Anda di halaman 1dari 36

PENGKONDISIAN SINYAL DIGIT

MENGAPA SINYAL DIGIT ?


* Data/informasi secara (dalam kode/sinyal) digit
dapat mengurangi ketidakpastian
ketidakpastian..
 Informasi secara sinyal analog mengandung
banyak ketidakpastian karena :
- pengaruh luar (noise, efek pembebanan,
drift, dsb)
dsb)..
- cara pembacaan terhadap alat ukur
ukur..

Prak. Sist. Kontrol : Sinyal Digit 1


Mengapa Sinyal Digit ? : (Lanjutan)
 Sinyal digit hanya mengenal dua
keadaan yaitu level tinggi dan level
rendah, jadi tidak terpengaruh oleh
ketidakpastian..
ketidakpastian
* Makin meningkatnya penggunaan kom kom--
puter (controller) digit (di industri)
industri)..

Prak. Sist. Kontrol : Sinyal Digit 2


Apa keunggulan komputer digit ?
* Dapat menangani kontrol proses multi
multi--variabel
dengan mudah
mudah..
* Dapat menghilangkan ketidaklinearan pada
keluaran transducer
transducer..
* Dapat dipilih sistem kontrol yang diinginkan
melalui rumus yang rumit
rumit..
* Dapat mengurangi ruang untuk rangkaian
rangkaian--
rangkaian kontrol
kontrol..

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas Perkembangan 3


Komputer Digit
SEKILAS PERKEMBANGAN KOMPUTER
* ± 5000 tahun yang lalu, alat penghitung dengan
10 batu/biji telah ditemukan di Lembah Efrat
Efrat--
Tigris..
Tigris
* ± 460 tahun SM, alat penghitung dari tanah liat
telah ditemukan di Mesir
Mesir..
• Sesudahnya, sempoa (abacus
(abacus)) dikembangkan di
China, dan soroban di Jepang.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas


Perkembangan Komputer Digit 4
* Abad Pertengahan : Gerbert (seorang yang
mempelajari sistem bilangan Arab) mencoba
membuat sistem alat hitung yang lebih baik
namun tidak sukses (di Eropa)
Eropa)..
• Abad ke-
ke-17 : era penemuan (dimulainya dikenal)
komputer.  Descartes, Pascal, Leibniz dan
Napier adalah pemikir matematika kenamaan.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas


Perkembangan Komputer Digit 5
* Tahun 1614 : John Napier mengembangkan
logaritma. Tahun 1617 : ia juga telah mengem-
mengem-
bangkan susunan mekanik dari batang-
batang-batang
nomor dan dinamakan “tulang Napier” (Napi
(Napi--
er’s bones).
bones).
* Tahun 1615 : Henry Briggs mengembangkan
sistem konversi logaritma ke dasar angka 10
(sepuluh).

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas


Perkembangan Komputer Digit 6
* Tahun 1620 : Edmund Gunter menemukan
“slide rule” tanpa bagian yang bergerak dan
berdasarkan pada logaritma Napier.
* Tahun 1632 : William Oughtred menemukan
skala luncur (sliding scale) dan dinamai
“astolabe” karena digunakan pada bidang
astronomi.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas


Perkembangan Komputer Digit 7
* Tahun 1642 : Blaise Pascal menemukan
kalkulator mekanik berupa roda gigi (toothed
wheels), namun hanya dapat melakukan
penjumlahan dan pengurangan.  Mesin ini
disebut “kalkulator meja” (desk calculator).
* Tahun 1671 – 1694 : Baron von Leibniz
mengembangkan mesin Pascal, dan dinamai
reckoning machine (mesin penghitung).

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas


Perkembangan Komputer Digit 8
* Tahun 1801 : Jacquard menemukan mesin hitung
berdasarkan kartu (punched
punched--card)  merupakan mesin
pertama terprogram digital.
* Tahun 1812 : Charles Babbage menemukan ide mem- mem-
buat mesin penghitung persamaan diferensial. Mesin ini
berdasarkan mekanisme aki (accumulator mechanism).
(Berlangsung hingga tahun 1842). Tahun 1833 : Charles
Babbage mengembangkan idenya tentang “mesin
analitik”  merupakan embrio dari komputer digital.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas


Perkembangan Komputer Digit 9
* Tahun 1850 : Dorr Felt menemukan mesin
penjumlah yang dijalankan oleh kunci (key
(key--
driven adding machine).
machine). Tahun 1886 : ia
mengembangkan mesin praktis.
* Tahun 1885 : William Seward Burroughs me-
me-
nemukan mesin penjumlah yang lain dan
segera dikomersialkan.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas 10


Perkembangan Komputer Digit
* Tahun 1911 : Monroe dan Marchant
menemukan mesin hitung. [Dalam tahun
1920 motor listrik mulai dilibatkan dalam
pembuatan mesin hitung].
* Tahun 1937 : Howard Aiken (pada per- per-
usahaan IBM) mulai mengembangkan
komputer digit otomatis penuh, dan ber-
ber-
langsung hingga 1944.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas 11


Perkembangan Komputer Digit
* Tahun 1942 – 1945 : Universitas Pennsylva-
Pennsylva-
nia mulai mengembangkan komputer digit
elektronik (ENIAC, electronic numerical in-in-
tegrator and calculator).
calculator). Mesin ini dianggap
sebagai komputer digit elektronik yang
pertama.

Prak. Sist. Kontrol : Sekilas 12


Perkembangan Komputer Digit
APA ITU PENGKONDISIAN SINYAL DIGIT ?
Segala hal yang berhubungan dengan usaha
untuk memperoleh suatu sinyal listrik yang sesuai
yang hanya mengenal level tinggi dan level
rendah..
rendah
APA SAJA YANG TERCAKUP DALAM PENG- PENG-
KONDISIAN SINYAL DIGIT ?
- Konversi sinyal analog ke sinyal digital.
- Konversi sinyal digital ke analog.
- Pengumpulan data (data
(data acquisition).
acquisition).
Prak. Sist. Kontrol : Pengkondisian Sinyal Digit 13
APA ITU SINYAL ANALOG ?
Suatu sinyal listrik yang bersifat sinambung/
kontinu (continuous
continuous)) yang bergantung pada waktu,
jadi merupakan time
time--dependent signal
signal..
APA ITU SINYAL DIGIT ?
Suatu sinyal listrik yang bersifat diskrit/tidak
sinambung (discrete
discrete)) pada dua nilai konstan yaitu
level tinggi atau level rendah
rendah..

Prak. Sist. Kontrol : Pengkondisian Sinyal Digit 14


APA IMPLEMENTASI SINYAL DIGIT PADA
SISTEM BILANGAN?
Karena sinyal digit mempunyai dua nilai konstan
yaitu pada level tinggi (mis
(mis.. Bernilai satu) atau
pada level rendah (mis
(mis.. bernilai nol) maka sinyal
digit mengaplikasikan sistem bilangan berbasis
dua (biner, binary number
number)).

Prak. Sist. Kontrol : Pengkondisian Sinyal Digit 15


SISTEM BILANGAN
SISTEM BILANGAN YANG DIKENAL / YANG
SERING DIGUNAKAN :
* Sistem bilangan sepuluh atau sistem desimal
(decimal/denary system).
* Sistem bilangan biner.
* Sistem bilangan oktal.
* Sistem bilangan dozen.
* Sistem bilangan heksadesimal.

Prak. Sist. Kontrol : Sistem Bilangan 16


* Sistem bilangan bikuiner.
* Sistem bilangan desimal terkode biner (BCD,
binary coded decimal) :
- sistem excess-3
- sistem 8-4-2-1
- sistem 2-4-2-1
- sistem 5-4-2-1
- sistem 7-4-2-1

Prak. Sist. Kontrol : Sistem Bilangan 17


ALJABAR BOOLE
PENDAHULUAN
* Augustus de Morgan (1806 – 1871) dan George
Boole (1815 – 1864) : dua orang ahli logika dan
matematika yang dianggap sebagai penyusun
pertama kali mengenai logika formal Aristoteles
ke dalam tehnik logika matematika yang ampuh.
* Tahun 1854 : Boole membuat karya ilmiah ber-
judul : An Investigation of the Laws of Thought
on which Are Founded the Mathematical Theo-
ries of Logic and Probabilities.

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole 18


* Tahun 1904 : E. V. Huntington mempos
mempos--
tulatkan tentang definisi formal mengenai
aljabar Boole.
* Tahun 1910 – 1913 : Alfred North White-
White-
head dan Bertrand Russel mempublik-
mempublik-
asikan buah pikiran mereka dengan judul
“Principia Mathematica”
Mathematica” dalam rangka
mengingat dan menegaskan kembali
tentang buah pikiran Boole.
* Tahun 1928 : Hilbert dan Ackermann
mempublikasikan karangan mereka yang
berjudul “Mathematical
“Mathematical Logic”.
Logic”.

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole 19


• Tahun 1937 : C. E. Shannon menemukan
bahwa aljabar logika (aljabar Boole)
merupakan alat bantu yang tepat dalam
menyelesaikan masalah penghitungan
efek yang dihasilkan dari kombinasi
saklar--saklar atau rele-
saklar rele-rele. Tahun 1938 :
ia mempublikasikan karangannya yang
berjudul “A “A Symbolic Analysis of Relay
Circuits”.  Dikenal
and Switching Circuits”.
sebagai logika penyaklaran (switching
(switching
logic)) atau aljabar penyaklaran (switching
logic (switching
algebra).
algebra ).

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole 20


BEBERAPA PENGERTIAN ALJABAR BOOLE
* Aljabar Boole adalah suatu aljabar (B(B;
•; +; ‘; 0; 1) yang terdiri dari suatu
himpunan B (paling sedikit terdiri dari
elemen 0 dan 1) dengan tiga operasi
yaitu AND, OR dan NOT yang terdefinisi
pada himpunan tersebut sedemikian rupa
sehingga untuk setiap x, y dan z dari B,
maka x • y; x + y, x’, y’ atau y’ ada
dalam B.

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole 21


• Aljabar Boole adalah suatu aljabar yang
terdefinisi dalam B bersama-sama dengan
operator +; • dan ‘; serta memenuhi postulat-
postulat Huntington. [Postulat adalah aksioma
dasar dari struktur aljabarnya yang tidak
memerlukan pembuktian. Postulat dan aksio-
ma tidak membutuhkan pembuktian. Teorema
adalah kebenaran yang membutuhkan pem-
buktian lewat postulat].

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole 22


POSTULAT-POSTULAT HUNTINGTON :
Aljabar Boole adalah bersifat :
1. (a) Tertutup terhadap operator +
(b) Tertutup terhadap operator •
2. (a) Mempunyai unsur identitas terhadap
operator +, yaitu 0.  x + 0 = 0 + x = x
(b) Mempunyai unsur identitas terhadap
operator •, yaitu 1.  x • 1 = 1 • x = x

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole -


Postulat Huntington 23
POSTULAT-POSTULAT HUNTINGTON : (LANJUTAN1)
Aljabar Boole adalah bersifat :
3. (a) Komutatif terhadap operator +  x + y = y + x
(b) Komutatif terhadap operator •  x • y = y • x
4. (a) Distributif dari • pada operator +.
 x • (y + z) = (x • y) + (x • z)
(b) Distributif dari + pada operator •.
 x + (y • z) = (x + y) • (x + z)

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole -


Postulat Huntington 24
Aljabar Boole adalah bersifat :
5. Untuk setiap unsur x Є B, terdapat unsur x’ Є B
(yang mana x’ adalah ingkaran dari x) sedemi-
sedemi-
kian sehingga :
(a) x + x’ = 1
(b) x • x’ = 0
6. Terdapat sekurang-
sekurang-kurangnya dua unsur x, y Є
B sedemikian sehingga x  y.

Prak. Sist. Kontrol : Aljabar Boole -


Postulat Huntington 25
TEOREMA DASAR ALJABAR BOOLE
Aljabar Boole tetap memakai postulat-
postulat-postulat
Huntington, ditambah beberapa teorema :
1. Teorema 1 : (a) x + x = x
(b) x . x = x
2. Teorema 2 : (a) x + 1 = 1
(b) x . 0 = 0
3. Torema 3 : (x’)’ = x
 Disebut juga Hukum Involusi atau Hukum
Ingkaran Rangkap

Prak. Sist. Kontrol : Teorema Dasar


Aljabar Boole 26
4. Torema 4 : (a) x + (y + z) = (x + y) + z
(b) x (y z) = (x y) z
 Disebut juga Hukum Asosiatif
5. Teorema 5 : (a) (x + y)’ = x’ y’
(b) (x y)’ = x’ + y’
 Disebut juga Hukum De Morgan
6. Teorema 6 : (a) x + (x y) = x
(b) x (x + y) = x
 Disebut juga Hukum Serapan

Prak. Sist. Kontrol : Teorema Dasar


Aljabar Boole 27
RANGKAIAN LOGIKA
 Rangkaian logika adalah rangkaian
listrik (elektronik) yang menerapkan
aljabar Boole, atau di dalamnya
diterapkan aljabar Boole.
 Piranti dua-keadaan (two - state
device) adalah piranti yang hanya
memiliki dua keadaan operasinal
stabil (yaitu keadaan on atau off)
yang tidak terjadi bersamaan.

Prak. Sist. Kontrol : Rangkaian


Logika 28
 Piranti dua-keadaan akan mengha-
silkan logika 1 atau logika 0. Con-
tohnya : kombinasi saklar dan lam-
pu, dioda, transistor, magnet, dan
sebagainya.

Prak. Sist. Kontrol : Rangkaian


Logika 29
CONTOH-CONTOH PENGHASIL
LOGIKA 1 DAN 0

Keadaan Operasi
Nama Alat
Logika 1 Logika 0
Rangkaian Tertutup Terbuka
Saklar (Lampu (Lampu padam)
(+ lampu) menyala)
Konduksi Mem-blok
Dioda
(Bias maju) (Bias balik)
Daerah jenuh Daerah titik mati
Transistor
(cut-off)
Kontak Normally Tertutup Terbuka
Open (NO)

Prak. Sist. Kontrol : Rangkaian


Logika 30
Keadaan Operasi
Nama Alat
Logika 1 Logika 0

Magnet Saturasi positif Saturasi negatif

Kertas
berlubang Ada Pulsa Tidak ada pulsa
(punched tape)

Level tegangan Level tinggi Level rendah

31 Prak. Sist. Kontrol : Rangkaian Logika


GERBANG LOGIKA

 Gerbang logika adalah piranti (device)


yang mempunyai satu (atau lebih)
masukan dan satu keluaran.
 Secara matematis :

z = f(x) atau z = f(x,y)


z variabel terikat (sebagai keluaran)
x, y = variabel biner (sebagai masukan)
f = operator (mewakili jenis gerbang)

32 Prak. Sist. Kontrol : Gerbang Logika


* Nama dari gerbang logika disesuaikan
dengan operasi aljabar Boole yang dapat
dijalankannya.
 Gerbang AND, NAND, OR, NOR, NOT
dan XOR.
* Gerbang logika pada umumnya berwujud
IC (integrated circuit).
 Ada IC DTL, RTL, TTL, ECL, MOS,
CMOS, dan sebagainya.

33 Prak. Sist. Kontrol : Gerbang Logika


Simbol-simbol Gerbang Logika :

NOT

Dengan 2-masukan :

AND OR XOR NAND NOR XNOR

Prak. Sist. Kontrol : Gerbang Logika 34


Dengan 3-masukan :

AND OR XOR

NAND NOR XNOR

Prak. Sist. Kontrol : Gerbang Logika 35


MATERI PRAKTIKUM
1. Penentuan Tingkat Tegangan untuk
Logika 1 dan Logika 0.
2. Gerbang-gerbang Logika : OR, AND,
NOR dan NAND.
3. Gerbang Logika NOT.
4. Hukum-hukum Aljabar Boole.

Prak. Sist. Kontrol : Materi Praktikum 36

Anda mungkin juga menyukai