Anda di halaman 1dari 12

KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)

Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE


ELECTRE DALAM MENENTUKAN PENERIMA PROGRAM INDONESIA
PINTAR (PIP) MELALUI KARTU INDONESIA PINTAR (KIP)
(STUDI KASUS: SD SWASTA AL – WASHLIYAH MOHO KABUPATEN
SIMALUNGUN)
Sri Rahayu Ningsih1, Irfan Sudahri Damanik1, Indra Gunawan1, Widodo Saputra2
1 STIKOM Tunas Bangsa Pematangsiantar, Indonesia
2 AMIK Tunas Bangsa Pematangsiantar, Indonesia
1,2 Jln Jendral Sudirman Blok A No. 1/2/3 Pematangsiantar, Indonesia

Abstrak
Program Indonesia Pintar (PIP) adalah program pemerintah pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh anak usia
sekolah (6-21 tahun) atau yang berasal dari keluarga miskin dan rentan (misalnya dari keluarga/ rumah tangga pemegang Kartu
Keluarga Sejahtera/ KKS) atau anak yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Program Indonesia Pintar
melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan bagian penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) sejak
akhir 2014. Penulis mengambil studi kasus pada SD SWASTA ALWASHLIYAH Moho. SD SWASTA ALWASHLIYAH
Moho merupakan salah satu SD di Kabupaten Simalungun yang mendapatkan program PIP untuk siswa/i yang kurang mampu
serta memiliki kendala ekonomi sulit. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pemberian Kartu Indonesia Pintar
dimana proses penyerahan bantuan kadang tidak sesuai target atau sasaran. Data yang tidak valid menyebabkan kesalahan
dalam pembagian KIP yang seharusnya diberikan kepada penerima yang berhak menerimanya. Untuk mengatasi permasalahan
tersebut diperlukan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang diharapkan menyelesaikan permasalahan dalam pemberian KIP
dengan metode Electre. Metode Electre merupakan metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan setiap kriteria
yang sesuai. Adapun kriteria yang dipakai yaitu : Pekerjaan Orang Tua, Penghasilan Orang Tua, Jumlah Tanggungan, Jumlah
Tanggungan Yang Masih sekolah, Nilai Raport, Pemegang KKS, Status Anak, Tempat Tinggal, Jenis Rumah. SPK PIP hanya
bersifat memberikan rekomendasi keputusan kepada pihak sekolah, untuk proses selanjutnya diserahkan kembali kepada pihak
sekolah.

Kata kunci: SPK, Electre, Program Indonesia Pintar (PIP), Kartu Indonesia Pintar (KIP), Siswa/i, SD Swasta

Abstract
The Smart Indonesia Program (SIP) is a government-funded education assistance program for all school-aged children (6-21
years old) or from poor and vulnerable families (eg from families / household holders of prosperous family cards / PFC) or
children who fulfill Predefined criteria. Smart Indonesia Program through Smart Card Indonesia (SCI) is part of the
improvement of the Poor Student Support Program (PSSP) since late 2014. The author takes a case study on SD SWASTA
ALWASHLIYAH Moho. SD SWASTA ALWASHLIYAH Moho is one of the primary schools in Simalungun regency that get SIP
programs for students who are less able and have difficult economic constraints. This research is based on the problem of
giving Smart Indonesia Card where the process of handling aid sometimes does not match the target or target. Invalid data
causes errors in SIC divisions that should be given to eligible recipients. To overcome these problems required Decision
Support System (DSS) is expected to solve problems in the provision of KIP with Electre method. The Electre method is a
multicriteria decision-making method based on each appropriate criterion. The criteria used are: Parent Job, Elderly Income,
The Number of Dependents, Number of Dependents Still Schooled, Raport Value, KKS Holders, Child Status, Residence, Type
of Home. DSS SIP is only a recommendation decision to the school, for the next process handed back to the school.
Keywords: DSS, Electre, Smart Indonesia Program (SIP), Smart Indonesia Card (SIC), Students, primary schools

1. PENDAHULUAN Lembaga pelatihan/Kursus dan Lembaga Pendidikan


Non Formal lainnya di bawah Kementrian
Program Indonesia Pintar melalui KIP adalah
Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian
pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh
Agama).
anak usia sekolah (6-21 tahun) yang menerima KIP,
Di indonesia angka kemiskinan masih dibilang
atau yang berasal dari keluarga miskin dan rentan
cukup tinggi, dan hal itu akan berdampak kepada
(misalnya dari keluarga/ rumah tangga pemegang
anak usia sekolah dalam pendidikannya. Masih
Kartu Keluarga Sejahtera/ KKS) atau anak yang
banyak generasi yang terkena dampak dari
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
kemiskinan yang melanda masyarakat kita, terutama
KIP diberikan sebagai penanda/identitas untuk
di daerah yang terbelakang atau terpencil. Penulis
menjamin dan memastikan anak mendapat bantuan
mengambil studi kasus pada SD SWASTA
Program Indonesia Pintar apabila anak telah terdaftar
ALWASHLIYAH Moho. SD SWASTA
atau mendaftarkan diri (jika belum) ke lembaga
ALWASHLIYAH Moho merupakan salah satu SD di
pendidikan formal (sekolah/madrasah) atau lembaga
Kabupaten Simalungun yang mendapatkan program
pendidikan non formal (Pondok Pesantren, Pusat
BSM untuk siswa/i yang kurang mampu serta
Kegiatan Belajar Masyarakat/PKBM, Paket A/B/C,
264
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

memiliki kendala ekonomi sulit. Oleh karena itu, 2.2 Elimination Et Choix Traduisant la Realite
pemerintah berinisiatif untuk menanggulangi hal (ELECTRE)
tersebut dengan diadakannya Program Bantuan Siswa
Electre merupakan salah satu metode
Miskin (BSM). Namun saat ini pemerintah
pengambilan keputusan multi kriteria berdasarkan
menamainya dengan Program Beasiswa Indonesia
pada konsep Outranking dengan menggunakan
Pintar melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP). Program
perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif
Indonesia Pintar melalui KIP merupakan bagian
berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode
penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa Miskin
Electre digunakan pada kondisi dimana alternatif
(BSM) sejak akhir 2014.
yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi, dan
Penelitian ini dilatar belakangi oleh
alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata
permasalahan pemberian Kartu Indonesia Pintar yang
lain, Electre digunakan untuk kasus-kasus dengan
dalam penelitiannya memiliki ketidak tepatan dalam
banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang
mendata siswa/i. Data yang tidak valid menyebabkan
dilibatkan. Suatu alternatif dikatakan mendominasi
kesalahan dalam pembagian KIP yang seharusnya di
alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya
berikan kepada penerima yang berhak menerimanya.
melebihi (dibandingkan dengan kriteria dari alternatif
Salah satu tujuan KIP ini adalah menghilangkan
yang lain) dan sama dengan kriteria lain yang tersisa.
hambatan anak (usia sekolah) secara ekonomi untuk
berpartisipasi di sekolah sehingga mereka
2.3 Kartu Indonesia Pintar (KIP)
memperoleh akses pelayanan pendidikan yang lebih
baik di tingkat dasar dan menengah serta mendukung Program Indonesia Pintar melalui KIP adalah
penuntasan Wajib Belajar Pendidikan Dasar pemberian bantuan tunai pendidikan kepada seluruh
Sembilan Tahun (9) dan Pendidikan Menengah anak usia sekolah (6-21 tahun) yang menerima KIP,
Universal (Wajib Belajar 12 tahun). Dalam penelitian atau yang berasal dari keluarga miskin dan rentan
ini untuk pengambilan keputusan menentukan (misalnya dari keluarga/rumah tangga pemegang
prioritas siswa penerima KIP dapat menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera/KKS) atau anak yang
metode Elimination and Choice Translation Reality memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
(ELECTRE). Metode ini dapat digunakan untuk Program Indonesia Pintar melalui KIP merupakan
pengambilan keputusan dengan multi kriteria dan bagian penyempurnaan dari Program Bantuan Siswa
multi alternatif dengan pemberian tingkat Miskin (BSM) sejak akhir 2014. KIP diberikan
kepentingan. Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebagai penanda/identitas untuk menjamin dan
diharapkan dapat membantu pihak sekolah dalam memastikan agar anak mendapat bantuan Program
menentukan siswa/i dengan prioritas tinggi untuk Indonesia Pintar apabila anak telah terdaftar atau
mendapatkan KIP dari sekian alternatif siswa/i dari mendaftarkan diri (jika belum) ke lembaga
SD pengusul dan menghasilkan Output berupa pendidikan formal (sekolah/madrasah) atau lembaga
perangkingan. Perengkingan ini akan menyeleksi pendidikan non formal (Pondok Pesantren, Pusat
hasil pembobotan syarat,dengan begitu penilaian Kegiatan Belajar Masyarakat/PKBM, Paket A/B/C,
akan lebih tepat karena berdasarkan pada nilai kriteria Lembaga Pelatihan/Kursus dan Lembaga Pendidikan
dan bobot yang sudah ditentukan. SPK PIP hanya Non Formal lainnya di bawah Kementerian
bersifat memberikan rekomendasi keputusan kepada Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian
pihak sekolah saja, untuk proses selanjutnya Agama).
diserahkan kembali kepada pihak sekolah.
2.4 Translation Reality (Electre)
Menurut Janko dan Bernoider (2005:11), Electre
2. METODE PENELITIAN merupakan salah satumetode pengambilan keputusan
multikriteria berdasarkan pada konsep Outranking
2.1 Sistem Pendukung Keputusan(SPK)
dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari
Sistem Pendukung Keputusan (SPK) adalah alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang
salah satu cara mengorganisir informasi yang sesuai. Metode Electre digunakan pada kondisi
dimaksudkan untuk digunakan dalam membuat dimana alternatif yang kurang sesuai dengan kriteria
keputusan. Ada yang mendefinisikan bahwa system dieliminasi, dan alternatif yang sesuai dapat
pendukung keputusan merupakan suatu pendekatan dihasilkan. Dengan kata lain, Electre digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan.Sistem untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun
pendukung keputusan menggunakan data, hanya sedikit kriteria yang dilibatkan. Suatu alternatif
memberikan antarmuka pengguna yang mudah dan dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika
dapat menggabungkan pemikiran pengambil satuatau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan
keputusan. dengan kriteria dari alternatif yang lain) dan sama
dengan kriteria lain yang tersisa (Kusumadewi dkk,

Page | 265
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

2006). 𝑤1 0 ⋯ 0
𝑣21 𝑤2 ⋯ 0
𝑊 =[ ], dan
2.4.1 Normalisasi matriks keputusan ⋮
Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah
0 0 ⋯ 𝑤𝑛
menjadi nilai yang compareable. Setiap normalisasi
rij dapat dilakukan dengan persamaan (1) : 𝑊 = (𝑊1 , 𝑊2 , … , 𝑊𝑛 );
𝑛
... (3)
i = 1,2, ..., ∑ 𝑊𝑗 = 1
𝑥𝑖𝑗 m 𝑗=1
𝑟𝑖𝑗 = (1)
√∑𝑚
𝑖=1 𝑥𝑖𝑗 2 j = 1,2, ...,
n 2.4.3 Menentukan concordance dan discordance
index
Keterangan :
Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l ( k,l
rij = normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif
1,2,3,...,m dan k 1) kumpulan kriteria J dibagi
dan kriteria.
menjadi dua subsets, yaitu concordance dan
m = Alternatif.
discordance. Bilamana sebuah kriteria dalam satu
n = Kriteria.
alternatif termasuk concordance adalah :
Sehingga di dapat matriks R ternormalisasi, seperti
di bawah ini. 𝐶𝑘𝑙 = {𝑗|𝑉𝑘𝑗 ≥ 𝑉𝑙𝑗 } dengan j = 1,2, ..., n
....(4)
𝑟11 𝑟12 𝑟13 ... 𝑟1𝑛
Sebaliknya, komplementer dari subset ini adalah
𝑟21 𝑟22 𝑟23 ... 𝑟2𝑛 discordance, yaitu bila :
𝑟𝑖𝑗=
. . . ... .
= {𝑗|𝑉𝑘𝑗 < 𝑉𝑙𝑗 } dengan j = 1,2, ..., n ....(5)
𝑟𝑚1 𝑟𝑚2 𝑟𝑚3 ... 𝑟𝑚𝑛 𝐷 𝑘𝑙

R adalah matriks yang telah dinormalisasi atau Keterangan :


disebut normalized decision matrix. Dimana m Ckl = himpunan concordance.
menyatakan alternatif, n menyatakan criteria dan rij Dkl = himpunan discordance.
adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif vkj = indeks dari matriks V.
ke- i dalam hubungannya dengan kriteria ke- j. Untuk vij = indeks dari matriks V.
menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks
concordance adalah dengan 2.4.4 Hitung matriks concordance dan
menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk dalam discordance
subset concordance : a. Concordance
Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada
2.4.2 Pembobotan pada matriks yang telah matriks concordance adalah dengan menjumlahkan
dinormalisasi. bobot-bobot yang termasuk dalam subset
Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R concordance, secara matematisnya adalah pada
dikalikan dengan bobot-bobot (w j ) yang ditentukan Rumus (6):
oleh pembuat keputusan. Sehingga, wighted
normalized matrix adalah V  RW adalah yang ditulis 𝐶𝑘𝑙 = ∑ 𝑊𝑗 ...(6)
persamaan (2). 𝑗∈𝐶𝑘𝑙

Sehingga matriks concordance yang dihasilkan


𝑣11 𝑣12 ⋯ 𝑣1𝑛
adalah :
𝑣21 𝑣22 ⋯ 𝑣2𝑛
𝑉= [ ⋮ ] 𝑅𝑊 =
_ 𝐶12 ... 𝐶1𝑛
𝑣𝑚1 𝑣𝑚2 ⋯ 𝑣𝑚𝑛
𝑤1 𝑟11 𝑤1 𝑟12 ⋯ 𝑤𝑛 𝑟1𝑛 𝐶21 _ ... 𝐶2𝑛
𝐶𝑖𝑗=
𝑤1 𝑟21 𝑤2 𝑟22 ⋯ 𝑤𝑛 𝑟2𝑛
[ ⋮ ] . . _ .
𝑤1 𝑟𝑚1 𝑤2 𝑟𝑚2 ⋯ 𝑤𝑛 𝑟𝑚𝑛 𝐶𝑚1 𝐶𝑚2 ... _

Dimana W adalah : b.Discordance


Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen
pada matriks discordance adalah dengan
Page | 266
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

membagi maksimum selisih nilai kriteria yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen
termasuk dalam subset discordance dengan matriks F dengan elemen matriks G, sebagai berikut:
maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada,
secara matematisnya adalah: 𝑒𝑘𝑙 = 𝑓𝑘𝑙 ∗ 𝑔𝑘𝑙 ...(2.12)

𝐷𝑘𝑙
𝑚𝑎𝑥{|𝑉𝑘𝑗 − 𝑉𝑙𝑗 |} 𝑗∈𝐷𝑘𝑙 ...(7) 2.4.7 Eliminasi alternatif yang less favourable
=
𝑚𝑎𝑥{|𝑉𝑘𝑗 − 𝑉𝑙𝑗 |} 𝑉𝑗 Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap
alternatif, yaitu bila ekl 1 maka
Selanjutnya diperoleh matriks discordance : alternatif Ak merupakan pilihan yang lebih baik
daripada Ar sehingga baris dalam matriks E yang
_ 𝑑12 ... 𝑑1𝑛 memiliki jumlah ekl =1 paling sedikit dapat
𝑑21 _ ... 𝑑2𝑛 dieliminasi. Dengan demikian alternative terbaik
𝑑𝑖𝑗= adalah yang mendominasi alternatif lainnya.
. . _ .
𝑑𝑚1 𝑑𝑚2 ... _
3. ANALISA DAN PEMBAHASAN
2.4.5 Menentukan matriks dominan concordance
dan discordance Dalam perhitungan ELECTRE dibutuhkan data data
pendukung seperti terlihat pada tabel dibawah ini.
a. Concordance
Matriks dominan concordance dapat dibangun Tabel 1a. Data Alternatif awal
dengan bantuan nilai threshold, yaitu dengan
membandingkan setiap nilai elemen matriks
concordance dengan nilai threshold.

𝐶𝑘𝑙 ≥ 𝑐 ...(8)

Dengan nilai threshold ©, adalah:


∑𝑚 𝑚
𝑘=1 ∑𝑙=1 𝐶𝑘𝑙
𝑐= ...(9)
𝑚 (𝑚 − 1)

Dan setiap elemen matriks F sebagai matriks


dominan concordance ditentukan sebagai berikut:

1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐶𝑘𝑙 ≥ 𝐶
𝑓𝑘𝑙 = { ...(10)
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐶𝑘𝑙 < 𝐶
Tabel 1b. Data Alternatif awal
b. Discordance
Untuk membangun matriks dominan
discordance juga menggunakan bantuan nilai
threshold, yaitu:

∑𝑚 𝑚
𝑘=1 ∑𝑙=1 𝐷𝑘𝑙
𝑑= ...(11)
𝑚 (𝑚 − 1)

Dan nilai setiap elemen untuk matriks G sebagai


matriks dominan discordance ditentukan sebagai
berikut :
1, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐷𝑘𝑙 < 𝐷
𝑔𝑘𝑙 = { ...(12)
0, 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝐷𝑘𝑙 ≥ 𝐷

2.4.6 Menentukan aggregate dominance matrix


Langkah selanjutnya adalah menentukan
aggregate dominance matrix sebagai matriks E, yang

Page | 267
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

Tabel 2. Data Alternatif Alter


C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
natif
No. Alternatif Nama Alternatif
0,9 0,7 0,7
1 A1 Wisnu Sumantri A7 0,7 0,7 0,3 0,3 0,3 0,3
2 A2 Rahmad Dandi A8 0,7
0,9 0,7 0,7
0,9 0,9 0,3 0,3 0,9
3 A3 Bulhania Al Jadwa 0,1 0,9 0,3
4 A4 Lutfi Ade Kirsandi A9 0,3 0,5 0,3 0,3 0,3 0,3

5 A5 Anggun Arianti Sinaga 0,9 0,7 0,7


A10 0,7 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3
6 A6 Hanifa Maharani 0,3 0,7 0,7
A11 0,1 0,9 0,3 0,3 0,3 0,3
7 A7 Auliyah Humairoh
0,9 0,7 0,7
8 A8 Dicki Dermawan A12 0,7 0,5 0,9 0,7 0,3 0,9
9 A9 Diva Ayu Ningsi A13 0,9
0,9 0,7 0,7
0,7 0,9 0,3 0,3 0,7
10 A10 Yasir Alfatah 0,3 0,7 0,7
11 A11 M.Rizki Daurtama. S A14 0,3 0,7 0,3 0,3 0,3 0,3

12 A12 Dwi Amanda Ramadhani 0,3 0,7 0,7


A15 0,7 0,9 0,3 0,3 0,3 0,3
13 A13 Handayani
14 A14 Rifky Andrianto Proses menerapkan metode ELECTRE dapat dilihat
15 A15 Rifani Afnita Jaya di bawah ini.

Tabel 3.Data Kriteria 1. Normalisasi matriks keputusan Tahap ini setiap


No Kriteria Bobot atribut diubah menjadi nilai yang comparable seperti
pada Persamaan (2.1).
1 C1 Pekerjaan Orang Tua 0,3
𝑥11
2 C2 Penghasilan Orang Tua 0,5 𝑟11 =
𝑥112 + 𝑥122 + 𝑥132 + 𝑥152 + 𝑥162 + 𝑥172
3 C3 Jlh Tanggungan 0,3 √+𝑥182 + 𝑥192 + 𝑥1102 + 𝑥1112 + 𝑥113 + 𝑥1142
+𝑥1152
Jlh Tanggungan Yang
4 C4 0,3
Masih sekolah 0,9
𝑟11 =
5 C5 Nilai Raport 0,3 0,92 + 0,72 + 0,92 + 0,72 + 0,92 + 0,32 + 0,72
√+0,72 + 0,32 + 0,72 + 0,12 + 0,72 + 0,92 + 0,32
6 C6 Pemegang KKS 0,9 +0,72
7 C7 Status Anak 0,9 0,9
𝑟11 =
8 C8 Tempat Tinggal 0,5 √6,95
0,9
9 C9 Jenis Rumah 0,7 𝑟11 =
2,6362
𝑟11 = 0,3414
Tabel 4. Tingkat Kepentingan
Dan seterusnya sampai X9 sehingga didapat matriks
No Nilai Keterangan
R hasil normalisasi seperti pada Persamaan (2.2),
1 0.9 Sangat Penting sebagai berikut:
2 0.7 Baik
Tabel 5. Hasil Normalisasi Matriks Keputusan
3 0.5 Cukup
4 0.3 Kurang
5 0.1 Sangat Kurang

Tabel 3.5. Menentukan Rating Kecocokan Setiap


Alternatif Pada Setiap Kriteria
Alter
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9
natif
0,9 0,9 0,7
A1 0,9 0,7 0,3 0,3 0,3 0,3
0,9 0,9 0,7
A2 0,7 0,7 0,9 0,3 0,3 0,7
0,9 0,7 0,3
A3 0,9 0,9 0,3 0,3 0,3 0,3
0,9 0,7 0,3
A4 0,7 0,5 0,9 0,7 0,9 0,9
0,9 0,7 0,7
A5 0,9 0,7 0,3 0,3 0,3 0,3
0,1 0,9 0,7
A6 0,3 0,9 0,3 0,3 0,3 0,3

Page | 268
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

2. Pembobotan pada matriks yang telah C24 { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }


dinormalisasi. Matriks V merupakan hasil perkalian C25 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C26 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
R dengan W (bobot), dimana C27 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C28 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 }
W={0,3,0,5,0,3,0,3,0,3,0,9,0,9,0,5,0,7}. C29 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C210 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Untuk mencari matriks V dihitung berdasarkan pada C211 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C212 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 }
Persamaan (2.3), sebagai berikut: C213 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Tabel 6. Pembobotan Pada Matriks setelah C214 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C215 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
normalisasi C31 { 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9 }
C32 { 1, 2, 5, 7, 8 }
C34 { 1, 2, 3, 4, 5 }
C35 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C36 { 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9 }
C37 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C38 { 1, 2, 3, 5, 7, 8 }
C39 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C310 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C311 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C312 { 1, 2, 3, 5, 8 }
C313 { 1, 2, 3, 5, 7, 8 }
C314 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C315 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C41 { 2, 6, 7, 8, 9 }
C42 { 1, 2, 6, 7, 8, 9 }
C43 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C45 { 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
C46 { 1, 2, 6, 7, 8, 9 }
3. Menentukan himpunan concordance dan C47 { 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
discordance index. Menentukan himpunan C48 { 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
concordance seperti pada C49 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C410 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
Persamaan (2.3), sebagai berikut : C411 { 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
C12 = V11 ≥ V21 = 0,1024 ≥ 0,796 C412 { 1, 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9 }
C413 { 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
V12 ≥ V22 = 0,1553 ≥ 0,1553 C414 { 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
V13 ≥ V23 = 0,0918 ≥ 0,0918 C415 { 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 }
V14 ≥ V24 = 0,0846 ≥ 0,0846 C51 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
V15 ≥ V25 = 0,0750 ≥ 0,0750 C52 { 1, 2, 4, 5, 7, 8 }
V16 ≥ V26 = 0,1213 ≥ 0,3640 C53 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C54 { 1, 2, 3, 4, 5 }
V17 ≥ V27 = 0,1841 ≥ 0,1841
C56 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
V18 ≥ V28 = 0,1042 ≥ 0,1042 C57 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
V19 ≥ V29 = 0,1011 ≥ 0,2359 C58 { 1, 2, 3, 4, 7, 8 }
Dan seterusnya hingga C1514 C59 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C510 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Tabel 7. Himpunan Concordance C511 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C512 { 1, 2, 3, 4, 5, 8 }
C513 { 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 }
Himpunan C514 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C12 { 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 } C515 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C13 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C61 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C14 { 1, 2, 3, 4, 5 } C62 { 3, 4, 5, 7, 8 }
C15 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C63 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C16 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C64 { 3, 4, 5 }
C17 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C65 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C18 { 1, 2, 3, 4, 7, 8 } C67 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C19 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C68 { 3, 4, 5, 7, 8 }
C110 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C69 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C111 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C610 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C112 { 1, 2, 3, 4, 5, 8 } C611 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C113 { 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8 } C612 { 3, 4, 5, 8, }
C114 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C613 { 3, 4, 5, 7, 8}
C115 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C614 { 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C21 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C615 { 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C23 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C71 { 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Page | 269
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

C72 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8 } C121 { 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
C73 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C122 { 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
C74 { 1, 2, 3, 4, 5 } C123 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C75 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C124 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C76 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 } C125 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C78 { 1, 2, 3, 4, 7, 8 } C126 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
C79 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C127 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C710 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C128 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C711 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C129 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
C712 { 1, 2, 3, 4, 5, 8 } C1210 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C713 { 2, 3, 4, 5, 7, 8 } C1211 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C714 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C1213 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C715 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C1214 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C81 { 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C1215 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C82 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C131 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C83 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C132 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C84 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9 } C133 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C85 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C134 { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
C86 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C155 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C87 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C136 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
C89 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C137 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C810 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C138 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8 }
C811 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C139 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C812 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9 } C1310 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C813 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C1311 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C814 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C1312 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8 }
C815 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C1314 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C91 { 3, 6, 7, 8, 9 } C1315 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C92 { 3, 7, 8 } C141 { 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C93 { 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C142 { 4, 5, 7, 8 }
C94 { 3, 4, 5 } C143 { 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C95 { 3, 6, 7, 8, 9 } C144 { 3, 4, 5 }
C96 { 1, 2, 3, 6, 7, 8, 9 } C145 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C97 { 3, 6, 7, 8, 9 } C146 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 }
C98 { 3, 7, 8 } C147 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C910 { 3, 5, 6, 7, 8, 9 } C148 { 3, 4, 7, 8 }
C911 { 1, 3, 6, 7, 8, 9 } C149 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C912 { 3, 5, 8 } C1410 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C913 { 3, 7, 8 } C1411 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C914 { 1, 3, 6, 7, 8, 9 } C1412 { 3, 4, 5, 8 }
C915 { 3, 6, 7, 8, 9 } C1413 { 3, 4, 5, 7, 8 }
C101 { 2, 4, 6, 7, 8, 9 } C1415 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 }
C102 { 2, 4, 7, 8 } C151 { 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C103 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C152 { 1, 4, 5, 7, 8 }
C104 { 1, 2, 3, 4 } C153 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C105 { 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C154 { 1, 3, 4, 5 }
C106 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 } C155 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C107 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C156 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C108 { 1, 2, 3, 4, 7, 8 } C157 { 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C109 { 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9 } C158 { 1, 3, 4, 5, 7, 8 }
C1011 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C159 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C1012 { 1, 2, 3, 4, 8 } C1510 { 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C1013 { 2, 3, 4, 7, 8 } C1511 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C1014 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C1512 { 1, 3, 4, 5, 8 }
C1015 { 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9 } C1513 { 3, 4, 5, 7, 8 }
C111 { 4, 5, 6, 7, 8, 9 } C1514 { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
C112 { 4, 5, 7, 8 }
C113 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } Menentukan himpunan discordance seperti pada
C114 { 3, 4, 5 }
C115 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
Persamaan (2.4), sebagai berikut :
C116 { 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } D12 = V11 < V21 = 0,1024 < 0,796
C117 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } V12 < V22 = 0,1553 < 0,1553
C118 { 3, 4, 5, 7, 8 } V13 < V23 = 0,0918 < 0,0918
C119 { 4, 5, 6, 7, 8, 9 } V14 < V24 = 0,0846 < 0,0846
C1110 { 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 }
V15 < V25 = 0,0750 < 0,0750
C1112 { 3, 4, 5, 8 }
C1113 { 3, 4, 5, 7, 8 } V16 < V26 = 0,1213 < 0,3640
C1114 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } V17 < V27 = 0,1841 < 0,1841
C1115 { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } V18 < V28 = 0,1042 < 0,1042
Page | 270
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

V19 < V29 = 0,1011 < 0,2359 D411 { 4, 5 }


Dan seterusnya hingga D1514 D412 {4}
D413 { 1, 4, 5 }
Tabel 8. Himpunan Discordance D414 { 4, 5 }
Himpunan D415 { 4, 5 }
D12 { 6, 9 } D51 {3}
D13 {5} D52 { 3, 6, 9 }
D14 { 6, 7,8, 9 } D53 {5}
D15 { } D54 { 6, 7, 8, 9 }
D16 {5} D56 { 3, 5 }
D17 { } D57 { }
D18 { 5, 6, 9 } D58 { 5, 6, 9 }
D19 { } D59 {3}
D110 { } D510 { }
D111 {5} D511 {5}
D112 { 6, 7, 9 } D512 { 6, 7, 9 }
D113 { 6, 9 } D513 { 6, 9 }
D114 { } D514 { }
D115 {5} D515 {5}
D21 {1} D61 { 1, 2 }
D23 { 1, 5 } D62 { 1, 2, 6, 9 }
D24 { 7, 8, 9 } D63 { 1, 2 }
D25 {1} D64 { 1, 2, 6, 7, 8, 9 }
D26 {5} D65 { 1, 2 }
D27 { } D67 { 1, 2 }
D28 { 5, 9 } D68 { 1, 2, 6, 9 }
D29 { } D69 { }
D210 { } D610 { 1, 2 }
D211 {5} D611 {2}
D212 { 7, 9 } D612 { 1, 2, 6, 7, 9 }
D213 {1} D613 { 1, 2, 6, 9 }
D214 { } D614 {2}
D215 {5} D615 { 1, 2 }
D31 { 3, 4 } D71 { 1, 3 }
D32 { 3, 4, 6, 9 } D72 { 3, 6, 9 }
D34 { 6, 7, 8, 9 } D73 { 1, 5 }
D35 {4} D74 { 6, 7, 8, 9 }
D36 { 3, 4 } D75 {1}
D37 {4} D76 { 3, 5 }
D38 { 4, 6, 9 } D78 { 5, 6, 9 }
D39 {3} D79 {3}
D310 {4} D710 { }
D311 {4} D711 {5}
D312 { 4, 6, 7, 9 } D712 { 6, 7, 9 }
D313 { 4, 6, 9 } D713 { 1, 6, 9 }
D314 {4} D714 { }
D315 {4} D715 {5}
D41 { 1, 3, 4, 5 } D81 { 1, 3 }
D42 { 3, 4, 5 } D82 {3}
D43 { 1, 5 } D83 {1}
D45 { 1, 4, 5 } D84 { 7, 8 }
D46 { 3, 4, 5 } D85 {1}
D47 { 4, 5 } D86 {3}
D48 { 4, 5 } D87 { }
D49 {3} D89 {3}
D410 {4} D810 { }
Page | 271
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

D811 { } D1210 { }
D812 {7} D1211 {5}
D813 {1} D1213 { 1, 5 }
D814 { } D1214 {5}
D815 { } D1215 {5}
D91 { 1, 2, 4, 5 } D131 {3}
D92 { 1, 2, 4, 5, 6 , 9 } D132 {3}
D93 { 1, 2, 5 } D133 {5}
D94 { 1, 2, 6, 7, 8, 9 } D134 { 7, 8, 9 }
D95 { 1, 2, 4, 5 } D155 { }
D96 { 4, 5 } D136 { 3, 5 }
D97 { 1, 2, 4 , 5 } D137 { }
D98 { 1, 2, 4, 5, 6, 9 } D138 { 5, 9 }
D910 { 1, 2, 4 } D139 {3}
D911 { 2, 4, 5 } D1310 { }
D912 { 1, 2, 4, 6, 7, 9 } D1311 {5}
D913 { 1, 2, 4, 5, 6, 9 } D1312 { 7, 9 }
D914 { 2, 4, 5 } D1314 { }
D915 { 1, 2, 4, 5 } D1315 {5}
D101 { 1, 3, 5 } D141 { 1, 2, 3 }
D102 { 3, 5, 6, 9 } D142 { 1, 2, 3, 6, 9 }
D103 { 1, 5 } D143 { 1, 2, 5 }
D104 { 5, 6, 7, 8, 9 } D144 { 1, 2, 6, 7, 8, 9 }
D105 { 1, 5 } D145 { 1, 2 }
D106 { 3, 5 } D146 { 3, 5 }
D107 {5} D147 { 1, 2 }
D108 { 5, 6, 9 } D148 { 1, 2, 5, 6, 9 }
D109 { 3, 5 } D149 {3}
D1011 {5} D1410 { 1, 2 }
D1012 { 5, 6, 7, 9 } D1411 {5}
D1013 { 1, 5, 6, 9 } D1412 { 1, 2, 6, 7, 9 }
D1014 {5} D1413 { 1, 2, 6, 9 }
D1015 {5} D1415 { 1, 5 }
D111 { 1, 2, 3 } D151 { 1, 2, 3 }
D112 { 1, 2, 3, 6, 9 } D152 { 2, 3, 6, 9 }
D113 { 1, 2 } D153 { 1, 2 }
D114 { 1, 2, 6, 7, 8, 9 } D154 { 2, 6, 7, 8, 9 }
D115 { 1, 2 } D155 { 1, 2 }
D116 { 1, 3 } D156 {3}
D117 { 1, 2 } D157 {2}
D118 { 1, 2, 6, 9 } D158 { 2, 6, 9 }
D119 { 1, 3 } D159 {3}
D1110 { 1, 2 } D1510 {2}
D1112 { 1, 2, 6, 7, 9 } D1511 { }
D1113 { 1, 2, 6, 9 } D1512 { 2, 6, 7, 9 }
D1114 {1} D1513 { 1, 2, 6, 9 }
D1115 {1} D1514 { }
D121 { 1, 3, 5 }
D122 { 3, 5 } 4. Hitung matriks concordance dan discordance.
D123 { 1, 5 } Menghitung concordance menggunakan persamaan
D124 {8} (2.5), sebagai berikut :
D125 { 1, 5 } C12 = W1+W2+W3+W4+W5+W7+W8
D126 { 3, 5 } = 0,3 + 0,5 + 0,3 +0,3+0,3+ 0,9 +0,5
D127 {5} =3,1
D128 {5}
D129 {3}
Page | 272
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

dan seterusnya hinggaC1514 5. Menentukan threshold dari matriks dominan


concordance dan discordance. Threshold didapat dari
Nilai dari komponen matriks disusun berdasarkan penjumlahan seluruh elemen matriks dibagi ukuran
himpunan concordance dengan bobot (W) dan matriks. Menghitung matriks dominan concordance
dijumlahkan, sehingga menghasilkan matriks menggunakan persamaan (2.8), sebagai berikut
concordance sebagai berikut :
3,1 + 4,4 + 1,7 + 4,7 + 2,8 + 4,7 + 4,7 + 4,4 + 2,2 + 3,1
Tabel 9. Matriks Concordance +4,7 + 4,4 + 4,4 + 4,1 + 2,6 + 4,4 + 4,4 + 4,7 + 3,7 + 4,7
+4,7 + 4,4 + 3,1 + 4,4 + 4,7 + 4,4 + 4,1 + 2,5 + 1,7 + 4,4
+4,1 + 4,4 + 2,8 + 4,4 + 4,4 + 4,4 + 1,9 + 2,8 + 4,4 + 4,4
+3,5 + 3,8 + 4,1 + 3,8 + 3,8 + 41 + 4,1 + 4,4 + 4,4 + 4,1
+4,4 + 3,8 + 4,1 + 4,1 + 4,4 + 2,8 + 4,4 + 1,7 + 4,1 + 2,7
+2,8 + 4,4 + 4,7 + 4,4 + 2,2 + 3,1 + 4,7 + 4,4 + 3,9 + 2,3
+3,9 + 0,9 + 3,9 + 3,9 + 2,3 + 4,7 + 3,9 + 3,9 + 1,4 + 2,3
+4,2 + 3,6 + 4,1 + 2,8 + 4,1 + 1,7 + 4,4 + 4,1 + 2,8 + 4,4
+4,7 + 4,4 + 2,2 + 2,8 + 4,7 + 4,4 + 4,1 + 4,4 + 4,4 + 3,3
+4,4 + 4,4 + 4,7 + 4,4 + 4,7 + 4,7 + 3,8 + 4,4 + 4,7 + 4,7
+3,3 + 1,7 + 3,6 + 0,9 + 3,3 + 4,1 + 3,3 + 1,7 + 3,6 + 3,6
+1,1 + 1,7 + 3,6 + 3,3 + 3,8 + 2,2 + 4,1 + 1,4 + 4,1 + 4,1
+4,4 + 2,8 + 4,1 + 4,4 + 1,9 + 2,5 + 4,4 + 4,4 + 3,6 + 2
+3,9 + 0,9 + 3,9 + 4,1 + 3,9 + 2,3 + 3,6 + 3,9 + 1,4 + 2,3
+4,4 + 4,4 + 3,8 + 3,8 + 4,1 + 4,7 + 4,1 + 4,1 + 4,4 + 4,4
+4,1 + 4,7 + 4,4 + 4,1 + 4,4 + 4,4 + 4,4 + 4,4 + 4,4 + 2,6
+4,7 + 4,1 + 4,7 + 3,7 + 4,4 + 4,7 + 4,4 + 3,1 + 4,7 + 4,4
Menghitung discordance. +3,6 + 2 + 3,6 + 0,9 + 3,9 + 4,1 + 3,9 + 2 + 4,4 + 3,9 + 4,4
Untuk menghitung nilai dari elemen pada matriks +1,4 + 2,3 + 4,1 + 3,6 + 2,3 + 3,9 + 1,2 + 3,9 + 4,4 + 4,2
discordance adalah dengan membagi maksimum +2,6 + 4,4 + 4,2 + 4,7 + 1,7 + 2,3 + 4,7
selisih nilai kriteria yang termasuk dalam subset 15 ∗ (15 − 1)
discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh
773,3
kriteria yang ada, secara matematisnya seperti pada 𝐶= = 3,682
210

Persamaan (2.6), sebagai berikut : Sehingga, matriks dominan concordance atau elemen
𝑟12
𝑀𝑎𝑥 {|0,1213 − 0,3640|; |0,1011 − 0,2359|}
matrikrs F ditentukan dengan menggunakan
= persamaan (2.9) dan menghasilkan tabel seperti
𝑀𝑎𝑥 {|0,1024 − 0,0796|; |0,1553 − 0,1553|;
|0,0918 − 0,0918|; |0,0846 − 0,0846|: berikut:
|0,0750 − 0,0750|; |0,1213 − 0,3640|; |0,1841 − 0,1841|;
|0,1042 − 0,1042|; Tabel 11. Matriks Dominan Concordance (F)
|0,1011 − 0,2359|}

𝑀𝑎𝑥 {|0,2427|; |0,1348|}


=
𝑀𝑎𝑥 {|0,0228|; |0|; |0|; |0|: |0|; |0,2427|; |0|; |0|; ; |0,1348|}
0,1348
= 0,1348 = 1

dan seterusnya hingga D1514, sehingga


menghasilkan matriks discordance sebagai berikut:

Tabel 10. Matriks Discordance

Menghitung matriks dominan discordance


mengunakan Persamaan (2.10), sebagai berikut :

Page | 273
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

1 + 0,4431 + 1 + 0 + 0,1553 + 0 + 1 + 0 + 0 + Tabel 13. Matriks Aggregate Dominance (E)


0,207 + 1 + 1 + 0 + 0,207 + 0,0938 + 0,0938
+1 + 0,0938 + 0,0883 + 0 + 1 + 0 + 0 + 0,0883
+1 + 1 + 0 + 0,0883 + 1 + 1 + 1 + 1 + 0,3504
+1 + 1 + 0,1479 + 0,7522 + 0,4672 + 1 + 1 +
0,4672 + 0,4672 + 0,1971 + 0,1971 + 0,1747 +
0,1971 + 0,1971 + 0,1971 + 0,1971 + 0,0832
+0,1971 + 0,1971 + 0,2321 + 0,1971 + 0,1971
+0,1971 + 1 + 1 + 0,4431 + 1 + 0,1553 + 0 +
1 + 0,1479 + 0 + 0,207 + 1 + 1 + 0 + 0,207 + 1
+1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 0 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
+1 + 1 + 1 + 0,4703 + 1 + 1 + 0,1553 + 1 +
0,1479 + 0 + 0,207 + 1 + 1 + 0 + 0,207 + 0,0938
+0,3029 + 0,0938 + 1 + 0,0938 + 0,0842 + 0 +
0,0842 + 0 + 0 + 1 + 0,3375 + 0 + 0 + 1 + 1 +
1 + 1 + 1 + 1 + 1,0862 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
+1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 0,4658 + 1 + 1 + 0,15
53 + 0,6211 + 1 + 1 + 0,4141 + 0,6211 + 1 + 1 + 1
+1 + 1 + 5,004 + 1,668 + 1 + 0,4703 + 1 + 1 + 1
+1 + 1 + 0,0927 + 0,0873 + 0,1747 + 1 + 0,0927 +
0,1747 + 0,0873 + 0,1747 + 0,0832 + 0 + 0,1747 +
+0,0927 + 0,08730,1747 + 0,0842 + 0,8974 + 0,0883
+1 + 0 + 0,0883 + 0 + 1 + 0,0842 + 0 + 0,0883 + 1 +
0 + 0,0883 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 0,6211 + 1 + 1 +
0,4211 + 1 + 0,9421 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1 + 1
+1 + 0,4487 + 1 + 1 + 0,4221 + 1 + 0 + 1 + 1 + 0
𝐷=
15 ∗ (15 − 1)
7. Eliminasi alternatif yang less favourable
129,58 Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap
𝐷= = 0,6170 alternatif, yaitu bila ekl = 1 maka alternatif Ak
210 merupakan alternatif yang lebih baik daripada A1.
Sehingga, matriks dominan discordance atau elemen Sehingga, baris dalam matriks E yang memiliki
matrikrs G ditentukan dengan menggunakan jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Pada
persamaan (2.11) dan menghasilkan tabel seperti tabel 8, baris dengan nama Dwi Amanda Ramadhani,
berikut: Lutfi Ade Kirsandi memiliki elemen ekl = 13, Dicki
Dermawan memiliki elemen ekl = 12, Rahmad Dandi,
Handayani memiliki elemen ekl = 10 Dari hasil
Tabel 12. Matriks Dominan Disordance (G) perhitungan di atas siswa/i dengan nama Dwi
Amanda Ramadhani, Lutfi Ade Kirsandi, Rahmad
Dandi, Handayani, mempunyai nilai ekl = 1 dengan
jumlah yang sama. Maka pemilihan siswa/i
berprestasi diambil dari nilai ekl = 13 dan ekl = 12 yang
paling dekat dari kanan. Artinya baris dengan nama
siswa/i yang memiliki nilai ekl = 1 paling jauh dari
arah kanan dapat dieliminasi.Dengan demikian,
berdasarkan hasil perhitungan manual dan
program,dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
metode ELECTRE maka diperoleh peringkat yang
paling tinggi adalah A12, A4, A8, A2, A13 atau Dwi
Amanda Ramadhani, Lutfi Ade Kirsandi, Dicki
Dermawan, Rahmad Dandi, Handayani sebagai
siswa/i yang direkomendasikan menjadi penerima
bantuan Program Indonesia Pintar melalui Kartu
Indonesia Pintar
6. Menentukan aggregate dominance matrix Matriks
memberikan urutan pilihan alternatif sehingga dalam 4. KESIMPULAN
matriks yang memiliki angka 1 dieliminasi. Dengan Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
demikian, alternatif terbaik adalah alternatif yang penulis maka dapat disimpulkan bahwa metode
mendominasi alternatif lainnya. Menentukan matriks ELECTRE merupakan suatu metode penentuan
secara matematis menggunakan Persamaan (2.12) prioritas yang bisa dibilang cukup sederhana. Dalam
Matriks E dihasilkan dari perkalian matriks F dan urutan prioritas tebaik dipengaruhi oleh tipe
matriks G, sebagai berikut preferensi yang digunakan. Dengan membandingkan
nilai alternatif menggunakan metode ELECTRE
Page | 274
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik
KOMIK (Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komputer) ISSN 2597-4645 (media online)
Volume I, Nomor 1, Oktober 2017 ISSN 2597-4610 (media cetak)

maka didapat urutan alternatif terbaik dengan hasil


yang objektif. Berdasarkan hasil penelitian juga dapat
disimpulkan bahwa Dwi Amanda Ramadhani, Lutfi
Ade Kirsandi, Dicki Dermawan, Rahmad Dandi,
Handayani yang berhak direkomendasikan menjadi
penerima bantuan Program Indonesia Pintar melalui
Kartu Indonesia Pintar

REFERENSI

Agus Perdana Windarto, “Implementasi Metode Topsis


Dan Saw Dalam Memberikan Reward Pelanggan”,
Klik-Kumpulan Jurnal Ilmu Komputer, 4 (1), pp.
88-101
Fahmi Setiawan, Sistem Pendukung Keputusan SNMPTN
Jalur Undangan
dengan Metode ELECTRE, Skripsi Program Studi
Ilmu Komputer, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru, 2015.
Kusumadewi dkk. 2006. Fuzzy Multi-Attribute Decision
Making (Fuzzy
MADM). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wildan Fauzi1, Sistem Pendukung Keputusan Penerima
Bantuan Dana Rutilahu Dengan Menggunakan
Metode Electre, Program Studi Informatika,
Fakultas Mipa, Universitas Jenderal Achmad Yani
Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi, Jawa Barat
40285
http://www.tnp2k.go.id/id/tanya-jawab/klaster-i/program-
indonesia-pintar-melalui-kartu-indonesia-pintar-
kip/
Mesran, Ginting, G., Suginam, & Rahim, R. (2017).
Implementation of Elimination and Choice
Expressing Reality ( ELECTRE ) Method in
Selecting the Best Lecturer ( Case Study STMIK
BUDI DARMA ). International Journal of
Engineering Research & Technology (IJERT, 6(2),
141–144.

Page | 275
http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/komik

Anda mungkin juga menyukai