Anda di halaman 1dari 6

NAMA : Rivaldo Manengkey

NIM : 019019

MK : Keperawatan Jiwa

DOSEN : Ns. Yuliet Tindatu, S.Kep

A. RINGKASAN PPDGJ & DSM IV

1. Pengertian

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa ( PPDGJ )

Istilah yang digunakan dalam PPDGJ adalah gangguan Jiwa atau

gangguan mental (mental disorder), tidak mengenal istilah penyakit Jiwa (mental

illness/mental desease). Gangguan jiwa merupakan kondisi terganggunya

kejiwaan manusia sedemikian rupa sehingga mengganggu kemampuan individu

itu untuk berfungsi secara normal didalam masyarakat maupun dalam

menunaikan kewajibannya sebagai insan dalam masyarakat itu

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ( DSM )

DSM IV: Gangguan jiwa itu adalah perilaku penting yang signifikan

secara klinis atau sindrom psikologis atau pola acuan tertentu yang terjadi pada

individu yang dihubungkan dengan kondisi distress dan disability atau

dihubungkan dengan peningkatan resiko untuk menderita nyeri, disability,

hilangnya kemampuan bergerak bebas, bahkan kematian.


2. Tujuan PPDGJ

a. Bidang pelayanan nkesehatan (service clinical use) Kodefikasi

penyakit/gangguan untuk statistik kesehatan Keseragaman diagnosis klinis

untuk tatalaksana terapi

b. Bidang pendidikan kedokteran (educasional use) Kesamaan konsep diagnosis

gangguan jiwa untuk komunikasi akademik

c. Bidang penelitian kesehatan (research use) Memberikan batasan dan

kriteria oprasional diagnosis gangguan jiwa, yang memungkinkan

perbandingan data dan analisis ilmiah.

3. Perkembangan PPDGJ

a. PPDGJ I

 Terbit tahun 1973

 Nomor kode dan diagnosis mengacu pada ICD 8 ( International

Clasification of Desease -8 ) yang diterbitkan oleh WHO chapter V,

nomor 290-315 (sitem numerik)

 Diagnosis : mono-aksial

b. PPDGJ II

 Diterbitkan pada tahun 1983

 Diagnosis multi aksial menurut DSM-III

 Nomor kode dan diagnosis : mengacu pada ICD-9 ( sistem numerik )

 Konsep klasifikasi dengan kelas diagnosis memakai kriteria diagnosis

DSM ( The Diagnosis statistical manual of mental disorder)

c. PPDGJ III

 Diterbitkan pada tahnun 1993

 Diagnosis multi-aksial
 Nomor kode dan diagnosis merujuk pada ICD-10

 Konsep klasifikasi dengan hirarki blok memakai pedoman diagnoosis

ICD-10

 Diagnosis multi aksial menurut DSM-IV (APA,1994)

4. Perkembangan DSM

DSM-I telah selesai disusun pada tahun 1952 oleh APA(American

Psychiatric Association). Edisi kedua keluar pada tahun 1968, kemudaian disusul

setelahnya edisi ke-3 pada tahun 1980, yang akhirnya dilakukan revisi kembali

pada tahun1987(DSM-III R), dan pada tahun 1994 APA mengeluarkan lagi

DSM-IV, yang akhirnya di revisi kembali manjadi DSM-IV TR(text revision)

pada tahun 2000. DSM-IV dan DSM-IV TR dikeluarkan setelah melalui

persetujuan dengan ICD-9 CM (clinical modification).

Klasifikasi yang paling populer digunakan orang adalah klasifikasi

gangguan yang dikemukakan oleh American Psychiatric association (APA) pada

tahun 1952 yang akhirnya pada tahun 1992 telah berhasil melahirkan Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-IV), setelah mengalami tiga

kali revisi sejak tahun 1979. Di Indonesia, pemerintah telah berhasil melahirkan

klasifikasi gangguan kejiwaan yang memuat gangguan kejiwaan yang disebut

PPDGJ atau Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa, yang saat ini

telah secara resmi digunakan adalah PPDGJ.

5. Urutan Hierarki Blok Diagnosis Gangguan Jiwa Berdasarkan PPDGJ-III:

I = Gangguan mental organik dan simtomatik (F00-F09). = Gangguan mental dan

prilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) Ciri khas: etiologi organik/fisik jelas,

primer/skunder
II = Skizoprenia, gangguan skizopital dan gangguan waham (F20-F29) Ciri khas:

gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas

III = Gangguan suasana perasaan [mood/afektif] (F30-F39) Ciri khas: gejala

gangguan afek (psikotik dan non psikotik)

IV= Gangguan neurotik, gangguan stomatoform dan gangguan stres (F40-F48)

Ciri khas: gejala non psikotik, etiologi non organik

V= Sindrom prilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor

fisik (F50F59) Ciri khas: gejala disfungsi biologis, etiologi non organik

VI= Gangguan kepribadian dan prilaku masa dewasa (F60-F69) Ciri khas: gejala

prilaku, etiologi non organik

VII= Retardasi mental (F70-F79) Ciri khas: gejala perkembangan IQ, onset masa

kanak

VIII= Gangguan perkembangan psikologis (F80-F89) Ciri khas: gejala

perkembangan khusus, onset masa kanak

IX= Gangguan prilaku dan emosional dengan onset masa kanak dan remaja

(F90-F98) Ciri khas: gejala prilaku/emosional, onset masa kanak

X= Kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis (Kode Z) Ciri khas: tidak

tergolong gagguan jiwa

B. PENJELASAN SECARA SINGKAT MENURUT PPNI :

1. Kecemasan ialah kondisi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang

tidak jelaskan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu

melakukan tindakan untuk menghadapi


2. Kehilangan Berduka adalah respon psikososial yang ditunjukan oleh klien sebagai

akibat dari kehilangan, baik kehilangan orang, objek, fungsi, bagian tubuh atau

hubungan.

3. Gangguan Konsep diri adalah terganggunya semua pikiran, keyakinan, dan

kepercayaan yang

merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi

hubungannya dengan orang lain

4. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti an rendah diri yang

berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan diri. Adanya hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak

mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.

5. Isolasi Sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami penurunan

atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.

6. Halusinasi merupakan munculnya persepsi setelah melihat, mendengar,

menyentuh, merasakan, atau mencium sesuatu yang tidak benar-benar ada.

7. Perilaku kekerasan adalah hasil dari kemarahan yang ekstrem atau sebagai

kompensasi dari ketakutan yang berlebihan

8. Defisit perawatan diri merupakan diagnosa keperawatan kategori perilaku dan sub

kategori kebersihan diri yang dapat ditemukan pada pasien Stroke non hemoragik.
DAFTAR PUSTAKA

https://n2ncollection.com

www.academia.co.id

www.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai