Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KEPERAWATAN KELUARGA
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA
DOSEN : ANIK NURIDAYANDI S.Kep Ns,M.Kep

DISUSUN OLEH : LIYA KOMALASARI


NIM : 18.10.1.029.4

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKes GANESHA HUSADA KEDIRI
TAHUN AJARAN 2020/2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN...................................................................................................................
1.1 Latar
Belakang............................................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................
1.3 Tujuan................................................................................................................................
BAB 2 KONSEP KELUARGA
SEJAHTERA............................................................................................................................
2.1 Pengertian Konsep Keluarga Sejahtera..............................................................................
2.2 Tahapan Keluarga Sejahtera...............................................................................................
2.3 Peran Perawat Keluarga......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji sykur saya panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas keperawatan keluarga dengan judul
“ Konep Keluarga Sejahtera”
Selama penyusunan tugas keperawatan keluarga ini penulis banyak mengalami kesulitan,
akan tetapi berkat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas keperawatan keluarga. Untuk itu penulis mengucapkan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Anik Nuridayanti S.kep Ns,M.Kep selaku pemberi tugas keperawatan keluarga
tentang keonsep keluarga sejahtera.

Penulis menyadarai bahwa tugas keperawtan keluarga ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu dalam penyususnan tugas keperawatan keluarga ini penulis sanagt
mengharapkan masukan, saran, dan kritikan yang bersiat membangun. Akhir kata,
dengan segala keterbatasan yang penulis miliki, penulis mengharapkan makalah ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca.

Kediri, September 2020

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan unit kecil dalam masyarakat yang menjadi klien
(penerima) asuhan keperawatan keluarga berperan dalam menentukan asuhan
kepeerawatan yang diperlukan oleh anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan
keperawatan di rumah sakit akan menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan dengan
perawatan di rumah sakit secara baik dan benar oleh klien atau keluarganya.
Secara empiris hubungan antara kesehatan anggota keluarga terhadap kualitas
kehidupan keluarga sanat berhubungan atau signifikan.

Keluarga sejahtera dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, ampu


memenuhi kebutuhan hidup dan memiliki hubungan yang sama, selaras dan
seimbang antara angota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Keluarga
inti adalah keluraga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Secara umun diketahui
bahwa pengalaman orang tua berkembang dari tahun ke tahun, dimana seorang
anak bertumbuh dewasa da orang tua menjadi semakin ua, akan tetapi teori dan
metodologi yang cukup memandai dalam pekembangan persepektif tugas orang
tua masih harus dibuktikan dan daat diterima.

Program pembangunan keluarga sejahtera semakin mendapat pijakan yang


kuat dengan diundangnya UU No10 tahun 1992 tentang perkembangan
kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera. Kemudian sekitar satu
setengah tahunkemudian yaitu pada 29 juni 1993 persiden mengancam bahwa
setiap tanggal 29 juni sebagai “Hari Keluarga Nasional ( Harganas)”, dan
digariskan oleh persiden saat itu bahwa keluarga dikembangkan menjadi wahana
pembangunan bangsa. Dengan penetapan ini, maka dikembangkan kebijakan
strategis yang yang diperlukan untuk mengembangkan keberhasilan Gerakan
Keluarga Berencana lebih lanjut menjadi “ Gerakan Pembangunan Keluarga
Sejahtera” secara lengkap. Selaras dengan hal tersebut diterbitkan keputusan
persiden (Keppres) No. 109 thun 1993 tentang BKKBN, dimana dengan Keppres
tersebut, organisasi BKKBN menggalami permohonan sesuai dengan tugas
barunya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari kesejahteraan ?
2. Apakah definisi keluarga sejahtera ?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan ?
4. Bagaimana tahapan-tahapan keluarga sejahtera ?
5. Bagaimana pelaksanaan pembagunan keluarga sejahtera ?
6. Bagaimana peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera ?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian dari kesejahteraan.
2. Menjelaskan definisi keluarga sejahtera
3. Menjelaskan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesejahteraan.
4. Menjelaskan tahapan-tahapan keluarga sejahtera
5. Menjelaskan pelaksanaan pembangunan keluarga sejahtera
6. Menjelaskan peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera

BAB 2
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA
2.1 Pengertian Keluarga Sejahtera
Menurut A Mungit (1996), keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang sah
maupun memenuhi kebutuhan spiritual dan mental yang layak. Bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antara
anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.
2.2 Tahapan Keluaga Sejahtera
Menurut A Mungit (1996), tahapan keluarga sejahtera terdiri dari :
a. Keluarga Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau
belum seluruhnya terpenuhi seperti : spiritual, pangan, sandang, papan,
kesejahteraan KB.
b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal,
dan transportasi.
c. Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan sosial
psikologisnya tetapi beum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan, tetapi belum dapat memeberikan sumbangan yang teratur bagi
masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi,
dan berperan aktif dalam kegiatan masyarakat.
e. Keluarga Sejahtera III plus
Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
penegmbnagan, dan telah dapat memberkan sumbangan yang teratur dan berperan
aktif dalam kegiatan emasyarakatn atau mmiliki kepedulian sosial yang tinggi.
2.3 Indikator-Indikator Keluarga Sejahtera
a. Keluarga Prasejahtera
Keluarga ini belum mampu untuk melakukan indikator sebagai beriku :
1. Keluarga melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing.
2. Keluarga makan dua kali sehari atau lebih.
3. Keluarga menggunakan pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan
4. Keluarga mempunyai rumah yang sebagian besar berlantai buka tanah
5. Keluarga memeriksa kesehatan ke petugas atau sarana kesehatan ( bila anak
sakit atau pus ingin ber-KB ).
b. Keluarga Sejahtera I
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 5tetapi belum
mampu melaksanakan indikator sebagai berikut:
1. Keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut.
2. Keluarga makan daging, ikan, atau telur sebagai lauk pauk sekurang-
kurangnya sekali dalam eminggu.
3. Keluarga memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir.
4. Setiap anggota keluarga mempunyai ruang kamar yang luasnya 8 m2
5. Semua anggota keluarga sehat dalam tiga bulan terakhir sehingga dapat
melaksanakan fungsi mereka masing-masing.
6. Paling sedikit satu anggota keluarga yang berumur 15 tahun ke atas memiliki
penghasilan yang tetap.
7. Seluruh anggota keluarga yang berusia 10 sampai 60 tahun mampu membaca
dan menulis latin.
8. Anak usia sekolah ( 7 sampai 15 tahun ) dapat bersekolah.
9. Keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi dan
mempunyai dua anak atau lebih yang hidup.
c. Keluarga Sejahtera II
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 14, tetapi belum
mampu melaksanakan indikator-indikator sebagai berikut :
1. Keluarga berusaha meningkatkan atau menambah pengetahuan agama.
2. Keluarga mempunyai tabungan.
3. Keluarga makan bersama paling sedikit sekali sehari.
4. Keluarga ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
5. Keluarga melakukan rekreasi bersama/penyegaran paling kurang sekali dalam
6 bulan.
6. Keluarga memperoleh berita dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
7. Keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.
d. Keluarga Sejahtera III
Keluarga ini sudah mampu melaksanakan indikator 1 sampai 21, tetapi belum
mampu melaksanakan indikator berikut :
1. Keluarga memberikan sumbangan secar ateratur ( waktu tertentu ) dan
sukarela dalam bentuk material kepada masyarakat.
2. Keluarga aktif sebagai pengurus yayasan atau institusi masyarakat.
e. Keluarga Sejahtera III plus
Sebuah keluarga dapat disebut keluarga sejahtera plus bila sudah mampu
melaksanakan semua insikator.
2.4 Peran Perawat Keluarga
Dalam melaksakan asuhan keperawtan keluarga, perawat kaluarga perlu
memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemapuan keluarga.
c. Menyesuiakan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan
keluarga.
d. Menerima dan mengakui strktur keluarga.
e. Menekankan pada kempuan keluarga.

Perna perawta kelurga adalah sebagai berikut :


1. Sebagai Pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga,terutama untuk memandirikan keluarga dan
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
2. Sebagai Koordinator Pelaksaba Pelayanan Keperawtan, perawat
bertanggungjawab memberikan pelayanan keperawtan yang komperhensif.
Pelayan keperawtan yang bersinambungan diberikan untuk menghindari
kesenjangan antar keluarga dan unit pelayanan kesehatan ( Puskesmas dan
Rumah Sakit )
3. Sebagai Pelaksana Pelayanan Perawat, pelayanan perawat dapta diberikan
kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit
yang memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian anggota keluarga yang
sakit dapat menjadi “entry point “bagi perawat untuk memberikan asuhan
keperawtan keluarga secara komperhensif.
4. Sebagai Supervisor Pelayanan Keperawatan, perawat melakukan supervise
ataupun pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur,
baik terhadap keluarga beresiko tinggi maupun yang tidak. Kunjungan rumah
tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara mendadak.
5. Sebagai Pembela ( advokat ),perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk
melindungi hak-hak keluarga sebagai klien. Perawat diharapkan mampu
mengetahui harapan serta memodiikasi system pada perawat yang diberikan
untuk memenuhi ak dan kebutuhan keluarga.
6. Sebagai Fasilitator, Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga,
dan masyarakatunuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawtan yang
mereka hadapi seharihari serta dapat memberikan jalan keluar dalam
mengatasi masalah.
7. Sebagai Peneliti, perawat keluarga meneliti keluarga untuk dapat memahami
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Harnilawati. 2013 . Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.


Sulawesi Selatan : Pustaka As Salam
https://www.academia.edu/23992684/konsep_keluarga_sejahtera
( 8 september 2020. 21:30 WIB )

Anda mungkin juga menyukai