Abstrak, CV Jaya Perkasa Teknik merupakan salah satu jenis usaha dibidang industri mesin dan perlengkapan
manufaktur yang memproduksi berbagai macam suku cadang dari beberapa mesin produksi. Mesin bubut yang
digunakan sering mengalami kerusakan, sehingga menghambat jalannya proses produksi. Kerusakan mesin bubut
terjadi dikarenakan terdapat komponen kritis yang menjadi penyebab terjadinya kerusakan. Pengecekan rutin dan
perbaikan akibat kerusakan akan memerlukan biaya pemeliharaan yang cukup banyak. Perlu diterapkannya
interval waktu pergantian optimum dan pemilihan tindakan perawatan komponen secara tepat yang diharapkan
mampu mengurangi biaya pemeliharaan. Metode dalam penelitian ini adalah RCM (Reliability Centered
Maintenance), yaitu melakukan analisa menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif, sehingga dapat
menemukan akar penyebab kegagalan fungsi dan memberikan solusi yang tepat. Berdasarkan hasil analisis
metode RCM ditentukan pemilihan tindakan perawatan terhadap komponen kritis mesin bubut, yaitu komponen
Electric System, V-belt, Gear dan Bearing dengan tindakan perawatan TD (Time Directed). Interval waktu
pergantian optimum komponen V-Belt 23 hari, Electric System 29 hari, Bearing 28 hari, dan Gear 31 hari.
Berdasarkan perhitungan total biaya pemeliharaan diketahui terdapat penurunan dari total biaya pemeliharaan
awal dengan total biaya pemeliharaan berdasarkan interval waktu pergantian optimum dari masing-masing
komponen yaitu V-belt sebesar 1,31%, Electric System sebesar 21,66%, Bearing sebesar 24,67%, dan Gear
sebesar 31,89%.
Kata kunci : Mesin Bubut, FMEA, Reliability Centered Maintenance, Interval Waktu Pergantian Optimum
Tabel 2. Data Kerusakan Mesin Bubut Periode preventive maintenance dan corrective
Juli 2019 – Juni 2020 (Lanjutan) maintenance untuk memaksimalkan umur dan
fungsi peralatan dengan biaya yang minimal.
Frekuensi Komponen Kritis Sementara TPM, melaksanakan sistem
Periode Kerusakan Penyebab penerapan preventive maintenance yang
(kali/x) Kerusakan komprehensif sepanjang umur alat, melibatkan
November Electric System semua karyawan dan mengembangkan
3
2019 dan V-Belt preventive maintenance melalui 13 manajemen
V-Belt, Electric (Hamim, 2017). Penelitian ini menganalisis
Desember System, Bearing,
5 penentuan terhadap sistem perawatan dan
2019 Bolt & Nut dan
Gear interval waktu pergantian komponen yang
V-Belt, Bearing, dilakukan menggunakan metode Reliability
Januari Centered Maintenance.
4 Oil Gearbox dan
2020
Gear
Februari V-Belt dan Oil METODE
2
2020 Gearbox Penelitian ini merupakan penelitian
Maret
Bearing, Bolt & deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu
3 Nut dan Oil evaluasi kegagalan serta pemilihan tindakan
2020
Gearbox perawatan secara tepat terhadap kerusakan
Bearing, Electric komponen dan pendekatan kuantitatif yaitu
April 2020 1 System dan Oil perhitungan keandalan dan penentuan interval
Gearbox
waktu pergantian yang optimum. Teknik
Gear dan Oil
Mei 2020 1
Gearbox
pengumpulan data dilakukan dengan observasi
Electric System, dan wawancara terhadap karyawan produksi
Juni 2020 3 Bearing dan Oil untuk mendapatkan data terkait objek
Gearbox penelitian.
Jumlah 40
(Sumber : CV Jaya Perkasa Teknik) RCM (Reliability Centered Maintenance)
RCM (Reliability Centered
Berdasarkan tabel 1 dan tabel 2, Maintenance) adalah suatu proses analisis yang
diketahui jumlah kerusakan mesin bubut pada digunakan untuk menentukan tindakan yang
periode Juli 2019 sampai Juni 2020 sebanyak seharusnya dilakukan dalam menjamin suatu
40 kali. Downtime pada mesin bubut terjadi sistem agar dapat berjalan dengan baik dan
dikarenakan terdapat beberapa komponen kritis sesuai fungsi yang diinginkan (Fani, 2019).
yang sering mangalami kerusakan. Perusahaan Berdasarkan RCM-Gateway to World Class
telah melakukan pemeliharaan rutin untuk Maintenance dalam (Erwin, 2017). Langkah –
pengecekan pada seluruh mesin setiap 2 bulan langkah yang diperlukan dalam proses RCM
sekali dan melakukan tindakan corrective untuk adalah sebagai berikut:
pergantian komponen saat terjadinya kerusakan 1. Pemilihan Sistem dan Pengumpulan
yang diketahui akan memerlukan biaya Informasi
pemeliharaan yang cukup banyak. Perlu Proses RCM pada sistem yang akan
diterapkannya interval waktu pergantian dianalisis akan memperoleh informasi yang
optimum dan pemilihan tindakan untuk jelas dan detail tentang fungsi dan kegagalan
perawatan komponen secara tepat yang fungsi komponen.
diharapkan mampu mengurangi biaya 2. Pendefinisian Batasan Sistem
pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Langkah ini memerlukan definisi batas
perusahaan. sistem yang lebih mendalam. Pendefinisian
Terdapat dua pendekatan yang biasa batas sistem ini bertujuan untuk
digunakan untuk merencanakan kegiatan menghindari tumpang tindih antara satu
perawatan mesin yaitu pendekatan RCM sistem dengan sistem lainnya.
(Reliability Centered Maintenance) dan TPM 3. Diagram Sistem dan Diagram Blok Fungsi
(Total Productive Maintenance). Perbedaannya Dalam tahap ini terdapat tiga informasi
RCM melakukan pemeliharaan dengan yang harus dikembangkan, yaitu deskripsi
mengkombinasikan praktek dan strategi dari
40
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa
41
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa
FMEA Worksheet
No Part Function Failure Mode Failure Effect S O D RPN
Putaran poros
Sebagai penyambung daya yang tidak
dari motor ke poros V-belt pecah maksimal dan
1 V-Belt 7 3 3 63
melalui pulley mengikuti dan Kendur bisa
laju putaran pada gearbox mengakibatkan
V-belt putus
Berdampak
Electric Electric Panel untuk motor Kontraktor dan pada mesin
2 8 3 4 96
System sebagai penggerak meisn relay rusak yang tidak bisa
dinyalakan
Sebagai bantalan tempat Mengakibatkan
berputarnya poros, kerusakan
3 Bearing sehingga menjaga Bearing aus poros dan 5 4 2 40
perputaran poros tetap putaran mesin
stabil terganggu
Dapat
Oil Berfungsi sebagai pelumas Kurang mengakibatkan
4 4 3 2 24
Gearbox pada gearbox Pelumasan gear cepat
panas
Mengakibatkan
Berfungsi sebagai sambungan
Bolt and Bolt and Nut
5 sambungan antar antar 4 3 1 12
Nut kendur
komponen komponen
dapat terlepas
Mengakibatkan
putaran mesin
Berfungsi sebagai roda
6 Gear Gear aus atau laju di 6 4 2 48
penggerak
eretan
terganggu
(Sumber: Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel 8 hasil dari FMEA a. Evident, yaitu apakah operator mengetahui
diketahui nilai RPN yang paling tinggi hingga dalam kondisi normal, telah terjadi
terendah yaitu komponen Electric System gangguan dalam sistem?
dengan RPN sebesar 96, V-belt dengan RPN b. Safety, yaitu apakah mode kegagalan
sebesar 63, Gear dengan RPN sebesar 48, menyebabkan masalah keselamatan?
Bearing dengan = RPN sebesar 40, Oil Gearbox c. Outage, yaitu apakah mode kerusakan
dengan RPN sebesar 24, dan Bolt and Nut mengakibatkan seluruh atau sebagaian
dengan RPN sebesar 12. Peneliti menentukan mesin berhenti?
komponen kritis berdasarkan 4 nilai RPN d. Category, yaitu pengkategorian setelah
tertinggi yaitu komponen Electric System, V- menjawab beberapa pertanyaan yang
belt, Gear, dan bearing. diajukan. Pada bagian ini komponen terbagi
dalam 4 kategori, yaitu:
Logic Tree Analysis 1. Kategori A (Safety problem), apabila
Pada bagian kolom tabel LTA terdapat kegagalan komponen mengakibatkan
nomor dan nama kegagalan fungsi, mode masalah keselamatan karyawan.
kerusakan, dan analisis kekritisan. Empat hal 2. Kategori B (Outage problem), apabila
dalam analisis kekritisan adalah sebagai kegagalan komponen mengakibatkan
berikut: seluruh atau sebagian mesin berhenti.
44
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa
Tabel 11. Hasil Pengujian Distribusi dan keputusan interval pergantian komponen. Data
Penentuan Parameter (Hari) waktu perbaikan dapat dilihat pada tabel 4.
No Komponen
Pola
Parameter
Tabel 12. Interval Pergantian Optimum (Hari)
Distribusi
Electric = 47,4286 Interval
1 Normal
System = 7,22072 No Komponen Pergantian
= 3,84733 Optimum
2 V-belt Lognormal
= 0,286162 1. Electric System 29
= 45 2. V-belt 23
3 Gear Normal
= 4,87115 3. Gear 31
= 43,875 4. Bearing 28
4 Bearing Normal
= 6,31362
(Sumber : Pengolahan Data)
(Sumber: Pengolahan Data)
Berdasarkan tabel 12, perhitungan
Keterangan:
dengan total minimum downtime didapatkan
= Rata - Rata hasil interval pergantian yang optimum dari
= Standar Deviasi masing – masing komponen kritis yaitu
komponen V-Belt 23 hari, Electric System 29
Berdasarkan hasil pengujian diketahui hari, Bearing 28 hari, dan Gear 31 hari.
distribusi terpilih adalah seperti pada tabel 11,
dimana pemilihan distribusi berdasarkan Perhitungan Biaya Pemeliharaan
dengan nilai anderson-darling (adj) terkecil Komponen
dan koefisien korelasi terbesar. Berikut rekapitulasi selisih biaya
pemeliharaan awal dengan biaya pemeliharaan
Perhitungan Interval Waktu Pergantian interval waktu pergantian optimum untuk
Optimum Dengan Total Minimum Downtime masing-masing komponen selama setahun:
Pendekatan total minimum downtime
adalah untuk menekan periode kerusakan
hingga batas minimum dalam menentukan
Berdasarkan tabel 13, diketahui selisih 1. Metode RCM yang digunakan dalam
dari total biaya pemeliharaan awal dengan total penilitian ini merupakan suatu proses
biaya pemeliharaan interval waktu pergantian analisis yang melakukan pemeliharaan
optimum untuk masing-masing komponen. dengan mengkombinasikan praktek dan
Komponen dengan penurunan biaya yang strategi dari preventive maintenance dan
paling tinggi yaitu komponen gear dengan corrective maintenance. Proses analisis
selisih sebesar 31,89%. dilakukan dengan pendekatan kualitatif
maupun kuantitatif, sehingga dapat
KESIMPULAN DAN SARAN diketahui penyebab kerusakan dan tindakan
Kesimpulan perawatan secara tepat untuk
Kesimpulan yang dapat diambil dalam memaksimalkan umur serta fungsi peralatan
penelitian ini adalah: dengan biaya yang minimal. Berdasarkan
46
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa
analisis yang dilakukan didapatkan hasil maintenance dengan jadwal dan waktu
pendeskripsian kegagalan fungsi dan secara tepat agar dapat mengurangi waktu
analisis FMEA (Failure Mode and Effect downtime dari mesin-mesin yang
Analysis) dengan perhitungan nilai RPN digunakan.
yaitu terdapat komponen kritis penyebab
terjadinya kerusakan mesin bubut. DAFTAR PUSTAKA
Komponen tersebut adalah komponen Agus S. Analisis Perawatan Mesin Bubut CY-
Electric System dengan RPN sebesar 96, V- L1640g Dengan Metode Reliability
Belt dengan RPN sebesar 63, Gear dengan Centered Maintenance (RCM) di PT
RPN sebesar 48, dan Bearing dengan RPN Polymindo Permata. JITMI, Vol. 2 No.
sebesar 40. 1, ISSN : 2620-5793. Fakultas Teknik,
2. Berdasarkan hasil analisis metode RCM Prodi Teknik Industri, Universitas
ditentukan hasil pemilihan tindakan Pamulang.
perawatan terhadap komponen kritis mesin Agustinus D. S. dan Hery H. A. 2018.
bubut yaitu komponen Electric System, V- Perencanaan Perawatan Pada Unit
belt, Gear dan Gear dengan tindakan Kompresor Tipe Screw Dengan Metode
perawatan TD (Time Directed) yang RCM Di Industri Otomotif. Jurnal Ilmiah
melakukan pencegahan langsung terhadap Teknik Industri, ISSN: 1412-6869.
kerusakan yang didasarkan pada waktu. Fakultas Teknik, President University,
Tindakan pemeliharaan dengan pencegahan Bekasi.
langsung dapat dilakukan dengan Andina N. S., Ambar H., dan Fifi H. M. 2014.
melakukan pergantian komponen secara Usulan Kebijakan Perawatan Lokomotif
berkala atau dengan interval waktu Jenis CC201 Dengan Menggunakan
pergantian yang optimum dengan Metode Reliability Centered
pendekatan total minimum downtime yang Maintenance Di PT. Kereta Api
paling kecil, sehingga dapat meminimalisir Indonesia DIPO Bandung. Reka Integra,
terjadinya kerusakan. Berdasarkan hasil ISSN: 2338-5081. Jurusan Teknik
perhitungan didapatkan interval waktu Industri, Institut Teknologi Nasional
pergantian yang optimum untuk komponen (ITENAS), Bandung.
V-Belt dengan interval waktu pergantian 23 Cahyono Purnomo P. Evaluasi Manajemen
hari, Electric System 29 hari, Bearing 28 Perawatan Dengan Metode Reliability
hari, dan Gear 31 hari. Centered Maintenance (RCM) II Pada
3. Berdasarkan perhitungan total biaya Mesin Cane Cutter 1 dan 2 Di Stasiun
pemeliharaan diketahui terdapat penurunan Gilingan PG Meritjan Kediri. Jurnal
dari total biaya pemeliharan awal dengan Ilmiah Rekayasa, Vol. 10 No. 2, ISSN:
total biaya pemeliharaan berdasarkan 2502-5325. Universitas Kahuripan,
interval waktu pergantian optimum dari Kediri.
masing-masing komponen yaitu Electric Erwin N. 2017. Penerapan Metode Reliability
System sebesar Rp.354.000.000 atau Centered Maintenance Menggunakan
21,66%, V-belt sebesar Rp.20.166.087 atau Software SPSS Pada Sistem Pendingin
1,31%, Gear sebesar Rp.529.586.839 atau Generator Mitsubishi Kapasitas 62500
31,89% dan Bearing sebesar kVA (Studi Kasus Di PT. Toba Pulp
Rp.409.092.179 atau 24,67%. Lestari, Tbk). Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Saran Fani W. R. 2016. Implementasi Reliability
Saran yang diberikan dalam penelitian Centered Maintenance (RCM) Pada
ini adalah: Proses Gas Kriogenik. Fakultas
1. Perusahaan diharapkan mendata secara Teknologi Industri, Institut Teknologi
lengkap terkait kerusakan maupun Sepuluh Nopember, Surabaya.
kegagalan fungsi dari komponen mesin Farisa I., Sugiono, dan Remba Yanuar E.
bubut, sehingga dapat dengan mudah Implementasi Teknik Keandalan Untuk
mendeteksi untuk komponen kritis. Mengoptimalkan Interval Perawatan
2. Perusahaan diharapkan dapat menentukan Pada Sistem Coal Feeder (Studi Kasus:
dan menerapkan sistem preventive PT. PJB UP Paiton). Program Studi
47
E-ISSN: 2615 - 3866
Industri Inovatif - Jurnal Teknik Industri ITN Malang, Maret 2021
Analisis Sistem Perawatan | Ilham | Ida Bagus | Heksa
48