Anda di halaman 1dari 3

Makna Agama Islam Bagi Kehidupan

(2.1. Pengertian Agama Islam hal 68-70)

Zakia Fitri ( 1806148611 )

Fakultas Teknik 07

Judul sumber : 1. Buku Ajar MPK Agama Islam

2. Menjadi Cendekiawan Muslim

Penulis : 1. Drs. Mujilan, M.Ag. dkk.

2. Dr. K. H. Zakky Mubarak, M.A.

Data publikasi : 1. ( Jakarta: Midada Rahma Press, 2018 ) cet.2

2. ( Jakarta: Yayasan Ukhuwah Insaniah, 2018 ) cet.4

Ketika mendengar kata Islam maka sudah pasti dalam pikiran kita bahwa Islam
merupakan agama yang damai, indah, sempurna, dan tauhid. Islam merupakan agama yang
sempurna, dalam Islam sudah jelas mengenai aturan serta larangan yang diatur dalam Al-Qur’an
yang tidak boleh dikurangi maupun ditambahkan oleh siapapun, oleh karena itu Islam memiliki
kitab suci yang murni tanpa adanya campur tangan dari manusia. Tidak hanya itu dalam Qs. Ali
Imran (3) ayat ke 19 telah dijelaskan bahwa agama Islam merupakan satu-satunya agama yang
diridhoi oleh Allah swt. Islam merupakan agama yang mudah, dalam artian ajaran agama Islam
bertujuan untuk kebaikan seluruh umat manusia di bumi ini. Namun sebagai umat Islam yang
beriman kepada Allah swt dan Al-Qur’an akan lebih baik lagi jika kita mengetahui tentang arti
sesungguhnya dari agama Islam itu sendiri supaya kita tidak salah penafsiran, oleh karena itu
dalam uraian singkat ini saya akan memcoba menjelaskan tentang arti dari Agama Islam itu
sendiri.

Secara etimologi, kata Islam berasal dari bahasa Arab yaitu salima-yaslamu-salamatan
wasalaman, yang artinya selamat, damai, patuh, pasrah, menyerahkan diri, rela, puas, menerima,
sejahtera dan tidak cacat. Sedangkan dari ilmu morfologi kata Islam diambil dari aslama-
yuslimu-islaman, yang memiliki makna antara lain dijelaskan dalam Al-Qur’an yaitu ketaatan
( QS.72 Al-Jin : 14 ), menyerahkan diri (QS.2 Al-Baqarah : 112 ), dan tunduk dan patuh ( QS.3
Ali Imran : 85).Secara terminologis Islam adalah agama atau peraturan-peraturan Allah yang
diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia agar mencapai
kebahagian di dunia dan di akhirat.

(85) ‫ْٱل ٰخَ ِس ِرينَ ِمنَ ٱلْ َءا ِخ َر ِة فِى َوهُ َو ِم ْنهُ يُ ْقبَ َل فَلَن ِدينًا ٱإْل ِ ْس ٰلَ ِم َغ ْي َر يَ ْبت َِغ َو َمن‬

“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima
(agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” ( QS. Ali-Imran,
3: 85 )

Nama Islam sebagai agama nabi Muhammad Saw. telah disebutkan oleh kitab-kitab
samawi, jauh sebelum al-Qur’an diturunkan. Seperti firman Allah dalam al-Qur’an surah ai-Hajj,
22: 78 yang memiliki arti sebagai berikut:

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.
(Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang
muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas
dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah
sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah
Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”

Kata agama dalam bahasa Indonesia mempunyai pengertian sama dengan kata al-dien
dalam bahasa Arab dan Semit. Kata dien dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 94 kali dalam
berbagai makna dan konteks, antara lain berarti pembalasan (QS 1:4); undang-undang duniawi
(QS 12:76); agama yang datang dari Allah: Dienullah (QS 3:83), sedang kata Dienulhaq,
maknanya adalah agama yang dibawa Rasulullah Muhammad saw sebagai agama yang benar,
yakni Agama Islam (QS 9:33). Namun kata Dien juga memiliki arti yang berbeda seperti pada
ayat Al-Qur’an yang berbunyi Lakum dienukum wa liya dien. (bagimu agamamu dan bagiku
agamaku) (QS 109:6 dan QS 61:9). Inti Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang
berimplikasi pada kepercayaan kepada aturan Tuhan bagi manusia. Kepercayaan manusia kepada
ajaran agama, khususnya Tuhan, dilandasi oleh:
1. Adanya kepercayaan bahwa diluar kekuatan manusia ada kekuatan yang lebih perkasa
yaitu kekuatan Ghaib. Manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan
kekuatan ghaib tersebut dengan mematuhi perintah-Nya dan larangan-Nya.
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagian hidupnya di
akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan Ghaib tersebut.
3. Adanya respon emosional dari manusia, yang selanjutnnya respon itu mengambil
bentuk perasaan takut atau perasaan cinta.
4. Paham adanya yang kudus dan suci, seperti kitab suci, tempat ibadah, dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa banyak penafsiran mengenai Islam itu sendiri,
banyak tokoh mengeluarkan pendapat serta pandangan yang berbeda mengenai agama Islam,
namun semua perbedaan pendapat serta pandangan tersebut dapat diatasi dengan mengembalikan
semuanya kepada Al-Qur’an sebagai acuan umat Islam dalam kehidupannya, oleh sebab itu
dapat diambil kesimpulan bahwa Agama Islam adalah serangkaian peraturan-peraturan dari
Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia agar
dapat mencapai kebahagian di dunia dan di akhirat.

Anda mungkin juga menyukai