Anda di halaman 1dari 13

BLOK 1 MANAJEMEN KESEHATAN MASYARAKAT

MODUL 2. MANAJEMEN PRAKTIK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5
RAHMA ARIESTI LATING
REXI RENALDY LOTONG
RIZKI KARTIKA PUTRA
WILLIAM SUSANTO
LYDIA HARJANTI
AYUB DIDIK SUSANTO
ALBERT SUSANTO HANDOYO
DYAH MAULIDARAHMAH
SHINTA NURMARAYA FEBRIANTI
ASA RINA THOHIROH
SANY ANTIKA WIJAYA

2012.07.0.0002
2012.07.0.0016
2012.07.0.0020
2012.07.0.0025
2012.07.0.0028
2012.07.0.0036
2012.07.0.0043
2012.07.0.0045
2012.07.0.0060
2012.07.0.0074
2012.07.0.0084

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HANG TUAH
SURABAYA
2014

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera,
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pimpinan dan
hikmat yang Tuhan sudah berikan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan tugas makalah tentang Manajjemen Praktik ini dengan
baik.
Makalah ini tentu saja tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, tak lupa kami haturkan terima
kasih kepada:

1. Maria Lisdiana, drg., MAP. selaku fasilitator kelompok,


2. Dr. Sudibyo, drg. selaku penanggung jawab modul,
3. Semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun
tidak langsung.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat serta memudahkan


pembaca untuk dapat mengenal lebih jauh tentang Manajemen Praktik.
Apabila dalam pembuatan makalah ini ada hal yang kurang tepat, penulis
mohon agar mendapat masukkan sehingga penulis mengetahui dan dapat
memperbaikinya.
Surabaya, 10 April 2014

Tim Penyusun
Kelompok5
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................................... ii
BAB 1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Batasan Topik......................................................................... 1
1.3 Peta Konsep........................................................................... 2
BAB 2. Pembahasan
2.1 Prinsip Dasar Manajemen...................................................... 3
2.1.1 Perencanaan/Planning ................................................ 3
2.1.2 Pengorganisasian/Organizing ..................................... 4
2.1.3 Pengarahan/Actuating ................................................ 5
2.1.4 Pengawasan/Controlling ............................................. 5
2.2 Komponen Komunikasi........................................................... 5
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5

Komunikator.................................................................
Komunikan...................................................................
Media............................................................................
Pesan...........................................................................
Umpan Balik.................................................................

5
5
6
6
6

2.3 Perilaku
Pasien/Konsumen
................................................................................................
6
2.4 Penetapan Diagnosis ............................................................. 7
BAB 3. Penutup
3.1 Kesimpulan............................................................................. 9
3.2 Kata Penutup.......................................................................... 9
Daftar Pustaka...........................................................................................10

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberhasilan

dan

kelancaran

seorang

dokter

gigi

dalam

melakukan praktik dokter gigi adalah tergantung dalam pengaplikasian


cara berkomunikasi dan mengatur manajemen praktik dengan tepat
dan benar. Hal ini guna untuk menunjang keberhasilan dokter gigi
dalam memperoleh informasi dari pasien, menegakkan diagnosis dan
merencanakan perawatan yang tepat. Keberhasilan dokter gigi dalam
berinteraksi dnegan pasien juga dipengaruhi dengan berbagai
karakteristik perilaku dari pasien, baik perilaku positif maupun negatif.
1.2 Batasan Topik
1. Mengetahui Prinsip Dasar Manajemen, meliputi:
a. Perencanaan/Planning
b. Pengorganisasian/Organizing
c. Pengarahan/Actuating
d. Pengawasan/Controlling
2. Mengetahui Komponen Komunikasi, meliputi:
a. Komunikator
b. Komunikan
c. Media
d. Pesan
e. Umpan Balik
3. Mengetahui Perilaku Pasien/Konsumen
4. Mengetahui Penetapan Diagnosis
5.

1.3 Peta Konsep

Prinsip Dasar
Manajemen (Planning,
Organizing, Actuating,
Controlling)

Praktik Dokter Gigi

Komunikasi
Perilaku Pasien

Komunikator
Pesan
Media
Komunikan
Umpan Balik

Interaksi dokter dan pasien

Menetapkan diagnosis dan rencana perawatan

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Dasar Manajemen


2.1.1 Perencanaan/Planning
Adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan
selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan
oleh siapa. Salah satu aspek penting perencanaan adalah
pembuatan
keputusan
(decision
making),
proses
pengembangan dan penyeleksian sekumpulan kegiatan untuk
memecahkan suatu masalah tertentu.
Empat tahap dasar perencanaan:
Tahap 1, Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan dimulai
dengan keputusan-keputusan tentang keinginan atau
kebutuhan organisasi atau kelompok kerja
Tahap 2, Merumuskan keadaan saat ini, tahap ini memerlukan
informasi terutama tentang keuangan dan data
statistik, yang diperoleh melalui komunikasi
Tahap 3, Mengidentifikasikan
segala
kemudahan
dan
hambatan segala kekuatan dan kelemahan serta
kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan
untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan
Tahap 4, Mengembangkan
rencana
atau
serangkaian
kegiatan untuk pencapaian tujuan. Pengembangan
berbagi alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan,
penilaian alternatif-alternatif terbaik dan paling
memuaskan
Manfaat perencanaan:
1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan
2. Membantu kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah
utama
3. Memungkinkann manajer memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas
4. Membantu penempatan tanggungjawab lebih cepat
5. Memberikan cara pemberian perintah untuk operasi
6. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara
berbagai bagian organisasi
7. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami
8. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
9. Menghemat waktu, usaha dan dana.4

2.1.2 Pengorganisasian/Organizing
Organizing atau pengorganisasian pada prinsip manajemen
adalah pengorganisasian semua sources yang dimiliki untuk
mewujudkan rencana yang telah disusun dan mencapai tujuan
serta visi misi yang telah ditetapkan. Dalam pengelolaan SDM,
salah satunya adalah penempatan SDM yang tepat pada posisi
jabatan secara struktural yang tepat juga.
Jabatan dan kualitas SDM yang menempatinya berdasar
pada tataran keahlian pada bidangnya, berdasarkan penilaian
paling layak dari uji kelayakan secara objektif. Sehingga tujuan
hakikat pengorganisasian untuk membagi-bagi kesulitan
pencapaian sebuah tujuan yang telah direncanakan akan
terasa mudah. Kesulitan tersebut menjadi mudah karena
ditanggung bersama dengan rasa tanggung jawab yang besar
dan segenap kemampuan yang dimiliki. Maka terjadilah sinergi
antara potensi SDM unggul yang terdapat di satu divisi, dengan
potensi SDM unggul di divisi lain untuk mendongkrak sesuatu
yang sulit jadi mudah.
Fungsi pengorganisasian dalam prinsip manajemen, yakni
untuk menentukan beberapa jenis komponen komunikasi dalam
interaksi pada setiap SDM yang ada di dalamnya. Perlu
dicermati bahwa organisasi merupakan wadah, proses, dan
sistem kegiatan kerja sama yang terdiri atas beberapa orang
untuk mencapai tujuan yang disetujui bersama pada tahap
perencanaan sebelumnya; Sehingga segala sistem, berlaku
menyeluruh pada setiap elemen yang terdapat di dalamnya.
Beberapa sistem pokok dalam jenis komunikasi yang harus
dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam sebuah
organiasi adalah sebagai berikut:
Komunikasi yang dilakukan adalah jenis komunikasi yang
memiliki ketersambungan dengan tugas dan tanggung jawab
masing-masing personel berdasarkan uraian jabatan (job
description).
Telah dipahaminya peraturan garis-garis komunikasi
penghubung antara satu personel dengan personel lain. Mulai
jenis interaksi komunikasi pada setiap persdnel dari tataran
personel pada level paling bawah sampai level paling atas
secara struktural organisasi. Hal tersebut dilakukan demi
efektivitas dan esiensi operasional komunikasi organisasi.
Memahami bahwa semakin tinggi jabatan yang diemban,
semakin besar tanggung jawab yang dipikul. Perkara inilah
yang dibentuk dalam prinsip image manajemen sebuah
perusahaan. Jangan biarkan opini "semakin tinggi jabatan,
semakin enak mendudukinya dengan segala peningkatan jenis
fasilitas pendukung yang didapat". Hal ini akan berdampak

buruk pada pencitraan manajemen perusahaan di mata SDMSDM yang ada di dalamnya.1
2.1.3 Pengarahan/Actuating
Adalah kemampuan menajer dalam mengarahkan staf untuk
menjalankan fungsi masing-masing secara baik. Disebut juga:
pengarahan, leading, directing, dan motivating.
Fungsi actuating untuk membuat atau mendapatkan para
staf melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
Fungsi ini melibatkan kualitas gaya, kekuasaan pemimpin, serta
kegiatan-kegiatan pemimpin seperti komunikasi, motivasi dan
disiplin.2

2.1.4 Pengawasan/Controlling
Pelaksanaan kerja berada dalam sebuah mekanisme
pengontrolan yang setiap saat bisa menentukan jenis prestasi
kerja yang di tunjukkan. Hal inilah yang menjadi alasan kehatihatian setiap sumber daya manusia dalam melaksanakan
rencana kerja masing-masing.
Mekanisme pengontrolan prestasi kinerja semua sumber
daya manusia akan berjalan lancar dan benar dan mencitrakan
ketegasan apabila sudut pandang objektivitas dalam
menyimpulkan hasil evaluasi pengontrolan dijadikan sebagai
landasan. Setelah itu, perusahaan dapat menjatuhkan sanksi
atau imbalan secara objektif. Hasil tersebut merupakan hal
yang harus diterima dengan lapang dada oleh semua SDM. 1
2.2 Komponen Komunikasi
2.2.1 Komunikator
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber
sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi
antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi juga
bisa dalam bentuk kelompok misalnya, partai, organisasi, atau
lembaga. Sumber sering desebut komunikator atau dalam
bahasa inggrisnya disebut source atau sender.5
2.2.2 Komunikan
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang
dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri dari satu orang atau
lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
5

Penerima adalah elemen penting dalam komunikasi. Jika suatu


pesan tidak diterima oleh penerima akan menimbulkan
berbagai macam masalah yang seringkali menuntut perubahan,
apakah pada sumber, pesan atau media. 5
2.2.3 Media
Media adalah alat bantu atau wahana yang digunakan
komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.
Biasanya, jika komunikan hanya seorang, maka digunakan
media seperti surat, telepon, telegram, dan lain-lain. Jika
jumlahnya banyak, digunakan papan pengumuman, pengerasa
suara, dan lain-lain. Bila komunikan jauh dan banyak, maka
digunakan surat kabar, TV, raio dan lain-lain. 6
2.2.4 Pesan
Pesan adalah sesuatu yang dikomunikasikan oleh sumber
kepada penerima. Pesan dapat berupa verbal (lisan) dan nonverbal (simbol).6
Sebuah pesan harus memiiki makna yang tidak ahrus
dicerna dulu, melainkan makna yang mudah dipahami agar
mudah dan cepat dimengerti oleh komunikan.7
2.2.5 Umpan Balik
Umpan balik adalah dampak apa yang terjadi kepada
komunikan setelah menerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Sebuah pesan dapat dikatakan memiliki makna
bagi orang yang menerimanya, jika pesan tersebut memiliki
dampak yang dapat merubah sudut pandang orang lain.
Contohnya seperti cara berpikir, sikap, perilaku dan lain-lain. 7
2.3 Perilaku Pasien/Konsumen
Beberapa definisi tentang perilaku konsumen menurut pendapat
beberapa ahli sbb:
Menurut James, Engel et al (1992) perilaku konsumen
didefinisikan sebagai berbagai tindakan individu yang secara angsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang barang
jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan tersebut.
Menurut David L. London dan Albert J. perilaku konsumen adalah
proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
6

dilibatkan dalam evaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat


menggunakan barang atau jasa.
Berdasarkan definisi diatas, disederhanakan bahwa perilaku
konsumen adalah sejumlah tindakan nyhata dari individu (konsumen)
yang dipengaruhi oleh faktor kejiwaan (psikologis) dan faktor lainnya
yang mengarahkan mereka untuk memilihdan menggunakan barang
atau jasa yang diinginkannya.3
Macam-macam perilaku konsumen:
a. Perilaku Rasional
Konsumen mampu memilih barang yang hendak dikonsumsi
secara matang dalam penggunaan dan harga serta terkadang
kualitas/keawetan barang.
b. Perilaku Irrasional
Konsumen tidak mampu memilih barang yang hendak dikonsumsi
dan membeli barang akibat pengaruh dari luar atau hanya untuk
prestise.
Dua elemen penting dalam perilaku konsumen:
a. Proses pengambilan keputusan
b. Kegiatan secara fisik
Kedua elemen ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan
serya menggunakan barang atau jasa.
Dua faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen:
a. Faktor internal, dari dalam diri konsumen antara lain: persepsi,
motivasi, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan belajar.
b. Faktor eksternal, dari luar diri pasien, antara lain: pengaruh
keluarga, kelas sosial, kebudayaan, marketing strategi, kelompok
reprensi (sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam
bertingkah laku).2
2.4 Penetapan Diagnosis
1. Anamnesis
Suatu tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung
antara tenaga kesehatan dengan penderita atau keluarga penderita.
Ada 2 macam tipe anamnesis yaitu:
1. Auto anamnesis, yaitu tanya jawab yang ditujukan langsung kepada
pasien. Syarat terjadinya auto anamnesis dalam penetapan
diagnosis supaya dapat akurat, valid, dan pasti adalah pasien
dalam keadaan sadar, pasien dewasa dan pasien komunikatif.

2. Allo anamnesis, yaitu tanya jawab yang ditujukan kepada keluarga


pasien. Umumnya anamnesis tipe ini dilakukan ketika pasien masih
anak2, pasien tidak sadar, pasien tidak komunikatif, dan pasien
mengalami gangguan ingatan.
2. Pemeriksaan fisik
Dalam menentukan diagnosis penyakit, langkah kedua adalah
dengan melakukan pemeriksaan fisik dengan sopan, berada dalam
ruang tertutup untuk menjaga kerahasiaan dari keadaan yang
berkaitan dengan tubuh pasien-privasi, tidak terburu-buru dan teliti.
Hal-hal yang dilakukan dalam pemeriksaan fisik antara lain:

Inspeksi, yaitu melihat, mengamati keadaan penderita secara garis


besar. Misalnya: cara pasien masuk ke rumah sakit dalam posisi
jalan, dan lain sebagainya.

Palpasi atau perabaan, misalnya merasakan panas badan pasien,


meraba adanya massa tumor, meraba adanya rasa nyeri pada
bagian tertentu dari tubuh pasein.

Perkusi [ketukan], adalah dengan cara mengetuk bagian tubuh


yang sedang diperiksa, misalnya mengetuk peruk, dada, dan
lainnya untuk menemukan adanya kelainan pada fisik pasien.

Auskultasi [mendengarkan], yaitu dengan menggunakan alat


dengan seperti stetoskop. Misalnya mendengarkan adanya bising
pada pernafasan, bunyi usus, arteri/nadi, denyut jantung, dan lainlain.

3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ini umumnya dilakukan apabila langkahlangkah pemeriksaan penentuan diagnosis di atas belum dapat
dengan pasti mendiagnosis suatu penyakit yang diderita pasien
sehingga diperlukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosis pasti
penyakit.
Contoh pemeriksaan penunjang untuk menentukan diagnosis
antara lain: pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan foto rontgen,
pemeriksaan USG [ultra sonografi], pemeriksaan CT Scan,
pemeriksaan MRI dan sebagainya.

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam sebuah praktik dokter gigi harus terdapat dan terjalin
sebuah komunikasi dan manajemen yang baik. Dengan komunikasi
yang baik, dapat membantu dokter gigi dalam menetapkan diagnosis
dan rencana perawatan yang tepat bagi pasien, serta dengan
manajemen yang baik pula dapat menunjang kelancaran dari praktik
dokter gigi. Dengan diaplikasikannya komunikasi dan manajemen
yang tepat dalam praktik dokter gigi, akan terjadi sebuah interaksi
dokter gigi dan pasien yang keberhasilan dalam mendapatkan
informasi dari pasien juga dipengaruhi oleh perilaku pasien yang
berbeda-beda.
3.2 Kata Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam makalah ini. tentunya masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah
ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

1. Charma, Dewa. 2012. Memahami Prinsip Dasar Manajemen. Dapat


diunduh di http://belajar-pembukuan.blogspot.com/2012/08/memahamiprinsip-dasar-manajemen.html
2. Kotler P, Susanto AB. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia,
Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Buku 1 dan 2.
Jakarta: Salemba Empat
3. Sudibyo. 2010. Manajemen Jasa Layanan Kesehatan. Surabaya;
Unesa University Press.
4. Supriyanto. 2005. Pengantar

Manajemen.

Dapat

diunduh

di

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PENGANTAR
%20MANAJEMEN_0.ppt
5. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2-01185-MC
%20Bab2001.doc
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21822/4/Chapter
%20II.pdf
7. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-01245-MC

%20Bab2001.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai