LITERATURE REVIEW
Pitu Wulandari
Departemen Periodonsia, Univeristas Sumatera Utara
Korespondensi: puput_seven@yahoo.co.id
Abstrak
Pendahuluan: Daerah furkasi merupakan morfologi anatomi kompleks yang
sulit atau tidak mungkin dibersihkan secara rutin sehingga kontrol plak yang
baik terkadang tidak dapat menjamin daerah tersebut bebas dari plak. Plak
bakteri penyebab penyakit periodontal merupakan etiologi utama dari
kerusakan/lesi furkasi. Tujuan: Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui klasifikasi dan penatalaksanaanya yang tepat dari lesi furkasi.
Tinjauan Pustaka: Lesi furkasi merupakan salah satu tanda klinis yang dapat
membantu penegakkan diagnosis terhadap keparahan penyakit periodontal
sekaligus mengetahui prognosis pada gigi tersebut. Lesi furkasi pada gigi
berakar banyak juga dapat menambah kompleksitas diagnosis dan perawatan
kondisi periodontal pasien. Penatalaksanaan lesi furkasi bertujuan untuk
mencegah kehilangan perlekatan dan destruksi periodontal lebih lanjut serta
memudahkan di dalam perawatan oral higiene. Berbagai penatalaksanaan
yang dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada daerah furkasi antara lain
skeling dan root planing, odontoplasti, osteoplasti, reseksi akar, preparasi
terowongan (tunnel preparation), dan perawatan cangkok tulang.
Kesimpulan: derajat lesi furkasi, tipe anatomi gigi, dan kemampuan dari klinisi
merupakan kunci keberhasilan di dalam penatalaksanaan lesi furkasi.
Kata kunci: Lesi furkasi, periodontal, klasifikasi, penatalaksanaan
1
dilakukan di rumah tidak dapat Kombinasi masalah periodontal-
menjamin daerah furkasi tersebut endodontik jauh lebih sering pada
bebas dari plak. Kurangnya gigi posterior terutama di gigi molar
keberhasilan di dalam perawatan dibandingkan pada gigi anterior,
lesi furkasi disebabkan karena karena lebih banyak kanal
sulitnya menyingkirkan plak aksesoris dan furkasi berada pada
subgingiva dan kalkulus di daerah gigi molar. Vertucci cit
interadikular yang berada di antara Chandrasekar K menyatakan
ruangan furkasi.2, 3 bahwa 46% dari gigi molar pertama
Penyakit kelainan pulpa dan mandibular memiliki kanal
periodontal bertanggung jawab aksesoris pada daerah furkasi.
terhadap lebih dari 50% kematian Prevalensi dan keparahan
gigi. Pengaruh penyakit periodontal keterlibatan furkasi akan meningkat
pada pulpa pertama kali dijelaskan sejalan dengan bertambahnya usia.
oleh Turner & Drew pada tahun Semua faktor-faktor tersebut dapat
1919. Hubungan antara periodontal dipertimbangkan dalam
dan penyakit pulpa pertama kali menetapkan diagnosis, rencana
dijelaskan oleh Simring dan perawatan dan perawatan pada lesi
Goldberg pada tahun 1964. Sejak furkasi. 3,4
saat itu istilah ' lesi endo-perio ' Faktor etiologi utama yang
telah digunakan untuk menyebabkan lesi furkasi adalah
menggambarkan lesi akibat plak bakteri dan mediator-mediator
inflamasi yang terjadi dalam inflamasi yang terlibat di dalam
berbagai derajat baik pada penyakit periodontal. Meluasnya
periodonsium maupun jaringan kehilangan perlekatan berkaitan
pulpa. Jalur utama hubungan dengan faktor anatomi lokal (seperti
perluasan penyakit dari poket panjang akar gigi, morfologi akar
periodontal ke pulpa adalah melalui dan lain sebagainya) serta faktor-
tubulus dentin, kanal lateral dan faktor anomali lokal (contoh
foramen apikal.4 proyeksi enamel servikal). Faktor-
Gigi dengan pulpa nekrosis faktor lokal tersebut dapat
dapat menjadi faktor risiko dalam mempengaruhi deposisi plak dan
inisiasi penyakit periodontal. prosedur oral higiene sehingga hal
2
ini dapat menyebabkan terjadinya sulit dilakukan. Beberapa teknik
periodontitis lebih lanjut dan perawatan lesi furkasi terdiri dari
kehilangan perlekatan. 3 furcation plasty, teknik tunnel,
Kehilangan perlekatan yang reseksi akar, hemiseksi dan
progresif akibat penyakit regenerasi jaringan serta ekstraksi
periodontal inflamatori dapat gigi. 5,6
meluas pada satu atau lebih daerah Sulitnya mengidentifikasi
furkasi dengan derajat yang lokasi dan perluasan lesi furkasi
bervariasi dan menyebabkan dan banyaknya tantangan di dalam
kehilangan tulang yang ireversibel melakukan perawatan lesi furkasi
pada daerah interadikular. Pada membuat penulis tertarik untuk
kebanyakan pasien, respon plak membahas mengenai klasifikasi
bakteri tanpa terapi menyebabkan dan perawatan yang tepat dari lesi
kehilangan perlekatan progresif. furkasi.
Walaupun tingkat respon dari
individu ke individu bervariasi tetapi TINJAUAN PUSTAKA
faktor anatomis lokal yang Defenisi
mempengaruhi deposisi plak dapat Furkasi merupakan daerah
berpengaruh terhadap dampak yang terletak diantara dua akar
signifikan pada perkembangan sehingga furkasi hanya dimiliki oleh
kehilangan perlekatan.5 gigi berakar ganda.1 Progresifitas
Perawatan lesi furkasi penyakit periodontal menyebabkan
merupakan salah satu perawatan terjadinya kehilangan perlekatan
yang menjadi tantangan di dalam pada gigi yang berakar ganda yaitu
perawatan periodontal saat ini. melibatkan daerah bifurkasi
Rencana perawatan lesi furkasi ataupun trifurkasinya.3
ditentukan berdasarkan klasifikasi Cacat tulang yang terjadi
dan prognosisnya. Hal ini akibat resorpsi patologis dari tulang
disebabkan karena perawatan di daerah bifurkasi dan trifurkasi
dilakukan berdasarkan dapat terjadi diantara akar gigi yang
klasifikasinya. Stabilitas akar gigi, memiliki lesi furkasi. Daerah
kondisi dan bentuk anatomi furkasi anatomi yang kompleks membuat
membuat perawatan lesi furkasi daerah tersebut sulit untuk
3
dibersihkan secara rutin dengan ada tidaknya lesi furkasi dan
menggunakan instrumen keparahan defek furkasi. 5
periodontal. Daerah ini tidak dapat Penentuan klasifikasi lesi
bebas dari plak hanya dengan furkasi dapat dilakukan secara
perawatan kontrol plak sehari-hari klinis dengan bantuan prob.
di rumah. Daerah furkasi ini dikenal Probing dibutuhkan dalam
sebagai lesi furkasi yang terdapat menentukan perluasan keterlibatan
pada gigi berakar ganda. Kondisi furkasi, posisi perlekatan relatif
lesi furkasi ini sering menimbulkan sampai daerah furkasi dan
kehilangan gigi. Frekuensi lesi perluasan serta gambaran dari lesi
furkasi meningkat sejalan dengan furkasi Naber’s. Prob furkasi
usia. Lesi furkasi sering terlihat melengkung dengan ujung yang
pada gigi molar satu dan juga pada tumpul sehingga memudahkan
gigi premolar maksila. 1 akses ke daerah furkasi.3
11
dan menghilangkan lesi furkasi diperlukannya perawatan
sebagai masalah periodonsium.3 endodontik pada gigi tersebut, tidak
diperlukan juga perawatan crown,
Perawatan lesi furkasi
merupakan prosedur bedah dengan
berbeda dari satu derajat dengan
intervensi minimal, mengurangi b
derajat lainnya. Perawatan ini dapat
dan waktu perawatan.10
menjadi masalah klinis yang unik.
Alasan kegagalan perawatan Kinaia et al cit Ertugrul
daerah furkasi adalah kurangnya melalui penelitiannya menunjukkan
akses yang baik untuk bahwa perawatan regenerasi
instrumentasi serta daerah furkasi jaringan dengan menggunakan
memiliki anatomi yang kompleks membran yang resorb lebih baik
yang mengakibatkan persistensinya bila dibandingkan dengan membran
mikroflora yang patogen.4 yang non resorb. Penggunaan
4Perawatan lesi furkasi yang kedua membran ini efektif dalam
dilakukan secara konservatif menurunkan kedalaman probing,
terkadang tidak menghasilkan hasil kehilangan perlekatan dan
yang sama dengan gigi yang meningkatkan pembentukan tulang
berakar tunggal atau gigi molar vertikal dan horizontal dibandingkan
dengan permukaan yang datar. dengan hanya melakukan teknik
Namun gigi dengan lesi furkasi bedah flep.1
akan menunjukkan hasil yang baik
bila dilakukan perawatan Kesimpulan
konservatif. Hal ini dikarenakan Berbagai metode perawatan
perawatan konservatif pada lesi yang telah dikembangkan saat ini
furkasi dapat memberikan harapan memberikan arti adanya harapan
pada pasien untuk melakukan jangka panjang dalam melakukan
kontrol plak dengan baik.2, 8 perawatan gigi yang terlibat furkasi
Masalah furkasi memiliki komplikasi
Penelitian yang dilakukan
yang berat terhadap pencegahan
oleh Vandersall DC dan Detamore
perkembangan karies pada daerah
RJ melalui preparasi tunnel pada
furkasi. Untuk memutuskan
lesi furkasi derajat III menunjukkan
perawatan yang tepat pada gigi
keuntungan antara lain adalah tidak
12
yang memiliki lesi furkasi maka Management. Periodontic
Revisited. India: Jaypee
penting bagi klinisi untuk dapat
Brothers Medical Publisher,
menegakkan diagnosis yang benar, 2011:382-94.
6. Pruthi V, Gelsky S, Mirbod S.
menentukan klasifikasi lesi furkasi
Furcation Therapy with
serta prognosis dari gigi tersebut Bioabsorbable Collagen
Membrane : A Clinical Trial.
agar diperoleh hasil perawatan
Journel de I'Association
yang baik dalam jangka waktu yang dentaire canadienne 2002;68
(10): p 610-11.
panjang.
7. Cohen E. Furcation. Atlas of
Cosmetic and Reconstructive
Periodontal Surgery. Boston:
Daftar Pustaka : BC Decker Inc Hamilton,
2007:197-202.
1. Ertugrul A, H S. Relationship 8. Marius B, Carligeriu L, Adrian
between Furcation Defects M, Papakonstadinu E.
and Periodontal Disease. Treatment of Furcation
Journal of Medicine and Involvement in The
Dentistry 2012;1(19): p. 108- Periodontal Disease. A
12 Clinical Report. Cercetari
2. Ribeiro E, Bittencourt S, Experimentale & Medico-
Sallum E, AWSallum, Chirugicale 2007;Annul
FHNJunior, Casati M. Non XIV.(2-3) : p. 110-12
Surgical Instrumentation 9. Perez A, MJM V. Periodontal
Associated with Povidone Diseases Affecting Tooth
Iodine in the Treatment of Furcation. A Review of the
Intrerproximal Furcation treatments available. Med
Involvement. J Appl Oral Sci Oral Patol Oral Cir Bucal
2010;18 (6): p. 559-604 2009;1(14): p. 554-56
3. Ammons W, GW H. Furcation 10. Vandersall D, Detamore R.
: Involvement and Treatment. The Mandibular Molar Class III
In: Carranza F, ed. Carranza's Furcation Invasion: A Review
Clinical Periodontology. of Treatment Options and a
Missouri: Saunders Elsevier, Case Report of Tunneling. J
2006:991-103. Am Dent Assoc 2002;133: p.
4. Chandrashekar KT CS. 55-60
Hopeless to Hopefull: A
Clinical Study on Management
of Periodontal Abscess with
Grade II Furcation
Involvement – Endodontic and
Periodontal Interdisciplinary
Approach: Case Report. Rev
Clín Pesq Odontol 2010;6(1)
p. 107-112
5. Bathla S. Furcation
Involvement and
13