Sterilizer - Docx 5
Sterilizer - Docx 5
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian. Pentingnya dilakukan pengenalan alat-alat laboratorium adalah agar dapat mengetahui
cara-cara penggunaan alat tersebut dengan baik dan benar. Sehingga kesalahan prosedur
penggunaan alat dapat diminimalisir sedikit mungkin. Hal ini penting supaya saat melakukan
penelitian, data yang diperoleh akurat. Data-data yang tepat akan meningkatkan kualitas
penelitian.
Dalam praktikum ataupun dalam penelitian terutama dalam bidang mikrobiologi, digunakan
beberapa peralatan standar yang harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Dalam
bidang bioteknologi, kata seterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil
agar media akan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme, karena pentingnya
cara-cara mematikan dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme dalam mikrobiologi maka
proses sterilisasi sangat diperlukan.
Oleh Karena itu, pada percobaan kali ini dilakukan supaya praktikan mengenal standar yang
akan dipakai atau digunakan dilaboratorium serta mengetahui bagaimana cara-cara yang
digunakan dalam proses sterilisasi.
1.2 Tujuan Praktikum
a. Mengetahui jenis-jenis sterilisasi.
b. Mengetahui fungsi sterilisasi.
c. Mengetahui cara mensterilkan alat-alat yang digunakan
d. Mengetahui metode-metode yang digunakan dalam sterilisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sterilisasi
Bahan ataupun peralatan yang digunakan didalam bidang microbiology, harus dalam keadaan
steril, artinya pada bahan atau peralatan tersebut tidak didapatkan mikro yang tidak diharapkan
kehadirannya, baik yang mengganggu ataupun merusak media serta mengganggu kehidupan dan
proses yang sedang dikerjakan (Srikandi,1992).
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh jasad renik yang ada, sehingga jika
ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak
(Srikandi, 1992).
Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme,
atau disengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar dari
banyak keadaan. Jenis mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai
agen antimikroba (Curtis, 1999).
Pensterilan terbagi menjadi 3 cara yaitu, secara mekanik, secara kimia dan secara fisika,
sterilisasi secara mekanik adalah sterilisasi menggunakan alat, sterilisasi secara kimia adalah
sterilisasi menggunakan bahan kimia seperti alkohol dan lain-lain, dan terakhir sterilisasi secara
fisika adalah sterilisasi dengan menggunakan saringan. Bila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka biasa disebut dengan sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di lain
pihak sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan cara menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan
metode didasarkan pada sifat bahan yang disterilisasi (Sutedjo, 1996).
Efisiensi metode sterilisasi dan efektivitas agen antimikroba dipengaruhi oleh hal-hal berikut ini:
a. Ukuran populasi
Populasi mikroorganisme yang besar memerlukan waktu lebih lama sampai tercapainya
kematian dibandingkan populasi yang terkecil.
b. Komposisi populasi
Bentuk endospora bakteri lebih resisten dibandingkan bentuk vegetatifnya.
c. Konsentrasi/intensitas agen antimikroba
Makin tinggi konsentrasi agen, makin banyak mikroorganisme yang dapat dimatikan. Pada titik
tertentu, peningkatan konsentrasi tidak meningkatkan kecepatan pembunuhan. Beberapa agen
antimikroba justru lebih efektif pada konsentrasi lebih rendah. Contohnya: etanol 70% lebih
efektif dibandingkan etanol 95%.
d. Lama paparan
Semakin lama populasi mikroorganisme terpapar agen antimikroba, semkain banyak
mikroorganisme yang mati.
e. Temperatur
Peningkatan temperatur dapat meningkatkan aktivitas agen anitimikroba.
(Lukas, 2006).
Ada banyak pilihan cara sterilisasi yang berbeda, namun yang penting adalah bagaimana
menetapkan bahwa produk akhirnya dinyatakan sudah steril dan aman digunakan. Cara sterilisasi
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan produk steril, yaitu:
1. Terminal Sterilization (Sterilisasi Akhir)
Metode sterilisasi akhir menurut PDA Technical Monograph (2005) dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Overkill Method adalah metode sterilisasi menggunakan pemanasan dengan uap panas pada
121oC selama 15 menit yang mampu memberikan minimal reduksi setingkat log 12 dari
mikroorganisme-mikroorganisme yang memiliki nilai D minimal 1 menit.
b. Biobunder Sterilization adalah metode sterilisasi yang memerlukan monitoring ketat dan
terkontrol terhadap beban mikroba sekecil mungkin di beberapa lokasi jalur produksi sebelum
menjalani proses sterilsasi lanjutan dengan tingkat sterilisasi yang dipersyatkan SAL 10-6
(Lukas, 2006).
Sterilisasi yang paling umum dilakukan dapat berupa: sterilisasi secara fisik (pemanasan,
penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan
disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara
panas, dipergunakan alat “bejana/ruang panas” (oven dengan temperatur 170 180 dan waktu
yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). Sterilisasi secara kimia
(misalnya dengan penggunaan desinfektan, larutan alkohol, larutan formalin). Sterilisasi secara
mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi
akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti
pada saringan adalah melakukan seleksi terhadap pertikel-partikel yang lewat (dalam hal ini
adalah mikroba) (Suriawiria, 2005).
2.2 Macam-macam Sterilisasi
4. Sterilisasi radiasi
Sterilisasi radiasi dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi sebagai berikut:
a. Ultraviolet
Ultraviolet merupakan gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 100-400 mm
dengan efek optimal pada 254 nm. Sumbernya adalah lampu uap merkuri dengan daya tembus
hanya 0,01-0,2 mm. Ultraviolet digunakan untuk sterilisasi ruangan pada penggunaan aseptik
(Lukas, 2006).
b. Ion
Mekanisme mengikutitori tumbukan yaitu sinar langsung menghantam pusat kehidupan mikroba
(kromosom) atau secara tidak langsung dengan sinar terlebih dahulu membentuk molekul dan
mengubahnya menjadi bentuk radikatnya yang menyebabkan terjadinya reaksi sekunder pada
bagian molekul DNA mikroba (Lukas, 2006).
c. Gamma
Gamma bersumber dari Co60 dan Cs137 dengan aktivitas sebesar 50-500 kilo curie serta
memiliki daya tembus sangat tinggi. Dosis efektifitasnya adalah 2,5 MRad. Gamma digunakan
untuk mensterilkan alat-alat yang terbuat dari logam, karet serta bahan sintesis seperti polietilen
(Lukas, 2006).
5. Sterilisasi plasma
Plasma terdiri atas elektron, ion-ion, maupun partikel netral. Halilintar merupakan contoh plasma
yang terjadi di alam. Plasma buatan dapat terjadi pada suhu tinggi maupun rendah. Plasma
berasal dari beberapa gas seperti argon, nitrogen, dan oksigen yang menunjukkan aktivitas
sporisidal (Lukas, 2006).
Orang yang pertama kali melihat bakteri dengan menggunakan instrument optic yang terdiri dari
lensa atas bikonves adalah Antonie Van Leuwenhook. Pada saat itu Antonie Van Leuwenhook
menemukan bakteri dalam berbagai cairan, diantara cairan tubuh, air, ekstrak lada, serta bir.
Penemuan mikroskop pada waktu itu membuka peluang untuk dilakukannya penelitian mengenai
proses terjadinya fermentasi dan penemuan jasad renik penyebab penyakit (Ferdias, 1992).
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua
kehidupan dalam bentuk apapun. Untuk tujuan mikrobiologi dalam usaha mendapatkan keadaan
steril, mikroorganisme dapat dimatikan setempat oleh panas (kalor), gas-gas seperti
formaldehide, etilenoksida atau betapriolakton. Mikroorganisme juga dapat disingkirkan secara
mekanik oleh sentrifugasi kecepatan tinggi atau oleh filtrasi (Curtis, 1999).
Dalam mikrobiologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi
sinar ultraviolet, radiasi sinar gamma atau juga sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari
banyak mengandung sinar ultraviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses
sterilisasi. Sinar ultraviolet biasa diperoleh dengan menggunakan katoda panas yaitu kedalam
tabung katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air panas, panjang gelombang yang dihasilkan
dalam proses ini biasanya dalam orde sampai dengan atau kurang lebih kira-kira bersikaran
2500-2600 angstrom (Sutedjo, 1996).
Untuk sterilisasi (desinfeksi) alat-alat dengan bahan kimia umumnya digunakan larutan sublimat
0,1% dan larutan phenol 2% atau larutan Lysol. Dalam penggunaan bahan-bahan ini perlu
diperhatikan agar tidak terdapat sisa-sisa bahan kimia tersebut pada alat, karena bahan-bahan
tersebut dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikoba yang diteliti. (Pratiwi, 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum Mikrobiologi tentang Sterilisasi yang dilaksanakan pada hari Kamis, 10 April 2014
pada pukul 16.00 – 18.00 WITA di Laboratorium Rekayasa Lingkungan, Fakultas Teknik,
Universitas Mulawarman, Samarinda.
3.2.1 Alat-Alat
1. Oven
2. Cawan petri
3. Rak tabung reaksi
4. Tabung reaksi
5. Aluminium foil
6. Autoclave
7. Spons
8. Spatula
9. Labu Erlenmeyer
10. Hot Plate
3.2.2 Bahan-Bahan
1. Alkohol
2. Sabun cuci
3. Tisu
4. H2O
3.3 Cara Kerja
1. Dicuci bersih tangan praktikan menggunakan sabun dan dibersihkan hingga kering.
2. Dicuci kembali tangan menggunakan alcohol
3. Dicuci bersih cawan petri disterilisasi dengan menggunakan sabun
4. Dibilas dengan aquades
5. Dikeringkan dengan tisu
6. Disterilisasi tabung reaksi dengan sabun
7. Dikeringkan dengan tisu
8. Dibungkus cawan petri menggunakan aluminium foil
9. Dibungkus tabung reaksi menggunakan aluminium foil
10. Diletakkan semua alat-alat tadi didalam oven yang bersuhu 105oC selama 3 jam untuk proses
sterilisasi.
11. Dimasukkan ke dalam sterilizer selama 1 jam dengan suhu ruangan
12.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
4.2 Pembahasan
Cara kerja dalam praktikum adalah pertama-tama mencuci tangan terlebih dahulu menggunakan
sabun sunlight, kemudian dikeringkan meggunakan tisu. Setelah itu, disterilkan tangan
menggunakan alcohol. Lalu dipisahkan cawan petri dan tabung reaksi dan dicuci cawan petri dan
tabung reaksi menggunakan sabun sunlight. Kemudian dikeringkan cawan petri dan tabung
reaksi dengan tisu. Setelah dikeringkan, ditutup cawan petri dan tabung reaksi menggunakan
aluminium foil. Lalu dipanaskan cawan petri dan tabung reaksi yang tertutup aluminium foil
menggunakan autoclave dengan suhu 105oC selama 3 jam.
Sterilisasi dalam mikrobiologi berarti membebaskan tiap benda atau substansi dari semua
kehidupan dalam bentuk apapun khususnya mikroba. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal
agent atau proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme.
Faktor kesalahan dalam praktikum kali ini antara lain, tidak bersih pada saat mencuci tangan
sehingga masih ada mikroorganisme pada tangan yang dapat menyebabkan gagalnya sterilisasi.
Pada saat mengeringkan tabung reaksi dan cawan petri ada sobekan kecil tisu yang menempel
pada alat-alat tersebut. Pada saat melakukan pelapisan alat-alat menggunakan alumunium foil
biasanya kita kurang teliti dalam melapisinya sehingga, terjadi kebocoran, dan menggagalkan
proses sterilisasi. Masih ada air yang belum kering pada cawan petri dan tabung reaksi, yang
kemudian langsung dibungkus dengan aluminium foil. Hal ini dapat menyebabkan
berkembangnya mikroba sehingga dapat menggagalkan proses sterilisasi.
Fungsi aluminium foil yaitu membungkus cawan petri dan tabung reaksi untuk isolasi termal
(penghalang dan reflektifitas), jadi panasnya tidak akan keluar dari cawan petri dan tabung reaksi
yang ingin disterilkan. Adapun tujuan dari membungkus bagian yang mengkilap lebih cepat
menghantarkan panas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Jenis-jenis sterilisasi diantaranya adalah sterilisasi uap (autoclave), sterilisasi panas kering
(oven), sterilisasi gas atau erilen oksida, sterilisasi radiasi, sterilisasi filtrasi, dan sterilisasi
plasma.
b. Sterilisasi berfungsi untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme yang ada pada atau dalam
suatu benda, agar benda itu lebih aman untuk digunaan khususnya pada dunia kesehatan maupun
pada percobaan-percobaan mikrobbiologi. Suatu bahan atau alat dikataan steril apabila terbebas
dari mikroba, baik dalam bentuk sel vegetatif maupun spora.
c. Cara mensterilkan alat seperti tabung reaksi adalah dengan menutup mulut tabung
denganaluminium foil, kemudian dimasukkan ke dalam oven dan disterilkan lagi di
dalam sterilizer. Untuk cawan petri, posisi cawan petri diatas, dimasukkan kedalam oven setelah
dibungkus dengan aluminium foil.
d. Metode sterilisasi ada beberapa macam, diantaranya sterilisasi dengan pemijaran, sterilisasi
dengan udara panas (oven), sterilisasi dengan uap panas, dan sterilisasi dengan uap bertekanan
(autoclave).
5.2 Saran
Sebaiknya dalam praktikum selanjutnya, metode sterilisasi dapat lebih bervariasi dan dalam
melakukan sterilisasi ini digunakan teknik-teknik sterilisasi yang bermacam-macam agar
praktikan mampu membandingkan dan mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teknik-teknik
yang digunakan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA