Anda di halaman 1dari 2

Epitel Silindris Berlapis

Epitel silindris berlapis terdiri atas lebih dari selapis sel. Lapisan superfisialnya berbentuk
silindris. Epitel silindris berlapis tersusun oleh lapisan sel berbentuk polihedral sampai
kuboid di bawah yang berkontak dengan lamina basalis dan selapis sel silindris superfisial.
Epitel ini ditemukan hanya pada beberapa ternpat pada tubuh-yakni konjungtiva mata, ductus
ekskretori besar tertentu, dan daerah uretra laki-laki. Fungsi dari epitel ini yakni sekresi,
absorpsi, dan proteksi.

perbesaran 540x
Epitel Transisional
Epitel transisional terdiri atas beberapa lapis sel. Lapisan permukaannya berbentuk kubah dan
besar. Epitel transisional dinamakan seperti itu karena sebelumnya diduga sebagai transisi
antara epitel silindris berlapis dan gepeng berlapis. Epitel ini sekarang dikenal sebagai tipe
khusus yang terletak hanya pada sistem perkemihan, tempat epitel ini melapisi traktus
urinarius dari kaliks ginjal hingga uretra. Epitel transisional tersusun oleh berlapis-lapis sel
yang terletak pada bagian basal, dapat berupa sel silindris rendah atau kuboid. Sel polihedral
menyusun beberapa lapisan di atas sel basal. Sel yang paling superfisial kandung kemih
kosong merupakan sel besar, terkadang binukleus, dan berbentuk kubah yang menonjol ke
lumen. Sel berbentuk kubah menjadi pipih dan keseluruhan epitel menjadi lebih tipis saat
kandung kemih teregang. Fungsi dari epitel ini yakni untuk proteksi. Selain itu, epitel ini
dapat teregang.
Epitel transisional hanya ditemukan di saluran eksretorius sistem urinarius, Epitel ini melapisi

lumen kaliks ginjal, pelvis, ureter, dan vesica urinaria. Epitel bertingkat ini terdiri atas
beberapa Iapisan sel yang serupa. Epitel berubah bentuknya sehagai respons terhadap
perengangan, akihat akumulasi cairan, atau mengkerut saat mengeluarkan urine. Dalam
keadaan relaksasi atau tidak teregang, sel permukaan biasanya kuboid dan menonjol keluar.
Sering kali, sel berinti dua (cellula bicnucleata) tampak di lapisan permukaan atau sel
permukaan vesica urinaria. Epitel transisional terletak di atas lapisan jaringan ikat, terutama
terdiri atas fibroblas
dan serat ko1agen. Di antara jaringan ikat dan epitel transisional terdapat membrana basalis
yang tipis. Dasar epitel tidak berlekuk-lekuk oleh papil jaringan ikat, dan konturnya
tampak rata. Pembuluh darah kecil, venula dan arteriol dalam berbagai ukuran terdapat di
dalam jaringan ikat. Di jaringan ikat yang lebih dalam tampak adanya berkas-berkas serat
otot polos terpotong baik dalam bidang melintang maupun memanjang. Lapisan otot di vesica

urinaria terletak jauh di dalam jaringan ikat.


Ketika cairan mulai mengisi kandung kemih, epitel transisional berupa bentuknya.
Peningkatan
volume vesica urinaia tampaknya mengurangi jumlah lapisan sel. Hal ini disebabkan oleh sel
permukaan mendatar untuk meningkatkan luas permukaan. Dalam kondisi teregang, epitel
transisional menyerupai epitel berlapis gepeng yang terdapat di bagian tubuh lain. Selain itu,
lipatan di dinding vesica urinaria menghilang, dan membrana basalis menjadi lebih halus.
Saat kandungan kemih dalam keadaan kosong jaringan ikat di bahwahnya mengandung
venula dan arteriol. Di bawah jaringan ikat, terdapat serat otot polos yang terpotong
melintang dan memanjang.
Korelasi fungsional dari epitel ini yakni memungkinkan peregangan organ urinarium
(kaliks, pelvis, ureter, vesica urinaria) selama penampungan urine dan pengerutan organ-
organ ini selama proses pengosongan tanpa memustukan hubungan sel di epitel. Perubahan
bentuk sel ini disebabkan oleh ciri khas membran sel epitel transisional. Di sini ditemukan
bagian-bagian khusus yang disebut crusta urothelialis (plaques). Ketika kandung kemih
kosong, crusta urothealialis tampaknya impermeabel terhadap cairan dan garam, epitel
transisional membentuk sawar osmotik protektif di antara urin pada kandung kemih dan
jaringan ikat di bawahnya.

Perbesaran 125x

Epitel Silindris Berlapis Semu


Epitel silindris berlapis semu (epithelium stratificatum squamosum) melapisi saluran
pernapasan, dan lumen epididymis serta ductus deferens. Pada trakea, bronki, dan bronkioli
yang lebih besar, sel-sel permukaan terdapat silia motil; pada epididymis dan ductus deferens,
sel-sel permukaan terdapat streosilia nonmotile, yaitu mikrovili yang bercabang atau
mengalami modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai