Xerostomia
Xerostomia adalah sensasi subjektif dari mulut kering yang merupakan keluhan
umum di antara pasien yang lebih tua selama periode kecemasan, terapi radiasi, gangguan
imunologi yang menyebabkan peningkatan frekuensi karies, infeksi candida, dysarthria
dan dysphagia.
Radiasi
Tingkat Umur
Xerostomia
Stress
Volume kelenjar
Saliva
Penyakit (sjogrens
syndrome, HIV,
DM, Hepatitis C)
b. Gejala klinis
mengeluhkan gangguan pengecapan (dysgeusia),
rasa sakit pada lidah seperti terbakar (glossodynia) dan
peningkatan kebutuhan untuk minum air, terutama pada malam hari,
peningkatan karies pada gigi,
erythema mukosa oral,
pembengkakan kelenjar parotid,
angular cheilitis, mukositis,
inflamasi atau ulser pada lidah dan mukosa bukal,
kandidiasis, sialadenitis, dan halitosis,
ulserasi pada rongga mulut,
dapat dihubungkan pada pasien dengan hipofungsi kelenjar saliva,
Mukosa mulut dan lidah bisa tampak kering dan pecah-pecah.
Gambar1.Lidah kering dan pecah-pecah
2. Mumps (Parotitis)
Mumps atau yang lebih dikenal dengan parotitis ialah penyakit virus akut yang
disebabkan oleh paramyxovirus dan biasanya menyerang kelenjar ludah terutama
kelenjar parotis. Gejala khas yang biasa terjadi yaitu pembesaran kelenjar ludah terutama
kelenjar parotis. Pada saluran kelenjar ludah terjadi kelainan berupa pembengkakan sel
epitel, pelebaran dan penyumbatan saluran. Pada kasus lain bisa terjadi infeksi mumps
yang asimptomatis.
a. Etiologi
Agen penyebab parotitis adalah anggota dari group paramyxovirus, yang juga
termasuk didalamnya virus parainfluenza, measles, dan virus newcastle disease.
Ukuran dari partikel paramyxovirus sebesar 90 – 300 mµ. Virus ini mempunyai dua
komponen yang sanggup memfiksasi, yaitu : antigen S atau yang dapat larut (soluble)
yang berasal dari nukleokapsid dan antigen V yang berasal dari hemaglutinin
permukaan.
Virus ini aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus ini hanya dapat
bertahan selama 4 hari pada suhu ruangan. Paramyxovirus dapat hancur pada suhu
<4 ºC, oleh formalin, eter, serta pemaparan cahaya ultraviolet selama 30 detik.
b. Patogenesis
Virus Mumps, Paramyxoviruses, dapat menginfeksi sel epitel pada saluran
pernafasan atas (nasofaring). Dengan adanya infeksi tersebut, virus ini dapat masuk
atau invasi kedalam saluran pernafasan atas selama proses inkubasi sekitar 14-18 hari.
Masa inkubasi adalah waktu dari saat paparan agen menular sampai tanda-tanda dan
gejala penyakit muncul. Virus ini akan bereplikasi di dalam nasofaring dan limfonodi
servikal yang kemudian akan menyebar ke organ tubuh yang lain dengan cara
viremia. Viremia pada paromyxoviruses terdiri dari viremia primer dan sekunder.
Dimana viremia primer berlangsung sekitar 3-5 hari sehingga virus dapat menyebar
ke beberapa jaringan termasuk infeksi sistem saraf pusat, terutama meningen, dengan
gejala meningoencephalitis. Sedangkan viremia sekunder dapat terjadi setelah
viremia primer dimana virus ini akan menginfeksi daerah testis, ovarium, pankreas,
tiroid, dan organ lainnya. Selain itu, viremia primer juga dapat menginfeksi kelenjar
parotis melalui duktus Stensen sehingga kelenjar parotis akan mengalami peradangan
dan swelling (Mumps).
c. Gejala Klinis
Inflamasi dan edema kelenjar saliva,
Terjadi pada anak 4-6 tahun,
Gejalanya tidak spesifik, termasuk mialgia, anoreksia, malaise, sakit kepala,
demam derajat rendah,
Bisa unilateral atau bilateral,
Gejala cenderung menurun setelah satu minggu dan biasanya sembuh setelah
10 hari.