Anda di halaman 1dari 12

Fauziah Wahyu

1911111890

Kelompok 1

A 2019 2

1. Definisi perawatan paliatif


Kata paliatif berasal dari Bahasa latin “pallum’ yang berarti mantel. Sedangkan
dalam Bahasa Inggris ”to palliate” berarti mengurangi penderitaan atau memberikan
kenyamanan (Depkes, 2006). World Health Organization mendefinisikan paliatif adalah
pendekatan system perawatan terpadu untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarga mereka ketika menghadapi penyakit terminal yang membahayakan jiwa dengan
memberikan dukungan spiritual dan psikososial mulai saat diagnosis ditegakkan sampai
pada akhir hidup pasien kanker (Woodruff, 1999). Tujuan utama dari perawatan paliatif
adalah memberikan pasien kesempatan untuk tinggal di rumah pasien selama yang pasien
inginkan dan tetap menjaga biaya kesehatan yang dikeluarkan pasien serendah mungkin.
(Djauzi ,2003; Ahlner-Elmqvist et al, 2004).

Sumber : Buku Perawatan Kanker Paliatif di Rumah. Ns. Bobby Febri Krisdianto M.
Kep. 2019.

2. Tujuan perawatan paliatif


Tujuan dari perawatan palliative adalah untuk mengurangi penderitaan pasien,
memperpanjang umurnya, meningkatkan kualitas hidupnya, juga memberikan support
kepada keluarganya. Meski pada akhirnya pasien meninggal, yang terpenting sebelum
meninggal dia sudah siap secara psikologis dan spiritual, tidak stres menghadapi penyakit
yang dideritanya.

Perawatan paliatif meliputi :


1. Menyediakan bantuan dari rasa sakit dan gejala menyedihkan lainnya
2. Menegaskan hidup dan memepercepat atau menunda kematian.
3. Mengntegrasikan aspek-aspek psikologis dan spiritual perawatan pasien
4. Tidak mempercepat atau memperlambat kematian
5. Meredakan nyeri dan gejala fisik lain yang mengganggu
6.Menawarkan sistem pendukung untuk membantu keluarga menghadapi penyakit
pasien dan kehilangan mereka

Sumber : jurnal keperawatan menjelang ajal dan paliatif care. Didik Dian Pratisa.
STIKES YPIB Majalengka. 2018.

3. Prinsip perawatan paliatif.


Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasien dan keluarga
pasien, Dukungan untuk caregiver, Palliateve care merupakan accses yang competent dan
compassionet, Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric palliative
care, Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui penelitian dan
pendidikan (Ferrell, & Coyle, 2007: 52) Perawatan paliatif berpijak pada pola dasar
berikut ini :
1. Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang
normal
2. Tidak mempercepat atau menunda kematian.
3. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
4. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya
5. Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga.
6.Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan
keluarganya
7. Menghindari tindakan yang sia-sia.
Sumber : jurnal keperawatan menjelang ajal dan paliatif care. Didik Dian Pratisa.
STIKES YPIB Majalengka. 2018.

4. Landasan hukum perawatan paliatif.


Keputusan Menteri Kesehatan nomor 812/Menkes/SK/VII/ 2007 tentang Kebijakan
Perawatan Paliatif;

( file terlampir )
5. Tantangan / hambatan perawatan paliatif.
Hambatan yang muncul di Indonesia dalam perawatan paliatif yaitu persepsi
pasien dan pemberi perawatan yang masih kurang dan belum ada standar nasional tentang
perawatan pada pasien paliatif. Peningkatan pemahaman dan keterampilan perawatan
paliatif juga perlu diberikan pada keluarga pasien, karena perawatan paliatif yang
diberikan keluarga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien paliatif. Pasien paliatif di
Indonesia mengalami peningkatan kebutuhan spiritual, sehingga dibutuhkan profesional
kesehatan yang memiliki nilai religius dan menerapkan aspek spiritual dalam
memberikan perawatan paliatif.

Sumber : jurnal kesehatan : hambatan – hambatan implementasi perawatan paliatif di


Indonesia. Oleh nurhannifah risky tampubolon. 2021

6. Ruang lingkup perawatan paliatif.


1. Program Paliatif di Rumah Sakit (Rumah Sakit tipe A, B ,C, dan D)
2. Program Paliatif di masyarakat (Puskesmas, hospis, perawatan di rumah)

Sumber : Pedoman Nasional Program Perawatan Paliatif. Kemenkes RI. 2015

7. Komponen perawatan paliatif


Elemen dalam perawatan paliatif menurut National Consensus Project dalam Campbell
(2013), meliputi :
1. Populasi pasien. Dimana dalam populasi pasien ini mencangkup pasien dengan
semua usia, penyakit kronis atau penyakit yang mengancam kehidupan.
2. Perawatan yang berfokus pada pasien dan keluarga. Dimana pasien dan
keluarga merupakan bagian dari perawatan paliatif itu sendiri.
3. Waktu perawatan paliatif. Waktu dalam pemberian perawatan paliatif
berlangsung mulai sejak terdiagnosanya penyakit dan berlanjut hingga sembuh
atau meninggal sampai periode duka cita.
4. Perawatan komprehensif. Dimana perawatan ini bersifat multidimensi yang
bertujuan untuk menanggulangi gejala penderitaan yang termasuk dalam aspek
fisik, psikologis, sosial maupun keagamaan.
5. Tim interdisiplin. Tim ini termasuk profesional dari kedokteran, perawat,
farmasi, pekerja sosial, sukarelawan, koordinator pengurusan jenazah, pemuka
agama, psikolog, asisten perawat, ahli diet, sukarelawan terlatih.
6. Perhatian terhadap berkurangnya penderitaan : Tujuan perawatan paliatif
adalah mencegah dan mengurangi gejala penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit maupun pengobatan.
7. Kemampuan berkomunikasi : Komunikasi efektif diperlukan dalam
memberikan informasi, mendengarkan aktif, menentukan tujuan, membantu
membuat keputusan medis dan komunikasi efektif terhadap individu yang
membantu pasien dan keluarga.
8. Kemampuan merawat pasien yang meninggal dan berduka
9. Perawatan yang berkesinambungan. Dimana seluru sistem pelayanan kesehatan
yang ada dapat menjamin koordinasi, komunikasi, serta kelanjutan perawatan
paliatif untuk mencegah krisis dan rujukan yang tidak diperukan.
10. Akses yang tepat. Dalam pemberian perawatan paliatif dimana timharus
bekerja pada akses yang tepat bagi seluruh cakupanusia, populasi, kategori
diagnosis, komunitas, tanpa memandang ras, etnik, jenis kelamin, serta
kemampuan instrumental pasien.
11. Hambatan pengaturan. Perawatan paliatif seharusnya mencakup pembuat
kebijakan, pelaksanaan undang-undang, dan pengaturan yang dapat mewujudkan
lingkungan klinis yang optimal.
12. Peningkatan kualitas. Dimana dalam peningkatan kualitas membutuhkan
evaluasi teratur dan sistemik dalam kebutuhan pasien.

8. Perspektif perawatan paliatif

9. Tim perawatan paliatif


Tim paliatif dibentuk berdasarkan ketersediaan sumber daya pada tempat layanan
paliatif. Dalam mencapai tujuan program paliatif pasien kanker, yaitu mengurangi
penderitaan pasien, beban keluarga, serta mencapai kualitas hidup yang lebih baik,
diperlukan sebuah tim yang bekerja secara terpadu, termasuk keluarga. Menggunakan
prinsip interdisipliner (koordinasi antar bidang ilmu dalam menentukan tujuan yang akan
dicapai dan tindakan yang akan dilakukan guna mencapai tujuan), tim paliatif secara
berkala melakukan diskusi untuk melakukan penilaian dan diagnosis bersama pasien dan
keluarga untuk membuat tujuan dan rencana Program Paliatif pasien kanker serta
melakukan monitoring dan evaluasi.
Kepemimpinan yang kuat dan manajemen program secara keseluruhan harus
memastikan bahwa manajer lokal dan penyedia layanan kesehatan bekerja sebagai tim
interdisiplin dalam sistem kesehatan dan berkoordinasi erat dengan tokoh masyarakat dan
organisasi yang terlibat dalam program ini untuk mencapai tujuan bersama.

Komposisi tim paliatif terdiri :


a. Dokter
1) Dokter umum:
Dokter umum memiliki peranan penting terutama pada perawatan pasien
terminal di tingkat layanan primer (di puskesmas dan di rumah pasien) sehingga
tata laksana gejala fisik dan kebutuhan psikososial dan spiritual dapat berjalan
baik.
a) Mengkoordinir tim paliatif di tingkat layanan primer
b) Mengantisipasi dan mencegah timbulnya gejala dengan obat dan modalitas
lain
c) Mengidentifikasi gejala secara dini dan masalah psikologis, sosial dan
spiritual
d) Mengatur penggunaan obat sehingga kepatuhan pasien dapat terjaga
e) Menggunakan modalitas non farmakologi
f) Menyusun program paliatif
g) Membangun hubungan kerja dengan tim paliatif di tingkat sekunder dan
mengkonsulkan pasien yang memerlukan
h) Membangun kerjasama dan menggunakan sumber daya yang tersedia di
wilayah layanan primer untuk mengembangkan program paliatif
2) Dokter Paliatif

Di tingkat layanan sekunder dan tertier:

a) Bertanggung jawab terhadap penatalaksanaan pasien paliatif

b) Melakukan penatalaksanaan nyeri dan gejala lain apabila terapi kausatif


belum atau tidak dilakukan

c) Mengkoordinasikan dengan tim penatalaksana nyeri dan gejala lain yang


memerlukan keahlian spesialis lain

d) Melakukan tatalaksana gejala pada pasien stadium termi-nal fase menjelang


akhir kehidupan

e) Mengkoordinasikan kasus dengan dokter primer

f) Memberikan konsultasi dari layanan primer

3) Dokter Spesialis

a) Dokter spesialis berbagai disiplin melakukan identifikasi dan menentukan


pasien dalam stadium terminal dan mengkonsulkan kepada dokter paliatif

b) Melakukan tatalaksana gejala sesuai konsul dari dokter paliatif apabila


modalitas diperlukan (misalnya radioterapi untuk penatalaksanaan nyeri dan
perdarahan, gangguan psikiatri, tindakan bedah, fungsi paru dan ascites, dll)

c) Dokter berperan penting dalam tim paliatif yang bersifat interdisipliner.


Dokter tersebut harus memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai prinsip-
prinsip pengelolaan paliatif. Dokter yang bekerja di pelayanan paliatif
bertanggung jawab dalam penilaian, pengawasan, dan pengelolaan pasien
paliatif.
b. Perawat Paliatif

Perawat harus memiliki pengetahuan dan keterampilan sesuai prinsip-prinsip


pengelolaan paliatif. Perawat paliatif bertanggung jawab dalam penilaian,
pengawasan, dan pengelolaan asuhan keperawatan pasien paliatif.

1) Perawat sebagai koordinator layanan paliatif:

a) Menyiapkan pelaksanaan program paliatif, baik rawat jalan, rawat inap atau
rawat rumah.

b) Menyiapkan peralatan medis yang diperlukan.

c) Mendistribusikan dan menghubungi tenaga pelaksana kepada anggota tim atau


ke unit layanan lain.

d) Menyusun jadwal kunjungan dan tenaga paliatif yang diperlukan.

e) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program paliatif.

2) Perawat sebagai tenaga pelaksana:

a) Menerima permintaan asuhan keperawatan dari koordinator program paliatif.

b) Berkoordinasi dengan anggota tim lain.

c) Menganalisa, menegakkan dan melakukan asuhan keperawatan sesuai


kebutuhan dan kondisi pasien

d) Menginformasikan dan mengedukasi pelaku rawat atau penanggung jawab


pasien

e) Melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter penanggung jawab dan


koordinator program paliatif

f) Evalusi asuhan keperawatan yang telah dilakukan secara langsung atau tidak
langsung melalui laporan harian pelaku rawat
g) Mengusulkan asuhan keperawatan baru atau lanjutan kepada dokter
penanggung jawab atau koordinator bila diperlukan

h) Merubah asuhan keperawatan sesuai kesepakatan dan persetujuan dokter


penanggung jawab serta menginformasikan kepada pelaku rawat

i) Melakukan pencatatan dan pelaporan

j) Mengontrol pemakaian obat dan pemeliharaan alat medis

3) Perawat Homecare:

a) Menerima permintaan perawatan homecare dari dokter penanggung jawab


pasien melalui koordinator program paliatif.

b) Berkoordinasi dan menganalisa program homecare dan dokter penanggung


jawab dan koordinator program paliatif.

c) Melakukan asuhan keperawatan sesuai program yang direncanakan.

d) Reevaluasi atau evaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.

e) Melaporkan setiap perkembangan pasien kepada dokter penangung jawab


pasien.

f) Mengusulkan asuhan keperawatan baru bila diperlukan.

g) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.

4) Pelaku rawat (caregiver)

a) Melakukan atau membantu pasien melakukan perawatan diri dan kegiatan sehari
hari (memandikan, memberi makan, beraktifitas sesuai kemampuan pasien, dll)

b) Memberikan obat dan tindakan keperawatan sesuai anjuran dokter

c) Melaporkan kondisi pasien kepada perawat

d) Mengidentifikasi dan melaporkan gejala fisik dan gejala lain kepada perawat
c. Apoteker

Terapi obat merupakan komponen utama dari penatalaksanaan gejala dalam pelayanan
paliatif. Apoteker memastikan bahwa pasien dan keluarga memiliki akses penting
terhadap obat-obatan untuk pelayanan paliatif. Keahlian apoteker dibutuhkan untuk
memberikan informasi yang tepat mengenai dosis, cara pemberian, efek samping dan
interaksi obat-obatan kanker, morfin dan anti nyeri lainnya yang diberikan kepada
pasien untuk menjalani terapi paliatifnya.

d. Pekerja sosial dan psikolog

Perannya membantu pasien dan keluarganya dalam mengatasi masalah pribadi dan
sosial akibat kanker, dan kecacatan, serta memberikan dukungan emosional selama
perjalanan penyakit dan proses berkabung.

Pekerja Sosial Medik

1) Menerima dan menganalisa masalah sosial ekonomi pasien dan keluarga

2) Melaksanakan program sosial medis seperti bimbingan sosial (misalnya masalah


pendidikan dan masalah di tempat kerja) dan memberikan alternatif pemecahan sosial
ekonomi

3) Menjembatani dalam persiapan kelengkapan administrasi untuk klaim asuransi

4) Bekerjasama dengan institusi atau badan sosial untuk memecahkan masalahsosial


yang dihadapi pasien dan keluarga

5) Evaluasi program yang telah dilaksanakan dan melaporkan perkembangan pasien,


serta mengusulkan program baru bila diperlukan

Psikolog

1) Menerima permintaan penanganan psikologi

2) Menganalisa dan menegakkan diagnosa gangguan psikologi


3) Melakukan pendekatan psikologi sesuai kebutuhan pasien dan keluarga

4) Melakukan evaluasi pendekatan yang telah diberikan

5) berkoordinasi dengan anggota tim paliatif

e. Rohaniawan

Rohaniawan membantu mengatasi pertanyaan yang berkaitan dengan makna


kehidupan. Rohaniawan, berkoordinasi dengan anggota tim paliatif lainnya, diharapkan
mampu menganalisa kebutuhan rohani dan keagamaan bagi pasien dan keluarga serta
memberikan dukungan dalam tradisi keagamaan, mengorganisir ritual keagamaan yang
dibutuhkan oleh pasien kanker dan keluarganya.

f. Terapis

1) Melakukan program rehabilitasi medis sesuai anjuran dokter spesialis rehabilitasi


medik

2) Berkoordinasi dengan dokter spesialis rehabilitasi medik dan anggota tim paliatif
lainnya, mengatasi keterbatasan fisik untuk melakukan kegiatan sehari – hari sesuai
kemampuan pasien dan mengatasi gejala fisik yang timbul akibat penyakit dan terapi
kanker yang dijalankan.

Sumber : Sumber : Pedoman Nasional Program Perawatan Paliatif. Kemenkes RI. 2015

10. Peran dan fungsi perawat dalam perawatan paliatif


1.Pelaksana perawat : pemberi asuhan keperawatam, penddikan kesehatan, koordinator,
advokasi, kolaborator, fasilitator, modifikasi lingkungan.
2.Pengelola : manajer kasus, konsultan, koordinasi
3.Penddik : Di pendidikan / dipelayanan
4.Peneliti

Sumber : modul pembelajaran keperawatan menjelang ajal dan paliatif. Iva Milia, dkk.
2018. jombang
11. Intervensi kepada pasien dengan penyakit kronik untuk meningkatkan kualitas hidup
menurut penelitian terbaru (EBP 3 tahun terakhir)

( File terlampir )

12. ASKEP
PENGKAJIAN
1) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang penyakit yang diderita klien pada saat sekarang
b) Riwayat kesehatan dahulu Berisi tentang keadaan klien apakah klien pernah
masuk rumah sakit dengan penyakit yang sama
c) Riwayat kesehatan keluarga Apakah anggota keluarga pernah menderita
penyakit yang sama dengan klien
2) Pemeriksaan Head To Toe Perubahan fisik saat kematian mendekat
a) pasien kurang rensponsif
b) fungsi tubuh melambat
c) pasien berkemih dan defekasi secara tidak sengaja
d) rahang cendrung jatuh
e) pernafasan tidak teratur dan dangkal
f) sirkulasi melambat dan ektremitas dingin, nadi cepat dan melemah
g) kulit pucat
h) mata memelalak dan tidak ada respon terhadap cahaya

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Berduka yang behubungan dengan proses kehilangan.

INTERVENSI

1. Bantu keluarga dalam mengidentifikasi kehiiangan.


2. Anjutkan keluarga untuk mengungkapkan perasaannya.
3. Bantu keluarga dalam mengungkapkan strategi koping pribadi.
4. Bantu keiuarga untuk msngidentifikasi harapan hidup.
5. Bantu keluarga untuk dapat menyampaikan hal-hal yang sangat diharapkan
6. Hindari menutup kenyataan.
7. Dorong hubungan terapeutik.
8. Support dengan pendekatan spiritual.
9. Ajarkan pasien tentang aspek-aspek harapan yang positif.

EVALUASI

1. Keluarga mampu mendiskusikan perasaannya.


2. Keluarga / pasien mampu mempertahankan hubungan dengan orang lain
3. Keluarga / pasien mampu mempertahankan perawatan diri.

Sumber : panduan asuhan keperawatan paliatif di rumah. Kemenkes. 2012

Anda mungkin juga menyukai