Anda di halaman 1dari 8

Volume 8 No.

1
Januari 2016
ISSN : 2085 – 1669
e-ISSN : 2460 – 0288
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek
Email : jurnalteknologi@ftumj.ac.id

U N I V E R S I T A S M U H A M M A D I Y A H J A K A R T A

USULAN WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN MESIN GAS ENGINE


(PRECHAMBER GAS VALVE) DENGAN MODEL AGE-BASED REPLACEMENT DI
PT. XYZ

Kusnadi1*, Taryana2
1, 2
Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Singaperbangsa Karawang
Jl. H.S. Ronggowaluyo, Teluk Jambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361
*
Email : tikuk.kusnadi@yahoo.com

Diterima: 25 September 2015 Direvisi: 20 Desember 2015 Disetujui: 6 Januari 2016

ABSTRAK
PT. XYZ adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur perakitan sepeda motor, visinya menjadi
perusahaan yang leading di bidang tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan langsung di
perusahaan, untuk perawatan mesin Gas Engine perusahaan telah menerapkan kegiatan maintenance dengan
konsep Planned Maintenance dan Unplanned maintenance, Tingkat kepentingan perawatan untuk mesin Gas
Engine ini sangat tinggi mengingat bahwa Gas Engine merupakan sumber pasokan listrik untuk menunjang
kegiatan produksi sehari-hari. Kerusakan komponen terbesar ada pada komponen Prechamber Gas Valve, hal
tersebut dikarenakan tidak adanya perlakuan perawatan khusus terhadap komponen tersebut karena beberapa
faktor, sementara komponen tersebut sangat berpengaruh pada kondisi mesin, yang bisa mengancam stop line
produksi. Model matematis metode Age Based Replacement adalah metode yang tepat dalam memecahkan
masalah tersebut, dimana dengan metode ini akan didapat interval waktu optimum untuk melakukan pergantian
part prechamber gas valve untuk meningkatkan kinerja mesin. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh
interval penggantian komponen mesin Gas Engine (Prechamber Gas Valve) yang optimum adalah 6.547 jam
dengan unit cost sebesar Rp. 1.316 per Jam

Kata kunci: Rencana Pemeliharaan, Unplanned Maintenance, prechamber Gas Valve, Gas Engine,
Penggantian Metode Umur Berdasarkan

ABSTRACT

PT. XYZ is a company engaged in manufacturing motorcycle assembly, vision of becoming the leading company
in this field. Based on interviews and direct observation in the company, for machinery maintenance Gas
Engine companies have implemented maintenance activities with the concept of Planned Maintenance and
Unplanned maintenance, level of importance of maintenance for machinery Gas Engine is very high considering
that the Gas Engine is a source of power supply to support production activities day -day. Damage was biggest
component in the component prechamber Gas Valve, it is because there is no special maintenance treatment of
those components due to several factors, while the component is very influential on the condition of the engine,
which could threaten the production line stop. The mathematical model Age Based Replacement method is the
correct method to solve the problem, which will be obtained by this method is the optimum time interval to make
the turn part prechamber gas valve to improve engine performance. Based on calculations, the replacement
interval of engine components Gas Engine (prechamber Gas Valve) optimum is 6547 hours with the unit cost of
Rp. 1,316 per Hour

Keywords : Planned Maintenance, Unplanned Maintenance, Prechamber Gas Valve, Gas Engine, Metode Age
Based Replacement
Jurnal Teknologi Volume 8 No. 1 Januari 2016 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

PENDAHULUAN
Dengan semakin meningkatnya
persaingan pada bidang manufaktur, maka
perusahaan harus melakukan perbaikan secara
continuous untuk menjaga kestabilan Kerusakan
perusahaan dalam mencapai visinya. Salah satu Terbanyak saat ini

faktor yang perlu diperhatikan adalah sistem


maintenance perusahaan. Karena mesin-mesin
merupakan asset perusahaan yang perlu dijaga
ketersediaannya (availability) untuk
mendukung kelancaran proses produksi. Oleh
sebab itu, perlu dijaga dan ditingkatkan
kehandalan mesin sehingga dapat mendukung Sumber (PT. XYZ, 2015)
kelancaran proses produksi. Gambar 1. Grafik kerusakan mesin gas engine
Ketersediaan mesin pada saat produksi
tanpa adanya breakdown sangat penting karena Dan dari kerusakan-kerusakan tersebut, jenis
mengingat ketatnya persaingan di dunia kerusakan terbanyak yang membuat kinerja
manufaktur khususnya sepeda motor, yang Gas Engine tidak maksimal adalah dalam
mengutamakan kualitas produk dan kecepatan sistem pembakaran mesin Gas Engine untuk
ketersediaan produk. jenis masalah Cylinder Deviation High ,
Kerusakan yang dialami mesin Gas komponen mesin yang mengalami kerusakan
Engine bervariasi, mulai dari (sistem kontrol terbanyak yaitu Prechamber Gas Valve.
mesin, bahan bakar mesin, pembakaran mesin, Prechamber Gas Valve merupakan komponen
pendinginan mesin, dan pelumasan mesin), dalam pembakaran mesin, yang berfungsi
berikut ini adalah garfik banyaknya kerusakan sebagai pemasok bahan bakar gas ke ruang
mesin Gas Engine bakar (Ignition Point), sehingga ketika part
tersebut mengalami kegagalan fungsi, maka
Tabel 1. Data kerusakan mesin Gas Engine pembakaran mesin akan mengalami abnormal,
dan akan menyebabkan Gas Engine mati tiba-
Data Kerusakan Mesin ( Gas Engine )
tiba atau trip. Sementara sistem perawatan
Total terhadap Prechamber Gas Valve saat ini, hanya
Breakdown/Tahun dilakukan penggantian part baru ketika kondisi
2 2 2 2 2 part tersebut mengalami kerusakan (Gas
Jenis kerusakan To
0 0 0 0 0 Engine mati tiba-tiba), karena tidak adanya
tal
1 1 1 1 1 pemeriksaan rutin dan penggantian rutin, serta
1 2 3 4 5 posisi part Prechamber Gas Valve yang sulit di
1 Cyl Dev deteksi fisiknya.
3 2 2 1 2
. High(precham 12 Berdasarkan latar belakang tersebut, diperlukan
2 8 1 9 0
ber rusak) 0 suatu usulan sistem pencegahan terhadap
2 Meassuring 1 kerusakan mesin Gas Engine atau kegiatan
1 6 7 2
. signal Failure 2 28 preventive maintenance terhadap mesin
3 Temperatur sehingga resiko terjadinya breakdown mesin
2 1 4 1 2 dapat diminimalkan. Selain itu, dengan adanya
. High 10
4 In Out Chanel sistem maintenance yang baik dan terencana,
1 0 0 1 0 maka logistik ketersediaan spare parts juga
. Failure 2
5 Gas Mixer dapat diatur agar tetap tersedia pada saat yang
0 2 0 1 0 dibutuhkan, dengan jumlah yang dibutuhkan
. Abnormal 3
7 Relay 1 sesuai dengan spesifikasi. Jika tidak segera
2 5 4 3 24 dilakukan perbaikan terhadap permasalahan
. Abnormal 0
Sumber (PT. XYZ, 2015) tersebut, maka semakin lama sejalan dengan
bertambahnya usia mesin akan menimbulkan
kerugian materi yang lebih besar lagi akibat
penurunan kehandalan mesin.

46
Tujuan pemecahan masalah adalah untuk terjadinya kegagalan atau kerusakan pada
meminimumkan terjadinya breakdown mesin sebuah sistem atau komponen, dimana
Gas Engine di PT. XYZ, Dengan cara : sebelumnya sudah dilakukan perencanaan
1. Menerapkan model matematik untuk dengan pengawasan yang sistematik, deteksi,
menentukan interval waktu preventive dan koreksi, agar sistem atau komponen
maintenance yang optimum untuk komponen tersebut dapat mempertahankan kapabilitas
mesin Gas Engine (Prechamber Gas Valve). fungsionalnya. Beberapa tujuan dari preventive
2. Mencari solusi model sesuai distribusi maintenance adalah mendeteksi lebih awal
kerapatan probabilitas dari interval waktu terjadinya kegagalan/kerusakan,
preventive maintenance pada sistem yang meminimalisasi terjadinya kegagalan dan
diamati. meminimalkan kegagalan produk yang
disebabkan oleh kerusakan sistem.
TINJAUAN PUSTAKA Ada empat faktor dasar dalam memutuskan
Perawatan (Maintenance) penerapan preventive maintenance:
Perawatan adalah sebuah operasi atau 1. Mencegah terjadinya kegagalan.
aktivitas yang harus dilakukan secara berkala 2. Mendeteksi kegagalan.
dengan tujuan untuk melakukan pergantian 3. Mengungkap kegagalan tersembunyi
kerusakan peralatan dengan resources yang ada. (hidden failure).
Perawatan juga ditujukan untuk 4. Tidak melakukan apapun karena lebih
mengembalikan suatu sistem pada kondisinya efektif daripada dilakukan pergantian.
agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya, Dengan mengidentifikasi keempat
memperpanjang usia kegunaan mesin, dan faktor dalam melaksanakan preventive
menekan failure sekecil mungkin. Manajemen maintenance, terdapat empat kategori dalam
perawatan dapat digunakan untuk membuat mengspesifikasikan preventive maintenance.
sebuah kebijakan mengenai aktivitas Keempat ketegori tersebut adalah sebagai
perawatan, dengan melibatkan aspek teknis dan berikut:
pengendalian manajemen ke dalam sebuah 1. Time-Directed (TD) adalah perawatan
program perawatan. Pada umumnya, semakin yang diarahkan secara langsung pada
tingginya aktivitas perbaikan dalam sebuah pencegahan kegagalan atau kerusakan
sistem, kebutuhan akan manajemen dan 2. Condition-Directed (CD) adalah
pengendalian di perawatan menjadi semakin perawatan yang diarahkan pada deteksi
penting. Berikut adalah sembilan pendekatan kegagalan atau gejala-gejala kerusakan.
untuk membuat sebuah program perawatan 3. Failure-Finding (FF) adalah perawatan
yang efektif: yang diarahkan pada penemuan kegagalan
1. Mengidentifikasi kekurangan eksisting. tersembunyi.
2. Membuat tujuan akhir dari program. 4. Run-to-Failure (RTF) adalah perawatan
3. Menetapkan skala prioritas. yang didasarkan pada pertimbangan untuk
4. Menetapkan parameter untuk pengukuran menjalankan komponen hingga rusak
performansi. karena pilihan lain tidak memungkinkan
5. Menetapkan rencana jangka pendek dan atau tidak menguntungkan dari segi
juga jangka panjang. ekonomi.
6. Sosialisasi perencanaan terhadap bagian-
bagian yang terkait. 2. Predictive Maintenance
7. Implementasi perencanaan. Predictive maintenance didefinisikan sebagai
8. Laporan berkala. pengukuran yang dapat mendeteksi degradasi
9. Pemeriksaan kemajuan secara rutin. sistem, sehingga penyebabnya dapat
10. dieliminasi atau dikendalikan tergantung pada
Adapun klasifikasi dari perawatan mesin kondisi fisik komponen. Hasilnya menjadi
adalah: indikasi kapabilitas fungsi sekarang dan masa
depan.
1. Preventive Maintenance Pada dasarnya, predictive maintenance berbeda
Preventive Maintenance adalah salah satu dengan preventive maintenance dengan
komponen penting dalam aktivitas perawatan berdasarkan kebutuhan perawatan pada kondisi
(maintenance). Preventive maintenance adalah actual mesin dari pada jadwal yang telah
aktivitas perawatan yang dilakukan sebelum ditentukan. Dapat dikatakan bahwa preventive

47
Jurnal Teknologi Volume 8 No. 1 Januari 2016 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

maintenance bersifat time-based, seperti dilakukan, jika dilakukan tindakan pencegahan


pergantian oli setiap 3000 jam kerja. Hal ini terlalu mahal atau dampak kegagalan tidak
tidak memperhatikan performa dan kondisi terlalu esensial (tidak terlalu berpengaruh).
aktual mesin. Jika dilakukan pemeriksaan,
mungkin penggantian oli dapat diperpanjang 5. Corrective Maintenance
hingga 5000 jam kerja. Hal ini yang Corrective Maintenance merupakan kegiatan
membedakan antara preventive maintenance perawatan yang dilakukan untuk mengatasi
dengan predictive maintenance dimana kegagalan atau kerusakan yang ditemukan
predictive maintenance menekankan kegiatan selama masa waktu preventive maintenance.
perawatan pada kondisi aktual. Pada umumnya, corrective maintenance
bukanlah aktivitas perawatan yang terjadwal,
1. Time Directed Maintenance karena dilakukan setelah sebuah komponen
Time directed maintenance dapat dilakukan mengalami kerusakan dan bertujuan untuk
apabila variabel waktu dari komponen atau mengembalikan kehandalan sebuah komponen
sistem diketahui. Kebijakan perawatan yang atau sistem ke kondisi semula.
sesuai untuk diterapkan pada time directed Perawatan dilakukan dengan jadwal yang
maintenance adalah periodic maintenance dan teratur, sehingga kadang-kadang disebut
on-condition maintenance. Periodic sebagai ”perawatan yang direncanakan” atau
maintenance (hard time maintenance) adalah ”perawatan yang dijadwal”. Fungsi penting dari
perawatan pencegahan yang dilakukan secara cara perawatan jenis ini adalah menjaga kondisi
terjadwal dan bertujuan untuk mengganti operasional peralatan serta meningkatkan
sebuah komponen atau system berdasarkan kehandalannya. Tujuannya adalah
interval waktu tertentu. On-condition menghilangkan penyebab-penyebab kerusakan
maintenance merupakan kegiatan perawatan sebelum kerusakan terjadi. Perawatan yang
yang dilakukan berdasarkan kebijakan operator. terjadwal selalu lebih ekonomis daripada
perawatan yang tidak terjadwal.
2. Condition Based Maintenance Pekerjaan perawatan preventif ini dilakukan
Condition Base Maintenance merupakan dengan mengadakan inspeksi, pelumasan dan
aktivitas perawatan pencegahan yang dilakukan pengecekan peralatan seteliti mungkin.
berdasarkan kondisi tertentu dari suatu Frekuensi inspeksi ditetapkan menurut tingkat
komponen atau sistem, yang bertujuan untuk kepentingan mesin, tingkat kerusakan dan
mengantisipasi sebuah komponen atau sistem kelemahan mesin. Inspeksi berkala ini sangat
agar tidak mengalami kerusakan. Karena membantu pengecekan untuk menemui
variable waktunya tidak pasti diketahui, penyebab-penyebab yang menimbulkan
kebijakan yang sesuai dengan kondisi tersebut kerusakan, dan juga untuk mempermudah
adalah predictive maintenance. Predictive usaha perbaikannya melalui tahapan-
Maintenance merupakan suatu kegiatan tahapannya.
perawatan yang dilakukan dengan Perawatan preventive mempunyai tujuan
menggunakan sistem monitoring, misalnya sebagai berikut:
analisis dan komposisi gas. a. Untuk mencapai tingkat kesiapan industri
3. Failure Finding yang maksimum dengan mencegah
Failure Finding merupakan kegiatan perawatan kerusakan dan mengurangi periode waktu
pencegahan yang bertujuan untuk mendeteksi perbaikan menjadi seminimum mungkin.
kegagalan yang tersembunyi, dilakukan dengan b. Menjaga kondisi mesin sebaik mungkin
cara untuk mempertahankan produk yang
memeriksa fungsi tersembunyi (hcidden berkualitas tinggi.
function) secara periodik untuk memastikan c. Memperkecil tingkat kerusakan dan
kapan suatu komponen mengalami kegagalan. menjaga nama baik industri.
4. Run to Failure d. Menjamin keselamatan pekerja.
Run to Failure tergolong sebagai perawatan e. Menjaga industri pada tingkat efisiensi
pencegahan karena faktor ketidaksengajaan produksi yang maksimum.
yang bisa saja terjadi dalam beberapa peralatan. f. Mencapai semua tujuan tersebut dengan
Disebut juga sebagai no schedule maintenance cara yang sangat ekonomis.
karena dilakukan jika tidak ada tindakan
pencegahan yang efektif dan efisien yang dapat

48
Berikut ini adalah beberapa keuntungan penting mesin Gas Engine (Prechamber Gas Valve),
dari program perawatan preventive yang dikumpulkan dengan mencatat tanggal
dilaksanakan dengan baik diantaranya : dilakukan penggantian sampai memperoleh
a. Waktu terhentinya produksi menjadi jumlah interval sebanyak 100 buah dari 20 Pcs
berkurang. Prechamber Gas Valve. Data-data lainnya yang
b. Berkurangnya pembayaran kerja lembur berhubungan dengan model yang akan
bagi tenaga perawatan. diterapkan diperkirakan sesuai dengan
c. Berkurangnya waktu untuk menunggu parameter yang diperlukan. Pengumpulan data
peralatan yang dibutuhkan. dilakukan dengan cara observasi langsung,
d. Berkurangnya pengeluaran biaya untuk sedangkan pengolahan data berisikan
perbaikan. perhitungan dengan menggunakan metode Age
e. Penggantian suku cadang yang Replacement.
direncanakan dapat dihemat Pengumpulan data diantaranya:
kebutuhannya, sehingga suku cadang 1. Sistem Kerja Mesin
selalu tersedia di gudang setiap waktu. Sistem kerja mesin berupa sitematik
f. Keselamatan kerja operator lebih tinggi penggunaan mesin sebagai pemasok
karena berkurangnya kerusakan. aliran listrik.
2. Karakteristik Sistem Perawatan
Pekerjaan perawatan harus dilakukan Karakteristik sistem perawatan ini
berdasarkan pertimbangan dari berbagai faktor merupakan penjelasan sistem perawatan
yang aman dan menguntungkan. Berikut ini yang ada saat ini pada mesin Gas Engine.
adalah suatu contoh prosedur yang dapat 3. Pemilihan Sistem Kritis
dipakai untuk melakukan perawatan pada Pemilihan komponen kritis yaitu
mesin. komponen mesin yang memiliki frekuensi
Perawatan harian dapat dilakukan oleh kerusakan tertinggi yaitu komponen masin
operatornya sendiri. Sebelum mulai bekerja Prechamber Gas Valve.
pada mesin, terlebih dahulu operator 4. Data Kerusakan Komponen Mesin
melakukan pembersihan dan pelumasan Terpilih
terhadap mesin yang akan dipakainya. Untuk Data kerusakan komponen mesin terpilih
pelaksanaan ini, industri mengeluarkan pada tahun 2011-2015.
instruksi yang ditujukan kepada para operator 5. Pemilihan Komponen Kritis
untuk melakukan perawatan mesin. Instruksi ini Komponen kritis dipilih dengan
harus ditaati dengan sungguh-sungguh. menggunakan analisis pareto. Komponen-
Sedangkan pelaksanaan perawatan periodiknya, komponen yang terpilih yaitu komponen
bisa ditangani oleh tenaga perawatan yang yang memiliki efek atau dampak mesin
sudah dilatih secara khusus untuk tugas mati tiba-tiba
tersebut. Periode waktu perawatan ini perlu 6. Data Waktu Antar Kerusakan Komponen
ditentukan berdasarkan pengalaman terdahulu Kritis
untuk mempercepat keterangannya. Dalam hal Data waktu antar kerusakan komponen
ini instruksi pengoperasian mesin harus diikuti kritis diuraikan berdasarkan tanggal
dengan benar oleh operator. Adanya kejadian kerusakan komponen kritis dan running
yang tidak normal atau kelainan-kelainan yang hours mesin
timbul pada mesin dengan segera dilaporkan 7. Data Ongkos Penggantian Kerusakan dan
kepada tenaga perawatan agar gangguan dapat Pencegahan
cepat diatasi. Tindakan perbaikan harus segera Ongkos yang dikeluarkan diantaranya
dilakukan, jangan sampai menunda waktu. Ongkos Komponen Pengganti, Ongkos
Operator, Keuntungan yang hilang.
METODE PENELITIAN 8. Uji Distribusi Waktu Antar Kerusakan
Jenis Penelitian Uji distribusi waktu antar kerusakan
Jenis penelitian pada tugas akhir ini adalah dengan menggunakan uji Goodness Of Fit.
action research, karena penelitian ini hanya 9. Perhitungan Parameter Distribusi Waktu
dilakuka n sampai pengajuan usulan sistem Antar Kerusakan
perawatan dan belum diaplikasikan pada Perhitungan parameter distribusi seuai
perusahaan. Pengumpulan data primer yaitu dengan hasil uji Godness of Fit.
data interval waktu penggantian komponen

49
Jurnal Teknologi Volume 8 No. 1 Januari 2016 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

10. Perhitungan model matematis untuk Jumlah Kelas k = 1 + 3,3 Log 100
optimum preventive maintenance. k = 7,6
k=7

Panjang Kelas = 239

Test Goodness Of Fit dengan Uji Kolmogorov-


Smirnov
Ho : Pdf Interval Waktu berdistribusi Normal
Hi : Pdf Interval Waktu tidak berdistribusi
Normal
Tabel 2. Uji Suai dengan uji Kolmogorov-
Smirnov
Perhitungan Uji Suai distribusi Normal ( Kolmogorov-Smirnov )
HASIL DAN PEMBAHASAN k B A
Kelas Interval
Frekuensi Fkum Xi Fi*Xi X-Ẋ (X-Ẋ)
2
z = (X-Ẋ)/SD S(x) F(X) I F(X) - S(x) I
W1-α
BB BA
Berdasarkan hasil rekapitulasi jumlah 1 6443 6681 6442,5 6681,5 8 8 6562 52496 (712,22) 507.257,33 (1,84) 0,08 0,03 0,05
breakdown yang diakibatkan komponen mesin 2 6682 6920 6681,5 6920,5 12 20 6801 81612 (473,22) 223.937,17 (1,22) 0,2 0,11 0,09
3 6921 7159 6920,5 7159,5 19 39 7040 133760 (234,22) 54.859,01 (0,61) 0,39 0,27 0,12
yang rusak, maka jenis kerusakan Cyl Dev 4 7160 7398 7159,5 7398,5 23 62 7279 167417 4,78 22,85 0,01 0,62 0,50 0,12 0,136
High (Prechambr Gas Valve Rusak) adalah 5 7399 7637 7398,5 7637,5 18 80 7518 135324 243,78 59.428,69 0,63 0,8 0,74 0,06
komponn mesin yang paling sering mengalami 6 7638 7876 7637,5 7876,5 13 93 7757 100841 482,78 233.076,53 1,25 0,93 0,89 0,04
7 7877 8115 7876,5 8115,5 7 100 7996 55972 721,78 520.966,37 1,87 1 0,97 0,03
kerusakan yang di tunjukkan di Grafik 4.4. Σ 100 727422 1.599.547,94 Statistic Value/Dmax 0,12
Pada tabel 4.15. berikut menunjukkan interval
Ho : data berdistribusi Normal Xrata 7.274,2 Kesimpulan :
kerusakan komponen Prechamber Gass Valve Hi : data tidak berdistribusi Normal std dev 386,9 Ho : diterima , bahwa data berdistribusi Normal
Karena Dmax < W1-α
Alpha 0,05 untuk tabel Kolmogorov-Smirnov
=0,134

Pdf dikatakan berdistribusi normal jika


Thitung<W1-α
Dari hasil perhitungan diperoleh:
Thitung = 0,12 dan W1-α = 0,136 ; maka
Thitung < W1-α dan Ho Diterima
Dengan demikian dapat dietrima bahwa Pdf
berdistribusi Normal
Sesuai rekomendasi Duffuaa ( 1999 ) untuk
sistem sederhana dapat menggunakan model
“Age-based Preventive Replacement”
Kebijakan type I berikut adalah notasi-notasi
yang akan digunakan:
Data tersebut diolah hingga memperoleh tabel = Ongkos Pemeliharaan Preventive
distribusi frekuensi, dan kemudian di uji suai = Ongkos Pemeliharaan Breakdown
data tersebut ( failure )
Dan berikut ini adalah proses pengolahan data = time-to-failure probability density
tersebut : Max = 6443, Min = 8110 function

Rentangan/Range = Max-Min
= 1667

50
= time-to-failure cumulative kerja ditambah dengan biaya ongkos sparepart.
Diperkirakan mencapai Rp8.370.000.00,-
SehinggaCp = Rp. 8.370.000.00,- per siklus.
distribution =
Biaya pemeliharaan breakdown adalah biaya
= failure rate function resiko terjadi mati listrik total ketika dilakukan
= Jumlah kegagalan (failure) pada perbaikan mesin terhadap komponen
interval ( 0, ), N( adalah variabel Prechamber Gas Valve , akibat mesin mati
random. mendadak, biaya tersebut diperkirakan Rp.
16.448.500.00,-
= Jumlah kegagalan yg diharapkan Sehingga Cf = Rp. 16.448.500.00,- per siklus.
(expected) pada interval ( 0, ) Estimasi Biaya Breakdown dan Biaya Preventive
Ongkos Preventive adalah jumlah dari

= fungsi reliabilitas atau survival Ongkos Sparepart


Ongkos Operator
Rp 8.200.000,00
Rp 170.000,00
Cf
Cp
Rp 16.448.500,00
Rp 8.370.000,00

Total Cp Rp 8.370.000,00

= Nilai yg diharapkan (expected value)


Ongkos Breakdown adalah jumlah kerugian dari terjadinya kerusakan mesin
dari pdf f(t) yg terpotong (truncated) di loss Energi Listrik jika kondisi listrik mati total
Selisih Cost Listrik PLN & Listrik Gas Engine Rp130,00
Jumlah Line yang stop
Loss Energi Konversi Ke Cost
1 Line Casting 900Kwatt Rp117.000,00
= / (1 - ) 2 Line Machining
Kerugian part machining yang NG
700Kwatt Rp91.000,00

100000/Part Crank Case & 50000/Part Body Cylinder


= Expected cost per cycle 3
line Crank Case x 10 line x14 Part
Line Body Cylinder x 10 line x4Part
Rp14.000.000,00
Rp2.000.000,00
4 Line Assy 300Kwatt Rp39.000,00
= Expected cost per unit time 5
6
Line Utility
Line Welding
800Kwatt
600Kwatt
Rp104.000,00
Rp78.000,00
7 Office 150Kwatt Rp19.500,00
Tujuan model adalah menetapkan optimum, Total Cf Rp16.448.500,00

artinya, pemeliharaan preventive dilakukan


setelah peralatan/sistem beroperasi secara terus Fungsi kerapatan probabilitas telah diuji pada
menerus selama waktu . Model menentukan Tabel 2. berdistribusi normal sehingga bisa
yang meminimasi ongkos total preventive dinyatakan sebagai berikut :
dan breakdown per satuan waktu. f(t)
=

(4.1)
karena,
Total expected cost per cycle adalah ongkos
preventive maintenance ditambah ongkos
= = 7274,2
breakdown:
=
Maka:
f(t)
(4.2)
adalah probabilitas peralatan/sistem =
tetap beroperasi sampai waktu
Expected cycle length atau panjang siklus
(waktu) yang diharapkan adalah expected
length dari pemeliharaan preventive plus
F(t) =
expected length dari failure cycle.
Expected cycle length = + [1
- .................................................(4.3)

Dimana : = .............. (4.4) R(t) = 1 – F(t)


Dengan menggunakan distribusi normal baku
Sehingga :
f(z), dapat dibuat tabel F(t) untuk 6443≤ t
(4.5) ≤8500 , selanjutnya dengan menggunakan

Biaya pemeliharaan preventive untuk persamaan 4.1 s/d 4.5 maka bisa
penggantian Prechamber Gas Valve adalah dihitung untuk setiap juga dengan bantuan
ongkos yang terdiri dari biaya Operator/tenaga tabel distribusi normal baku , dari hasil

51
Jurnal Teknologi Volume 8 No. 1 Januari 2016 ISSN : 2085 – 1669
Website : jurnal.ftumj.ac.id/index.php/jurtek e-ISSN : 2460 – 0288

perhitungan UEC (tp) kemudian dibuatkan = = 7.274,22


grafik yang menggambarkan kurva UEC(tp) : = 386,4
4. Berdasarkan hasil perhitungan dengan cara
heuristik, diperoleh interval penggantian
komponen mesin Gas Engine (Prechamber
Gas Valve) yang optimum adalah 6.547 jam
dengan unit cost sebesar Rp. 1.316 per Jam
5. Kondisi aktual sekarang penggantian
terhadap konmponen mesin Gas Engine (
Prechamber Gas Valve ) dilakukan
Dari gambar tersebut diperoleh, interval penggantian komponen tersebut setelah
penggantian komponen mesin Gas Engine kondisi komponen tersebut rusak dan mesin
(Prechamber Gas Valve) yang optimum adalah mati mendadak, dengan diketahui interval
6547 jam dengan unit cost sebesar Rp. 1.316 waktu pemeliharaan preventive yang
per Jam optimum, dapat dibuat jadwal pemeliharaan
yang pasti, tanpa harus menunggu hasil
KESIMPULAN DAN SARAN monitor indikator kinerja peralatan/sistem.
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik
berdasarkan hasil pembahasan adalah sebagai DAFTAR PUSTAKA
berikut: Duffuaa, S O, Raouf, A and Campbell J D ,
1. Jenis kerusakan yang paling sering terjadi Planning and Control of Maintenance
pada mesin Gas Engine adalah Temperature System : Modelling and Analysis , John
Deviation High yang diakibatkan oleh Wiley and Sons, New York, 1999.
kerusakan komponen mesin Gas Engine “http://deriz.weebly.com/uploads/1/7/8/4/17847
(Prechamber Gas Valve) 63/metode_perawatan_mesin.docx”,
2. Model untuk menentukan interval waktu Makalah Perawatan Dan Pemeliharaan
pemeliharaan preventive dapat ditetapkan Mesin Industri, 2014.
dengan minimasi ongkos total per satuan Winarno, DIKTAT KULIAH : STATISTIKA
waktu sebagai berikut: INDUSTRI 2,Fakultas Teknik, Teknik
Min Industri, UNSIKA, 2013.
Ni Luh Putu Hariastuti, Aplikasi Ages
Replacement Methods Dalam
Subject to a≤t≤b Menentukan Optimasi Penjadwalan
3. Fungsi Kerapatan Probabilitas (Probability Perawatan Kendaraan, Jurusan teknik
Density Function) untuk interval Industri, Institute Teknologi Adhi Tama
penggantian komponen berdistribusi normal Surabaya, 2013.
dengan :

52

Anda mungkin juga menyukai