Anda di halaman 1dari 6

KASUS RESUME

1. Pengkajian
Data demografi: Tn. S berusia 49 tahun, jenis kelamin Laki-laki, alamat di Padang,
pekerjaan karyawan swasta, suku minang, agama Islam, TB: ±168 cm, BB tidak
terkaji, lingkar perut 106 cm, penanggu jawab pasien Ny. E (42 tahun) yang
merupakan istri pasien. Pendidikan terakhir Tn. A yaitu SMA. Pasien masuk RSUP
M. Djamil pada tanggal 29 Oktober 2021 melalui Poliklinik. Saat dilakukan
pengkajian pada tanggal 01 November 2021 pada pasien Tn. S didapatkan diagnosa
medis pasien yaitu dengan Hepatoma + Post TACE 1 bulan yang lalu
.
Keluhan Utama: Tn. S mengeluh nyeri di perut hingga punggungnya, nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, pasien mengatakan skala nyeri 3, bertambah sakit jika
pasien memposisikan badannya miring ke kanan dan ke kiri.

Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien masuk ke ruang bedah Pria RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 29 Oktober 2021 jam 11.26 WIB. Pasien masuk melalui
Poliklinik dengan nyeri pada perut hingga ke punggung dan sesak napas yang
memberat sejak 3 hari yang lalu, mengalami gejala kuning pada badan dan mata sejak
2 minggu yang lalu. Keluarga pasien mengatakan perut pasien membuncit yang
semakin lama semakin meningkat sejak 3 bulan yang lalu. Keluarga mengatakan Tn.
S mengalami penurunan nafsu makan dan berat badan ±10 kg dalam 3 bulan terakhir.
.
Riwayat Penyakit Dahulu: Istri Tn. S mengatakan Tn. S memiliki riwayat kebiasaan
begadang dan merokok, namun sudah 6 bulan yang lalu berhenti merokok. Kebiasaan
minum alcohol disangkal. Pasien memiliki kebiasaan minum kopi lebih dari 3 kali
sehari. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, penyakit
ginjal, maupun penyakit lain sebelumnya. Pasien memiliki riwayat hepatitis B ± 3
tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Keluarga: Istri pasien mengatakan bahwa tidak terdapat anggota
keluarga lain yang mengalami penyakit yang sama seperti yang dialami oleh Tn. S
Terapi medis yang didapatkan tanggal 29-10-2021:
IVFD RL 12jam/kolf
Ketorolac 3x30 mg
Ranitidine 2x50 mg
Vit K 3x10 mg
Curcuma 3x1 tab po
UDCA 3x250mg po
Liverprime 3x1 kaps
Terpasang nasal kanul 3 liter

Berdasarkan hasil pemeriksaan labor didapatkan hasil:


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
29/10/2021
GDS 87 <200
HbsAg Reaktif Negatif
Anti HCV Non reaktif Negatif
Hematologi
Hemoglobin 10.0 14-18
Leukosit 11.15 5.000-10.000
Trombosit 587 150.000-400.000
Hematokrit 28 40-48%
Kimia Klinik 29/10/2021
Total protein 5.7 6.6-8.7
Albumin 2,1 3.8-5.0
Globulin 3.6 1.3-2.7
Bilirubin total 15.7 0.3-1.0
Bilirubin direk 12.0 <0.20
Bilirubin indirek 3.7 <0.60
SGOT 301 <38
SGPT 151 <41
Ureum darah 24
Kreatinin darah 0,8
Natrium 132
Kalium 4,3
Clorida 103

ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah Keperawatan (SDKI)

1. DS: agen pencedera fisiologis Nyeri akut


 Tn. S mengeluh nyeri pada (hepatoma)
perut hingga menjalar ke
punggungnya, bertambah sakit
jika pasien memposisikan
badannya miring ke kanan dan
ke kiri. Pasien mengatakan
nyeri berkurang hanya ketika
diberikan obat nyeri.
DO:
 Tn. S tampak meringis dan
merintih kesakitan akibat
nyeri persisten yang ia
rasakan
 Frekuensi nadi/HR: 93
x/menit, RR: 25 kali/menit
 Pasien tampak pucat
 Pengkajian nyeri : P :
proses penyakit Q :
Ditusuk-tusuk
R : perut hingga punggung
S:3
T : hilang timbul
3. DS: Penurunan energi Pola napas tidak efektif
 Pasien mengeluh sesak
napas dan perasaan berat
pada dada. Sesak
bertambah setelah pasien
melakukan mobilisasi.
DO:
 Penggunaan otot bantu
pernafasan (+)
 Frekuensi nafas: 25
kali/menit
 Pola nafas takipnea
 Fase ekspirasi memanjang
(+)
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi Keperawatan (SIKI)


1 Nyeri akut berhubungan dengan agen Setelah diberikan intervensi keperawatan selama 1x6 jam Manajemen nyeri
pencedera fisiologis (hepatoma) diharapkan nyeri menurun dengan Kriteria Hasil: Aktivitas Regulator:
- Keluhan nyari menurun Observasi:
- Kemampuan menggunakan teknik non-farmakologis - Identifikasi lokasi karakteristik durasi
meningkat frekuensi kualitas intensitas nyeri
- Melaporkan nyeri terkontrol - Identifikasi skala nyeri
- Keluhan nyeri menurun - Identifikasi respon nyeri non verbal
- Meringis menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan
- Gelisah menurun memperingan nyeri
- Kesulitan tidur menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
- Frekuensi nadi membaik tentang nyeri
- Pola napas membaik - Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
- Tekanan darah membaik nyeri
- Nafsu makan membaik - Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Fungsi berkemih membaik - Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (slow deep breathing)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Aktivitas Kognator:
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam Manajemen Hipervolemia
diharapkan masalah hipervolemia pada pasien dapat teratasi Aktivitas Regulator
dengan Kriteria Hasil: Observasi
- Asupan cairan meningkat - Periksa tanda dan gejala hipervolemia (
- Output urin meningkat dispnea, edema, JVP meningkat)
- Edema menurun - Identifikasi penyebab hipervolemia
- Frekuensi nadi membaik - Monitor status hemodinamik (frekuensi
jantung, tekanan darah, nilai MAP, CVP)
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor tanda hemokonsentrasi (kadar
natrium, BUN, hematokrit)
- Monitor kecepatan infus secara ketat
- Monitor efek samping diuretik
Terapeutik
- Timbang berat badan setiap hari pada waktu
yang sama
- Batasi asupan cairan dan garam
- Tinggikan kepala tempat tidur 30-40 derajat
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian diuretik
Aktivitas Kognator
Edukasi
- Anjurkan melaporkan haluaran urin <0,5
ml/24 jam/kg berat badan dalam 6 jam
- Anjurkan melaporkan jika berat badan
bertambah >1 kg/hari
- Ajarkan cara membatasi cairan
- Ajarkan cara mengukur dan mencatat haluaran
cairan
2 Pola napas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam Pemantauan Respirasi
dengan penurunan energi diharapkan masalah pola napas pada pasien dapat teratasi Aktivitas Regulator
dengan Kriteria Hasil: Observasi
- Dispnea menurun - Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan
- Penggunaan otot bantu napas menurun upaya napas
- Pemanjangan fase ekspirasi menurun - Monitor pola napas (takipnea dan
- Frekuensi napas membaik hiperventilasi)
- Kedalaman napas membaik - Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor nilai AGD
- Monitor hasil x-ray thorax
Terapeutik
- Atur interval pemantauan respirasi sesaui
kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Aktivitas Kognator
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Manajemen Jalan Napas
Aktivitas Regulator:
Observasi:
- Monitor pola nafas (frekuensi, kedalaman,
usaha nafas)
- Monitor bunyi nafas tambahan
- Monitor sputum (warna, jumlah, aroma)
Terapeutik
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
- Atur posisi semifowler atau fowler
Kolaborasi:
- Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, Jika perlu
Aktivitas Kognator:
Edukasi:
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari

Anda mungkin juga menyukai