Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN EKSPERIMENTAL SISTEM

PENGAPIAN KONVENSIONAL DITINJAU DARI


ASPEK PERAWATAN PREDIKTIF TERHADAP
KONSUMSI BAHAN BAKAR
PADA ENGINE TOYOTA KIJANG TYPE 5K.
Oong Hanwar(1)
(1)
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang

ABSTRACT
In conventional engine there is a firing system which controlled mechanically by engine.
This system thoroughly affected the consumption of the fuel. The main problem for user of
5K Toyota Kijang type is the big amount of fuel consumption. The aim of this paper is
discuss about Coil< Distributor, Distributor cable, Spare plug, the error of setting, and
improved the predictive maintenance method. Predictive maintenance with Changing the
coil is giving the best result in fuel consumption (II condition, 1600 rpm, 0,15 kg\hour fuel
consumption). The fixing of the firing system can make a saving in the fuel consumption at
condition V, 1000 rpm, around 11, 04 %. The failure of the firing system component will
block the high voltage current to combustion chamber that affect the combustion process.
The Failure of the firing system component can make the engine blackout and have a big
consumption of fuel. The conclusion is we should apply the inspection base maintenance
strategy or predictive maintenance.
Keywords: fuel consumption, effect the combustion
1. PENDAHULUAN komponen lain dan akan berdampak kepada
konsumsi bahan bakar. Untuk itu supaya hal ini
1.1. Latar Belakang
jangan terjadi harus dilakukan pengecekan atau
Motor bakar bensin sebagai penggerak mula (prime perawatan prediktif tiap komponen dari sistem
mover) banyak dipakai pada kendaraan pribadi dan pangapian ini.
perkantoran. Ini disebabkan oleh motor bensin
Kondisi yang menjadi permasalah bagi pengguna
menghasilkan getaran dan suara mesin yang kecil
kendaraan Toyota Kijang Type 5K besarnya
dibandingkan dengan engine solar. Sekarang ini
konsumsi bahan bakar. Beranjak dari pemikiran di
perkembangan engine kendaraan berbahan bakar
atas timbul suatu ide untuk melakukan penelitian
bensin sangat pesat sekali. Produsen mobil bensin
tentang perawatan prediktif terhadap komponen
telah membuat dan meningkatkan kinerja engine
utama dari sistem pengapian dan memikirkan
bensin terutama merubah sistem pengapian yang
bagaimana solusi konkrit untuk menjaga konsumsi
memiliki efisiensi jauh lebih besar dari sebelumnya
bahan bakar engine Toyota Kijang 5K tetap
dan lebih memudahkan dalam perawatan. Walaupun
mendekati optimum yang dari ditinjau dari kinerja
produk-produk terbaru dari engine bensin sudah
sistem pengapian sehingga dapat dimanfaatkan oleh
banyak dipergunakan masyarakat, engine bensin
pemilik.
konvensional (produk lama) masih banyak
dipergunakan oleh masyarakat. Ini disebabkan oleh Penelitian ini berawal dari borosnya konsumsi bahan
faktor ekonomi. bakar, hal ini menyebabkan para pengguna kendaraan
Toyota Kijang Type 5K menggeluh. Oleh karena itu
Pada kendaraan engine konvensional (salah satu
perlu dikaji pengaruh komponen sistem pengapian
contoh engine Toyota Kijang Tipe 5K) terdapat
dalam menurunkan konsumsi bahan bakar Toyota
sistem pengapian yang dikendalikan secara mekanik
Kijang 5K. Komponen sistem pengapian yang akan
oleh mesin. Sistem ini sangat berpengaruh sekali
diteliti ada dua jenis yaitu kompen lama dan
dalam konsumsi bahan bakar. Untuk itu pada bagian
komponen baru. Ada beberapa tahapan dalam
ini harus mendapat perhatian untuk dilakukan
pengambilan data pengujian ini.
perawatan prediktif, supaya didapatkan kondisi kerja
engine yang optimum. Komponen utama dari sistem 1. Melakukan pengukuran konsumsi bahan bakar
pengapian pada mesin ini adalah baterai, koil, tanpa melakukan penggantian komponen dengan
distributor, kabel tegangan tinggi dan busi. menvariasikan putaran mesin.
Secara teoritis terganggunya salah satu komponen 2. Melakukan pengukuran konsumsi bahan bakar
pengapian ini akan mengakibatkan terganggungnya dengan melakukan penggantian per komponen
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

dengan menvariasikan putaran mesin. Nilai-nilai 1. Diharapkan dapat memberikan solusi terhadap
konsumsi bahan bakar tanpa melakukan penghematan konsumsi bahan bakar pada Toyota
penggantian komponen akan dibandingkan Kijang Type 5K.
dengan nilai-nilai dengan melakukan penggantian
2. Dapat dijadikan referensi bagi pemilik untuk
per komponen. Penggantian per komponen
mendapatkan hubungan antara komponen
bertujuan untuk mengetahui kondisi penurunan
pengapian yang dilakukan perawatan prediktif
konsumsi bahan bakar.
dan yang tidak dilakukan, terhadap konsumsi
Agar penelitian ini lebih tepat dan terarah ke sasaran bahan bakar.
yang diinginkan maka penelitian ini membahas
tentang kinerja Coil, Distributor, Kabel Tegangan 2. TINJAUAN PUSTAKA
Tinggi, Busi dan kesalahan hasil penyetelan,
Sistem Pengapian berfungsi menciptakan percikan
kegagalan komponen sistem serta memperbaiki
bunga api pada busi (spark plug) sebagai pemicu
sistem perawatan prediktif terhadap konsumsi bahan
(igniter) terjadinya pembakaran campuran udara dan
bakar.
bahan bakar pada ruang bakar pada setiap akhir
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat kompresi sesuai dengan urutan pengapian (firing
seberapa besar pengaruh sistem pengapian terhadap order). Sistem pengapian merupakan bagian yang
konsumsi bahan bakar pada Toyota Kijang Type 5K, sangat vital pada mesin berbahan bakar bensin,
untuk lebih jelasnya tujuan dari penelitian ini adalah karena tanpa sistem pengapian, pembakaran
sebagai berikut: campuran udara dan bahan bakar pada ruang bakar
tidak akan pernah terjadi.
1. Untuk mengetahui pengaruh aspek perawatan
prediktif sistem pengapian Toyota Kijang Type Selain sebagai pemicu (igniter) pembakaran di ruang
5K terhadap konsumsi bahan bakar. bakar, sistem pengapian mengatur kapan terjadinya
pembakaran yang tepat sesuai FO (firing order). Tipe
2. Merekomendasikan pengaruh aspek perawatan
sistem pengapian baterai ini dipergunakan pada
prediktif pada Toyota Kijang Type 5K terhadap
seluruh motor bensin untuk mobil modern. Cara
konsumsi bahan bakar.
Kerja Sistem Pengapian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Sirkuit pengapian[3]


”Gambar (1)”, memperlihatkan sirkuit yang Apabila kunci kontak dihubungkan, arus listrik akan
konvensionil sistem pengapian motor bensin 4 mengalir dari baterei melalui kunci kontak ke
silinder. Cara kerja sirkuit itu adalah sebagai berikut: kumparan primer, ke breaker point dan Ice massa.

68
Kajian Eksperimental Sistem Pengapian Konvensional Ditinjau dari Aspek Perawatan Prediktif terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada
Engine Toyota Kijang Type 5K (Oong Hanwar)

Dalam keadaan seperti ini breaker point masih dalam primer (Primary Coil) dan kumparan sekunder
keadaan tertutup. Akibat mengalirnya arus pada (Secondary Coil).[3]
kumparan primer, maka inti besi akan menjadi
Untuk lebih jelasnya terjadinya tegangan tinggi
magnet. Dalam keadaan inti besi menjadi magnet,
dalah sebagai berikut:
bila breaker point dibuka arus yang mengalir pada
kumparan primer akan terputus dan kemagnetan pada  Proses Terjadinya Tegangan Tinggi pada Ignition
inti besi akan segera hilang. Coil
Hilangnya kemagnetan ini akan menyebabkan Tegangan ini terjadi pada kumparan-kumparan
kumparan primer dan kumparan sekunder timbul yang terdapat pada ignition coil dengan prinsip
tegangan induksi. Karena jumlah gulungan pada mutual induksi atau induksi bersama. Untuk
kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan mudahnya teori pemahaman ini kita mulai dari
primer, maka tegangan yang keluar pada kumparan terjadinya induksi sendiri.
sekunder ini akan jauh lebih besar atau pada
kumparan sekunder akan timbul tegangan tinggi. Apabila pada sebatang besi dililitkan dengan
Tegangan tinggi ini selanjutnya disalurkan ke rotor kawat halus hingga menjadi sebuah kumparan,
distributor untuk dibagi-bagikan ke busi-busi pada dan kumparan itu dialiri arus listrik, maka pada
tiap silinder yang sedang mengakhiri langkah inti besi tersebut akan terjadi kemagnetan dengan
kompresinya. garis gaya. Kekuatan magnet yang timbul pada
inti besi tergantung dari dua faktor utama yaitu
Selanjutnya tegangan tinggi pada busi ini dirubah banyaknya gulungan kumparan dan besar arus
menjadi percikan api guna pembakaran gas pada yang mengalir pada kumparan tersebut dan
ruang bakar. Terjadinya tegangan tinggi pada dinyatakan sebagai berikut :
kumparan sekunder ini untuk satu kali putaran rotor
adalah 4 kali, karena terjadi 4 kali pemutusan arus mmf = NI, atau,
pada kumparan primer yang berarti 4 kali terjadi mmf = gulungan x amper
tegangan tinggi pada kumparan sekunder. [4]
mmf = amper gulung = AG ... (1)
2.1 Komponen-Komponen Sistim Pengapian
Baterai Sedangkan kekuatan magnet permanen
dinyatakan dalam banyaknya fluxi magnet pada
Baterai ialah alat elektro kimia yang dibuat magnet tersebut dengan satuan Weber atau
mensuplai listrik ke sistem starter mesin, sistim Maxwell. Selanjutnya apabila titik kontak dibuka,
pengapian, lampu-lampu dan komponen kelistrikan arus listrik yang mengalir dari baterei akan segera
lainnya. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk terputus, akan tetapi garis gaya magnet yang
energi kimia, yang dikeluarkannya bila diperlukan timbul pada inti besi cenderung untuk
dan mensuplainya ke masing-masing sistim rneneruskan arus listrik tersebut.
kelistrikan atau alat yang memerlukannya. Karena di
dalam proses baterai kehilangan energi kimia, maka Kecenderungan dari garis gaya magnet untuk
alternator mensuplainya kembali ke dalam baterai meneruskan aliran arus listrik akan menyebabkan
(yang disebut pengisian). Baterai menyimpan listrik timbulnya arus listrik pada kumparan walaupun
dalam bentuk energi kimia. Siklus pengisian dan arus listrik dari baterei sudah tidak mengalir.
pegeluaran ini terjadi berulang kali secara terus Kejadian ini dikatakan kumparan terinduksi oleh
menerus. Bentuk dan kontruksi dalam baterai. garis gaya magnet yang hilang tersebut. Oleh
karena hanya kumparan itu yang terinduksi maka
2.1.1 Kunci Kontak dikatakan induksi sendiri (Self Induction). Pada
Kunci kontak, sebagai alat bantu bagi pengemudi kejadian ini baik arus listrik maupun tegangan
guna menghidupkan atau mematikan mesin (engine). listriknya disebut juga arus induksi dan tegangan
Kunci kontak berguna untuk menghubungkan dan induksi.
memutuskan arus dari baterai ke ignition coil.[5]  Besar Tegangan Induksi
2.1.2 Ignition Coil Telah dijelaskan-sebelumnya bahwa satuan dari
Ignition coil adalah suatu alat yang berfungsi sebagai kekuatan magnet listrik adalah Amper Gulung
alat untuk mempertinggi tegangan listrik dari 12 volt (AG) dan satuan dari kekuatan magnet permanent
pada baterai menjadi 15000 -2000 volt pada ignition adalah Weber atau Maxwell. Besar tegangan
coil. Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik induksi dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu
tersebut, pada Ignition coil terdiri dari inti, kumparan banyaknya gulungan, besarnya perubahan garis

69
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

gaya magnet dan waktu terjadinya perubahan Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa
garis gaya magnet terbakarnya gas dimulai dari torak sebelum
mencapai tma dan terjadinya tekanan
2.1.3 Distributor
pembakaran maksimum yaitu pada saat posisi
Pada system pengapian, distributor berfungsi sebagai torak 100 setelah tma. Waktu terbakarnya gas
alat untuk membagi-bagikan tegangan tinggi yang ini atau kecepatan perambatan api dari gas ini
diperoleh dari ignition coil ke busi-busi yang terdapat tergantung dari perbandingan campuran antara
tiap silinder[3]. Kontruksi distributor. Distributor udara dan bahan bakar dan angka oktan dari
terdiri dari beberapa komponen yang dapat diuraikan bahan bakar tersebut.
sebagai berikut:
Untuk kecepatan perambatan api yang
1. Breaker Section tergantung dari angka oktan bahan bakar di
mana akan menjadi lambat bila angka
Secara garis besar breaker section ini dapat
oktannya tinggi dan menjadi cepat bila angka
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
oktanya rendah. Untuk dapat menyesuaikan
 Breaker points yang berfungsi untuk dengan kondisi kerja mesin, maka pada
memutuskan arus listrik yang mengalir distributor dilengkapi dengan penyetel oktan
melalui kumparan primer dari ignition coil (octane selector) yang dapat distel dengan
untuk menghasilkan arus listrik tegangan tangan yaitu memajukan saat pengapian
tinggi pada kumparan sekunder dengan jalan apabila angka oktannya tinggi dan
(cara) induksi magnet listrik. memundurkan saat pengapian apabila angka
oktannya rendah.
 Damper spring yang berfungsi untuk
mencegah putaran cam yang tidak rata dan 2.1.4 Kondensor
suara governor weight bila kecepatan engine Cara kerja kondensor adalah pada saat titik kontak
rendah. dalam keadaan tertutup, arus listrik akan mengalir
2. Distributor Section dari baterei ke kumparan dan selanjutnya ke baterai.
Arus listrik ini selanjutnya akan menyebabkan
Distributor section dikelompokkan menjadi dua terjadinya kemagnetan pada kumparan tersebut.
bagian yaitu: Dalam keadaan seperti ini arus listrik tidak ada yang
 Distributor cap yang berfungsi untuk mengalir melalui kondensor. Apabila titik kontak
membagikan arus listrik tegangan tinggi untuk terbuka, arus listrik akan cenderung tetap mengalir.
masing-masing silinder. Tetapi dengan adanya kondensor, arus listrik akan
 Rotor berfungsi meneruskan tegangan tinggi segera diserap oleh kondensor sehingga pada titik
dari terminal ignition coil ke terminal busi kontak sama sekali tidak ada arus listrik yang
pada tutup distributor. mengalir pada saat titik kontak mulai terbuka seperti
tertera pada gambar 4 dan loncatan bunga api praktis
3. Ignition Advancer dapat dihilangkan.
Ignition advancer dikelompokkan menjadi tiga Di samping arus listrik dapat diserap pada saat titik
bagian yaitu: kontak mulai terbuka sehingga tidak menimbulkan
bunga api, juga dengan penyerapan arus listrik ini
 Centrifugal governor advancer yang
akan mempercepat terputusnya arus listrik pada
berfungsi untuk memajukan saat pengapian
kumparan sehingga akan memperbesar tegangan
sesuai dengan putaran mesin.
induksi yang terjadi pada kumparan tersebut. Ingat
 Vakum advenser bahwa besar tegangan induksi dipengaruhi oleh di
Prinsip kerja vacuum advancer ialah dengan mana bila dt sangat kecil yaitu pemutusan arus sangat
memanfaatkan kevakuman yang terjadi pada
lubang di atas throttle valve (bila throttle cepat, maka hasil akan tinggi.
valve tertutup) yang selanjutnya dirubah
menjadi gaya tarik pada diafragma dan gaya Jadi dengan menempatkan kondensor pada sirkuit ini,
tarik tersebut diteruskan untuk menggerakkan maka terjadinya bunga api pada titik kontak dapat
breaker plate dengan gerakan putar yang dicegah dan pembentukan tegangan induksi pada
berlawanan dengan putaran bubungan (Cam kumparan akan mencapai maksimum yang
lobe). diharapkan.
 Octane Selector 2.1.5 Kabel Tegangan Tinggi

70
Kajian Eksperimental Sistem Pengapian Konvensional Ditinjau dari Aspek Perawatan Prediktif terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada
Engine Toyota Kijang Type 5K (Oong Hanwar)

Kabel tegangan tinggi harus mampu mengalirkan perlakuan operasi mesin yang akan datang sulit
arus listrik tegangan tinggi yang dihasilkan di dalam ditemukan tapi walaupun demikian kita bisa
ignition coil ke busi-busi melalui distributor tanpa melakukan pendekatan-pendekatan dengan teknik
adanya kebocoran. Oleh sebab itu penghantar pemantauan dan analisa. Sebagai pendataan awal
dibungkus dengan isolator karet yang tebal untuk diperlukan data/informasi sejarah mesin sebanyak
mencegah terjadinya kebocoran arus listrik tegangan mungkin.
tinggi. Isulator karet kemudian dilapisi oleh
Data / informasi sejarah itu adalah:
pembungkus. Kabel resitif terbuat dari fiberglas yang
dipadu dengan carbon dan karet sintetis yang  Data desain
digunakan sebagai core untuk memberikan
peregangan yang cukup kuat untuk meredam bunyi  Data sejarah operasi
pegapian pada radio. Tanda tahanan dicetak pada  Data sejah operasi mesin lain yang sejenis (jika
permukaan pembungkus sebagai pertanda bahwa inti ada)
kabel tegangan tinggi adalah kabel bertahanan.
Dari data tersebut diatas kondisi mesin pada saat ini
2.1.6 Busi dapat diketahui.
Busi pada sistem pengapian harus dapat membakar 2.3 Pemasangan Alat-Alat Sensor.
gas dengan sempurna di mana pada saat mesin masih
dingin maupun sudah panas, pembakaran gas harus Pemasangan alat-alat sensor bagian-bagian tertentu
terjadi sesuai dengan langkah-langkah yang untuk dapat memantau kondisi peralatan sangat
dibutuhkan oleh mesin. Di samping itu pada saat diperlukan pada pemeliharan prediktif.
mesin berputar lambat maupun cepat, percikan bunga Pemantauan itu antara lain : vibrasi, temperatur,
api pada elektroda busi harus tetap terjadi dengan tegangan dan lain sebagainya.
baik. Singkatnya, busi harus memenuhi syarat-syarat
di bawah ini; 2.4 Metoda Pemantauan Rutin.

 Busi harus dapat merubah tegangan tinggi Pemantauan rutin bisa dilaksanakan ketika unit
menjadi loncatan bunga api. sedang beroperasi, atau unit sedang stop. Hal ini dari
pada objek yang hendak dipantau. Tenaga
 Busi harus tahan terhadap temperatur pelaksanaan bisa dari operator atau tenaga
pembakaran gas yang tinggi. pemeliharaan, atau lebih baik lagi jika operator yang
 Busi harus selalu bersih dari endapan arang juga tenaga pemeliharaan. Cara terakhir ini yang
carbon sedang berkembang sekarang pada pemelihan.

2.2 Pemeliharaan Prediktif 3. PELAKSANAAN PENGUJIAN


Pemeliharaan Prediktif adalah sistem pemeliharaan Sebelum pengujian dilakukan ada beberapa hal yang
Preventive berbasis kondisi peralatan (Condition perlu diperhatikan diantaranya adalah :
Base Maintenance) dengan cara memonitor peralatan
secara terus menerus atau berkala pada saat 1. Suhu
beroperasi atau tidak beroperasi. Sebelum pengujian dilakukan atur suhu ruangan. Ini
2.2.1 Pelaksanaan Pemeliharaan Prediktif. bertujuan untuk mengetahui atau menganalisis
kemungkinan adanya penguapan bahan bakar dalam
Pemeliharaan Peralatan. pengujian.Dari data tersebut dapat dihitung rata-rata
Tidak perlu seluruh peralatan (mesin) pada sistem pluxtuasi suhu selama pengujian. Pengujian dapat
pengapian dipelihara secara prediktif, tapi lebih disimpulkan dalam kondisi suhu yang tidak terlalu
bijaksana dipilih peralatan-peralatan yang kritis atau berbeda. Pengukuran suhu digunakan Thermometer
mahal. Pemilih ini dipengaruhi juga oleh fungsi dan Digital.
kondisi spesifik suatu peralatan. Karena ada kalanya 2. Waktu
suatu peralatan lebih menguntungkan dipelihara
dengan cara breadown maintenance atau preventif Untuk mengukur waktu yang diperlukan mesin untuk
maintenance. Yang penting faktor keamanan dan menghabiskan bahan-bakar dengan jumlah tertentu
lingkungan harus tetap diutamakan. digunakan Stop watch. Dalam pelaksanaan pegujian
waktu yang diperlukan, diukur dalam satuan detik.
Pengumpulan Data Sejarah Mesin.
3. Bahan Bakar
Menentukan sisa umur mesin adalah pekerjaan yang
hampir mustahil. Selain dari pada itu bagai mana
71
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur tegangan DC dan AC,
adalah Premium dengan massa jenis 0,78 gram\cm³. tahanan dan untuk memeriksa hubungan
Jumlah bahan bakar yang diperlukan dalam satu kali kelistrikan dari suatu komponen.
percobaan 250 ml.
4. Spark- Gap
3.1 Bahan Penelitian Spark- gap berpungsi untuk mensetel celah busi.
1. Engine 3.3 Alat Ukur
Mesin yang dipergunakan dalam pelaksanaan 1. Gelas Ukur
penelitian ”Kajian Eksperimental Sistem Pengapian
Konvensional Ditinjau Dari Aspek Perawatan Gelas ukur digunakan untuk mengukur besarnya
Prediktif Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada pemakaian bahan bakar persatuan waktu, dengan
Engine Toyota Kijang 5K” adalah mesin bensin 4 kapasitas 500 ml.
langkah. 2. Stop Watch
2. Satu Unit Baterai Stop watch digunakan untuk mengukur waktu
Baterai yang digunakan pada penelitian ini GS yang diperlukan mesin untuk menghabiskan
46B24R standar Toyota Kijang 5K bahan bakar dengan jumlah tertentu, dalam
pelaksanaan pengujian waktu yang diperlukan ini
3. Coil diukur dalam satuan detik.
Coil yang digunakan pada penelitian ini adalah dua 3. Thermometer
unit GT Coil K26 standar Toyota Kijang 5K, satu
unit yang barudan satu unit lagi yang lama (masih Dalam pengujian ini thermometer meter yang
layak pakai). digunakan adalah thermometer batang dan
thermometer digital yang digunakan untuk
4. Distributor mengukur data-data temperatur yang dibutuhkan.
Distributor yang dipergunakan pada penelitian ini 3.4 Metoda Analisa dan Pengolahan Data
adalah dua unit Distributor merk DENSO standar
Toyota Kijang 5K, satu unit yang baru dan satu unit Secara garis besar pengolahan data penelitian dimulai
lagi yang lama (masih layak pakai). dari mencari besarnya konsumsi bahan bakar
(kg/jam) dan penghematan konsumsi bahan bakar
5. Kabel Tegangan Tinggi (%). Adapun variabel data yang diamati dalam
Kabel tegangan tinggi yang dipergunakan pada penelitian ini yang berguna untuk pengolahan data
meliputi:
penelitian ini adalah 2 set kabel tegangan tinggi merk
DENSO standar toyota kijang 5K, satu unit yang dan 1. Variasi putaran (rpm).
satu unit lagi yang lama (masih layak pakai).
2. Variasi penggantian komponen.
6. Busi
Setalah itu membandingkan waktu konsumsi bahan
Busi yang dipergunakan pada penelitian ini merk bakar yang menggunakan komponen lama dan yang
DENSO W16X-U standar Toyota Kijang 5K dengan telah dilakukan penggantian per komponen
jumlah busi 8 buah, empat yang baru dan empat lagi berdasarkan waktu. Setelah itu menghitung nilai-nilai
yang lama (masih layak pakai). konsumsi bahan bakar (kg/jam),baik yang
menggunakan komponen lama maupun yang telah
3.2 Peralatan Penelitian
dilakukan pergantian per komponen. Kemudian dapat
1. Engine Analyzer (Okuda Koki ea-800a) diperoleh nilai tingkat penurunan konsumsi bahan
bakar antara komponen lama dengan yang telah
Engine analyzer adalah alat yang dipergunakan
dilakukan pergantian per komponen dengan rumus:
untuk memeriksa breaker point, putaran mesin,
tegangan baterai atau sistem pengisian dan ke- Mr = (jumlah bahan bakar/t)x ρbb x3, (kg/jam) ... (2)
vakum-an dari intake manivold.
dimana :
2. Spark Cleaner Tester
Mr = Konsumsi bahan bakar (kg/jam).
Spark Plug Cleaner Tester berfungsi untuk
pengecekan percikan api dan untuk T = Waktu pemakaian bahan bakar (s).
membersihkan Plug (busi). ρbb = Massa jenis bahan bakar
3. Sirkuit Tester Digital ρbb(bensin) = 0,78 gram/cm3.
Sirkuit tester digital adalah alat pegetes Adapun variabel data yang diamati dalam penelitian
kelistrikan. Penggunaannya sangat luas sekali ini yang berguna untuk pengolahan data
72
Kajian Eksperimental Sistem Pengapian Konvensional Ditinjau dari Aspek Perawatan Prediktif terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada
Engine Toyota Kijang Type 5K (Oong Hanwar)

penghematan konsumsi bahan bakar. terhadap penelitian ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus:
4. ANALISA DATA PENGUJIAN
Penghematan konsumsi bahan bakar
Data yang diperoleh dari setiap jenis pengujian
diolah dengan menggunakan rumus, data tersebut X Lama  X Baru
hanya meliputi : BahanBakar  x 100 % ... (3)
X Lama
Konsumsi Bahan Bakar (Mr)
dimana :
Untuk lebih jelasnya tentang konsumsi bahan bakar
dari masing masing komponen sistem pengapian baik XLama = Jumlah konsumsi bahan bakar pada
yang lama maupun yang baru dapat dihitung dengan komponen lama.
”Persamaan (1)” XBaru = Jumlah konsumsi bahan bakar pada
Mr = ( 250/t) x ρbb x 3,6 (kg/jam) komponen baru

Mr = (250/743,04) x 0,78 x 3,6 Sebagai contoh perhitungan diambil data dari ”Tabel
(1)” pada putaran engine 800 rpm antara kondisi I
Mr = 0,944 (kg/jam). dengan II. Pada kondisi I jumlah pemakaian bahan
Sedang untuk besar konsumsi bahan bakar bakar = 0,1986 kg/jam dan pada kondisi II jumlah
selengkapnya dapat dilihat pada “Tabel (1)”. pemakaian bahan bakar = 0,1835 kg/jam.

Tabel 1. Konsumsi Bahan Bakar Untuk mengetahui penghematan konsumsi bahan


bakar adalah :
Putaran Konsumsi Bahan Bakar ( kg/jam)
(Rpm)
Penghematan konsumsi bahan bakar
I II III IV V
= (0,94 - 0,87) / 0,94 × 100%
800 0.94 0.87 0.85 0.85 0.85
= 7,62 %
1000 1.08 1.04 1.02 1.00 0.96
Untuk kondisi perubahan komponen selanjutnya (III,
1200 1.21 1.20 1.16 1.15 1.13
IV dan V) dan setiap variasi putaran (1000, 1200,
1400 1.35 1.32 1.29 1.29 1.29 1400 dan 1600) yang dapat dilihat pada ”Tabel (2)”.
1600 1.62 1.47 1.47 1.47 1.46 Tabel 2. Penghematan Konsumsi Bahan Bakar
Data Hasil Pengujian Putaran Penghematan Konsumsi Bahan Bakar
(Rpm) (%)
Hubungan Antara Putaran Engine dan Konsumsi Bahan
Bakar dengan Variasi Penggantian Komponen
I II III IV V
1.80
800 0.00 7.62 9.56 9.64 9.77
Waktu Konsumsi Bahan Bakar

1.60
1.40
kondisi I
1.20
kondisi II
1000 0.00 2.99 4.89 6.84 11.04
(kg/jam)

1.00
kondisi III
0.80
kondisi IV
1200 0.00 1.36 4.88 5.12 6.95
0.60
kondisi V
0.40
1400 0.00 1.76 3.85 4.02 4.22
0.20
0.00
800 1000 1200 1400 1600
1600 0.00 9.29 9.48 9.62 9.85
Putaran (rpm)

Hubungan Antara Putaran Engine Dan Penghematan


Gambar 2. Grafik Hubungan Putaran Engine dan Konsumsi Konsumsi Bahan Bakar Dengan Variasi Putaran

Bahan Bakar dengan Variasi Penggantian Komponen. 12.00


PenghematanKonsumsi

10.00
BahanBakar (%)

kondisi I
Dari perawatan prediktif yang dilakukan per 8.00 kondisi II

komponen pada sistem pengapian Engine Toyota 6.00 kondisi III


kondisi IV
4.00
Kijang Type 5K, penurunan konsumsi bahan bakar 2.00
kondisi V

maksimal terjadi pada penggantian coil (0,15 0.00


800 1000 1200 1400 1600
kg/jam) dengan putaran 1600 rpm ”Tabel (2)” Putaran (rpm)

Penghematan Konsumsi Bahan Bakar (%). Gambar 3 Grafik Hubungan Putaran Engine dan
Untuk mengetahui penghematan konsumsi bahan Penghematan Konsumsi Bahan Bakar dengan Variasi
bakar pada setiap variasi penggantian komponen Penggantian Komponen.

73
Jurnal Teknik Mesin Vol. 6, No.2,Desember 2009 ISSN 1829-8958

Dari hasil perhitungan konsumsi bahan bakar pada Step 2 Training “Manual, 1994.
pengujian dengan menggunakan komponen sistem
6. PT. PLN (PERSERO), “Paduan Pemeliharaan
pengapian yang lama (tidak dilakukan perawatan
Prediktip Pembangkit”, Jakarta 1999.
prediktif) maupun pada pengujian menggunakan
penggantian per komponen dengan yang baru
(dilakukan perawatan prediktif) pada sistem
pengapian, diperoleh penghematan konsumsi
bahan bakar yang maksimal pada kondisi V
(penggantian semua komponen) pada putaran 1000
rpm dengan hasil penghematan 11.04 % ”Tabel (2)”.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa dan pembahasan data hasil
pengujian sistem pengapian pada masing-masing
komponen terhadap konsumsi bahan bakar maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pada perawatan prediktif yang dilakukan setiap
penggantian per komponen didapat penurunan
konsumsi bahan bakar maksimal pada coil
(kondisi II, putaran 1600 rpm dengan konsumsi
bahan bakar 0,15 kg/jam).
2. Pada Sistem pengapian yang telah dilakukan
perawatan prediktif dengan melakukan
penggantian per komponen didapat penghematan
per putaran pada kondisi V (penggantian semua
komponen dengan yang baru) dengan rengking
sebagai berikut:
 Putaran 1000 rpm dengan penghematan 11,04%
 Putaran 1600 rpm dengan penghematan 9,85%
 Putaran 800 rpm dengan penghematan 6,95%
 Putaran 1400 rpm dengan penghematan 4,22 %
3. Kegagalan suatu kompen sistem pengapian akan
menyebabkan terhentinya pasokan arus tegangan
tinggi ke ruang bakar, yang kemudian akan
menganggu proses pembakaran. Bahkan
kegagalan komponen sistem pengapian dapat
berakibat mesin tidak bisa hidup, boros bahan
bakar. Untuk itu strategi pemeliharaan yang
berbasis pada pemantauan kondisi suatu peralatan
perlu diterapkan (perawatan prediktif).

PUSTAKA
1. Toyota Astra Motor, “New step I Training
Manual”..
2. PT. Toyota Astra Motor “Engine Group
Step1”.
3. PT. Toyota-Astra Motor “Materi Pelajaran
Engine Group Step 2”
4. Yuliadi soekardi. “Perawatan Dan Perbaikan
Mobil Bensin”, CV.Mas, Bandung Th 2005.
5. PT. Toyota-Astra Motor, “Elektrical Group

74

Anda mungkin juga menyukai