………………………………………………………………
NPM.
I. JUDUL PERCOBAAN
Gambar 3.2.
Gambar 4.3 Source Code Percobaan 3: Variabel, Tipe Data, dan Operator
Gambar 4.4 Source Code Percobaan 4: Variabel, Tipe Data, dan Operator
V. PEMBAHASAN
5.1 Percobaan 1: Struktur Dasar C++
Percobaan ini menggunakan Code :: Blocks tool versi 20.03 yang diinstal dari
website https://www.codeblocks.org. Kode :: Block adalah salah satu tool yang dapat
digunakan untuk menulis program dengan menggunakan bahasa pemrograman C++.
Selain C++, blok Code :: juga tersedia dalam bahasa
Jika Anda melihat Gambar 5.1.1, Anda dapat melihat bahwa output
dihasilkan setelah menjalankan program pada Eksperimen 4.1 (Gambar 4.1). Output
yang ditampilkan adalah "Halo Okta". Berdasarkan struktur kode sumber
eksperimental 4.1, memenuhi persyaratan untuk menjalankan program yang
menggunakan bahasa C++. Jadi bagaimana jika beberapa baris dihilangkan?
Ketika saya melewatkan baris pertama kode sumber Eksperimen 4.1, saya
mendapatkan kesalahan bahwa tipe data, fungsi, dan nama tidak dideklarasikan
dalam program yang dibuat, dan program tidak dapat dijalankan. Lihat Gambar
Kemudian, saya mencoba itu menghilangkan baris kedua pada source code
percobaan 4.1 dan didapatkan hasil sebagai berikut.
Berdasarkan Gambar 5.1.3, dapat kita lihat bahwa dengan menghapus baris kedua
pada source code percobaan 4.1, kode yang dijalankan mengalami error dimana tipe
data string, fungsi perintah dan variabel nama tidak dideklarasikan pada source code
di
atas. Tetapi, jika ditambahkan std:: pada setiap fungsi perintah yang ada maka
program tersebut tetap dapat dijalankan karena berdasarkan dasar teori yang ada,
penggunaan using namespace std; dan std:: memiliki fungsi yang sama. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada gambar 5.1.4 berikut.
Perintah cout dan cin memiliki fungsi yang berbeda. Perintah cout atau yang
biasa dikenal dengan fungsi statemen pembacaan memiliki fungsi untuk
menampilkan output atau keluaran dari statemen yang dituliskan user pada source
code sedangkan perintah cin memiliki fungsi untuk membaca masukkan atau input di
dalam suatu program. Perintah cin juga biasa disebut dengan fungsi statemen
Pembacaan (Satrio dan Pakpahan, 2019)
Setelah diberi manipulator endl; pada akhir baris 8, output yang dihasilkan berada
pada baris yang berbeda. Oleh karena itu, penggunaan manipulator endl; akan
memindahkan titik penyisipan ke awal baris berikutnya sehingga kalimat “HaloOkta”
dengan “Selamat datang di Universitas Lampung berada pada baris yang berbeda.
Jika dilihat pada gambar 4.3 percobaan 3, source code yang dituliskan dengan
kurang tepat sehingga kode program menjadi sulit untuk dibaca. Meskipun begitu,
kode program ini dapat berjalan dengan baik. Namun, kurang tepatnya peletakkan
komponen pada program menyebabkan program menjadi sulit untuk dipahami oleh
orang lain yang mungkin akan menggunakan kode tersebut. Lalu, bagaimana agar
kode program pada Gambar 4.3 dapat lebih mudah untuk dibaca?
Gambar 5.3.2 merupakan source code yang sama dengan Gambar 4.3. Namun,
peletakkan setiap elemen dalam source code berbeda sehingga tampilannya pun
berbeda. Baris kelima pada Gambar 4.3 seharusnya diletakkan pada baris terpisah.
Selain itu, fungsi perintah cout dan cin sebaiknya diletakkan pada baris terpisah
sehingga source code tersebut akan lebih mudah untuk dibaca oleh orang lain.
Pada Gambar 5.3.3 dapat dilihat bahwa data yang ada dapat direpresentasikan ke
dalam sebuah variable yang akan digunakan dalam program. Penggunaan variable
pun harus jelas dan mewakili data yang akan diinput. Misal, dari data “Cost per
gallon of gasoline” dapat kita ubah ke dalam bentuk variable dengan nama “cost”.
Dengan begitu, variable dalam program akan lebih mudah untuk dibaca.
Berdasarkan Gambar 5.4, dapat dilihat bahwa output yang dihasilkan oleh source
code pada percobaan 4.4 adalah 5, sedangkan jika dihitung menggunakan kalkulator
seharusnya menghasilkan nilai berbentuk desimal yaitu 2.5. Hal ini terjadi karena
pada deklarasi sebelumnya (lih. Gambar 4.4), menggunakan tipe data double dimana
jika ingin menghasilkan nilai decimal, maka harus mengubah angka yang akan
dioperasikan menjadi bentuk desimal juga. Perhatikan contoh berikut.
Gambar 5.4.2 Source Code dan Output
Seperti Gambar 5.4.2, output yang dihasilkan dari source code tersebut yaitu 2.5.
Berbeda dengan source code pada Gambar 4.4 Percobaan 4, bilangan yang
diinputkan haruslah dalam bentuk desimal sehingga output yang dihasilkan juga
berbentuk desimal.
Ada cara lain yang dapat digunakan untuk menghasilkan output decimal pada operasi
matematika dalam source code Gambar 4.4 Percobaan 4 yaitu dengan mengganti tipe
data menjadi float. Dengan menggunakan tipe data float, akan didapatkan hasil
dalam bentuk decimal tanpa harus mengubah bilangan dalam operasi menjadi
decimal. Tetapi, perlu diperhatikan bahwa saat menggunaakn tipe data float, perlu
dideklarasikan kembali tipe data float pada bagian pembilang dalam operasi
matematika (lih. Gambar 5.4.3) baris 7 dimana sebelum angka 5 dideklarasikan
terlebih dahulu tipe data float dan angka 5 diapit dengan tanda kurung [(…)] agar code
yang dijalankan menghasilkan output bernilai desimal.
VI. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Manipulator:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131872515/pendidikan/Bab+II+Keg+Pemb+3+_Opr
ator.pdf
2. Program 2
Gambar 2.1 Source Code Program 2
Berbeda dengan dua fungsi sebelumnya, pada fungsi program 3.1 operasi
matematika yang dilakukan adalah pengurangan terlebih dahulu dan kemudian
operasi perkalian dan pembagian. Hal ini tentu saja menyebabkan program 3.1
memiliki operasi matematika yang berbeda dengan program 1.1 dan 2.1 sehingga
output yang dihasilkan pun berbeda, yaitu 0 ketika y yang diinputkan user bernilai 9.
Begitulah kurang lebih yang dapat saya sampaikan pada laporan praktikum
algoritma dan pemograman, terimakasih atas perhatiannya saya ucapkan, sekian
wassalamualaikum wr,wb. Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam.