Anda di halaman 1dari 19

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR


DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

I. TujuanPercobaan
1. Mengetahui vector group pada transformator
2. Mengetahui bagaimana cara menentukan vector group pada transformator 3 phasa.
3. Mengetahui cara menentukan angka jam dengan 2 metode.

II. Teori Dasar


Koneksi belitan transformator dapat dibuat dengan tiga cara berbeda yakni
koneksi/ hubung bintang (star), hubung delta (Delta) dan Hubung zig-zag (inter-star).
Hubung delta dan bintang yang paling sering digunakan. Hubung zig-zag digunakan
pada aplikasi-aplikasi tertentu. Sebagai contoh, pada transformator dua belitan, belitan
primer dapat dihubung bintang atau delta atau zig-zag; begitu pula pada belitan sekunder
dapat dihubung bintang atau hubung delta atau hubung zig-zag. Pada umumnya hubung
delta pada sisi tegangan yang lebih tinggi dinotasikan dengan D, hubung bintang dengan
Y dan zig-zag dengan Z. Sedangkan pada sisi tegangan lebih rendah dinotasikan dengan
d, y dan z. Berdasarkan ini, secara teori dimungkinkan kombinasi hubungan belitan
primer – sekunder antara lain: Dd, Dy, Dz, Yd, Yy, Yz, Zd, Zy dan Zz. Enam kombinasi
pertama paling sering ditemui dalam aplikasinya.
Jika belitan sisi sekunder dihubungkan dengan cara yang sama dengan sisi primer
maka bentuk gelombang tegangan (voltage waveform) pada sisi sekunder sefase dengan
bentuk gelombang pada sisi primer. Kondisi ini disebut sebagai “no phase shift” (tidak
ada pergeseran phase). Namun ketika belita sisi primer dan sekunder dihubungkan
dengan cara berbeda, maka bentuk gelombang tegangan sekunder akan beda dengan
bentuk tegangan primer. Perbedaan fase ini bervariasi dengan langkah 30 derajat
(pergerakannya sesuai dengan jam). Jika posisi jam 12’0 menyatakan 0 derajat, Dengan
pergerakan searah jarum jam (clockwise), maka setiap pergerakan satu jam maka akan
menambahkan 30 derajat. Sebagai contoh:
 Posisi jam 1 menandakan sudut sejauh 30o ke kanan.
 Posisi jam 6 menandakan 180 derajat.
 Posisi jam 11 menyatakan 330 derajat (atau 30 derajat ke kiri)
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Pergeseran phase ini perlu disebut bersamaan dengan kombinasi hubungan. Prakteknya
pergeseran ini dikaitkan dengan posisi jam. Posisi jam mengindikasikan pergeseran sudut
vector sekunder mendahului (lead) atau tertinggal (lag) terhadap vekto primer. Misalkan
Dyn11, vector sekunder mendahului 30 derajat, sementara untuk hubung Dy1, vector
sekunder tertinggal 30 derajat terhadap vector primer.

Polaritas (polarity)
Ketika pasangan arah belitan coil pada primer dan sekunder transformator sama, maka
tegangan induksi pada kedua coil memiliki arah yang sama, dari satu titik ke titik
lainnya. Namun ketika dua coil memiliki arah belitan yang berlawanan, maka tegangan
induksinya akan berbeda arah. Meskipun kita meggunakan tegangan bolak balik pada
peralatan (transformator). Karenanya tidak ada polaritas positif dan negative. Tetapi
terkait koneksi, kita memerlukan arah (instantaneous) sesaat dari polaritas tegangan
suatu titik. Hal ini tergantung dari arah belitan.

Instantaneous polarity
Jika kita menandakan belita sisi tegangan lebih tinggi dengan H1 dan H2 (secara acak),
dan juga pada sisi tegangan lebih rendah dengan L1 dan L2. Untuk menentukan polaritas
relatif antara kedua belitan pada suatu fase, maka dengan menginjeksi tegangan dengan
besar tertentu pada H1 dan H2 dan jumper H2 – L2, selanjutnya ukur tegangan pada
terminal H1 dan L1. Maka ada dua kemungkinan yang terjadi.
o Jika tegangan yang terukur pada H1 - L1 senilai sekitar … V maka kedua tegangan
saling menjumlahkan, yang berarti kedua belitan memiliki polaritas yang
berlawanan.
o Namun jika tegangan yang terukur pada H1 – L1 bernilai mendekati nol maka kedua
tegangan saling mengurangi, yang berarti kedua belitan memiliki polaritas yang
sama.

Penentuan polaritas ini dapat digambarkan seperti pada gambar 1 di bawah.


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Gambar 1. Polaritas kedua belitan transformator yang berlawanan

Gambar 2. Polaritas kedua belitan transformator yang searah


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Gambar 2 di atas terkait erat dengan proses terbentuknya ggl, seperti pada gambar 3. Jika
suatu kumparan (belitan) dialiri arus bolak-balik maka akan tercipta medan magnet disekitar
kumparan yang arah dipengaruhi oleh arah belitan dan arus.

(a)

(b)

Gambar 3. Proses terbentuknya ggl


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Konfigurasi Belitan Bintang (Y)


Pada konfigurasi bintang, salah satu ujung belitan pada ketiga fase akan terhubung dalam satu
titik yang dapat ditanahkan (grounded) atau tidak ditanahkan (ungrounded). Jika beban yang
terhubung ke transformator imbang, maka tidak aka nada pengaliran arus ke tanah dari titik
netral. Secara praktis, ada beberapa kemungkinan koneksi bintang, seperti terlihat pada
gambar 3.

Gambar 3. Enam cara hubung belitan bintang (Y)


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Konfigurasi Belitan Delta (D)


Hubung delta dapat dibuat menjadi enam konfigurasi, tetapi yang paling sering digunakan
adalah D1 dan D11. Ke-empat hubung lainnya jarang digunakan karena melibatkan rotasi
phase. Jika terjadi gangguan ke tanah (ground fault) pada sisi hubung delta pada suatu
transformator, maka arus gangguan tersebut kecil (bahkan bisa nol) karena tidak ada jalur
pengaliran kembali ke transformator. Gambar 4 memperlihatkan beberapa konfigurasi
hubung delta.

Gambar 4. Enam cara hubung belitan delta (D)


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Konfigurasi Belitan Zigzag (Z)


Hubung zigzag memiliki ciri dari hubung Y dan D serta kombinasi kelebihan dari keduanya.
Hubung Z pada suatu sisi transformator, setiap phase memiliki dua bagian belitan yang sama
yang dihubungkan secara seri dalam suatu core. Ada dua koneksi hubung Z seperti terlihat
pada gambar 5.

Gambar 5. Hubung Zigzag

Vector Group suatu transformator


Dengan menggabungkan kedua hubung pada sisi primer dan sekunder maka terbentuk
suatu Vector group suatu transformator, yang dapat dilihat pada nameplate yang tercantum.
Vector group mengindikasikan perbedaan fase antara sisi primer dan sekunder. Penentuan
vector group sangat penting sebelum dua atau lebih transformator di-paralel-kan. Jika dua
transformator dengan vector group berbeda terhubung paralel maka akan ada perbedaan fase
antara kedua sisi sekunder trafo dan menyebabkan mengalir arus sirkulasi antara kedua
tranformator yang dapat menghasilkan gangguan.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Gambar berikut memperlihatkan beberapa vector group suatu transformator.

Gambar 6. Pergeseran Sudut Fase 0o

Gambar 7. Pergeseran Sudut Fase -30o


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Gambar 8. Pergeseran Sudut Fase -60o

Gambar 9. Pergeseran Sudut Fase -120o


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Gambar 10. Pergeseran Sudut Fase -150o

Gambar 11. Pergeseran Sudut Fase -180o


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Gambar 12. Pergeseran Sudut Fase +150o

Gambar 13. Pergeseran Sudut Fase +30o


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Berdasarkan data sheet transformator oleh “TERCO”, penentuan jam suatu hubungan belitan
primer – sekunder suatu transformator dapat ditentukan dengan mengukur beberapa terminal
tegangan. Selanjutnya mencocokkan dengan tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Penentuan Vector Group (kelompok jam suatu transformator)

KELOMPOK JAM HUBUNGAN TEGANGAN


0 Tt < St = Ts > Tt < RS
1 Tt < St > Ts = Tt < RS
2 Tt < St> Ts < Tt < RS
3 Tt < St > Ts < Tt > RS
4 Tt < St > Ts < Tt > RS
5 Tt = St > Ts < Tt > RS
6 Tt < St = Ts > Tt > RS
7 Tt > St < Ts = T t> RS
8 Tt > St < Ts > Tt >= RS
9 Tt > St < Ts > Tt < RS
10 Tt < St < Ts > Tt < RS
11 Tt = St < Ts > Tt < RS

Sebagai contoh:
1. Vector Group Yy0
R r R

t s t s

T S T S
Gambar 14. Diagram Vector untuk vector group Yy0

Berdasarkan gambar 14, maka bisa disimpulkan besar tegangan Tt < St = Ts > Tt < RS
dan ini sesuai dengan tabel 1 no.12, sehingga hubungan ini adalah Yy0.. Terminal R
dan r di-jumper sebagai titik referensi.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

2. Vector Group Dy1


r
R r R

t
t

s
N s
N

T S T S

Gambar 15. Diagram Vector untuk vector group Dy1

Berdasarkan gambar 15, maka bisa disimpulkan besar tegangan Tt < St > Ts =Tt< RS dan
ini sesuai dengan tabel 1 no. 2, sehingga hubungan ini adalah Dy1.

3. Vector Group Yy6

R t s t s

R r
r

T S

T S

Gambar 16. Diagram Vector untuk vector group Yy6

Berdasarkan gambar 16, maka bisa disimpulkan besar tegangan Tt < St = Ts > Tt > RS
dan ini sesuai dengan tabel 1 no. 2, sehingga hubungan ini adalah Dy1.

III. AlatdanBahan
1. Transformator 3 phase 1 unit
2. Voltmeter 1 unit
3. Kabell penghubung secukupnya
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

IV. RangkaianPercobaan

MODUL TRANSFORMATOR
R 1U1 2u1
r

2u2
1U3
3U1

1U2 3U2
Hubungkan ke
sumber sesuai S 1V1 2v1
s
kemampuan
belitan trafo
2v2

1V3
3v1

1V2 3v2
Dot Pada gambar
menunjukkan di atasbelitan.
polaritas
T 1W1 2w 1 t
Untuk di modul trafo posisi dot
2w2 sama dengan terminal no. 1 di
belakang huruf UVW.
1W3 3w1

N 1W2 3w2

Gambar 16. Contoh Rangkaian Percobaan untuk Y-y0


POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

Jumper

MODUL TRANSFORMATOR
R 1U1 2u1

2u2
1U3 r
3U1

1U2 3U2
Hubungkan ke
sumber sesuai S 1V1 2v1
kemampuan
belitan trafo
2v2 s
1V3
3v1

1V2 3v2
Dot Pada gambar di atas
T 1W1 2w
1
menunjukkan polaritas belitan.
Untuk di modul trafo posisi dot
2w2 sama dengan terminal no. 1 di
t belakang huruf UVW.
1W3 3w1

N 1W2 3w2

Gambar 17. Contoh Rangkaian Percobaan untuk Dy5

Untuk rangkaian lainnya, sesuaikan dengan vector group yang akan diuji.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rangkain percobaan, dimulai dari percobaan hubung Yy0.
3. Jumper R – r (atau U – u) sebagai refernsi.
4. Hubungkan rangkaian primer ke sumber tegangan
5. Mengukur tegangan sesuai tabel hasil percobaan.
6. Mencatat hasil pengukuran pada tabel yang telah disiapkan.
7. Mengecek hasil pengukuran apakah sesuai dengan tabel 1.
8. Ulangi langkah percobaan no. 2 – 7 untuk vector group lainnya.
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

VI. Tabel Hasil Pengukuran vector group transformator

Koneksi Hasil Pengukuran (V)


/ Titik
Yy0 Dd0 Dz0 Dy5 Yd5 Yz5 Yy6 Dd6 Dz6 Yd11 Dy11 Yz11
Ukur
R–S
R–T
S–T
R–N
S–N
T–N
R–r
R–s
R–t
S–r
S–s
S–t
T–r
T–s
T–t
r–s
s–t
t-r

r-n
s-n
t-n
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

VII. Kesipulan
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
LAB PEMBANGKIT PENGUJIAN VECTOR
DAN PENYALURAN SEMESTER
GROUP
STL
TRANSFORMATOR

LAMPIRAN : Tipe Belitan berdasarkan pergeseran sudut fasa

Anda mungkin juga menyukai