Anda di halaman 1dari 12

Materi 9

Fungsi dan Studi Kasus Implementasi Pemrograman Modular

A. Deskripsi Singkat

Pada bab ini akan dijelaskan konsep fungsi dan studi kasus penerapan pemrograman modular.

B. Relevansi

Sebelum mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan telah mengetahui konsep


pemrograman modular.

C. Standar Kompetensi / Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kuliah ini diharapkan dapat menerapkan konsep pemrograman modular untuk
menyelesaikan kasus-kasus yang membutuhkan solusi komputasi.

1
Materi Perkuliahan:

1. Fungsi
1.1. Definisi Fungsi
Fungsi adalah sub-program yang memberikan/mengembalikan (return) sebuah nilai dari
tipe data tertentu. Definisi fungsi dalam suatu program bersesuaian dengan fungsi di
dalam matematika, seperti pada contoh berikut :
1. f(x) = 2x2 + 5x – 8 

2. H(x,y) = 3x – y + xy 

Pada kedua contoh diatas, f dan H adalah nama fungsi, sedangkan x dan y adalah
parameter fungsi yang bersangkutan. Nilai yang diberikan oleh fungsi bergantung pada
masukan parameter, misal :
1. x = 2, maka f(2) = 2.22 + 5.2 – 8 = 10 

2. x = 1, y = 2, maka H(1,2) = 3.1 – 2 + 1.2 = 3 


Nilai 10 dan 3 pada kedua contoh diatas adalah nilai yang diberikan (return value) oleh
masing-masing fungsi f dan fungsi H.
Sebagaimana halnya dengan prosedur, fungsi
dapat diakses dengan memanggil namanya dan juga dapat mengandung daftar parameter
formal. Parameter pada fungsi selalu merupakan parameter masukan, atau dengan kata
lain. Parameter masukan pada fungsi berarti bahwa parameter tersebut merupakan
masukan yang digunakan oleh fungsi tersebut untuk menghasilkan suatu nilai. 


1.2. Pendefinisian Fungsi


Seperti halnya pada prosedur, struktur fungsi sama dengan struktur algoritma, memiliki
bagian header yang berisi nama fungsi (beserta parameter masukan, jika ada) dan
spesifikasi tentang fungsi tersebut, bagian deklarasi, dan badan atau deskripsi fungsi.

2
Notasi algoritmik untuk mendefinisikan fungsi adalah sebagi berikut:

Parameter formal selalu berjenis parameter masukan sehingga deklarasi nama parameter
selalu diawali dengan kata input. Seperti pada prosedur, parameter fungsi pada fungsi
tidak selalu ada.

Semua nama peubah/konstanta yang hanya berlaku di dalam fungsi saja, diumumkan di
bagian deklarasi. Nama yang didefinisikan dalam bagian deklarasi fungsi hanya dikenal
dan berlaku di dalam fungsi yang bersangkutan saja, fungsi lain atau program utama
tidak dapat menggunakannya.

Pernyataan

return eskpresi

di dalam badan fungsi bertujuan untuk dapat mengembalikan nilai yang dihasilkan oleh
fungsi tersebut. Ekspresi dapat berupa konstanta, atau sebuah peubah, atau nilai yang
dihasilkan dalam suatu formula.

3
Studi kasus 1: Inisiasi fungsi menghitung luas segitiga

Pada fungsi diatas, dibuat suatu fungsi yang akan menghitung nilai luas segitiga, tanpa
parameter input. Input berupa “alas” dan “tinggi” dibaca dalam fungsi tersebut. Output
dari fungsi ini adalah nilai “luas” yang dicirikan oleh perintah “return luas”. Karena
output dari fungsi ini bertipe data real, maka pada bagian header fungsi, dituliskan “->
real”.

4
Studi kasus 2: Inisiasi fungsi menghitung luas segitiga, dengan parameter input.

Sama seperti fungsi pada studi kasus 1, fungsi diatas akan memberikan output nilai luas
segitiga. Perbedaan dengan studi kasus 1, pada fungsi diatas, variabel “alas” dan “tinggi”
diperoleh dari parameter input yang dituliskan pada bagian header fungsi. Parameter
input tersebut akan diisikan oleh program utama yang memanggil fungsi tersebut.

1.3. Pemanggilan Fungsi


Fungsi dapat diakses dengan cara memanggil namanya dari program utama, diikuti
dengan daftar parameter aktual (bila ada). Karena fungsi menghasilkan nilai, maka nilai
yang dikembalikan oleh suatu fungsi ditampung di dalam sebuah variabel yang bertipe
data sama dengan tipe data ouput fungsi tersebut. Berikut adalah studi kasus sederhana
untuk memberikan gambaran cara memanggil suatu fungsi dari program utama.

5
Studi kasus 1: Pemanggilan fungsi untuk menghitung dan menampilkan luas n-buah
segitiga (tanpa parameter input).

Program utama diatas, akan menghitung luas dari n-buah segitiga, dengan nilai “n”
diambil dari user melalui perintah “read(n)”. Fungsi yang akan digunakan dalam
program utama, dituliskan dalam bagian deklarasi, berikut dengan tipe data nilai output
fungsi tersebut. Dikarenakan fungsi yang digunakan dalam program utama ini akan
mengembalikan suatu nilai “luas” yang bertipe data real, maka dituliskan perintah untuk
menangkap nilai output dari fungsi tersebut, dengan perintah “luas = NilaiLuasSegitiga”.

6
Studi kasus 2: Pemanggilan fungsi untuk menghitung dan menampilkan luas n-buah
segitiga (dengan parameter input).

Sama seperti pada studi kasus 1, program utama diatas akan menghitung luas dari n-
buah segitiga. Perbedaan dengan studi kasus 1, pada program utama diatas, nilai “alas”
dan “tinggi” diambil oleh program utama untuk kemudian disampaikan sebagai input
pada fungsi “NilaiLuasSegitiga”.

7
2. Studi Kasus Penerapan Prosedur dan Fungsi

Pada bagian ini akan diberikan contoh algoritma penerapan suatu prosedur dan fungsi pada suatu
program utama.

Studi Kasus: Algoritma yang dibuat akan menghitung nilai dan mengkategorikan nilai body
mass index (BMI). Perhitungan nilai BMI dilakukan menggunakan fungsi, dan pengkategorian
BMI dilakukan menggunakan prosedur.

a. Fungsi Perhitungan Nilai BMI

Fungsi diatas akan menghitung nilai body mass index (BMI) dengan input nilai berat
badan yang disimpan pada variabel “bb” dan tinggi badan yang disimpan pada variabel
“tb”. Hasil perhitungan nilai BMI pada bagian deskripsi disimpan pada variabel “bmi”
untuk kemudian menjadi ouput dari fungsi ini dengan perintah “return bmi”.

8
b. Prosedur Pengkategorian BMI

Prosedur diatas berisikan perintah-perintah untuk memberikan kategori berdasarkan nilai


body mass index (BMI). Proses pengkategorian dilakukan menggunakan klausa “IF”.
Kemudian dilakukan penulisan nilai BMI dan kategori ke layar dengan perintah
“write(bmi, kategori).

9
c. Program Utama BMI

Algoritma diatas merupakan program utama yang menggunakan prosedur dan fungsi
yang telah didefinisikan sebelumnya. Perhitungan nilai body mass index (BMI) dilakukan
menggunakan “Function NilaiBMI”. Pengkategorian berikut penulisan nilai dan kategori
BMI dilakukan menggunakan “Procedure KategoriBMI”.

10
3. Penerapan Prosedur dan Fungsi pada VB.NET
Pada bagian ini akan dipaparkan secara singkat, penerapan Prosedur dan Fungsi pada
VB.NET untuk studi kasus serupa dengan contoh pada bagian sebelumnya. Program yang
dibuat merupakan kalkulator body mass index (BMI). Perhitungan nilai BMI dilakukan
menggunakan fungsi. Pengkategorian beserta penulisan nilai dan kategori BMI dilakukan
menggunakan prosedur.

Berikut adalah tampilan dan kode dari program yang dibuat:


a. Tampilan

11
b. Kode program

Public Class Form1

Private Sub Button1_Click(ByVal sender As System.Object, ByVal e As System.EventArgs) Handles Button1.Click


Dim tb, bb, bmi As Single
Dim kategori As String
bb = txtBB.Text
tb = txtTB.Text
bmi = hitungBMI(bb, tb)
tampilkanDiTeks(bmi)
End Sub

Function hitungBMI(ByVal berat_badan As Single, ByVal tinggi_badan As Single) As Single


Dim bmi As Single
tinggi_badan = tinggi_badan / 100
bmi = (berat_badan / (tinggi_badan ^ 2))
Return bmi
End Function

Sub tampilkanDiTeks(ByVal bmi As Single)


Dim kategori As String

If bmi > 25 Then


kategori = "overweight"
ElseIf bmi >= 18 And bmi <= 25 Then
kategori = "normal"
Else
kategori = "begang"
End If

txtHasil.Text = "BMI: " + bmi.ToString + " kategori: " + kategori


End Sub

End Class

Penjelasan lebih lanjut mengenai penerapan fungsi dan prosedur pada VB.NET akan
dipaparkan pada sesi praktikum.

Sumber

Munir, Rinaldi (2011), Algoritma Pemrograman, Bandung, Penerbit Informatika

12

Anda mungkin juga menyukai