Anda di halaman 1dari 10

E-ISSN: 2615 - 3866

Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021


Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

ANALISIS SISTEM PERAWATAN MESIN BUBUT MENGGUNAKAN


METODE RCM (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE) DI CV.
JAYA PERKASA TEKNIK

Ilham Pramudya Raharja1), Ida Bagus Suardika2), Heksa Galuh W.3)


1,2,3)
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
Email : ilhampramudya08@gmail.com

Abstrak, CV Jaya Perkasa Teknik merupakan salah satu jenis usaha dibidang industri mesin dan perlengkapan
manufaktur yang memproduksi berbagai macam suku cadang dari beberapa mesin produksi. Mesin bubut yang
digunakan sering mengalami kerusakan, sehingga menghambat jalannya proses produksi. Kerusakan mesin bubut
terjadi dikarenakan terdapat komponen kritis yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan. Pengecekan rutin dan
perbaikan akibat kerusakan akan memerlukan biaya pemeliharaan yang cukup banyak. Perlu diterapkannya
interval waktu pergantian optimum dan pemilihan tindakan perawatan komponen secara tepat yang diharapkan
mampu mengurangi biaya pemeliharaan. Metode dalam penelitian ini adalah RCM (Reliability Centered
Maintenance), yaitu melakukan analisa menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, sehingga dapat
menemukan akar penyebab kegagalan fungsi dan memberikan solusi yang tepat. Berdasarkan hasil analisis
metode RCM ditentukan pemilihan tindakan perawatan terhadap komponen kritis mesin bubut, yaitu komponen
Electric System, V-belt, Gear dan Bearing dengan tindakan perawatan TD (Time Directed). Interval waktu
pergantian optimum komponen V-Belt 23 hari, Electric System 29 hari, Bearing 28 hari, dan Gear 31 hari.
Berdasarkan perhitungan total biaya pemeliharaan diketahui terdapat penurunan dari total biaya pemeliharaan
awal dengan total biaya pemeliharaan berdasarkan interval waktu pergantian optimum dari masing-masing
komponen yaitu V-belt sebesar 1,31%, Electric System sebesar 21,66%, Bearing sebesar 24,67%, dan Gear
sebesar 31,89%.

Kata kunci : Mesin Bubut, FMEA, Reliability Centered Maintenance, Interval Waktu Pergantian Optimum

PENDAHULUAN mengalami kerusakan, yaitu mesin bubut.


Industri manufaktur di Indonesia mulai Mesin bubut adalah suatu mesin yang
menunjukkan kebangkitannya di tengah digunakan untuk membuat komponen suku
pandemi pada bulan Juni 2020. Hal ini cadang yang berbentuk benda silindris. Berikut
didukung dengan adanya aturan new normal data frekuensi kerusakan pada mesin bubut.
yang diterapkan pemerintah (Kementrian
Perindustrian, 2020). Era new normal saat ini Tabel 1. Data Kerusakan Mesin Bubut Periode
menjadi waktu yang tepat bagi pemerintah Juli 2019 – Juni 2020
untuk terus memacu perusahaan manufaktur
untuk lebih berinovasi, sehingga mampu Frekuensi
Komponen Kritis
menghasilkan produk yang berkualitas dan Periode Kerusakan
Penyebab Kerusakan
(kali/x)
berdaya saing global. Kemampuan perusahaan V-Belt, Electric System,
manufaktur dalam menghasilkan produk yang Juli 2019 6 Bearing, Oil Gearbox,
berkualitas tidak lepas dari peran penting Bolt & Nut dan Gear
industri mesin dan perlengkapan manufaktur Agustus V-Belt, Electric System
5
yang menghasilkan mesin maupun peralatan- 2019 dan Oil Gearbox
September Electric System dan V-
peralatan manufaktur (Kementrian 2019
2
Belt
Perindustrian, 2016). Oktober Oil Gearbox, Bolt & Nut,
5
CV Jaya Perkasa Teknik merupakan 2019 Gear dan Bearing
salah satu jenis usaha dibidang industri mesin (Sumber : CV Jaya Perkasa Teknik)
dan perlengkapan manufaktur yang
memproduksi berbagai macam suku cadang
dari berbagai macam mesin produksi. Masalah
yang terdapat pada CV Jaya Perkasa Teknik,
yaitu mesin yang digunakan sering mengalami
kerusakan, sehingga menghambat jalannya
proses produksi. Mesin yang paling sering
39
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

Tabel 2. Data Kerusakan Mesin Bubut Periode preventive maintenance dan corrective
Juli 2019 – Juni 2020 (Lanjutan) maintenance untuk memaksimalkan umur dan
fungsi peralatan dengan biaya yang minimal.
Frekuensi Komponen Kritis Sementara TPM, melaksanakan sistem
Periode Kerusakan Penyebab penerapan preventive maintenance yang
(kali/x) Kerusakan komprehensif sepanjang umur alat, melibatkan
November Electric System semua karyawan dan mengembangkan
3
2019 dan V-Belt preventive maintenance melalui 13 manajemen
V-Belt, Electric (Hamim, 2017). Penelitian ini menganalisis
Desember System, Bearing,
5 penentuan terhadap sistem perawatan dan
2019 Bolt & Nut dan
Gear interval waktu pergantian komponen yang
V-Belt, Bearing, dilakukan menggunakan metode Reliability
Januari Centered Maintenance.
4 Oil Gearbox dan
2020
Gear
Februari V-Belt dan Oil METODE
2
2020 Gearbox Penelitian ini merupakan penelitian
Maret
Bearing, Bolt & deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu
3 Nut dan Oil evaluasi kegagalan serta pemilihan tindakan
2020
Gearbox perawatan secara tepat terhadap kerusakan
Bearing, Electric komponen dan pendekatan kuantitatif yaitu
April 2020 1 System dan Oil perhitungan keandalan dan penentuan interval
Gearbox
waktu pergantian yang optimum. Teknik
Gear dan Oil
Mei 2020 1
Gearbox
pengumpulan data dilakukan dengan observasi
Electric System, dan wawancara terhadap karyawan produksi
Juni 2020 3 Bearing dan Oil untuk mendapatkan data terkait objek
Gearbox penelitian.
Jumlah 40
(Sumber : CV Jaya Perkasa Teknik) RCM (Reliability Centered Maintenance)
RCM (Reliability Centered
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2, Maintenance) adalah suatu proses analisis yang
diketahui jumlah kerusakan mesin bubut pada digunakan untuk menentukan tindakan yang
periode Juli 2019 sampai Juni 2020 sebanyak seharusnya dilakukan dalam menjamin suatu
40 kali. Downtime pada mesin bubut terjadi sistem agar dapat berjalan dengan baik dan
dikarenakan terdapat beberapa komponen kritis sesuai fungsi yang diinginkan (Fani, 2019).
yang sering mangalami kerusakan. Perusahaan Berdasarkan RCM-Gateway to World Class
telah melakukan pemeliharaan rutin untuk Maintenance dalam (Erwin, 2017). Langkah –
pengecekan pada seluruh mesin setiap 2 bulan langkah yang diperlukan dalam proses RCM
sekali dan melakukan tindakan corrective untuk adalah sebagai berikut:
pergantian komponen saat terjadinya kerusakan 1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan
yang diketahui akan memerlukan biaya Informasi
pemeliharaan yang cukup banyak. Perlu Proses RCM pada sistem yang akan
diterapkannya interval waktu pergantian dianalisis akan memperoleh informasi yang
optimum dan pemilihan tindakan untuk jelas dan detail tentang fungsi dan kegagalan
perawatan komponen secara tepat yang fungsi komponen.
diharapkan mampu mengurangi biaya 2. Pendefinisian Batasan Sistem
pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Langkah ini memerlukan definisi batas
perusahaan. sistem yang lebih mendalam. Pendefinisian
Terdapat dua pendekatan yang biasa batas sistem ini bertujuan untuk
digunakan untuk merencanakan kegiatan menghindari tumpang tindih antara satu
perawatan mesin yaitu pendekatan RCM sistem dengan sistem lainnya.
(Reliability Centered Maintenance) dan TPM 3. Diagram Sistem dan Diagram Blok Fungsi
(Total Productive Maintenance). Perbedaannya Dalam tahap ini terdapat tiga informasi
RCM melakukan pemeliharaan dengan yang harus dikembangkan, yaitu deskripsi
mengkombinasikan praktek dan strategi dari
40
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

sistem, blok diagram fungsi, dan system mengakibatkan masalah ekonomi


work breakdown structure (SWBS). perusahaan.
4. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi 4. Kategori D (Hidden failure), apabila
Pada langkah ini, proses analisis karyawan tidak mengetahui telah
dilakukan terhadap kegagalan fungsi, bukan terjadinya kegagalan komponen
kepada kegagalan peralatan karena dalam kondisi normal.
kegagalan komponen akan dibahas lebih
lanjut di tahapan berikutnya (FMEA). 7. Pemilihan Tindakan
Biasanya kegagalan fungsi memiliki Proses ini akan menentukan tindakan
beberapa kondisi yang menyebabkan yang tepat untuk setiap mode kerusakan
kegagalan. tertentu. Tindakan perawatan terbagi
5. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) menjadi 3 jenis, yaitu:
FMEA adalah metode yang bertujuan 1. Condition Directed (C.D)
untuk menganalisis berbagai macam mode Tindakan yang bertujuan untuk
kegagalan dari sistem yang terdiri dari mendeteksi kerusakan dengan dilakukan
beberapa komponen dan menganalisis visual inspection, memeriksa alat, serta
pengaruh terhadap fungsi sistem tersebut. mengecek data yang ada. Apabila dalam
Dalam FMEA juga dilakukan perhitungan pendeteksian ditemukan gejala-gejala
nilai Risk Priority Number (RPN) yang kerusakan peralatan, maka dilakukan
mengukur resiko bersifat relatif. RPN perbaikan atau penggantian komponen.
diperoleh melalui hasil perkalian antara 2. Time Directed (T.D)
rating Severity, Occurrence dan Detection. Tindakan yang bertujuan untuk
RPN = Severity x Occurrence x Detection melakukan pencegahan langsung
terhadap sumber kerusakan berdasar
6. LTA (Logic Tree Analysis) pada waktu atau umur komponen.
Penyusunan LTA bertujuan untuk 3. Finding Failure (F.F)
menentukan prioritas pada tiap mode Tindakan yang bertujuan untuk
kerusakan dan melakukan tinjauan fungsi menemukan kerusakan yang tidak
dan kegagalan fungsi, sehingga status mode terdeteksi dengan melakukan
kerusakan tidak sama. Analisis pada LTA pengecekan secara berkala.
menggolongkan setiap mode kerusakan
kedalam empat kategori. Empat hal dalam Interval Penggantian Komponen Dengan
analisis kekritisan adalah sebagai berikut: Total Minimum Downtime
a. Evident, yaitu apakah operator Prinsip utama dalam manajemen
mengetahui dalam kondisi normal, telah perawatan adalah untuk menekan periode
terjadi gangguan dalam sistem? kerusakan hingga batas minimum, sehingga
b. Safety, yaitu apakah mode kegagalan penggantian komponen berdasarkan downtime
menyebabkan masalah keselamatan? minimum menjadi sangat penting. Penentuan
c. Outage, yaitu apakah mode kerusakan penggantian komponen yang dilakukan dengan
mengakibatkan seluruh atau sebagaian meminimumkan downtime berdasarkan interval
mesin berhenti? waktu penggantian:
d. Category, yaitu pengkategorian setelah 𝐻(𝑡)𝑇𝑓+𝑇𝑝
𝐷(𝑡) =
menjawab beberapa pertanyaan yang 𝑡+𝑇𝑃
𝑡
diajukan. Pada bagian ini komponen 𝐻(𝑡) = ∫0 ℎ(𝑡)𝑑𝑡
terbagi dalam 4 kategori, yaitu: Dimana:
1. Kategori A (Safety problem), apabila H(tp) = Banyaknya kerusakan dalam interval
kegagalan komponen mengakibatkan waktu (0,tp)
masalah keselamatan karyawan. Tf = Waktu yang diperlukan untuk
2. Kategori B (Outage problem), apabila penggantian komponen berdasarkan
kegagalan komponen mengakibatkan kerusakan.
seluruh atau sebagian mesin berhenti. Tp = Waktu yang diperlukan untuk
3. Kategori C (Economic problem), penggantian komponen karena
apabila kegagalan komponen tindakan preventif (sebelum
komponen rusak).

41
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

HASIL DAN PEMBAHASAN perbaikan atau penggantian komponen baik


Pengumpulan Data korektif saat terjadi kerusakan maupun
Data yang dikumpulkan dalam penelitian preventif atau perbaikan dan pengecekan
ini adalah data komponen bubut yang sering sebelum kerusakan selama periode Juli 2019
mengalami kerusakan, data interval waktu sampai Juni 2020.
kerusakan komponen mesin bubut, data waktu
perbaikan komponen yang mengalami Tabel 5. Total Biaya Pemeliharaan Awal
kerusakan dan Total Biaya Pemeliharaan Komponen Periode Juli 2019 – Juni
Komponen periode Juli 2019 – Juni 2020. 2020 (Rupiah)
Berdasarkan observasi dan wawancara
diperoleh data-data sebagai berikut: Biaya Biaya
No Komponen Pemeliharaan Pemeliharaan Total
Rutin Korektif
Tabel 3. Data Interval Waktu Kerusakan
Komponen Mesin Bubut periode 1 V-Belt 709.800.000 828.590.000 1.538.390.000
Electric
Juli 2019 – Juni 2020 2
System
709.800.000 830.200.000 1.540.000.000
3 Bearing 709.800.000 948.712.000 1.658.512.000
Interval Waktu Kerusakan (hari) Oil
4 709.800.000 828.450.000 1.538.250.000
Gearbox
Oil Bolt 5 Gear 709.800.000 950.912.000 1.660.712.000
No V- Electric Bearin
Gear Gear and Bolt and
Belt System g 6 709.800.000 828.310.000 1.538.110.000
box Nut Nut
1 68 54 36 35 46 60 (Sumber : Pengolahan Data)
2 41 48 39 41 41 59
3 55 52 42 39 47 57 Tabel 5 menunjukkan total biaya awal
4 64 39 52 45 51 53 pemeliharaan komponen dengan 2 bulan sekali
5 38 55 45 36 40 59 pemeliharaan rutin dan tindakan korektif
6 36 47 39 38 50 63 selama 1 tahun dari bulan Juli 2019 sampai
7 37 39 48 40 46 bulan Juni 2020. Data yang diperoleh dilakukan
8 50 39 analisis selanjutnya dengan tahapan RCM.
(Sumber: CV Jaya Perkasa Teknik)
Pemilihan Sistem
Tabel 3 menunjukkan data interval waktu Proses RCM pada sistem yang akan
kerusakan komponen mesin bubut yang sering dianalisis akan memperoleh informasi yang
mengalami kerusakan periode Juli 2019 sampai jelas dan detil tentang fungsi dan kegagalan
Juni 2020. fungsi komponen. Dalam penelitian ini yang
akan dianalisis, yaitu sistem pada mesin bubut.
Tabel 4. Data Waktu Perbaikan Komponen Mesin bubut merupakan suatu mesin yang
(menit) digunakan untuk membuat komponen suku
cadang yang berbentuk benda silindris.
Waktu Waktu
Perbaikan Perbaikan Pendefinisian Batasan Sistem
No Komponen
Korektif Preventif Pendefinisian batasan sistem diperlukan
Komponen Komponen agar terdapat batasan, sehingga komponen yang
1 V-Belt 58 33 diidentifikasi menjadi jelas dan tidak tumpang
Electric tindih. Berdasarkan wawancara dan observasi
2 48 32
System komponen yang sering mengalami kerusakan
3 Bearing 37 26 pada mesin bubut, yaitu :
Oil 1. V-Belt
4 29 20
Gearbox 2. Electric System
5 Gear 64 41 3. Bearing
Bolt and 4. Oil Gearbox
6 32 24
Nut 5. Gear
(Sumber : CV Jaya Perkasa Teknik) 6. Bolt and Nut

Tabel 4 menunjukkan data waktu


perbaikan diambil dari rata-rata waktu
42
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

Deskripsi Sistem Electric Kontraktor


Panel dan relay
Pendeskripsian sistem dilakukan dengan untuk yang rusak
SWBS (System Work Breakdown Structure). motor disebabkan
SWBS merupakan struktur yang sebagai oleh beban
penggerak arus listrik
menggambarkan sejumlah sistem dan sub mesin dan plat
sistem yang dapat mengakibatkan kegagalan A.2 A.2.1 sudah
lemah/putus,
dalam sebuah sistem kerja. sehingga
berdampak
Tabel 6. System Work Breakdown Structure pada mesin
yang tidak
Mesin Bubut bisa
dinyalakan
Sub Berfungsi Bearing aus,
Sistem Kode Kode Komponen sebagai kondisi ini
Sistem bantalan dapat
A.1 V-Belt tempat mengakibat
Electric berputarny kan
A.2 A.3 a poros, A.3.1 kerusakan
System sehingga poros dan
Kepala A.3 Bearing menjaga perputaran
Mesin A perputaran mesin
Tetap Oil
Bubut A.4 poros terganggu
Gearbox tetap stabil
Bolt and Berfungsi Kurangnya
A.5
Nut sebagai pelumasan
pelumas yang dapat
B Eretan B.1 Gear A.4 pada A.4.1 mengakibat
(Sumber: Observasi Peneliti) gearbox kan gear
cepat panas

Keterangan pengkodean pada tabel 6 Berfungsi Belt and Nut


SWBS adalah Huruf A menandakan nama sub sebagai kendur yang
sambunga mengakibat
sistem dari mesin bubut yaitu kepala tetap dan n antar kan
Eretan, sedangkan untuk angka di belakang A.5
komponen
A.5.1
sambungan
kode A tersebut, yaitu menandakan nama antar
komponen
komponen dari masing – masing sub sistem dapat
tersebut. terlepas

Berfungsi Gear aus


Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi sebagai mengakibat
Penelusuran dan analisis data lebih B B.1
roda
B.1.1
kan putaran
penggerak mesin atau
mudah dilakukan dengan pengkodean fungsi laju di eretan
dan kegagalan fungsi. Berikut pendeskripsian terganggu
fungsi sistem dan kegagalan fungsi dari (Sumber: CV Jaya Perkasa Teknik)
komponen mesin bubut yang disajikan dalam
tabel 7. Failure Mode and Effect Analysis
FMEA adalah metode yang bertujuan
Tabel 7. Fungsi Sistem dan Kegagalan Fungsi untuk menganalisis berbagai macam mode
Kode Kode Uraian Kode Kegagalan
kegagalan dari sistem yang terdiri dari beberapa
Fung Deskrip Fungsi Kegagal Fungsi komponen dan menganalisis pengaruh terhadap
si si an fungsi sistem tersebut. Nilai RPN menunjukkan
Fungsi Fungsi
Berfungsi V-Belt
tingkatan prioritas komponen yang dianggap
sebagai kendur, beresiko tinggi. Berikut hasil analisis FMEA
penyambu pecah, dan dan perhitungan nilai RPN:
ng daya slip yang
dari motor berdampak
ke poros pada putaran
A A.1 melalui A.1.1 poros yang
pulley tidak
mengikuti maksimal
laju dan bisa
putaran mengakibat
pada kan V-belt
gearbox putus
43
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

Tabel 8. Failure Mode and effect Analysis Komponen Mesin Bubut

FMEA Worksheet
No Part Function Failure Mode Failure Effect S O D RPN
Putaran poros
Sebagai penyambung daya yang tidak
dari motor ke poros V-belt pecah maksimal dan
1 V-Belt 7 3 3 63
melalui pulley mengikuti dan Kendur bisa
laju putaran pada gearbox mengakibatkan
V-belt putus
Berdampak
Electric Electric Panel untuk motor Kontraktor dan pada mesin
2 8 3 4 96
System sebagai penggerak meisn relay rusak yang tidak bisa
dinyalakan
Sebagai bantalan tempat Mengakibatkan
berputarnya poros, kerusakan
3 Bearing sehingga menjaga Bearing aus poros dan 5 4 2 40
perputaran poros tetap putaran mesin
stabil terganggu
Dapat
Oil Berfungsi sebagai pelumas Kurang mengakibatkan
4 4 3 2 24
Gearbox pada gearbox Pelumasan gear cepat
panas
Mengakibatkan
Berfungsi sebagai sambungan
Bolt and Bolt and Nut
5 sambungan antar antar 4 3 1 12
Nut kendur
komponen komponen
dapat terlepas
Mengakibatkan
putaran mesin
Berfungsi sebagai roda
6 Gear Gear aus atau laju di 6 4 2 48
penggerak
eretan
terganggu
(Sumber: Pengolahan Data)

Berdasarkan tabel 8 hasil dari FMEA a. Evident, yaitu apakah operator mengetahui
diketahui nilai RPN yang paling tinggi hingga dalam kondisi normal, telah terjadi
terendah yaitu komponen Electric System gangguan dalam sistem?
dengan RPN sebesar 96, V-belt dengan RPN b. Safety, yaitu apakah mode kegagalan
sebesar 63, Gear dengan RPN sebesar 48, menyebabkan masalah keselamatan?
Bearing dengan = RPN sebesar 40, Oil Gearbox c. Outage, yaitu apakah mode kerusakan
dengan RPN sebesar 24, dan Bolt and Nut mengakibatkan seluruh atau sebagaian
dengan RPN sebesar 12. Peneliti menentukan mesin berhenti?
komponen kritis berdasarkan 4 nilai RPN d. Category, yaitu pengkategorian setelah
tertinggi yaitu komponen Electric System, V- menjawab beberapa pertanyaan yang
belt, Gear, dan bearing. diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi
dalam 4 kategori, yaitu:
Logic Tree Analysis 1. Kategori A (Safety problem), apabila
Pada bagian kolom tabel LTA terdapat kegagalan komponen mengakibatkan
nomor dan nama kegagalan fungsi, mode masalah keselamatan karyawan.
kerusakan, dan analisis kekritisan. Empat hal 2. Kategori B (Outage problem), apabila
dalam analisis kekritisan adalah sebagai kegagalan komponen mengakibatkan
berikut: seluruh atau sebagian mesin berhenti.
44
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

3. Kategori C (Economic problem), apabila Keterangan:


kegagalan komponen mengakibatkan Y: YA
masalah ekonomi perusahaan. T: TIDAK
4. Kategori D (Hidden failure), apabila B: Outage Problem
karyawan tidak mengetahui telah
terjadinya kegagalan komponen dalam Berdasarkan tabel 9, hasil penyusunan
kondisi normal. LTA diketahui ada 4 komponen kritis yang
termasuk dalam kategori B (Outage Problem)
Untuk rekapitulasi analisis LTA yaitu kegagalan komponen mengakibatkan
komponen selanjutnya disajikan dalam tabel 9 seluruh atau sebagian mesin berhenti yaitu
berikut: Electric System, V-belt, Gear dan Bearing.

Tabel 9. Penyusunan LTA Komponen Mesin Pemilihan Tindakan


Bubut Proses ini menentukan tindakan yang
tepat untuk setiap mode kerusakan tertentu.
No Komponen Evident Safety Outage Category Pemilihan tindakan didasari dengan menjawab
Electric pertanyaan penuntun (selection guide) yang
1 Y T Y B
System disesuaikan pada road map. Rekapitulasi
2 V-Belt Y T Y B pemilihan tindakan dapat dilihat pada tabel 10
3 Gear Y T Y B sebagai berikut :
4 Bearing Y T Y B
(Sumber: Observasi Peneliti)

Tabel 10. Hasil Pemilihan Tindakan

Selection Guide Selection


No Komponen Failure Mode
1 2 3 4 5 6 7 Task
Electric Kontraktor dan
1 Y Y T T - Y - TD
System relay rusak
2 V-Belt V-belt pecah dan Y Y T T Y
- - TD
kendur
3 Gear Gear aus Y Y T T - Y - TD
4 Bearing Bearing aus Y Y T T - Y - TD
(Sumber : Observasi Peneliti)

Keterangan: komponen yang akan diuji pola distribusinya


Y : YA dan kemudian ditentukan nilai reliability adalah
T : TIDAK pemilihan tindakan perawatan berdasarkan
TD : Time Directed waktu atau Time Directed (TD). Komponen
tersebut adalah Electric System, V-belt, Gear
Berdasarkan tabel 10, pemilihan dan Bearing. Adapun data yang digunakan
tindakan pada komponen kritis mesin bubut yaitu interval waktu kerusakan dari komponen
diantaranya komponen Electric System, V-Belt, tersebut.
Gear dan Bearing adalah tindakan Time Pengujian distribusi interval waktu
Directed yaitu tindakan yang bertujuan untuk kerusakan komponen dengan uji goodness of fit
melakukan pencegahan langsung terhadap (kesesuaian) pada pola distribusi yang lazim
kerusakan berdasar pada waktu atau umur digunakan dalam reliability, yaitu distribusi
komponen. weibull, normal, lognormal, dan eksponensial
menggunakan software Minitab. Berikut
Pengujian Pola Distribusi dan Penentuan rekapitulasi hasil pengujian distribusi dan
Parameter penentuan parameter dari komponen dengan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tindakan TD:
analisis RCM pada mesin bubut, maka
45
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

Tabel 11. Hasil Pengujian Distribusi dan keputusan interval pergantian komponen. Data
Penentuan Parameter (Hari) waktu perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.

No Komponen
Pola
Parameter
Tabel 12. Interval Pergantian Optimum (Hari)
Distribusi
Electric  = 47,4286 Interval
1 Normal
System  = 7,22072 No Komponen Pergantian
 = 3,84733 Optimum
2 V-belt Lognormal
 = 0,286162 1. Electric System 29
 = 45 2. V-belt 23
3 Gear Normal
 = 4,87115 3. Gear 31
 = 43,875 4. Bearing 28
4 Bearing Normal
 = 6,31362
(Sumber : Pengolahan Data)
(Sumber: Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel 12, perhitungan
Keterangan:
dengan total minimum downtime didapatkan
 = Rata - Rata hasil interval pergantian yang optimum dari
 = Standar Deviasi masing – masing komponen kritis yaitu
komponen V-Belt 23 hari, Electric System 29
Berdasarkan hasil pengujian diketahui hari, Bearing 28 hari, dan Gear 31 hari.
distribusi terpilih adalah seperti pada tabel 11,
dimana pemilihan distribusi berdasarkan Perhitungan Biaya Pemeliharaan
dengan nilai anderson-darling (adj) terkecil Komponen
dan koefisien korelasi terbesar. Berikut rekapitulasi selisih biaya
pemeliharaan awal dengan biaya pemeliharaan
Perhitungan Interval Waktu Pergantian interval waktu pergantian optimum untuk
Optimum Dengan Total Minimum Downtime masing-masing komponen selama setahun:
Pendekatan total minimum downtime
adalah untuk menekan periode kerusakan
hingga batas minimum dalam menentukan

Tabel 13. Presentase Penurunan Biaya Pemeliharaan Komponen

Biaya Biaya Pemeliharaan dengan Presentase


Selisih Biaya
No Komponen Pemeliharaan Interval Waktu Pergantian Penurunan
(Rp)
Awal (Rp) Optimum (Rp) Biaya (%)
1 Electric System 1.540.000.000 1.186.000.000 354.000.000 22,99
2 V-Belt 1.538.390.000 1.518.223.913 20.166.087 1,31
3 Gear 1.660.712.000 1.131.125.161 529.586.839 31,89
4 Bearing 1.658.512.000 1.249.419.821 409.092.179 24,67

Berdasarkan tabel 13, diketahui selisih 1. Metode RCM yang digunakan dalam
dari total biaya pemeliharaan awal dengan total penilitian ini merupakan suatu proses
biaya pemeliharaan interval waktu pergantian analisis yang melakukan pemeliharaan
optimum untuk masing-masing komponen. dengan mengkombinasikan praktek dan
Komponen dengan penurunan biaya yang strategi dari preventive maintenance dan
paling tinggi yaitu komponen gear dengan corrective maintenance. Proses analisis
selisih sebesar 31,89%. dilakukan dengan pendekatan kualitatif
maupun kuantitatif, sehingga dapat
KESIMPULAN DAN SARAN diketahui penyebab kerusakan dan tindakan
Kesimpulan perawatan secara tepat untuk
Kesimpulan yang dapat diambil dalam memaksimalkan umur serta fungsi peralatan
penelitian ini adalah: dengan biaya yang minimal. Berdasarkan
46
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

analisis yang dilakukan didapatkan hasil maintenance dengan jadwal dan waktu
pendeskripsian kegagalan fungsi dan secara tepat agar dapat mengurangi waktu
analisis FMEA (Failure Mode and Effect downtime dari mesin-mesin yang
Analysis) dengan perhitungan nilai RPN digunakan.
yaitu terdapat komponen kritis penyebab
terjadinya kerusakan mesin bubut. DAFTAR PUSTAKA
Komponen tersebut adalah komponen Agus S. Analisis Perawatan Mesin Bubut CY-
Electric System dengan RPN sebesar 96, V- L1640g Dengan Metode Reliability
Belt dengan RPN sebesar 63, Gear dengan Centered Maintenance (RCM) di PT
RPN sebesar 48, dan Bearing dengan RPN Polymindo Permata. JITMI, Vol. 2 No.
sebesar 40. 1, ISSN : 2620-5793. Fakultas Teknik,
2. Berdasarkan hasil analisis metode RCM Prodi Teknik Industri, Universitas
ditentukan hasil pemilihan tindakan Pamulang.
perawatan terhadap komponen kritis mesin Agustinus D. S. dan Hery H. A. 2018.
bubut yaitu komponen Electric System, V- Perencanaan Perawatan Pada Unit
belt, Gear dan Gear dengan tindakan Kompresor Tipe Screw Dengan Metode
perawatan TD (Time Directed) yang RCM Di Industri Otomotif. Jurnal Ilmiah
melakukan pencegahan langsung terhadap Teknik Industri, ISSN: 1412-6869.
kerusakan yang didasarkan pada waktu. Fakultas Teknik, President University,
Tindakan pemeliharaan dengan pencegahan Bekasi.
langsung dapat dilakukan dengan Andina N. S., Ambar H., dan Fifi H. M. 2014.
melakukan pergantian komponen secara Usulan Kebijakan Perawatan Lokomotif
berkala atau dengan interval waktu Jenis CC201 Dengan Menggunakan
pergantian yang optimum dengan Metode Reliability Centered
pendekatan total minimum downtime yang Maintenance Di PT. Kereta Api
paling kecil, sehingga dapat meminimalisir Indonesia DIPO Bandung. Reka Integra,
terjadinya kerusakan. Berdasarkan hasil ISSN: 2338-5081. Jurusan Teknik
perhitungan didapatkan interval waktu Industri, Institut Teknologi Nasional
pergantian yang optimum untuk komponen (ITENAS), Bandung.
V-Belt dengan interval waktu pergantian 23 Cahyono Purnomo P. Evaluasi Manajemen
hari, Electric System 29 hari, Bearing 28 Perawatan Dengan Metode Reliability
hari, dan Gear 31 hari. Centered Maintenance (RCM) II Pada
3. Berdasarkan perhitungan total biaya Mesin Cane Cutter 1 dan 2 Di Stasiun
pemeliharaan diketahui terdapat penurunan Gilingan PG Meritjan Kediri. Jurnal
dari total biaya pemeliharan awal dengan Ilmiah Rekayasa, Vol. 10 No. 2, ISSN:
total biaya pemeliharaan berdasarkan 2502-5325. Universitas Kahuripan,
interval waktu pergantian optimum dari Kediri.
masing-masing komponen yaitu Electric Erwin N. 2017. Penerapan Metode Reliability
System sebesar Rp.354.000.000 atau Centered Maintenance Menggunakan
21,66%, V-belt sebesar Rp.20.166.087 atau Software SPSS Pada Sistem Pendingin
1,31%, Gear sebesar Rp.529.586.839 atau Generator Mitsubishi Kapasitas 62500
31,89% dan Bearing sebesar kVA (Studi Kasus Di PT. Toba Pulp
Rp.409.092.179 atau 24,67%. Lestari, Tbk). Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Saran Fani W. R. 2016. Implementasi Reliability
Saran yang diberikan dalam penelitian Centered Maintenance (RCM) Pada
ini adalah: Proses Gas Kriogenik. Fakultas
1. Perusahaan diharapkan mendata secara Teknologi Industri, Institut Teknologi
lengkap terkait kerusakan maupun Sepuluh Nopember, Surabaya.
kegagalan fungsi dari komponen mesin Farisa I., Sugiono, dan Remba Yanuar E.
bubut, sehingga dapat dengan mudah Implementasi Teknik Keandalan Untuk
mendeteksi untuk komponen kritis. Mengoptimalkan Interval Perawatan
2. Perusahaan diharapkan dapat menentukan Pada Sistem Coal Feeder (Studi Kasus:
dan menerapkan sistem preventive PT. PJB UP Paiton). Program Studi

47
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa

Teknik Industri, Fakultas Teknik, Obatan. Fakultas Teknologi Industi,


Universitas Brawijaya. Institut Teknologi Nasional, Malang.
Hamim R. 2017. Usulan Perawatan Sistem Rizky W., Arumsari H., dan Rizki T. 2016.
Boiler Dengan Metode Reliability Penentuan Interval Perawatan Dengan
Centered Maintenance (RCM) (PT Indo Menggunakan Model Age Replacement
Pusaka Berau). Fakultas Teknik, DI PT. “X”. Seminar Nasional Mesin
Universitas Muhammadiyah, Malang. dan Industri (SNMI X). Teknik Industi,
M. Arizki Z. R. 2018. Penentuan Interval Fakultas Teknik, Universitas Pasundan,
Waktu Preventive Maintenance Pada Bandung.
Nail Making Machine Dengan Taufik dan Selly Septyani. Penentuan Interval
Menggunakan Metode Reliability Waktu Perawatan Komponen Kritis
Centered Maintenance (RCM) Ii (Studi Pada Mesin Turbin Di PT PLN
Kasus : PT Surabaya Wire). Fakultas (PERSERO) Sektor Pembangkit
Teknik, Universitas Muhammadiyah, Ombilin. Jurnal Optimasi Sistem
Sidoarjo. Industri, Vol. 14 No. 2, ISSN:2088-4842.
Noor A., dan Nur Yulianti H. 2017. Analisis Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Pemeliharaan Mesin Blowmould Teknik, Universitas Andalas, Padang.
Dengan Metode RCM Di PT CCAI. Yanuar Yuda P. 2015. Penentuan Interval
Jurnal Optimasi Sistem Industri, ISSN: Waktu Pergantian Komponen Kritis
2442-8795. Fakultas Teknik, Universitas Pada Mesin Volpack Menggunakan
Pancasila, Jakarta Selatan. Metode Age Replacement. Jurnal Teknik
Oka Rambuna. 2019. Penerapan Metode Industri, Vol. 16 No. 2, 2 Agustus 2015,
Reliability Centered Maintenance ISSN: 2527-4112. Jurusan Teknik
(RCM) Pada Mesin Produksi Obat- Industri, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah, Malang.

48

Anda mungkin juga menyukai