Anda di halaman 1dari 35

PENGKAJIAN LANSIA DI KELUARGA

Disusun untuk Memenuhi Stase Mata Kuliah


Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing: Nur Setiawati Dewi, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom, Ph.D

Disusun oleh :
Yohana Hale Heret
22020121210023
Kelompok 8

PROGRAM STUDI PROFESI NERS ANGKATAN XXXVIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui
tiga tahap kehidupan, yaitu anak-anak, masa dewasa dan masa tua. lanjut usia
adalah tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia yang dimulai dari usia
60 tahun hingga hampir mencapai 120 atau 125 tahun.1 Populasi penduduk lansia
saat ini meningkat secara cepat diseluruh dunia, jumlah lansia (usia 65 tahun atau
lebih) diseluruh dunia diperkirakan meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun
kedepan. Populasi penduduk yang berusia diatas 80 tahun juga meningkat pesat
secara global. Pada tahun 2030, jumlah penduduk lansia di Amerika Serikat
diperkirakan sebanyak 20% dari seluruh penduduk.2
Data proyeksi penduduk di Indonesia pada tahun 2017, diperkirakan
terdapat 23,66% juta jiwa penduduk lansia (9,03%). Jumlah ini terus meningkat
pada tahun-tahun berikutnya dengan prediksi pada tahun 2025 mencapai 33,69 juta
jiwa, dan tahun 2030 mencapai 40,95 juta jiwa. Tren yang cenderung meningkat
dari jumlah penduduk lansia disebabkan oleh penurunan angka fertilitas dan
mortalitas serta serta peningkatan angka harapan hidup.2
Proses menua pada lansia terjadi seiring bertambahnya umur yang dapat
menimbulkan berbagai permasalah dari beberapa aspek, terutama masalah
kesehtan. Tidak hanya aspek kesehatan, aspek ekonomi dan sosial juga perlu
diperhatikan secara spesifik, sebab kedua masalah ini bila tidak dapat terpenuhi
maka akan menimbulkan dampak yang serius terhadap masalah kesehatan lansia. 1
Seiring dengan peningkatan usia, tidak jarang diikuti dengan penurunan
kemampuan fisik sehingga tidak jarang keluahan kesehatan dirasakan oleh lansia.
Oleh karena itu, perlunya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lanjut usia
sehingga kualitas hidup mereka dapat ditingkatkan.3
Penuaan banyak dikaitkan dengan perubahan fungsi imunitas tubuh,
khususnya imun yang diperantarai sel. Semakin bertambah usia, semakin
mengalami penurunan pula imunitas pada lansia, menjadikannya rentan terhadap
berbagai penyakit. Hal ini menjadi penyebab semakin berisiko terserang berbagai
penyakit degeneratif atau penyakit kronis lain.4
LBP merupakan salah satu permasalahan yang sering dialami oleh para
lansia. Selain itu masalah-masalah pada lansia antara lain, mudah jatuh, mudah
lelah, kekacauan mental akut, nyeri dada, sesak nafas pada waktu melakukan
kerja fisik, berdebar-debar, pembengkakan kaki bagian bawah, nyeri punggung
bawah atau pinggang, dan nyeri pada sendi pinggul. LBP pada lansia sering kali
dipengaruhi oleh faktor degeneratif yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia
seseorang.5
Penurunan kadar air, protein, kebiasaan pola hidup mempengaruhi
terjadinya degenerasi diskus intervertebralis yang menyebabkan berkurangnya
kelenturan pergerakan sendi faset lumbal. Non-specific low back pain dapat
mengakibatkan nyeri, spasme otot dan imbalance muscle, sehingga stabilitas otot
perut dan punggung bawah mengalami penurunan, mobilitas lumbal terbatas,
perubahan postur, dan mengakibatkan disabilitas pada pasien non-specific low back
pain.6
Nyeri dapat disebabkan oleh osteoartritis sendi faset atau adanya stressor
akibat trauma pada kapsul sendi faset. Nyeri sering digambarkan oleh pasien
sebagai sensasi yang dalam dan terdistribusi secara unilateral atau bilateral. Nyeri
dapat dirasakan menjalar ke salah satu atau kedua gluteal, selangkangan, hingga
paha namun biasanya nyeri dirasakan hanya sampai lutut. Faktor-faktor yang dapat
memperburuk LBP akibat degenerasi sendi faset lumbal diantaranya peningkatan
atau penurunan aktivitas fisik secara berlebihan, ekstensi lumbal dengan atau tanpa
rotasi, dan terlalu lama berdiri atau terlalu lama duduk.5
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada Ny. J, ditemukan
beberapa masalah utama, yaitu nyeri kronis dan gangguan pola tidur. Nyeri yang
dirasakan adalah diderah pinggang yang menjalar kepaha dan lutut. Berdasarkan
hasil konsultasi penulis dengan dokter, Ny J didiagnosis LBP. Hal ini merupakan
dasar disusunnya asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah yang dialami klien
sesuai dengan evidence based nursing.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan gerontik pada Ny. J
dengan masalah keperawatan yang telah ditemukan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny. J secara bio, psiko,
sosial da spritual.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai hasil pengkajian yang
sudah dilakukan pada Ny. J
c. Mampu menentukan prioritas masalah, tujuan dan kriteria hasil
berdasarkan diagnosa keperawatan yang sudah ditetapkan.
d. Mampu menerapkan intervensi sesuai dengan masalah yang ditemukan.
e. Mampu menerapkan rencana intervensi yang telah dirumuskan serta
mampu memberikan terapi nonfarmakologis sesuai eviden based practic.
f. Mampu merumuskan evaluasi dan rencana tindak lanjut dari asuhan
keperawatan yang sudah diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Nyeri merupakan sebuah pengalaman sensori serta emosional yang tidak
menyenangkan yang berkaitan pada kerusakan jaringan, aktual maupun potensial
atau menggambarkan suatu kerusakan.7 Nyeri dibagi menjadi 2 macam, nyeri akut
dan nyeri kronik. Nyeri kronik adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendakdak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang
berlangsung lebih dari 3 bulan.8

B. Etiologi
Fisiologi nyeri dapat dijelaskan bahwa reseptor nyeri adalah organ yang
berfungsi untuk menerima ransangan nyeri. Orang tubuh yang berperan sebagai
reseptor adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap
stimulus kuat yang secara potensional merusak.9
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)8, nyeri kronis
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
1. Kondisi muskuloskeletal kronis
2. Kerusakan sistem saraf
3. Penekanan saraf
4. Infiltrasi tumor
5. Ketidakseimbangan neurotransmiter, neuromodulator dan reseptor
6. Gangguan imunitas
7. Gangguan fungsi metabolic
8. Penyakit posisi kerja statis
9. Peningkatan indeks massa tubuh
10. Tekanan emosional
11. Riwayat penganiayaan
12. Riwayat penyalahgunaan obat/zat
Etiologi Gangguan rasa nyaman: Nyeri menurut North American Nursing
Diagnosis Association (NANDA) antara lain:
1. Usia lebih dari 50 tahun
2. Perubahan pola tidur
3. Kondisi musculoskeletal kronik
4. Crush injury
5. Kerusakan system syaraf
6. Distress emosional
7. Fraktur
8. Agen injuri
9. Kompresi syaraf, dll.
Penyebab umum terjadinya nyeri kronis pada lansia adalah gangguan
musculoskeletal seperti degenerasi spinal dan artritis. Penyebab lain antara lain:
neuropathic pain, ischemic pain dan nyeri akibat kanker dan penanganannya. Pada
lansia wanita, terdapat prevalensi yang tinggi terjadi fraktur akibat kompresi
vertebral yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.10

C. Tanda dan Gejala


Tanda gejala mayor yang dirasakan oleh pasien adalah adanya keluhan nyeri
menetap selama 3 bulan atau lebih, pasien tampak meringis menahan nyeri, gelisah,
merasa takut mengalami cedera berulang, terkadang juga disertai dengan adanya
perubahan pola tidur, anoreksia, pasien lebih bersifat protektif dalam kegiatan
sehari-hari seperti mencari posisi untuk menghindari timbulnya nyeri.8
D. Pengkajian nyeri
Nyeri bukan merupakan proses dari penuaan yang tidak dapat dihindari.
Pada lansia yang mengalami nyeri, perlu dilakukan pengkajian, diagnostik, dan
penatalaksaan secara agresif. Namun individu yang berusia lanjut memiliki risiko
tinggi memiliki situasi-situasi yang membuat mereka merasakan nyeri. Ketika klien
yang berusia lansia menderita nyeri, maka dapat mengalami gangguan status fungsi
yang serius. Mobilisasi, aktifitas perawatan diri, sosialisasi dilingkungan lusr
rumah, dan toleransi aktifitas dapat mengalami penurunan.11
Kemampuan klien lansia untuk mengintepretasika nyeri dapat mengalami
komplikasi dengan keberadaan berbagai penyakit disertai gejala samar-samar yang
mungkin mengenai bagian tubuh yang lain.11 Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengalaman nyeri dapat dilihat dibawah ini.12

Keluhan klien tentang nyeri yang dirasakan merupakan ondikator utama


yang dapat dipercaya tentang keberadaan dan intensitas nyeri serta apapun yang
berhubungan dengan ketidaknyamanan. Nyeri bersifat individualistik. Pengkajian
karakteristik nyeri. Pendekatan pengkajian karakteristik nyeri dengan menggunakan
PQRST dapat mempermudah perawat dalam melakukan pengkajian nyeri yang
dirasakan klien.11
BABA III
PENGKAJIAN LANSIA DI KELUARGA

A. DATA UMUM
1. Nama Lansia : Ny. J
2. Usia : 61 Tahun
3. Agama : Katholik
4. Suku : Nagekeo,Flores-NTT
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. Pendidikan : SD
7. Riwayat Pekerjaan : Petani
8. Status Pekerjaan : Tani

B. DIMENSI BIOFISIK
1. Riwayat Penyakit (Dalam 6 bulan terakhir)
Klien mengatakan sejak 6 bulan ini merasakan sakit pinggang yang
terkadang menjalar sampai ke paha atas, setiap kali pinggang terasa sakit klien
segera tidur rebahan agar sakitnya berkurang dan tidak kuat kalau harus duduk
lama-lama, namun sakitnya kadang berkurang setelah minum obat.
2. Riwayat Penyakit Keluarga
Klien mengatakan dalam riwayat anggota keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menular seperti TB Paru dan HIV AIDS. Penyakit yang
sering diderita oleh anggota keluarga biasanya hanya demam ringan, batuk
pilek.
3. Riwayat Pencegahan Penyakit
Klien mengatakan untuk mencegah kekambuhan dari penyakit yang
pernah diderita dengan melakukan aktivitas sehari-hari dan menjaga pola
makan. Informasi mengenai menjaga pola makan diperoleh dari petugas
kesehatan saat posyandu lansia.
4. Riwayat Monitoring Tekanan Darah
Klien mengatakan selalu rutin mengikuti kegiatan posyandu lansia setiap
bulan, dan selalu dilakukan pemeriksaan tekanan darah oleh petugas
kesehatan di Puskesmas. Klien juga bisa cek tekanan darah di tetangga yang
juga seorang perawat jika merasa pusing atau tidak enak badan.
5. Riwayat Vaksinasi
Klien mengatakan bahwa tidak memiliki riwayat imunisasi sejak kecil,
dan saat ini sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19 yang kedua.
6. Skrining Kesehatan yang Dilakukan
Klien mengatakan untuk mengetahui kesehatannya dengan melakukan
periksa rutin ke dokter dan biasanya cek tensi di rumah tetangga yang juga
seorang perawat bila merasa pusing. Kalau gula darah pernah diperiksa di
tempat posyandu lansia dan minum semua obat dari dokter secara teratur
sesuai resep.

C. STATUS GIZI
Berat Badan : 70 Kg
Tinggi Badan : 70 cm
IMT : BB/TB²
: 70/2,98
: 23,4 9 (normal)
Kategori IMT
Kurang berat badan tingkat BERAT < 17,0
Kurus
Kurang berat badan tingkat RINGAN 17,0-18,4
Normal 18,5-25,0
Kelebihan berat badan tingkat RINGAN 25,1-27,0
Gemuk
Kelebihan berat badan tingak BERAT >27,0
Sumber: Kementerian Kesehatan

D. MASALAH KESEHATAN TERKAIT STATUS GIZI


1. Masalah Pada Mulut
Klien mengatakan giginya sudah ada yang lepas tetapi untuk makan
masih tidak ada masalah.
2. Perubahan Berat Badan
Klien mengatakan bahwa sejak 6 bulan terakhir memiliki berat badan
yang stabil, karena tidak merasakan adanya perubahan nafsu makan atau
mengalami sakit tertentu.
3. Masalah Nutrisi
Klien mengatakan bahwa dalam sehari makan 3 kali, yakni pada waktu
pagi, siang dan malam. Pada waktu pagi biasanya klien mengkonsumsi 2 buah
roti dan teh manis hangat,sedangkan pada siang hari dan mengonsumi nasi,
sayur dan ikan. Minuman yang selalu dikonsumsi saat makan adalah air putih.
Jenis buah yang dikonsumsi oleh klien adalah pisang, pepaya, dan mangga.

E. MASALAH KESEHATAN YANG DIALAMI SAAT INI


Klien mengatakan tidak kuat kalau harus duduk lama-lama karena
pinggang terasa sakit jika duduk terlalu lama.

F. OBAT-OBAT YANG DIKONSUMSI SAAT INI


Klien mengatakan bahwa obat yang sering dikonsumsi adalah obat
vitamin, sedangkan untuk mengatasi nyeri lutut klien mengonsumsi obat anti
inflamasi dan golongan analgetika ketika berobat di puskesmas setempat.

G. TINDAKAN SPESIFIK YANG DILAKUKAN SAAT INI


Klien mengatakan telah berusaha minum obat untuk menjaga kesehatan.
Aktivitas yang dilakukan sehari-hari adalah jalan-jalan pagi tetapi kalau sudah
merasa capek atau mulai terasa sakit pinggang klien langsung istirahat.

H. STATUS FUNGSIONAL
Klien mengatakan bahwa fisiknya masih kuat untuk bekerja dan
beraktivitas rutin bertani dan berdagang tanpa bantuan orang lain.. Menurut klien
dengan beraktivitas seperti bertani maka akan meningkatkan kekuatan tubuh dan
mencegah serangan dari berbagai penyakit.
Hasil pengkajian Index KATS:
Aktivitas sehari-hari Mandiri Tergantung Skor
Mandi Mandiri - 1
Berpakaian Mandiri - 1
Toileting Mandiri - 1
Berpindah Mandiri - 1
Kontinensia BAK/BAB Mandiri - 1
Makan Mandiri - 1
Jumlah 6
Nilai Index KATZ klien dalam kategori A yang berarti klien mampu melakukan
keenam aktivas sehari-hari secara mandiri

I. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEHARI-HARI


1. Mobilisasi
Klien mengatakan masih bisa jalan sendiri asal tidak terlalu jauh. Jika
jarak jauh, klien menggunakan sepeda motor. Kegiatan sehari-hari juga masih
bisa dikerjakan sendiri. Klien terkadang menegakkan punggungnya karena
tidak merasa nyaman ketika duduk terlalu lama.
Hasil pengkajian Morse Fall Risk (MFS)
Pengkajian Risiko Jatuh menggunakan Morse Fall Risk (MSF)
No Pengkajian Skala Nilai
Riwayat Jatuh: Tidak 0
1. Apakah lansia pernah jatuh dalam 3 0
Ya 25
bulan terakhir?
Diagnosa Sekunder: Tidak 0
2 Apakah lansia memiliki lebih dari satu 25
Ya 25
penyakit?
Alat Bantu Jalan:
0
- Bed Rest/dibantu
3 - Kruk/tongkat/walker 15 0
- Berpegangan pada benda-benda di
30
sekitar (kursi, meja, lemari)
Terapi Intravena: Tidak 0
4 0
Apakah saat ini lansia terpasang infus? Ya 20
Gaya berjalan/cara berpindah:
0
- Normal/bedrest/immobile
5 - Lemah (tidak bertenaga) 10 0
- Gangguan/tidak normal
20
(pincang/diseret)
6 Status Mental: 0 0
- Lansia menyadari kondisi dirinya
- Lansia mengalami keterbatasan daya
15
ingat
Keterangan:
Tingkat Risiko Nilai MFS Tindakan
Tidak Berisiko 0-24 Perawatan dasar
Risiko Rendah 25-50 Intervensi Pencegahan jatuh standar
Risiko Tinggi ≥51 Intervensi pencegahan risiko jatuh tinggi

Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh nilai MFS 25 sehingga klien


dikategorikan risiko jatuh rendah
2. Berpakaian
Klien mengatakan bahwa dirinya masih dapat memakai pakaian sendiri
tanpa membutuhkan bantuan.
3. Makan dan minum
Klien mengatakan bahwa dirinya masih dapat makan dan minum secara
mandiri tanpa bantuan. Klien memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari, namun
pada waktu pagi hanya mengonsumsi roti dan teh manis hangat dan sewaktu-
waktu mengonsumsi ubi rebus. Pada siang hari dan malam ia makan nasi,
sayur dan ikan. Minuman yang selalu dikonsumsi saat makan adalah air putih.
Jenis buah yang dikonsumsi oleh klien adalah pisang, pepaya, mangga. Untuk
kebutuhan minum, klien mengkonsumsi air putih kira-kira 8 gelas per hari dan
bertambah ketika melakukan aktivitas di ladang dalam cuaca panas.
4. Toileting
Klien mengatakan tidak ada masalah atau keluhan yang dialami saat
BAB atau BAK. Klien tidak membutuhkan bantuan untuk toileting. Waktu
BAB biasanya pada pagi hari, sedangkan BAK sehari bisa 4 atau 7 kali
tergantung banyaknya konsumsi air putih. Jika banyak mengkonsumi air putih
biasanya BAK lebih dari 5 kali sehari.
5. Personal Hygiene
Klien mengatakan bahwa ia mandi 1 kali sehari, yaitu pada waktu sore
namun seringkali juga mandi pagi. Untuk keramas rambut biasanya dilakukan
3 hari sekali atau ketika klien telah merasa rambutnya lepek. Klien selalu
menggososk gigi saat mandi atau setelah makan pada waktu malam.
6. Mandi
Klien mengatakan bahwa ia mandi 1 kali sehari pada waktu sore, namun
terkadang ia juga mandi 2 kali sehari. Untuk keperluan mandi, klien
memperoleh sumber air bersih dari sumur di dekat rumahnya.
J. DIMENSI PSIKOLOGI
1. Status Kognitif (Short Portable Mental State Questionnaire)
Jawaban
No PERTANYAAN
Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini? √
2 Hari apakah ini? √
3 Apakah nama tempat ini? √
4 Berapa nomor telepon anda? √
5 Berapa usia anda? √
6 Kapan anda lahir? (Tanggal/bulan/tahun) √
7 Siapakah nama presiden RI saat ini? √
8 Siapakah nama presiden RI sebelum ini? √
9 Siapakah nama ibu anda? √
10 5+6 adalah? √
Keterangan:
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 Kesalahan : Gangguan ringan
5-7 Kesalahan : Gangguan sedang
8-10 Kesalahan : Gangguan berat
Berdasarkan hasil pengkajian Status Kognitif dengna menggunakan Short
Portable Mental State Questionnaire ditemukan 2 kesalahan sehingga klien
dikategorikan status kognitif baik
2. Perubahan Yang Timbul Terkait Status Kognitif
Tidak ada perubahan terkait status kognitif
3. Dampak Yang Timbul Terkait Status Kognitif
Tidak ditemukan dampak yang serius terkait status kognitif klien.
4. Status Depresi (Pengukuran dengan skala depresi)
The Geriatric Depression Scale
No Pertanyaan Jawaban Skor
Apakah pada dasarnya anda puas dengan
1 Ya 0
kehidupan anda?
Sudahkah anda meninggalkan aktivitas dan
2 Tidak 0
minat anda?
Sudahkah anda merasa bahwa hidup anda
3 Tidak 0
kosong?
No Pertanyaan Jawaban Skor
4 Apakah anda sering bosan? Ya 1
Apakah anda mempunyai semangat setiap
5 Ya 0
waktu?
Apakah anda takut sesuatu akan terjadi pada
6 Ya 1
anda?
7 Apakah anda merasa bahagia setiap waktu? Ya 0
8 Apakah anda merasa jenuh saat ini? Tidak 0
Apakah anda lebih suka tinggal dirumah pada
9 malam hari daripada pergi melakukan sesuatu Ya 0
yang baru?
Apakah anda merasa bahwa anda mengalami
10 lebih banyak masalah dengan ingatan anda Tidak 0
daripada dengan yang lainnya?
Apakah anda berpikir hidup anda sangat
11 Ya 0
menyenangkan saat ini?
12 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? Tidak 0
13 Apakah anda merasa penuh energi saat ini? Ya 0
Apakah anda saat ini sudah tidak ada harapan
14 Tidak 0
lagi?
Apakah anda berpikir banyak orang yang lebih
15 Ya 1
baik dari anda?
Jumlah 3
Keterangan:
Normal : 0-4
Depresi ringan : 5-8
Depresi sedang : 9-11
Depresi berat : 12-15
Berdasarkan hasil pengkajian diatas didaptkan nilai 3 sehingga klien berada
pada kategori Normal/Tidak Depresi
5. Perubahan Yang Timbul Terkait Status Depresi
Tidak ada.
6. Dampak Yang Timbul Terkait Status Depresi
Tidak ada
7. Keadaan Emosi
a. Ansietas
Ansietas: Ny.J tampak tenang, tidak cemas saat dilaksanakan pengkajian.
Geriatric Anxiety Scale (GAS)
Sama Sangat
Kadang- Sering
No Gejala Umum Sekali sering
kadang (1) (2)
Tidak (0) (3)
1. Jantung saya berdegup √
kencang
2. Napas saya pendek √
3. Saya mengalami sakit √
perut
4. Saya merasa seperti √
hal-hal yang tidak
nyata atau seperti
berada di luar diri saya
sendiri
5. Saya merasa seperti √
kehilangan kendali atau
control
6. Saya takut dihakimi √
orang lain
7. Saya takut dihina atau √
dipermalukan
8. Saya mengalami √
kesulitan untuk tertidur
9. Saya mengalami √
kesulitan untuk tetap
tidur
10 Saya mudah marah √
.
11 Saya mempunyai √
. gejolak amarah
12 Saya mengalami √
. kesulitan
berkonsentrasi
13 Saya mudah terkejut √
. atau marah
14 Saya kurang tertarik √
. untuk melakukan
sesuatu yang biasanya
saya nikmati
15 Saya merasa terucil √
. atau terisolasi dari
orang lain
16 Saya merasa seperti √
. sedang linglung
17 Saya mengalami √
. kesulitan duduk
tenang/diam
18 Saya merasa khawatir √
. secara berlebihan
Sama Sangat
Kadang- Sering
No Gejala Umum Sekali sering
kadang (1) (2)
Tidak (0) (3)
19 Saya tidak bisa √
. mengendalikan
kekhwatiran saya
20 Saya merasa gelisah, √
. tegang atau cemas
21 Saya merasa lelah √
.
22 Otot saya terasa tegang √
.
23 Saya mengalami nyeri √
. punggung, sakit leher,
atau kram otot
24 Saya merasa tidak √
. memiliki kendali atas
hidup saya
25 Saya merasa sesuatu √
. yang mengerikan akan
terjadi pada saya
Nilai total skor: 21

Keterangan:
Ansietas minimal : 0-20
Ansietas ringan : 21-41
Ansietas sedang : 42-62
Ansietas berat : >63
Berdasarkan penilaian anxiety dengan menggunakan skala geriatric anxiety
scale (GAS), didapatkan hasil pada Ny. J adalah 21 poin sehingga dapat
disimpulkan bahwa Ny. J mengalami ansietas ringan.
Klien mengatakan dirinya tinggal bersama suami dan anak laki-laki kecil.
Anak sulungnya merantau ke Papua bersama suaminya sejak 2 tahun yang
lalu namun mereka belum resmi menikah. Hal itu membuatnya cemas
karena anaknya bersama sang cucu yang masih kecil selalu ditinggal
suaminya yang bekerja jauh dari rumah dengan situasi di Papua saat ini
yang rawan konflik.
b. Perubahan perilaku
Klien mengatakan dirinya tidak mengalami perubahan perilaku dan hidup
normal seperti biasanya namun di masa pandemi terjadi perubahan pada
pola hidupnya, dimana harus menjaga jarak dengan orang lain.
c. Mood
Klien mengatakan bahwa ia dapat mengontrol emosi, jika ada masalah ia
selalu berdoa dan berdzikir setelah sholat lima waktu dalam setiap
menghadapi permasalahan.
d. Kesepian
UCLA Loneliness Scale Version 3
No Pertanyaan Tidak Jarang Kadang- Selalu
Pernah Kadang
1 Seberapa sering anda √
merasa cocok dengan
orang-orang dari sekitar
anda?
Seberapa sering anda √
merasa tidak memiliki
teman?
3 Seberapa sering anda √
merasa tidak ada
seseorang pun yang dapat
anda mintai tolong?
4 Seberapa sering anda √
merasa sendiri?
5 Seberapa sering anda
merasa menjadi bagian
dari kelompok teman- √
teman anda?
6 Seberapa sering anda
merasa bahwa anda
memiliki banyak per-
samaan dengan orang- √
orang di sekitar anda?
7 Seberapa sering anda √
merasa bahwa anda tidak
dekat dengan orang lain?
8 Seberapa sering anda √
bahwa hobi dan ide anda
tidak sama dengan orang-
orang disekitar anda?
9 Seberapa sering anda √
merasa ramah dan
bersahabat?
10 Seberapa sering anda √
merasa dekat dengan
orang lain?
11 Seberapa sering anda √
merasa ditinggalkan?
12 Seberapa sering anda √
merasa hubunga anda
dengan orang lain tidak
berarti?
13 Seberapa sering anda √
merasa tak satupun orang
mengenal anda dengan
baik?
14 Seberapa sering anda √
merasa terisolasi dari
orang lain?
15 Seberapa sering anda √
dapat menemukan teman
ketika anda mem-
butuhkannya?
16 Seberapa sering anda me- √
rasa bahwa ada seseorang
yang benar-benar dapat
mengerti anda?
17 Seberapa sering anda √
merasa malu?
18 Seberapa sering anda √
merasa bahwa orang-orang
ada disekitar anda, tetapi
tidak bersama anda?
19 Seberapa sering anda √
merasa bahwa ada orang
yang dapat anda ajak
bicara (ngobrol)?
20 Seberapa sering anda √
merasa bahwa ada orang
yang dapat anda mintai
tolong?
Nilai total skor = 26
Keterangan:
Nilai :
 Pertanyaan Favourable : 1,4,5,6,9,10,15,16,19,20
Tidak Pernah (4), Jarang (3), Kadang-kadang (3), Selalu (4)
 Pertanyaan Unfavourable : 2,3,7,8,11,12,13,14,17,18
Tidak Pernah (1), Jarang (2), Kadang-kadang (3), Selalu (4)
20-34 : Tidak kesepian
35-49 : Kesepian rendah
50-64 : Kesepian sedang
65-80 : Kesepian berat

Berdasarkan penilaian kesepian menggunakan UCLA Loneliness Scale


didapatkan hasil pada Ny. J adalah 25 poin sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ny. J tidak mengalami kesepian.

K. DIMENSI FISIK
1. Luas Rumah
Luas rumah 9x14m² (160m²) yang terdiri dari; teras (depan dan samping
rumah), 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 3kamar tidur, 2 kamar mandi/WC, 1
ruang makan, dan sebuah gudang.
2. Keadaan Lingkungan didalam rumah
a. Penerangan: Klien mengatakan bahwa kondisi penerangan di setiap
ruangan cukup baik pada malam hari dan siang hari. Hal ini terlihat dari
banyaknya jendela, ventilasi dan tersedianya lampu di setiap ruangan.
b. Kebersihan dan kerapian: Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
saat pengkajian, kondisi lingkungan dalam rumah terlihat bersih dan
tertata rapi. Begitupun di halaman rumah cukup bersih dan tampak
sayuran hijau (katok) dan beberapa pohon ditanam di halaman rumah.
Klien mengatakan setiap hari ia selalu membersihkan ruangan dalam
rumah, sedangkan halaman rumah dibersihkan jika sudah tampak ada
kotoran.
c. Sirkulasi Udara (Jumlah jendela, pintu, kondisi lubang angin, kondisi
jendela/pintu terbuka/ tertutup): Berdasarkan hasil pengamatan saat
pengkajian, sirkulasi udara dalam rumah cukup baik karena di setiap
ruangan terdapat jendela dan di setiap jendela dilengkapi dengan ventilasi
yang terbuka (lubang angin diatas jendela).
d. Keamanan (Kondisi lantai, Pegangan untuk pengaman, alarm tanda
bahaya): Klien mengatakan bahwa rumahnya aman dari risiko jatuh karena
lantai rumahnya adalah kayu, namun karena bentuk rumahnya joglo
(rumah panggung) jadi harus lebih berhati-hati ketika naik tangga. Sesuai
hasil pengamatan saat pengkajian, rumah klien berbentuk rumah panggung
dan terdapat tangga masuk/keluar rumah yang dapat menimbulkan risiko
jatuh bila tidak berhati-hati karena pada tangga rumah tersebut tidak
dilengkapi dengan tempat untuk pegangan.
e. Sumber Air Minum (Sumber air yang digunakan, kualitas sumber air,
pengelolaan air minum, Jarak sumber air dengan septic tank): Klien
mengatakan, sumber air minum dan keperluan rumah tangga berasal dari
mata air (artesis) di dekat rumah dan ditarik menggunakan mesin pompa
air. Berdasarkan hasil pengamatan saat pengkajian, air yang digunakan
adalah mata air artesis yang berjarak ± 30 meter dari rumah dengan
kualitas baik (jernih, tidak bau dan tidak berasa).
f. Ruang Berkumpul Bersama Keluarga (Kondisi ruangan, fasilitas : Televisi
, radio, tape recorder, dll): Hasil pengamatan saat pengkajian; Kondisi
ruangan berkumpul bersama keluarga cukup luas dan tertata rapi. Dalam
ruangan keluarga terdapat sebuah televisi dan lemari yang diletakkan
berbagai hiasan di dalamnya. Klien mengatakan ia dan keluarga sering
berkumpul di teras depan rumah karena sejuk dan bisa menikmati
hembusan angin dari pantai.
3. Keadaan Lingkungan Di Luar Rumah
a. Pemanfaatan Halaman
Hasil pengamatan saat pengkajian di halaman rumah bagian depan
terdapat pohon mangga dan pohon pisang dan di sekeliling rumah
ditanami sayuran katok, cabai, sirkaya dan sirsak. Halaman rumah tampak
bersih dan dikelilingi pagar.
b. Pembuangan Air Limbah (Kondisi saluran pembuangan, terbuka/ tertutup)
Hasil pengamatan saat pengkajian ditemukan terdapat saluran limbah yang
terbuka menuju saluran utama (tidak ada genangan air limbah).
c. Pembuangan Sampah (Jenis pembuangan sampah, pengelolaan sampah,
jarak tempat pembuangan sampah)
Hasil pengamatan terdapat sebuah lubang sampah di belakang rumah
dengan jarak ±7 meter. Tidak ada pemisahan jenis sampah organik
maupun anorganik. Klien mengatakan untuk sampah yang dapat dibakar,
biasanya akan langsung dibakar di belakang rumah.
d. Sanitasi
Hasil pengamatan sanitasi lingkungan cukup bersih.
e. Sumber Pencemaran (polusi udara, polusi air polusi suara)
Hasil pengkajian ditemukan adanya sumber polusi udara yakni klien
memiliki kebiasaan membakar sampah dan memasak menggunakan kayu
bakar. Sedangkan sumber polusi air dan suara tidak ditemukan.
L. DIMENSI SOSIAL
1. Hubungan Lansia dengan Anggota Keluarga:
Klien mengatakan bahwa ia tinggal bersama suaminya, dan mereka memiliki
hubungan yang baik, begitupun hubungan dengan ketiga anaknya baik.
2. Hubungan Antara Lansia Dengan Komunitas
Klien mengatakan, selalu menjaga silahturahmi dengan keluarga maupun
tetangga yang merupakan lansia dan mengikuti pengajian rutin setiap
minggu.
3. Hubungan Lansia Dengan Care Giver Utama Keluarga
Klien mengatakan; selalu dirawat oleh 2 orang anaknya yang tinggal tidak
jauh dari rumahnya (±300meter).
4. Kegiatan Organisasi Sosial
Klien mengatakan, ia memiliki kesibukan mengikuti pengajian setiap
minggu dan merupakan anggota majelis taklim di desa.

M. DIMENSI TINGKAH LAKU


1. Pola Makan (frekuensi makan, porsi makan, kesulitan ketika makan, pola
diet, kualitas dan kuantitas makanan yang disediakan)
Klien mengatakan makan 3 kali sehari, namun waktu pagi hanya makan roti
dan teh hangat. Makan dalam porsi banyak hanya pada siang jam 12:00 dan
malam jam 08:00. Makan siang dan malam biasanya dengan menu nasi
dengan porsi 2 centong, sayur dan ikan.
2. Pola Tidur (Jam tidur, lama tidur, kesulitan dalam tidur, pola tidur, kualitas
dan kuantitas tidur)
Klien mengatakan, mengalami kesulitan untuk tidur siang dan sering terjaga
saat tidur malam. Klien kesulitan untuk tidur siang karena disibukkan
dengan banyaknya pekerjaan di ladang. Sedangkan pada malam hari, klien
sering terjaga dan tidak dapat tidur lagi. Klien juga mengatakan akhir-akhir
ini hanya bisa tidur malam sekitar 5-6 jam, biasanya tidur pukul 22- 05 pagi.
Klien sering terjaga karena sering merasa nyeri pada pinggang saat ada
gerakan atau membalikkan badan.
Pittburgh Sleep Quality Index (PSQI)

No. Pertanyaan
1. Sekitar pukul berapa anda biasanya tidur di malam hari? (Pukul 22.00 WITA)
2. Berapa menit anda membutuhkan waktu untuk dapat tertidur di malam hari? (30
menit)
3. Sekitar pukul berapa anda biasanya bangun tidur di pagi hari? (pukul 05.00
WITA)
4. Selama satu bulan terakhir, berapa jam anda tidur di malam hari? (6 jam)
5. Seberapa sering anda terjaga Tidak <1 kali 1 atau 2 3 kali lebih
karena... pernah semingg kali dalam
u seminggu seminggu
a. Tidak dapat tertidur dalam √
waktu 30 menit
b. Terbangun ditengah malam √
atau pagi-pagi sekali
c. Terbangun karena ingin ke √
kamar mandi
d. Terganggu pernafasan √
e. Batuk/mendengkur terlalu √
keras
f. Merasa kedinginan √
g. Merasa kepanasan √
h. Mimpi buruk √
i. Merasa kesakitan √
j. Alasan lain : (memikirkan √
anak)
6. Seberapa sering anda
mengkonsumsi obat untuk

membantu agar anda dapat
tertidur (resep/bebas)?
7. Berapa sering anda tidak dapat
menahan kantuk ketika bekerja, √
makan atau aktifitas lainnya?
8. Berapa sering anda mengalami
kesukaran berkonsentrasi ke √
pekerjaan?
Baik Baik Buruk Buruk sekali
sekali
9. Bagaimana anda menilai kualitas √
tidur anda sebulan ini?
SKOR TOTAL 8 (kualitas tidur buruk)
Total Skor : 8
Komponen 1 : Skor soal nomor 9 = 2
Komponen 2 : Skor soal 2 + skor soal 5a = 1 + 3 = 4 (2)
Komponen 3 : Skor soal 4 = 2
Komponen 4 :7/7.5 x 100% = 95% (0)
Komponen 5 : Skor 5b s/d 5j = 9 (1)
Komponen 6 : Skor 6 = 0
Komponen 7 : Skor 7 + skor 8 = 2(1)
Interpretasi Nilai :
<5 : Kualitas tidur baik
>5 : Kualitas tidur buruk
3. Pola Eliminasi (BAK, BAB)
a. BAK
Keterangan Saat dikaji
Frekuensi 6-7 kali sehari
Warna Kuning
Bau Khas urin

b. BAB
Keterangan Saat dikaji
Frekuensi Setiap hari (pagi hari)
Warna Kuning
Bau Khas
Konsistensi Lembek

4. Kebiasaan Buruk Lansia (merokok, obat-obatan, minum-minuman keras, dll)


Klien tidak memiliki kebiasaan buruk (merokok, alkohol dan lainnya).
5. Pelaksanaan Pengobatan
Klien mengatakan rutin melakukan kunjungan pada posyandu lansia, dan
biasanya ke puskesmas atau klinik dokter praktek jika merasakan gejala
sakit.
6. Kegiatan Olahraga
Klien mengatakan tidak pernah melakukan olahraga dan olahraganya adalah
melakukan aktivitas saat berkebun.
7. Rekreasi
Klien mengatakan kalau dirumah hiburannya menonton TV, dan sesekali
melakukan rekreasi ke pantai bersama keluarga.
8. Pengambilan Keputusan
Klien mengatakan mengikuti keputusan yang diambil oleh suami.
N. DIMENSI SISTEM KESEHATAN
1. Perilaku Mencari Pelayanan Kesehatan
Klien mengatakan, ketika merasa sakit segera periksa ke puskesmas atau
dokter praktik.
2. Sistem Pelayanan Kesehatan
a. Fasilitas kesehatan yang tersedia
Klien mengatakan, fasilitas kesehatan yang tersedia yaitu puskesmas
dengan jarak ±3km dan polindes sekitar ±400m dari rumah.
b. Jumlah tenaga kesehatan
Klien mengatakan, terdapat petugas kesehatan yang tinggal tidak jauh
dari rumahnya namun kalau dokter praktek harus ke ibukota kabupaten,
yaitu bisa dengan jarak tempuh 2 jam.
c. Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Keluarga berusaha menjaga lingkungan rumah tetap bersih dan
mengkonsumsi makan yang bergizi
d. Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Terdapat polindes dan posyandu lansia di dekat pasien
e. Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Klien mengatakan, setiap minggu mengikuti kegiatan posyandu lansia.
O. PEMERIKSAAN FISIK

Masalah
Bagian/
No Hasil pemeriksaan keperawatan yang
Region
muncul
1. Kepala Rambut sudah memutih Tidak ada
sebagian (beruban), terlihat
di beberapa tempat rambut
tipis dan terlihat kulit kepala,
tidak ada ketombe, tidak ada
lesi, rambut bersih tidak ada
benjolan dan tidak ada nyeri
tekan.
2. Wajah/ muka Bentuk muka simetris terlihat Tidak ada
kerutan di beberapa bagian
kecil saja seperti area ujung
luar mata.
3. Mata Mata simetris kanan dan kiri, Tidak ada
konjungtiva merah/ tidak
anemis, sklera tidak ikterik,
Masalah
Bagian/
No Hasil pemeriksaan keperawatan yang
Region
muncul
visus 5/4.
4. Telinga Telinga simetris kanan dan Tidak ada
kiri, bersih dari serumen,
tidak ada cairan telinga yang
keluar, klien masih bisa
mendengar dengan normal
dan jelas
5. Mulut dan gigi Mukosa bibir lembab, tidak Tidak ada
ada sariawan, tidak ada
keluhan pada gusi, lidah
tampak bersih, dan beberapa
gigi geraham dan seri sudah
lepas.
6. Leher Tidak ada pembesaran Tidak ada
kelenjar limfa dan kelenjar
tiroid, reflek menelan baik
7. Dada/Jantung I: Bentuk dada simetris, Tidak ada
tidak ada lesi
P: Tidak terdapat nyeri
tekan, Apeks jantung teraba
P: Suara pekak, suspect
adanya pelebaran batas
jantung di bagian apeks
A: Suara paru vesikuler,
suara jantung normal, tidak
terdengar suara tambahan
jantung
8. Abdomen I: Warna kulit abdomen Tidak ada
merata, tidak ada luka
A: Bising usus 10 kali per
menit
P: Terdapat nyeri tekan pada
daerah epigastrium.
P: suara perkusi abdomen
tympani
9. Punggung Klien tampak menggunakan Nyeri
korset lumbal.
Tidak tampak adanya bentuk
tulang belakang yang
abnormal, namun klien
mengeluh nyeri pada bagian
pinggang jika duduk terlalu
lama (20 menit)
10 Ekstremitas Tidak ada gangguan rentang Tidak ada
. Atas gerak sendi
Masalah
Bagian/
No Hasil pemeriksaan keperawatan yang
Region
muncul
Tidak ada oedema
Kekuatan otot ekstrimitas
baik
11 Ekstremitas Klien mengalami Nyeri
Bawah keterbatasan melakukan
rentang gerak dan merasa
nyeri pada daerah pinggang
dan menjalar pada lutut dan
paha.

P. PENGKAJIAN NYERI

P : Ny J mengatakan, tersasa sakit pada pinggang bila duduk dalam waktu yang

lama

Q : Ny J mengatakan rasa sakit seperti senyut-senyut di pinggang

R : Ny J mengatakan, rasa sakit menjalar hingga lutut dan kedua paha

S : Ny J mengatakan sakit pinggang terasa sedang, kira-kira berada pada angka 6

T : Ny J mengatakan, sakit pinggang yang yang dirasakan hilang timbul tidak

menentu tapi akan segera berkurang jika diluruskan atau berbaring

1. Analisis Data

Tangga Data Fokus Diagnosa


l Keperawatan
09 /09/ Data Objektif: Nyeri Kronis
2021  Ny. J terlihat duduk tidak tenang selama berhubungan
wawancara, klien terlihat beberapa kali dengan kondisi
menegakkan badannya dan terlihat kurang muskuloskeletas
nyaman kronis (D.0078)
 Ny. J klien mengkonsumsi obat golongan
AISN, steroid dan golongan antihistamin
reseptor H2 yang didapat dari dokter praktek
Data Subjektif:
 Ny. J mengatakan, “Sudah 6 bulan ini
pinggang saya terasa sakit, rasa sakit kadang
menjalar sampai ke lutut”
 Ny. J mengatakan, “pinggang saya terasa sakit
jika digunakan untuk duduk terlalu lama
Tangga Data Fokus Diagnosa
l Keperawatan
sekitar 20 menit.”
 Ny. J mengatakan, “Setiap kali pinggang
terasa sakit, saya segera rebahan ditempat tidur
biar sakitnya berkurang, saya ngga kuat kalau
harus duduk lama-lama, apalagi duduk
bersila.”
 Ny. J mengatakan, “Rasa sakit pada pinggang
dan menjalar hingga pada kedua paha”.
 Ny. J mengatakan, “Rasa sakit seperti linu dan
senut-senut saat kambuh”.
 Ny. J mengatakan, “Sakit pinggang terasa
sedang kira-kira berada di angka 5”.
 Ny. J mengatakan, “Sakit pinggang yang
dirasakan hilang timbul tidak menentu tapi
akan segera berkurang jika digunakan untuk
berbaring”
 Ny. J mengatakan memiliki riwayat jatuh
dengan membawa beban berat.
 Ny. J mengatakan, bila pulang dari kebun
selalu membawa hasil kebun dengan
diletakkan dikepala.

09/09/ Data Objektif: Ansietas


2021  Skor pengkajian kecemasan menggunkan berhubungan
Geriatric Anxiety Scale (GAS) adalah 21 yang dengan krisis
berarti Ny.J mengalami ansietas ringan. situasional
 TD 130/80 mmHg (D.0080)
Data Subjektif:
 Ny J mengatakan dirinya tinggal bersama
suami dan anak laki-laki kecil. Anak
sulungnya merantau ke Papua bersama
suaminya sejak 2 tahun yang lalu namun
mereka belum resmi menikah. Hal itu
membuatnya cemas karena anaknya bersama
sang cucu yang masih kecil selalu ditinggal
suaminya yang bekerja jauh dari rumah
dengan situasi di Papua saat ini yang rawan
konflik.
3. Pohon Masalah

Ancietas

Nyeri

HNP

Masalah muskoleskeletal

Aktifitas berlebihan dan


kebiasaan membawa
beban berat dikepala
4. Prioritas Masalah

No Tanggal Prioritas masalah Pembenaran


1. 09 September High priority: Nyeri kronis Nyeri kronis ditetapkan sebagai high priority dengan pertimbangan sebagai
2021 (D.0078) berikut:
Urgency:
Nyeri merupakan sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jarinagn aktual atau funsional, dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan yang berlangsung lebih dari 3
bulan. Nyeri yang dirasakan tubuh dapat mempengaruhi rutinitas klien sehari-
hari. Nyeri yang tidak tertangani atau ditangani dengan salah dapat menjadi
kronis sehingga akan menganggu kegiatan ADL dan pemenuhan kebutuhan
dasar klien sehingga dapat memicu munculnya masalah-masalah yang lain.
Hal ini sesuai dengan teori Maslow yang menempatkan masalah nyeri pada
kebutuhan fisiologi/ kebutuhan dasar, jika kebutuhan dasar belum terpenuhi
maka kebutuhan yang ada diatasnya belum bisa tercapai.
Dampak:
Rasa nyeri yang tidak teratasi berisiko menimbulkan berbagai masalah lain,
khususnya nyeri pada ekstrimitas ataupun yang mempengaruhi mobilitas
seperti nyeri pada lutut yang merupakan tumpuan utama dari pergerakan fisik.
Salah satu masalah yang berpotensi muncul adalah maningkatnya risiko jatuh
pada klien.
Keefektifan Intervensi:
Sering kali dorongan pertama ketika merasakan nyeri tubuh adalah berhenti
bergerak. Banyak orang percaya bahwa istirahat akan membantu pemulihan,
namun faktanya, terkadang, gerakan sedang dapat mendukung pemulihan
yang lebih cepat. Intervensi yang diberikan pada kasus LBP ini adalah latihan
William Flexion Exercise, menurut penelitian Sari, Prapti, Sulistiowati dalam
pemberian terapi William Flexion Exercise terjadi peningkatan mobilitas
lumbal, aktivitas fungsional, serta penurunan skala nyeri punggung bawah.12
No Tanggal Prioritas masalah Pembenaran

2. 09 /09/2021 Medium priority: Ansietas Ansietas menjadi prioritas medium dengan pertimbangan sebagai berikut:
(D.0080) Urgency:
Kecemasan adalah sebuah reaksi singkat alami terhadap kejadian yang
membuat stres dan sering kali tidak memiliki penyebab konkret. Dalam kasus
ini Klien terlalu banyak berpikir, pikiran negatif yang terus muncul, dan
kesulitan dalam mengatasi situasi ketidakpastian yang dialami.
Dampak :
Kecemasan bisa berlanjut menjadi kondisi kesehatan mental jika individu
tersebut tidak berdaya dan tidak mampu berhenti mengkhawatirkan situasi
atau kejadian sepele, yang berakibat pada terganggunya aktivitas pada
kehidupan sehari-hari.
Keefektifan Intervensi:
Rencana tindakan intervensi yang akan diberikan pada Ny.J adalah relaksasi
nafas Benson dan penggunaan aromaterapi lavender sebagai terapi non-
farmakologi unutk mengatasi ansietas klien.
Teknik relaksasi Benson merupakan terapi religius yang melibatkan faktor
keyakinan agama berupa upaya untuk memusatkan perhatian pada suatu fokus
dengan menyebut berulang-ulang kalimat ritual sambil menghilangkan
berbagai pikiran yang menganggu. Terapi ini terbukti efektif meredakan
ketegangan atau membantu klien mencapai kondisi tenang dengan
mereduksi/menghilangkan nyeri, stres, insomnia dan depresi. Aroma terapi
yang diberikan memberi rangsangan pada korteks olfaktorius yang
menstimulasi otak dan impuls mencapai sistem limbik sehingga
mempengaruhi suasana hati klien.13
5. Rencana Tindakan Dan Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan


Keperawatan Umum Khusus
1. Nyeri Kronis Setelah dilakukan perawatan Setelah dilakukan perawatan, Pemantauan nyeri (I.08242)
berhubungan selama 7 x 24 jam, diharapkan klien dapat - Kaji nyeri dengan metode PQRST
dengan diharapkan klien mengalami mengontrol nyeri dengan kriteria Manajemen nyeri (I.08238)
kondisi penurunan tingkat nyeri hasil (L.08066) - Identifikasi respon nyeri non-verbal
muskuloskelet dengan kriteria hasil: - Klien mampu melakukan - Berikan edukasi manajemen nyeri: menggunakan
as kronis Skala nyeri kurang dari 5 teknik relaksasi otot progresif analgetik secara tepat
(D.0078) - Klien mampu duduk dengan - Berikan teknik nonfarmakologis Teknik Relaksasi
durasi yang lama Otot Progresif
- Klien mampu duduk dengan - Berikan edukasi manajemen nyeri: menggunakan
durasi ≥20 menit
analgetik secara tepat

Teknik latihan penguatan otot (I.05184)


- Identifikasi risiko latihan
- Fasilitasi mendapatan sumber daya yang
dibutuhkan di lingkungan rumah
- Fasilitasi mengembangkan program latihan yang
sesuai dengan tingkat kebugaran otot, kendala
musculoskeletal, tujuan fungsional kesehatan,
sumberdaya peralatan olahraga dan dukungan
sosial.
2. Ansietas Tingkat Ansietas (L.09093) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Anxietas (I.09134)
berhubungan Setelah dilakukan tindakan Setelah dilakukan perawatan, Terapeutik :
dengan krisis keperawatan selama 4x24 diharapkan tingkat kecemasan - Motivasi mengidentifikasi pemicu
situasional jam, diharapkan tingkat pada Ny. J berkurang dengan kecemasan
(D.0080) kecemasan menurun, dengan kriteria hasil : - Diskusikan perencanaan realistic tentang
kriteria hasil: - Raut muka tenang dan tak
No Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan
Keperawatan - Verbalisasi kecemasan tampak kecemasan. peristiwa yang akan datang
terhadap kondisi yang - Tekanan darah dalam batas
dihadapi berkurang normal (130/80 mmHg) Edukasi
- Ajurkan keluarga bersama Ny. J
- Skor Geriatric Anxiety
- Ungkapkan perasaan dan persepsi tentang
Scale (GAS) 0-20
kecemasan yang dialami
- Latih pengalihan untuk mengurangi
ketegangan.
- Ajarkan teknik relaksasi Benson untuk
mengurangi kecemasan.
- Berikan terapi aroma terapi lavender
untuk mengurangi kecemasan.

Terapi Keluarga (I.09322)


Observasi
- Identifikasi pola komunikasi keluarga
- Identifikasi cara keluarga memecahkan
masalah
- Identifikasi sumber/ kekuatan keluarga
Terapeutik
- Fasilitasi diskusi keluarga
- Fasilitasi strategi pemecahan masalah
pada Ny. J
- Diskusikan strategi pemecahan masalah
yang konstruktif
No Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan
Keperawatan Edukasi :
- Anjurkan berkomunikasi yang lebih
efektif
- Anjurkan anggota keluarga berpartisipasi
dalam menyelesaikan permasalahan dalam
keluarga

-
Daftar Pustaka

1. Vesty P. Buku ajar lansia. Nasrullah D, editor. Surabaya: UMSurabaya


publishing; 2018. 1–7 p.
2. Sunarti S, Ratnawati R, Nugrahenny D, Nurlaila G, Ramadhan R, Buduanto R, et
al. Prinsip dasar kesehatan lanjut usia (geriatri). Sunarti S, editor. Malang: UB
Press; 2019. 3–4 p.
3. Utomo AS. Status kesehatan lansia berdayaguna. Lutfiah, editor. Surabaya:
Media sahabat cendikia; 2019. 2–6 p.
4. Jusuf L. Kiat menghadapi masalah kesehatan lansia (usia lanjut) +35 resep
pilihan hidangan sehat. Hardiman I, Asmoro Y, editors. Jakarta: PT Gramedia
pustaka utama; 2011. 6–7 p.
5. Urits I, Burshtein A, Sharma M, Testa L, Gold PA, Orhurhu V, et al. Low Back
Pain, a Comprehensive Review: Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment.
Curr Pain Headache Rep. 2019;23(3):1–10.
6. Kurniawan GPD. Mckenzie excercise dalam penurunan disabilitas pasien non-
specific low back pain. Qual J Kesehat. 2019;10(1):5–8.
7. Andarmoyo S. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media; 2013.
8. PPNI. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia,Definisi dan Indikator
Diagnostik. Edisi 1. Jakarta; 2017.
9. Budi M. Elektronical games untuk mengatasi nyeri perawatan luka pada anak
post operasi. Yogyakarta: UNY Press; 2018. 8 p.
10. Ali, A., Arif, A. W., Bhan, C., Kumar, D., Malik, M. B., Sayyed, Z., Ahmad MQ.
Managing Chronic Pain in the Elderly: An Overview of the Recent Therapeutic
Advancements. Cureus. 2018;10(9).
11. Muttaqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem
persarafan. Jakarta: Salemba medika; 2008. 515–521 p.
12. Potter, Perry. Fundamental keperawatan. Jakarta: Salemba medika; 2012.
13. Anggiat L, Fransisko IJ, SSt.Ft S. Terapi konvensional dan metode mckenzie
pada lansia dengan kondisi low back pain karena hernia nukleus pulposus lumbal.
J Fisioter dan Rehabil. 2020;4(2):44–57.

Anda mungkin juga menyukai