari besar.
akan dibuat atau alat kesehatan di an
diterapkan di ruangan pendidika
ruangan. dikarenakan n.
3. Karu mengajukan permintaan alat
proposal medis sekali dalam
sebulan.
rekruitmen ke bidang
4. Metode asuhan
keperawatan.
keperawatan
4. Dalam pengajuan
yang telaah
proposal karu
ditetapkan di
menentukan kriteria
ruangan belum
rekruitmen.
optimal.
5. Dalam jenjang
5. Reward yang
karir sudah ada
diberikan hanya
kebijakan dari
kata-
manajemen
kata pujian.
keperawatan .
6. Karu
6. Pemberian sanksi
menunggu
kepada perawat
kebijakan
yang melakukan
manajemen
46
keperawatan
kesalahan.
terkait
7. Kerjasama antara
proposal
karu dan ka tim
rekruitmen
dalam rencana
penyusunan struktur
organisasi.
Adanya kerjasama
antara dokter dan
bagian mutu dalam
menentukan SOP dan
SAK.
9. Karu memberikan
tanggung jawab
kepada perawat senior
dalam merawat pasien
dengan tingkat
ketergantungan total
care.
47
Menetukan prioritas Masalah
48
3. Meningkatkan proses identifikasi pasien
4. Meningkatkan ketanggapan dan kepekaan perawat terhadap
keluhan pasien
5. Meningkatkan komunikasi efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan
6. Mencegah terjadi nya infeksi nasokomial
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan
3) Tujuan
Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa ruangan
al-Biruni RSIB Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tanpa
membedakan suku, agama, ras, aliran, serta membentuk mental
spritual yang islami.
4) Fungsi Ruang perawatan al-Biruni
Memberikan pelayanan secara terpadu dari berbagai multi disisplin
ilmu secara aman, berkualitas dan berkesinambungan dengan segala
aktivitas untuk mengatasi gangguan/hambatan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat
masalah/gangguan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh
yang dialami pasien. Secara umum lingkup seperti pelayanan asuhan
keperawatan pada TB Paru, Pasca Operasi, Perawatan luka, DHF,
Kebidanan, dll.
49
memberikan pelayanan secara terpadu dari berbagai multi disisplin
ilmu secara aman, berkualitas dan berkesinambungan dengan segala
aktivitas untuk mengatasi gangguan/hambatan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia dan meningkatkan kualitas hidup yang terjadi akibat
masalah/gangguan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh
yang dialami pasien. Secara umum lingkup garapan ruang rawat inap
Al-Biruni meliputi penyakit dalam, bedah, gawat, anak dan
kebidanan.
50
4. Meningkatkan ketanggpan dan kepekaan perawat terhadap
keluhan pasien
5. Meningkatkan komunikasi efektif dalam pemberian
asuhan keperawatan
6. Mencegah terjadi nya infeksi nosokomial
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan
-
7) Standar operasional prosedur
- Wawancara: Apa saja SOP yang dimiliki ruangan
Berdasarkan hasil wawancara standar operasional prosedur yang
dimiliki ruangan al-Biruni antara lain : (SOP Pelayanan
Keperawatan Rumah Sakit Islam Banjarmasin, 2016)
1. SOP Identifikasi Pasien
2. SOP Identifikasi Bayi
3. SOP Indentifikasi Pasien Melalui Pemasangan Gelang
Indentitas
4. SOP Indentifikasi Pasien yang Tidak di ketahui Identitasnya
5. SOP Identifikasi Pasien Gangguan Jiwa
6. SOP Identifikasi Pasien Rawat Jalan
7. SOP Identifikasi Pasien Sebelum di lakukan Tindakan atau
pelayanan
8. SOP pemasangan dan pelepasan gelang identitas
9. SOP komunikasi efektif (SBAR)
10. SOP komunikasi lisan
11. SOP komunikasi via telpon
12. SOP pelaporan hasil kritis
13. SOP pemberian obat high alert
14. SOP penyiapan obat
15. SOP penyerahan obat
16. SOP penandaan lokasi operasi
17. SOP pelaksanaan sign in, time out dan sign out
51
18. SOP verifikasi pra operasi
19. SOP pembuatan laporan operasi
20. SOP cuci tangan pembedahan
21. SOP kebersihan cuci tangan 6 langkah 5 moment
22. SOP penggunaan APD
23. SOP penilaian resiko jatuh dewasa
24. SOP penilaian resiko jatuh anak
25. SOP penilaian resiko jatuh rawat jalan
26. SOP penilaian resiko jatuh IRM/fisioterapi
27. SOP penilaian resiko jatuh rawat inap harian
28. SOP pengkajian awal dan ulang resiko jatuh
29. SOP pemantauan terhadap pasien jatuh
30. SOP penatalaksanaan hasil penilaian resiko jatuh anak
31. SOP pencegahan pasien jatuh diruang rawat inap
32. SOP penanganan pasien jatuh
33. SOP pemasangan dan pelepasan kancing identifikasi resiko
jatuh
34. SOP pemasangan kancing identifikasi resiko jatuh
35. SOP Pencegahan pengendalian infeksi saluran kemih
(ISK) akibat pemasngan keteter urin
36. SOP transportasi pasien TB
37. SOP Prosuder tindakan lumbal punksi
38. SOP praktik menyuntik aman
39. SOP pencegahan dan pengendalian vav
40. SOP Memberikan Injeksi IM & SC
41. SOP pencegahan dan pengendalian infeksi aliran darah
primer
42. SOP isolasi dugaan emerging desease (airborne, contact,
droplet)
43. SOP pencegan dan pengendalian infeksi luka operasi
44. SOP Penanganan klb
52
45. SOP Surveillance dan klb
46. SOP prosuder pengawasan peralatan kadarluasa
47. SOP pembersihan ruangan HIV(Isolasi)
48. SOP Penerapan kewaspadaan isolasi
49. SOP Prosuder ruang kerja di ruang isolasi
50. SOP penatalaksanaan tertusuk jarum atau benda tajam
51. SOP pengelolaan benda tajam dan jarum
52. SOP perawatan jenazah pasien infeksius
53. SOP Pemulasaran jenzah
54. SOP Pengelolaan darah dan komponen darah
55. SOP pembuangan sampah infeksius dancairan darah
56. SOP kebersihan tangan
57. SOP penetapan pasien dengan penyakit menular /suspek
58. SOP pencucian dekontiminasi dan stralisasi alat
59. SOP pengunaaan perawatan pasien
60. SOP pengleolaan sampah non medis
61. SOP pengelolaan perawatan streli kadarluasra
62. SOP pengelolaan limbah infeksius
63. SOP penempatan kejadian luar biasa penyakit infeksi
64. SOP alat pelindung diri
65. SOP alat pelindung pernafasan
66. SOP alat pelindung tangan
67. SOP pencampuran obat steril
68. SOP penangulangan infeksi
69. SOP dekontimasi instrumen
70. SOP desinfeksi ruangan dengan larutan PRECEPT
71. SOP Sterilisasi ruangan dengan UV
72. SOP Penatalaksanaan persetujuan umum
73. SOP penatalasksanaan hak dan tanggung jawab pasien
74. SOP penatlaksanaan bimbingan rohani
75. SOP pemberian informasi dan edukasi pasien dan keluarga
53
76. SOP Perlindungan privasi traspor pasien
77. SOP manajemen nyeri
78. SOP perlinudungan harta benda
79. SOP perlindungan kekerasan fisik
80. SOP pemberian informasi dan hak kewajiban pasien
81. SOP Pelayanan Restrain
82. SOP indentifikasi pengunjung
83. SOP perlindungan pasien dengan 3 kode darurat non medis
udari tindakan kekerasan
84. SOP Penatlaksaan perstujuan dan peolakan tindakan
kedokteran
85. SOP Pelayanan linen dan laundri
86. SOP prinsip pemberian obat
87. SOP Pemasangan Infus
88. SOP Memberikan Injeksi IV
89. SOP Pelaksanaan Askep
90. SOP Persiapan Klien Pulang
91. SOP Penerimaan Pasien Rawat Inap
92. SOP Memberikan Injeksi IC
93. SOP Kateterisasi Urine Pria
94. SOP Kateterisasi Urin Wanita
95. SOP Memberikan Injeksi IM & SC
96. SOP Ronde Keperawatan
97. SOP Mengambil Sampel Darah Vena
98. SOP Melakukan Skin test
54
Ruangan AL-Biruni memiliki SAK yang digunakan perawat Standar
asuhan keperawatan (SAK) ruang Al-Farabi yang berlaku tahun
2018:
1. Perawatan kebidanan untuk kasus Eklampsia
2. Perawatan kebidanan untuk kasus Abortus
3. Perawatan kebidanan untuk kasus Hp ( infeksi Intra partum)
4. Perawatan kebidanan untuk Hyperemesis Gravidarum
5. Perawatan kebidanan untuk kasus Tomur Genetalia
6. Perawatan kebidanan untuk kasus HPP ( haemorogic post
partum)
7. Perawatan kebidanan untuk kasus metrorrhagian
8. Perawatan kebidanan untuk kasus KET (kehamilan ektropik
terganggu)
9. Perawatan kebidanan dalam kasus kuretase
10. Perawatan kebidanan Dalam Kasus Sectio Caesaria
11. Perawatan Bedah untuk kasus Appendicitis
12. Perawatan Bedah untuk kasus patah tulang terbuka ( PTT)
13. Perawatan Bedah untuk kasus Fibroma Adenoma Mamae
(Fam)
14. Perawatan Bedah untuk kasus Fam (Fibroma Adenoma
Mamae)
15. Perawatan Bedah untuk kasus Hipertropi Prostat
16. Perawatan Bedah Untuk Kasus ILLEUS
17. Perawatan Bedah untuk kasus Struma
18. Perawatan Bedah untuk Kasus patah tulang tertutup
19. Perawatan Bedah Untuk Kasus Post Debridement
20. Perawatan Bedah untuk Kasus Post Laparatomy
21. Perawatan Bedah Untuk Kasus Post Prostatectomy
22. Perawatan Bedah untuk kasus Post Herniatomy
23. Perawatan Bedah Untuk Kasus Tetanus
24. Perawatan penyakit Dalam pada Kasus Demam Thypoid
55
25. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Hipertensi
26. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Chronic Renal
Failure
27. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus CRF
28. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Gastroenteritis
29. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Gastro Enteritis
30. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Hepatitis
31. Perawatan Penyakit Dalam Pada Kasus Diabetes Melitus
32. Perawatan Penyakit Dalam Untuk Penyakit Gastritis
33. Perawatan Penyakit Dalam Pada Asma Bronchiale
34. Perawatan Penyakit Dalam Pada Asma Bronkiale
35. Perawatan Penyakit Dalam Pada Decompensatio Cordis
36. Perawatan penyakit Dalam Pada Kasus Kock Pulmonal
37. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus DHF (Dengue
Haemoragic Fever)
38. Perawatan penyakit Anak Pada Kasus Tetanus
39. Perawatan penyakit pada Anak pada kasus
Bronchopneunomonia
40. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Meningitis
41. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Kejang Demam
42. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Typhoid
43. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Morbili
44. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Neprotik Syndrom
45. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus Diare
46. Perawatan Anak Pada kasus Hepatitis
47. Perawatan Bedah Untuk Kasus Hernia
48. Perawatan Penyakit Anak Pada Kasus DHF (Dengue
Haemoragic Fever)
49. Perawatan Penyakit THT Pada kasus Pre Operasi
Mastoidektomi
56
50. Perawatan Penyakit THT Pada Kasus Pre Operasi
Tonsilektomi
51. Perawatan Penyakit THT Pada Kasus Post Operasi
Mastoidektomi
52. Perawatan Penyakit THT pada Kasus Post Operasi
Tonsilektomi.
9) Standar kinerja
Wawancara : Apa saja kebijakan yang berlaku di ruangan ini, tata
tertib dan standar pelayanan minimal yang disepakati
Observasi : Kebijakan, tata tertib tertulis, standar pelayanan minimal
yang disepakati
Standar kinerja perawat diruangan sesuai dengan ketetapan yang telah
diserahkan kepada kepala ruangan dan dibuat oleh sebagai standar
kinerja di Rumah Sakit Islam Banjarmasin. Seluruh perawat wajib
mematuhi dan mengikuti standar kinerja yang ada diruangan. Kepala
ruangan mengatur agar staf tepat waktu, seragam rapi sesuai jadwal.
57
2.2.1 Fungsi pengorganisasian
1) Struktur Organisasi
Wawancara: Uraikan hasil penjelasan kepala ruangan tentang
struktur organisasi di rumah sakit dan ruangan.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruanagan Al-
Biruni Visi dan Misi ruangan yaitu :
1. Mengutamakan kepentingan pasien
2. Menjaga keselamatan pasien
3. Meningkatkan proses inditifikasi pasien
4. Meningkatkan ketanggpan dan kepekaan perawat
terhadap keluhan pasien
5. Meningkatkan komunikasi efektif dalam pemberian
asuhan keperawatan
6. Mencegah terjadi nya infeksi nosokomial
7. Menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan
KATIM 1 KATIM II
PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE
Adilah ,AMK
Fara Nor Huda, AMK Hj. Fauziah
Norliani, Rezqi, S.Kep., NS
AMK
Khairunnisa, S.Kep.Ns Dewinta Nurul Fahma, S.Kep., Ns
Nurhikmah, S.Kep., Ns Mas’adah, S.Kep., Ns
Gusti zikri Rosyadi, S.Kep., Ns Marwanti, S.Kep., Ns
Randi Anggara, S.Kep., Ns Ulya Islamiah, S.Kep., Ns
Ayatunnisa, S.Kep., Ns Anugrah Forcy Syabana, S.Kep., Ns
58
Lia Puspita, S.Kep., Ns Karina Handayani, S.Kep., Ns
Citra Irawan, S.Kep., Ns M. Syaiful Fadhli, S.Kep., Ns
2)
2) Uraian tugas
Wawancara: Uraikan hasil penjelasan kepala ruangan tentang
penentuan uraian tugas di ruangan
- Berdasarkan hasil wawancara metode tim di rungan
dilaksanakan dengan koordinasi sesama perawat dari pihak tim
1 dan tim 2 secara baik dan saling membantu dalam
pelaksanaan pelayanan
59
4. Melaksanakan orientasi tenaga baru
5. Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga
keperawatan dan tenaga lainnya
6. Bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam
kegiatan di ruangan
7. Mengadakan pertemuan berkala dengan tenaga
keperawatan
8. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan
9. Mengenal dan mengetahui penggunaan barang/alat serta
mengusahakan pengadaannya
10. Menyusun permintaan rutin (alat, obat dan bahan lainya)
11. Mengatur pemeliharaan alat
12. Mempertanggungjawabkan pemeliharaan alat/ inventaris
peralatan
13. Melaksanakan orientasi kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan, fasilitas dan kegiatan rutin ruangan
14. Mengatur penempatan pasien di ruangan
15. Membantu memecahkan masalah yang dihadapi pasien
dan keluarganya sehubungan dengan perawatannya
16. Menjaga perasaan pasien dan petugas agar merasa aman
dan terlindungi
17. Memlihara dan mengembangkan system pencataan dan
pelaporan
18. Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarganya
sebatas kewenangannya
19. Bekerjasama dengan selluruh sub unit dan profesi
20. Menciptakan dan memlihara suasana kerja yang baik
21. Memotivasi tenaga perawatan dan non perawatan dalam
menjaga kebersihan
22. Meneliti pengisian sensus harian pasien
60
23. Memeriksa dan meneliti daftar permintaan dan penyajian
diet pasien
24. Memlihara buku register dan berkas medic
25. Membuat laporan harian dan bulanan
26. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
27. Menilai upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dibidang keperawatan
28. Menilai siswa atau mahasiwa sesuai dengan program
dari institusi pendidikannya
29. Memberikan masukan kepada kepala sub bagian tata
usaha dan dalam pembuatan Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi tenaga yang
berada di bawah tanggung jawabnya
30. Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan,
obatan-obatan secara efektif dan efisien
31. Mengawasi system pencatatan dan pelaporan serta
semua kegiatan di ruangan
61
7. Mendampingi dokter selama visite untuk pemeriksaan
pasien dan mencatat program pengobatan
8. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik
lisan maupun tertulis kepada kepala ruangan dan dokter
penanggung jawab
9. Membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan selama 1
shift dinas
10. Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan
sejawat, pasien dan keluarganya
11. Melakukan pengawasan dengan mengunjungi pasien
maksimal 2 jam sekali secara continue terhadap kondisi
pasien setiap shift
12. Memlihara peralatan perawatan dan medis agar selalu
dalam keadaan siap pakai
13. Mempersiapkan pasien pulang sesuai dengan prosedur
14. Membuat laporan harian
15. Melaksanakan operan dinas sesuai protap dan ketentuan
yang berlaku.
62
b. Melaksanakan program medic dengan penuh tanggung
jawab :
1) Pemberian obat
2) Pemeriksaan laboratorium
3) Persiapan klien yang akan operasi
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental,
sosial, dan spiritual klien
1) Memperhatikan kebersihan lingkungan dan klien
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa
aman dan nyaman
3) Pendekatan dan komunikasi terapeutik
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk
menghadapi tindakan keperawatan dan pengobatan atau
diagnosis
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri seusia
dengan kemampuannya
f. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau
sakaratul maut
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksanaan ruang
secara administrative :
1) Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal
2) Sensus harian/ formulir
3) Rujukan dan penyuluhan PKMRS
h. Mengatur menyiapkan alat-alat diruangan menurut
fungsinya supaya siap pakai
i. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan,
kenyamanan, dan keindahan ruangan
j. Melaksanakan tugas dinas pagi/ sore/ malam atau hari
libur secara bergantian sesuai dengan jadwal dians
k. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan
penyakitnya
63
l. Melapor segala sesuatu mengenai keadaan klien baik
secara tulisan dan maupun lisan
m. Membuat laporan harian klien
n. Laporan dengan dinas berikutnya
Anggota Anggota
Pasien/Klien Pasien/Klien
64
2.2.2 Pengaturan Staf
a. Berdasarkan jenis dan tingkat pendidikan
Jumlah tenaga keperawatan di Ruangan Al-Biruni.
No Jenis Tenaga Tetap kontrak
1 Medis
2 Keperawatan
a. Perawat Profesional (Ners) 12 5
b. Perawat Profesional (S.Kep)
c. Perawat Mahir (DIII-SKM)
d. Perawat Mahir (DIII)
e. Perawat Kesehatan (SPK-SKM)
f. Perawat Kesehatan (SPK)
g. Bidan 3
h. Perawat Gigi
3 Non Keperawatan
4 Non Medis
Total 15 5
65
Tabel Jumlah Tenaga Keperawatan di Ruangan AlBiruni:
Berdasarkan tingkat pendidikan:
Sarjana Keperawatan Ners 17
DIII Keperawatan
Berdasarkan Jenis tenaga:
Pegawai tetap 15
Pegawai kontrak 5
Jumlah perawat berdasarkan jenjang karir :
Perawat Klinis I
Perawat Klinis II
Perawat Klinis III
Belum menjadi PK (Pegawai Baru)
66
atau staf lain. jadwal dinas memang merupakan aturan dari
Rumah Sakit dimana perorang dalam 1 bulan 168 jam ( Pagi
6 jam, siang 7 jam, Malam 11 jam) seandainya pada bulan
maret terdapat kelebihan jam dinas maka akan disesuaikan
pada bulan april akan dikurrangi jadwal dinasnya karena ada
beberapa penyesuaian.
3) Orientasi perawat baru
Bagaimana langkah orientasi perawat baru diruangan ?
Berdasarkan Hasil Wawancara dengan Kepala Ruangan
AlBiruni orientasi pada perawat yang baru sudah dilaksankan
sebagaimana mestinya. Didampingi oleh perawat lama atau
perawat tetap, agar perawat baru melakukan orientasi dengan
lancer atau baik.
4) Metode Pembagian tim pengelolaan pasien
Uraikan cara kepala ruangan membagikan tim pengelolaan
pasien .
- Adapun konsep untuk metode tim yaitu ketua tim
sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan, pentingnya komunikasi
yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan
ketua tim. Peran kepala ruangan penting dalam model
tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh
kepala ruangan dan adanya kerjasama dalam tugas yang
diemban. Di Ruang Al-Biruni antar tim 1 dan tim 2
saling membantu. Padahal seharusnya tim 1 menangani
pasien di tim 1 saja begitupula pada tim 2.
67
- Berdasarkan hasil observasi metode tim yang dilaksanakan
di ruangan Al-Biruni, sudah terlaksanakan berdasarkan
tim yang terbagi atas 2 tim dengan di tunjuknya 2 orang
ketua tim dengan tim terdiri dari Ketua Tim dan perawat
pelaksana. Tim satu terdiri dari 1 ketua tim dan 8 perawat
pelaksana dan tim 2 terdiri dari 1 ketua tim dan 9 perawat
pelaksana. Kedua kepala Tim dikepala oleh Kepala
Ruangan.
68
Hasil Wawancara: Kepala ruangan mengatakan Tindakan Pre
dan post conference dilakukan setiap timbang terima dan
bentuknya diskusi. Semua perawat yang berdinas pada saat itu
terlibat dalam kegiatan timbang terima dan kegiatan dipimpin
oleh katim. Pre dan post confrence dilakukan saat timbang
terima dan setelah timbang terima.
4) Ronde Keperawatan
69
Wawancara: Sebagian besar perawat di ruangan ini mengerti
tentang Ronde keperawatan diruangan namun jarang dilakukan
atau tergantung situasi,tergantung situasi pasien dan hanya
sebagian besar saja perawat diruangan mengerti tentang ronde
keperawatan
6) Pendelegasian
Wawancara: Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala
ruangan diruang Al-Biruni dalam melakukan pendelegasian
dilakukan antara Kepala Ruangan kepada katim. Katim kepada
perawat pelaksana yang dianggap kompeten, dan antara dokter
kepada dokter lainnya. Pendelegasian antar dokter biasanya
menggunakan surat pendelegasian dokter visite. Dan selama
dilaksanakan pendelegasian maka kepala perawat akan kembali
menggali informasi dari pihak yang telah menjadi
penanggungjawab dari setiap perawat sesuai dengan jadwal
dinas.
Observasi: Berdasarkan hasil observasi diruangan albiruni sudah
ada dilakukan pendelegasian tugas dari kepala ruangan ke katim
70
dan dari katim ke perawat pelaksana. Begitupun juga dari dokter
ke dokter lainnya.
71
Rata-rata
No Apek yang dinilai Keterangan
Jumlah Presentase
Pengkajian
1 75 95,2% Baik
keperawatan
2 Diagnosa Keperawatan 30 98% Baik
Perencanaan
3 18 92% Baik
Keperawatan
4 Tindakan Keperawatan 28 93,3% Baik
5 Evaluasi Keperawatan 18 90% Baik
6 Asuhan Keperawatan 45 85% Baik
Pencapaian Rata-rata 92,25%
Ket :
Buruk = 0% - 33%
Cukup Baik = 34% - 67%
Baik = 67% - 100%
Jadi dari data yang didapat dari hasil pengkajian studi
dokumentasi penerapan standar asuhan keperawatan diruang Al-
Biruni Rumah Sakit Islam Banjarmasin dapat dikatakan Baik
dengan pencapaian rata-rata 92,25%.
72
Tiap bulan di Ruang Perawat dilakukan audit mutu dengan cara
menghitung kejadian jatuh yaitu: 0%
X100%
BOR:
Berdasarkan hasil nilai BOR diruangan Al-Biruni pada
tahun 2021 adalah 65 %, sedangkan nilai normal BOR 60-
85% (Depkes 2005). Jadi nilai BOR diruangan Al-Biruni
masuk dalam ketegori normal.
b) ALOS
ALOS (Average Leng Of Stay)
ALOS:
Berdasarkan hasil ALOS diruangan Al-Biruni pada tahun
2021 adalah 6 hari, sedangkan hasil standard nasional
adalah 6-9 hari (Depkes 2005). Jadi hasil ALOS diruangan
Al-Farabi masuk dalam ketegori normal.
73
c) BTO
BTO (Bed Turn Over)
BTO:
Berdasarkan hasil BTO diruangan Al-Biruni pada tahun
2021 adalah 6 kali, sedangkan hasil dari standard nasional
adalah 5-45 kali (Nursalam 2015). Jadi hasil BTO
diruangan Al-Biruni masuk dalam kategori normal.
d) TOI
TOI ( Trun Over Intval)
74
BAB 3
PENUTUP
a. Simpulan
Fungsi manajemen keperawatan adalah untuk memudahkan perawat dalam
menjalankan asuhan keperawatan untuk seluruh kebutuhan klien di rumah
sakit agar tepenuhi. Terdapat beberapa elemen dalam manajemen
keperawatan berdasarkan fungsinya yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan
(actuating) dan pengendalian/evaluasi (controlling). Setelah dilakukan
pengajian dalam pelaksanaan fungsi manajemen di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin terkhususnya di Ruang Al-Biruni dimana pelaksanaan fungsi
manajemen sudah terlaksanakan dengan baik sesuai dengn fungsi-fungsi
manajemen keperawatan yang terdapat dalam konsep.
75
Banjarmasin, 30 April 2021
Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik
76