Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL III

PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS PABRIK

PERENCANAAN KETERKAITAN FASILITAS-FASILITAS

OLEH :
KELOMPOK 7B

ANGGOTA :
Ilham Purwadi 1710932035
Reki Azura Pratama 1710932049
Afifah 1710933002

DOSEN PENGAMPU :
Prof. Dr. Ir. Rika Ampuh Hadiguna, MT IPM

LABORATORIUM TATA LETAK FASILITAS PABRIK


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
MODUL III
PERENCANAAN KETERKAITAN FASILITAS-FASILITAS

A. From To Chart Frekuensi Pergerakan Bahan dari Satu Departemen


ke Departemen lain

Frekuensi pergerakan bahan dari satu departemen ke departemen lainnya


dihitung berdasarkan jumlah perpindahan part dari satu mesin ke mesin lainnya
(Apple, 1990). Frekuensi perpindahan bahan yang dihitung dari perpindahan
mesin ke mesin lainnya kemudian dikalikan dengan jumlah hari kerja selama satu
bulan. Frekuensi pergerakan bahan dari satu departemen ke departemen lainnya
dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Route Perpindahan Bahan


no nama komponen route input (bulan) inisial frekuensi inisial frekuensi
1 plat dudukan 1-2-5-8-10-15-10-6-11-15 745 1 0
2 plat penompang dudukan 136 719 1 0
3 bis sandaran tangan kanan dan kiri 12 2766 1 0
4 besi rangka bawah 1-4-6-7-10-6-11-15 721 1 0
5 besi jari-jari 126 3489 1 0
6 besi pengatur tinggi 1-4-6-8-11-15 1423 1 0
7 plat dudukan 1-3-7-15 745 1 0
8 plat cangkang 1-3-5-8 740 1 0
9 plat sambungan tangan kanan dan kiri 1-3-7-9 1487 1 0
10 kulit samping alas duduk 1-2-12-15 692 1 0
11 kulit atas alas duduk 12 692 1 0
12 kawat alas duduk 1 13 697 1 0
13 busa alas duduk 12 700 1 0
14 rangka sandaran punggung 1-4-6-7-8-14-10-11 748 1 0
15 lempeng pengatur 1-3-7-8-9 758 1 0
16 plat sandaran punggunng 1-3-7-8-10-6-11-15 738 1 0
17 plat penyambung sandaran punggung 1-3-5-7-9 684 1 0
18 kulit samping sandaran punggung 1-2-13-15 692 1 0
19 kulit atas sandaran punggung 12 692 1 0
20 kawat sandaran punggung 1 13 697 1 0
21 busa sandaran punggung 12 700 1 0
22 kawat pengunci 1 13 14 711 1 0
23 besi sandaran tangan kanan 1-4-6-7-14-11-15 1459 1 0
24 busa sandaran tangan knana dan kiri 1 2 15 1400 1 0
25 kulit samping sandaran tangan kanan sebelah kiri 1 2 12 1399 1 0
26 kulit samping sandaran tangan kiri sebelah kiri 12 1399 1 0
27 kulit sandaean tangan kanan dan kiri 12 1399 1 0
Berdasarkan Tabel 3 diatas dapat dilihat route perpindahan bahan dari
mesin 1 ke mesin lainnya. Route perpindahan bahan diambil dari MPPC (Multi
Product Process Chart) yang telah dbuat pada modul sebelumnya. Berdasarkan
route tersebut dapat dihitung frekuensi perpindahan bahan dari mesin sat uke
mesin lainnya. Frekuensi perpindahan dapat dihitung dengan cara menghitung
pergerakan aliran bahan dari mesin satu ke mesin lain. Contoh perhitungan
frekuensi dapat dilihat pada perhitungan dibawah ini:

Dapat dilihat dari perhitungan frekuensi perpindahan bahan dari Mesin 1


ke Mesin 2. Pada route dapat dilihat bahan apa saja yang terjadi aliran
perpindahan dari mesin 1 ke mesin 2. Mengasumsikan angka 1 bahwa adanya
perpindahan bahan dari mesin satu ke mesin lain dan angka nol bahwa tidak ada
terjadi perpindahan antara mesin. Dengan demikian dapat dihitung frekuensinya
yaitu:

Frekuensi mesin 1- mesin 2 = Route (komponen 1 + komponen 3 +


komponen 5 + komponen 10 +
komponen 11 + komponen 13 +
komponen 18 + komponen 19 +
komponen 21 +komponen 24 +
komponen 25 + komponen 26 +
komponen 27)
=1+1+1+1+1+1+1+1+1+1+1 +1
+1
= 13

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dijelaskan bahwa terjadi 13 kali


perpidahan bahan dari mesin 1 dengan mesin 2. Dengan demikian dapat dibuat/
direkap hasil frekuensi perpindahan antara mesin dalam suatu From to Chart.
From to Chart rekapan frekuensi dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. From to Chart Frekuensi
to

mesin mesin mesin mesin mesin meisn


mesin mesin mesin mesin
from/to inisial mesin ukur potong dan potong potong mesin drill mesin las kompresso mesin jahit potong bending perakitan
punc gerindra press tekuk plat
gunting plat profil r kawat profil

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
mesin ukur 1 13 7 4 0 0 0 0 0 0 0 0 3 0 0
mesin potong dan gunting 2 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 2 1 0 1
mesin potong plat 3 0 0 0 2 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0
mesin potong profil 4 0 0 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mesin punc 5 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 0
mesin gerindra 6 0 0 0 0 0 3 1 0 0 3 0 0 0 0
mesin drill 7 0 0 0 0 0 0 2 2 1 0 0 0 1 1
mesin press 8 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 0 0 1 0
mesin tekuk plat 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mesin las 10 0 0 0 0 0 3 0 0 0 1 0 0 0 1
mesin kompressor 11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5
mesin jahit 12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
mesin potong kawat 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
meisn bending profil 14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
perakitan 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0

Berdasarkan From to Chart diatas dapat dilihat rekapan frekuensi antar


mesin, dan dapat disimpulkan bahwa terjadi perpindahan bahan yang tertinggi
berada antar mesin 1 dengan mesin 2. Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat From
to Chart yang kedua yaitu dengan cara mengkalikan target produksi (input)
Material per bulan dengan frekuensi antar mesin dan dibagi dengan lot
perpindahan pada mesin. Input masing – masing mesin dapat dilihat pada Tabel 3
dibawah ini:
Tabel 3. Input Masing-Masing Mesin
no dari mesin jumlah input yang dipindahkan
1 mesin ukur 269.3703704
2 mesin potong dan gunting 161.2019231
3 mesin potong plat 255.2608696
4 mesin potong profil 189.173913
5 mesin punc 94.30434783
6 mesin gerindra 772.4615385
7 mesin drill 305.8333333
8 mesin press 224
9 mesin tekuk plat 133.1363636
10 mesin las 246.4666667
11 mesin kompressor 416.7142857
12 mesin jahit 139.4
13 mesin potong kawat 111.88
14 meisn bending profil 108.0740741
15 perakitan 149

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat berapa jumlah input material per
bulan yang dipindahkan antar mesin. Input perpindahan material per bulan antar
mesin dapat dicari dengan cara melihat route pemprosesan bahan. Sehingga
perhitungan input perpindahan mesin dapat dilihat pada perhitungan bawah
(perhitungan perpindahan input material per bulan dari mesin 1) :

jumlah input (material 1 – material 27)


Input Pepindahan dari mesin 1 =
jumlah lot perpindahanmesin 1

= 269,37 unit

Berdarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa ada sekitar 269,37 unit
yang dapat dipindahkan dari mesin 1 ke mesin yang lain dalam satu bulan. Jumlah
dipakai sebagai jumlah input yaitu total input per bulan dari material 1 sampai
material 27. Karena pada material 1-27 terdapat route produk yang berawal dari
mesin 1 yang akan dipindahkan ke mesin lain. Sehingga dapat dibuat From to
Chart dengan cara mengkalikan input perpindahan yang dipindahkan oleh mesin
ke mesin yang lainnya. Sehingga dapat From to Chart seperti Tabel 4 dibawah
ini:
Tabel 4. From to Chart Perpindahan Unit
from/to inisial mesin ukur mesin potong dan gunting mesin potong plat mesin potong profil mesin punc mesin gerindra mesin drill
1 2 3 4 5 6 7
mesin ukur 1 3502 1886 1077 0 0 0
mesin potong dan gunting 2 0 0 0 161 161 0
mesin potong plat 3 0 0 0 511 255 1021
mesin potong profil 4 0 0 0 0 757 0
mesin punc 5 0 0 0 0 0 94
mesin gerindra 6 0 0 0 0 0 2317
mesin drill 7 0 0 0 0 0 0
mesin press 8 0 0 0 0 0 0 0
mesin tekuk plat 9 0 0 0 0 0 0 0
mesin las 10 0 0 0 0 0 739 0
mesin kompressor 11 0 0 0 0 0 0 0
mesin jahit 12 0 0 0 0 0 0 0
mesin potong kawat 13 0 0 0 0 0 0 0
meisn bending profil 14 0 0 0 0 0 0 0
perakitan 15 0 0 0 0 0 0 0

Tabel 4. From to Chart Perpindahan Unit (Lanjutan)


mesin press mesin tekuk plat mesin las mesin kompressor mesin jahit mesin potong kawatmeisn bending profil perakitan
8 9 10 11 12 13 14 15
0 0 0 0 0 808 0 0
0 0 0 0 322 161 0 161
0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0
189 0 0 0 0 0 0 0
772 0 0 2317 0 0 0 0
612 612 306 0 0 0 306 306
0 448 224 0 0 224 0
0 0 0 0 0 0 0
0 0 246 0 0 0 246
0 0 0 0 0 0 5834
0 0 0 0 0 0 2091
0 0 0 0 0 2702 2702
0 0 108 108 0 0 0
0 0 149 0 0 0 0

Berdasarkan From to Chart diatas dapat dianalisis bahwa perpindahan


input antar mesin didapatkan hasilnya dari frekuensi perpindahan antar mesin
dikalikan dengan banyak input yang dipindahkan dari awal mesin. Contohnya
dapat dilihat dari perhitungan input yang dipindahkan mesin 1 ke mesin 2 seperti
dibawah ini:
Input yang dipindahkan Mesin 1 – Mesin 2 = Frekuensi perpindahan Mesin 1-
Mesin 2 x Jumlah input yang
dipindahkan
= 13 x 269,37
= 3502 unit.

Berdasarkan perhitungan diatas dapat dianalisis bahwa ada 3502 unit


material yang dapat dipindahkan dari mesin 1 menuju mesin 2. Berdasarkan dari
kedua From to Chart di atas dapat dianalisis bahwa angka yang terdapat di dalam
kedua From to Chart dipengaruhi oleh banyaknya pergerakan perpindahan
material yang dilakukan antar mesin (frekuensi perpindahan antar mesin), input
per bulan material yang dipindahkan dan route perpindahan material yang
diproses dari antar mesin. Hal ini dikarenakan fartor route produk akan
menentukan bagaimana perpidahan yang akan dilaui oleh material sehingga
membuat frekuensi perpindahan material antar mesin juga akan semakin besar,
dengan adanya input per bulan masing-masing material yang akan dipindahkan
juga disimpulkan bahwa semakin tinggi frekuensi perpindahan material antar
mesin semakin sering juga input yang harus dipindahkan antar mesin tersebut.
Karena frekuensi perpindahan yang semakin tinggi akan menentukan berapa
jumlah (unit) perpindahan yang akan diangkut oleh alat material handling sesuai
dengan kapasitas alat material handling serta frekuensi perpindahan dan unit per
bulan material yang akan dipindahkan antar mesin.

B. Gambar Rancangan untuk Masing-masing Fasilitas Non Produksi

Perencanaan fasilitas non produksi untuk UKM yang memproduksi kursi


kantor ini meliputi kantor, kantin, area parkir, mushala, WC (WC pria dan
wanita), pusat kesehatan, area pengolahan limbah, generator listrik, gudang
(bahan baku dan bahan jadi) dan pos keamanan. Pada fasilitas non produksi
perusahaan yang direncanakan terdapat beberapa fasilitas lainnya yang tidak
masuk kedalam rencana tata letak pabrik diantaranya yaitu fasilitas maintenance,
receiving area dan shipping area. Berikut tabel yang menggambarkan fasilitas
non produksi yang tidak dimasukkan kedalam rencana area pendirian pabrik
beserta alasannya yaitu:

Tabel 5. Fasilitas non produksi diluar perencanaan area pabrik

Rekapitulasi dari perencanaan kebutuhan luas lantai dari masing-masing


fasilitas non produksi dapat dilihat pada Lampiran A. Pada penentuan luas area
yang dibutuhkan pada beberapa fasilitas memerlukan pertimbangkan dari jumlah
karyawan yang terdapat pada perusahaan. Deskripsi mengenai karyawan, jumlah
karyawan dan jabatannya masing-masing dapat dilihat pada struktur organisasi
perusahaan dan tabel deskripsi karyawan berikut ini :

Berikut struktur organisasi dari Perusahaan Kursi yang akan didirikan yaitu :
Gambar 1. Struktur Organisasi Perusahaan Kursi

Perusahaan kursi dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh
seorang Sekretaris, Direktur Utama mengepalai empat divisi yakni Divisi
Pengembangan, Divisi Produksi, Divisi Keuangan dan ADM dan Divisi
Pemasaran. Setiap divisi dikepalai oleh seorang Manager Divisi. Divisi
Pengembangan betugas melakukan pengembangan metode baru, pengembangan
produk dan melakukan pengontrolan kualitas produk, divisi ini beranggotakan
Staff Riset dan Pengembangan dan Staff Qulity Control. Divisi Produksi
bertanggung jawab mengatur kegiatan produksi terdiri dari Staff Produksi, Staff
PPIC, Staff Tecnical Engginering dan Staff Mecanical Engginering. Divisi
Keuangan dan ADM bertugas mengatur keuangan dan kepegawaian dalam
perusahaan, adapun anggota dari divisi ini adalah Staff Teknologi Informasi, Staff
HARI dan GA, Staff Purchasing, Staff Fianance and Budgeting Control, Staff
Accounting and Tax, Staff System and Cost Control. Divisi terakhir adalah Divisi
Pemasaran bertugas menjaga hubungan perusahaan dan konsumen, divisi ini
beranggotakan Staff Marketing, Staff Distribution Networking dan Staff Logistik.

Tabel 6. Deskripsi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin


Deskripsi Karyawan
Jabatan
No. Berdasarkan Jenis Kelamin
1 Direktur Utama
2 Manager Pengembangan
3 Manager Produksi
4 Manager Keuangan dan ADM
5 Manager Pemasaran
6 Staff Riset dan Pengembangan
7 Staff Quality Control
8 Staff Produksi Pria
9 Staff PPIC
10 Staff Mecanical Engginering
11 Staff Telnologi Informasi
12 Staff HARI dan GA
13 Staff System and Cost Control
14 Staff Marketing
15 Staff Logistic
16 Staff Tecnical Engginering
17 Staff Purchasing
18 Staff Finance and Budgeting Control Wanita
19 Staff Accounting and Tax
20 Staff Distribution Networking
Berdasarkan rekapitulasi tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah karyawan
pria lebih banyak dibandingkan jumlah karyawan wanita, posisi direktur utama
dan manager seluruhnya dipegang oleh pria.

C. Rekapitulasi Luas Lantai Fasilitas Non-Produksi

Terdapat 10 fasilitas non produksi dalam perusahaan yang terdiri atas


Gudang ( gudang bahan baku dan gudang bahan jadi), kantor, kantin, mushalla,
pos security, toilet, ruang generator, area parkir, klinik kesehatan, dan tempat
penampungan limbah. Luas masing – masing fasilitas non-produksi ditentukan
oleh kebutuhan luas untuk setiap fasilitas tersebut . gudang bahan baku
merupakan tempat penyimpanan bahan baku dari pembuatan kursi putar. Gudang
barang jadi digunakan untuk menyimpan produk jadi gudang ini menggunakan
rak penyimpanan untuk produk kursi putar yang telah siap. Fasilitas non-produksi
kantor merupakan fasilitas tempat bekerja bagi Direktur, Sekretaris, Manager dan
Staff karyawan. Kantor terdiri dari beberapa fasilitas yang dapat dilihat pada
Tabel 7 berikut ini:

Tabel 7. Bagian Kantor


No. Bagian Kantor
1 Ruang Kerja
2 Ruang Direktur
3 Ruang Sekretaris
4 Ruang Metting
5 Pantry
6 Musallah
7 Meja Informasi
8 Toilet Pria
9 Toilet Wanita

Fasilitas non-produksi selanjutnya adalah post satpam atau ruang


keamanan, kebutuhan post satpam sangat perlu untuk menjaga keamanan dan
tatatertib di perusahaan, pos satpam terdiri dari meja, kursi dan tempat sampah.
Fasilitas berikutnya adalah fasilitas musallah fasilitas ini di peruntukan untuk
tempat beribadah bagi karyawan perusahaan yang beragama islam, dikarenakan
perusahaan yang dekat dengan mesjid raya untuk pelaksanaan shlolat jumat
karyawan melaksanakannya di mesjid raya bukan di mushallah, mushallah terdiri
dari beberapa fasilitas pendukung yakni toilet pria, toilet wanita dan area tempat
sholat. Fasilitas berikutnya dalah kantin, kanti terdiri dari dua bagian yakni dapur
dan kantin, perusahaan menyediakan fasiliats makan untuk karyawan perusahaan
sehingga karyawan dapat makan siang di kanti yang masakannya dimasak di
dapur kantin. Area parkir disediakan oleh perusahaan untuk menampung
kendaraan yang dibawa oleh karyawan untuk bekerja,a rea parkit terdiri dari dua
jenis yakni area parkir mobil dan area parkir sepeda motor. Selanjutnya ruang
generator, untuk menjamin pabrik tetap berjalan di saat terjadi masalah listrik
seperti mati lampu, perusahaan mengadakan fasilitas generator listrik sebagai
tenaga cadangan listrik perusahaan. Fasilitas berikutnya adalah toilet pabrik, toilet
pabrik diperuntukan untuk pekerja yang bekerja di pabrik. Fasilitas berikutnya
dalah fasilitas kesehatan fasilitas ini merupakan fasilitas untuk memberikan
pertolongan pertama dari kecelakaan atau area tempat karyawan yang sakit
bekerja, fasilitas kesehatan menyediakan kasur untuk karyawan beristirahat, kusri,
meja serta leamari tempat penyimpanan obat-obatan. Fasilitas non-produksi yang
terakhir adalah Pengolahan Limbah fasilitas ini diperuntukan untuk mengolah
limbah pabrik, dikarenakannpabrik mengolah bahan padat hasil limbah pabrik
seluruhnya dalah limbah padat yang terdiri dari limbah baja, kulit, dan plastik.
Setiap limbahdalam panrik di pisahkan berdasarkan jenisnya kemudian di
kirimkan ke perusahaan atau lembaga yang bekerja sama demngan perusahaan
untuk diolah kembali. Sisa baja dikirim ke perusahaan logam untuk di lebur
kembali, sisa palstik di lebur untuk di cetak ulang dan limbah kulit di kirim ke
lembaga masyarakat untuk di jadikan produk kreatif.

Fasilitas non produksi beserta kebutuhannya dapat dilihat pada Tabel 8


berikut:
Tabel 8. Fasilitas non produksi dan fasilitas pendukungnya
Ukuran
No. Fasilitas Ruangan Kebutuhan Jumlah
P L
Gudang Bahan Baku Rak 8 6000 4000
1 Gudang
Gudang Bahan Jadi Rak 4 6000 4000
Meja Direktur 1 2000 700
Kursi Direktur 1 500 500
Lemari 1 800 400
Ruang Direktur Kursi Klien 2 450 450
Meja Tamu 1 1000 700
Kursi Tamu 1 450 450
Tempat Sampah 1 300 400
Meja Sekretaris 1 2000 700
Kursi Sekretaris 1 500 500
Ruang Sekretaris Lemari 1 800 400
Kursi Klien 2 450 450
Tempat Sampah 1 300 400
Meja Rapat 1 2800 1200
Kursi Rapat 8 625 500
Ruang Metting
AC 1 500 100
Papan tulis 1 2000 100
Meja Karyawan 64 700 700
Meja Manager 4 2000 700
Kursi Karyawan 64 500 500
Ruang Karyawan Lemari Karyawan 64 800 400
2 Kantor
Lemari Manager 4 3500 300
Kursi Klien 8 450 450
Papan tulis 4 300 400
Meja Bulat 1 750 750
Kursi 7 450 580
Meja dan lemari penyimpanan 1 2000 600
Pantry
Dispenser 1 320 380
Kulkas ] 720 800
Meja panjang 1 1400 600
Meja Lobby 2 1000 500
Lobby Meja Sofa 1162 6000
Sofa 12 750 750
Kloset 2 500 600
Toilet Pria Watafel 1 1000 500
Tempat Sampah 1 300 400
Kloset 2 500 600
Toilet Wanita Watafel 1 1000 500
Tempat Sampah 1 300 400
AC 1 500 100
Musallah
Sajadah 13 500 1000
Tabel 8. Fasilitas non produksi dan fasilitas pendukungnya (lanjutan)
Meja Satpam 1 1500 500
3 Keamanan Post Satpam Kursi Satpam 1 450 450
Tempat Sampah 1 300 400
Kloset 3 500 600
Toilet Karyawan Tempat Wudhu 3 1000 500
Tempat Sampah 1 300 400
Kloset 3 500 600
4 Mushallah Toilet Karyawati Tempat Wudhu 3 1000 500
Tempat Sampah 1 300 400
Sajadah Imam 1 600 1200
Ruang Shalat Sajadah Makmum 10 6000 1200
Batas Makmum 1 7000 100
Meja 1 600 300
Kompor 1 700 400
Tempat Cuci Piring 1 1500 800
Dapur
Kulkas 1 600 500
Dispenser 1 350 350
5 Kantin
Tempat Sampah 2 300 400
Meja Makan 4 900 800
Kursi Makan 16 450 450
Ruang Makan
Watafel 2 1000 500
Tempat Sampah 2 300 400
Mobil 20 3000 4000
6 Parkir Area Parkir
Sepeda Motor 60 2000 500
7 Generator Rauang Generator Generator 1 3000 2000
Kloset 4 500 600
8 Toilet Pabrik Toilet Watafel 4 1000 500
Tempat Sampah 4 300 400
Tempat Tidur 3 1000 1800
Kursi 4 450 450
9 Kesehatan Klinik
Meja 1 1000 1500
Lemari 1 1000 600
10 Limbah Penampungan Limbah Penampung Limbah 1 7000 8000

Berdasrkan tabel diatas dilakukan perencanaan fasilitas non-produksi,


adapun rancangan dari fasilitas non produksi terlampir pada Lampiran B.
Lampiran B menampilkan fasilitas non-poduksi dengan mengunakan
pertimbahang allowance dari setiap faislitas, allowance yang digunakan adalah
150% angka ini digunakan agar tidak terdapat jarak yang terlalu besar antar
komponen fasilitas atau untuk menghemat ukuran tempat. Perhitungan kebutuhan
luas lantai untuk setiap fasilitas non produksi berbeda-beda, hal ini dipengaruhi
oleh rancangan gambar masing-masing ruangan fasilitas. Hal ini dikarenakan
proses penyusuna barang-barang pelengkap pada fasilitas non produksi ini akan
menentukan bagian mana yang menjadi panjang ruangan, dan bagian mana yang
menjadi lebar ruangan. Berikut ini contoh perhitungan toilet wanita dengan
allowance dan asumsi bahwa tiolet tidak membutuhkan alowance karena hanya
dibatasi sekat saja.

Panjang = Max{(5x panjang wastafel),(panjang tempat wudhu + panjang


wastafel + panjang toilet )} x Allowance
= Max{ (5 x 666)mm x 100% (hanya di batasi pembatas toilet)
= Max{ (3333) mm x 150%}
= 5000 mm = 5 m
Lebar = ( lebar wastafel + lebar toilet + lebar tempat wudhu) x
Allowance
= (1500 + 2700 + 300) x Allowance
= 4500 mm x 150%
= 6750 mm ~ 7 m
Luas = Panjang x Lebar
= 5mx7m
= 45 m2

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan luas kebutuhan toilet wanita


adalah sebesar 45 m2 dengan melakukan perhitungan sesuai dengan susunan letak
fasilitas pendukung yang ditempatkan dalam ruangan ini. Perhitungan luas untuk
ruangan lainnya memiliki perhitungan tersendiri sesuai dengan rancangan dan
susunan penempatan fasilitas-fasilitasnya tersendiri, dengan demikian penyusunan
dilakukan seefisien mungkin untuk mendapat luas kebutuhan ruang yang paling
efektif dan efesien.
D. Activity Relationship Chart (ARC)

Activity Relationship Chart (ARC) merupakan alat untuk melakukan


pengukuran aliran secara kualitatif dengan tujuan untuk merencanakan tata letak
fasilitas atau departemen berdasarkan derajat hubungan kedekatan antar fasilitas
tersebut. Pada dasarnya diagram ini memberikan penjelasan tentang hubungan
pola aliran bahan dan lokasi dari setiap departemen penunjang terhadap
departemen produksinya. Sebenarnya Activity Relationship Chart ini hampir mirip
dengan From To Chart, hanya saja disini analisanya bersifat kualitatif. Kalau pada
from to chart analisis dilaksanakan berdasarkan angka-angka berat/volume dan
jarak perpindahan bahan dari satu departemen ke departemen lain, maka pada
ARC ini akan menggantikan kedua hal tersebut dengan kode huruf yang akan
menunjukkan derajat hubungan aktivitas secara kualitatif dan juga kode angka
yang akan menjelaskan alasan untuk pemilihan kode huruf tersebut
(Wignjosoebroto, 2009).

Activity Relationship Chart berguna untuk perencanaan dan analisis


hubungan aktivitas antar departemen maka data yang didapat selanjutnya akan
dimanfaatkan untuk penentuan letak masing- masing departemen tersebut, yaitu
lewat apa yang disebut dengan Activity Relationship Diagram. Dalam membuat
Activity Relationship Diagram ini maka terlebih dahulu data yang diperoleh dari
Activity Relationship Chart dimasukkan ke dalam suatu lembaran kerja (Work
Sheet).

Pada Activity Template Block Diagram, data yang telah dikelompokan


dalam Work Sheet kemudian dimasukkan ke dalam suatu activity template.
Template di sini hanya bersifat memberi penjelasan mengenai hubungan aktivitas
antara departemen satu dengan departemen yang lain, untuk itu skala luasan dan
masing-masing departemen tidak perlu diperhatikan benar.

Pada penjelasan diatas dilakukan rancangan untuk Activity Relationship


Chart (ARC). Rancangan Activity Relationship Chart (ARC) berupa untuk
keseluruhan fasilitas dan untuk bagian kantor. Pada keseluruhan fasilitas, fasilitas
yang deirancang terdapat 12 fasilitas yang terdapat pada Tabel 9 dibawah ini:

Tabel 9. Fasilitas Keseluruhan


no nama fas ilitas

1 Kantor

2 Kantin

3 Mesjid/Mushalla

4 Tempat Parkir

5 Pos s ecurity

6 Kes ehatan

7 Pembuangan Limbah

8 Toilet

9 Gudang

10 Storage

11 Generator Pembangkit Lis trik

12 Departemen Produks i

Pada perancangan ARC perlu diketahui alasan antar hubungan fasilitas dan
indeks untuk alasan antar hubungan fasilitas beserta warna. Hal tersebut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 10. Alasan Antar Hubungan Fasilitas
Reason
1 Material Flow
2 Membutuhkan Personel yang sama
3 Membutuhkan area produksi dan tempat yang sama
4 Berdebu dan Bising
5 Bau dan Kotor

Tabel 11. Indeks dan Warna Keterangan fasilitas


Kategori Nilai warna
1 A
2 E
3 I
4 O
5 U
6 X

Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat bahwa apabila antar fasilitas


memiliki 3 alasan akan memperoleh huruf A yang berarti dekat dan mutlak,
fasilitas memiliki 2 alasan akan memperoleh nilai E yang berarti dekat dan tidak
mutlak. Fasilitas memiliki 1 alasan akan memiliki nilai I yang berarti agak
berjauhan. Sedangkan apabila tidak ada alasan berarti antar fasilitas netral dan
huruf O. Sedangkan 2 alasan yang tergolong buruk yaitu mendapatkan huruf X
dan 1 alasan buruk mendapatkan huruf U. Sehingga didapatkan ARC antar
fasilitas dapat dilihat pada Lampiran B. Pada ARC di Lampiran B tersebut
dapat dilihat bahwa ada terdapat hubungan antar fasilitas yang memiliki indeks A,
E, I , O, U, X. Indeks A contohnya dapat dilihat contohnya pada fasilitas Storage,
Gudang, dan Departemen Porduksi. Pada fasilitas ini mendapatkan indeks A
dengan pertimbangan aliran pergerakan produksi yang ada di pabrik. Hal ini
dikarenakan 3 fasilitas tersebut bagaimana input (per bulan) material di dapatkan
atau disimpan kemudian diproses dan kemudian disimpan dalam bentuk produk
yang utuh, serta pada fasilitas ini juga memiliki daerah yang sama untuk
meminimalkan jarak perpindahan antar fsilitas yang mengacu pada minimalnya
ongkos material handling dan antar fasilitas ini juga dipertimbangkan memiliki
personel yang sama untuk menghandling pergerakan material dari fasilitas
storage, departemen produksi, dan warehouse. Sedangkan pada indeks X
contohnya dapat dilihat dari hubungan antar fasilitas kantin dan tempat
pembuangan limbah. Hal ini dikarenakan pada pemposisian fasilitas kantin dan
pembuangan limbah harus mutlak dijauhkan karena pada pembuangan limbah
terdapat unsur berbau, berdebu, dan terdapat bising yang akan menyebabkan tidak
nyamannya dan tidak higienis ketika para operator yang berada pada kantin
tersebut. Indeks O terdapat contohnya pada fasilitas pos security dengan parkir.
Hal ini dikarenakan pada antar fasilitas dimana pun letaknya tidak akan
menganggu sistem operasional yang ada dipbarik. Indeks E contohnya terdapat
pada hubungan antar fasilitas pembuangan limbah dengan departemen produksi
hal ini mempertimbangkan bahwa area yang dimiliki dan aliran barang yang yang
diproses sebelum disimpan pada Gudang dilakukan proses pembuangan scrap
yang terbenntuk pada departemen produksi ke tempat pembuangan limbah. Indeks
I contohnya terdapat pada hubungan antar fasilitas kantor dan tempat kesehatan.
Hal ini dengan pertimbangan bahwasanya fasilitas kantor dan kesehatan memiliki
area yang sama supaya apabila ada operator dan pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja bisa mendapatkan pertolongan pertama dari pabrik tersebut yang
nantinya tidak berisiko berat bagi pekerja. Indeks U terdapat contohnya pada
fasilitas masjid dengan toilet dengan pertimbangan kebersihan sebagai tempat
ibadah bagi pekerja dan operator.

Pada perancangan ARC perlu diketahui alasan antar bagain kantor dan
indeks untuk alasan antar bagian kantor beserta warna. Hal tersebut dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:

Tabel 12. Alasan Antar Bagian Kantor


Reason
1 HUBUNGAN INFORMASI DAN PERSONIL
2 KEGUNAAN DAN FUNGSI
3 AREA YANG SAMA DAN PEKERJAAN SERUPA
4 BISING, GANGGUAN, DAN RAWAN
5 BAU DAN KOTOR
Tabel 13. Indeks dan Warna Keterangan Bagian Kantor
Kategori Nilai warna
1 A
2 E
3 I
4 O
5 U
6 X

Berdasarkan tabel diatas dapat dibuat bahwa apabila anatr bagian kantor
memiliki 3 alasan akan memperoleh huruf A yang berarti dekat dan mutlak,
bagian kantor memiliki 2 alasan akan memperoleh nilai E yang berarti dekat dan
tidak mutlak. Bagian kantor memiliki 1 alasan akan memiliki nilai I yang berarti
agak berjauhan. Sedangkan apabila tidak ada alasan berarti antar bagian kantor
netral dan huruf O. Sedangkan 2 alasan yang tergolong buruk yaitu mendapatkan
huruf X dan 1 alasan buruk mendapatkan huruf U. Sehingga didapatkan ARC
antar bagian kantor dapat dilihat pada lampiran C. Pada ARC di Lampiran C
tersebut dapat dilihat bahwa ada terdapat hubungan antar fasilitas yang memiliki
indeks A, E, I , O, U, X. Indeks A contohnya dapat dilihat contohnya pada
fasilitas Ruang kerja, Ruang meeting, dan Meja informasi. Pada fasilitas ini
mendapatkan indeks A dengan pertimbangan bahwa fasilitas ini memiliki daerah
yang sama dan didekatkan karena pada fasilitas ini juga mempertimbnagkan
bagaimana informasi mengalir dari pekerja satu ke pekerja lainnya yang sangat
berkaitan dengan operasional kantor. Sedangkan pada indeks X contohnya dapat
dilihat dari hubungan antar fasilitas mushalla dengan pantry. Hal ini
dipertimbangkan pada fasilitas pantry yang memiliki unsur berisik, gangguan, dan
kotor yang nantinya akan menagnggu kenyamanan para operator dan pekerja
pabrik dalam melaksanakan ibadah. Indeks O terdapat contohnya pada fasilitas
ruang kerja dengan mushalla. Hal ini dikarenakan pada antar fasilitas dimana pun
letaknya tidak akan menganggu sistem operasional yang ada di kantor. Indeks E
contohnya terdapat pada hubungan antar fasilitas ruang meeting dengan ruang
tunggu. Hal ini mempertimbangkan bahwa kegunaan dan fungsi antar fasilitas
tersebut memiliki hubungan yang keterkaitan mengenai informasi dan personil.
Sehingga, dapat dipertimbangkan antar fasilitas tersebut dekat tapi tidak harus
mutlak. Indeks I contohnya terdapat pada hubungan antar fasilitas ruang kerja dan
toilet perempuan/laki-laki. Hal ini dengan pertimbangan bahwasanya fasilitas
kantor dan toilet memiliki area yang sama supaya apabila ada operator dan
pekerja yang mengalami keluhan dapat langsung menggunakan fasilitas tersebut
dan tidak memakan waktu yang lama menuju fasilitas toilet tersebut, yang
nantinya akan mengakibatkan operasional kantor delay yang dapat merugikan
pihak perusahaan.. Indeks U terdapat contohnya pada fasilitas toilet laki-laki dan
perempuan dengan pertimbangan adanya perbedaan penggunaan fasilitas dan
menghindarkan kejadian yang tidak diinginkan, seperti kesalahan masuk fasilits
ketika sedang mengalami keluhan.

Berdasarkan ARC antar fasilitas dan bagian kantor dapat direkap


hubungan antar fasilitas dan antar bagian kantor. Worksheet yang dibikin untuk
mengetahui dan merekap hubungan antar fasilitas seperti dibawah ini:

Tabel 14. Worksheet Antar Fasilitas


NO NAMA FASILITAS TINGKAT ANTAR HUBUNGAN
A E I O U X
1 KANTOR - - 6,8,12 2,3,4,5,9,10,11 - 7
2 KANTIN - - - 1,3,4,5,9,10,11,12 3,8 7
3 MASJID/MUSHALLA - - - 1,5,6,9,10,11,8 2,4,12 7
4 PARKIR - - - 1,2,5,6,7,8,9,10,11,12 3 -
5 POS SECURITY - - - 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,13 - -
6 KESEHATAN - - 1 2,3,4,5,8,9,10,11,12 - 7
7 PEMBUANGAN LIMBAH - 12 8 4,5,11 9,10 1,2,3,6
8 TOILET - - 1,7 4,5,6,9,10,11,12,3 2 -
9 GUDANG 10,12 - - 1,2,3,4,5,6,8,11 7 -
10 STORAGE 9,12 - - 1,2,3,4,5,6,8,11 7 -
11 GENERATOR PEMBANGKIT LISTRIK - 12 - 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 - -
12 DEPARTEMEN PRODUKSI 9,10 11,7 1 2,4,5,6,8 3 -
Tabel 15. Worksheet Antar Bagian Kantor
NO NAMA FASILITAS TINGKAT ANTAR HUBUNGAN
A E I O U X
1 RUANG KERJA 5 8,9 2,3 4 6 7
2 TOILET PEREMPUAN - - 1 4,5,6,7,8,9 3 -
3 TOILET LAKI-LAKI - - 1 4,5,6,7,8,9 2 -
4 MUSHALLA - - - 1,2,3,5,8,9 6 7
5 RUANG MEETING 1,9 8 - 2,3,4 6 7
6 TAMAN - - - 2,3,7,8 1,4,5,9 -
7 PANTRY - - - 2,3,6,9 - 1,4,5,8
8 RUANG TUNGGU 9 1,5 - 2,3,4,6 - 7
9 MEJA INFORMASI 8,5 1 - 2,3,4,7 6 -

Berdasarkan Worksheet diatas dapat dibuat block template antar fasilitas


dengan antar bagian kantor. Pada Activity Template Block Diagram, data yang
telah dikelompokan dalam Work Sheet kemudian dimasukkan ke dalam suatu
activity template. Template di sini hanya bersifat memberi penjelasan mengenai
hubungan aktivitas antara departemen satu dengan departemen yang lain, untuk
itu skala luasan dan masing-masing departemen tidak perlu diperhatikan benar.
Block Template dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

A O X A O X A O X A O X
10,12 1,2,3,4,5,6,8,11 - 9,10 2,4,5,6,8 - - 4,5,6,9,10,11,12,3 - - 1,5,6,9,10,11,8 7

9. GUDANG 12. DEPT PRODUKSI 8. TOILET 3. MASJID/MUSHALLA

E U I E U I E U I E U I
- 7 - 11,7 3 1 - 2 1,7 - 2,4,12 -
A O X A O X A O X A O X
- 4,5,11 1,2,3,6 9,12 1,2,3,4,5,6,8,11 - - 2,3,4,5,9,10,11 7 - 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12 -

7. PEMBUANGAN LIMBAH 10. STORAGE 1. KANTOR 5. POS SECURITY

E U I E U I E U I E U I
12 9,10 8 - 7 - - - 6,8,12 - - -
A O X A O X A O X A O X
- 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 - - 1,2,5,6,7,8,9,10,11,12 - - 2,3,4,5,8,9,10,11,12 7 - 1,3,4,5,9,10,11,12 7

11. GENERATOR LISTRIK 4. PARKIR 6. KESEHATAN 2. KANTIN

E U I E U I E U I E U I
12 - - - 3 - - - 1 - 3,8 -

Gambar 2. Block Template Antar Fasilitas


A O X A O X A O X
5 4 7 1,9 2,3,4 7 - 4,5,6,7,8,9 -

1. RUANG KERJA 5. RUANG MEETING 3. TOILET LAKI-LAKI

E U I E U I E U I
8,9 6 2,3 8 6 - - 2 1
A O X A O X A O X
9 2,3,4,6 7 8,5 2,3,4,7 - - 1,2,3,5,8,9 7

8. RUANG TUNGGU 9. MEJA INFORMASI 4. MUSHALLA

E U I E U I E U I
1,5 - - 1 6 - - 6 -
A O X A O X A O X
- 2,3,7,8 - - 2,3,6,9 1,4,5,8 - 4,5,6,7,8,9 -

6. TAMAN 7. PANTRY 2. TOILET PEREMPUAN

E U I E U I E U I
- 1,4,5,9 - - - - - 3 1

Gambar 3. Block Template Antar Bagian Kantor

Berdasarkan 2 Blok Template diatas dapat dibuat dengan cara


mempertimbangkan hubungan antar fasilitas dan hubungan antar bagian kantor
berdasarkan pada Activity Relationship Chart (ARC) yang telah dibuat. Dengan
mempertimbangkan indeks yang dimiliki antar fasilitas dari A sampai indeks X
atau dari yang bersifat mutlak harus dekat karena pertimbangan operasional
kantor atau pabrik sampai hubungan antar fasilitas yang tidak diperlukan untuk
berdekatan dan mutlak harus jauh karena bersifat dapat menganggu aktivitas
operasional kantor atau pabrik.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Rekapitulasi Perencanaan Fasilitas Produksi
LAMPIRAN B
Activity Relationship Chart (ARC) Fasilitas-Fasilitas
LAMPIRAN C
Activity Relationship Chart (ARC) Fasilitas Kantor
LAMPIRAN D
Ilustrasi Fasilitas Non-Produksi

Anda mungkin juga menyukai