Anda di halaman 1dari 8

Tugas 1

Proses Petrokimia

Zakia Fitri (1806148611)

1. Rumus Kimia dan Struktur dari produk Petrokimia


Berdasarkan pohon petrokimia, berikut bahan baku dan produk-produk petrokimia yang
dibedakan menjadi beberapa jenis :
 Produk dasar

Etilena Propilena Butadiena Benzena


C2H4 C3H6 C4H6 C6H6

Toluena Xilena n-parafin


C7H8 C8H10 CnH2n+2 (n=20-40)
 Produk antara

ammonia methanol urea etanol


NH3 CH3OH CH4N2O C2H5OH

etil klorida cumene propilen oksida butyl alkohol


CH3Cl C9H12 C3H6O C4H9OH

isobutilen nitrobenzena nitrotoluena TPA (Terepthalic Acid)


C4H8 C6H5NO2 C7H6NO2 C6H4(CO2H)2

DMT (Dimethyl terepthalic) kaprolaktam LAB (Linear Alkyl Benzena)


C10H10O4 C6H11NO C12H25C6H4SO3H
 Produk akhir

formaldehid asetilena polietilen polipropilena


C2H4O C2H2 (C2H4)n (C3H6)n

Poli vinil klorida polistirena TNT


(C4H6Cl)n (C8H7)n C7H5(NO2)3

Polyester poliuretan
C14H22O6

2. Informasi terkait kilang minyak dan lapangan gas di Indonesia yang ada sampai saat
ini.
 Kilang minyak yang ada di Indonesia yaitu diantaranya kilang minyak Cilacap, Balongan,
Dumai, Musi, Balikpapan, dll.
- Pertamina Unit Pengolahan I Pangkalan Brandan, Sumatra Utara (Kapasitas 5 ribu
barel/hari). Kilang minyak pangkalan brandan sudah ditutup sejak awal tahun 2007
- Pertamina Unit Pengolahan II Dumai/Sei Pakning, Riau (Kapasitas Kilang Dumai 127 ribu
barel/hari, Kilang Sungai Pakning 50 ribu barel/hari)
- Pertamina Unit Pengolahan III Plaju, Sumatra Selatan (Kapasitas 145 ribu barel/hari)
- Pertamina Unit Pengolahan IV Cilacap (Kapasitas 548 ribu barel/hari)
- Pertamina Unit Pengolahan V Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 266 ribu
barel/hari)
- Pertamina Unit Pengolahan VI Balongan, Jawa Barat (Kapasitas 125 ribu barel/hari)
Pusdiklat Migas Cepu, Jawa Tengah (Kapasitas 45 ribu barel/hari)
- Pertamina Unit Pengolahan VII Sorong, Irian Jaya Barat (Kapasitas 10 ribu barel/hari)
 Sumur gas yang ada ialah diantaranya :
- Lapangan gas Arun (LNG, pupuk urea, dan ammonia)
- Lapangan Gas Badak/ Bontang (LPG, pupuk urea, ammonia, dan LNG)
- Lapangan lainnya, seperti Lapangan Gas Natuna
- Tangguh, Irian Jaya

Selain lapangan gas diatas, berikut produksi gas berdasarkan data satuan kerja khusus pelaksanaan
kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (SKK Migas).

- BP Berau LTD dengan realisasi produksi sebesar 1.309 dengan realisasi salur gas 1.050
mmscfd per maret 2020.
- Conocophillips (Grissik) LTD merealisasikan produksi sebesar 1.019 mmscfd gas bumi
sepanjang Kuartal I/2020 dengan realisasi salur gas sebesar 828 mmscfd.
- PT Pertamina EP, merealisasikan 957 mmscfd dengan realisai salur gas sepanjang tahuun
berjalan sebesar 752 mmscfd.
- Pertamina Hulu Mahakam dengan produksi 658 mmscfd dan realisasi salur gas 610
mmscfd sepanjang kuartal I/2020
- Eni Muara Bakau dengan realisasi produksi per maret 2020 sebesar 554 mmscfd dan
dengan realisasi salur gas sebesar 542 mmscfd.
- JOB PTM-Medco Tomori LTD dengan produksi gas sebesar 337 mmscfd dengan realisasi
salur gas 332 mmscfd sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020
- Oil Premier Oil Indonesia dengan realisai produksi sebesar 251 mmscfd dengan salur gas
239 mmscfd sepanjang januari-maret 2020.
- Petrochina Internasional Jabung LTD, Medco E&P Natuna, dan Kangean Energi
Indonesia dengan produksi masing-masing 270 mmscfd, 198 mmscfd, dan 196 mmscfd.

Lapangan-lapangan gas terbesar di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Blok Sakakemang, Sumatra Selatan.


Estimasi setidaknya 2 triliun kaki kubik (trilliun cubic feet/TCF) dari sumber daya yang
dapat diproduksi.
2. Lapangan Abadi, Blok Masela
Estimasi produksi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) 9,5 juta ton per tahun dan gas
150 mmscfd.
3. Proyek Ultra Laut Dalam/Indonesia Deepwater Development (IDD)
Estimasi produksi proyek ini sebesar 1.120 juta kaki kubik per hari (million standard cubic
feet per day/mmscfd) untuk gas dan 40.000 barel per hari (bph) untuk minyak.
4. Train 3-Kilang Tangguh
Proyek Train-3 Kilang Tangguh ini diperkirakan mampu menghasilkan gas sebesar 700
mmscfd.
5. Jambaran Tiung Biru
Proyek Jambaran-Tiung Biru diperkirakan akan menghasilkan gas sebesar 190 mmscfd.
6. Blok Corridor
Berdasarkan data SKK Migas, selama Semester I 2018 produksi siap jual (lifting) gas bumi
ConocoPhilips di Blok Corridor mencapai 841 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dari target
810 mmscfd.
7. Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau
Blok Muara Bakau terletak di lepas pantai cekungan Kutai sekitar 70 km dari garis pantai
Kalimantan Timur. Lapangan Jangkrik sudah beroperasi sejak Mei 2017 dan produksi 682
juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
3. Resume hasil pembelajaran
Industri Petrokimia : industri yang memproduksi bahan-bahan kimia yang berasal dari minyak
bumi dan gas alam. Terdapat dua kelompok besar industri petrokimia, yaitu ;
- Industri hulu : produknya masih berupa bahan dasar atau setengah jadi
- Industri hilir : produknya berupa barang jadi
Empat jenis Produk petrokimia yaitu :

- Produk dasar : gas CO dan H2 sintetik, etilena, propilena, butadiene, benzene, toluene,
xilena dan n-parafin.
- Produk antara : produk intermedit yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk
petrokimia. Contohnya, urea yang digunakan dalam pembuatan triplek, dimana serbuk
kayu yang ditambahkan perekat yaitu adesit yang bahan bakunya urea.
- Produk akhir : produk petrokimia yang dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk
jadi yang digunakan sehari-hari. Selain itu, produk akhir juga dapat langsung digunakan
atau diaplikasikan secara langsung. Contohnya carbon black, yang digunakan pada
fotocopy dan formaldehida yang bisa digunakan sebagai pengawet.
- Produk jadi : barang-barang yang banyak digunakan sehari-hari di rumah tangga.

Tiga jalur utama dalam pembuatan produk petrokimia :

1. Jalur pertama (gas sintetik, ammonia dan carbon black), meliputi proses pembuatan
ammonia dengan gas sintetik, pembuatan metanol dengan steam reforming, dan
pembuatan carbon black menggunakan thermal process.
2. Jalur kedua (jalur olefin). Jalur olefin menghasilkan etilena, propilena, dan butilena yang
merupakan produk dasar dari cracking bahan baku nafta.
3. Jalur aromatic, menghasilkan Benzena, Toluena dan Xilena (BTX) sebagai hasil utama,
serta sikloheksana (CHX) sebagai produk samping.

Produk petrokimia banyak dimanfaatkan dalam industri seperti industri pupuk dan peptisida,
industri serat sintetik, industri bahan plastic, industri resin adhesive, industri bahan baku cat,
industri deterjen, elastomer dan industri kimia khusus.

Pada pohon petrokimia, dapat dilihat bahwa terdapat 2 cara untuk mendapatkan produk dari
bahan baku yaitu proses ekstraksi untuk bahan baku yang merupakan gas dan proses
penyulingan untuk bahan baku kategori minyak. Dalam pohon petrokimia, dapat dilihat apa
saja yang merupakan bahan baku, produk dasar, antara, akhir maupun contoh barang jadi yang
dihasilkan.

Bahan baku petrokimia dapat berasal dari kilang minyak maupun dari lapangan gas atau sumur
gas. Bahan baku yang berasal dari kilang minyak yaitu fuel gas, gas propane dan butane,
mogas, nafta, kerosin atau minyak tanah, gas oil, fuel oil, short residua tau waxy residu.
Sedangkan bahan baku yang berasal dari lapangan gas bumi yaitu metana, etana, propane,
butane, kondensat.

Beberapa cara digunakan untuk mendapatkan bahan baku industri petrokimia yaitu :

- Pengeboran gas di lapangan


- Cracking
- Absorpsi
- Ekstraksi
- Catalytic reforming
- Proses distilasi
- Distilasi atmosferik

Sejarah produksi ammonia dan penggunaannya, tidak lepas dari ketersedian nitrogen yang
melimpah di alam. Nitrogen bebas yang ada tidak dapat dimanfaatkan secara langsung oleh
tumbuhan, sehingga nitrogen yang ada di alam perlu dikonversi untuk membentuk senyawa,
proses ini dikenal dengan fiksasi nitrogen. Proses pembentukan senyawa nitrogen dapat
dilakukan dengan mereaksikan nitrogen dengan oksigen pada suhu tinggi dan dengan rute
cyanamide, yaitu fiksasi nitrogen dengan kalsium karbida untuk membentuk kalsium
cyanamide yang kemudian dihidrolisis dengan air membentuk ammonia. Selain tiu, proses
lain juga dikembangkan oleh Bucher dengan metode campuran abu soda, kokas dan besi pada
suhu tinggi dan direaksikan dengan nitrogen.

Selain dari proses sebelumnya, teknologi modern telah dikembangkan. Proses produksi
ammonia dibagi dalam 3 tahap :

- Generasi sintesis gas


Steam Reforming : pada steam reforming reaktan atau inputan dari proses adalah metana,
steam, udara dan bahan bakar. Metana dan steam direaksikan dengan katalis nikel pada
proses reformer primer dan menghasilkan gas hydrogen, karbon monoksida, karbon
dioksida, dan masih ada sisa metana dan steam. Gas yang dihasilkan kemudian diproses
kembali dalam reformer sekunder yang berisis katalis nikel. Gas hasil proses reformer
sekunder kemudian didinginkan dan dimasukkan ke converter karbon monoksida yang
kemudian direaksikan dengan steam pada katalis besi oksida untuk membentuk gas
hydrogen dan karbon dioksida.
- Pemurnian gas
Gas yang dihasilkan pada steam reformer atau syngass generation yaitu gas hydrogen dan
karbon dioksida perlu dilakukan permunian kembali untuk menghilangkan kandungan
karbon dioksida nya dengan cara mengabsorbsikan gas (campuran hydrogen dan karbon
dioksida) di dalam absorber dengan menggunakan pelarut yang jenih CO2. Setelah itu,
gas dimasukkan ke metanator untuk menghilangkan sisa karbon dioksida. Dalam proses
metanator, karbon dioksida sisa akan bereaksi (mengikat) H pada katalis nikel dan
membentuk CH4 dan air. Gas karbon dioksida dihilangkan karena merupakan racun bagi
katalis yang akan digunakan pada sintesis ammonia.
- Sintesis ammonia
Gas hydrogen yang dihasilkan dari proses sebelumnya dan gas hydrogen dikompres dan
dicampur dengan aliran gas recycle dari converter. Campuran gas didinginkan dan
dikondensasi sehingga produk ammonia dapat dipisahkan dari campuran gas. Campuran
gas dipanaskan kemudian dimasukkan ke dalam converter. Gas hydrogen dan nitrogen
bereaksi dipermukaan katalis besi pada suhu dan tekanan yang tinggi.

Bahan baku dalam produksi ammonia adalah gas alam dan nafta meskipun masih terdapat
beberapa industri yang menggunakan minyak mentah atau batubara dalam memproduksi
ammonia. Penggunaan gas alam sebagai bahan baku produksi ammonia digunakan karena gas
alam yang ketersediannya melimpah di alam dan juga mengandung impuritas berupa karbon
dioksida ataupun hydrogen sulfide yang mana dapat dihilangkan dengan operasi scrubbing
sederhana. Selain gas alam, nafta yang digunakan sebagai bahan baku pada industri ammonia
umumnya berasal dari fraksi distilasi minyak dan umumnya mengandung sulfur, sehingga
perlu di desulfurisasi sebelum dilakukan proses selanjutnya. Bahan baku lain yang digunakan
untuk produksi ammonia adalah gasifikasi arang, gasifikasi batubara, elektrolisis air,
byproduct hydrogen dari produksi klorin, kayu dan biomassa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai