Anda di halaman 1dari 18

PENENTUAN JADWAL PENGGANTIAN OPTIMAL

KOMPONEN SCRAPER PLATE PADA MESIN GILINGAN


(Studi kasus di PG. Kebon Agung Malang)

RINGKASAN SKRIPSI

Oleh:
RIZA APRIAWAN
NIM. 0311033021 103

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2008

PENENTUAN JADWAL PENGGANTIAN OPTIMAL


KOMPONEN SCRAPER PLATE PADA MESIN GILINGAN
(Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang)
Determining Optimal Replacement Schedule of Scraper Plate Component on
Mill Machine
(Case Study at Kebon Agung Sugar Factory at Malang City).
Oleh :
Riza Apriawan ; Sri Maryani Santoso2); Isti Purwaningsih2)
1)
Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-Unibraw
2)
Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-Unibraw
1)

ABSTRAK
Stasiun Giling memegang peranan penting di dalam proses produksi gula di PG.
Kebon Agung. Proses ini merupakan tahap awal untuk mendapatkan nira dari tebu
dengan cara dicacah dan digiling. Permasalahan yang terjadi di Stasiun Giling biasanya
diakibatkan oleh kerusakan pada bagian mesin gilingan, yaitu komponen Scraper Plate.
Komponen tersebut berfungsi untuk membersihkan ampas yang melekat pada alur rol
gilingan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan interval penggantian komponen
Scraper Plate yang optimal sehingga dapat meminimalkan biaya penggantian komponen
Scraper Plate. Metode yang digunakan untuk mencari interval penggantian yang paling
optimal adalah dengan menggunakan kurva trade off. Solusi optimal dari penjadwalan
penggantian komponen Scraper Plate diperoleh pada interval penggantian 99 hari.
Besarnya biaya total penggantian adalah Rp493.010.076,00 per musim giling, dengan
biaya penggantian sebesar Rp253.525.885,00 dan biaya operasional sebesar
Rp239.484.191,00. sebenarnya dapat menghemat biaya total penggantian sebesar Rp
148.745.874,00 atau terjadi penghematan sekitar 23%.
Kata Kunci : Scraper Plate, Replacement, Biaya total penggantian.
ABSTRACT

Milling station has an important role on sugar processing at Kebon Agung


Sugar Factory. This is the first step of sugar processing to extract raw sugar with a
crushing and milling operation. The problem of milling station is breaking of a
part of milling machine, that is scraper plate component. This part is functioned
on bagasse cleaning of the miling role surface. The objective is to determine of the
optimal interval replacement of scraper plate replacement that should be
performed minimum cost. The method that used to look for most optimal replacement
interval is by using trade off curve. The result of this research is showed that the optimal
of replacement interval is 99 day. Total cost of replacement is Rp493.010.076,00 per
production period, consist of replacement cost and operational cost ,of Rp253.525.885,00
and Rp239.484.191,00 are respectively. The implementation of schedulled replacement
programing should be reduce total cost of replacement of Rp148.745.874,00 or the
organization should be saved about 23%.
.
Key Words: Scraper plate, Replacement, Total cost of replacement.

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses produksi gula pada PG Kebon Agung terdiri dari 6 stasiun produksi,
yaitu terdiri dari Stasiun Penggilingan, Stasiun Pemurnian, Stasiun Penguapan,
Stasiun Masakan, Stasiun Putaran dan Stasiun Pengemasan. Stasiun yang
memegang peranan penting di dalam proses produksi tersebut adalah Stasiun
Giling, yang merupakan proses pada tahap awal untuk mendapatkan nira dari tebu
Permasalahan yang terjadi pada Stasiun Giling biasanya diakibatkan oleh
kerusakan pada bagian mesin giling, yaitu komponen Scraper Plate. Kerusakan
pada komponen Scraper Plate dapat disebabkan masuknya benda asing pada
proses sebelumnya atau kondisi komponen yang sudah aus sehingga rentang
kerusakannya fluktuatif atau tidak menentu. Komponen ini merupakan komponen
yang berfungsi untuk membersihkan ampas yang melekat pada alur rol giling.
Berdasarkan survey pendahuluan, keseluruhan downtime yang terjadi di Stasiun
Giling, 21 % disebabkan oleh komponen Scraper Plate. Tindakan penggantian
komponen dilaksanakan apabila terjadi kerusakan atau kelainan pada mesin, untuk
mengoptimalkan fungsi mesin dan peralatan. Upaya yang bisa dilakukan untuk
mengatasi kondisi di atas adalah melakukan tindakan perawatan yang tepat agar
mesin mesin tersebut dapat bekerja dengan baik. Salah satu kegiatan perawatan
yang dapat dilakukan adalah melakukan penjadwalan penggantian (replacement)
secara berkala terhadap mesin atau fasilitas produksi tertentu.
Berdasarkan data yang diperoleh dari perusahaan diketahui bahwa pada
periode giling 2005, 2006 dan 2007 telah terjadi penggantian komponen Scraper
Plate pada mesin giling dengan interval penggantian yang tidak sama berkisar
antara satu bulan hingga lima bulan sekali. Hal ini menunjukkan belum terdapat
jadwal penggantian yang optimal pada komponen Scraper Plate. Dengan
menentukan penggantian yang optimal selama periode tertentu dapat dibuat
jadwal penggantian yang tepat agar jumlah perawatan perbaikan dapat ditekan
sehingga mengurangi biaya downtime dan optimasi biaya perawatan dapat
tercapai.
1.2 Perumusan Masalah
Mengingat pentingnya perencanaan perawatan mesin atau peralatan
produksi di PG. Kebon Agung maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu
bagaimana menentukan jadwal penggantian yang optimal selama periode tertentu.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah mengetahui biaya operasional dan biaya
penggantian sesudah adanya penjadwalan penggantian, serta mendapatkan
interval penggantian (replacement) yang optimal untuk komponen Scraper plate
pada mesin giling di PG. Kebon Agung Malang.

1.4 Manfaat Penelitian


Memberikan bahan pertimbangan bagi perusahaan mengenai perencanaan
perawatan mesin melalui penyusunan jadwal penggantian komponen Scraper
Plate pada mesin giling, sehingga efektivitas produksi dapat terus berjalan serta
tercapainya tingkat biaya perawatan penggantian yang optimal dibandingkan
biaya penggantian sebelumnya.

II METODE PENELITIAN
2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PG. Kebon Agung Malang, Jalan Raya Kebon
Agung pada bulan Januari- Februari 2008. Pengolahan data penelitian dilakukan
di Laboratorium Manajemen dan Sistem Industri, Jurusan Teknologi Industri
Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.
2.2 Prosedur Penelitian
2.2.1 Survey Pendahuluan
Survey pendahuluan dilakukan dengan datang langsung ke perusahaan yang
akan dijadikan obyek penelitian. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi
permasalahan yang bisa diangkat menjadi tema atau topik permasalahan.
2.2.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah adalah menguji hubungan sebab akibat dan mencari
penyimpangan penyimpangan dari kondisi normal dengan cara yang sistematik.
Berdasarkan survey pendahuluan diketahui ada permasalahan pada sistem
perawatan komponen Scraper Plate pada mesin giling terutama masalah jadwal
penggantian komponen Scraper Plate. Sistem penggantian komponen saat ini
cenderung sistem penggantian setelah terjadinya kerusakan pada komponen
(failure replacement). Sistem penggantian yang tidak terencana dengan baik
tersebut menyebabkan adanya breakdown dan biaya operasional mesin yang
meningkat. Hal ini dirasa kurang baik sehingga perlu diketahui interval
penggantian yang optimal agar didapatkan frekuensi penggantian yang tepat bagi
perusahaan.
Pada penelitian ini dapat diusulkan sistem perawatan penggantian komponen
Scraper Plate. Penjadwalan penggantian komponen Scraper Plate diharapkan
dapat menekan downtime karena kegagalan suatu peralatan. Adanya pengurangan
downtime diharapkan dapat meminimalkan total biaya perawatan.
2.2.3 Pendefinisian Sistem Penggantian Komponen Scraper plate
Pada tahapan ini ditentukan elemen yang menyusun sistem penjadwalan
penggantian komponen serta hubungan antar elemen dalam sistem tersebut.
Sistem yang dimodelkan adalah sistem penggantian komponen Scraper Plate.
Kerusakan yang terjadi pada komponen Scraper Plate ini akan berpengaruh
langsung terhadap mesin giling, karena kerusakan yang dialami komponen
Scraper Plate berdampak pada naiknya biaya operasional mesin. Tidak
berfungsinya mesin giling tersebut dapat mengakibatkan terhentinya proses
produksi selama jangka waktu tertentu. Hal tersebut dapat terjadi karena mesin
giling berfungsi untuk mendapatkan nira dari bahan baku tebu, sehingga dapat
mengakibatkan terhentinya proses produksi secara keseluruhan.
Dari permasalahan di atas maka perlu didapatkan periode penggantian yang
optimal dengan memperhatikan elemen elemen yang terdapat di dalam sistem
penggantian komponen.

B ia y a P e n g g a n tia n

Biaya

B ia y a to ta l

B ia y a O p e r a s io n a l M e s in

T = 2 2 5 h a ri

F r e k u e n s i p e n g g a n tia n

Gambar Sistem Penggantian Komponen Scraper plate yang Optimal


Biaya total adalah tujuan dari sistem penggantian Scraper Plate yang
optimal, dan didapat dari penjumlahan biaya penggantian dan biaya operasional
mesin.. Biaya penggantian cenderung naik jika dihubungkan dengan banyaknya
frekuensi penggantian, karena dengan semakin bertambahnya frekuensi
penggantian maka biaya penggantian semakin besar. Biaya operasional pada
horison perencananan satu musim giling atau sekitar 225 hari bersifat tidak tetap.
P e n g g a n tia n
kom ponen
tr

S u rv e y

tr

tr

Fn

S u rv e y

Gambar Hubungan Penggantian Komponen Terhadap Waktu dan Frekuensi


Penggantian
Biaya penggantian diantara survey adalah n interval penggantian
komponen yang terjadi dikali biaya penggantian, sedangkan biaya operasional
diantara survey adalah biaya operasional diantara penggantian dikalikan dengan
banyaknya penggantian yang terjadi diantara survey (Fn). Penjadwalan
penggantian komponen Scraper Plate yang optimal diperoleh dari minimumnya
kurva biaya total atau titik keseimbangan antara biaya operasional dan biaya
penggantian.
2.2.4 Penentuan Batasan Masalah, Variabel, Parameter dan Asumsi.
Batasan masalah dari penelitian ini adalah :
a. Pembahasan masalah hanya dibatasi pada penggantian komponen Scraper
Plate bagian atas rol gilingan dari mesin giling untuk gilingan no 1.
b. Tidak dibahas aspek teknis dalam penggantian Scraper Plate.

Penentuan variabel keputusan penggantian komponen Scraper Plate yang


optimal akan dipilih berdasarkan total biaya penggantian yang minimum. Adapun
biaya biaya tersebut antara lain :
a. Biaya teknisi, terdiri dari jumlah teknisi per penggantian dan upah teknisi
per penggantian.
b. Biaya pengadaan komponen Scraper Plate, merupakan hasil penjumlahan
dari harga spare part Scraper Plate, holding cost dan ordering cost
komponen Scraper Plate .
c. Biaya kehilangan kesempatan untuk menjual, merupakan hasil perkalian
dari kapasitas giling per jam, waktu yang diperlukan untuk replacement
harga gula per Kg dan persentase rendemen.
d. Biaya sumber tenaga, terdiri dari biaya yang dikeluarkan per Kwh dari
turbin, biaya per Kwh dari PLN, harga per Liter residu dan Kebutuhan
sumber tenaga mesin gilingan pada saat beroperasi.
e. Biaya operator, merupakan hasil perkalian dari upah operator mesin,
jumlah operator mesin dan jumlah shift.
f. Biaya konsumsi pelumas, merupakan hasil perkalian dari harga pelumas
per Liter dan kebutuhan pelumas selama pemakaian.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Komponen dari mesin giling selain Scraper Plate dan bahan baku
dianggap dalam keadaan normal.
Kondisi komponen Scraper Plate untuk penggantian adalah komponen
yang benar-benar baru, kondisi sesuai dengan spesifikasi alat.
Jam kerja produksi dan kapasitas mesin dalam keadaan normal.
Horison perencanaan dalam penelitian adalah 1 musim giling atau sekitar
225 hari masa giling.

2.2.5 Formulasi Model Matematis Sistem Penggantian Komponen Scraper


Plate
Untuk mencari keseimbangan biaya tersebut perlu dibangun suatu model
matematis sistem penggantian komponen Scraper Plate. Biaya yang terkait
dengan sistem penggantian antara lain :
Biaya Penggantian (Cp)
Biaya penggantian adalah biaya yang timbul karena perusahaan melakukan
kegiatan penggantian komponen Scraper Plate. Biaya penggantian diperoleh dari
n Penggantian Scraper Plate /musim giling dikali dengan Biaya per penggantian.
Komponen biaya per penggantian (Cg) terdiri dari :
1. Biaya Teknisi (Ctn)
Biaya teknisi adalah biaya tenaga kerja yang timbul karena adanya kegiatan
penggantian yang dilakukan perusahaan terhadap komponen scraper plate.
Formulasi model biaya teknisi adalah :
Ctn = jumlah teknisi per penggantian x upah teknisi per penggantian
Ctn = Rtn x Ptn

2. Biaya Pengadaan Komponen (Csp)


Biaya pengadaan komponen adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan
untuk menyediakan komponen Scraper Plate pada saat dilakukan penggantian
komponen.
Formulasi model biaya pengadaan komponen adalah :
Csp = Harga spare part Scraper Plate + Holding cost + Ordering Cost
Csp = S + Hc + Oc
3.Biaya Kehilangan Kesempatan untuk Menjual (Ckk)
Biaya kehilangan kesempatan untuk menjual merupakan biaya yang
diakibatkan karena tidak berfungsinya mesin giling sehingga perusahaan tidak
dapat berproduksi dan terjadi kehilangan pendapatan dari produk yang seharusnya
bisa diproduksi apabila mesin giling bekerja dalam keadaan normal.
Formulasi model biaya kehilangan kesempatan untuk menjual adalah :
Ckk = Kapasitas giling/jam x Waktu yang diperlukan untuk replacement x
Rata-rata rendemen x Harga gula / kg
Ckk = K x Wr x R x H
Dari komponen biaya teknisi, biaya pengadaan komponen dan biaya kehilangan
kesempatan untuk menjual dapat diformulasikan biaya per penggantian (Cg)
sebagai berikut :
Cg = Ctn + Csp + Ckk
Sehingga formulasi model biaya penggantian (Cp) dapat ditulis sebagai berikut :
Biaya penggantian = n penggantian Scraper Plate x Biaya per
penggantian
Cp = n x Cg
Cp = n x (Ctn + Csp + Ckk)
Cp = n x ((Rtn x Ptn) + (S + Bs) + (K x Wr x R x H))
Biaya Operasional Mesin (Com)
Formulasi komponen komponen biaya operasional mesin adalah sebagai
berikut:
1. Biaya Pelumas Mesin (Cplm)
Biaya pelumas mesin adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan karena
adanya pemakaian sejumlah pelumas untuk dapat mengoperasikan mesin dan
mengalikannya dengan harga pelumas per liter. Formulasi model biaya pelumas
mesin adalah :
Cplm = Harga pelumas per liter x Kebutuhan pelumas selama pemakaian
Cplm = O x E
2. Biaya Operator (Cop)
Biaya operator adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap
sejumlah operator mesin giling. Formulasi model biaya operator adalah :
Cop = Upah operator mesin x jumlah operator mesin x Jumlah shift
Cop = Pom x Rom x Sh

3. Biaya Sumber Tenaga (Cst)


Biaya sumber tenaga adalah besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan
karena pemakaian sejumlah sumber tenaga untuk mengoperasikan mesin gilingan.
Formulasi model biaya sumber tenaga listrik adalah :
Cst = Biaya untuk sumber tenaga tiap satuan (Kwh dan Liter) x
Kebutuhan sumber tenaga mesin gilingan pada saat beroperasi.
Cst = (StPLTU x D) + (StPLN x D) + (Hr x L)
Formulasi model biaya operasi per unit waktu (hari) adalah :
Biaya operasi hari ke-t = biaya pelumashari ke-t + biaya operator hari ke-t + Biaya
sumber tenaga hari ke-t
c(t) = Cplm + Cop + Cst
c(t) = (O x E) (t) + (Pom x Rom x Sh) (t) + ((StPLTU x D) +
(StPLN x D) + (Hr x L)) (t)
Karena biaya operasional mesin besarnya tidak tetap maka digunakan integral
dengan formulasi sebagai berikut :
Com(t) =

c (t ) dt
tr

Biaya Total per Unit Waktu (C(t r))


Biaya total per unit waktu didapatkan dari penjumlahan biaya operasioanal
dan biaya per penggantian pada unit waktu tertentu dibagi dengan panjang interval
(hari).
Model formulasinya adalah sebagai berikut :
Total cost in interval (0,tr)
C(tr) =
Length of Interval
C(tr ) =

Com + Cg
tr

Sehingga dapat ditulis : C (tr) =

1 tr
c (t )dt + C
t r 0

Biaya Total Penggantian (C)


Biaya total penggantian didapat dari penjumlahan biaya penggantian per
musim giling dengan biaya operasional per musim giling. Dari formulasi model di
atas maka didapatkan rumus biaya total penggantian sebagai berikut :
Biaya Total Penggantian = Biaya Penggantian / musim giling +Biaya
Operasional Mesin / musim giling
C = Cp + (

tr
0

c (t ) dt x Fn)

C = ( n x Cg ) + (

tr
0

c (t ) dt x Fn)

2.3 Parameterisasi
1. Menggambarkan satu siklus perencanaan penggantian.
Operation time
225 hari
2. Menentukan biaya per penggantian pada musim giling (Cg).
3. Menentukan biaya operasional mesin per unit waktu (hari) (c(t)).
4. Menentukan fungsi biaya operasional mesin per unit waktu (rupiah)
terhadap waktu. Data biaya operasional mesin per unit waktu Com(t) yang
dinotasikan:

c (t ) dt.
tr

5. Menentukan biaya total penggantian per musim giling. Dari perhitungan


dapat dicari biaya total paling minimum, yang merupakan titik
keseimbangan antara biaya penggantian dan biaya operasional pada kurva
trade-off.
6. Menentukan biaya total per unit waktu pada musim giling (C(t r)).
7. Membandingkan biaya operasional, biaya penggantian dan biaya total
penggantian sesudah adanya penjadwalan dengan sebelum adanya
penjadwalan penggantian komponen Scraper Plate.
2.4 Penentuan Interval Penggantian Optimum
Penentuan interval ini merupakan hasil analisa dari perhitungan data yang
telah dilakukan. Solusi optimal diperoleh dengan mencari biaya total penggantian
per musim giling (C) yang paling minimum atau bisa juga dengan mencari biaya
total penggantian per unit waktu (Ctr) yang paling minimum selama horizon
perencanaan. Periode yang menunjukkan biaya paling minimum tersebut
dijadikan dasar penjadwalan penggantian Scraper Plate. Berdasarkan interval
penggantian tersebut dapat diketahui frekuensi optimal penggantian pada musim
giling.

III HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Proses Produksi Gula Stasiun Gilingan PG Kebon Agung
Pabrik Gula Kebon Agung menerapkan proses produksi secara terusmenerus (continuous process) dengan rata-rata lama musim giling 225 hari.
Periode musim giling tersebut disebabkan karena pabrik gula menyesuaikan
dengan persediaan bahan baku tebu yang tersedia antara Bulan Mei Oktober.
Pada proses penggilingan di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, mesin yang
mengalami beban terberat adalah mesin giling karena berputar dan memeras terusmenerus selama proses produksi. Stasiun gilingan ini mempunyai lima unit mesin
gilingan untuk memeras nira dari tebu yang telah melalui alat kerja pendahuluan.
Tebu masuk diantara rol-rol depan dan atas gilingan, diperas melalui plat ampas
ke rol belakang. Ampas yang keluar melalui plat penghantar diteruskan menuju
gilingan-gilingan berikutnya melalui carrier sehingga nira yang masih melekat
dalam sel tebu dapat dikeluarkan. Pada tiap unit gilingan terjadi dua kali
pemerahan nira. Pemerahan pertama dilakukan top roll (roll atas) dan voor roll
(roll depan). Pemerahan kedua dilakukan top roll dan achter roll (roll belakang).
3.2 Kondisi Perawatan Komponen Scraper Plate di PG Kebon Agung
Kerusakan yang paling sering terjadi pada mesin gilingan diakibatkan
komponen Scraper Plate aus, dengan ciri pada group rol gilingan apabila diamati
tampak terisi penuh dengan ampas, sehingga terjadi jarak antara rol gilingan
dengan Scraper Plate yang tidak dapat ditoleransi lagi dan harus dilakukan
penggantian komponen Scraper Plate, karena dengan ampas yang memenuhi
group pada rol gilingan akan memperberat kerja rol gilingan dan bisa
mengakibatkan kerusakan pada rol gilingan. Kerusakan yang sering terjadi selain
aus adalah komponen Scraper Plate rompal karena adanya benda lain selain
bahan produksi yang masuk pada alur rol gilingan, biasanya disebabkan pada
proses sebelumnya yaitu unigrator, karena pada proses produksinya mengalami
guncangan cukup tinggi sehingga bagian mesin tertentu ada yang terlepas dan ikut
tergiling. Perawatan penggantian yang dilakukan perusahaan terhadap komponen
Scraper Plate selama ini adalah penggantian tidak terjadwal atau penggantian
yang dilakukan menunggu terjadinya kerusakan. Menurut Setiawan (2007),
Scraper Plate gilingan pada pabrik gula termasuk komponen kritis dengan laju
kegagalan positif dan unavailability yang besar, sehingga perlu dilakukan
penjadwalan preventive maintenance untuk kelancaran produksi.
Tabel 1 Data Interval Penggantian Scraper Plate Musim Giling 2005, 2006 dan
2007
Musim Giling
Tahun 2005

Tahun 2006

Tahun 2007

Giling hari ke-

Interval antar penggantian (hari)

55
101
165
194
27
60
169
204
56
197

55
46
64
29
27
33
109
35
56
141

10

Data interval antar penggantian komponen berfluktuatif dan tidak teratur,


hal tersebut dapat dilihat dari interval penggantian pada musim giling 2005 selang
intervalnya antara 29 hari sampai dengan 64 hari, interval penggantian pada
musim giling 2006 selang intervalnya antara 27 hari sampai dengan 109 hari,
sedangkan pada musim giling 2007 terdapat selang interval penggantian 56 hari
dan penggantian kedua intervalnya naik menjadi 141 hari. Hal ini menunjukkan
penggantian yang dilakukan adalah penggantian yang menunggu hingga terjadi
kerusakan.
3.3 Perencanaan Jadwal Penggantian Komponen Scraper Plate.
Perencanaan jadwal penggantian komponen Scraper Plate diperoleh dengan
melakukan perhitungan biaya penggantian dan biaya operasional komponen
Scraper Plate. Penentuan biaya penggantian dilakukan dengan mengumpulkan
data biaya teknisi penggantian, biaya pengadaan komponen dan biaya kehilangan
kesempatan untuk menjual.
Biaya per penggantian dinotasikan dengan (Cg) merupakan penjumlahan
antara biaya teknisi penggantian (Ctn), biaya pengadaan komponen (Csp) dan biaya
kehilangan kesempatan untuk menjual (Ckk).

Tabel 2 Total Biaya Per Penggantian


Biaya

Jumlah (Rp)

Biaya Teknisi
Biaya Pengadaan Komponen
Biaya Kehilangan Kesempatan Untuk Menjual
Total Biaya per Penggantian

47.910,00
11.001.000,00
188.150.000,00
199.198.910,00

Biaya teknisi untuk setiap kali melakukan penggantian sebesar Rp47.910,00


dengan upah masing-masing teknisi sebesar Rp9.582,00. Biaya pengadaan
komponen hanya terdiri dari tiga macam biaya yakni biaya pembelian suku
cadang Scraper Plate yang, biaya penyimpanan (Holding Cost) dan biaya order
(Ordering Cost). Biaya pembelian suku cadang Scraper Plate sebesar
Rp10.000.000,00. sedangkan biaya penyimpanan sebesar Rp1.000.000,00 yang
digunakan untuk pembelian baut baja dan stempet selama penyimpanan. Biaya
order sebesar Rp1.000,00, biaya tersebut digunakan untuk order komponen
melalui telepon.
Biaya kehilangan kesempatan untuk menjual pada saat penggantian dihitung
berdasarkan kapasitas giling selama dua jam yang terhenti karena penggantian
sebesar 500.000 kg atau 8,33% dari kapasitas produksinya, dan besarnya
rendemen sebesar 7,1 % dengan harga gula/Kg Rp5.300,00 maka didapatkan
biaya kehilangan kesempatan untuk menjual sebesar Rp188.150.000,00. Dari
analisis model biaya di atas maka didapatkan biaya per penggantian sebesar
Rp199.198.910,00.
Biaya operasional yang telah didapatkan kemudian dicari fungsinya terhadap
waktu penggantian dengan cara menggambar grafik terlebih dahulu . Dari gambar

11

grafik dapat ditentukan persamaan fungsinya dengan menggunakan program excel


tr

sehingga didapatkan persamaan fungsinya yaitu 1053730,439e 0,001 dt.


0

1.100.000

Biaya O perasional

1.080.000
1.060.000
1.040.000
Series1
1.020.000

Expon. (Series1)

1.000.000
980.000

0,001x

y = 1053730,439e

960.000
940.000
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 52 55 58 61
Waktu (hari)

Gambar Grafik Biaya Operasional Komponen Scraper Plate

1.600.000.000

Biaya Perawatan (Rp)

1.400.000.000
1.200.000.000

Biaya Operasional

1.000.000.000

Biaya Penggantian

800.000.000

Biaya Total

600.000.000
400.000.000
200.000.000
0
0

Frekuensi penggantian per musim giling

Gambar Kurva Trade-off Penggantian Komponen Scraper Plate


Penentuan penjadwalan penggantian komponen yang optimal menggunakan
kurva trade-off dilakukan dengan memasukkan biaya penggantian, biaya
operasional dan biaya total, berdasarkan gambar tersebut, titik keseimbangan
biaya operasional dengan biaya penggantian terletak pada daerah antara 2,1 dan
2,5 kali penggantian per musim giling. Daerah ini merupakan daerah yang biaya
perawatannya masih bisa diterima mendapatkan jadwal penggantian yang optimal.
Analisis model biaya total penggantian (C) yang optimal ditentukan
berdasarkan besarnya biaya operasional (Com) dan biaya penggantian (Cp). Biaya
penggantian didapatkan dengan menghitung biaya per penggantian (Cg) dan
jumlah n penggantiannya. Biaya total penggantian yang optimal diperoleh pada
interval penggantian 99 hari.

12

Tabel 3 Biaya Total Penggantian Komponen Scraper Plate


tr

Frekuensi
penggantian (kali)

1
3
11
12
41
43
51
53
80
81
97
99
105
108

225
75
20,45454545
18,75
5,487804878
5,23255814
4,411764706
4,245283019
2,8125
2,777777778
2,319587629
2,272727273
2,142857143
2,083333333

Biaya operasional
(Rp)
260.941.775
261.229.075
215.535.772
197.574.457
266.768.702
267.064.571
278.928.646
268.403.036
272.617.549
272.769.744
244.422.009
239.484.191
276.456.374
285.385.327

Biaya penggantian
(Rp)
44.819.754.750
14.740.719.340
3.875.324.249
3.535.780.653
893.965.840
843.120.968
679.619.811
646.456.840
361.048.024
354.131.396
262.860.417
253.525.885
227.655.897
215.798.819

Biaya total (Rp)


45.080.696.525
15.001.948.415
4.090.860.021
3.733.355.110
1.160.734.542
1.110.185.539
958.548.456
914.859.876
633.665.574
626.901.140
507.282.426
493.010.076
504.112.272
501.184.146

Biaya operasional yang dikeluarkan perusahaan apabila melakukan


penggantian pada interval 99 hari adalah sebesar Rp239.484.191,00 sedangkan
biaya penggantian yang dikeluarkan perusahaan adalah sebesar Rp253.525.885,00
sehingga biaya total untuk melakukan penggantian Scraper Plate selama satu
musim giling adalah Rp493.010.076,00.
Besarnya biaya operasional pada suatu interval penggantian dapat dicari
dengan menghitung besarnya biaya interval penggantian atau biaya total per unit
waktu C (tr) yang ditentukan dengan memasukkan fungsi persamaan biaya
operasional di atas ke dalam persamaan :

1 tr
0,001 (t)
) dt + C g
(1053730 ,439 e
tr 0

Tabel 4 Biaya Interval Penggantian


Interval (hari)

Biaya Operasional (Rp)

12
30
56
72
81
95
99
100
103
106
109

10.537.304
35.353.224
63.223.826
86.849.290
98.197.107
105.373.044
105.373.044
122.525.742
126.413.799
130.314.708
136.984.957

Biaya Interval Penggantian


(Rp)
17.478.018
7.818.404
4.686.120
3.972.892
3.671.555
3.206.021
3.076.484
3.217.247
3.161.288
3.108.619
3.084.256

Dari hasil perhitungan biaya interval penggantian atau biaya per unit
waktu didapatkan interval penggantian paling optimal pada interval 99 hari
dengan biaya interval penggantian sebesar Rp3.076.484,00, sedangkan pada

13

perhitungan biaya total penggantian pada Tabel 3 juga didapatkan interval


penggantian optimal adalah 99 hari dengan total biaya penggantian sebesar
Rp493.010.076,00. Hal ini sesuai dengan penelitian Pranata (2007), bahwa solusi
optimal yang diperoleh dengan cara mencari biaya total penggantian per siklus
perencanaan yang paling minimum dan mencari biaya total penggantian per unit
waktu yang paling minimum selama horizon perencanaan menunjukkan interval
penggantian optimal yang sama. Jardine (1973), mengemukakan bahwa pada
dasarnya optimasi waktu penggantian dalam suatu periode sama dengan
melakukan pengukuran optimasi biaya tiap interval penggantian per unit waktu.
3.4 Perbandingan Sebelum Penjadwalan dan Sesudah Penjadwalan
Tabel 5. Perbandingan Sebelum dan Sesudah Penjadwalan Penggantian
Penggantian
Biaya Operasional
Biaya Penggantian
Total Biaya per
Komponen (th)
(Rp)
(Rp)
Musim Giling (Rp)
DMG 2007

2008

243.358.130
239.484.191

Keterangan : DMG= Dalam Masa Giling

398.397.820
253.525.885

Selisih
% Penghematan

641.755.950
493.010.076
148.745.874

23

Biaya total penggantian apabila dibandingkan antara sesudah penjadwalan


dengan corrective maintenance yang dilakukan perusahaan sebelum penjadwalan
pada musim giling 2007 sebenarnya akan menghemat biaya perawatan sebesar Rp
148.745.874,00 atau terjadi penghematan sekitar 23%. Penggantian komponen
yang terlalu cepat ataupun terlalu lama akan berakibat timbulnya ekspektasi biaya
yang tidak optimal, sehingga penentuan selang waktu penggantian yang optimal
adalah dengan menerapkan sistem preventive maintenance yang menyebabkan
pengeluaran biaya dapat ditekan seminimum mungkin (Anggono, 2005). Kondisi
ini sesuai dengan penelitian Hafifi (2004) apabila kerusakan terjadi pada fasilitas
selama proses produksi berlangsung maka kebijaksanaan corrective maintenance
akan mengakibatkan biaya yang lebih tinggi daripada preventive maintenance,
dikarenakan adanya biaya kehilangan keuntungan dari hasil produksi.

14

IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1.Solusi optimal dari penjadwalan penggantian komponen Scraper Plate
diperoleh pada interval penggantian 99 hari. Besarnya biaya total penggantian
adalah Rp493.010.076,00 per musim giling, dengan biaya penggantian sebesar
Rp253.525.885,00 dan biaya operasional sebesar Rp239.484.191,00.
2.Usulan penjadwalan penggantian jika dibandingkan dengan corrective
maintenance yang dilakukan perusahaan pada musim giling 2007, sebenarnya
dapat menghemat biaya total penggantian sebesar Rp 148.745.874,00 atau
terjadi penghematan sekitar 23%.

4.2 Saran
1.Perusahaan perlu mempertimbangkan untuk melakukan preventive
maintenance yaitu dengan penjadwalan penggantian komponen Scraper Plate
secara rutin atau terjadwal, dan melakukan kontrol bahan baku pada proses
kerja pendahuluan sehingga komponen mesin gilingan lebih tahan lama dan
proses produksi dapat berjalan efektif dan efisien.
2.Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan untuk melakukan penjadwalan
komponen Scraper Plate didasarkan pada biaya operasional yang cenderung
meningkat seiring kerusakan komponen. Untuk itu dapat dilakukan penelitian
lebih lanjut mengenai preventive replacement dengan cara meminimumkan
total biaya harapan (expected cost) penggantian per satuan waktu apabila umur
teknis dari komponen tersebut diketahui

15

DAFTAR PUSTAKA
Anggono, W., Julianingsih, dan Linawati. 2005. Preventive Maintenance
System Dengan Modularity Design Sebagai Solusi Penurunan Biaya
Maintainance (Studi Kasus di Perusahaan Tepung Ikan
http://puslit.petra.ac.id/journals/industrial/indo5070107.pdf. Tanggal akses
30 Agustus 2007.
Hafifi, U. 2004. Estimasi Periode Perawatan Preventif Mesin Press sebagai
Usaha Meminimalkan Biaya Perawatan. Skripsi. Jurusan Teknik Mesin.
Universitas Brawijaya. Malang.
Jardine, A. K. S. 1973. Maintenance, Replacement and Reliability. Pitman
Publishing. Birmingham.
Pranata, R. A. Penentuan Jadwal Penggantian Optimal Komponen Airlock
HIJ Pada Mesin Pneumatic Conveying (Studi Kasus di PT. ISM
Bogasari).http://www.digilib.brawijaya.ac.id/newknowledge//Journals/10
81/050701743.pdf. Tanggal akses 30 Agustus 2007.
Setiawan, W. 2007. Optimasi Penjadwalan Perawatan Pada Mesin Giling
dengan Analisa Keandalan (Studi Kasus di PG Kebon Agung
Malang).http://www.digilib.brawijaya.ac.id/newknowledge//Data/21/51/1
12/1081/050701754.pdf. Tanggal akses 29 Agustus 2007.
Suharto. 1991. Manajemen Perawatan Mesin. PT Rineka Cipta.
Wahjudi, D. dan Amelia. 2000. Analisa Penjadwalan dan Biaya Perawatan
Mesin Press untuk Pembentukan Kampas Rem. Jurnal Teknik Mesin
Universitas Kristen Petra Vol. 2, No. 1. hal. 50 61.

16

17

Anda mungkin juga menyukai