Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL II

PERANCANGAN TATA LETAK DAN FASILITAS PABRIK

PERANCANGAN STASIUN KERJA MANDIRI DAN


DEPARTEMEN

OLEH :
KELOMPOK 7B

ANGGOTA :
Ilham Purwadi 1710932035
Reki Azura Pratama 1710932049
Afifah 1710933002

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Rika Ampuh Hadiguna, IPM

LABORATORIUM TATA LETAK FASILITAS PABRIK


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
LAPORAN MODUL II
PERANCANGAN STASIUN KERJA MANDIRI

A. Justifikasi Sumber Data yang digunakan

Pelaksanaan praktikum pada modul II mengenai stasiun kerja mandiri,


dimana data yang mejadi inputnya adalah data jumlah mesin, spesifikasi mesin,
data antroprometri operator, lot produksi, dan data dimensi dari material. Jumlah
mesin, dan lot produksi didapatkan dari hasil perhitungan modul I, spesifikasi
mesin didapatkan dari laboratorium, data antroprometri operator yang digunakan
adalah data antroprometri orang Indonesia, dan dimensi material didapatkan dari
Bill Of Material yang diberikan berdasarkan modul 1. Data ini nantinya akan
digunakan untuk mencari tumpukkan awal dan akhir yang ada pada stasiun
mandiri serta digunakan untuk mncari luas lantai stasiun kerja mandiri dan luas
lantai departemen.

B. Rencana Perpindahan Material di Lantai Pabrik

Rencana perpindahan material yang dirancang pada modul 2 ini yaitu


kebijakan menggunakan nilai EMQ (Economic Manufacturer Quantity) pada
setiap mesin. Nilai EMQ yang digunakan yaitu nilai minimum yang dihasilkan
oleh material yang dirancang pada suatu mesin. Hal ini dikarenakan untuk
menghindari penumpukkan yang terlalu besar pada stasiun kerja mandiri serta
untuk menghindari ongkos material handling yang besar dan menghindari
adannya idle pada mesin. Berdasarkan nilai EMQ yang digunakan peralatan yang
akan digunakan untuk perpindahan material yaitu menggunakan Towing dengan
dolly sebagai penyambung pembawaan material dengan kebijakan seluruh
material yang akan dipindahkan dapat masuk semuanya berdasarkan nilai EMQ
yang dihasilkan pada mesin.
C. Gambar Rancangan setiap Stasiun Kerja Mandiri

D. Gambar Rancangan Departemen Pemrosesan

E. Gambar Rancangan Departemen Perakitan

F. Tabel Perencanaan Kebutuhan Luas Lantai untuk setiap Stasiun kerja


Mandiri

Pada modul 2 ini, perencanaan kebutuhan luas lantai dapat dilihat pada
Lampiran x. Berdasarkan tabel tersebut merupakan luas lantai yang dirancang
untuk stasiun kerja mandiri pada masing-masing departemen. Berdasarkan
rancangan yang telah dibuat, Panjang dan lebar dari lantai tersebut memperhatikan
ruang gerak dari operator yang berhubungan dengan mesin, tumpukkan awal dan
akhir material, jig and fixture, dimensi tempat sampah yang dirancang, serta
dimensi maintenance yang telah dirancang. Perhitungan Panjang dan lebar dari
lantai tersebut dapat dilihat berdasarkan rumus dibawah ini:

Panjang lantai = Panjang Tumpukan awal + Panjang tumpukkan akhir


+ Panjang mesin + Panjang Jig and Fixture
+ Panjang maintenance + Panjang tempat sampah
+ Panjang allowance yang diberikan.

Lebar lantai = Lebar tumpukkan awal + lebar tumpukan akhir


+ Lebar mesin + Lebar allowance yang diberikan.

Berdasarkan rumus diatas dapat dilihat bahwa setiap perhitungan dimensi dari
luas lantai memakai Allowance yang diberikan. Hal ini dilakukan karena dalam
perancangan stasiun kerja mandiri harus memperhatikan bagaimana interaksi dari
ruang gerak dari operator dengan mesin, material, dan peralatan yang digunakan,
sehingga stasiun kerja mandiri tersebut efektif dan efisien pada saat dilakukan
pemprosesan material.

G. Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Luas Lantai Departemen Pemrosesan

Pada modul 2 ini, tabel kebutuhan luas lantai departemen pemrosesan dapat
dilihat pada Lampiran x. Pada tabel tersebut dapat dilihat dalam perancangan
luas lantai departemen, jumlah mesin yang dihasilkan pada stasiun kerja mandiri
juga mempengaruhi dari luas departemen yang dihasilkan. Pada perancangan luas
departemen, gang juga diperhatikan. Dimensi gang yang dirancang untuk
departemen diambil dari dimensi alat perpindahan material yang digunakan dan
ditambahkan dengan allowance yang diberikan.

H. Tabel Rekapitulasi Kebutuhan Luas Lantai Departemen Perakitan

Pada modul 2 ini, tabel kebutuhan luas lantai departemen perakitan dapat
dilihat pada Lampiran x. berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa
perhitungan luas lantai departemen perakitan juga sama dengan luas departemen
pemprosesan, dimana jumlah equipment akan mempengaruhi dari luas lantai
departemen.
DAFTAR PUSTAKA
Apple, J. M.(1990). “Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Barang”. Bandung:
Penerbit ITB

Tompkins, J. A., et al. (2003). “Facilities Planning”. 3rd ed. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai