Anda di halaman 1dari 9

Energi merupakan salah satu hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Energi
berfungsi sebagai zat tenaga untuk metabolisme, pertumbuhan, pengaturan suhu dan kegiatan
fisik. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk glikogen sebagai cadangan energi jangka
pendek dan dalam bentuk lemak sebagai cadangan jangka panjang (IOM, 2002).
Pangan sumber energi adalah pangan sumber lemak, karbohidrat dan protein. Pangan
sumber energi yang kaya lemak antara lain lemak/gajih dan minyak, buah berlemak (alpokat),
biji berminyak (biji wijen, bunga matahari dan kemiri), santan, coklat, kacang-kacangan
dengan kadar air rendah (kacang tanah dan kacang kedele), dan aneka pangan produk
turunnanya. Pangan sumber energi yang kaya karbohidrat antara lain beras, jagung, oat,
serealia lainnya, umbi-umbian, tepung, gula, madu, buah dengan kadar air rendah (pisang,
kurma dan lain lain) dan aneka produk turunannya. Pangan sumber energi yang kaya protein
antara lain daging, ikan, telur, susu dan aneka produk turunannya.

Faktor yang Mempengaruhi dan Dasar Penetapan Energi

Berbagai faktor yang mempengaruhi kecukupan energi adalah berat badan, tinggi
badan, pertumbuhan dan perkembangan (usia), jenis kelamin, energi cadangan bagi anak dan
remaja, serta thermic effect of food (TEF). TEF adalah peningkatan pengeluaran energi
karena asupan pangan yang nilainya 5-10% dari Total Energy Expenditure (TEE) (Mahan &
Escoot-stump 2008). Angka 5 % digunakan bagi anak-anak yang tekstur makanannya lembut
dan minum ASI/susu (umur <3 th) ; dan 10% pada usia selanjutnya.

Perhitungan kecukupan energi yang terkini didasarkan model persamaan IOM (2005)
dari meta analisis tim pakar Institute of Medicine (IOM 2002). Model ini diperoleh dari data
enersi basal (EB) yang diukur dengan metode doubly labeled water yang lebih valid
dibanding model sebelumnya. Kecukupan energi pada anak berbeda dengan kelompok usia
lainnya. Rumus perhitungan kecukupan energi pada anak usia 0-8 tahun disajikan pada Tabel
1, untuk remaja pada Tabel 2, untuk dewasa (Laki laki dan Perempuan serta Perempuan
hamil) pada Tabel 3, dan untuk lansia pada Tabel 4. Kecukupan energi sejak usia empat tahun
dikoreksi dengan faktor kategori aktifitas (PA). Pada kelompok usia lanjut (Lansia) hasil
perhitungan AKE dari persamaan Henry (2005) perlu dikoreksi karena jumlah subyek yang
kecil dan overestimasi berdasarkan hasil kajian Krems C et al (2005), yaitu overestimasi 9 %
pada lansia laki-laki dan 11% pada lansia perempuan mulai usia 65 tahun. Pada lansia juga
dilakukan koreksi penurunan kebutuhan energi dengan bertambahnya umur yaitu 5% pada
usia 50-64 tahun, 7.5 % pada usia 65-79 tahun, dan 10% pada usia >=80 tahun sebagai akibat
penurunan jumlah sel-sel otot, beragam kompleks penurunan fungsi organ.

Nilai PA pada anak sebelum usia sekolah (umur <3 th) dan pada usia lanjut (>=80
tahun) diasumsikan sangat ringan; sedangkan nilai PA pada usia lainnya diasumsikan pada
kategori ringan, yang sejalan dengan hasil Riskesdas (2007) bahwa sebagain besar penduduk
remaja dan dewasa Indonesia melakukan aktifitas fisik pada kategori ringan. Artinya bagi
anak usia sekolah, remaja dan dewasa yang memilki aktifitas aktif dan sangat aktif akan
membutuhkan energi lebih banyak lagi.
Tabel 1 Model persamaan estimasi kecukupan energi anak 0-9 tahun
Kecukupan
Model persamaan
Energi (Kal)
Anak 0-2 tahun TEE + 0.05TEE
0-3 bulan
TEE = [89 x BB (kg) – 100] + 175 Kal
4-6 bulan
TEE = [89 x BB (kg) – 100] + 56 Kal
7-12 bulan
TEE = [89 x BB (kg) – 100] + 22 Kal
13-35 bulan
TEE = [89 x BB (kg) – 100] + 20 Kal
Anak Laki laki 3-9 tahun TEE + 0.1TEE
TEE = [88.5 – (61.9xU) + PA x (26.7xBB+903xTB)] + 20 Kal
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.26 (aktif)
PA = 1.13 (ringan) PA = 1.42 (sangat aktif)

Anak Perempuan 3-9 tahun TEE + 0.1TEE


TEE = [135.3 – (30.8xU) + PA x (10xBB+934xTB)] + 20 Kal
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.31 (aktif)
PA = 1.16 (ringan) PA = 1.56 (sangat aktif)

Sumber : IOM (2005)


Keterangan :
U = umur (tahun), BB = berat badan (kg), TB = tinggi badan (m)
TEE = Total Energy Expenditure - total pengeluaran energi, (Kal)
PA = koefisien aktivitas fisik

Tabel 2 Model Persamaan estimasi kecukupan energi remaja 10-18 tahun


Kecukupan
Model persamaan
Energi (Kal)
Laki laki 10-18 tahun dengan status gizi normal TEE + 0.1TEE
TEE = [88.5 – (61.9xU) + PA x (26.7xBB+ 903xTB)]+ 25 Kal
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.13 (ringan)
PA = 1.26 (aktif)
PA = 1.42 (sangat aktif)
Perempuan 10-18 tahun dengan status gizi normal TEE + 0.1TEE
TEE = [135.3 – (30.8xU) + PA x (10xBB + 934xTB)]+ 25 Kal
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.31 (aktif)
PA = 1.16 (ringan) PA = 1.56 (sangat aktif)

Sumber : IOM (2005)


Keterangan :
U = Umur (tahun), BB = Berat badan (kg), TB = Tinggi badan (m)
TEE = Total Energy Expenditure - total pengeluaran energi, (Kal)
PA = koefisien aktivitas fisik
Tabel 3 Model persamaan estimasi kecukupan energi dewasa 19-64 tahun

Kecukupan Energi
Model persamaan
(Kal)
Laki laki 19-55 dengan status gizi normal TEE + 0.1TEE
TEE = 662 – (9.53xU) + PA x (15.91xBB+ 539.6xTB)
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.25 (aktif)
PA = 1.11 (ringan) PA = 1.48 (sangat aktif)

Perempuan 19-55 tahun dengan status gizi normal TEE + 0.1TEE


TEE = 354 – (6.91xU) + PA x (9.36xBB+726xTB)
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan) PA = 1.27 (aktif)
PA = 1.12 (ringan) PA = 1.45 (sangat aktif)

Tambahan bagi perempuan hamil (BB normal)


Trimester 1 = + 0 kkal
Trimester 2 = + 340 kkal
Trimester 3 = + 450 kkal
Tambahan bagi perempuan menyusui
6 bulan pertama = 500 kkal - 170 kkal
6 bulan kedua = 400 kkal – 0 kkal
Sumber : IOM (2005)
Keterangan :
U = Umur (tahun), BB = Berat badan (kg), TB = Tinggi badan (m)
TEE = Total Energy Expenditure - total pengeluaran energi, (Kal)
PA = koefisien aktivitas fisik

Tabel 4 Rumus perhitungan kecukupan energi usia lanjut >=65 tahun


Model persamaan Kecukupan Energi (Kal)
Laki laki usia lanjut (EB x PA)+(0.1xTEE)
EB = (11.4xBB) + (541xTB) – 256
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.11 (ringan)
PA = 1.25 (aktif)
Perempuan usia lanjut (EB x PA)+(0.1xTEE)
EB = (8.52xBB) + (421xTB) +10.7
Keterangan :
PA = 1.0 (sangat ringan)
PA = 1.12 (ringan)
PA = 1.27 (aktif)
Sumber : Henry (2005)
Keterangan :
EB = Energi Basal
PA = Koefisien aktivitas fisik

Berikut disajikan hasil perhitungan (estimasi) angka kecukupan energi perorang


perhari menurut kelompok umur dan jenis kelamin. Bila dibandingkan AKE 2012 ini dengan
AKE 2004 terdapat peningkatan AKE pada kelompok anak balita dan usia muda produktif
(10-49 tahun) dan penurunan kecukupan energi pada kelompok usia lansia (>=65 tahun). Dua
faktor utama penyebabnya adalah BB dan TB median normal penduduk Indonesia saat ini
yang lebih baik dibanding decade lalu dan model persamaan estimasinya (Tabel 5)

Tabel 5. Angka Kecukupan Energi (AKE) 2012 dan dibanding AKE 2004
Hasil
Berat Tinggi
Umur Analisis AKE2012 AKE2004
badan(kg) badan(cm)
AKE2012
Anak
0-5 bl 6 61 - 550 550
6-11 bl 9 71 723 725 650
1-3 th 13 91 1130 1125 1000
4-6 th 19 112 1614 1600 1550
7-9 th 27 130 1865 1850 1800
Laki-laki
10-12 th 34 142 2096 2100 2050
13-15 th 46 158 2469 2475 2400
16-18 th 56 165 2675 2675 2600
19-29 th 60 168 2739 2725 2550
30-49 th 62 168 2620 2625 2350
50-64 th 62 168 2331 2325 2250
65-79 th 60 168 1890 1900 2050
80+ th 58 168 1530 1525 2050
Perempuan
10-12 th 36 145 1988 2000 2050
13-15 th 46 155 2133 2125 2350
16-18 th 50 158 2119 2125 2200
19-29 th 54 159 2268 2250 1900
30-49 th 55 159 2166 2150 1800
50-64 th 55 159 1920 1900 1750
65-79 th 54 159 1560 1550 1600
80+ th 53 159 1421 1425 1600
Hamil (+an)
Trimester 1 0 180 180
Trimester 2 340 300 300
Trimester 3 450 300 300
Menyusui (+an)
6 bl pertama 330 330 500
6 bl kedua 400 400 550
Khusus AKE lansia disebabkan oleh penajaman kelompok umur, dan koreksi hasil
model persamaan regresi yang digunakan yang menurut Krems C (2005) overestimate.
Juga koreksi aktifitas fisik yang diasumsikan sedentary atau sangat ringan pada lansia
di atas usia 80 tahun. Sementara pada kelompok usia lainnya (selain lansia >=80 tahun
dan anak <9 tahun) diasumsikan kegiatan fisik ringan, sejalan dengan temuan Riskesdas
2007 bahwa lebih dari 90% penduduk Indonesia berada pada kategori aktifitas fisik
ringan.
Kecukupan gizi anak usia<6 bulan, yang seharusnya diberi ASI ekslusif, lebih
baik dibulatkan ke atas untuk mencapai rata-rata jumlah asupan energi perhari dari ASI
selama pemberian ASI ekslusif dan dikoreksi dengan faktor konversi energi dari
makanan ibu menyusui menjadi energi dalam ASI, yaitu 1.1 (FAO/WHO, 1985).
Penelitian yang dilakukan Nasoetion A (2003) di Bogor menunjukkan jumlah asupan
volume ASI bagi bayi yang diberikan ASI ekslusif dengan metode penimbangan dan
kohort sekitar 750ml/hari, sejalan dengan temuan studi di manca negara berkisar natara
650 sampai 850 ml/hari.
Tambahan kecukupan energi pada trimester pertama kehamilan tidak
diperlukan bila bumil sehat dengan berat badan normal pada saat memulia kehamilan.
Asumsi ini tampaknya lemah karena persentase KEK wanita usia subur dan ibu hamil
trimester pertama di Indonesia sekitar 20-35 %, karena itu lebih baik tambahan
kecukupan energi disebar pada ketiga semester dengan tambahan secara bertahap sejak
awal kehamilan. Tambahan kecukupan energi bagi ibu menyusui.
KEBUTUHAN ENERGI
   
Kebutuhan energi yang diperlukan setiap orang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari beberapa
factor, antara lain yaitu : umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan serta tingkat aktivitas
sehari-hari
Besarnya energi yang dibutuhkan setiap orang perhari dapat diketahui dengan berbagai cara, hal
yang dapat digunakan untuk menghitung besarnya energi, diantaranya dengan cara :

¨      Membaca tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG)


Cara ini merupakan cara yang paling praktis, yaitu dengan membaca table  AKG atau disebut
RDA (Recommended Dietary Allowance). Dengan cara ini kita dapat mengetahui secara
langsung jumlah kebutuhan energi perhari berdasarkan usia, jenis kelamin, berat dan  tinggi
badan serta tingkat aktivitas.

Cara ini memiliki keterbatasan yaitu  bahwa tabel AKG hanya memuat untuk berat badan
tertentu saja dan hanya dapat digunakan untuk orang sehat pada umumnya.

¨      Perkiraan berdasarkan Basal Metabolic Rate (BMR)


Basal Metabolic Rate (BMR) atau Laju Metabolisme Basal (LMB) adalah energi minimal yang
diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbaring tetapi
tidak tidur dalam suhu ruangan 250 C  (Darwin, 1988). Energi tersebut diperlukan untuk
berbagai fungsi vital tubuh seperti pernapasan, pencernaan, peredaran darah  dan pengaturan
suhu tubuh.
BMR dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain luas permukaan tubuh, umur, jenis kelamin,
cuaca, ras, status gizi, penyakit, hormone terutama hormone tiroksin.
BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori  (Berat
badan  X  24 kalori). Sedangkan jumlah kebutuhan kalori perhari dapat ditentukan berdasarkan
kelipatan BMR berikut ini.
Kebutuhan energi berdasar BMR

Tingkat Jenis Aktivitas Kebutuhan Energi/Hari


Aktivitas (kalori)
Sangat  Ringa Tidur, baring, duduk, menulis, BMR + 30 % BMR
n mengetik
Ringan Menyapu, menjahit, mencuci BMR + 50 % BMR
piring, menghias ruangan
Sedang Mencangkul, menyabit rumput BMR + 75 % BMR
Berat Menggergaji pohon dengan BMR + 100 % BMR
gergaji tangan
Berat Mendaki gunung, menarik beca BMR + 125 % BMR
Sekali
  
Cara ini lebih teliti di banding dengan membaca table RDA, tetapi belum dapat menghitung
kebutuhan energi seseorang secara terperinci
Misalnya seseorang dengan berat badan 50 kg  yang bekerja berat maka kebutuhan kalori per
hari adalah  :
                        BMR = 50 X 24 kalori
                      = 1200 kalori
Maka kebutuhan kalori per hari adalah = 1200 + 100 % (1200) = 2400  kalori

¨      Perhitungan berdasarkan komponen penggunaan energi


Komponen yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan energi  meliputi :
o   Basal Metabolic Rate (BMR)
BMR adalah energi minimal untuk fungsi vital organ tubuh
o   Specific Dynamic Action (SDA)
SDA adalah banyaknya energi yang diperlukan untuk proses metabolisme makanan, rata-rata
sebesar 10 % BMR
o   Aktivitas sehari-hari
Aktivitas sehari hari adalah kegiatan rutin harian
o   Pertumbuhan
Anak-anak sampai dengan usia 18 tahun memerlukan tambahan energi untuk proses
pertumbuhan
Cara Menghitung Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi seseorang dapat diketahui dengan perhitungan sebagai berikut :

Tahap 1 : Tentukan  Status Gizi


Misalnya menggunakan IMT (Indeks Masa Tubuh)
                                      Berat Badan (kg)
                        IMT =  ----------------------
                                     Tinggi Badan (m)2

Selanjutnya hasil penilaian IMT dikonsultasikan dengan tabel berikut :


Status Gizi
Status Gizi Laki-laki Perempuan

Kurus < 20.1 < 18.7


Normal 20.1 – 25.0 18.7 – 23.8
Overweight 25.1 – 30.0 23.9 – 28.6
Obese > 30 > 28.6
Rata-rata 22.0 20.8

Tahap 2 :  Hitung Besarnya BMR


Besarnya BMR selain dapat dihitung dengan mengalikan  berat badan X 24 kalori, juga dapat
menggunakan tabel berikut :

BMR laki-laki

Jenis Berat Energi (Kalori)


Kelamin Badan 10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun
(kg)
Laki-laki 55 1625 1514 1499
60 1713 1589 1556
65 1801 1664 1613
70 1889 1739 1670
75 1977 1814 1727
80 2065 1889 1785
85 2154 1964 1842
90 2242 2039 1889

BMR Perempuan

Jenis Berat Energi (Kalori)


Kelamin Badan 10 – 18 tahun 18 – 30 tahun 30 – 60 tahun
(kg)
Perempua 40 1224 1075 1167
n 45 1291 1149 1207
50 1357 1223 1248
55 1424 1296 1288
60 1491 1370 1329
65 1557 1444 1369
70 1624 1516 1410
75 1691 1592 1450

Tahap 3 :  Hitung SDA


Besarnya SDA yaitu 10 % BMR
  
Tahap 4 :  Hitung Energi Aktivitas Fisik Harian
Energi Akt. Fisik = Faktor Aktivitas Fisik X {BMR + SDA}
Dimana SDA = 10 % BMR

Untuk besarnya factor aktivitas fisik, lihat tabel berikut ini :

 Faktor Aktivitas Fisik


  
   Aktivitas Jenis Aktivitas Laki-laki Perempuan

Istirahat Tidur, baring, duduk 1.2 1.2


Ringan sekali Menulis, mengetik 1.4 1.4
Ringan Menyapu, menjahit, 1.5 1.5
mencuci piring, menghias
ruangan
Ringan- Sekolah, kuliah, kerja 1.7  1.6
sedang kantor

Sedang Mencangkul, menyabit 1.8 1.7


rumput
  Berat Menggergaji pohon dengan 2.1 1.8
gergaji tangan
Berat Sekali Mendaki gunung, menarik 2.3 2.0
beca

Tahap 5 :  Tambahan kalori pertumbuhan


Untuk seseorang yang masih dalam usia pertumbuhan (sampai usia 18 tahun) maka tambahkan
kebutuhan energi sesuai table berikut :

Kebutuhan energi untuk pertumbuhan (kal/hari)


Umur (tahun) Tambahan Energi
10 – 14 2 kkal/kg Berat badan
15 1 kkal/kg Berat badan
16 – 18 0.5 Kkal/kg Berat badan

Untuk mempermudah perhitungan, perhatikan contoh berikut :


Naufal berusia 21 tahun, berat badan 58 kg, tinggi 160 cm, aktivitas sehari-harinya adalah kuliah
termasuk kategori ringan- sedang. Sehingga kebutuhan energi Naufal dapat dihitung melalui
tahapan sebagai berikut :
Tahap 1 :   IMT = BB/TB2
                              58/(1.6)2  =22.6 (normal)

Tahap 2 :   BMR = BB X 24 kalori


                               58  X  24 kalori = 1392 kalori

       Tahap 3 :  SDA = 10 % X BMR


                                     10 % X 1392  = 139.2 kalori
     
       Tahap 4 :  Energi Aktivitas fisik
      Faktor Aktivitas Fisik X {BMR + SDA (10 % BMR)}
                        1.7 X (1392 + 139.2) = 2603 kalori
Jadi total kebutuhan energi  perhari adalah 2603 kalori

Anda mungkin juga menyukai