Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN AUTISME


DEFINISI Autisme
adalah gangguan perkemb yg kompleks yang
disebabkan adanya kerusakan pada otak, sehingga
mengakibatkan gangguan pada perkembangan
komunikasi, perilaku, kemampuan sosialisasi,
sensoris, serta belajar.

Penyakit ini adalah gangguan perilaku pada anak


dimana anak asyik tenggelam dalam dunianya
sendiri.
Gejala umumnya tampak sebelum usia 3 th
Macam-macam gangguan perkembangan pada
anak AUTIS
a. Gangguan Komunikasi
1) terlambat berbicara / sama sekali belum
dapat berbicara,
2) sangat sulit untuk memulai atau
mempertahankan percakapan dengan orang
lain,
3) komunikasi dengan gerakan / bahasa tubuh,
4) mengulang – ulang kata,
5) meracau dengan bahasanya sendiri,
6) tidak memahami pembicaraan orang lain.
b.Gangguan interaksi
1) Kurang responsif thd isyarat sosial,
2) Tidak mau menatap mata,
3) Apabila dipanggil tidak menengok,
4) Tdk mau bermain dgn teman sebaya,
senang menyendiri,
5) Tdk mampu m’ekspresikan rasa
senang/keinginannya secara spontan,
6) Tidak ada empati.
c.Gangguan perilaku

1) cuek thd lingkungan,


2) asyik dgn dunianya sendiri,
3) semaunya sendiri, tidak mau diatur,
4) perilaku tdk terarah (mondar-mandir, lari-lari,
manjat-manjat, berputar-putar, lompat-lompat,
teriak-teriak),
5) agresif atau menyakiti dirinya sendiri,
6) tantrum (mengamuk) oleh sebab yg tak jelas, 7)
melamun/bengong, terpakau pada benda
berputar atau benda yg bergerak,
8) kelekatan thd benda tertentu,
9) perilaku yg ritualistik.
d.Gangguan emosi
1) tertawa, menangis, marah-marah tanpa sebab,
2) emosi tidak terkendali,
3) rasa takut yg tidak wajar.

e.Gangguan persepsi sensoris


1) menjilat-jilat benda,
2) mencium-cium benda,
3) menutup telinga bila mendengar suara keras dgn
nada tertentu,
4) tak suka memakai baju dgn bahan kasar,
5) sangat tahan thd sakit.
ETIOLOGI / Penyebab Autisme :
Penyebab utama belum diketahui dengan pasti.
Autisme diduga disebabkan oleh gangguan
neurologi pada SSP:
1) Faktor genetik,
2) Gangguan pertumb sel otak pada janin,
3) Gangguan pencernaan,
4) Keracunan logam berat,
5) Gangguan auto-imun.
 Faktor Presipitasi Orang tua dengan anak
autistik biasanya :
> mempunyai intelegensi yang cukup tinggi,
> kepribadiannya bercorak obsesif,
> tidak memiliki kehangatan,
> interaksi orang tua dgn anak yg
menyimpang
>adanya stres yg berat pada awal
kehidupannya, shg anak kurang mendapat
stimulasi dalam proses tumbuh kembang
perilaku
> Anak dgn autisme biasanya kurang responsif thd orang lain,
cenderung menarik diri dari kontak sosial juga disertai dgn gg
komunikasi verbal dan non verbal yg berat (echolalia).

Respon bizar thd lingk spt:


- stereotipik,
- bergoyang2,
- berputar2,
- mutilasi diri a.l: menggigit2 jari, memukul2
badannya, mebentur2kan kepala, tdk
disertai halusinasi, waham serta
inkoherensi.
Pada bayi austistik tdk berespon pada a.l.:
 penglihatan & suara orang lain,

 tidak ada senyum sosial,

 tidak ada perasaan senang bila berada di dekat

ibunya,
 tidak mau berusaha menggapai seseorang

secara fisik,
Mekanisme Koping;
(1) Menarik diri: terjadi dmn seseorang menemukan
kesulitan dalam membina hubungan secara terbuka
dgn orang lain,
(2) Regresi: suatu mekanisme pertahanan ego yang
paling mendasar yg digunakan oleh seseorang yang
psikosis.
(3) Perilaku seperti anak-anak dan tehnik –tehnik yang
dirasa aman untuk digunakan.
Simtomatologi (Data Subyektif dan Obyektif)
1.Kegagalan utk membentuk hubungan antar
pribadi, dicirikan oleh sifat tidak responsif pada
orang.
2.Kelainan pada komunikasi (verbal & non verbal),
dicirikan oleh tdk adanya bahasa
3. Respon kacau terhadap lingkungan, dicirikan oleh
perlawanan atau reaksi2 perilaku ekstrim terhadap
peristiwa2 kecil
4) Rasa tertarik yg ekstrim thd benda - benda yg
bergerak (misal:kipas angin, kereta api), minat
khusus thd musik, bermain dgn air, kancing
atau bagian bagian dari tubuh
5.Tuntutan yg tdk beralasan thd keharusan utk
mengikuti kebiasaan sehari-hari dgn rincian yg
tepat (misal: menuntut keharusan utk
mengikuti rute yg sama apabila pergi belanja).
6) Kesedihan yg terlihat thd perub2 pd aspek yg
sepele dari lingk (misal: bila vas bunga
dipindahkan dari tempat biasanya),
7) Gerakan-gerakan tubuh stereotipik (misal:
menjentikkan tangan atau memilin-milin
tangan, berputar-putar, gerakan tubuh yg
kompleks
Pola perilaku, minat dan aktivitas yg terbatas,
repetitif dan stereotipi :*
Pre okupasi dgn satu atau lebih pola perilaku/minat yg
stereotipik.
Contoh :berjalan mondar-mandir, menyenangi satu benda
tertentu dan selalu dibawa-bawa kemanapun.
* Keterikatan yg kaku thd rutinitas dan ritual khusus yg
tidak bermanfaat.
Contoh : harus melewati rute jalan yg sama, harus menjalani
jadwal keg yg teratur sesuai urutan dan waktu yg sama.
* Manerisme motorik yg stereotipik dan repetitif.
Contoh : mengepakkan tangan, memainkan jari tangan, atau
menggerak-gerakkan tubuh tanpa tujuan.
 Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
- Resiko tinggi terhadap mutilasi diri
- Tujuan : Intervensi dgn rasional tertentu:
(1) Tindakan untuk melindungi anak apabila
perilaku-perilaku mutilatif diri seperti
memukul-nukul/.membentur-benturkan
kepala atau perilaku- perilaku histeris lainnya
menjadi nyata,
(2) Helm dapat digunakan untuk melindungi
terhadap tindakan – tindakan memukul
kepala,sarung tangan untuk mencegah
menarik-narik rambut dan pemberian bantalan
yang sesuai untuk melindungi ekstrimitas
terluka selama terjadinya gerakan-gerakan
histeris,
3) Coba utk menentukan jika perilaku mutilatif diri
terjadi sbg respon thd meningkatnya ansietas.
Rasional : Perilaku-perilaku mutilatif dapat
dicegah jika penyebabnya dapat ditentukan,
4) Bekerja pada dasar satu perawat untuk satu
anak,
Rasional : Utk m’bentuk kepercayaan,
5)Tawarkan diri pada anak selama meningkatnya
ansietas, Rasional : Dlm upaya menurunkan
kebutuhan pada perilaku mutilasi diri &
memberikan rasa aman.
Hasil yang diharapkan :

1) Rasa gelisah dipertahankan pada tk pasien


merasa tdk memerlukan perilaku mutilasi diri,
2) pasien memulai interaksi antara diri dan
perawat bila merasa cemas.
Kerusakan interaksi sosial
Intervensi dgn rasional tertentu :
1)Berhubungan satu – persatu dengan anak.
Rasional : Interaksi dgn pasien yg konsisten
meningkatkan pembentukan kepercayaan,
2) Berikan anak benda-benda yg dikenal (misal:
mainan kesukaan, selimut),
Rasional : Benda-benda ini m’berikan rasa
aman bila anak merasa distress,
3)Sampaikan sikap yg hangat, dukungan &
kebersediaan ketika pasien berusaha utk
memenuhi kebutuhan dasarnya,
Rasional : Karakteristik ini meningkatkan
pembentukan dan mempertahankan hub saling
percaya,
4) Lakukan dgn perlahan jangan memaksa
melakukan interaksi, mulai dgn penguatan yg
positif pada kontak mata, perkenalkan secara
bperlahan-lahan dgn sentuhan, senyuman,
pelukan, Rasional : Pasien austistik dapat
merasa terancam oleh suatu rangs yg gencar,
5) Beri dukungan pada pasien yg berusaha keras
utk m’bentuk hub dgn orang lain di lingk nya,
Rasional : Kehadiran seseorang yg telah
terbentuk hub saling percaya, memberikan rasa
percaya.
Hasil yang diharapkan :
(1) Pasien mulai berinteraksi dgn diri dan ol. (2)
Pasien menggunakan kontak mata, sifat
responsif pada wajah dan perilaku non
verbal lainnya dalam berinteraksi
dengan orang lain
(3) Pasien tidak menarik diri dari kontak fisik.
Kerusakan komunikasi verbal
Intervensi dgn rasional tertentu
1)Pertahankan konsistensi tugas staf,
Rasional : Hal ini memudahkan kepercayaan
dan kemampuan untuk memahami tindakan
dan komunikasi pasien,
2) Antisipasi dan penuhi kebutuhan pasien
sampai komunikasi terbentuk,
Rasional : mempererat komunikasi yg sudah
terbentuk
3)Gunakan teknik validasi konsensual dan mencari
klarifikasi utk menguraikan kode pola – pola
komunikasi (contoh : “saya rasa yg anda
maksudkan ..” atau “ apakah anda bermaksud utk
mengatakan bahwa...”),
Rasional : Teknik ini digunakan utk memastikan
akurasi dari pesan yg diterima, menjelaskan
pengertian yg tersembunyi di dalam pesan.
4) Gunakan pendekatan “muka” (berhadapan,
bertatapan) utk menyampaikan ekspresi non verbal,
yg benar dgn menggunakan contoh,
Rasional : Kontak mata m’ekspresikan minat yg murni
terhadap, & hormat pada seseorang.
Hasil yang diharapkan
(1) Pasien mampu berkomunikasi dgn cara yg
dimengerti oleh orang lain,
(2) Pesan – pesan non verbal pasien s.d
pengungkapan verbal,
(3) Pasien memulai interaksi verbal dan non
verbal dgn orang lain
Gangguan identitas pribadi
Intervensi dgn rasional tertentu :
1)Hub satu – satu dgn anak
Rasional: konsistensi dari interaksi pasien staf
meningkatkan pembentukan data kepercayaan,
2) Membantu anak mengetahui hal – hal yg
terpisah selama kegiatan perawatan diri seperti
berpakaian dan makan,
Rasional : Kegiatan ini dpt meningkatkan
kewaspadaan anak thd diri sbg sesuatu yg
terpisah dari orang lain
3)Tingkatkan kontak fisik scr bertahap
menggunakan sentuhan utk menjelaskan
perbedaan pasien dgn perawat,
Rasional : gerak isyarat ini dpt
diinterprestasikan sbg suatu ancaman oleh
pasien,
4)Tingkatkan upaya anak utk mempelajari bag–
bag tubuh m’gunakan cermin, lukisan, gambar
dari anak.
Hasil yg diharapkan
1.Pasien mampu untuk membedakan bag –
bag tubuhnya dgn bag – bag tubuh dari
orang lain,
2.Pasien menceritakan kemampuan untuk
memisahkan diri dari lingknya dgn
menghentikan ekolalia (mengulangi kata –
kata yg didengar) dan ekopraksia ( meniru
gerakan – gerakan yg dilihat).
Penatalaksanaan Autisme
Penatalaksanaan autisme bukan untuk
menyembuhkan atau gangguan tidak dapat
disembuhkan (not curable), namun bisa
diterapi (treatable).
Maksudnya kelainan yg ada di otak diperbaiki,
namun gejala yg ada pada penderita autisme
tak dapat dikurangi.
Terapi Obat :
Pada sekelompok anak autisme dgn gejala seperti
temperamenagresivitas dan stereotip, pemberian obat
– obat yg sesuai dapat merupakan salah satu bagian
dari program terapi komprehensif
Terapi Wicara :
> Semua penyandang autisme akan mengalami gg
bicara dan berbahasa.
> O/ki terapi wicara adalah sebuah keharusan bagi
mereka yg perlu diperhatikan dari terapis yg
menangani terapi wicara.
> T/u orang tuanya harus bisa membedakan bhw
penderita autisme sangat berbeda dgn penderita
gg bicara saja.
Terapi Okupasi
Terapi ini diberikan pada anak – anak yang mengalami
gangguan perkemb motorik halus seperti jari – jari untuk
melatih menulis.

Terapi Khusus
Pendidikan khusus adalah pendidikan yg berstruktur bagi
para penyandang autisme. Sistem satu guru adalah sangat
penting o/k sulit memusatkan perhatiandalam kelas yg
besar.
Dengan adanya perbaikan, maka secara bertahap
dimasukkan ke dalam kelompok kecil sebelum masuk
sekolah yg normal.
Diet atau Gizi pada Anak
Makanan yg perlu dihindari oleh anak autisme
adalah :
( 1)Bahan makanan yg mengandung gluten, biasanya
terdapat pada gandum, dan terigu, oat, dll. Produk
olahan yg mengandung gluten adalah kecap,
roti/kue yg terbuat dari terigu, mie, spageti, snack
jajanan ( chiki, taro),
(2)Bahan makanan yg mengandung kasien, biasanya
terdapat pada susu sapi/kambing,
(3) Makanan yg mengandung penyedap rasa/MSG,
biasanya ditulis dgn seasoning bumbu lain,
(4)Bahan pemanis dan pewarna buatan seperti
permen, saos tomat, serta bbrp makanan
kemasan,
(5)Makanan yg diawetkan spt makanan kalengan,
sosis, makanan olahan, makanan jadi yg dijual
di supermarket spt bakso dan pangsit,
(6)Fast food, Soft drink
(7)Buah – buahan t3: pisang, apel, anggur, jeruk,
tomat (bersifat individual shg perlu tes
terlebih dulu),
(8)semua makanan laut.
 Makanan yg dapat dikonsumsi oleh anak
autisme antara lain:
Jenis KH, a.l: kentang, ketela, ubi, beras putih,
beras merah, tepung (sagu, kentang, tapioka, beras
ketan), Jenis sayuran, a.l: brokoli, kembang kol,
segala macam slada, bayam, kangkung, kol putih,
daun katuk, asparagus, daun pengunggang,
gambas, segala macam labu, lobak, terong, wortel
Jenis kacang – kacangan dan biji – bijian (protein
nabati), a.l: kac panjang, kac kapri, kac polong, kac
tanah (tak boleh digoreng), kac mete, almond,
kenari, lentil, kac hijau, kac kedelai (tempe - tahu),
kac tolo, kac hitam, jali, biji wijen, biji teratai.
Protein hewani, a.l: daging sapi, daging
ayam kampung, telur bebek, hati ayam,
ampela,
Buah – buahan, a.l: kiwi, alpukat, semangka,
nanas, jambu, pepaya, belimbing, kendodong,
jeruk (bagi yg tak alergi), ketimun, bengkoang,
jambu biji, sirsak, sawo, Lain-lain: minyak
kedelai (bagi yg tak alergi), kelapa sawit, biji
matahari, bunga lily: gula: stevia (bagi yg
berpantangan gula); macam – macam jenis
jamur; agar – agar tanpa pewarna.

Anda mungkin juga menyukai