Anda di halaman 1dari 39

DRAFT PETUNJUK TEKNIS

DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK TA 2022


Menu Kegiatan Terkait Program Kesehatan Masyarakat
Hasil Pembahasan 11 – 13 Oktober 2021

DIREKTORAT JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT


B. KEBIJAKAN UMUM (1)
1. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk
membantu mendanai kegiatan operasional bidang kesehatan yang merupakan urusan daerah sesuai dengan
prioritas nasional;
2. DAK Nonfisik Bidang Kesehatan bukan dana utama dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah,
sehingga daerah dituntut mewujudkan tanggung jawab dalam pembiayaan pembangunan kesehatan lebih kreatif
serta inovatif dalam memadukan semua potensi yang ada untuk pembangunan kesehatan dan mengupayakan
dengan sungguh-sungguh pemenuhan anggaran pembangunan Kesehatan;
3. Dalam rangka penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB), daerah dapat memanfaatkan dana BOK sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya dalam pelaksanaan penanggulangan KLB, misalnya Outbreak Respons
Immunization (ORI), penanganan faktor risiko termasuk vektor dan lain-lain;
4. Kepala Daerah dapat menetapkan peraturan kepala daerah terkait standar biaya dan pedoman pelaksanaan
kegiatan sesuai kondisi daerah dengan tetap mengacu pada peraturan yang lebih tinggi. Dalam pelaksanaan
kegiatan yang dibiayai oleh DAK Nonfisik Bidang Kesehatan tidak boleh duplikasi dengan sumber pembiayaan
APBN, APBD maupun pembiayaan lainnya;
5. Dinas Kesehatan Provinsi merupakan koordinator dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
DAK Nonfisik Bidang Kesehatan. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota yang mendapatkan DAK
2
Bidang Kesehatan wajib berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi;
B. KEBIJAKAN UMUM (2)
6. Kegiatan dalam Rencana Kegiatan DAK harus mengacu kepada Petunjuk Teknis Penggunaan DAK Nonfisik
Bidang Kesehatan Tahun Anggaran berjalan. Pemilihan kegiatan sesuai dengan prioritas dan permasalahan di
masing-masing daerah yang diselaraskan dengan prioritas kegiatan dalam rangka mencapai prioritas nasional
bidang Kesehatan;
7. Untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan, maka Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dapat
mengusulkan kepada Bupati/Walikota untuk melimpahkan wewenang KPA kepada kepala puskesmas dalam
pelaksanaan BOK sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
8. Daerah tidak diperkenankan melakukan pengalihan atau pergeseran anggaran antar menu DAK Nonfisik Bidang
Kesehatan;
9. Pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan DAK Nonfisik Bidang Kesehatan mengikuti ketentuan yang telah
diatur Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri; dan

3
C. ARAH KEBIJAKAN

Dana Yang Dialokasikan 1. Mendukung 8 area reformasi SKN dalam penguatan ketahanan kesehatan
termasuk kualitas laboratorium menuju standar BSL-2, inovasi pengendalian
Ke Daerah Untuk
penyakit, peningkatan upaya promotif, preventif serta peningkatan akses dan
Membiayai Operasional kualitas pelayanan kesehatan;
Kegiatan Program 2. Meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu hamil, melahirkan
dan nifas melalui pendidikan kesehatan reproduksi, jaminan ketersediaan
Prioritas Nasional Di
sarana transportasi dan tempat tunggu kelahiran serta penguatan pelayanan
Bidang Kesehatan Yang maternal di Puskesmas;
Menjadi Urusan Daerah 3. Mempercepat penurunan prevalensi balita stunting melalui optimalisasi
Guna Meningkatkan koordinasi lintas sektor di daerah serta penguatan intervensi spesifik dan
sensitif;
Akses Dan Mutu
4. Peningkatan efektifitas pelaksanaan pengawasan pre dan post market
Pelayanan Kesehatan Di industri rumah tangga pangan dan pemenuhan sediaan farmasi melalui
Daerah pengawasan perizinan di sarana pelayanan kefarmasian dan UMOT.

4
D. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mendukung daerah dalam pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan untuk mencapai target prioritas nasional
bidang kesehatan (RPJMN, Renstra, RKP, dan SPM) dalam rangka mendukung reformasi sistem kesehatan
nasional
2. Tujuan Khusus
a. Mendukung pelaksanaan percepatan penurunan AKI dan AKB terutama dalam bentuk upaya kesehatan
bersifat promotif dan preventif;
b. Mendukung pelaksanaan percepatan perbaikan gizi masyarakat terutama dalam bentuk upaya kesehatan
bersifat promotif dan preventif;
c. Mendukung upaya gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS);
d. Mendukung pelaksanaan upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit;
e. Mendukung Penguatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah;
f. Mendukung pelaksanaan akreditasi Puskesmas;
g. Mendukung pelaksanaan kefarmasian melalui penguatan distribusi obat, vaksin, dan Bahan Medis Habis Pakai.
h. Mendukung pelaksanaan percepatan penurunan prevalensi stunting;
i. Mendukung penguatan penanganan pandemik COVID-19; dan
j. Mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat melalui pendekatan keluarga; 5
G. SASARAN F. RUANG LINGKUP
1. Dinas kesehatan provinsi; 1. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
2. Dinas kesehatan kabupaten/kota; Provinsi;
3. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas); dan 2. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Kabupaten/Kota;
4. Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda).
3. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Puskesmas;
4. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)
Stunting;
5. Jaminan persalinan (Jampersal);
6. Pelayanan Kesehatan Bergerak; dan
7. Bantuan Operasional Kesehatan Pengawasan
Obat dan Makanan sesuai dengan Petunjuk
Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus
Nonfisik yang dikeluarkan oleh Badan
Pengawasan
6
G. PRINSIP DASAR
1. Keterpaduan
a. Kegiatan direncanakan dan dilaksanakan secara terpadu, lintas bidang, untuk mencapai beberapa tujuan
kegiatan prioritas dengan melibatkan pelaksana program setiap tingkatan (dinkes prov, kab/kota, puskesmas),
kader masyarakat, dan lintas sektor.
b. Dalam penggunaan tidak dibagi setiap bidang dan seksi berdasar struktur organisasi perangkat daerah
tetapi pelaksanaan program secara terintegrasi.
2. Efisien
Pelaksanaan kegiatan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara tepat, cerma dan seminimal mungkin
untuk mencapai tujuan seoptimal mungkin dan TIDAK DUPLIKASI DENGAN SUMBER PEMBIAYAAN LAINNYA
3. Efektif
Kegiatan yang dilaksanakan berdaya ungkit tinggi terhadap pencapaian prioritas nasional. Penetapan kegiatan
dilakukan berdasarkan prioritas penyelesaian masalah di daerah.
4. Akuntabel
Pengelolaan dan pemanfaatan dana DAK Nonfisik Bidang Kesehatan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku. 7
H. MANAJEMEN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES (1)
1. Perencanaaan Penganggaran
Kepala daerah dan kepala organisasi perangkat daerah harus melakukan sinkronisasi PENGALOKASIAN
antara rencana kegiatan dengan dokumen perencanaan yang telah disepakati oleh ANGGARAN BOK (Provinsi,
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Kab/Kota, Puskesmas

a. Penghitungan alokasi DAK Nonfisik Bidang Kesehatan meliputi kriteria umum, UKM Esensial: 75 – 90% pagu
kriteria khusus, dan kriteria teknis Upaya pencegahan dan
pengendalian (COVID-19)
b. DAK Nonfisik yang dialokasikan ke pemerintah daerah dibuat perencanaan sesuai 10 – 25% pagu
dengan peraturan yang berlaku di daerah mengikuti mekanisme APBD
c. Penyusunan program dan kegiatan berdasarkan kebutuhan peran dan fungsi organisasi, prioritas daerah
dalam rangka mendukung pencapaian target prioritas nasional, standar pelayanan minimal yang
dilaksanakan secara terintegrasi
d. Apabila rincian APBN atau alokasi DAK dipublikasikan setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan maka
pemerintah daerah harus menganggarkan DAK dengan terlebih dahulu melakukan perubahan melalui peraturan
kepala daerah dengan pemberitahuan kepada pimpinan DPRD
e. Pemanfaatan DAK Nonfisik dimulai Bulan Januari sampai dengan Desember tahun angggaran berjalan (TIDAK
DAPAT DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI KEGIATAN DITAHUN SEBELUMNYA), dan dituangkan dalam rencana
8
kegiatan yang rinci setiap bulan.
H. MANAJEMEN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES (2)
2. Pengelolaan
a. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Provinsi dikelola oleh Dinas Kesehatan Provinsi
b. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Kabupaten/Kota dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
c. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas disalurkan melalui Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
dikelola Puskesmas
d. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Stunting dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi
dengan OPD yang bertanggung jawab untuk urusan perencanaan dan pengganggaran.
e. Jaminan persalinan (Jampersal) dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
f. DAK Nonfisik TIDAK BOLEH DIMANFAATKAN UNTUK dukungan manajemen, penyediaan suplementasi
gizi, belanja modal, belanja kuratif dan rehabilitatif, pengadaan obat dan vaksin, seminar kit, hadiah
lomba, honor panitia, retribusi, cetak foto, pemeliharaan bangunan, kendaraan, sarana dan prasarana.

9
H. MANAJEMEN PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES (2)
3. Pelaporan
a. Pemerintah daerah menyampaikan laporan realisasi DAK Nonfisik Bidkes kepada Kementerian Kesehatan
melalui e-renggar setiap triwulan, meliputi:
1) Realisasi penyerapaan anggaran; dihitung berdasarkan pagu alokasi
2) Realisasi kegiatan; dihitung berdasarkan pencapaian realisasi kegiatan yang sudah direncanakan
3) Permasalahan dalam pelaksanaan;
b. Kepatuhan pelaporan;
Kepatuhan daerah dalam menyampaikan laporan, akan dijadikan pertimbangan dalam pengalokasian DAK
Nonfisik pada tahun berikutnya.

4. Monitoring dan Evaluasi


Dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dan atau bersama-sama dengan Kementerian/Lembaga terkait.

10
RINCIAN MENU KEGIATAN BOK PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, DAN PUSKESMAS
BOK PROVINSI BOK KAB KOTA BOK PUSKESMAS
Upaya Penurunan Angka kematian ibu dan angka Upaya Penurunan Angka kematian ibu dan angka Upaya Penurunan Angka kematian ibu dan angka
kematian bayi kematian bayi kematian bayi
Upaya Percepatan perbaikan gizi masyarakat Upaya Percepatan perbaikan gizi masyarakat Upaya Percepatan perbaikan gizi masyarakat
Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Upaya Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS)
Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit Upaya deteksi dini, preventif, dan respons penyakit Upaya deteksi dini, preventif, dan respons
penyakit
Penguatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Penguatan Mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan STBM Desa/Kelurahan Prioritas
Daerah Daerah
Akreditasi Puskesmas Dukungan Operasional UKM Tim Nusantara Sehat

Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi Distribusi Obat, Vaksin dan BMHP dari Instalasi Farmasi Penyediaan Tenaga Perjanjian Kerja
Provinsi ke Instalasi Farmasi Kabupaten Kota Kabupaten Kota ke Puskesmas
Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Akselerasi Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga Keluarga Pendekatan Keluarga
Upaya Kesehatan Lanjut Usia Upaya Kesehatan Lanjut Usia
Upaya Kesehatan Lingkungan Fungsi Manajemen Puskesmas (P1, P2, P3)
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
11
Disease 19 (COVID-19) Disease 19 (COVID-19) Disease 19 (COVID-19)
BOK STUNTING JAMPERSAL
DUKUNGAN PROGRAM PENURUNAN STUNTING DUKUNGAN PROGRAM PENURUNAN STUNTING
1. penyusunan regulasi daerah terkait stunting; 1. Rujukan persalinan dan neonatal (biaya
2. pemetaan dan analisis situasi program transportasi dan/atau sewa alat transportasi
stunting; 2. Sewa dan operasional Tempat Tunggu Kelahiran
3. pelaksanaan rembuk stunting; (TTK)
4. pembinaan kader pembangunan manusia;
5. pengukuran dan publikasi stunting;
6. pencatatan dan pelaporan; dan
7. reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting.

PELAYANAN KESEHATAN BERGERAK


1. Pelayanan kesehatan dasar dan spesialistik
2. Pemberdayaan masyarakat
3. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan teknis Nakes setempat/OJT. 12
TATA CARA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES TA 2022
A. BOK PROVINSI h. Belanja honor pengajar;
4. Jenis Pembiayaan i. Belanja pemeriksaan sampel/spesimen
a. Belanja transportasi lokal ; j. Belanja jasa pengiriman sampel/spesimen
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar k. Belanja jasa KIE (media cetak/media masa lokal,
daerah bagi ASN dan non ASN; media luar ruang dan media online/media sosial);
c. Belanja sewa gedung/tenda, sound sistem, l. Belanja APD untuk kegiatan surveilans;
kursi; m. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat
d. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring; transportasi distribusi obat, vaksin dan BMHP;
e. Belanja penggandaan dan pencetakan; n. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP;
f. Belanja kegiatan pertemuan/ rapat di dalam/di o. Belanja jasa pengiriman obat melalui penyedia jasa
luar kantor di wilayah kerja Provinsi sesuai ekspedisi pengiriman barang;
peraturan perundang -undangan mengenai p. Belanja jasa tenaga bongkar muat; dan
keuangan daerah
q. Belanja jasa pemeriksaan untuk program PME.
g. Belanja honor narasumber lintas sektor atau
profesi Sasaran:
13
Dinkes Provinsi, Labkesda, Instalasi Farmasi Provinsi
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi
BOK PROVINSI (1) a) Pertemuan/Kunjungan lapangan dalam rangka verifikasi pencatatan dan pelaporan yang dilakukan
Dinkes Kabupaten/kota dan faskes di wilayah nya;
Upaya Penurunan Angka b) Pertemuan dalam rangka pemantauan pelaksanaan AMPSR (Audit Maternal Perinatal Surveilans
kematian ibu dan angka dan Respons);
c) Orientasi Sistem Informasi Maternal Neonatal (SIMATNEO), Maternal Perinatal Death Notification
kematian bayi (MPDN) dan e-Kohort; dan
d) Pertemuan surveilans kelainan bawaan.
1. Surveilans Kesehatan Ibu
dan Bayi 2) Kampanye Lokal Terkait Penurunan AKI AKB
2. Kampanye Lokal Terkait Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan media sosial terkait upaya penurunan AKI
AKB.
Penurunan AKI AKB
3. Pemeriksaan Kesehatan, 3) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah, Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan
Pemberian Tablet Tambah Kesehatan Reproduksi Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
Darah, Edukasi Gizi a) Pertemuan koordinasi Lintas Program/Lintas Sektor dalam penguatan implementasi pelayanan
Seimbang, dan Pendidikan kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja berbagai topik, dalam rangka: Pembinaan Penerapan
Kesehatan Reproduksi Protokol Kesehatan di satuan Pendidikan dan Penguatan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah dan
pada Anak Usia Sekolah Tim Pembina Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M);
dan Remaja b) Pembinaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja; dan
4. Peningkatan Kapasitas c) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja.
Tenaga Kesehatan,
4) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program, Lintas Sektor dalam upaya
Pengelola Program, Lintas
Penurunan AKI AKB
Sektor dalam upaya
Peningkatan kapasitas kabupaten/kota dalam pemanfaatan sistem rujukan terintegrasi dan Public Safety
penurunan AKI AKB 14
Centre 119 dalam pelayanan kesehatan ibu dan bayi
1) Konvergensi Lintas Sektor/Lintas Program dalam upaya percepatan perbaikan gizi masyarakat
BOK PROVINSI (2) pertemuan koordinasi, sosialisasi, dan orientasi lintas sektor; organisasi profesi, organisasi masyarakat,
Upaya Percepatan akademisi, tokoh agama, tokoh masyarakat dalam rangka pecepatan perbaikan gizi masyarakat di tingkat
Provinsi;
Perbaikan Gizi Masyarakat
2) Kampanye Lokal Terkait Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
1. Konvergensi Lintas Sektor/ Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan media sosial/media online dalam rangka
penurunan stunting (misal: isi piringku, gizi seimbang, pemberian tablet tambah darah, dll).
Lintas Program dalam
upaya percepatan
Perbaikan gizi masyarakat 3) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi Dasar
2. Kampanye Lokal Terkait a) Pendampingan keberlanjutan SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan);
percepatan perbaikan gizi b) Pendampingan intervensi kesehatan lingkungan;
c) Pendampingan surveilans kualitas air minum; dan
masyarakat
d) Penguatan/pendampingan kualitas laboratorium air minum untuk mendukung surveilans kualitas air
3. Pemeriksaan dan
minum.
Pengawasan Kualitas Air
dan Sanitasi Dasar
4. Peningkatan Kapasitas 4) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program, Lintas Sektor dalam upaya Percepatan
Tenaga Kesehatan, Perbaikan Gizi Masyarakat
Pengelola Program, Lintas a) Pelatihan Gizi Bencana dan rencana kontigensi;
Sektor dalam percepatan b) Orientasi bagi petugas kabupaten/kota dalam penerapan strategi komunikasi perubahan perilaku dan
perbaikan gizi masyarakat komunikasi antar pribadi;
c) Peningkatan kapasitas petugas terkait penyehatan air dan sanitasi dasar; dan
d) Peningkatan kapasitas petugas terkait Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. 15
1) Pelaksanaan/Penggerakkan Masyarakat Melalui Aktifitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dan
BOK PROVINSI (3) Edukasi Gizi Seimbang di tingkat Provinsi
Upaya Gerakan Kegiatan pelaksanaan GERMAS tingkat Provinsi:
a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan kebugaran jasmani, pengukuran Tinggi Badan dan Berat
Masyarakat Hidup Sehat
Badan, Pengukuran obesitas);
(Germas) b) Aktifikas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia, kelompok komorbid, dll); dan
c) Edukasi gizi seimbang (makan buah dan sayur) di semua tatanan (sekolah/UKS, ibadah, kantor
1. Pelaksanaan/Penggerakkan pemerintahan/non pemerintahan, melibatkan organisasi profesi, organisasi masyarakat, forum pemuda,
Masyarakat Melalui Aktifitas serta mendukung peningkatan peran Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat/UKBM (Posbindu, Posyandu
Fisik, Pemeriksaan Lansia, Posyandu Remaja, Dasa Wisma, Karang Taruna, Pos UKK, dll).
Kesehatan Berkala, dan
Edukasi Gizi Seimbang di 2) Kampanye Lokal Dalam Mendukung Pelaksanaan Germas
tingkat Provinsi. Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan media sosial/media online dalam rangka
2. Kampanye Lokal Dalam pelaksanaan Germas
Mendukung Pelaksanaan
Germas

16
TATA CARA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES TA 2022
B. BOK KABUPATEN/KOTA e. Belanja Penyelenggaraan Pemberian Makanan
Tambahan Berbasis Pangan Lokal Bagi Ibu Hamil
4. Jenis Pembiayaan (1)
dan Balita
a. Belanja transportasi lokal.
f. Belanja kegiatan pertemuan rapat di dalam/di luar
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi kantor di wilayah kerja kabupaten/kota sesuai
ASN dan non ASN sesuai ketentuan peraturan dengan peraturan perundang-undangan keuangan
perundang-undangan mengenai keuangan daerah daerah;
c. Belanja penggandaan dan pencetakan untuk g. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring;
mendukung pelaksanaan kegiatan.
h. Belanja honorarium narasumber lintas sektor dan
d. Belanja pembelian bahan praktik peningkatan profesi;
kapasitas (pelatihan pemicuan STBM, peningkatan
h. Belanja honorarium pengajar;
kapasitas petugas terkait penyehatan air dan sanitasi
dasar, penyelenggaraan pemberian makanan i. Belanja jasa / transportasi pengiriman
tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dan sampel/specimen;
balita, pelatihan gadarmatneo, in house training j. Belanja jasa pemeriksaan sampel/spesimen di
maternal neonatal, orientasi nakes untuk kespro, laboratorium di luar puskesmas;
blended learning bagi dokter dan bidan. 17
TATA CARA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES TA 2022
B. BOK KABUPATEN/KOTA
4. Jenis Pembiayaan (2)
l. Belanja jasa telekonsultasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan keuangan daerah;
m. Belanja jasa program peningkatan mutu pemeriksaan (PME) laboratorium kesehatan daerah kabupaten/kota
n. Belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans.
o. Belanja bahan bakar atau belanja sewa alat transportasi distribusi obat, vaksin dan BMHP
p. Belanja pengepakan obat, vaksin dan BMHP
q. Belanja jasa pengiriman obat melalui penyedia jasa ekspedisi pengiriman barang
r. Belanja jasa tenaga bongkar muat

Sasaran:
Dinkes Kabupaten/Kota, Labkesda Kab/Kota

18
BOK KAB/KOTA (1) 1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi
a) Verifikasi pencatatan dan pelaporan komunikasi data, sistem informasi maternal neonatal (SIMATNEO)
Upaya Penurunan Angka dan maternal perinatal deadth notification (MPDN) tingkat kabupaten/kota
kematian ibu dan angka b) Pembentukan dan koordinasi tim audit maternal and perinatal surveillance and respon (AMPSR)
kabupaten/kota
kematian bayi
c) Pengkajian dan pembelajaran audit maternal perinatal (AMP)
d) Orientasi SIMATNEO, MPDN, dan e-kohort tingkat kabupaten/kota
1. Surveilans Kesehatan Ibu
dan Bayi 2) Kampanye Lokal Terkait Penurunan AKI AKB
2. Kampanye Lokal Terkait a) Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan media sosial terkait upaya penurunan AKI
Penurunan AKI AKB AKB.
b) Kegiatan Promosi/Kampanye Terkait Penurunan AKI AKB
3. Gerakan Perempuan
Pekerja Sehat Produktif 3) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)
(GP2SP) Pertemuan Koordinasi Pelaksanaan GP2SP di tingkat Kabupaten/Kota
4. Peningkatan Pelayanan 4) Peningkatan Pelayanan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan Rumah Sakit
Mutu Layanan Ibu dan Bayi
a) Pendampingan tenaga kesehatan di Puskesmas dan RS oleh organisasi profesi/ahli/pakar
Baru Lahir di Puskesmas b) Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif KIA bagi puskesmas tempat praktik mandiri bidan (TPMB) dan klinik
dan Rumah Sakit c) Jasa telekonsultasi Sp.OG terkait program telekonsultasi USG
d) Pertemuan koordinasi pemanfaatan sistem rujukan terintegrasi (SISRUTE) dalam pelayanan kesehatan
maternal neonatal
e) Pembinaan pelayanan antenatal care (ANC), persalinan, perinatal care (PNC) dan bayi oleh Sp.OG dan
Sp.A di puskesmas 19
f) Transport dan Jasa Pengiriman Sampel Screening Hypotiroid Kongenital (SHK)
5) Peningkatan Peran Kelompok Kerja Nasional Posyandu Tingkat Kabupaten/Kota
BOK KAB/KOTA (2)
pertemuan koordinasi, sosialisasi dalam rangka meningkatkan dukungan mitra penggerakan masyarakat
Upaya Penurunan Angka dan pelaksanaan posyandu

kematian ibu dan angka 6) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah, Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan
kematian bayi Kesehatan Reproduksi Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja
a) Pertemuan koordinasi lintas program/lintas sector dalam penguatan implementasi pelayanan
5. Peningkatan Peran kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja berbagai topik, dalam rangka penguatan UKS/M dan TP
Kelompok Kerja Nasional UKS/M tingkat Kabupaten/kota, Koordinasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja, Pengembangan
Posyandu Tingkat Posyandu Remaja, Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja.
Kabupaten/Kota b) Pembinaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja, Koordinasi Pemberian TTD pada
Remaja Putri
6. Pemeriksaan Kesehatan,
c) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja
Pemberian Tablet Tambah
Darah, Edukasi Gizi 7) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
Seimbang, dan Pendidikan
a) Pertemuan Koordinasi lintas program/lintas sektor Dalam Penguatan Implementasi Pelayanan
Kesehatan Reproduksi Kesehatan Masa Sebelum Hamil;
pada Anak Usia Sekolah
b) Pertemuan Evaluasi Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil (termasuk pelayanan kontrasepsi)
dan Remaja
c) Pertemuan koordinasi Koordinasi lintas program/lintas sektor dalam penguatan implementasi
7. Pelayanan Kesehatan pelayanan kesehatan untuk perlindungan perempuan dan anak
Reproduksi Bagi Calon
d) Pertemuan Koordinasi lintas program/lintas sektor Penguatan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Pada
Pengantin, Pasangan Usia Situasi Krisis Kesehatan
Subur (PUS) 20
e) Bimbingan teknis (bimtek) program kesehatan reproduksi dan KB termasuk pencatatan dan pelaporan
8) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program, Lintas Sektor Dalam Upaya Penurunan
BOK KAB/KOTA (3) AKI AKB

Upaya Penurunan Angka a) Peningkatan kapasitas tim rujukan terpadu tentang maternal neonatal tingkat kabupaten/kota (Pertemuan
koordinasi pemanfaatan SISRUTE dan PSC 119 dalam pelayanan kesehatan maternal neonatal, peningkatan
kematian ibu dan angka kapasitas kabupaten/kota dalam pemanfaatan SISRUTE dan PSC 119 dalam pelayanan kesehatan maternal
kematian bayi neonatal)
b) Orientasi pelaksanaan kalakarya manajemen terpadu balita sakit (MTBS) bagi fasilitator Puskesmas
8. Peningkatan Kapasitas c) Orientasi petugas kesehatan dalam melakukan pelayanan Kesehatan reproduksi bagi pasangan usia subur
Tenaga Kesehatan, (PUS)/calon pengantin (Perencanaan Kehamilan, Pelayanan KB, dan Pemeriksaan calon pengantin).
Pengelola Program, Lintas d) Orientasi kelas ibu (ibu hamil dan ibu balita)
Sektor dalam upaya
e) Orientasi pendampingan ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi (termasuk pelayanan kunjungan antenatal dan
Penurunan AKI AKB kunjungan neonatal lengkap terpadu berkualitas bagi tenaga kesehatan di puskesmas)
f) Peningkatan Kapasitas Dokter dalam Pelayanan KIA dan KB dengan Metode Blended Learning
g) Peningkatan Kapasitas bidan dalam Pelayanan KIA dan KB (Metode Blended Learning)
h) In House Training Maternal Neonatal Bagi Tenaga Kesehatan Di RS Kabupaten/Kota dan Puskesmas (on job
training/OJT USG obstetri dasar dan terbatas bagi dokter, OJT tatalaksana penyebab kematian ibu dan bayi
terbanyak)
i) Pelatihan kegawatdaruratan maternal neonatal
j) Orientasi Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK)
k) Orientasi program pencegahan penularan HIV Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke bayi (PPIA) dan Malaria
dalam Kehamilan
l) Orientasi pelayanan kesehatan usia sekolah dan remaja (skrining kesehatan, edukasi gizi, pemberian21TTD,
kespro, dan pencegahan penularan penyakit)
1) Surveilans Gizi
BOK KAB/KOTA (4)
a) Pertemuan analisis hasil suveilans gizi dari puskesmas di wilayah kerjanya
Upaya Percepatan b) Pertemuan koordinasi lintas sektor pelaksanaan surveilans gizi (termasuk koordinasi lintas sektor terkait
Perbaikan Gizi Masyarakat gizi bencana)
c) Pertemuan diseminasi hasil surveilans gizi kepada lintas program dan lintas sektor
d) Bimbingan teknis kepada puskesmas terkait surveilans gizi dan intervensi gizi (termasuk konfirmasi
1. Surveilans Gizi pelaporan hasil surveilans gizi kepada puskesmas, terkait ketahanan gizi dan bencana)
2. Penyelenggaraan e) Pelacakan dan konfirmasi masalah gizi
Pemberian Makanan f) Pengumpulan dan pelaporan data terintegrasi dalam upaya perbaikan gizi masyarakat
Tambahan Berbasis Pangan
Lokal Bagi Ibu Hamil dan 2) Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal Bagi Ibu Hamil dan Balita
Balita Dalam Bentuk a) Penyediaan bahan makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi ibu hamil dan balita
Edukasi/Orientasi b) Pengolahan makanan oleh kader posyandu/tim penggerak PKK/ perwakilan ibu balita didampingi oleh
3. Kampanye Lokal Terkait petugas gizi
Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat 3) Kampanye Lokal Terkait Percepatan Perbaikan Gizi Masyarakat
4. Pemantauan Tumbuh a) Penyediaan media cetak, media luar ruang non elektronik dan media sosial/media online dalam rangka
Kembang Balita penurunan stunting (misal: isi piringku, gizi seimbang, pemberian tablet tambah darah, dll)
b) Kegiatan promosi/kampanye terkait perbaikan gizi masyarakat

4) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita


22
Pertemuan koordinasi lintas program/lintas sector dalam penguatan pemantauan tumbuh kembang balita
5) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi
BOK KAB/KOTA (5)
a) Pendampingan keberlanjutan stop buang air besar sembarangan (SBS) pendampingan intervensi
Upaya Percepatan kesehatan lingkungan

Perbaikan Gizi Masyarakat b) Pertemuan koordinasi percepatan SBS dan 5 pilar STBM
c) Pertemuan advokasi dalam peningkatan kualitas air minum aman
d) Peningkatan jejaring laboratorium dalam penguatan kalibrasi alat deteksi cepat uji kualitas air minum
5. Pemeriksaan dan
e) Pertemuan sosialisasi rencana pengamanan air minum (RPAM) dan penguatan uji internal
Pengawasan Kualitas Air
dan Sanitasi f) Pendampingan surveilans kualitas air minum

6. Peningkatan Kapasitas 6) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan, Pengelola Program, Lintas Sektor dalam upaya Percepatan
Tenaga Kesehatan, Perbaikan Gizi Masyarakat
Pengelola Program, Lintas a) Pelatihan konseling pemberian makan bayi dan anak (PMBA) bagi kabupaten/kota
Sektor dalam percepatan b) Orientasi penilaian tumbuh kembang anak bagi lintas sektor
perbaikan gizi masyarakat
c) Orientasi bagi petugas kabupaten/kota dalam penerapan strategi komunikasi perubahan perilaku dan
komunikasi antar pribadi
d) Peningkatan kapasitas petugas terkait penyehatan air dan sanitasi dasar
e) Peningkatan kapasitas petugas terkait sanitasi total berbasis masyarakat
f) Orientasi pemanfaatan/penggunaan buku KIA/KMS

23
BOK KAB/KOTA (6) 1) Penggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
Pertemuan koordinasi, advokasi, dan pendampingan dalam rangka penerapan GERMAS di semua tatanan
Upaya Gerakan (sekolah/UKS, ibadah, kantor pemerintahan/non pemerintahan, organisasi profesi, ormas, forum pemuda) di
Masyarakat Hidup Sehat lingkup kabupaten/kota
(Germas) 2) Pelaksanaan GERMAS, Aktifitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di
tingkat Kabupaten/Kota
1. Penggerakkan Gerakan
Kegiatan pelaksanaan GERMAS tingkat Kabupaten/Kota:
Masyarakat Hidup Sehat
a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan kebugaran jasmani, pengukuran Tinggi Badan dan Berat
2. Pelaksanaan GERMAS, Badan, Pengukuran obesitas);
Masyarakat, Aktifitas Fisik,
b) Aktifikas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia, senam kelompok komorbid, dll); dan
Pemeriksaan Kesehatan
Berkala, dan Edukasi Gizi c) Edukasi gizi seimbang (makan buah dan sayur) di semua tatanan (sekolah/UKS, ibadah, kantor
pemerintahan/non pemerintahan, melibatkan organisasi profesi, organisasi masyarakat, forum pemuda,
Seimbang di tingkat
serta mendukung peningkatan peran Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat/UKBM (Posbindu, Posyandu
Kabupaten/Kota Lansia, Posyandu Remaja, Dasa Wisma, Karang Taruna, Pos UKK, dll).
3. Kampanye Lokal Dalam
3) Kampanye Lokal Dalam Mendukung Pelaksanaan Germas
Mendukung Pelaksanaan
Germas a) Penyediaan media cetak, media luar ruang non-elektronik dan media sosial/media online dalam rangka
pelaksanaan GERMAS
4. Upaya Kesehatan Olahraga b) Kegiatan promosi/kampanye terkait pelaksanaan GERMAS
4) Upaya Kesehatan Olahraga
a) Sosialiasi dan advokasi pengukuran kebugaran jasmani melalui aplikasi sistem informasi pengukuran kebugaran (SIPGAR) tingkat kabupaten/kota
b) Koordinasi dengan lintas sektor terkait tingkat kabupaten/kota 24
c) Pengukuran kebugaran jasmani pada kelompok masyarakat tertentu (calon jemaah haji, kelompok olahraga masyarakat dan kelompok pekerja)
Orientasi Penggunaan Panduan Praktis Untuk Caregiver Informal Pada Perawatan Jangka Panjang Bagi
BOK KAB/KOTA (7)
Lansia
Upaya Kesehatan Lansia 1) Pengendalian Dampak Merkuri
a) Sosialisasi dan advokasi dampak pajanan merkuri dari kegiatan pertambangan emas skala kecil (PESK)
Orientasi Penggunaan Panduan
Praktis Untuk Caregiver Informal b) Pertemuan koordinasi dengan sektor terkait dan dengan Puskesmas dalam pengendalian dampak pajanan
merkuri dari kegiatan PESK
Pada Perawatan Jangka Panjang
Bagi Lansia c) Pendampingan kepada Puskesmas dalam pengendalian dampak pajanan merkuri dari kegiatan PESK,
dengan melaksanakan pertemuan rutin
d) Pendampingan teknis penghapusan alkes bermerkuri (penggantian alkes bermerkuri, pewadahan,
BOK KAB/KOTA (7) penyimpanan, penghapusan asset, pelaporan, persiapan penarikan alkes)
e) Pertemuan sosialisasi dalam rangka percepatan penghapusan alkes bermerkuri
Upaya Penyehatan
f) Pertemuan koordinasi jejaring dengan lintas sektor dan penyusunan mekanisme penarikan alkes
Lingkungan
bermerkuri ke depo storage dengan melaksanakan pertemuan rutin

1. Pengendalian Dampak 2) Pengelolaan Limbah Medis


Merkuri a) Pembiayaan transportasi dan jasa untuk pemusnahan limbah medis kepada rumah sakit atau institusi
pemerintah pemusnah limbah medis, pengolah limbah medis dan transporter limbah medis berizin.
2. Pengelolaan Limbah Medis
b) Pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor pengelolaan limbah isolasi mandiri dan isolasi
terpusat, dengan melibatkan antara lain dinas kesehatan provinsi, kabupaten/kota, dinas lingkungan hidup
provinsi kabupaten/kota, Satgas COVID-19, rumah sakit, puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
c) Pertemuan evaluasi pengelolaan limbah medis/limbah medis COVID-19 di fasilitas pelayanan kesehatan
25
dan limbah isolasi mandiri dan isolasi terpusat.
BOK STUNTING Dana BOK stunting untuk kabupaten/kota lokus digunakan
dalam intervensi percepatan penurunan stunting di daerah
Pengelola Dinas Kesehatan Kab/Kota melalui kegiatan koordinasi, konvergensi dan konsolidasi
Sasaran Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas sebagai berikut:
Lintas Sektor Terkait di Tingkat Kab/Kota, a. Penyusunan regulasi daerah terkait stunting, termasuk
Kecamatan, Kelurahan/ Desa regulasi dan strategi komunikasi perubahan perilaku
pencegahan stunting tingkat Kabupaten/kota.
JENIS PEMBIAYAAN b. Pemetaan dan analisis situasi program stunting.
a. Belanja transportasi lokal c. Pelaksanaan rembuk stunting.
b. Belanja perjalanan dinas dalam dan luar daerah bagi ASN dan d. Pembinaan kader pembangunan manusia terkait seribu
non ASN sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan hari pertama kehidupan, pemantauan pertumbuhan dan
keuangan daerah perkembangan bayi dan balita, optimalisasi dana desa
c. Belanja kegiatan pertemuan/ rapat di dalam/di luar kantor di untuk intervensi stunting termasuk peningkatan kapasitas
wilayah kerja Kabupaten/Kota sesuai peraturan perundang- kader dalam Komunikasi Antar Pribadi (KAP) terkait
undangan mengenai keuangan daerah ; stunting; implementasi KAP dan Penggerakan masyarakat.
d. Belanja Penggandaan dan Pencetakan Untuk Mendukung e. Pengukuran dan publikasi stunting.
Pelaksanaan Kegiatan. f. Pencatatan dan pelaporan (termasuk dokumentasi)
e. Belanja Honor Narasumber/Tenaga Ahli Pada Pertemuan/Rapat intervensi dan hasil.
f. Belanja Langganan Aplikasi Pertemuan Daring g. Reviu kinerja tahunan aksi integrasi stunting.
26
JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) (1)
Pengelola Dinas Kesehatan Kab/Kota
Sasaran 1. Seluruh Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir yang memerlukan Tempat Tunggu Kelahiran dan Biaya
Transportasi Rujukan Tanpa Memandang Status Ekonomi, Kepemilihkan Jaminan Kesehatan, Memiliki
KTP/tidak memliki KTP,
2. Ibu hamil dari luar wilayah sesuai dengan koordinasi antar daerah.
3. Diutamakan bagi ibu hamil, Ibu Nifas, dan Bayi Baru Lahir yang mempunyai akses sulit.

KEBIJAKAN UMUM JAMPERSAL


1. Dana Jampersal tidak boleh dimanfaatkan untuk belanja tidak langsung, belanja modal, pembelian obat dan vaksin, bayar
iuran/premi, membangun Tempat Tunggu Kelahiran (TTK) dan membeli furniture TTK
2. Bupati/walikota menetapkan Standar biaya umum (SBU) untuk transpor lokal, sewa mobil dan/atau perjalanan dinas untuk
petugas/kader yang mengantar ibu hamil dari rumah ke TTK dan atau langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan jarak tempuh, kondisi geografis, aksesibilitas;
3. Penyediaan TTK mempertimbangkan SDM di daerah dan kebutuhan lapangan
4. Sasaran: Seluruh ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir yang memerlukan TTK dan biaya transportasi rujukan tanpa memandang
status ekonomi, dan kepemilikan jaminan kesehatan, memiliki KTP, tidak memiliki KTP dan ibu hamil dari luar wilayah sesuai
dengan koordinasi antar daerah; dan diutamakan bagi ibu hamil, ibu nifas dan bayi baru lahir yang mempunyai akses sulit.
27
JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) (2)
1) Rujukan Persalinan dan Neonatal (Biaya Transportasi dan/atau sewa alat transportasi (TTK)
a) Biaya transportasi dan/atau sewa alat transportasi (pergi pulang): Dari rumah ke tempat tunggu kelahiran (TTK), Dari rumah
atau TTK ke fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten, dan antar fasilitas pelayanan kesehatan. Transportasi dan/atau
sewa alat transportasi dapat kendaraan umum, kendaraan dinas, Puskesmas Keliling dan Ambulans maupun kendaraan
pribadi;
b) Biaya transportasi dan/atau sewa alat transportasi (pergi pulang) mobil jenazah jika ibu atau bayi meninggal;
c) Bila perjalanan pergi dan pulang lebih dari 8 (delapan) jam dan atau letak geografis yang ditempuh sulit, Petugas kesehatan
pendamping berhak mendapatkan biaya perjalanan dinas sesuai peraturan yang berlaku
2) Sewa dan Operasional Tempat Tunggu Kelahiran (TTK)
Biaya sewa TTK dengan ketentuan:
a) Sewa rumah termasuk biaya petugas kebersihan, langganan air, listrik dan iuran kebersihan lingkungan berlaku untuk 1 tahun
anggaran.
b) Penginapan/losmen hanya dibayarkan sewa harian pada saat ditempati sesuai dengan kebutuhan
c) Biaya pemeliharaan apabila menggunakan gedung/asrama milik pemerintah atau swasta
Biaya Operasional dengan ketentuan
a) Biaya makan dan minum bagi ibu hamil dan pendamping yang ada di TTK.
28
a) Transportasi bagi tenaga kesehatan saat melakukan pemantauan ke TTK
JAMINAN PERSALINAN (JAMPERSAL) (3)
Kriteria Tempat Tunggu Kelahiran
a) rumah layak dan siap huni lengkap dengan furniture dan alat kebersihan;
b) merupakan milik penduduk atau rumah yang dibangun oleh pemerintah;
c) dapat menggunakan penginapan yang aksesnya dekat dan mudah ke fasilitas pelayanan kesehatan;
d) TTK dapat menggunakan bangunan pemerintah tanpa uang sewa;
e) lokasi diupayakan sedekat mungkin dengan fasilitas pelayanan kesehatan kompeten yang mampu melakukan pertolongan
persalinan dan penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal;
f) setiap kabupaten/kota dapat menggunakan dana Jampersal untuk sewa TTK sesuai kebutuhan di dekat fasilitas kesehatan yang
kompeten yang ditetapkan sebagai rujukan dalam rangka mendekatkan akses ibu hamil/nifas/BBL risiko tinggi dengan komplikasi,
sebelum dan/atau setelah persalinan;
g) jika diperlukan TTK dapat disediakan didekat fasilitas pelayanan kesehatan rujukan di luar wilayah;
1) waktu tempuh TTK ke fasyankes tidak lebih dari 30 menit; dan
2) pada TTK tidak dilakukan pelayanan kesehatan dan tidak ada petugas kesehatan yang berjaga.

29
TATA CARA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES TA 2022
C. BOK PUSKESMAS d. Belanja pembelian bahan kegiatan pemicuan
4. Jenis Pembiayaan (1) STBM
a. Belanja transportasi lokal petugas kesehatan, kader, e. Belanja langganan aplikasi pertemuan daring
pendampingan mahasiswa serta lintas sektor. f. Belanja pencetakan dan penggandaan untuk
b. Belanja perjalanan dinas bagi pegawai puskesmas mendukung pelaksanaan kegiatan
ASN dan non ASN untuk kebutuhan konsultasi ke g. Belanja kegiatan pertemuan/rapat di dalam atau di
dinas kesehatan Kabupaten/Kota maksimal 4 kali luar Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas
dengan maksimal 3 orang per kali perjalanan dalam sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
setahun. mengenai keuangan daerah;
Perjalanan dinas luar daerah tidak diperuntukkan h. Belanja honor tenaga dengan perjanjian kerja
untuk melakukan studi banding, tidak untuk termasuk iuran BPJS kesehatan dan BPJS
melakukan atau menghadiri rapat/pertemuan di luar ketenagakerjaan
wilayah kerja/ kabupaten/kota, tidak untuk konsultasi
ke provinsi. i. Belanja honor narasumber hanya diperuntukkan
bagi lintas sektor dan profesi sesuai ketentuan
c. Belanja perjalanan dinas dalam wilayah kerja peraturan perundang-undangan mengenai
Puskesmas bagi pegawai puskesmas ASN dan non keuangan daerah 30
ASN
TATA CARA PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS NONFISIK BIDKES TA 2022
C. BOK PUSKESMAS
4. Jenis Pembiayaan (2)
j. Belanja jasa/transportasi pengiriman sampel / spesimen
k. Belanja jasa pemeriksaan sampel/specimen
l. Belanja sewa paket langganan internet di Puskesmas (dengan maksimal belanja senilai Rp. 2.000.000 per bulan)
m. Belanja alat pelindung diri (APD) untuk kegiatan surveilans

Dana BOK Puskesmas tidak boleh dimanfaatkan untuk pembiayaan promosi kesehatan di media cetak
(koran, majalah, dan lain-lain) dan elektronik.

Sasaran: Puskesmas

31
1) Surveilans Kesehatan Ibu dan Bayi
BOK PUSKESMAS (1)
a) Orientasi kader dalam pelacakan kematian wanita usia subur
Upaya Penurunan Angka b) Pelaksanaan otopsi verbal kematian maternal neonatal (transportasi)
kematian ibu dan angka c) Pendataan dan pemetaan sasaran ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
kematian bayi d) Pelacakan kasus hipotiroid kongenital
e) Orientasi e-kohort
1. Surveilans Kesehatan Ibu f) Rapat koordinasi validasi dan evaluasi data pemantauan wilayah setempat Kesehatan ibu dan anak (PWS
dan Bayi KIA)
2. Gerakan Perempuan
2) Gerakan Perempuan Pekerja Sehat Produktif (GP2SP)
Pekerja Sehat Produktif
(GP2SP) Fasilitasi dan Pembinaan Kegiatan GP2SP

3. Peningkatan Pelayanan 3) Peningkatan Pelayanan Mutu Layanan Ibu dan Bayi Baru Lahir di Puskesmas dan Rumah Sakit
Mutu Layanan Ibu dan Bayi a) Penyeliaan fasilitatif puskesmas pembantu dan bidan desa
Baru Lahir di Puskesmas b) Pelaksanaan penyeliaan fasilitatif KIA bagi puskesmas dan praktik mandiri bidan (PMB)
dan Rumah Sakit c) Transportasi dan/atau pengiriman sampel Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) dari Fasilitas Kesehatan
4. Peningkatan Tingkat Pertama (FKTP) ke jasa pengiriman sesuai ketentuan peraturan keuangan daerah.
Pemberdayaan Masyarakat 4) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Melalui UKBM Dalam Upaya Penurunan AKI AKB Terintegrasi
Melalui UKBM Dalam Dengan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya Penurunan AKI AKB
Pembinaan Posyandu., Posyandu remaja, Posyandu Lansia, Poskestren, Pos UKK, dan UKBM lainnya
Terintegrasi Dengan Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat 32
5) Pemeriksaan Kesehatan, Pemberian Tablet Tambah Darah, Edukasi Gizi Seimbang, dan Pendidikan
BOK PUSKESMAS (2) Kesehatan Reproduksi Pada Anak Usia Sekolah dan Remaja

Upaya Penurunan Angka a) Pembinaan Penerapan Protokol Kesehatan di satuan Pendidikan


b) Penguatan UKS/M dan TP UKS/M
kematian ibu dan angka
c) Koordinasi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
kematian bayi
d) Pengembangan dan Pelaksanaan Posyandu Remaja
5. Pemeriksaan Kesehatan, e) Pendidikan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja
Pemberian Tablet Tambah f) Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Anak usia sekolah dan Remaja
Darah, Edukasi Gizi g) Pendampingan dan evaluasi Pelaksanaan Pemberian TTD Pada Remaja Putri
Seimbang, dan Pendidikan
h) Pembinaan Kader Kesehatan Remaja
Kesehatan Reproduksi
pada Anak Usia Sekolah 6) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Bagi Calon Pengantin, Pasangan Usia Subur (PUS)
dan Remaja a) Pertemuaan koordinasi dengan kantor urusan agama (KUA)/Lembaga Agama di Puskemas
6. Pelayanan Kesehatan b) Pemberian materi kesehatan pada bimbingan perkawinan atau konseling pranikah di KUA atau lembaga
Reproduksi Bagi Calon agama
Pengantin, Pasangan Usia c) Penyuluhan dan pelayanan KB di Posyandu/Posbindu PTM
Subur (PUS) d) Penguatan jejaring perlindungan korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A)
e) Edukasi pencegahan KtP/A, pencegahan praktik P2GP, pencegahan infertilitas, dan pentingnya
pelayanan kesehatan reproduksi bagi penyandang disabilitas

33
7) Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Terintegrasi Desa Siaga
BOK PUSKESMAS (3)
a) Orientasi P4K bagi bidan, kepala desa/kelurahan, kader, tokoh masyarakat desa, dll
Upaya Penurunan Angka b) Pertemuan Koordinasi penguatan P4K Pembentukan forum peduli KIA dalam mendukung P4K
kematian ibu dan angka c) Transportasi calon pendonor darah untuk mendukung P4K dari dan/ke UTD
kematian bayi 8) Pelaksanaan Kelas Ibu (Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu Balita)
Penyelenggaraan Kelas Ibu Secara Online / Offline
7. Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan 9) Pendampingan Ibu Hamil, Ibu Nifas, dan Bayi (Termasuk Pemantauan Faktor Risiko/ Komplikasi) oleh
Komplikasi (P4K) Kader/Mahasiswa/Fasilitator/Tenaga Lainnya
Terintegrasi Desa Siaga a) Kunjungan rumah bagi ibu hamil, ibu nifas, neonatus dan bayi oleh Kader/Mahasiswa/Fasilitator/Tenaga
8. Pelaksanaan Kelas Ibu lainnya
(Kelas Ibu Hamil, Kelas Ibu b) Kunjungan lapangan untuk pembinaan maupun monev (termasuk Pelayanan Kunjungan Antenatal dan
Balita) Kunjungan Neonatal Lengkap)
9. Pendampingan Ibu hamil,
Ibu Nifas, dan Bayi
(Termasuk Pemantauan
Faktor Risiko/Komplikasi),
oleh Kader/Mahasiswa/
Fasilitator/Tenaga Lainnya

34
1) Surveilans Gizi
BOK PUSKESMAS (4)
a) Pendampingan pemantauan pertumbuhan di posyandu
Upaya Percepatan
b) Pertemuan analisis hasil pemantauan pertumbuhan
Perbaikan Gizi Masyarakat
c) Pertemuan advokasi lintas program/lintas sektor terkait kegiatan pemantauan pertumbuhan
1. Surveilans Gizi d) Peningkatan cakupan pelayanan melalui kunjungan rumah dalam rangka konfirmasi balita risiko gangguan
2. Konvergensi Lintas pertumbuhan maupun status gizi (termasuk balita yang tidak datang timbang)
Program/Lintas Sektor e) Pelacakan dan pendampingan intervensi gizi pada bumil KEK dan balita yang memiliki gangguan
Dalam Upaya Percepatan pertumbuhan/bermasalah status gizinya
Perbaikan Gizi Masyarakat f) Edukasi/penyuluhan kepada masyarakat pentingnya pemantauan pertumbuhan dan peningkatan
ketahanan gizi
g) Kunjungan ke shelter penampungan pada daerah bencana dalam rangka penilaian cepat status gizi
h) Pendataan dan pemutakhiran sasaran program kesehatan terintegrasi dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat

2) Konvergensi Lintas Program/Lintas Sektor Dalam Upaya Percepatan Gizi Masyarakat


Pemberdayaan masyarakat, kader, tokoh masyarakat, tokoh agama dalam upaya percepatan perbaikan gizi
masyarakat di tingkat kecamatan

35
3) Pemantauan Tumbuh Kembang Balita
BOK PUSKESMAS (5) a) Penimbangan dan/atau pemantauan tumbuh kembang balita;
Upaya Percepatan b) Pendampingan pemantauan tumbuh kembang balita;
Perbaikan Gizi Masyarakat c) Pelaksanaan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK) di posyandu, PAUD,
dan/atau TK; dan
d) Pelaksanaan Bulan penimbangan.
3. Pemantauan Tumbuh
4) Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air dan Sanitasi Dasar
Kembang balita
a) Inspeksi kesehatan lingkungan untuk sarana air minum dan sarana sanitasi dasar;
4. Pemeriksaan dan
Pengawasan Kualitas Air b) Pengambilan data sanitasi dan air tingkat rumah tangga;
dan Sanitasi c) Orientasi STBM, PKAM bagi natural leader dan pemangku kepentingan lainnya;
d) Pengambilan sampel dalam rangka surveilans kualitas air minum;
e) Pemeriksaan kualitas air minum (pengambilan sampel dan pengujian sampel); dan
f) Pengawasan eksternal penyelenggaraan air minum aman.

36
1) Penggerakkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
BOK PUSKESMAS (6)
Kegiatan penggerakkan tokoh masyarakat, tokoh agama, kader, fasilitator desa, kelompok masyarakat lainnya
Upaya Gerakan untuk melakukan kegiatan GERMAS.
Masyarakat Hidup Sehat 2) Pelaksanaan GERMAS, Aktifitas Fisik, Pemeriksaan Kesehatan Berkala, dan Edukasi Gizi Seimbang di
(Germas) tingkat Kecamatan/Wilayah Puskesmas
Kegiatan pelaksanaan GERMAS tingkat Kabupaten/Kota:
1. Penggerakkan Gerakan a) Pemeriksaan kesehatan berkala (pemeriksaan kebugaran jasmani, pengukuran tinggi badan dan berat
Masyarakat Hidup Sehat badan, pengukuran obesitas);
2. Pelaksanaan GERMAS, b) Aktifikas fisik (senam rutin, senam hamil, senam lansia, senam kelompok komorbid, dll);
Masyarakat, Aktifitas Fisik, c) Edukasi gizi seimbang (makan buah dan sayur) di semua tatanan (sekolah/UKS, tempat ibadah, kantor
Pemeriksaan Kesehatan pemerintahan/non pemerintahan, melibatkan organisasi profesi, ormas, forum pemuda, serta melalui
Berkala, dan Edukasi Gizi UKBM (Posbindu, Posyandu Lansia, Posyandu Remaja, Dasa Wisma, Karang Taruna, Pos UKK, dll)
Seimbang di tingkat
3) Kampanye Lokal Dalam Mendukung Pelaksanaan Germas
Kecamatan/Wilayah
Puskesmas. Penyebarluasan Informasi Melalui Media Spesifik Lokal / Tradisional

3. Kampanye Lokal Dalam 4) Upaya Kesehatan Olahraga


Mendukung Pelaksanaan a) Pembinaan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat (Kelompok olahraga, ASN tingkat kecamatan,
Germas anak sekolah, dan Jemaah Haji)
4. Upaya Kesehatan Olahraga b) Pengukuran kebugaran jasmani pada kelompok masyarakat (calon Jemaah haji, kelompok olahraga
masyarakat dan kelompok pekerja)
37
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Desa / Kelurahan Prioritas
BOK PUSKESMAS (7)
Pelaksanaan STBM Desa/Kelurahan dialokasikan sebesar Rp. 7.500.000 per desa/kelurahan, dengan rincian
Sanitasi Total Berbasis kegiatan sebagai berikut:
Masyarakat (STBM) Desa / a) Pemicuan 5 pilar STBM
Kelurahan Prioritas b) Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi Perilaku Kesehatan
c) Monitoring paska pemicuan, Pembuatan dan update peta sanitasi serta buku kader
d) Kampanye 5 pilar STBM
e) Kampanye Higiene Sanitasi Sekolah
f) Surveilans Kualitas Air minum
g) Verifikasi desa/kelurahan stop buang air besar sembarangan (SBS)

BOK PUSKESMAS (7) Pelatihan Pendamping Lansia (Caregiver) informal dalam pelaksanaan Perawatan Jangka
Panjang (PJP) bagi lansia oleh Puskesmas
Upaya Kesehatan Lansia

Pelatihan Pendamping Lansia


(Caregiver) informal dalam
pelaksanaan Perawatan Jangka
Panjang (PJP) oleh Puskesmas

38
TERIMA KASIH

39

Anda mungkin juga menyukai