Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

Katalog/Catalog: 9301001
PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA
NATIONAL INCOME OF INDONESIA
2016-2020
id
o.
.g
ps
.b
w
w
w
//
s:
tp
ht
BADAN PUSAT STATISTIK

BPS-Statistics Indonesia
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA
NATIONAL INCOME OF INDONESIA
id
.
2016-2020 go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Katalog: 9301001
PENDAPATAN NASIONAL
INDONESIA
id
.
2016-2020 go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

PENDAPATAN NASIONAL INDONESIA
2016-2020
ISSN : 0854-6959
Nomor Publikasi : 07100.2105
Katalog : 9301001
Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm

Jumlah Halaman : x + 111 halaman
id
Naskah :
.
go
Direktorat Neraca Produksi s.
Direktorat Neraca Pengeluaran
p
.b
Penyunting :
w
Direktorat Neraca Produksi

w
//w
Desain Kulit oleh :

s:
Direktorat Neraca Produksi

tp
ht
Penerbit :
© BPS RI
Sumber Ilustrasi :
www.freepik.com
www.pexels.com
www.unsplash.com
Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, dan/atau

menggandakan sebagian dan seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersil tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
ii Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

K ATA P E N G A N TA R
Pada tahun 2020, dunia mengalami krisis yang disebabkan

pandemi COVID-19. Dampak pandemi tersebut melanda seluruh negara
di dunia tidak terkecuali Indonesia. Salah satu dampaknya adalah
terjadi kontraksi pertumbuhan ekonomi hampir di seluruh negara.
Kontraksi pertumbuhan global mencapai 3,27 persen, dimana Indonesia
mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,07 persen pada tahun 2020.
id
Publikasi ini memuat tinjauan mengenai perkembangan perekonomian
.
go
Indonesia selama tahun 2016-2020 yang disajikan secara deskriptif.
s.
Disamping itu, disajikan pula tabel-tabel Produk Domestik Bruto (PDB) beserta
p
indikator turunannya dalam kurun waktu 2016-2020 baik atas dasar harga
.b
berlaku maupun konstan 2010 dalam bentuk nilai nominal dan persentase.
w
Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel tersebut, disajikan pula konsep,

w
definisi, dan penjelasan PDB menurut lapangan usaha serta PDB menurut
//w
komponen pengeluaran. Beberapa angka yang disajikan masih bersifat

s:
sangat sementara, terutama tahun 2020 karena belum tersedianya data

tp
secara lengkap dan akan disempurnakan pada penerbitan selanjutnya.

ht
Kepada semua pihak yang telah berperan langsung maupun tidak

langsung dalam menyusun publikasi ini, diucapkan terima kasih. Semoga
publikasi ini bermanfaat untuk mendukung pemulihan ekonomi Indonesia.

Jakarta, Juni 2021
Kepala Badan Pusat Statistik
Dr. Suhariyanto
Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 iii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR vii
.id
go
DAFTAR LAMPIRAN viii
s.
p
.b
w
01 PENDAHULUAN 1
w
//w
1.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia 3

s:
1.2. 6
tp
Pengertian Pendapatan Nasional

ht
1.3. Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto 7
1.4. Sistematika Penulisan Publikasi 10
02 RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 13
2.1. Ruang Lingkup 15
2.2. Metode Penghitungan 24
2.3. Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Bruto 34
iv Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

DAFTAR ISI
03 PERKEMBANGAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 35
3.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 37
3.2. Pertambangan dan Penggalian 39
3.3. Industri Pengolahan 40
. id
go
3.4. Pengadaan Listrik dan Gas 41
s.
3.5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang 42
p
.b
3.6. Konstruksi 42
w
w
3.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 42
//w
3.8. Transportasi dan Pergudangan 43

s:
tp
3.9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 44

ht
3.10. Informasi dan Komunikasi 45
3.11. Jasa Keuangan dan Asuransi 45
3.12. Real Estat 46
3.13. Jasa Perusahaan 47
3.14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 47
3.15. Jasa Pendidikan 48
3.16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 48
3.17. Jasa Lainnya 49
Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 v

DAFTAR ISI
04 PERKEMBANGAN PDB MENURUT PENGELUARAN 51
4.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) 54

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga
4.2. 54
(PK-LNPRT)
id
4.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P) 55
.
go 56
4.4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
s.
p
.b
4.5. Ekspor dan impor Barang dan Jasa 57

w
w
//w
DAFTAR ISTILAH PENTING 59

s:
tp
LAMPIRAN 65
ht
vi Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

DAFTAR TABEL
Tabel
1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota ASEAN, 2017-2020 (persen) 5
1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota G7, 2017-2020 (persen) 6

Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut Lapangan
id
2.1. 27
Usaha
.
go
p s.
.b
w
w
DAFTAR GAMBAR
//w
s:
tp
ht
Gambar
3.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha, 2017-2020 37
4.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2017-2020 53
Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 vii

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut 67
Lapangan Usaha (miliar rupiah), 2016-2020
Lampiran 2 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 70
id
Lampiran 3 Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 73
.
go
Berlaku Menurut Lapangan Usaha (persen), 2016-2020
Lampiran 4
s.
Kontribusi Terhadap Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
p
76
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha (persen), 2016-2020
.b
Lampiran 5 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 79

w
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2016-2020

w
//w

Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2016-2020
s:
tp
Lampiran 7 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 85

ht

Lampiran 9 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan 91
Usaha (2010=100), 2016-2020
Lampiran 10 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto 94
Menurut Lapangan Usaha (persen), 2017-2020
Lampiran 11 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut 97
Pengeluaran (miliar rupiah), 2016-2020
Lampiran 12 Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut 98
Berlaku Menurut Pengeluaran (persen), 2016-2020
viii Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2016-2020
Berlaku Menurut Pengeluaran, 2016-2020
id
.
go
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2016-2020
Lampiran 17
s.
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
p
103
.b
w

w
//w
Lampiran 19 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut 105

Pengeluaran (2010=100), 2016-2020
s:
tp
Lampiran 20 Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto 106
Menurut Pengeluaran (persen), 2017-2020
ht
Lampiran 21 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan 107

Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2016-2020
Lampiran 22 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan 108
Perkapita Atas Dasar Harga Konstan, 2016-2020
Lampiran 23 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan 109
Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (persen),
2017-2020
Lampiran 24 Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan 110
Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (persen),
2017-2020
Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 ix

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
x Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
01
ps.
go
.id
PE NDA HU L UA N
0 1 PENDAHULUAN
L
or
“ Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dibanding Beberapa Negara, 2020

AMERIKA
SERIKAT
INGGRIS MALAYSIA
INDONESIA
id
-3,51 % -9,92 % -5,59 %
.
THAILAND
go
JEPANG SINGAPURA
-2,07 %
p s.
-4,83 % -5,29 % -6,09 %
.b
w
Akibat pandemi COVID-19, perekonomian beberapa negara

w
mengalami kontraksi pertumbuhan.

//w
Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2016-2020

s:
tp
5,03% 5,07% 5,17%

5,02%
ht
2016 2017 2018 2019 2020
*Laju Pertumbuhan Ekonomi dihitung Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 = 100 (persen) -2,07%
Perbandingan PDB dan Pendapatan Nasional

15.832,5 T 15.434,2 T
13.589,8 T 14.383,8 T Tahun 2020, PDB dan Pendapatan
12.401,7 T
10.042,3 T 10.865,9 T 11.440,2 T 11.417,9 T Nasional Indonesia turun dibanding
9.429,1 T
tahun 2019. PDB turun sebesar
Rp 398,3 T, sedangkan Pendapatan
Nasional turun sebesar Rp 22,3 T.
2016 2017 2018 2019 2020 Produk Domestik Bruto
Pendapatan Nasional
*PDB dan Pendapatan Nasional dihitung Atas Dasar Harga Berlaku (Triliun Rupiah)
1.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia
Pada tahun 2020, perekonomian global sangat terdampak oleh adanya

pandemi COVID-19 tidak terkecuali bagi Indonesia. Besaran nilai ekonomi Indonesia
yang diukur baik dari indikator Pendapatan Nasional maupun Produk Domestik
Bruto pada tahun 2020 menunjukkan penurunan dibanding tahun 2019. Bahkan,
selama periode waktu 2016-2020 ekonomi Indonesia untuk tahun 2020 mengalami
kontraksi pertumbuhan paling dalam sebesar 2,07 persen.
Dari sisi lapangan usaha, kontraksi terdalam dialami oleh Transportasi dan
Pergudangan sebesar 15,04 persen utamanya disebabkan terkontraksinya seluruh
id
kegiatan transportasi baik angkutan rel, darat, laut, sungai, mauoun udara. Meskipun
.
go
hampir seluruh lapangan usaha terkontrasi, tetapi Informasi dan Komunikasi serta
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial justru tumbuh meningkat dibandingkan dengan
s.
p
tahun 2019. Hal ini disebabkan permberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial
.b
Berskala Besar (PSBB) mengharuskan masyarakat lebih banyak menghabiskan waktu

w
di rumah sehingga penggunaan produk Informasi dan Komunikasi (seperti layanan

w
//w
internet) meningkat. Pertumbuhan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial didorong oleh
pencairan insentif untuk tenaga kesehatan sebagai bentuk penanganan COVID-19
s:
tp
serta peningkatan pendapatan rumah sakit, klinik, dan laboratorium kesehatan untuk
ht
pelayanan COVID-19.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa terkontraksi paling
dalam sebesar 7,70 persen. Komponen Impor Barang dan Jasa sebagai faktor
pengurang untuk PDB menurut pengeluaran pun terkontraksi sebesar 14,71 persen.
Sementara hampir seluruh komponen pengeluaran terkontraksi, PK-P masih tumbuh
positif meskipun mengalami perlambatan dengan pertumbuhan sebesar 1,94 persen.
Sekalipun mengalami perlambatan, PK-P dapat tumbuh positif didorong oleh belanja
modal pemerintah untuk penanganan COVID-19.
Perekonomian Indonesia dapat juga digambarkan melalui kondisi struktur

dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Struktur ekonomi Indonesia menunjukkan
peranan dari masing-masing lapangan usaha maupun komponen pengeluaran
dalam pembentukan PDB. Dilihat dari sisi lapangan usaha, struktur perekonomian
Indonesia tidak menunjukkan perubahan berarti selama periode tahun 2016-2020.
Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 3

Perekonomian Indonesia selalu didominasi Industri Pengolahan; diikuti Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan; serta Perdagangan Besar dan Eceran-Reaparasi Mobil
dan Sepeda Motor. Pada tahun 2020, masing-masing lapangan usaha tersebut
berkontribusi terhadap perekonomian sebesar 19,88 persen; 13,70 persen; dan
12,93 persen.
Dari sisi pengeluaran, struktur ekonomi Indonesia tidak menunjukkan

perubahan berarti selama periode tahun 2016-2020. Komponen pengeluaran
yang konsisten mendominasi pembentukan ekonomi adalah Komponen Pengeluaran
Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT), Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), serta
Ekspor Barang dan Jasa. Pada tahun 2020, Komponen PK-RT mencakup lebih dari
separuh PDB Indonesia sebesar 57,66 persen; diikuti oleh PMTB sebesar 31,73
. id
persen; selanjutnya Ekspor Barang dan Jasa menyumbang sebesar 17,17 persen.
go
Lebih lanjut, pandemi COVID-19 di Indonesia sejak tahun 2020 telah
p s.
memberikan dampak terhadap komposisi struktur ekonomi Indonesia baik menurut
.b
lapangan usaha maupun pengeluaran. Kontribusi sebagian besar lapangan

w
w
usaha terhadap perekonomian Indonesia mengalami penurunan akibat pandemi

//w
COVID-19. Meski demikian, terdapat beberapa lapangan usaha yang justru

s:
mengalami peningkatan. Lapangan usaha tersebut adalah Informasi dan Komunikasi,

tp
Jasa Keuangan dan Asuransi, Jasa Perusahaan, serta Jasa Lainnya. Meskipun
ht
kontribusi lapangan usaha tersebut untuk ekonomi Indonesia tidak terlalu besar
namun secara konsisten bergerak meningkat dari tahun ke tahun bahkan di masa
pandemi COVID-19. Hal serupa juga terjadi pada komposisi komponen pengeluaran
terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi komponen-komponen pengeluaran
terhadap ekonomi cenderung menurun, meskipun terdapat dua komponen yang
meningkat dibandingkan dengan tahun 2019. Dua komponen tersebut adalah PK-RT
dan Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P). Meskipun PK-P bukan termasuk salah
satu kontributor tertinggi dalam pembentukan PDB, besaran kontribusi komponen ini
menunjukkan peningkatan dari 8,81 persen pada tahun 2019 menjadi 9,29 persen
pada tahun 2020. Hal ini disebabkan oleh peningkatan belanja pemerintah dalam
rangka penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada perekonomian Indonesia,

tetapi juga seluruh negara di dunia. Menurut laporan International Monetary Fund
4 Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

(IMF), hampir seluruh negara yang tergabung dalam ASEAN mengalami kontraksi
ekonomi. Seluruh negara anggota ASEAN mengalami kontraksi ekonomi pada tahun
2020. Kontraksi terdalam dialami oleh negara Filipina sebesar 9,51 persen diikuti
Thailand sebesar 6,09 persen. Kondisi yang sama juga dialami Singapura yang
tergolong sebagai advanced economy. Pertumbuhan ekonomi Singapura terkontraksi
hingga 5,39 persen akibat pandemi ini. Sementara itu, beberapa negara dapat
mempertahankan pertumbuhan ekonominya dengan pertumbuhan positif meskipun
mengalami perlambatan. Negara tersebut adalah Vietnam, Brunei Darussalam, dan
Myanmar. Pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN dapat dilihat pada Tabel
1.1.
id
Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota ASEAN,
.
2017 - 2020 (persen)
go
Negara 2017
p s. 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
.b
1. Indonesia 5,07 5,17 5,02 -2,07

w
2. Malaysia 5,81 4,77 4,30 -5,59

w
3. Filipina 6,93 6,34 6,04 -9,51

//w
4. Thailand 4,18 4,19 2,27 -6,09

5. Vietnam 6,94 7,08 7,02 2,91
s:
ASEAN-5 5,48 5,35 5,85 -3,39

tp
6. Brunei Darussalam 1,33 0,05 3,87 1,20

ht
7. Kamboja 7,00 7,53 7,05 -3,53

8. Myanmar 5,75 6,41 6,75 3,19
9. Laos PDR 6,85 6,29 4,65 -0,44
10. Singapura 4,52 3,50 1,35 -5,39
Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2021
Negara-negara dengan perekonomian maju pun tidak luput dari imbas

pandemi COVID-19. Menurut laporan IMF, negara yang tergabung dalam kelompok
G7 (Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat) secara
keseluruhan mengalami kontraksi ekonomi yang cukup dalam sebesar 5,05 persen
pada tahun 2020. Kontraksi ekonomi ini lebih dalam dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan ekonomi dunia yang terkontraksi sebesar 3,27 persen dan ASEAN-5
sebesar 3,39 persen. Jika dilihat masing-masing negara anggota kelompok G7,
seluruh negara mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi. Kontraksi terdalam terjadi

pada Inggris sebesar 9,92 persen. Sementara kontraksi ekonomi Amerika Serikat
yaitu sebesar 3,51 persen merupakan kontraksi ekonomi terendah dibandingkan
negara anggota G7 lainnya. Tabel 1.2. menunjukkan data pertumbuhan ekonomi
untuk negara yang tergabung sebagai anggota 57 tahun 2017 - 2020.
Tabel 1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota G7, 2017 - 2020
(persen)
Negara 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5)
Amerika 2,33 3,00 2,16 -3,51
Jepang 1,68 0,56 0,27 -4,83
Kanada 3,04 2,43 1,86 -5,40
id
Inggris 1,74 1,25 1,43 -9,92
.
go
Jerman 2,64 1,27 0,56 -4,90
Perancis 2,29 1,87 s. 1,49 -8,23
Italia 1,67 0,94 0,29 -8,87
p
.b
Eropa 2,60 1,88 1,29 -6,60

w
G7 2,21 2,11 1,50 -5,05

w
Dunia 3,76 3,57 2,76 -3,27

//w
Sumber : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2021
s:
1.2. Pengertian Pendapatan Nasional

tp
ht
Pendapatan nasional merupakan salah satu indikator yang berperan penting

menggambarkan keterkaitan kesejahteraan atau kemakmuran suatu negara dengan
kondisi perekonomian. Hal ini digambarkan melalui kemampuan menghasilkan
berbagai produk, menciptakan pendapatan, mengkonsumsi, serta menambah aset
yang dimiliki masyarakat suatu negara pada kurun waktu tertentu.
Pendapatan nasional juga dapat diartikan sebagai seluruh pendapatan

yang diterima masyarakat suatu negara pada kurun waktu tertentu. Pendapatan
yang diterima masyarakat bukan hanya merujuk pada upah dan gaji, melainkan
berupa pendapatan faktor produksi. Pendapatan faktor produksi merupakan
perolehan pendapatan atau pembayaran dalam wujud balas jasa tenaga kerja
(seperti upah atau gaji) dan bukan tenaga kerja (seperti bunga, dividen, royalti,
dan kompensasi atas kepemilikan faktor produksi lainnya). Pendapatan tersebut

merupakan sumber pembiayaan hidup masyarakat. Apabila produk yang dihasilkan
dalam perekonomian dikaitkan pola dan perilaku konsumsi masyarakat; maka
pendapatan nasional dapat menjadi proksi atas ukuran kemakmuran.
Pendapatan nasional menunjukkan pendapatan potensial yang dapat diterima

masyarakat sesuai dengan sumber pendapatan. Pada kenyataannya, pendapatan
yang dihasilkan suatu negara belum tentu sepenuhnya dinikmati masyarakat negara
tersebut. Ada pendapatan yang mengalir ke luar wilayah suatu negara dan ada
yang diterima dari negara lain. Oleh karena itu, konsep pendapatan nasional
menjelaskan pendapatan dari seluruh balas jasa faktor produksi yang diterima
masyarakat residen, baik yang berasal dari aktivitas ekonomi domestik dan luar
negeri dikurangi dengan pembayaran atas masyarakat non residen.
. id
go
1.3. Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto
s.
p
Pendapatan nasional dan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan dua
.b
w
konsep berbeda. Dari sisi pendekatan, pendapatan nasional mengacu pada konsep
w
pendekatan pendapatan, sedangkan PDB mengacu pada konsep pendekatan

//w
produksi. Dari sisi metode penghitungan dalam kerangka kerja Full Sequence of
s:
Accounts (FSA), PDB diturunkan dari neraca produksi barang dan jasa sementara
tp
pendapatan nasional diturunkan dari neraca alokasi pendapatan primer.

ht
Meskipun berbeda, PDB berperan penting dalam menghasilkan indikator

pendapatan nasional. Tahapan mendapatkan indikator pendapatan nasional dari
PDB adalah sebagai berikut :
a. Pendapatan Nasional Bruto (PNB)

PNB merupakan konsep dari pendapatan. PNB diperoleh dari PDB
ditambah kompensasi tenaga kerja, pendapatan properti serta pajak
atas produksi neto yang diterima dari luar negeri dikurangi kompensasi
tenaga kerja, pendapatan properti, dan pajak atas produksi neto yang
dibayarkan ke luar negeri. Dengan kata lain, PNB didapatkan dari PDB
ditambah pendapatan primer yang diterima dari non residen dikurangi
pendapatan primer yang dibayarkan ke non residen.

b. Pendapatan Nasional Neto (PNN)
PNN adalah nilai bersih (penyeimbang) dari pendapatan primer
yang dijumlahkan untuk seluruh sektor ekonomi. PNN diperoleh dari
pengurangan antara PNB dengan konsumsi modal tetap. Pada level total
ekonomi indikator ini dideskripsikan sebagai Pendapatan Nasional.
c. Pendapatan Nasional Disposabel Neto (PNDN)

PNDN merupakan indikator yang digunakan untuk melihat pengaruh
luar negeri terhadap perekonomian nasional. Pengaruh yang dimaksud
adalah mempertimbangkan neraca berjalan yang diterima dari luar
negeri dan dibayarkan ke luar negeri. PNDN didapatkan dari PNN
ditambah transfer berjalan yang diterima dari luar negeri dikurang
. id
transfer berjalan yang dibayarkan ke luar negeri.
go
Indikator pendapatan nasional dan PDB dapat diturunkan menjadi beberapa
p s.
indikator turunan yang berguna untuk melihat kondisi tertentu dari perekonomian
.b
di suatu negara. Berikut indikator turunan pendapatan nasional dan PDB beserta
w
w
kegunaannya :
//w
a. PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku

s:
PDB atas dasar harga berlaku dapat disebut sebagai distribusi PDB.
tp
Indikator ini menunjukkan struktur perekonomian atau peranan setiap

ht
kategori lapangan usaha ekonomi dalam suatu negara. Kategori

lapangan usaha ekonomi dengan peranan besar menunjukkan basis
perekonomian suatu negara.
b. PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan

PDB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan menunjukkan laju
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap kategori lapangan
usaha dari tahun ke tahun.
c. PDB menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku

PDB menurut pengeluaran atas dasar harga berlaku menunjukkan
peranan kelembagaan dalam menggunakan barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha ekonomi.

d. PDB pengeluaran atas dasar harga konstan
PDB pengeluaran atas dasar harga konstan mengukur laju pertumbuhan
konsumsi, investasi, dan perdagangan luar negeri.
e. PNB atas dasar harga berlaku

PNB atas dasar harga berlaku menunjukkan pendapatan yang
memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu negara.
f. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga berlaku

PDB dan PDN per kapitas atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai
PDB dan PNB per satu orang penduduk.Indikator ini dapat mencerminkan
secara kasar pendapatan setiap penduduk di suatu negara.
id
g. PDB dan PNB per kapita atas dasar harga konstan
.
go
PDN dan PNB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan
s.
pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu negara.
p
.b
Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan indikator ekonomi yang lebih umum
w
digunakan oleh berbagai negara dan untuk berbagai kepentingan dibandingkan

w
//w
dengan Pendapatan Nasional Bruto. Di Indonesia, PDB berperan penting dalam

pengambilan kebijakan seperti alat proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk menentukan
s:
tp
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN). Selain itu, PDB digunakan

ht
berbagai organisasi internasional untuk melihat tingkat kesehatan dan perekonomian

suatu negara. PDB per kapita pun juga sering digunakan untuk melihat perkembangan
kondisi kesejahteraan masyarakat suatu negara. Meskipun pendapatan nasional
merupakan indikator yang lebih tepat untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan
suatu negara, PDB masih lebih banyak digunakan. Sebab, proses penghitungan PDB
yang lebih mudah dan lebih mudah dan nilainya lebih mudah dibandingkan dengan
negara lain. Atas kondisi tersebut, publikasi ini mengulas metode penghitungan serta
analisis struktur perekonomian berdasarkan indikator PDB.

1.4. Sistematika Penulisan Publikasi
Publikasi Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 disusun untuk

memberikan gambaran umum kondisi perekonomian Indonesia berdasarkan hasil
penghitungan beberapa indikator makro ekonomi. Publikasi ini memuat pengertian
umum pendapatan nasional beserta kaitannya dengan PDB, metode penghitungan,
serta analisis struktur ekonomi Indonesia berdasarkan PDB menurut lapangan usaha
dan pengeluaran. Cakupan wilayah pada publikasi ini terbatas hanya untuk level
nasional. Periode waktu yang diulas terbatas pada kurun waktu 2016 - 2020.
Sementara untuk indikator laju pertumbuhan PDB, Indeks Harga Implisit, serta
beberapa agregat pendapatan disajikan pada kurun waktu 2017-2020.
id
Secara umum, lingkup penyusunan publikasi ini adalah :
.
go
1. Menyajikan pengertian umum terkait pendapatan nasional beserta
p s.
keterkaitannya dengan PDB sebagai indikator ekonomi makro;
.b
2. Menyajikan ruang lingkup dan metode yang digunakan dalam penghitungan

w
PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran;

w
//w
3. Menyajikan gambaran umum struktur perekonomian Indonesia sesuai dengan

PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran; serta
s:
tp
4. Menyajikan tabel-tabel yang berkaitan dengan indikator pendapatan

ht
nasional dan PDB
Sementara itu, Publikasi Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

diterbitkan dalam empat bab dengan pembabakan sebagai berikut :
a. Bab I Pendahuluan
Bab ini memuat penjelasan singkat mengenai gambaran umum perekonomian
Indonesia beserta perbandingannya dengan negara lain, pengertian
pendapatan nasional beserta kaitannya dengan PDB, serta sistematika
penulisan.
b. Bab II Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan

Bab ini mencakup ruang lingkup untuk masing-masing lapangan usaha serta
komponen pengeluaran perekonomian dan metode penghitungan yang
digunakan untuk menyusun PDB menurut lapangan usaha dan pengeluaran.

c. Bab III Perkembangan PDB Menurut Lapangan Usaha
Bab ini menjelaskan analisis umum struktur perekonomian Indonesia beserta
perkembangannya berdasarkan hasil penghitungan PDB menurut lapangan
usaha.
d. Bab IV Perkembangan PDB Menurut Pengeluaran
Bab ini akan menguraikan analisis umum struktur perekonomian Indonesia

beserta perkembangannya berdasarkan hasil penghitungan PDB menurut
pengeluaran.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
02
RUANG LING K U P DA N
METOD E PE NG HIT U NG A N
RUANG LINGKUP &
02 METODE PENGHITUNGAN
L
or
PRODUKSI NOTE
PDB
Produk
+
Pendekatan Lapangan
Domestik Usaha, Pengeluaran, &
Pendapatan akan
menghasilkan nilai
Bruto Jumlah nilai tambah
barang & jasa
Pajak Neto
Atas Produk
PDB yang sama
id
atas dasar harga dasar BPS mempublikasikan
dapat disusun berdasar PDB berdasar dua
pendekatan yaitu
.
go
3
Produksi & Pengeluaran
Pendapatan s.
p
+ + +
.b

w
w
Kompensasi Surplus Usaha Pendapatan Pajak Atas

Tenaga Bruto Campuran Produksi & Impor
//w
Kerja Bruto Neto

s:
PENDEKATAN Pengeluaran
tp
+ + +
ht
+
Konsumsi Konsumsi Konsumsi PMTB Ekspor
Rumah Tangga LNPRT Pemerintah Neto
PDB DIGUNAKAN UNTUK MENGHASILKAN

INDIKATOR PENDAPATAN NASIONAL
PDB + PNB - - = PN
Pendapatan Neto PRODUK Pajak Atas Konsumsi
PRODUK DOMESTIK Terhadap Luar Negeri NASIONAL Produksi & Impor Barang Modal PENDAPATAN NASIONAL
BRUTO Atas Faktor Produksi BRUTO Neto Tetap
=
2.1. Ruang Lingkup
Pada sub bab ini diuraikan ruang lingkup dalam penyusunan PDB menurut
lapangan usaha dan pengeluaran. Ruang lingkup berisi penjelasan jenis kegiatan
ekonomi yang tercakup untuk setiap lapangan usaha atau komponen PDB. Penentuan
ruang lingkup lapangan usaha dan komponen PDB mengacu pada System of
National Accounts (SNA) 2008 dengan beberapa penyesuaian berdasarkan kondisi
perekonomian di Indonesia.
2.1.1. Ruang Lingkup PDB Menurut Lapangan Usaha
Lapangan usaha yang dicakup dalam penghitungan PDB dikelompokkan
. id
dalam 17 kategori lapangan usaha. Berikut uraian ruang lingkup untuk masing-
go
masing lapangan usaha. s.
p
A. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
.b
Lapangan usaha ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari

w
w
alam dan merupakan benda-benda atau barang-barang biologis (hidup) yang

//w
hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri atau untuk
s:
dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk kegiatan yang tujuan utamanya
tp
memenuhi kebutuhan sendiri (subsisten) seperti kegiatan usaha tanaman pangan.

ht
Lapangan usaha ini mencakup tiga subkategori, yaitu:
1. Pertanian, Peternakan, dan Jasa Pertanian

2. Kehutanan dan Penebangangan Kayu
3. Perikanan
B. Pertambangan dan Penggalian

Ruang lingkup pada lapangan usaha ini mencakup serangkaian kegiatan
untuk aktivitas pertambangan dan penggalian. Beberapa kegiatan tersebut dalah
penggalian, pengeboran, penyaringan, pencucian, pemilihan dan pengambilan
segala macam barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di alam,
baik berupa benda padat, cair, maupun gas. Sifat dari kegiatan-kegiatan tersebut
adalah menciptakan nilai guna barang tambang dan galian sehingga memungkinkan
untuk dimanfaatkan, dijual, atau diproses lebih lanjut.

Lapangan usaha Pertambangan dan Penggalian dikelompokkan dalam
empat subkategori, yaitu:
1. Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi

2. Pertambangan Batubara dan Lignit
3. Pertambangan Bijih Logam
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
C. Industri Pengolahan
Lapangan Usaha Industri Pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang

perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi produk
baru. Bahan baku industri pengolahan berasal dari produk pertanian, kehutanan,
id
perikanan, pertambangan atau penggalian. Industri Pengolahan juga mencakup
.
go
perubahan bahan menjadi produk baru dengan menggunakan tangan, kegiatan
s.
maklon, atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di tempat sama dimana produk
p
.b
tersebut dijual dan unit yang melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain
w
atas dasar kontrak. Lapangan usaha ini mencakup 16 subkategori, yaitu :

w
//w
1. Industri Pengolahan Batubara dan Pengilangan Minyak dan Gas Bumi

2. Industri Makanan dan Minuman
s:
tp
3. Industri Pengolahan Tembakau

ht
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi

5. Industri Kulit, Barang dari Kulit, dan Alas Kaki
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus, dan Barang Anyaman
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan, dan Reproduksi Media
Rekam
8. Industri Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari Karet, dan Plastik
10. Industri Barang Galian Bukan Logam
11. Industri Logam Dasar
12. Industri Barang Logam, Komputer, Barang Elektronik, Optik, dan Peralatan
Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan
14. Industri Alat Angkutan

15. Industri Furnitur
16. Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi, dan Pemasangan Mesin dan
Peralatan
D. Pengadaan Listrik dan Gas

Lapangan usaha ini mencakup kegiatan yang berhubungan dengan
ketenagalistrikan serta pengadaan gas dan produksi es. Kegiatan yang dicakup
ketenagalistrikan adalah pembangkitan, transmisi, dan pendistribusian energi listrik
kepada konsumen akhir. Sementara itu, kegiatan untuk pengadaan gas dan produksi
es terdiri dari kegiatan gas alam dan buatan, pengadaan uap/air panas, udara
dingin, serta produksi es. Lapangan usaha ini dikelompokkan dalam dua subkategori:
id
1. Ketenagalistrikan
.
go
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es
s.
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang
p
.b
Lapangan usaha ini berhubungan dengan pengelolaan berbagai bentuk

w
limbah/sampah yang dapat mencemari lingkungan. Hasil proses pengelolaan

w
limbah/sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi input dalam proses produksi
//w
lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk lapangan usaha ini, karena sering
s:
kali kegiatan tersebut berhubungan dengan atau oleh unit yang terlibat dalam
tp
pengelolaan limbah/kotoran.
ht
F. Konstruksi
Kegiatan yang tercakup dalam Lapangan Usaha Konstruksi adalah kegiatan
usaha di bidang konstruksi umum dan khusus, baik digunakan sebagai tempat tinggal
maupun sarana kegiatan lainnya. Lapangan usaha ini mencakup pekerjaan baru,
perbaikan, penambahan dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau
struktur di lokasi proyek, serta konstruksi yang bersifat sementara.
G. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Lapangan usaha ini meliputi semua kegiatan berhubungan dengan mobil dan
motor (termasuk lori dan truk), baik perdagangan besar maupun eceran, perawatan,
serta pemeliharaan mobil dan motor. Lapangan usaha ini juga mencakup kegiatan
ekonomi di bidang perdagangan besar dan eceran (penjualan tanpa perubahan
teknis) dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang mengiringi

penjualan barang-barang tersebut. Penjualan secara grosir (perdagangan besar)
maupun eceran merupakan tahap akhir dalam pendistribusian barang dagangan.
Secara garis besar, lapangan usaha ini dibagi dalam dua subkategori sebagai
berikut :
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor, dan Reparasinya

2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor
H. Transportasi dan Pergudangan

Lapangan usaha ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau
barang dengan menggunakan rel, saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan
kegiatan yang berhubungan dengan pengangkutan. Lapangan usaha ini termasuk
id
penyewaan alat angkutan dengan pengemudi atau operator, serta kegiatan pos
.
go
dan kurir. Lapangan usaha ini dikelompokkan dalam enam subkategori, yaitu :
s.
1. Angkutan Rel
p
.b
2. Angkutan Darat
w
3. Angkutan Laut
w
4. Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan

//w
5. Angkutan Udara
s:
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Kurir

tp
ht
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Lapangan usaha ini mencakup kegiatan yang berkaitan dengan penyediaan
akomodasi, pelayanan, serta penyediaan makan dan minum. Kegiatan penyedian
akomodasi mencakup kegiatan penyediaan akomodasi jangka pendek untuk
pengunjung serta penyediaan akomodasi lebih lama untuk pelajar, pekerja, dan
sejenisnya. Sementara itu, penyediaan makan dan minum mencakup kegiatan
pelayanan makan minum yang menyediakan makanan atau minuman untuk dikonsumsi
segera. Namun, hal ini tidak termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang
seperti tempat tinggal utama, serta penyediaan makan atau minum bukan untuk
dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan eceran.

Lapangan Usaha Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dikelompokkan
dalam dua subsektor, yaitu:
1. Penyediaan Akomodasi
2. Penyediaan Makan dan Minum
J. Informasi dan Komunikasi

Lapangan usaha ini mencakup seluruh kegiatan dalam penyediaan informasi
serta aktivitas komunikasi. Beberapa kegiatan yang dicakup dalam penyediaan
informasi adalah kegiatan industri penerbitan (termasuk penerbitan piranti lunak);
kegiatan industri produksi gambar bergerak, video, perekaman suara dan penerbitan
musik; serta kegiatan industri penyiaran dan pemrograman (radio dan televisi).
id
Sementara kegiatan yang termasuk penyediaan telekomunikasi adalah kegiatan
.
go
penyediaan telekomunikasi dan kegiatan jasa; kegiatan industri pemrograman;
konsultasi komputer; serta kegiatan penyediaan jasa keahlian di bidang teknologi
s.
p
informasi.
.b
w
K. Jasa Keuangan dan Asuransi

w
Lapangan usaha ini mencakup aktivitas pelayanan atau penyediaan jasa

//w
keuangan serta penyediaan jasa asuransi. Beberapa aktivitas yang tercakup dalam
s:
jasa keuangan seperti bank sentral, perbankan, koperasi simpan-pinjam, pegadaian,

tp
modal ventura, pasar uang (bursa efek), lembaga kliring dan penjaminan, dan jasa
ht
penukaran mata uang. Sementara itu, kegiatan asuransi mencakup aktivitas asuransi,
reasuransi, dan dana pensiun.
Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi dapat dikelompokkan ke dalam

empat subkategori, yaitu :
1. Jasa Perantara Keuangan

2. Asuransi dan Dana Pensiun
3. Jasa Keuangan Lainnya
4. Jasa Penujang Keuangan

L. Real Estat
Kegiatan yang dicakup dalam lapangan usaha ini meliputi kegiatan
persewaan, agen dan/atau perantara dalam penjualan atau pembelian,
penyewaan, serta penyediaan jasa real estat lainnya. Kegiatan penyediaan jasa
real estat bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik orang lain yang dilakukan
atas dasar balas jasa atau kontrak. Lapangan usaha ini juga mencakup kegiatan
pembangunan gedung yang disatukan dengan pemeliharaan atau penyewaan
bangunan tersebut. Lapangan usaha ini juga mencakup real estat yang dimiliki dan
ditempati sendiri (owner occupied dwelling) serta kegiatan pengelolaan bangunan
real estat.
M,N. Jasa Perusahaan
. id
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari 2 (dua)
go
kategori, yakni kategori Jasa Profesional, Ilmiah, dan Teknis (M) serta kategori
s.
Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen
p
.b
Perjalanan, dan Penunjang Usaha Lainnya (N). Kategori M mencakup kegiatan

w
membutuhkan tingkat pelatihan tinggi dan menghasilkan ilmu pengetahuan serta

w
ketrampilan khusus yang tersedia untuk pengguna. Kegiatan yang termasuk kategori
//w
M seperti jasa hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, periklanan
s:
dan penelitian pasar, serta jasa profesional, ilmiah, dan teknis lainnya. Kategori
tp
N mencakup berbagai kegiatan mendukung operasional usaha secara umum.

ht
Kegiatan termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan sewa guna usaha
tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen perjalanan, penyelenggaraan tur
dan jasa reservasi lainnya, jasa keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung
dan pertamanan, jasa administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa
penunjang usaha lainnya.
O. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Lapangan usaha ini mencakup semua kementerian dan non kementerian,
badan/lembaga tinggi negara, kantor-kantor, dan badan-badan yang
berhubungan dengan administrasi pemerintah dan pertahanan. Lapangan usaha
ini termasuk kegiatan yang bersifat administrasi di sekolah, universitas, dan rumah
sakit pemerintah. Lapangan usaha ini meliputi semua tingkat pemerintah baik
pusat maupun daerah.

P. Jasa Pendidikan
Lapangan usaha ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai tingkatan
dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis seperti halnya dengan
berbagai cara komunikasi. Lapangan usaha ini juga termasuk pengajaran utamanya
mengenai kegiatan olahraga, hiburan, dan penunjang pendidikan.
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Lapangan usaha ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial berupa pelayanan kesehatan yang diberikan tenaga profesional
terlatih di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di
rumah, yang melibatkan tingkatan kegiatan pelayanan kesehatan. Adapun kegiatan
sosial yang tidak melibatkan tenaga kesehatan profesional juga erupakan bagian
. id
dari lapangan usaha ini. Selain itu, jasa kegiatan sosial seperti panti asuhan, panti
go
jompo, dan lain-lain yang diidentifikasi sebagai Lembaga Non-Profit yang Melayani
s.
Rumah Tangga (LNPRT) dengan output non-pasar ikut termasuk dalam lapangan
p
.b
usaha ini.
w
w
R, S, T, U. Jasa Lainnya
//w
Lapangan Usaha Jasa Lainnya mempunyai kegiatan yang cukup luas meliputi:
s:
kesenian, hiburan, dan rekreasi; jasa reparasi komputer dan barang keperluan
tp
pribadi dan perlengkapan rumah tangga; jasa perorangan yang melayani rumah
ht
tangga; kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa oleh rumah tangga yang
digunakan sendiri untuk memenuhi kebutuhan; jasa swasta lainnya termasuk kegiatan
badan internasional, seperti PBB dan perwakilan PBB, Badan Regional, IMF, OECD,
dan lain-lain
2.1.2. Ruang Lingkup PDB Menurut Pengeluaran
Sesuai pengertiannya, PDB menurut pengeluaran menunjukkan penggunaan

barang dan jasa untuk konsumsi. Secara spesifik, konsumsi akhir barang dan jasa
direalisasikan dalam enam komponen pengeluaran. Berikut uraian ruang lingkup
untuk masing-masing komponen.

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)
PK-RT adalah pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga
residen untuk tujuan konsumsi akhir. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu
atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat
tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban,
serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama, utamanya kelompok
makanan dan perumahan. Konsumsi akhir rumah tangga adalah pengeluaran barang
dan jasa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pengeluaran barang dan jasa
yang tercakup dalam PK-RT dapat berasal dari nilai pembelian, perkiraan nilai
dari transaksi barter, perkiraan nilai dari barang dan jasa yang diberikan sebagai
bagian dari kompensasi, serta perkiraan barang dan jasa yang diproduksi untuk
id
dikonsumsi sendiri.
.
go
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah
s.
Tangga (PK-LNPRT)
p
.b
LNPRT merupakan bagian dari keseluruhan Lembaga Nonprofit (LNP)

w
yang menyediakan barang dan jasa secara gratis atau pada tingkat harga
w
yang tidak berarti secara ekonomi bagi anggota atau rumah tangga, serta
//w
tidak dikontrol oleh pemerintah. LNPRT dibedakan atas tujuh jenis lembaga yaitu
s:
organisasi kemasyarakatan, organisasi sosial, organisasi profesi, perkumpulan

tp
sosial/kebudayaan/olahraga/hobi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga

ht
keagamaan, dan organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa. Pengeluaran LNPRT

mencakup seluruh pengeluaran LNPRT untuk melakukan aktivitas operasionalnya
seperti konsumsi antara, kompensasi tenaga kerja, konsumsi barang modal tetap,
serta pajak lainnya atas produksi dikurang subsidi.
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)

Sebagai konsumen, pemerintah melakukan aktivitas konsumsi atas barang
dan jasa akhir. Sedangkan sebagai produsen, pemerintah menyediakan barang
dan jasa pada individu atau masyarakat secara gratis atau pada harga yang
tidak signifikan secara ekonomi. Penghitungan PK-P mencakup output nonpasar
pemerintah, barang dan jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk disalurkan ke
rumah tangga dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi, output Bank
Indonesia, serta penerimaan dari penjualan barang dan jasa.

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
PMTB didefinisikan sebagai penambahan dan pengurangan aset tetap pada
suatu unit produksi. Penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan,
pembelian (barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal baru maupun
bekas dari luar negeri), perbaikan besar, transfer atau barter barang modal, sewa
beli, dan pertumbuhan aset sumber daya hayati yang dibudidaya. Pengurangan
barang modal meliputi penjualan, transfer atau barter barang modal bekas kepada
pihak lain, serta sewa beli.
Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun serta akan
mengalami proses konsumsi barang modal tetap sepanjang usia pakainya. Istilah
“bruto” mengindikasikan bahwa didalam barang modal masih mengandung unsur
id
konsumsi barang modal tetap. Konsumsi barang modal tetap menggambarkan
.
go
penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal
s.
selama satu periode. Secara umum barang modal diklasifikasikan menurut empat
p
.b
golongan, yaitu: menurut jenis barang, lapangan usaha, institusi, dan wilayah asal.
w
Dalam penyusunan PDB, PMTB dirinci menurut jenis barang modal yaitu penambahan
w
dikurang pengurangan aset, biaya alih kepemilikan aset nonfinansial yang tidak
//w
diproduksi, serta perbaikan besar aset untuk meningkatkan kapasitas produksi dan
s:
usia pakai.
tp
ht
5. Perubahan Inventori
Inventori didefinisikan sebagai aset berupa barang dan jasa yang disimpan
untuk dijual, digunakan untuk kegiatan produksi, atau penggunaan lainnya di waktu
mendatang. Pada prinsipnya inventori dapat dikelompokkan menjadi bahan baku dan
penolong, barang dalam penyelesaian, barang jadi, barang untuk dijual kembali,
serta inventori militer. Perubahan inventori menunjukkan transaksi dalam inventori
atau perubahan posisi barang inventori yang dapat bermakna penambahan (positif)
atau pengurangan (negatif).
6. Ekspor dan Impor Barang dan Jasa

Ekspor dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara
residen Indonesia dengan residen negara lain. Untuk kategori barang, ekspor dan
impor mencakup seluruh komoditas yang ditransaksikan melalui perdagangan, barter,
maupun grant. Sementara kategori jasa mencakup 12 jenis jasa yang ditransaksikan.

2.2. Metode Penghitungan
Secara konsep, PDB dapat dihitung menggunakan tiga pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan Produksi
PDB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang
dihasilkan oleh berbagai unit produksi di suatu negara pada periode
waktu tertentu (biasanya satu tahun) ditambah pajak atas produk neto
(pajak kurang subsidi atas produk).
b. Pendekatan Pendapatan
PDB adalah jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara pada
. id
periode waktu tertentu (biasanya dalam satu tahun). Komponen balas
go
jasa yang diterima berupa kompensasi pekerja, surplus usaha bruto,
s.
pendapatan campuran bruto, dan pajak kurang subsidi atas produksi
p
.b
impor.
w
w
c. Pendekatan Pengeluaran
//w
PDB merupakan perkiraan dari jumlah seluruh komponen

s:
permintaan akhir yang terdiri dari:

tp
(1) Pengeluaran konsumsi rumah tangga;

ht
(2) Pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah

tangga (LNPRT);
(3) Pengeluaran Konsumsi pemerintah;
(4) Pembentukan modal tetap bruto;
(5) Perubahan inventori; dan
(6) Ekspor neto (ekspor dikurang impor).
Penghitungan PDB dari sisi yang berbeda ini mencakup perbedaan

metode, ruang lingkup, hingga sumber data yang digunakan. Perbedaan ini
dimaksudkan untuk memastikan konsistensi dan kelengkapan dalam membuat
estimasi, mengontrol kelayakan estimasi, dan dapat memberikan manfaat lebih
dalam melakukan analisis PDB.

Pendekatan produksi, pendapatan, ataupun pengeluaran akan
menghasilkan nilai yang sama. Hal ini disebabkan apa yang diproduksi oleh
suatu ekonomi sama dengan apa yang digunakan dalam perekonomian tersebut.
Untuk Indonesia, PDB dihitung menurut dua pendekatan yaitu produksi dan
pengeluaran. Sementara itu, penghitungan menurut pendekatan pendapatan
masih dalam tahap eksperimental menggunakan kerangka kerja Supply and Use
Tables (SUT). Kerangka kerja ini akan mendapatkan PDB yang konsisten untuk
ketiga pendekatan.
Penghitungan PDB baik menurut lapangan usaha maupun pengeluaran,
terbagi menjadi PDB atas dasar harga berlaku (ADHB) dan PDB atas dasar harga
konstan (ADHK). PDB ADHB dihitung berdasarkan harga yang berlaku pada saat
id
tahun berjalan. PDB yang dihasilkan disebut PDB Nominal. Sementara itu, PDB ADHK
.
go
dihitung pada harga tetap (harga pada tahun dasar). PDB yang dihasilkan disebut
s.
PDB Riil. Tahun dasar yang digunakan dalam penghitungan ADHK adalah tahun
p
2010.
.b
w
w
2.2.1. PDB Menurut Lapangan Usaha

//w
s:
A. PDB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

tp
PDB ADHB dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu penjumlahan

ht
nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan berbagai unit produksi di wilayah
regional/negara dalam jangka waktu tertentu.
dimana:
NTB adalah nilai tambah bruto yang didapatkan dari output dikurangi dengan
konsumsi antara, yang dituliskan dalam rumus berikut :

Berdasarkan buku pedoman SNA 2008, PDB menururt lapangan usaha
diartikan sebagai penjumlahan nilai tambah bruto terhadap pajak atas produk
dikurangi subsidi atas produk. Pajak atas produk adalah pajak yang dibayar per
unit barang atau jasa. Pajak ini dapat berupa sejumlah uang per kuantitas barang
atau jasa, atau pajak yang nilainya dihitung sebagai persentase dari harga per unit
atau total nilai barang dan jasa yang ditransaksikan. Subsidi atas produk adalah
subsidi yang dibayar per unit barang atau jasa. Subsidi atas produk juga dapat
berbentuk nilai spesifik atau persentase nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan.
Selain itu, subsidi atas produk juga dapat dihitung sebagai selisih antara harga
tertentu dan haga pasar actual yang dibayar pembeli. Berdasarkan keterangan di
atas, rumus penghitungan PDB menurut lapangan usaha dapat dituliskan sebagai
id
berikut :
.
go
p s.
.b
w
B. PDB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

w
Pada prinsipnya, PDB ADHK sama dengan PDB ADHB yang merupakan
//w
penjumlahan nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan berbagai unit
s:
produksi di wilayah regional/negara dalam jangka waktu tertentu. Akan tetapi,

tp
metode penghitungan NTB pada PDB ADHK berbeda dengan NTB ADHB.
ht
Terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menghitung

NTB ADHK, yaitu :
1. Metode Revaluasi
Output harga konstan dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar atau
dapat dituliskan sebagai berikut :
2. Metode Ekstrapolasi
Output harga konstan dihitung berdasarkan indeks produksi atau dapat
dituliskan sebagai berikut :

3. Metode Deflasi
Output harga konstan dihitung dengan membagi output harga berlaku
terhadap indeks produksi atau dapat dituliskan sebagai berikut :
4. Metode Double Deflasi

Output harga konstan dihitung dengan membagi output harga berlaku
terhadap indeks produksi. Selain itu, konsumsi antara harga konstan didapat dari
hasil pembagian antara konsumsi antara harga berlaku dengan indeks harga.
Metode ini dapat dituliskan sebagai berikut:
. id
go
s.
p
.b
w
C. Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut Lapangan

w
Usaha
//w
s:
Berikut disajikan tabel metode penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK untuk
tp
52 lapangan usaha sebagai dasar penyusun PDB menurut pendekatan lapangan

ht
usaha.
Metode Penghitungan NTB ADHB dan NTB ADHK Menurut

Tabel 2.1
Lapangan Usaha
Lapangan Usaha NTB ADHB NTB ADHK

(1) (2) (3)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa
Pertanian
Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
a. Tanaman Pangan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

b. Tanaman Holtikultura Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
c. Tanaman Perkebunan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
d. Peternakan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

(1) (2) (3)
e. Jasa Pertanian dan Perburuan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

2. Kehutanan dan Penebangan Kayu Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
3. Perikanan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
B Pertambangan dan Penggalian
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
3. Pertambangan Bijih Logam Pendekatan Produksi Metode Deflasi
Diestimasi berdasar Diestimasi berdasar
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya
hasil Survei Khusus hasil Survei Khusus
C Industri Pengolahan
id
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas
.
go
a. Industri Pengolahan Batubara Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
b. Industri Pengilangan Minyak s.
Pendekatan Produksi
p
Metode Ektrapolasi
2. Industri Makanan dan Minuman Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
.b
3. Industri Pengolahan Tembakau Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
//w
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus
s:
dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
Sejenisnya
tp
7. Industri Kertas dan Barang dari Kertas;

ht
Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman

Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
10. Industri Barang Galian Bukan Logam Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
11. Industri Logam Dasar Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
12. Industri Barang Logam; Komputer, Barang
Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
13. Industri Mesin dan Perlengkapan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

14. Industri Alat Angkutan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
15. Industri Furnitur Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
16. Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi
dan Pemasangan Mesin dan Peralatan
D Pengadaan Listrik dan Gas
1. Ketenagalistrikan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

2. Pengadaan Gas dan Produksi Es Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

(1) (2) (3)
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

E
dan Daur Ulang
Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
F Konstruksi Metode Ekstrapolasi Metode Deflasi

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
G
dan Sepeda Motor
Perdagangan:
Marjin Perdagangan
1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya
x Rasio Nilai Tambah Metode Deflasi
Trade Margun x Value
Added Ratio
Reparasi:
Metode Deflasi
Pendekatan Produksi
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil
dan Sepeda Motor
Metode Deflasi
. id
H Transportasi dan Pergudangan
go
1. Angkutan Rel Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
2. Angkutan Darat
p s.
.b
3. Angkutan Laut Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
4. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

w
5. Angkutan Udara Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi

//w
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan;

Pos dan Kurir
Pendekatan Produksi Metode Deflasi
s:
Penyediaan Akomodasi dan Makan

I
tp
Minum
ht
1. Penyediaan Akomodasi Pendekatan Produksi Metode Revaluasi

2. Penyediaan Makan Minum Pendekatan Produksi Metode Deflasi
J Informasi dan Komunikasi Pendekatan Produksi Metode Deflasi
K Jasa Keuangan dan Asuransi
Bank Komersial:
1. Jasa Perantara Keuangan Metode Deflasi
Pendekatan Produksi
Bank Sentral:
Pendekatan Metode Deflasi
Pengeluaran
2. Asuransi dan Dana Pensiun Pendekatan Produksi Metode Deflasi
3. Jasa Keuangan Lainnya Pendekatan Produksi Metode Deflasi
4. Jasa Penunjang Keuangan Pendekatan Produksi Metode Deflasi
L Real Estat Pendekatan Produksi Metode Ektrapolasi
M,N Jasa Perusahaan Pendekatan Produksi Metode Revaluasi
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Ja-
O
minan Sosial Wajib

(1) (2) (3)
Pemerintah : Pemerintah :
P Jasa Pendidikan
Pendekatan Pengeluaran Metode Deflasi
Swasta : Pemerintah :
Pendekatan Produski Metode Revaluasi
Pemerintah : Pemerintah :
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Pendekatan Pengeluaran Metode Deflasi
Swasta : Pemerintah :
Pendekatan Produski Metode Revaluasi
RSTU Jasa lainnya Pendekatan Produksi Metode Deflasi
. id
go
s.
2.2.2. PDB Menurut Pengeluaran
p
.b
PDB menurut pengeluaran menunjukkan permintaan akhir terhadap

w
w
barang dan jasa baik berupa konsumsi akhir ataupun untuk investasi. Konsumsi
//w
akhir adalah penggunaan produk barang atau jasa untuk dikonsumsi habis dalam
s:
bentuk pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga, LNPRT, pemerintah, serta

tp
ekspor. Sementara PMTB dan perubahan inventori merupakan cerminan dari

ht
kegiatan investasi. Secara umum, rumus PDB menurut pengeluaran dapat ditulis :
Berikut metode penghitungan untuk masing-masing komponen PDB menurut

pengeluaran baik untuk harga berlaku (ADHB) maupun harga konstan (ADHK).
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)

Estimasi PK-RT untuk harga berlaku didasarkan pada data pengeluaran
konsumsi per kapita hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas). Angka yang
dihasilkan kemudian dikelompokkan ke dalam 12 divisi COICOP. Hasil tersebut
merupakan estimasi awal untuk selanjutnya dilakukan penyesuaian atau koreksi.
Dalam melakukan penyesuaian, digunakan rasio PK-RT hasil SUT, Survei Biaya
Hidup (SBH), serta data sekunder dari berbagai sumber. Angka yang dihasilkan
menunjukkan estimasi nilai PK-RT atas dasar harga berlaku. Untuk memperoleh

PK-RT atas dasar harga konstan, maka PK-RT atas dasar harga berlaku dideflasi
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang bersesuaian.
2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah

Tangga (PK-LNPRT)
Dengan asumsi lembaga ini tidak melakukan kegiatan ekonomis produktif,
nilai PK-LNPRT sama dengan output atau biaya produksi yang dikeluarkan untuk
aktivitas pelayanan pada masyarakat, anggota organisasi, atau kelompok
masyarakat tertentu. Biaya produksi LNPRT sama dengan nilai konsumsi antara
ditambah biaya primer (kompensasi pegawai, konsumsi barang modal tetap,
dan pajak lainnya atas produksi). Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
lembaga atas penggunaan barang dan jasa (antara) dan faktor produksi, ditambah
. id
nilai barang dan jasa yang berasal dari produksi sendiri atau pemberian pihak
go
lain (transfer). Jika menggunakan input yang diperoleh secara cuma-cuma, nilainya
s.
diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku. PK-LNPRT atas dasar harga berlaku
p
.b
diestimasi dengan menggunakan metode langsung menggunakan hasil Survei Khusus

w
Lembaga Nonprofit (SKLNP). Sementara itu, PK-LNPRT atas dasar harga konstan
w
dihitung dengan menjumlahkan PK-LNPRT triwulanan atas dasar harga konstan.

//w
s:
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)

tp
PK-P atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan pengeluaran konsumsi

ht
akhir oleh pemerintahan umum yang terdiri dari jasa kolektif serta barang dan jasa
individu tertentu. Pengeluaran konsumsi akhir terdiri dari output nonpasar kurang
penerimaan penjualan insidental/penerimaan penjualan barang dan jasa tambah
nilai barang dan jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk disalurkan ke individu
rumah tangga dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi. Output Bank
Indonesia juga dicatat sebagai pengeluaran konsumsi pemerintah (kolektif).
PK-P atas dasar harga konstan dihitung menggunakan cara deflasi. Untuk
belanja pegawai di deflasi menggunakan indeks upah, belanja barang dan belanja
bantuan sosial dideflasi menggunakan IHPB umum tanpa ekspor, konsumsi barang
modal tetap dideflasi menggunakan implisit PMTB, penerimaan dari penjualan
barang dan jasa serta raskin dideflasi menggunakan IHK umum.

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Dalam penyusunan PDB, PMTB dapat dihitung berdasarkan dua metode
pendekatan yaitu pendekatan langsung dan tidak langsung.
A. Pendekatan Langsung
Penghitungan PMTB berdasarkan pendekatan langsung dilakukan dengan
menjumlahkan seluruh nilai PMTB pada setiap lapangan usaha. Barang modal untuk
setiap lapangan usaha sudah dicatat atas dasar harga berlaku pembelian dimana
didalamnya sudah termasuk biaya yang dikeluarkan. Untuk barang modal yang
berasal dari impor di dalamnya sudah mencakup bea masuk serta pajak yang terkait
dengan pengadaan atau alih kepemilikan barang modal tersebut. Untuk memperoleh
nilai atas dasar harga konstan, PMTB atas dasar harga berlaku dideflasi dengan
. id
IHPB sesuai dengan kelompok barang modal.
B. Pendekatan Tidak Langsung

go
p s.
Penghitungan PMTB dengan pendekatan tidak langsung sering disebut
.b
dengan pendekatan arus komoditas. Pendekatan ini dilakukan dengan menghitung

w
w
nilai penyediaan produk barang yang dihasilkan oleh berbagai industri dimana
//w
sebagian dialokasikan menjadi barang modal, baik harga berlaku maupun konstan.
s:
Metode pendekatan arus komoditas memiliki perlakuan berbeda untuk setiap

tp
kelompok barang modal. Untuk bangunan, penghitungan PMTB menggunakan rasio

ht
tertentu dari nilai output industri konstruksi. Mesin, alat angkut, dan barang modal
lainnya dihitung berdasarkan asal produksinya yaitu domestik dan impor. Untuk barang
modal tidak berwujud, PMTB atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data
laporan keuangan perusahaan terbuka di bidang industri pertambangan sebagai
pengali nilai eksplorasi mineral pada periode sebelumnya. Sementara untuk harga
konstan digunakan cara deflasi dengan indeks implisit PDB Industri Pertambangan
sebagai deflatornya. Untuk perangkat lunak, PMTB harga berlaku diperoleh dari
data laporan keuangan perusahaan di bidang software sementara harga konstan
merupakan hasil deflasi dengan indeks implisit Jasa Perusahaan sebagai deflatornya.
PMTB untuk karya hiburan, sastra, dan seni diperoleh dari nilai sinetron dan program
acara televisi yang dibuat serta nilai impor film untuk memperoleh harga berlaku.
Sementara untuk harga konstan menggunakan cara deflasi dengan indeks implisit
Industri Jasa Hiburan dan IHPB barang impor sebagai deflatornya.

5. Perubahan Inventori
Perubahan Inventori dihitung menggunakan dua metode yaitu :
A. Pendekatan dari Sisi Korporasi

Perubahan inventori dihitung berdasarkan data dari laporan keuangan
perusahaan dan laporan tahunan hasil survei industri besar dan sedang. Berbeda
dengan metode lainnya, melalui pendekatan ini akan dihitung nilai atas dasar harga
konstan untuk mengestimasi nilai atas dasar harga berlaku. Harga konstan diperoleh
dengan cara menghitung nilai posisi inventori harga konstan melalui nilai buku
dibagi IHPB bulan terakhir di tahun berjalan sebagai deflator. Nilai posisi inventori
tahun berjalan kemudian dikurangkan dengan tahun sebelumnya untuk memperoleh
estimasi perubahan inventori pada harga tahun dasar. Untuk mendapatkan tahun
. id
berlaku, nilai perubahan inventori harga konstan dikalikan dengan IHPB rata-rata
go
pada tahun berjalan yang bersesuaian. s.
p
B. Pendekatan dari Sisi Komoditas
.b
Pada pendekatan sisi komoditas, perubahan inventori dihitung dengan

w
w
mengalikan harga dan perubahan volume komoditas. Proses estimasi diawali dengan
//w
harga berlaku untuk mendapatkan estimasi atas harga dasar. Langkah awal adalah
s:
menghitung jumlah komoditas inventori kemudian dikalikan dengan harga komoditas

tp
tersebut pada tahun berjalan untuk menghitung nilai posisis inventori. Selanjutnya,
ht
hasil posisi inventori pada tahun berjalan dikurangkan dengan tahun sebelumnya
guna menghitung perubahan inventori harga berlaku. Untuk harga konstan, jumlah
komoditas inventori dikali dengan harga komoditas tersebut pada tahun dasar.
Angka yang diperoleh adalah nilai posisi atas dasar harga konstan. Selanjutnya,
nilai posisi inventori harga konstan pada tahun berjalan dikurangkan dengan tahun
sebelumnya akan diperoleh nilai perubahan inventori atas dasar harga konstan.
6. Ekspor dan Impor Barang dan Jasa

Dalam penghitungan ekspor dan impor atas dasar harga berlaku, barang
dan jasa memiliki perlakuan berbeda. Ekspor dan Impor untuk kelompok barang
dinilai menurut harga free on board (fob) dalam satuan rupiah. Data ekspor dan
impor dari dokumen kepabeanan harus dikonversi dengan kurs transaksi rata-rata
karena masih dalam satuan USD. Angka hasil konversi ditambah dengan estimasi
transaksi undocumented akan menghasilkan estimasi nilai ekspor dan impor barang

atas dasar harga berlaku. Sementara itu, penghitungan ekspor dan impor kelompok
jasa mencakup 12 jenis jasa yang ditransaksikan dengan data yang bersumber dari
Statistik Pariwisata BPS dan Statistik Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) oleh Bank
Indonesia. Data kedua sumber tersebut kemudian dikonversi dengan kurs transaksi
rata-rata tertimbang.
Penghitungan ekspor dan impor atas dasar harga konstan diperoleh dengan
metode deflasi, yaitu membagi ekspor atau impor atas dasar harga berlaku dengan
indeks harga (deflator) yang bersesuaian. Deflator kelompok barang adalah Indeks
Harga Perdagangan Internasional. Sementara deflator kelompok jasa adalah IHK
domestik dan internasional.
id
7. Diskrepansi Statistik
.
go
Penghitungan PDB di Indonesia dilakukan berdasarkan dua pendekatan
yaitu sisi produksi (lapangan usaha) dan sisi pengeluaran. Secara teori perbedaan
s.
p
ini dimaksudkan agar dapat dipastikannya kosistensi dan kelengkapan estimasi,
.b
mengontrol kelayakan hasil estimasi, serta dapat memberi manfaat lebih dalam
w
w
melakukan analisis PDB. Akan tetapi, adanya perbedaan dalam pendekatan estimasi,
//w
sumber data, maupun metode pengukuran menimbulkan hasil berbeda antara kedua
s:
pendekatan tersebut. Selisih yang muncul disebut dengan diskrepansi statistik dan
tp
diletakkan pada sisi PDB menurut pengeluaran.

ht
2.3. Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Bruto
BPS telah melakukan perubahan tahun dasar dalam penyusunan PDB dari
tahun 2000 menjadi 2010. Perubahan tahun dasar dilakukan karena selama sepuluh
tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan baik pada tatanan global maupun
lokal yang berpengaruh pada perekonomian nasional. Perubahan taun dasar
dalam penghitungan PDB sudah berpedoman pada SNA 2008. SNA 2008 adalah
rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi
yang sesuai dengan standar neraca buku berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
03
P ERKE M BA NGA N PDB
M ENURU T LA PANGA N U SA HA
P E R K E M BA N G A N
03 PDB MENURUT
LAPANGAN USAHA
L
or
Barang Jasa
Dalam kurun waktu

2016 - 2020
kontribusi total Nilai Tambah
43,6% 44,4%
KategoriJasa
Kategori Jasa
52,8% 52,0%
semakin meningkat
id
dibandingkan Kategori Barang
.
2016 go 2020
*Kategori Barang terdiri dari Kategori Lapangan Usaha A s.d. F s.
Kategori Jasa terdiri dari Kategori Lapangan Usaha G s.d. U
p
.b
5
w
w
Lapangan Usaha
//w
sebagai
19,9%
s:
1
6,4% 5
KONTRIBUTOR TERTINGGI
[7,2%] [20,5%]
tp
terhadap PDB
ht
2016 & 2020

Pertambangan &
Penggalian
Total kontribusi
ke perekonomian
[ 64,8% ] Industri Pengolahan
Rp
3.068,0 T
Rp
993,5 T
[890,9 T]
negara sebesar 63,7% [2.545,2 T]
10,7% 4 12,9% 3 13,7% 2

[10,4%] [13,2%] [13,5%]
SALE
MARKET
SALE
Konstruksi Perdagangan & Pertanian, Kehutanan,

Rp
1.652,7 T Reparasi Mobil-Motor & Perikanan
Rp Rp
[1.287,6T] 1.955,5 T 2.115,1 T
[1.635,4 T] [1.671,6 T]
* [...] merupakan angka tahun 2016
PDB menurut lapangan usaha menggambarkan produksi barang dan jasa
yang dihasilkan dari berbagai aktivitas usaha dalam perekonomian. Gambar 3.1.
memberikan gambaran lapangan usaha yang mengalami kontraksi pertumbuhan atau
tumbuh negatif padatahun 2020 diantaranya Lapangan Usaha Industri Pengolahan
sebesar 2,93 persen, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor sebesar 3,72 persen, Konstruksi sebesar 3,26 persen, Pertambangan dan
Penggalian sebesar 1,95 persen, dan sisanya sebesar 1,97 persen. Disisi lain,
Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan mengalami pertumbuhan
positif sebesar 1,75 persen. Gambaran PDB menurut lapangan usaha berdasarkan
17 kategori dijelaskan pada bagian selanjutnya.
id
Gambar 3.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha, 2017-2020
.
go
2017
2018
p s.
6,78% 7,00%
2019
6,80%
.b
6,68%
2020 6,09%
5,76%
w
4,29% 3,92% 4,97%

4,27% 4,46% 4,60%
3,88%
w
3,80% 3,61%
//w
2,16%
1,75%
1,22%
0,66%
s:
tp
-1,95% -1,97%
ht
-2,93% -3,26%
-3,72%
etc.
Industri Pertanian, Perdagangan; Konstruksi Pertambangan & Lainnya
Pengolahan Kehutanan, & Reparasi Mobil Penggalian
Perikanan & Motor
3.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Lapangan usaha ini menggambarkan kondisi ekonomi dari kegiatan
pertanian, kehutanan, dan perikanan yang dikelompokkan ke dalam tujuh jenis
kegiatan. Kegiatan tersebut mencakup tanaman pangan, tanaman hortikultura,
tanaman perkebunan, peternakan, jasa pertanian dan perburuan, kehutanan dan
penebangan kayu, serta perikanan.

Selama periode tahun 2016-2020, Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan masuk dalam peringkat tiga besar lapangan usaha dengan kontributor
tertinggi di dalam perekonomian. Pada tahun 2020, lapangan usaha ini menempati
peringkat dua dengan nilai kontribusi sebesar 13,70 persen terhadap perekonomian.
Peringkat dan nilai kontribusi pada tahun 2020 lebih tinggi dibanding tahun 2019.
Pada tahun 2019, lapangan usaha ini menempati peringkat tiga dengan kontribusi
sebesar 12,71 persen terhadap perekonomian Indonesia.
Berbeda dengan nilai kontribusi yang semakin meningkat, laju pertumbuhan

Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan justru mengalami perlambatan.
Laju pertumbuhan pada tahun 2020 tercatat sebesar 1,75 persen sementara pada
tahun sebelumnya masih tumbuh sebesar 3,61 persen.
. id
go
Tanaman Perkebunan masih menjadi penyumbang terbesar terhadap nilai
tambah Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 26,49 persen pada 2020.
s.
p
Nilai kontribusi ini meningkat dibanding tahun sebelumnya dengan kontribusi sebesar
.b
25,71 persen. Berbeda dengan kontribusinya yang meningkat, laju pertumbuhan

w
w
Tanaman Perkebunan turun dari 4,56 persen pada 2019 menjadi 1,33 persen pada
//w
2020.
s:
Setelah Tanaman Perkebunan, kontributor terbesar kedua terhadap nilai

tp
tambah Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan adalah Tanaman

ht
Pangan. Pada tahun 2020, kontribusi Tanaman Pangan sebesar 22,41 persen.
Kontribusi Tanaman Pangan menunjukkan peningkatan dibanding tahun 2019
dengan nilai kontribusi sebesar 22,18 persen. Laju pertumbuhan Tanaman Pangan
menunjukkan peningkatan cukup tajam antara tahun 2019 dan 2020. Pada tahun
2019, laju pertumbuhan Tanaman Pangan sebesar minus 1,73 persen menjadi 3,54
persen pada tahun 2020.
Pada tahun 2020, tercatat Subkategori Perikanan mengalami penurunan,

tidak hanya pada kontribusi terhadap nilai tambah Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan tetapi juga laju pertumbuhan dibanding tahun 2019. Subkategori
Perikanan berkontribusi sebesar 20,85 persen pada tahun 2019 menjadi 20,40
persen pada tahun 2020. Sementara itu, laju pertumbuhan Perikanan menunjukkan
penurunan cukup tajam dari 5,73 persen pada tahun 2019 menjadi 0,73 persen
pada tahun 2020.

Pada tahun 2020, kontribusi terhadap nilai tambah Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan serta laju pertumbuhan Subkategori Kehutanan dan Penebangan
Kayu menurun dibanding tahun 2019. Kontribusi subkategori ini turun dari 5,17
persen pada tahun 2019 menjadi 5,14 persen pada tahun 2020. Berbeda dengan
pergerakan nilai kontribus, laju pertumbuhan subkategori ini mengalami kontraksi
pertumbuhan sebesar 0,33 persen sementara pada tahun 2019 masih tumbuh
sebesar 0,37 persen.
3.2. Pertambangan dan Penggalian

Sepanjang lima tahun terakhir, laju pertumbuhan Pertambangan dan
Penggalian cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2019, laju pertumbuhan
id
lapangan usaha ini tercatat sebesar 1,22 persen. Sementara pada tahun 2020,
.
go
pertumbuhan lapangan usaha ini justru terkontraksi sebesar 1,95 persen. Angka ini
s.
merupakan angka laju pertumbuhan terendah pada Lapangan Usaha Pertambangan
p
dan Penggalian selama periode tahun 2016-2020.
.b
w
Secara umum, hampir seluruh subkategori pada lapangan usaha ini mengalami
w
kontraksi pertumbuhan dari tahun 2019 ke tahun 2020. Kontraksi terdalam dialami
//w
Pertambangan Minyak, Gas, dan Panas Bumi sebesar 6,00 persen, dimana pada
s:
tahun sebelumnya terkontraksi sebesar 2,83 persen. Subkategori Pertambangan

tp
Batubara dan Lignit mengalami kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam sebesar
ht
5,43 persen, sementara pada tahun sebelumnya masih mengalami pertumbuhan

positif sebesar 10,20 persen. Subkategori yang masih mengalami pertumbuhan
positif adalah Subkategori Bijih Logam sebesar 20,26 persen, dimana pada tahun
sebelumnya mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 15,15 persen.
Selama periode tahun 2016-2020, Pertambangan dan Penggalian selalu

menempati peringkat ke-5 sebagai kontributor tertinggi di dalam perekonomian.
Pada tahun 2020, lapangan usaha ini berkontribusi sebesar 6,44 persen, menurun
dibandingkan tahun 2019 sebesar 7,26 persen. Kontribusi lapangan usaha ini
terhadap PDB tahun 2020 didukung oleh Subkategori Pertambangan Minyak, Gas,
dan Panas Bumi sebesar 2,15 persen; Pertambangan Batubara dan Lignit sebesar
1,83 persen; Pertambangan dan Penggalian Lainnya sebesar 1,60 persen; serta
Pertambangan Bijih Logam sebesar 0,85 persen.

3.3. Industri Pengolahan
Industri Pengolahan menjadi salah satu lapangan usaha utama penggerak
perekonomian di Indonesia. Lapangan usaha ini menjadi primadona perekonomian
karena disamping dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik, produk dari lapangan
usaha ini juga memiliki pangsa pasar internasional yang baik. Hal ini dibuktikan
dengan Industri Pengolahan yang selalu menjadi kontributor terbesar terhadap
perekonomian Indonesia, sejak tahun 1991.
Kontribusi terhadap perekonomian dan laju pertumbuhan Industri Pengolahan

menunjukkan pergerakan yang berlawanan. Kontribusi lapangan usaha ini terhadap
PDB Indonesia mencapai 19,88 persen pada tahun 2020, meningkat dibandingkan
id
tahun sebelumnya dengan kontribusi sebesar 19,70 persen. Sementara itu, laju
.
go
pertumbuhan Industri Pengolahan terkontraksi cukup dalam sebesar 2,93 persen.
s.
Angka pertumbuhan ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang menunjukkan
p
pertumbuhan positif sebesar 3,80 persen.
.b
w
Peningkatan kontribusi Industri Pengolahan terhadap perekonomian Indonesia

w
didukung oleh kelompok subkategori pada Industri Pengolahan Non Migas. Industri
//w
Pengolahan Non Migas berkontirbusi sebesar 17,89 persen, meningkat dibanding

s:
tahun sebelumnya sebesar 17,58 persen. Subkategori pada kelompok ini dengan
tp
kontribusi yang cukup tinggi terhadap PDB adalah Industri Makanan dan Minuman
ht
sebesar 6,85 persen. Subkategori lain dengan kontribusi yang cukup tinggi adalah
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional; Industri Barang Logam; Komputer,
Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik; Industri Alat Angkutan; serta Industri
Tekstil dan Pakaian Jadi. Sementara itu, Industri Batubara dan Pengilangan Migas
berkontribusi sebesar 1,99 persen turun dibanding tahun sebelumnya.
Kontraksi pertumbuhan pada Industri Pengolahan disebabkan terkontraksinya

Sebagian besar subkategori pada lapangan usaha ini. Kontraksi paling dalam
dialami oleh Industri Alat Angkutan yang terkontraksi sebesar 19,86 persen. Kontraksi
pertumbuhan yang cukup dalam juga dialami oleh Industri Mesin dan Perlengkapan;
Industri Barang Galian Bukan Logam; serta Industri Tekstil dan Pakaian Jadi dengan
nilai sebesar 10,17 persen; 9,13 persen; dan 8,88 persen. Sementara itu, masih
terdapat beberapa subkategori dengan pertumbuhan positif seperti Industri

Kimia, Farmasi, dan Obat Tradisional; Industri Logam Dasar; Industri Makanan dan
Minuman; serta Industri Kertas dan Barang dari Kertas, Percetakan dan Reproduksi
Media Rekaman dimana masing-masing sebesar 9,39 persen; 5,87 persen; 1,58
persen; dan 0,22 persen.
Dilihat dari kontribusi masing-masing subkategori terhadap Industri

Pengolahan, Industri Makanan dan Minuman menjadi kontributor tertinggi selama
periode tahun 2016-2020. Pada tahun 2020, Industri Makanan dan Minuman
berkontribusi sebesar 34,45 persen terhadap Industri Pengolahan. Kontribusi tertinggi
diikuti oleh Industri Batubara dan Pengilangan Migas; Industri Kimia, Farmasi, dan
Obat Tradisional; serta Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik,
dan Peralatan Listrik dengan nilai sebesar 10,03 persen; 9,67 persen; serta 8,22
. id
persen. Sementara itu, subkategori dengan kontribusi terendah terhadap Industri
go
Pengolahan adalah Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki; Industri Furnitur;
s.
serta Industri Pengolahan Lainnya, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan
p
.b
Peralatan dengan nilai sebesar 1,28 persen; 1,26 persen; serta 0,75 persen.
w
w
3.4. Pengadaan Listrik dan Gas

//w
Lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas memiliki peranan penting

s:
untuk menunjang kegiatan di dalam perekonomian. Output dari lapangan usaha

tp
ini digunakan sebagai input pada kegiatan produksi serta konsumsi akhir untuk
ht
masyarakat. Produksi listrik sebagian besar dihasilkan oleh Perusahaan Listrik Negara
(PLN), sementara produksi gas dihasilkan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN).
Pada tahun 2020, kontribusi Pengadaan Listrik dan Gas terhadap PDB
sebesar 1,16 persen atau menurun dibanding tahun 2019 sebesar 1,17 persen.
Penurunan nilai kontribusi terhadap PDB juga dialami oleh Subkategori Pengadaan
Gas dan Produksi Es dari 0,21 persen pada tahun 2019 menjadi 0,19 persen pada
tahun 2020. Sementara itu, kontribusi Ketenagalistrikan terhadap PDB meningkat
dari 0,96 persen dari tahun 2019 menjadi 0,98 persen pada tahun 2020.
Pertumbuhan Pengadaan Listrik dan Gas mengalami kontraksi pada tahun

2020 diikuti oleh seluruh subkategori pada lapangan usaha ini. Pada tahun 2020,
pertumbuhan terhadap ekonomi terkontraksi sebesar 2,34 persen, dimana pada
tahun sebelumnya masih mengalami pertumbuhan positif sebesar 4,04 persen.

Kontraksi cukup dalam dialami oleh Subkategori Pengadaan Gas dan Produksi Es
sebesar 11,94 persen sementara pada tahun sebelumnya tumbuh positif sebesar
0,16 persen. Sementara itu, Subkategori Ketenagalistrikan mengalami kontraksi
sebesar 0,98 persen, dimana pada tahun sebelumnya masih tumbuh positif sebesar
4,61 persen.
3.5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Selama periode tahun 2016-2020, kontribusi Lapangan Usaha Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang terhadap perekonomian Indonesia
cenderung stabil sebesar 0,07 persen. Berbeda dengan pergerakan kontribusi, laju
pertumbuhan untuk lapangan usaha ini cenderung fluktuatif. Pada tahun 2017 -
id
2019, laju pertumbuhan lapangan usaha ini menunjukkan peningkatan dari 4,59
.
go
persen hingga 6,83 persen. Sementara itu, laju pertumbuhan pada tahun 2020 justru
mengalami perlambatan sebesar 4,94 persen.
p s.
.b
3.6. Konstruksi
w
w
Pada tahun 2020, baik kontribusi terhadap perekonomian maupun laju

//w
pertumbuhan Lapangan Usaha Kontribusi menurun dibanding tahun sebelumnya.

s:
Meskipun Konstruksi masih menempati peringkat ke-4 sebagai kontributor tertinggi

tp
untuk perekonomian, nilai kontribusi tahun 2020 sebesar 10,71 persen menurun
ht
dibanding tahun 2019 sebesar 10,75 persen. Pergerakan laju pertumbuhan

Konstruksi juga menurun, dari pertumbuhan positif sebesar 5,76 persen pada tahun
2019 kemudian terkontraksi cukup dalam menjadi 3,26 persen pada tahun 2020.
3.7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor
Lapangan usaha ini berperan penting sebagai penyambung rantai distribusi
barang dan jasa dalam proses produksi ataupun konsumsi. Lapangan usaha ini juga
berperan untuk menghubungkan produsen dengan konsumen baik domestik maupun
luar negeri. Oleh sebab itu, lapangan usaha ini selalu masuk ke dalam tiga lapangan
usaha dengan kontribusi tertinggi dalam perekonomian Indonesia.
Pada tahun 2020, kontribusi lapangan usaha ini menurun dari 13,01 persen
pada tahun 2019 menjadi 12,93 persen pada tahun 2020. Penurunan kontribusi

terhadap perekonomian juga dialami Subkategori Perdagangan Mobil, Sepeda
Motor dan Reparasinya dari 2,63 persen pada tahun 2019 menjadi 2,33 persen
pada tahun 2020. Sementara itu, kontribusi Subkategori Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor terhadap ekonomi justru meningkat dari
10,38 persen pada tahun 2019 menjadi 10,60 persen pada tahun 2020.
Pada tahun 2020, baik untuk Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor maupun subkategori penyusunnya mengalami kontraksi
pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya. Lapangan Usaha Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor terkontraksi sebesar 3,72 persen
dibanding tahun 2019 yang masih tumbuh positif sebesar 4,60 persen. Subkategori
Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor juga mengalami
. id
kontraksi pertumbuhan sebesar 1,30 persen dibanding tahun sebelumnya yang
go
tumbuh positif sebesar 4,81 persen. Sementara itu, laju pertumbuhan Subkategori
s.
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya terkontraksi cukup dalam
p
.b
sebesar 14,10 persen dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh positif sebesar
w
3,72 persen.
w
//w
3.8. Transportasi dan Pergudangan

s:
Transportasi dan Pergudangan merupakan lapangan usaha yang berperan

tp
penting sebagai penunjang berbagai aktivitas ekonomi. Pertumbuhan lapangan

ht
usaha ini pun sangat dipengaruhi oleh dinamika mobilisasi masyarakat dan aktivitas
ekonomi. Oleh karena itu, Transportasi dan Pergudangan menjadi lapangan
usaha yang paling terdampak dengan adanya pandemi COVID-19. Pengaruh
tersebut ditunjukkan melalui laju pertumbuhan Transportasi dan Pergudangan yang
terkontraksi paling dalam dibanding lapangan usaha lainnya. Kontraksi pertumbuhan
ini juga diikuti oleh seluruh subsektor di dalam Lapangan Usaha Transportasi dan
Pergudangan.
Pada tahun 2020, pertumbuhan Transportasi dan Pergudangan terkontraksi

paling dalam sebesar 15,04 persen dibanding tahun 2019 dengan pertumbuhan
positif sebesar 6,39 persen. Kontraksi pertumbuhan ini utamanya didorong kontraksi
yang dialami Subkategori Angkutan Rel dan Angkutan Udara masing-masing sebesar
42,34 persen dan 53,01 persen. Subkategori lain seperti Angkutan Darat; Angkutan

Laut; Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan; serta Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan, Pos dan Kurir juga terkontraksi masing-masing sebesar 5,34
persen; 4,57 persen; 13,00 persen; serta 17,61 persen.
Kontribusi Transportasi dan Pergudangan dalam pembentukan PDB pada

tahun 2020 menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020,
Transportasi dan Pergudangan berkontribusi sebesar 4,47 persen dibandingkan
tahun 2019 sebesar 5,57 persen. Penurunan nilai kontribusi ini juga diikuti oleh
hampir seluruh subkategori di dalam Transportasi dan Pergudangan. Penurunan
kontribusi terdalam dialami oleh Subkategori Angkutan Udara sebesar 0,68 persen
dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,63 persen. Subkategori lain yang mengalami
penurunan kontribusi adalah Subkategori Angkutan Rel sebesar 0,05 persen;
. id
Angkutan Laut sebesar 0,31 persen; Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
go
sebesar 0,10 persen; serta Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan, Pos dan
s.
Kurir sebesar 0,85 persen. Sementara itu, Subkategori Angkutan Darat memberikan
p
.b
kontribusi yang sama antara tahun 2019 dan 2020 sebesar 2,47 persen.
w
w
3.9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

//w
Selama periode tahun 2016-2020, kontribusi Penyediaan Akomodasi dan

s:
Makan Minum terus mengalami penurunan. Pada tahun 2020, lapangan usaha ini
tp
berkontribusi terhadap ekonomi sebesar 2,55 persen. Nilai kontribusi tersebut lebih
ht
rendah dibandingkan dengan tahun 2016 sebesar 2,93 persen dan tahun 2019
sebesar 2,78 persen. Penurunan kontribusi selama lima tahun berturut-turut juga
dialami Subkategori Penyediaan Akomodasi. Kontribusi subkategori tersebut pada
tahun 2020 sebesar 0,48 persen dimana nilai ini lebih rendah dibanding tahun 2016
sebesar 0,70 persen dan tahun 2019 sebesar 0,63 persen. Sementara itu, pergerakan
kontribusi untuk Subkategori Penyediaan Makan Minum lebih berfluktuatif. Akan
tetapi, kontribusi subkategori ini mengalami penurunan pada tahun 2020 sebesar
2,07 persen jika dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 2,15 persen.
Laju pertumbuhan Subkategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum juga

cukup terdampak pandemi COVID-19. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan
pada tahun 2020 yang terkontraksi cukup dalam sebesar 10,22 persen. Dalamnya
kontraksi pertumbuhan pada lapangan usaha ini juga didorong kontraksi pertumbuhan

masing-masing subkategori penyusunnya. Subkategori Penyediaan Akomodasi
terkontraksi cukup dalam sebesar 24,40 persen dibandingkan tahun sebelumnya
yang tumbuh positif sebesar 1,38 persen. Subkategori Penyediaan Makan Minum
juga terkontraksi sebesar 6,86 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh
positif sebesar 6,89 persen.
3.10. Informasi dan Komunikasi

Dalam era pesatnya perkembangan teknologi diikuti dengan menipisnya
penghalang waktu dan jarak antar-negara, Informasi dan Komunikasi memiliki
peranan yang semakin vital dalam perekonomian. Selama periode tahun 2016-
2020, kontribusi Informasi dan Komunikasi dalam perekonomian terus mengalami
id
peningkatan. Pada tahun 2016, lapangan usaha ini menempati peringkat ke-9
.
go
dengan kontribusi tertinggi dalam ekonomi sebesar 3,62 persen. Kontribusi lapangan
s.
usaha ini terus mengalami peningkatan hingga 3,96 persen pada tahun 2019.
p
Selanjutnya, kontribusi lapangan usaha ini dalam perekonomian mencapai 4,51
.b
persen atau menduduki peringkat ke-7 pada tahun 2020.

w
w
Seiring dengan peningkatan kontribusi dalam perekonomian, laju pertumbuhan

//w
Informasi dan Komunikasi pun cenderung meningkat. Pada tahun 2017, Informasi
s:
dan Komunikasi tumbuh sebesar 9,63 persen selanjutnya mengalami perlambatan

tp
mencapai 7,02 persen pada tahun 2018. Dengan adanya pandemi COVID-19
ht
pada tahun 2020, Informasi dan Komunikasi justru menjadi lapangan usaha yang
terus mengalami pertumbuhan positif sementara lapangan usaha lainnya mengalami
perlambatan bahkan terkontraksi. Pada tahun 2019, lapangan usaha ini mampu
tumbuh sebesar 9,42 persen dan terus tumbuh mencapai 10,58 persen pada tahun
2020. Hal ini menunjukkan Informasi dan Komunikasi menjadi menjadi salah satu
penopang perekonomian Indonesia pada masa pandemi COVID-19.
3.11. Jasa Keuangan dan Asuransi

Jasa Keuangan dan Asuransi berperan menggambarkan kegiatan ekonomi
pada sektor finansial. Kegiatan utama lapangan usaha ini berhubungan dengan
pengelolaan keuangan berupa penarikan dana dari masyarakat dan penyalurannya
kembali kepada pelaku ekonomi atau masyarakat. Kontribusi Jasa Keuangan dan
Asuransi terus mengalami peningkatan selama periode tahun 2016-2020. Pada

tahun 2016, lapangan usaha ini berkontribusi terhadap perekonomian sebesar 4,19
persen dan terus tumbuh mencapai 4,51 persen pada tahun 2020.
Hampir seluruh subkategori pada Jasa Keuangan dan Asuransi mengalami

peningkatan nilai kontribusi dalam perekonomian. Subkategori dengan kontribusi
terbesar terdapat pada Jasa Perantara Keuangan yaitu sebesar 2,71 persen.
Sementara itu, kontribusi terkecil terdapat pada Jasa Penunjang Keuangan sebesar
0,09 persen.
Laju pertumbuhan Jasa Keuangan dan Asuransi berfluktuatif namun cenderung

tumbuh melambat selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2020, lapangan usaha
ini tumbuh melambat sebesar 3,25 persen dibanding tahun 2019 yang tumbuh
id
sebesar 6,61 persen. Perlambatan laju pertumbuhan juga diikuti seluruh subkategori
.
go
di dalam lapangan usaha ini. Subkategori dengan perlambatan laju pertumbuhan
yang paling dalam dialami oleh Jasa Keuangan Lainnya. Sebelumnya, subkategori
s.
p
ini mampu tumbuh sebesar 10,63 persen namun terkontraksi cukup dalam hingga
.b
mencapai 0,55 persen.

w
w
3.12. Real Estat

//w
s:
Selama periode tahun 2016-2020, kontribusi Real Estat terhadap

tp
perekonomian Indonesia tidak terlalu mengalami perubahan. Pada tahun 2016,

ht
Real Estat berkontribusi terhadap ekonomi sebesar 2,83 persen. Kontribusi ini
sedikit mengalami penurunan hingga tahun 2018 dengan kontribusi sebesar 2,74
persen. Mulai tahun 2019 hingga tahun 2020, kontribusi lapangan usaha ini mulai
mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, Real Estat berkontribusi sebesar 2,78
persen terhadap perekonomian kemudian meningkat hingga 2,94 persen pada
tahun selanjutnya.
Berbeda dengan pergerakan kontribusi terhadap perekonomian, laju

pertumbuhan Real Estat cenderung mengalami perlambatan. Pada tahun 2017, Real
Estat tumbuh sebesar 3,60 persen selanjutnya mengalami perlambatan pertumbuhan.
Selanjutnya, Real Estat mampu tumbuh sebesar 5,76 persen pada tahun 2019. Akan
tetapi, Real Estat kembali tumbuh melambat mencapai 2,32 persen bahkan lebih
rendah dibandingan laju pertumbuhan tahun 2017 akibat terdampak pandemi
COVID-19.

3.13. Jasa Perusahaan
Kontribusi Jasa Perusahaan terhadap perekonomian Indonesia terus
meningkat selama periode tahun 2016-2019 kemudian menurun pada tahun 2020.
Pada tahun 2016, Jasa Perusahaan berkontribusi sebesar 1,71 persen kemudian
meningkat hingga 1,92 persen pada tahun 2019. Akan tetapi, kontribusi lapangan
usaha ini mengalami sedikit penurunan menjadi 1,91 persen pada tahun 2020.
Sama halnya dengan pergerakan kontribusi, laju pertumbuhan untuk Jasa

Perusahaan juga mengalami peningkatan pada periode tahun 2017-2019 kemudian
terkontraksi untuk tahun 2020. Lapangan usaha ini tumbuh sebesar 8,44 persen pada
tahun 2017 kemudian terus mengalami pertumbuhan hingga mencapai 10,25 persen
id
pada tahun 2019. Dengan adanya pandemi COVID-19 yang masuk ke Indonesia,
.
go
pertumbuhan Jasa Perusahaan mengalami kontraksi yang cukup dalam sebesar 5,44.
s.
3.14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial
p
.b
Wajib
w
w
Kontribusi Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

//w
terhadap perekonomian Indonesia cenderung stabil dalam periode tahun 2016-

s:
2020. Pada tahun 2016, lapangan usaha ini berkontribusi sebesar 3,84 persen
tp
kemudian mengalami sedikit penurunan hingga 3,61 persen pada tahun 2019. Pada
ht
tahun 2020, kontribusi lapangan usaha ini sedikit meningkat hingga mencapa 3,76
persen.
Selama lima tahun, laju pertumbuhan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan,

dan Jaminan Sosial Wajib cenderung tumbuh melambat. Lapangan usaha ini
sempat tumbuh hingga 6,97 persen pada tahun 2017 lebih tinggi dibanding tahun
sebelumnya sebesar 2,05 persen. Akan tetapi, lapangan usaha ini mulai tumbuh
melambat sebesar 4,65 persen dari tahun 2018 ke tahun 2019. Pada tahun 2020,
pertumbuhan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
justru terkontraksi hingga 0,03 persen.

3.15. Jasa Pendidikan
Dilihat dari kontribusi lapangan usaha terhadap perekonomian Indonesia,
Jasa Pendidikan selalu berada pada urutan ke-10 dibanding lapangan usaha lainnya
dengan besaran kontribusi yang cukup stabil selama 2016-2020. Pada tahun 2016,
lapangan usaha ini berkontribusi sebesar 3,37 persen terhadap perekonomian. Pada
tahun 2020, kontribusi Jasa Pendidikan sebesar 3,56 persen lebih tinggi dibanding
tahun sebelumnya sebesar 3,30 persen.
Laju pertumbuhan Jasa Pendidikan cenderung menunjukkan pertumbuhan

positif selama periode tahun 2017-2020. Pada tahun 2017, Jasa Pendidikan tumbuh
sebesar 3,72 persen dan terus meningkat hingga mencapai 6,30 persen pada tahun
id
2019. Akan tetapi, lapangan usaha ini justru tumbuh melambat hingga 2,63 persen
.
go
pada tahun 2020.
s.
3.16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
p
.b
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial menjadi salah satu lapangan usaha
w
w
yang mengalami peningkatan permintaan terhadap outputnya sebagai bentuk

//w
penanganan dampak pandemi COVID-19. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan
s:
kontribusi Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial terhadap perekonomian Indonesia.

tp
Selama tahun 2016-2018, kontribusi lapangan usaha ini terhadap perekonomian

ht
Indonesia menunjukkan angka yang tetap sebesar 1,07 persen. Setelah itu, kontribusi
lapangan usaha ini menunjukkan peningkatan hingga mencapai 1,30 persen pada
tahun 2020.
Sejalan dengan peningkatan kontribusi terhadap ekonomi, laju pertumbuhan

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial pun semakin meningkat. Pada tahun 2017,
lapangan usaha ini tumbuh sebesar 6,84 persen dan terus tumbuh hingga mencapai
8,69 persen pada tahun 2019. Pada tahun 2020, Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial mampu tumbuh sebesar 11,60 persen dan menjadi lapangan usaha dengan
laju pertumbuhan tertinggi pada tahun tersebut.

3.17. Jasa Lainnya
Jasa Lainnya dengan cakupan kegiatan jasa yang lebih luas memiliki kontribusi
terhadap perekonomian yang terus meningkat selama periode waktu 2016-2020.
Pada tahun 2016, Jasa Lainnya berkontribusi sebesar 1,70 persen. Kontribusi ini
terus meningkat hingga mencapai 1,96 persen pada tahun 2020.
Meskipun kontribusi Jasa Lainnya semakin meningkat, laju pertumbuhan

lapangan usaha ini menunjukkan perlambatan pertumbuhan utamanya untuk tahun
2020. Pada tahun 2017, Jasa Lainnya tumbuh sebesar 8,73 persen dan terus tumbuh
hingga mencapai 10,57 persen pada tahun 2019. Dari tahun 2019 ke tahun 2020,
laju pertumbuhan Jasa Lainnya terkontraksi cukup dalam hingga 4,10 persen.
id
Kontraksi pertumbuhan yang cukup dalam ini merupakan dampak kerugian yang
.
go
diakibatkan oleh pandemi COVID-19.
s.
Data rinci untuk kontribusi dan laju pertumbuhan masing-masing lapangan
p
.b
usaha dapat dilihat pada Lampiran 4 dan 8.

w
w
//w
s:
tp
ht

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
04
P ERKE M BA NGA N PDB
MENU RU T PE NGE L UA RA N
P E R K E M BA N G A N
04 PDB MENURUT
PENGELUARAN
L
or
57,66%
56,66%
89,24% & 89,40% 32,58%
2016 2020 31,73%
Perekonomian Indonesia
dari sisi pengeluaran di topang oleh
id
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
.
go
(PK - RT)
dan 2016 s. 2020
Kontribusi PMTB sebagai cerminan
p
Pembentukan Modal Tetap Bruto kegiatan investasi terhadap ekonomi mengalami penurunan.
.b
(PMTB) Di sisi lain, kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap

w
ekonomi mengalami peningkatan.

w
//w
KONTRIBUSI Pengeluaran Konsumsi

1
s:
Rumah Tangga (PK-RT)

tp
57,66% Rp 8.900,0 T
Komponen Pengeluaran
ht
[56,66%] [Rp 7.027,0 T]
Terhadap PDB Indonesia 2
2016 & 2020

Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB)
31,73% Rp 4.897,8 T
[32,58%] [Rp 4.040,2 T]
6
5 3
Ekspor Barang & Jasa

17,17% Rp 2.649,8 T
[19.09%] [Rp 2.367,4 T]
Pengeluaran Konsumsi
Lainnya Pemerintah (PK-P) Impor Barang & Jasa 4
0,18% Rp 25,8 T 9,29% Rp 1.433,7 T 16,02% Rp 2.472,9 T

[0,47%] [Rp 59,1 T] [9,53%] [Rp 1.181,6 T] [18,33%] [Rp 2.273,5 T]
* Lainnya terdiri dari komponen Pengeluaran Konsumsi LNPRT, Perubahan Inventori, & Diskrepansi Statistik
* [...] merupakan angka tahun 2016
Selain dari sisi lapangan usaha, PDB dapat dilihat dari sisi pengeluaran. PDB
menurut pengeluaran menggambarkan struktur pengeluaran untuk permintaan akhir
baik dari dalam negeri (domestik) maupun luar negeri. Permintaan domestik terdiri
dari konsumsi rumah tangga, konsumsi LNPRT, konsumsi pemerintah, PMTB, serta
perubahan inventori. Sementara itu, permintaan dari luar negeri dicerminkan oleh
kegiatan ekspor. Untuk memenuhi permintaan akhir domestik, barang dan jasa tidak
hanya berasal dari produksi dalam negeri tetapi juga bergantung pada produk
impor. Dalam penghitungan besaran PDB, impor dikeluarkan dari hasil penghitungan
permintaan akhir dan diberlakukan sebagai komponen pengurang untuk ekspor.
Gambar 4.1. memberikan gambaran komponen pengeluaran yang

mengalami kontraksi pertumbuhan atau tumbuh negatif pada tahun 2020 antara
. id
lain Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,63 persen, Pengeluaran
go
Konsumsi LNPRT sebesar 4,92 persen, PMTB sebesar 4,95 persen , Ekspor Barang s.
dan Jasa sebesar 1,92 persen, dan Impor Barang dan Jasa sebesar sebesar 14,71
p
.b
persen. Disisi lain, Pengeluaran Konsumsi Pemerintah tumbuh sebesar 1,94 persen.
w
Perkembangan dari masing-masing komponen PDB menurut pengeluaran diuraikan

w
pada bagian selanjutnya.

//w
s:
Gambar 4.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2017-2020

tp
ht
2019
2018 2020
2017 12,14%
10,62%
9,15% 8,90%
6,68% 8,07%
5,05% 6,93%
6,15% 6,51%
4,94% 5,04% 4,82% 4,45%
3,26%
2,12% 1,94%
-0,86%
-2,63%
-4,29%
-4,95%
-7,70% -7,39%
-14,71%
Pengeluaran Pengeluaran Pengeluaran Pembentukan Ekspor Impor Barang &

Konsumsi Rumah Konsumsi Konsumsi LNPRT Modal Tetap Barang & Jasa Jasa
Tangga Pemerintah Bruto

4.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT)
Dalam kurun waktu 2016-2020, konsumsi akhir rumah tangga mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Secara nominal, total nilai konsumsi rumah
tangga pada tahun 2016 sebesar Rp.7.027.023 miliar kemudian meningkat hingga
mencapai Rp 8.900.011 miliar pada tahun 2020. Secara riil, total nilai konsumsi
rumah tangga pada 2016 sebesar Rp.5.126.308 miliar selanjutnya meningkat
hingga menjadi Rp 5.780.218 miliar pada tahun 2020.
Dilihat dari kontribusi terhadap PDB, Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah

Tangga (PK-RT) selalu menjadi penyumbang utama untuk PDB menurut pengeluaran
pada periode tahun 2016-2020. Pada tahun 2016, PK-RT berkontribusi sebesar
id
56,66 persen terhadap total PDB. Kontribusi PK-RT terhadap total PDB mengalami
.
go
peningkatan hingga pada tahun 2020 PK-RT berkontribusi yaitu sebesar 57,66
s.
persen terhadap total PDB. Kontribusi PK-RT yang tinggi ini menggambarkan bahwa
p
sebagian besar dari produk domestik yang dihasilkan di Indonesia dan produk
.b
impor yang didatangkan dari luar negeri lebih banyak digunakan untuk memenuhi
w
w
kebutuhan rumah tangga.

//w
Laju pertumbuhan komponen PK-RT dari tahun 2016-2020 mengalami

s:
perlambatan. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan PK-RT sebesar 5,01 persen,
tp
selanjutnya mengalami perlambatan pada tahun 2017 sebesar 4,94 persen. Akan
ht
tetapi, laju pertumbuhan PK-RT sempat tumbuh pada tahun 2018 sebesar 5,05
persen dan 5,04 persen pada tahun 2019. Pada tahun 2020, laju pertumbuhan PK-
RT mengalami kontraksi sebesar 2,63 persen; dikarenakan pada tahun 2020 terjadi
pandemi COVID-19.
4.2. Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani

Rumah Tangga (PK-LNPRT)
Konsumsi akhir oleh LNPRT mengalami peningkatan signifikan dari tahun 2016-
2020. Secara nominal, total nilai konsumsi akhir LNPRT pada tahun 2016 sebesar Rp
144.499 miliar meningkat hingga mencapai Rp 201.276 miliar pada tahun 2020.
Secara riil, total nilai konsumsi akhir LNPRT pada 2016 sebesar Rp 105.362 miliar
selanjutnya meningkat hingga menjadi Rp 130.193 miliar pada tahun 2020.

Pada periode tahun 2016-2020, kontribusi komponen PK-LNPRT terhadap
total PDB relatif kecil. Pada tahun 2016, PK-LNPRT berkontribusi sebesar 1,17 persen
terhadap total PDB. Kontribusi PK-LNPRT terus mengalami peningkatan, hingga pada
tahun 2020 PK-LNPRT berkontribusi sebesar 1,30 persen terhadap total PDB.
Laju pertumbuhan komponen PK-LNPRT dari tahun 2016-2019 cenderung

meningkat. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan PK-LNPRT sebesar 6,64 persen,
selanjutnya mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar 6,93 persen, pada
tahun 2018 sebesar 9,15 persen dan pada tahun 2019 sebesar 10,62 persen.
Namun pada tahun 2020, laju pertumbuhan PK-LNPRT sebesar minus 4,29 persen
atau terkontraksi dibandingkan dengan tahun 2019.
id
4.3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-P)
.
go
Dalam kurun waktu 2016-2020, konsumsi akhir pemerintah mengalami
s.
peningkatan yang cukup signifikan. Secara nominal, total nilai konsumsi akhir
p
.b
pemerintah pada tahun 2016 sebesar Rp 1.181.613 miliar kemudian meningkat

w
hingga mencapai Rp 1.433.686 miliar pada tahun 2020 (lihat Lampiran 11). Secara
w
riil, total nilai konsumsi akhir pemerintah pada 2016 sebesar Rp 774.305 miliar
//w
selanjutnya meningkat hingga Rp 872.558 miliar pada tahun 2020.

s:
tp
Pada tahun 2016, komponen PK-P berkontribusi sebesar 9,53 persen

ht
terhadap total PDB. Kontribusi PK-P terhadap total PDB mengalami penurunan pada
tahun 2017 sebesar 9,12 persen, pada tahun 2018 sebesar 9,02 persen dan 8,81
persen pada tahun 2019. Akan tetapi, kontribusi PK-P pada tahun 2020 meningkat
dibanding tahun sebelumnya dengan nilai kontribusi sebesar 9,29 persen.
Laju pertumbuhan komponen PK-P dari tahun 2016-2020 cenderung

meningkat. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan PK-P sebesar minus 0,14 persen,
selanjutnya meningkat pada tahun 2017 sebesar 2,12 persen dan 4,82 persen
pada tahun 2018. Akan tetapi, laju pertumbuhan PK-P sempat tumbuh melambat
pada tahun 2019 sebesar 3,62 persen. Pada tahun 2020, laju pertumbuhan PK-P
mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 1,94 persen.

4.4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
Komponen PMTB pada PDB menurut pengeluaran menunjukkan gambaran
produk barang dan jasa yang digunakan untuk investasi fisik (sebagai barang
modal). Barang modal tersebut merupakan peralatan yang digunakan untuk
berproduksi dan biasanya mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun.
Dalam penghitungannya, PMTB digolongkan dalam bentuk bangunan, mesin dan
perlengkapan, kendaraan, peralatan lainnya, Cultivated Biological Resources (CBR),
serta produk kekayaan intelektual.
Dalam kurun waktu 2016-2020, PMTB mengalami peningkatan yang cukup

signifikan. Secara nominal, total nilai PMTB pada tahun 2016 sebesar Rp 4.040.202
id
Miliar kemudian meningkat hingga mencapai Rp 4.897.786 miliar pada tahun 2020.
.
go
Secara riil, total nilai PMTB pada 2016 sebesar Rp 3.041.585 miliar selanjutnya
s.
meningkat hingga menjadi Rp 3.419.704 miliar pada tahun 2020.
p
.b
Pada tahun 2016, komponen PMTB berkontribusi sebesar 32,58 persen

w
terhadap total PDB. Kontribusi PMTB terhadap total PDB pada tahun 2017 menjadi
w
sebesar 32,16 persen. Kontribusi PMTB kembali meningkat menjadi sebesar 32,29
//w
persen pada tahun 2018 dan 32,35 persen pada tahun 2019. Akan tetapi,
s:
kontribusi PMTB pada tahun 2020 menurun dibanding tahun sebelumnya dengan
tp
nilai kontribusi sebesar 31,73 persen.

ht
Laju pertumbuhan komponen PMTB dari tahun 2016-2020 mengalami

perlambatan. Pada tahun 2016, laju pertumbuhan PMTB sebesar 4,47 persen,
selanjutnya mengalami peningkatan menjadi sebesar 6,15 persen pada tahun 2017
dan 6,68 persen pada tahun 2018. Akan tetapi, laju pertumbuhan PMTB sempat
tumbuh melambat pada tahun 2019 sebesar 4,45 persen. Pada tahun 2020, laju
pertumbuhan PMTB terkontraksi dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,95
persen.

4.5. Ekspor dan Impor Barang dan Jasa
Salah satu komponen PDB dari sisi permintaan adalah Ekspor Barang dan
Jasa, dan dari sisi penyediaan adalah Impor Barang dan Jasa. Komponen ini memiliki
peran penting dalam penciptaan nilai tambah, di mana nilai impor merupakan
pengurang bagi nilai ekspor untuk memperoleh ekspor neto.
Pada tahun 2016-2020, baik total nilai ekspor maupun impor menunjukkan
peningkatan yang cukup signifikan. Secara nominal, total nilai Ekspor pada tahun
2016 sebesar Rp 2.367.365 miliar kemudian meningkat hingga mencapai Rp
2.649.787 miliar pada tahun 2020. Sementara itu, total nilai nominal Impor sebesar
Rp 2.273.528 miliar pada tahun 2016 dan Rp 2.472.899 miliar pada tahun 2020.
id
Secara riil, total nilai Ekspor pada 2016 sebesar Rp 1.971.183 miliar selanjutnya
.
go
meningkat hingga Rp 2.092.038 miliar pada tahun 2020. Untuk komponen Impor,
s.
total nilai riil pada tahun 2016 sebesar Rp1.818.133 miliar kemudian menurun
p
mencapai Rp 1.740.166 miliar.
.b
w
Kontribusi Ekspor Barang dan Jasa terhadap PDB mengalami penurunan dari
w
19,09 persen pada tahun 2016 menjadi 17,17 persen pada tahun 2020, begitu
//w
pula kontribusi Impor Barang dan Jasa menurun dari 18,33 persen pada tahun
s:
2016 menjadi 16,02 persen pada tahun 2020.

tp
ht
Laju Pertumbuhan Ekspor Barang dan Jasa terhadap PDB menurun bahkan
mengalami kontraksi dari minus 1,66 persen pada tahun 2016 menjadi minus 7,70
persen pada tahun 2020. Begitu pula laju pertumbuhan Impor Barang dan Jasa
menurun dari minus 2,41 persen pada tahun 2016 menjadi minus 14,71 persen pada
tahun 2020.
Data yang lebih rinci untuk nilai atas harga berlaku (nominal), nilai atas dasar
harga konstan (riil), kontribusi, dan laju pertumbuhan masing-masing komponen
pengeluaran dapat dilihat pada Lampiran 11, 12, 13, dan 18.

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
DAFTA R ISTIL A H PE NT I NG
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Aset (Harta) Pemilikan atas berbagai macam harta baik
berwujud maupun tidak yang dimiliki oleh
perorangan, perusahaan ataupun pemerintah.
Secara praktis biasanya dinilai dalam bentuk
moneter.
Konsumsi Antara Input yang dipergunakan habis dalam proses

produksi dan terdiri dari barang tidak tahan
lama dan jasa baik yang dibeli dari pihak lain
ataupun yang diproduksi sendiri.
Ekspor Barang dan Meliputi seluruh transfer dan penjualan barang

Jasa dan jasa dari residen (penduduk) suatu negara ke
residen negara lainnya dilakukan baik di dalam
id
negeri maupun di luar negeri. Dalam prakteknya,
.
go
ekspor terdiri dari barang dagangan dan
barang lainnya yang keluar melalui daerah
s.
batas pabean atau wilayah domestik suatu
p
.b
negara, termasuk pembelian langsung di negara

w
tersebut oleh perwakilan negara asing dan

w
orang-orang non residen (staf diplomat dan

//w
keluarganya). Karena ekspor barang dagangan

suatu negara dinilai atas dasar fob, maka nilai
s:
ekspor tidak termasuk pengapalan dan asuransi

tp
sampai pada negara tujuan.

ht
Faktor Produksi Mencakup faktor-faktor yang terlibat dalam

suatu proses produksi baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti: tanah, tenaga
kerja, modal dan keahlian.
Faktor Pendapatan Pendapatan/kompensasi yang diterima oleh

dari Luar Negeri faktor produki, atas keterlibatannya dalam suatu
proses produksi di luar batas wilayah domestik.
Harga berlaku Penilaian yang dilakukan terhadap barang dan

jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi
pada harga tahun berjalan.

Harga Konstan Penilaian yang dilakukan terhadap barang
dan jasa yang dihasilkan atau dikonsumsi pada
harga tetap di tahun dasar
Impor Barang dan Meliputi seluruh transfer dan pembelian barang

Jasa dan jasa dari residen suatu negara ke residen
negara lainnya dilakukan baik dalam wilayah
domestik maupun di luar negeri. Pada prakteknya,
impor terdiri dari barang dagangan dan
barang lainnya yang melewati batas pabean
atau wilayah domestik suatu negara, termasuk
pembelian langsung oleh pemerintah, penduduk
dan perwakilan negara tersebut di luar negeri.
Karena impor barang-barang dagangan dinilai
id
dengan cif, maka nilai barang termasuk biaya
.
go
pengangkutan dan asuransi.
s.
Input Primer Disebut juga nilai tambah bruto, terdiri dari balas
p
.b
jasa tenaga kerja, surplus usaha, penyusutan

w
dan pajak tidak langsung neto.

w
//w
Nilai Tambah Bruto Adalah nilai tambah bruto (NTB) ditingkat

Atas Harga Dasar Produsen sebelum dikenakan pajak dan subsidi
s:
atas produk.
tp
ht
Investasi Dana yang disisihkan untuk ditanamkan

sebagai modal dalam usaha untuk memperoleh
keuntungan dengan harapan modal tersebut
akan kembali dalam beberapa tahun.
Kapital (Barang Faktor produksi yang diciptakan oleh keahlian

Modal) manusia dari sumber alam yang tersedia dan
digunakan untuk menciptakan pendapatan,
seperti: mesin, peralatan, pabrik, dan
sebagainya.
Margin Perdagangan Selisih antara nilai penjualan dengan nilai

dan Biaya Transpor pembelian, dan biaya transpor yang timbul
dalam menyalurkan barang dari produsen
kepada pembeli.

Output Domestik Nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan
oleh sektor-sektor ekonomi tanpa membedakan
pelaku produksinya di wilayah domestik tertentu.
Pajak atas Produksi Pajak atas produksi dan impor dikurangi subsidi
dan Impor Neto atas produksi dan impor.
Pembentukan Modal Meliputi pembuatan dan pembelian barang

Tetap modal baru baik dari dalam negeri maupun
impor, termasuk barang modal bekas dari luar
negeri. Pembentukan modal tetap yang dicakup
hanyalah yang dilakukan oleh sektor-sektor
ekonomi di dalam negeri (domestik).
id
Konsumsi Barang Yang dimaksudkan adalah nilai susutnya barang-
.
go
Modal Tetap barang modal tetap yang digunakan dalam
proses produksi.
s.
p
Permintaan Antara Merupakan permintaan barang dan jasa untuk
.b
memenuhi proses produksi.

w
w
Permintaan Akhir Merupakan permintaan barang dan jasa untuk

//w
memenuhi konsumsi akhir, pembentukan modal

s:
dan ekspor.
tp
Tahun Dasar Tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang

ht
digunakan sebagai dasar penghitungan tahun

yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat
digambarkan seri data dengan indikator rinci
mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.
Harga Dasar Merupakan harga keekonomian barang dan

jasa di tingkat produsen sebelum adanya
intervensi pemerintah seperti pajak dan subsidi
atas produk.
Pajak dan Subsidi Atas Adalah pajak dan subsidi yang dibayar per unit
Produk barang atau jasa. Pajak/subsidi dapat berupa
sejumlah uang per kuantitas barang atau
jasa atau dihitung berdasarkan nilai sebagai
presentase spesifik dari harga per unit atau nilai
barang dan jasa yang ditransaksikan.

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
LA M PIRA N
.id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Lampiran 1
Usaha (miliar rupiah), 2016─2020
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pertanian, Kehutanan dan

A 1 671 597,8 1 787 963,2 1 900 621,7 2 012 742,8 2 115 086,1
Perikanan
1. Pertanian, Peternakan,
Perburuan dan Jasa 1 266 865,4 1 347 526,2 1 417 316,9 1 488 985,7 1 574 977,4
Pertanian
a. Tanaman Pangan 425 185,6 438 889,5 449 553,1 446 497,3 473 953,8
b. Tanaman Holtikultura 187 402,6 197 325,6 218 713,2 238 830,5 250 457,8
id
c. Tanaman Perkebunan 428 782,6 471 466,4 489 185,6 517 507,8 560 202,2
.
d. Peternakan 201 123,5 213 780,8 232 274,7 256 849,6 260 189,6
go
e. Jasa Pertanian dan
24 371,1 26 063,9
s. 27 590,3 29 300,5 30 174,0
Perburuan
p
2. Kehutanan dan Penebangan
87 542,4 91 609,4 97 396,8 104 121,9 108 639,8
.b
Kayu
w
3. Perikanan 317 190,0 348 827,6 385 908,0 419 635,2 431 468,9
w
B Pertambangan dan Penggalian 890 868,3 1 029 554,6 1 198 987,1 1 149 913,5 993 541,9
//w
1. Pertambangan Minyak, Gas

364 985,6 391 449,9 460 169,9 439 602,8 332 559,6
dan Panas Bumi
s:
2. Pertambangan Batubara
tp
231 697,8 323 364,5 401 276,9 368 890,5 283 194,7
dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih Logam 73 301,0 94 322,3 111 321,4 96 824,6 130 956,9
4. Pertambangan dan
220 883,9 220 417,9 226 218,9 244 595,6 246 830,7
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 2 545 203,6 2 739 711,9 2 947 450,8 3 119 593,8 3 068 041,7
1. Industri Batubara dan
286 400,0 309 372,7 332 299,0 336 672,6 307 606,4
Pengilangan Migas
2. Industri Makanan dan
740 810,2 834 425,1 927 443,5 1 012 959,8 1 057 000,7
Minuman
3. Industri Pengolahan
117 086,3 122 229,6 131 937,3 140 966,5 135 935,1
Tembakau
4. Industri Tekstil dan Pakaian
143 545,0 150 535,3 168 545,2 200 019,4 186 626,8
Jadi
5. Industri Kulit, Barang dari
35 214,1 36 988,8 41 716,0 42 499,0 39 204,0
Kulit dan Alas Kaki
6. Industri Kayu, Barang
dari Kayu dan Gabus
dan Barang Anyaman 80 077,6 81 580,8 83 710,0 80 319,9 78 689,2
dari Bambu, Rotan dan
Sejenisnya

lanjutan lampiran 1
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Industri Kertas dan Barang

dari Kertas; Percetakan
89 650,0 96 616,2 101 758,2 109 892,2 110 562,3
dan Reproduksi Media
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan
223 404,7 236 192,9 239 678,0 265 925,1 296 710,3
Obat Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari
79 100,9 85 869,6 92 662,6 87 975,4 82 856,6
Karet dan Plastik
10. Industri Barang Galian
89 056,0 89 605,8 93 166,9 93 362,6 85 860,2
Bukan Logam
id
11. Industri Logam Dasar 89 559,7 98 845,5 111 341,3 116 068,6 120 956,8
.
go
12. Industri Barang Logam;
Komputer, Barang Elektronik, 241 756,5 252 870,9
s. 257 687,0 265 384,3 252 142,8
Optik; dan Peralatan Listrik
p
13. Industri Mesin dan
.b
40 169,5 43 093,0 47 879,6 46 982,5 43 230,6

Perlengkapan
w
14. Industri Alat Angkutan 236 558,9 246 916,1 260 986,8 258 287,3 208 886,0
w
15. Industri Furnitur 32 124,2 33 851,1 35 487,6 39 239,0 38 653,1

//w

Lainnya; Jasa Reparasi dan
s:
20 690,0 20 718,5 21 151,8 23 039,6 23 120,8

Pemasangan Mesin dan
tp
Peralatan
ht
D Pengadaan Listrik dan Gas 142 344,4 162 339,8 176 640,3 185 115,3 179 741,6
1. Ketenagalistrikan 112 792,3 132 975,9 144 437,1 151 975,9 150 541,1
2. Pengadaan Gas dan

29 552,1 29 363,9 32 203,2 33 139,4 29 200,5
Produksi Es
Pengadaan Air, Pengelolaan
E Sampah, Limbah dan Daur 8 909,4 9 438,6 10 023,6 10 736,3 11 302,8
Ulang
F Konstruksi 1 287 600,8 1 410 513,6 1 562 297,0 1 701 741,2 1 652 659,6
Perdagangan Besar dan Ecer-

G an; Reparasi Mobil dan Sepeda 1 635 410,4 1 768 865,2 1 931 813,0 2 060 378,8 1 995 470,1
Motor
1. Perdagangan Mobil,
Sepeda Motor dan 334 787,8 356 436,0 386 619,9 416 437,3 360 071,2
Reparasinya
2. Perdagangan Besar dan
Eceran, Bukan Mobil dan 1 300 622,6 1 412 429,2 1 545 193,1 1 643 941,5 1 635 398,9
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 644 993,9 735 229,6 797 777,0 881 547,5 689 700,7
1. Angkutan Rel 7 319,1 9 172,0 10 462,9 12 092,1 7 789,8

lanjutan Lampiran 1
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 300 985,0 328 306,7 354 035,6 390 604,4 380 884,3
3. Angkutan Laut 39 907,1 41 985,8 45 108,9 50 576,3 48 614,8
4. Angkutan Sungai Danau dan

14 185,5 15 077,5 16 030,6 17 416,2 15 722,0
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 177 904,1 220 966,6 240 931,1 257 735,6 105 058,1
6. Pergudangan dan Jasa

Penunjang Angkutan; Pos 104 693,1 119 721,0 131 207,9 153 122,9 131 631,7
dan Kurir
id
Penyediaan Akomodasi dan
I 363 055,5 387 013,1 412 709,7 440 211,2 394 230,9
.
Makan Minum
go
1. Penyediaan Akomodasi 86 421,4 91 953,3 96 571,7 99 207,5 74 700,9
2. Penyediaan Makan Minum 276 634,1

p s.
295 059,8 316 138,0 341 003,7 319 530,0
.b
J Informasi dan Komunikasi 449 188,7 513 715,9 558 938,0 626 532,6 695 839,1
w
K Jasa Keuangan dan Asuransi 520 206,8 571 203,6 616 315,1 671 433,8 696 065,5
w
1. Jasa Perantara Keuangan 327 378,2 353 059,7 375 503,9 405 183,7 418 860,0
//w
2. Asuransi dan Dana Pensiun 109 355,2 124 126,2 137 653,4 149 880,9 159 032,6
s:
3. Jasa Keuangan Lainnya 71 857,2 81 435,8 90 037,0 102 631,9 104 115,2
tp
4. Jasa Penunjang Keuangan 11 616,2 12 581,9 13 120,8 13 737,3 14 057,7

ht
L Real Estat 350 488,2 382 259,2 406 013,7 439 455,9 453 780,9
M,N Jasa Perusahaan 211 623,6 238 217,0 267 094,0 304 285,5 294 255,5
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan So- 476 490,9 499 343,6 541 685,6 571 622,3 580 175,2
sial Wajib
P Jasa Pendidikan 417 344,8 447 137,6 481 747,0 522 375,2 549 396,5
Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Q 132 100,5 144 830,7 158 070,1 174 740,0 201 149,0
Sosial
RSTU Jasa lainnya 211 427,9 239 258,6 268 574,7 309 002,1 302 568,2
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 11 958 855,5 13 066 595,8 14 236 758,4 15 181 427,8 14 873 005,3
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 442 873,0 523 229,9 601 997,6 651 107,6 561 146,5
Produk Domestik Bruto 12 401 728,5 13 589 825,7 14 838 756,0 15 832 535,4 15 434 151,8
* Angka Sementara
** Angka Sangat Sementara

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lampiran 2
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 1 210 955,5 1 258 375,7 1 307 253,0 1 354 399,1 1 378 131,3
Perikanan
Perburuan dan Jasa 936 356,9 970 262,9 1 005 655,0 1 038 902,9 1 060 823,1
Pertanian
a. Tanaman Pangan 287 216,5 293 858,0 298 027,3 292 883,0 303 247,4
b. Tanaman Holtikultura 130 832,3 135 649,0 145 131,2 153 157,8 159 539,3
id
c. Tanaman Perkebunan 357 137,7 373 194,2 387 496,7 405 147,5 410 553,4
.
d. Peternakan 143 036,5 148 688,8 155 539,9 167 637,9 167 084,8
go
18 133,9 18 872,9
s. 19 459,9 20 076,7 20 398,2
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
60 002,0 61 279,6 62 981,8 63 217,6 63 195,9
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 214 596,6 226 833,2 238 616,2 252 278,6 254 112,3
w
Pertambangan dan
B 774 593,1 779 678,4 796 505,0 806 206,2 790 475,2
Penggalian
//w
1. Pertambangan Minyak,
313 743,9 302 653,0 298 420,1 289 980,1 272 583,2
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
223 098,6 226 478,9 235 561,4 259 598,5 245 498,6
dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih Logam 89 303,2 95 150,4 103 719,4 88 003,4 105 829,4
4. Pertambangan dan
148 447,4 155 396,1 158 804,1 168 624,2 166 564,0
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 2 016 876,9 2 103 466,1 2 193 368,4 2 276 667,8 2 209 920,3
220 392,1 219 849,4 219 831,8 217 402,2 202 603,7
Pengilangan Migas
585 786,3 639 834,4 690 462,5 744 170,5 755 914,9
Minuman
85 119,7 84 572,4 87 548,7 90 486,7 85 257,5
Tembakau
111 978,2 116 261,6 126 406,8 145 804,6 132 851,0
Jadi
25 875,3 26 449,0 28 941,7 28 654,1 26 142,6
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
dan Barang Anyaman 61 790,6 61 870,4 62 337,3 59 498,3 58 212,1
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 2
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

72 399,9 72 640,6 73 681,6 80 211,0 80 385,3
Rekaman
174 469,8 182 380,2 179 791,9 195 040,9 213 360,5
Obat Tradisional
69 940,9 71 666,8 76 627,8 72 398,8 68 337,7
Karet dan Plastik
70 118,7 69 512,9 71 424,4 70 690,7 64 239,2
Bukan Logam
id
11. Industri Logam Dasar 77 293,0 81 832,6 89 188,6 91 716,9 97 099,5
.
go
Komputer, Barang s.
200 860,9 206 469,3 205 216,8 204 172,5 193 026,6
Elektronik, Optik; dan
p
Peralatan Listrik
.b

29 676,6 31 325,0 34 297,3 32 881,0 29 536,4
Perlengkapan
w
w
14. Industri Alat Angkutan 190 523,4 197 527,9 205 907,2 198 853,9 159 359,0
//w
15. Industri Furnitur 24 489,8 25 383,7 25 946,0 28 113,0 27 167,5

s:

16 161,7 15 889,9 15 758,0 16 572,7 16 426,8
tp

Peralatan
ht
D Pengadaan Listrik dan Gas 100 009,9 101 551,3 107 108,6 111 436,7 108 826,4
1. Ketenagalistrikan 86 580,3 88 663,4 93 318,0 97 623,8 96 663,1

13 429,6 12 887,9 13 790,6 13 812,9 12 163,3
Produksi Es
E Sampah, Limbah dan Daur 7 634,6 7 985,3 8 429,4 9 004,9 9 449,3
Ulang
F Konstruksi 925 040,3 987 924,9 1 048 082,8 1 108 425,0 1 072 334,8
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil dan 1 255 760,8 1 311 746,5 1 376 878,7 1 440 263,0 1 386 695,4
Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 239 089,3 250 442,6 262 578,5 272 349,7 233 947,2
Reparasinya
Eceran, Bukan Mobil dan 1 016 671,5 1 061 303,9 1 114 300,2 1 167 913,3 1 152 748,2
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 374 843,4 406 679,4 435 336,5 463 157,5 393 481,9
Pergudangan
1. Angkutan Rel 3 050,6 3 630,2 4 020,0 4 200,3 2 422,0

lanjutan Lampiran 2
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 206 218,1 222 587,3 238 457,7 262 208,1 248 208,0
3. Angkutan Laut 30 550,9 31 969,1 34 276,4 37 897,0 36 164,5
4. Angkutan Sungai Danau

10 371,9 10 995,1 11 566,5 12 212,2 10 624,6
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 65 295,4 73 084,2 77 493,4 69 926,9 32 859,6

Penunjang Angkutan; Pos 59 356,5 64 413,5 69 522,5 76 713,0 63 203,2
dan Kurir
id
I 282 823,4 298 129,7 315 068,6 333 306,8 299 248,0
.
Makan Minum
go
1. Penyediaan Akomodasi 57 440,8 60 394,4 62 997,3 63 869,6 48 285,8
2. Penyediaan Makan Minum 225 382,6

p s.
237 735,3 252 071,3 269 437,2 250 962,2
.b
J Informasi dan Komunikasi 459 208,1 503 420,7 538 762,7 589 536,1 651 930,9
w
K Jasa Keuangan dan Asuransi 378 279,4 398 971,4 415 620,6 443 093,1 457 482,0
w
1. Jasa Perantara Keuangan 237 896,4 246 031,8 251 912,3 267 387,0 278 028,3
//w
2. Asuransi Dana Pensiun 79 292,8 86 687,9 93 169,9 98 453,6 102 398,6

s:
3. Jasa Keuangan Lainnya 52 472,8 57 290,8 61 371,0 67 894,7 67 520,0

tp
4. Jasa Penunjang Keuangan 8 617,4 8 960,9 9 167,4 9 357,8 9 535,1

ht
L Real Estat 279 500,5 289 568,5 299 648,2 316 901,1 324 259,4
M,N Jasa Perusahaan 159 321,7 172 763,8 187 691,1 206 936,2 195 671,1
O Pertahanan dan Jaminan 319 965,0 326 514,3 349 277,6 365 533,8 365 440,9
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 293 887,6 304 810,8 321 133,8 341 355,1 350 329,8

Q 102 490,2 109 497,5 117 322,2 127 522,1 142 309,7
Sosial
RSTU Jasa lainnya 156 507,5 170 174,8 185 405,6 205 011,4 196 608,7
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 9 097 697,9 9 531 259,1 10 002 892,8 10 498 755,9 10 332 595,1
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 336 915,5 381 669,0 422 959,1 450 281,9 389 847,6
Produk Domestik Bruto 9 434 613,4 9 912 928,1 10 425 851,9 10 949 037,8 10 722 442,7
* Angka Sementara

Lampiran 3
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 13,48 13,16 12,81 12,71 13,70
Perikanan
Perburuan dan Jasa 10,22 9,92 9,55 9,40 10,20
Pertanian
a. Tanaman Pangan 3,43 3,23 3,03 2,82 3,07
b. Tanaman Holtikultura 1,51 1,45 1,47 1,51 1,62
id
c. Tanaman Perkebunan 3,46 3,47 3,30 3,27 3,63
.
d. Peternakan 1,62 1,57 1,57 1,62 1,69
go
0,20 0,19
s. 0,19 0,19 0,20
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
0,71 0,67 0,66 0,66 0,70
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 2,56 2,57 2,60 2,65 2,80

w
Pertambangan dan
B 7,18 7,58 8,08 7,26 6,44
Penggalian
//w
2,94 2,88 3,10 2,78 2,15
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
1,87 2,38 2,70 2,33 1,83

dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih Logam 0,59 0,69 0,75 0,61 0,85
4. Pertambangan dan
1,78 1,62 1,52 1,54 1,60
Penggalian Lainnya
C Industri Pengolahan 20,52 20,16 19,86 19,70 19,88
2,31 2,28 2,24 2,13 1,99
Pengilangan Migas
5,97 6,14 6,25 6,40 6,85
Minuman
0,94 0,90 0,89 0,89 0,88
Tembakau
1,16 1,11 1,14 1,26 1,21
Jadi
0,28 0,27 0,28 0,27 0,25
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
dan Barang Anyaman 0,65 0,60 0,56 0,51 0,51
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 3
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0,72 0,71 0,69 0,69 0,72
Rekaman
1,80 1,74 1,62 1,68 1,92
Obat Tradisional
0,64 0,63 0,62 0,56 0,54
Karet dan Plastik
0,72 0,66 0,63 0,59 0,56
Bukan Logam
id
11. Industri Logam Dasar 0,72 0,73 0,75 0,73 0,78
.
go
Komputer, Barang s.
1,95 1,86 1,74 1,68 1,63
p
Peralatan Listrik
.b

0,32 0,32 0,32 0,30 0,28
Perlengkapan
w
w
14. Industri Alat Angkutan 1,91 1,82 1,76 1,63 1,35

//w
15. Industri Furnitur 0,26 0,25 0,24 0,25 0,25

s:

0,17 0,15 0,14 0,15 0,15
tp

Peralatan
ht
D Pengadaan Listrik dan Gas 1,15 1,19 1,19 1,17 1,16
1. Ketenagalistrikan 0,91 0,98 0,97 0,96 0,98

0,24 0,22 0,22 0,21 0,19
Produksi Es
E Sampah, Limbah dan Daur 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
Ulang
F Konstruksi 10,38 10,38 10,53 10,75 10,71
G Eceran; Reparasi Mobil dan 13,19 13,02 13,02 13,01 12,93
Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 2,70 2,62 2,61 2,63 2,33
Reparasinya
Eceran, Bukan Mobil dan 10,49 10,39 10,41 10,38 10,60
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 5,20 5,41 5,38 5,57 4,47
Pergudangan
1. Angkutan Rel 0,06 0,07 0,07 0,08 0,05

lanjutan Lampiran 3
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 2,43 2,42 2,39 2,47 2,47
3. Angkutan Laut 0,32 0,31 0,30 0,32 0,31

0,11 0,11 0,11 0,11 0,10
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 1,43 1,63 1,62 1,63 0,68

Penunjang Angkutan; Pos 0,84 0,88 0,88 0,97 0,85
dan Kurir
id
I 2,93 2,85 2,78 2,78 2,55
.
Makan Minum
go
1. Penyediaan Akomodasi 0,70 0,68 0,65 0,63 0,48
2. Penyediaan Makan Minum 2,23

p s.
2,17 2,13 2,15 2,07
.b
J Informasi dan Komunikasi 3,62 3,78 3,77 3,96 4,51

w
K Jasa Keuangan dan Asuransi 4,19 4,20 4,15 4,24 4,51

w
1. Jasa Perantara Keuangan 2,64 2,60 2,53 2,56 2,71

//w
2. Asuransi dan Dana Pensiun 0,88 0,91 0,93 0,95 1,03

s:
3. Jasa Keuangan Lainnya 0,58 0,60 0,61 0,65 0,67

tp
4. Jasa Penunjang Keuangan 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09

ht
L Real Estat 2,83 2,81 2,74 2,78 2,94
M,N Jasa Perusahaan 1,71 1,75 1,80 1,92 1,91
O Pertahanan dan Jaminan 3,84 3,67 3,65 3,61 3,76
Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 3,37 3,29 3,25 3,30 3,56

Q 1,07 1,07 1,07 1,10 1,30
Sosial
RSTU Jasa lainnya 1,70 1,76 1,81 1,95 1,96
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 96,43 96,15 95,94 95,89 96,36
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 3,57 3,85 4,06 4,11 3,64
Produk Domestik Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
* Angka Sementara

Lampiran 4
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 12,84 12,69 12,54 12,37 12,85
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 3,04 2,96 2,86 2,67 2,83
id
.
d. Peternakan 1,52 1,50 1,49 1,53 1,56
go
0,19 0,19 s. 0,19 0,18 0,19
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
0,64 0,62 0,60 0,58 0,59
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 2,27 2,29 2,29 2,30 2,37

w
Pertambangan dan
B 8,21 7,87 7,64 7,36 7,37
Penggalian
//w
3,33 3,05 2,86 2,65 2,54
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
2,36 2,28 2,26 2,37 2,29

dan Lignit
ht
4. Pertambangan dan
1,57 1,57 1,52 1,54 1,55
Penggalian Lainnya
2,34 2,22 2,11 1,99 1,89
Pengilangan Migas
6,21 6,45 6,62 6,80 7,05
Minuman
0,90 0,85 0,84 0,83 0,80
Tembakau
1,19 1,17 1,21 1,33 1,24
Jadi
0,27 0,27 0,28 0,26 0,24
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 4
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0,77 0,73 0,71 0,73 0,75
Rekaman
1,85 1,84 1,72 1,78 1,99
Obat Tradisional
0,74 0,72 0,73 0,66 0,64
Karet dan Plastik
0,74 0,70 0,69 0,65 0,60
Bukan Logam
id
.
go
Komputer, Barang s.
2,13 2,08 1,97 1,86 1,80
p
Peralatan Listrik
.b

0,31 0,32 0,33 0,30 0,28
Perlengkapan
w
w

//w

s:

0,17 0,16 0,15 0,15 0,15
tp

Peralatan
ht

0,14 0,13 0,13 0,13 0,11
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 9,80 9,97 10,05 10,12 10,00
Perdagangan Besar dan Ecer-

G an; Reparasi Mobil dan Sepe- 13,31 13,23 13,21 13,15 12,93
da Motor
Sepeda Motor dan 2,53 2,53 2,52 2,49 2,18
Reparasinya
Sepeda Motor
H Transportasi dan Pergudangan 3,97 4,10 4,18 4,23 3,67
1. Angkutan Rel 0,03 0,04 0,04 0,04 0,02

lanjutan Lampiran 4
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 2,19 2,25 2,29 2,39 2,31
3. Angkutan Laut 0,32 0,32 0,33 0,35 0,34

0,11 0,11 0,11 0,11 0,10
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 0,69 0,74 0,74 0,64 0,31

dan Kurir
id
I 3,00 3,01 3,02 3,04 2,79
.
Makan Minum
go
2. Penyediaan Makan Minum 2,39 2,40

p s. 2,42 2,46 2,34
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 2,96 2,92 2,87 2,89 3,02
O Pertahanan dan Jaminan So- 3,39 3,29 3,35 3,34 3,41
sial Wajib

Q 1,09 1,10 1,13 1,16 1,33
Sosial
* Angka Sementara

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga
Lampiran 5
Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2016-2020
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 174,83 187,00 198,78 210,51 221,22
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 167,84 173,25 177,46 176,25 187,09
id
.
d. Peternakan 185,54 197,21 214,28 236,95 240,03
go
172,78 184,78
s. 195,60 207,73 213,92
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
150,61 157,61 167,56 179,13 186,90
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 220,95 242,98 268,81 292,31 300,55

w
Pertambangan dan Peng-

B 124,05 143,37 166,96 160,13 138,35
galian
//w
108,57 116,44 136,89 130,77 98,93
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
144,15 201,18 249,66 229,51 176,19

dan Lignit
ht
4. Pertambangan dan
197,25 196,83 202,01 218,42 220,42
Penggalian Lainnya
122,49 132,31 142,12 143,99 131,56
Pengilangan Migas
205,53 231,50 257,31 281,03 293,25
Minuman
174,11 181,76 196,19 209,62 202,14
Tembakau
149,05 156,31 175,01 207,69 193,78
Jadi
178,78 187,79 211,79 215,76 199,03
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 5
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

131,87 142,11 149,68 161,64 162,63
Rekaman
195,40 206,58 209,63 232,59 259,52
Obat Tradisional
118,48 128,62 138,79 131,77 124,11
Karet dan Plastik
174,80 175,88 182,87 183,25 168,52
Bukan Logam
id
.
go
Komputer, Barang s.
184,90 193,40 197,08 202,97 192,84
p
Peralatan Listrik
.b

169,01 181,31 201,45 197,68 181,89
Perlengkapan
w
w

//w

s:

136,84 137,03 139,90 152,38 152,92
tp

Peralatan
ht

215,98 214,61 235,36 242,20 213,41
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 205,39 225,00 249,21 271,45 263,62
Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 183,81 195,69 212,26 228,64 197,69
Reparasinya
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 262,86 299,63 325,13 359,26 281,08
Pergudangan
1. Angkutan Rel 308,21 386,24 440,60 509,21 328,03

lanjutan Lampiran 5
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 222,15 242,32 261,31 288,30 281,13
3. Angkutan Laut 183,77 193,35 207,73 232,91 223,87

174,85 185,84 197,59 214,67 193,79
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 464,45 576,87 628,99 672,87 274,27

dan Kurir
id
I 181,27 193,23 206,06 219,80 196,84
.
Makan Minum
go
2. Penyediaan Makan Minum 168,15

p s.
179,35 192,16 207,28 194,22
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 176,82 192,85 204,84 221,71 228,94
O Pertahanan dan Jaminan So- 183,52 192,32 208,62 220,15 223,45
sial Wajib

Q 198,81 217,97 237,90 262,99 302,73
Sosial
* Angka Sementara

Lampiran 6
Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha, 2016-2020
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 126,65 131,61 136,72 141,66 144,14
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 113,38 116,00 117,65 115,61 119,71
id
.
d. Peternakan 131,95 137,17 143,49 154,65 154,14
go
128,56 133,80 137,96
s. 142,33 144,61
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
103,23 105,43 108,35 108,76 108,72
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 149,48 158,01 166,21 175,73 177,01

w
Pertambangan dan
B 107,86 108,57 110,91 112,26 110,07
Penggalian
//w
93,33 90,03 88,77 86,26 81,08
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
138,80 140,90 146,55 161,51 152,74

dan Lignit
ht
4. Pertambangan dan
132,56 138,77 141,81 150,58 148,74
Penggalian Lainnya
94,26 94,02 94,02 92,98 86,65
Pengilangan Migas
162,52 177,51 191,56 206,46 209,72
Minuman
126,57 125,76 130,19 134,55 126,78
Tembakau
116,27 120,72 131,25 151,40 137,95
Jadi
131,37 134,28 146,93 145,47 132,72
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 6
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

106,49 106,85 108,38 117,98 118,24
Rekaman
152,60 159,52 157,25 170,59 186,61
Obat Tradisional
104,76 107,35 114,78 108,44 102,36
Karet dan Plastik
137,63 136,44 140,19 138,75 126,09
Bukan Logam
id
.
go
Komputer, Barang s.
153,62 157,91 156,95 156,15 147,63
p
Peralatan Listrik
.b

124,86 131,80 144,31 138,35 124,27
Perlengkapan
w
w

//w

s:

106,89 105,09 104,22 109,61 108,65
tp

Peralatan
ht

98,15 94,19 100,79 100,95 88,90
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 147,56 157,59 167,18 176,81 171,05
Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 131,27 137,50 144,16 149,53 128,44
Reparasinya
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 152,76 165,74 177,42 188,75 160,36
Pergudangan
1. Angkutan Rel 128,46 152,87 169,28 176,88 101,99

lanjutan Lampiran 6
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Angkutan Darat 152,21 164,29 176,00 193,53 183,20
3. Angkutan Laut 140,69 147,22 157,84 174,52 166,54

127,84 135,52 142,57 150,52 130,96
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara 170,47 190,80 202,31 182,56 85,79

dan Kurir
id
I 141,21 148,86 157,31 166,42 149,41
.
Makan Minum
go
2. Penyediaan Makan Minum 137,00 144,50

p s.
153,22 163,77 152,54
.b

w

w

//w

s:

tp

ht
L Real Estat 141,01 146,09 151,17 159,88 163,59
Sosial Wajib

Q 154,25 164,79 176,57 191,92 214,18
Sosial
* Angka Sementara

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku
Lampiran 7
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
A Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 6,96 6,30 5,90 5,08

6,37 5,18 5,06 5,78
Pertanian
a. Tanaman Pangan 3,22 2,43 -0,68 6,15
b. Tanaman Holtikultura 5,30 10,84 9,20 4,87
c. Tanaman Perkebunan 9,95 3,76 5,79 8,25
id
d. Peternakan 6,29 8,65 10,58 1,30
.
go
e. Jasa Pertanian dan Perburuan 6,95 5,86 6,20 2,98
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu

ps.
4,65 6,32 6,90 4,34
3. Perikanan 9,97 10,63 8,74 2,82

.b
B Pertambangan dan Penggalian 15,57 16,46 -4,09 -13,60

w
w
1. Pertambangan Minyak, Gas dan Panas

7,25 17,56 -4,47 -24,35
//w
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 39,56 24,09 -8,07 -23,23
s:
3. Pertambangan Bijih Logam 28,68 18,02 -13,02 35,25

tp
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya -0,21 2,63 8,12 0,91

ht
C Industri Pengolahan 7,64 7,58 5,84 -1,65
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 8,02 7,41 1,32 -8,63
2. Industri Makanan dan Minuman 12,64 11,15 9,22 4,35
3. Industri Pengolahan Tembakau 4,39 7,94 6,84 -3,57
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 4,87 11,96 18,67 -6,70
5. Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas

5,04 12,78 1,88 -7,75
Kaki
6. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, 1,88 2,61 -4,05 -2,03
Rotan dan Sejenisnya
Percetakan dan Reproduksi Media 7,77 5,32 7,99 0,61
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 5,72 1,48 10,95 11,58
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 8,56 7,91 -5,06 -5,82
10. Industri Barang Galian Bukan Logam 0,62 3,97 0,21 -8,04

lanjutan Lampiran 7
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
11. Industri Logam Dasar 10,37 12,64 4,25 4,21

4,60 1,90 2,99 -4,99
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 7,28 11,11 -1,87 -7,99
14. Industri Alat Angkutan 4,38 5,70 -1,03 -19,13
15. Industri Furnitur 5,38 4,83 10,57 -1,49

0,14 2,09 8,93 0,35
id
.
14,05 8,81 4,80 -2,90
go
1. Ketenagalistrikan 17,89 8,62 5,22 -0,94
2. Pengadaan Gas dan Produksi Es -0,64

p s. 9,67 2,91 -11,89

.b
E 5,94 6,20 7,11 5,28

dan Daur Ulang
w
F Konstruksi 9,55 10,76 8,93 -2,88

w
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mo-

//w
G 8,16 9,21 6,66 -3,15

bil dan Sepeda Motor
s:
6,47 8,47 7,71 -13,54

Reparasinya
tp
2. Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan

8,60 9,40 6,39 -0,52
Mobil dan Sepeda Motor
ht
H Transportasi dan Pergudangan 13,99 8,51 10,50 -21,76
1. Angkutan Rel 25,32 14,07 15,57 -35,58
2. Angkutan Darat 9,08 7,84 10,33 -2,49
3. Angkutan Laut 5,21 7,44 12,12 -3,88

6,29 6,32 8,64 -9,73
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 24,21 9,04 6,97 -59,24
6. Pergudangan dan Jasa Penunjang

14,35 9,59 16,70 -14,04
Angkutan; Pos dan Kurir
I 6,60 6,64 6,66 -10,45
Minum
1. Penyediaan Akomodasi 6,40 5,02 2,73 -24,70
2. Penyediaan Makan Minum 6,66 7,14 7,87 -6,30
J Informasi dan Komunikasi 14,37 8,80 12,09 11,06
K Jasa Keuangan dan Asuransi 9,80 7,90 8,94 3,67

lanjutan Lampiran 7
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Jasa Perantara Keuangan 7,84 6,36 7,90 3,38
2. Asuransi dan Dana Pensiun 13,51 10,90 8,88 6,11
3. Jasa Keuangan Lainnya 13,33 10,56 13,99 1,45
4. Jasa Penunjang Keuangan 8,31 4,28 4,70 2,33
L Real Estat 9,06 6,21 8,24 3,26
M,N Jasa Perusahaan 12,57 12,12 13,92 -3,30
id
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
O 4,80 8,48 5,53 1,50
Jaminan Sosial Wajib
.
go
P Jasa Pendidikan 7,14 7,74 8,43 5,17
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

p s.
9,64 9,14 10,55 15,11
RSTU Jasa lainnya 13,16 12,25 15,05 -2,08

.b
Nilai Tambah Bruto Atas Harga Dasar 9,26 8,96 6,64 -2,03
w
w
Pajak Dikurang Subsidi Atas Produk 18,14 15,05 8,16 -13,82

//w
Produk Domestik Bruto 9,58 9,19 6,70 -2,52

s:
* Angka Sementara
tp
ht

Lampiran 8
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)

3,62 3,65 3,31 2,11
Pertanian
a. Tanaman Pangan 2,31 1,42 -1,73 3,54
c. Tanaman Perkebunan 4,50 3,83 4,56 1,33
id
d. Peternakan 3,95 4,61 7,78 -0,33
.
go
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 2,13

p s. 2,78 0,37 -0,03
3. Perikanan 5,70 5,19 5,73 0,73

.b
B Pertambangan dan Penggalian 0,66 2,16 1,22 -1,95

w
w

-3,54 -1,40 -2,83 -6,00
//w
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 1,52 4,01 10,20 -5,43
s:
3. Pertambangan Bijih Logam 6,55 9,01 -15,15 20,26

tp
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya 4,68 2,19 6,18 -1,22

ht
C Industri Pengolahan 4,29 4,27 3,80 -2,93
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas -0,25 -0,01 -1,11 -6,81
3. Industri Pengolahan Tembakau -0,64 3,52 3,36 -5,78
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 3,83 8,73 15,35 -8,88

2,22 9,42 -0,99 -8,76
Kaki
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, 0,13 0,75 -4,55 -2,16
Percetakan dan Reproduksi Media 0,33 1,43 8,86 0,22
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat
4,53 -1,42 8,48 9,39
Tradisional
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan
2,47 6,92 -5,52 -5,61
Plastik
10. Industri Barang Galian Bukan Logam -0,86 2,75 -1,03 -9,13

lanjutan Lampiran 8
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
11. Industri Logam Dasar 5,87 8,99 2,83 5,87

2,79 -0,61 -0,51 -5,46
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 5,55 9,49 -4,13 -10,17
14. Industri Alat Angkutan 3,68 4,24 -3,43 -19,86
15. Industri Furnitur 3,65 2,22 8,35 -3,36

-1,68 -0,83 5,17 -0,88
id
.
1,54 5,47 4,04 -2,34
go
1. Ketenagalistrikan 2,41 5,25 4,61 -0,98

p s.
-4,03 7,00 0,16 -11,94

.b
E 4,59 5,56 6,83 4,94

dan Daur Ulang
w
F Konstruksi 6,80 6,09 5,76 -3,26

w

//w
G 4,46 4,97 4,60 -3,72

s:
4,75 4,85 3,72 -14,10

Reparasinya
tp

4,39 4,99 4,81 -1,30
ht
1. Angkutan Rel 19,00 10,74 4,49 -42,34
2. Angkutan Darat 7,94 7,13 9,96 -5,34
3. Angkutan Laut 4,64 7,22 10,56 -4,57

6,01 5,20 5,58 -13,00
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 11,93 6,03 -9,76 -53,01

8,52 7,93 10,34 -17,61
I 5,41 5,68 5,79 -10,22
Minum
2. Penyediaan Makan Minum 5,48 6,03 6,89 -6,86
1. Jasa Perantara Keuangan 3,42 2,39 6,14 3,98

lanjutan Lampiran 8
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
3. Jasa Keuangan Lainnya 9,18 7,12 10,63 -0,55
L Real Estat 3,60 3,48 5,76 2,32
M,N Jasa Perusahaan 8,44 8,64 10,25 -5,44

O 2,05 6,97 4,65 -0,03
id
.
go
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,84 7,15 8,69 11,60
RSTU Jasa lainnya 8,73

p s. 8,95 10,57 -4,10
.b

w
w

//w
* Angka Sementara
s:
tp
ht

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan
Lampiran 9
Usaha (2010=100), 2016-2020
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 138,04 142,09 145,39 148,61 153,47
Perikanan
Pertanian
a. Tanaman Pangan 148,04 149,35 150,84 152,45 156,29
id
.
d. Peternakan 140,61 143,78 149,33 153,22 155,72
go
134,40 138,10
s. 141,78 145,94 147,92
Perburuan
p
2. Kehutanan dan
145,90 149,49 154,64 164,70 171,91
.b
Penebangan Kayu
w
3. Perikanan 147,81 153,78 161,73 166,34 169,79

w
Pertambangan dan
B 115,01 132,05 150,53 142,63 125,69
Penggalian
//w
116,33 129,34 154,20 151,60 122,00
Gas dan Panas Bumi
s:
tp
103,85 142,78 170,35 142,10 115,35

dan Lignit
ht
3. Pertambangan Bijih
82,08 99,13 107,33 110,02 123,74
Logam
4. Pertambangan dan
148,80 141,84 142,45 145,05 148,19
Penggalian Lainnya
129,95 140,72 151,16 154,86 151,83
Pengilangan Migas
126,46 130,41 134,32 136,12 139,83
Minuman
137,55 144,53 150,70 155,79 159,44
Tembakau
4. Industri Tekstil dan
128,19 129,48 133,34 137,18 140,48
Pakaian Jadi
136,09 139,85 144,14 148,32 149,96
Kulit dan Alas Kaki
dari Kayu dan Gabus
Sejenisnya

lanjutan Lampiran 9
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Industri Kertas dan

Barang dari Kertas;
Percetakan dan 123,83 133,01 138,11 137,00 137,54
Reproduksi Media
Rekaman

128,05 129,51 133,31 136,34 139,07
Obat Tradisional

113,10 119,82 120,93 121,51 121,25
Karet dan Plastik
id
127,01 128,91 130,44 132,07 133,66
Bukan Logam
.
go
12. Industri Barang Logam; s.

Komputer, Barang
p
120,36 122,47 125,57 129,98 130,63
.b
Peralatan Listrik
w

135,36 137,57 139,60 142,89 146,36
w
Perlengkapan
//w

s:

tp
Lainnya; Jasa Reparasi

128,02 130,39 134,23 139,02 140,75
dan Pemasangan Mesin
ht
dan Peralatan

220,05 227,84 233,52 239,92 240,07
Produksi Es
Ulang
F Konstruksi 139,19 142,78 149,06 153,53 154,12

Sepeda Motor
Sepeda Motor dan 140,03 142,32 147,24 152,91 153,91
Reparasinya
Sepeda Motor

lanjutan Lampiran 9
Lapangan Usaha 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Transportasi dan
H 172,07 180,79 183,26 190,33 175,28
Pergudangan
1. Angkutan Rel 239,92 252,66 260,27 287,89 321,63
2. Angkutan Darat 145,95 147,50 148,47 148,97 153,45
3. Angkutan Laut 130,62 131,33 131,60 133,46 134,43

136,77 137,13 138,60 142,61 147,98
dan Penyeberangan
5. Angkutan Udara
id
272,46 302,35 310,91 368,58 319,72
.
go
dan Kurir
s.
I 128,37 129,81 130,99 132,07 131,74
p
Makan Minum
.b

w
2. Penyediaan Makan Minum 122,74 124,11 125,42 126,56 127,32

w
//w

s:

tp

ht
L Real Estat 125,40 132,01 135,50 138,67 139,94
Sosial Wajib

Q 128,89 132,27 134,73 137,03 141,35
Sosial
Nilai Tambah Bruto Atas Harga 131,45 137,09 142,33 144,60 143,94
Dasar
* Angka Sementara

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto
Lampiran 10
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)

2,65 1,48 1,69 3,59
Pertanian
a. Tanaman Pangan 0,89 1,00 1,06 2,52
c. Tanaman Perkebunan 5,22 -0,07 1,18 6,82
id
d. Peternakan 2,25 3,87 2,60 1,64
.
go
2. Kehutanan dan Penebangan Kayu 2,46

p s. 3,44 6,51 4,37
3. Perikanan 4,04 5,17 2,85 2,08

.b
B Pertambangan dan Penggalian 14,81 14,00 -5,25 -11,88

w
w

11,18 19,22 -1,69 -19,52
//w
Bumi
2. Pertambangan Batubara dan Lignit 37,48 19,31 -16,58 -18,82
s:
3. Pertambangan Bijih Logam 20,77 8,27 2,51 12,47

tp
4. Pertambangan dan Penggalian Lainnya -4,67 0,43 1,83 2,16

ht
C Industri Pengolahan 3,21 3,17 1,97 1,32
1. Industri Batubara dan Pengilangan Migas 8,29 7,42 2,45 -1,96
3. Industri Pengolahan Tembakau 5,07 4,27 3,37 2,35
4. Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1,01 2,98 2,89 2,40

2,76 3,07 2,90 1,11
Kaki
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, 1,75 1,84 0,53 0,13
Percetakan dan Reproduksi Media 7,41 3,83 -0,80 0,39
Rekaman
8. Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,14 2,94 2,28 2,00
9. Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 5,94 0,92 0,49 -0,22
10. Industri Barang Galian Bukan Logam 1,49 1,19 1,25 1,20

lanjutan Lampiran 10
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
11. Industri Logam Dasar 4,25 3,35 1,37 -1,57

1,76 2,53 3,51 0,50
13. Industri Mesin dan Perlengkapan 1,63 1,48 2,35 2,43
14. Industri Alat Angkutan 0,68 1,40 2,48 0,92
15. Industri Furnitur 1,66 2,56 2,05 1,94

1,85 2,95 3,57 1,24
id
.
12,32 3,16 0,73 -0,57
go
1. Ketenagalistrikan 15,12 3,20 0,58 0,04

p s.
3,54 2,49 2,74 0,06

.b
E 1,29 0,60 0,26 0,33

dan Daur Ulang
w
F Konstruksi 2,57 4,40 3,00 0,38

w

//w
G 3,54 4,05 1,96 0,59

s:
1,64 3,46 3,85 0,66

Reparasinya
tp

4,03 4,20 1,51 0,79
ht
1. Angkutan Rel 5,31 3,01 10,61 11,72
2. Angkutan Darat 1,06 0,66 0,34 3,01
3. Angkutan Laut 0,54 0,21 1,41 0,73

0,26 1,07 2,90 3,76
Penyeberangan
5. Angkutan Udara 10,97 2,83 18,55 -13,26

5,38 1,54 5,76 4,34
I 1,13 0,91 0,83 -0,25
Minum
2. Penyediaan Makan Minum 1,12 1,05 0,91 0,60
1. Jasa Perantara Keuangan 4,28 3,87 1,66 -0,58

lanjutan Lampiran 10
Lapangan Usaha 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
3. Jasa Keuangan Lainnya 3,80 3,21 3,04 2,01
L Real Estat 5,27 2,64 2,34 0,92
M,N Jasa Perusahaan 3,81 3,20 3,33 2,27

O 2,69 1,41 0,83 1,52
id
.
go
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,62 1,86 1,70 3,15
RSTU Jasa lainnya 4,07

p s. 3,03 4,05 2,10
.b

w
w

//w
* Angka Sementara
s:
tp
ht

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut
Lampiran 11
Jenis Pengeluaran 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah

7 027 023,5 7 623 056,1 8 274 214,4 8 965 837,4 8 900 011,1
Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 144 499,4 160 594,4 180 893,3 206 093,2 201 276,3
3. Pengeluaran Konsumsi
1 181 613,1 1 239 469,7 1 338 638,6 1 394 795,3 1 433 686,3
Pemerintah
4. Pembentukan Modal Tetap

4 040 201,8 4 370 574,8 4 791 211,3 5 121 371,5 4 897 785,7
Bruto
id
5. Perubahan Inventori 158 867,1 210 636,3 338 633,6 226 922,8 97 857,7
.
go
Diskrepansi Statistik#) - 244 313,6 - 150 283,1 73 763,8 5 571,4 - 273 353,3
6. Ekspor Barang dan Jasa 2 367 365,2 2 742 060,5

p s. 3 116 546,3 2 920 517,5 2 649 786,9
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 2 273 528,0 2 606 283,0 3 275 145,3 3 008 573,7 2 472 898,9
w
w
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 12 401 728,5 13 589 825,7 14 838 756,0 15 832 535,4 15 434 151,8
//w
9. Pendapatan Neto Terhadap

Luar Negeri Atas Faktor - 397 013,0 - 430 605,8 - 442 183,7 - 481 321,1 - 415 658,0
s:
Produksi
tp
10. PRODUK NASIONAL BRUTO 12 004 715,5 13 159 219,9 14 396 572,3 15 351 214,3 15 018 493,8
ht
Dikurangi
11. Pajak atas Produksi dan Impor
539 936,2 685 963,0 730 653,0 742 900,1 656 802,5
Neto
Dikurangi
12. Konsumsi Barang Modal Tetap 2 035 689,4 2 430 937,4 2 800 030,2 3 168 101,1 2 943 805,0
13. PENDAPATAN NASIONAL 9 429 089,9 10 042 319,5 10 865 889,0 11 440 213,1 11 417 886,3
* Angka Sementara
#) Selisih antara PDB Lapangan Usaha dan PDB Penggunaan

Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Lampiran 12

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 126 308,0 5 379 628,6 5 651 456,3 5 936 399,5 5 780 218,1
Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 105 362,3 112 664,4 122 969,8 136 026,6 130 193,3
774 304,5 790 756,4 828 876,6 855 930,8 872 558,3
Pemerintah

3 041 584,7 3 228 763,0 3 444 310,3 3 597 664,1 3 419 704,2
Bruto
id
5. Perubahan Inventori 133 400,1 126 883,6 197 369,6 129 953,8 51 334,1
.
go
Diskrepansi Statistik#) 100 604,4 92 486,8 97 744,3 66 737,8 116 563,0
6. Ekspor Barang dan Jasa 1 971 182,6

p s.
2 146 564,5 2 286 394,9 2 266 679,3 2 092 038,0
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 1 818 133,2 1 964 819,2 2 203 269,9 2 040 354,1 1 740 166,3
w
w
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 9 434 613,4 9 912 928,1 10 425 851,9 10 949 037,8 10 722 442,7
//w
* Angka Sementara
s:

tp
ht

Lampiran 13

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

56,66 56,09 55,76 56,63 57,66
Tangga
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,17 1,18 1,22 1,30 1,30
9,53 9,12 9,02 8,81 9,29
Pemerintah

32,58 32,16 32,29 32,35 31,73
Bruto
id
5. Perubahan Inventori 1,28 1,55 2,28 1,43 0,63
.
go
Diskrepansi Statistik#) -1,98 -1,10 0,50 0,03 -1,76
6. Ekspor Barang dan Jasa 19,09

p s.
20,18 21,00 18,45 17,17
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 18,33 19,18 22,07 19,00 16,02

w
w
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

//w
* Angka Sementara
s:

tp
ht

Lampiran 14

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

54,34 54,27 54,21 54,22 53,91
Tangga
8,21 7,98 7,95 7,82 8,14
Pemerintah

32,24 32,57 33,04 32,86 31,89
Bruto
id
.
go
Diskrepansi Statistik#) 1,06 0,93 0,93 0,61 1,09
6. Ekspor Barang dan Jasa 20,89 21,65

p s.21,93 20,70 19,51
Dikurangi
.b
7. Impor Barang dan Jasa 19,27 19,82 21,13 18,64 16,23

w
w

//w
* Angka Sementara
s:

tp
ht

Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar
Lampiran 15
Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

185,60 201,35 218,54 236,81 235,07
Tangga
191,14 200,50 216,55 225,63 231,92
Pemerintah
189,87 205,40 225,17 240,68 230,18
Bruto
id
.
6. Ekspor Barang dan Jasa 141,94 164,40 186,85 175,10 158,87
go
7. Impor Barang dan Jasa 147,85 169,49 s. 212,99 195,65 160,82
p
.b
* Angka Sementara
w

w
//w
s:
tp
ht

Lampiran 16
Konstan 2010 Menurut Pengeluaran, 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

135,40 142,09 149,27 156,80 152,67
Tangga
125,26 127,92 134,08 138,46 141,15
Pemerintah
142,94 151,74 161,87 169,08 160,71
Bruto
. id
go
7. Impor Barang dan Jasa 118,24 127,77 143,28
s. 132,69 113,17
p
.b
* Angka Sementara
w

w
//w
s:
tp
ht

Lampiran 17
Jenis Pengeluaran 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 8,48 8,54 8,36 -0,73
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 11,14 12,64 13,93 -2,34
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,90 8,00 4,20 2,79
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8,18 9,62 6,89 -4,37
5. Perubahan Inventori - - - -
id
6. Ekspor Barang dan Jasa 15,83 13,66 -6,29 -9,27
.
go
7. Impor Barang dan Jasa 14,64 25,66 -8,14 -17,80
8. PRODUK DOMESTIK BRUTO 9,58

p s. 9,19 6,70 -2,52
* Angka Sementara
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Lampiran 18

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 4,94 5,05 5,04 -2,63
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 6,93 9,15 10,62 -4,29
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 6,15 6,68 4,45 -4,95
6. Ekspor Barang dan Jasa
id
8,90 6,51 -0,86 -7,70
.
7. Impor Barang dan Jasa
go
8,07 12,14 -7,39 -14,71

p s. 5,17 5,02 -2,07
* Angka Sementara
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut Pengeluaran
Lampiran 19
(2010=100), 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

137,08 141,70 146,41 151,03 153,97
Tangga
152,60 156,74 161,50 162,96 164,31
Pemerintah
132,83 135,36 139,11 142,35 143,22
Bruto
id
.
go
7. Impor Barang dan Jasa 125,05 132,65 s. 148,65 147,45 142,11
p
.b
* Angka Sementara
w

w
//w
s:
tp
ht

Laju Pertumbuhan Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto
Lampiran 20
Menurut Pengeluaran (persen), 2017-2020

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,37 3,32 3,16 1,95
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,94 3,20 3,00 2,04
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,91 2,76 2,33 0,61
6. Ekspor Barang dan Jasa
id
6,36 6,71 -5,47 -1,70
.
7. Impor Barang dan Jasa
go
6,08 12,06 -0,80 -3,63

p s. 3,82 1,60 -0,46
* Angka Sementara
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Lampiran 21
Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku, 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto, Miliar

12 401 728,5 13 589 825,7 14 838 756,0 15 832 535,4 15 434 151,8
Rupiah
2. Produk Domestik Bruto Per

47 937 722,5 51 891 177,4 55 992 136,3 59 060 096,6 56 938 722,7
Kapita, Rupiah
3. Produk Nasional Bruto, Miliar

12 004 715,5 13 159 219,9 14 396 572,3 15 351 214,3 15 018 493,8
Rupiah
4. Produk Nasional Bruto Per

46 403 105,7 50 246 959,1 54 323 612,8 57 264 625,0 55 405 302,7
id
Kapita, Rupiah
5. Pendapatan Nasional, Miliar
.
go
9 429 089,9 10 042 319,5 10 865 889,0 11 440 213,1 11 417 886,3
Rupiah
6. Pendapatan Nasional Per s.
36 447 265,8 38 345 435,5 41 001 034,0 42 675 419,7 42 122 163,3
Kapita, Rupiah
p
7. Jumlah Penduduk Pertengahan
.b
258 705,0 261 890,9 265 015,0 268 075,0 271 066,0
Tahun, Ribu Orang
w
* Angka Sementara
w

//w
s:
tp
ht

Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Lampiran 22
Perkapita Atas Dasar Harga Konstan, 2016-2020
Uraian 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Produk Domestik Bruto, Miliar

9 434 613,4 9 912 928,1 10 425 851,9 10 949 037,8 10 722 442,7
Rupiah
2. Produk Domestik Bruto Per

36 468 616,4 37 851 369,3 39 340 610,5 40 843 188,7 39 556 575,5
Kapita, Rupiah
3. Jumlah Penduduk Pertengahan

258 705,0 261 890,9 265 015,0 268 075,0 271 066,0
Tahun, Ribu Orang
* Angka Sementara
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan
Lampiran 23
Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (persen), 2017-2020
Uraian 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produk Domestik Bruto 9,58 9,19 6,70 -2,52
2. Produk Domestik Bruto Per Kapita 8,25 7,90 5,48 -3,59
3. Produk Nasional Bruto 9,62 9,40 6,63 -2,17
4. Produk Nasional Bruto Per Kapita 8,28 8,11 5,41 -3,25
id
5. Pendapatan Nasional 6,50 8,20 5,29 -0,20
.
go
6. Pendapatan Nasional Per Kapita 5,21 6,93 4,08 -1,30
p s.
7. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 1,23 1,19 1,15 1,12
.b
w
* Angka Sementara
w
//w
s:
tp
ht

Laju Pertumbuhan Beberapa Agregat Pendapatan dan
Lampiran 24 Pendapatan Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (persen),
2017-2020
Uraian 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Produk Domestik Bruto 5,07 5,17 5,02 -2,07
2. Produk Domestik Bruto Per Kapita 3,79 3,93 3,82 -3,15
3. Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun 1,23 1,19 1,15 1,12
* Angka Sementara
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
National Income of Indonesia 2016-2020 111

id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
112 National Income of Indonesia 2016-2020

Catalog: 9301001
NATIONAL INCOME OF
INDONESIA
. id
2016-2020 go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
National Income of Indonesia 2016-2020 i

NATIONAL INCOME of INDONESIA
2016-2020
ISSN : 0854-6959
Publication Number : 07100.2105
Catalog : 9301001
Book Size : 17.6 cm x 25 cm

Number of Pages : x + 110 pages
id
Manuscript :
.
go
Directorate of Production Accounts s.
Directorate of Expenditure Accounts
p
.b
Editor :
w
Directorate of Production Accounts

w
//w
Cover Design by :
s:
Directorate of Production Accounts

tp
ht
Published by :
© BPS RI
Graphics by :
www.freepik.com
www.pexels.com
www.unsplash.com
Prohibited to announce, distribute, communicate, and/or copy part

or all of this book for commercial purpose without permission from
ii National Income of Indonesia 2016-2020

P R E FAC E
In 2020, the whole world was experiencing a crisis caused by the

COVID-19 pandemic. The impact of the pandemic has been hitting all countries in
the world, including Indonesia. One of the impacts was the contraction of economic
growth in almost all countries. Global growth contraction reached 3.27 percent,
where Indonesia experienced a growth contraction of 2.07 percent in 2020.
This publication covers an overview of Indonesia’s economic
id
development during 2016-2020, described in descriptive type. It also presents
.
go
Gross Domestic Product (GDP) and its derivative indicators, at current and
s.
2010 constant market prices both in the form of nominal and percentage
p
figures. Besides that, it provides concepts, definitions, and descriptions of
.b
GDP by industry and GDP by expenditure components. Several figures

w
presented are very provisional, particularly for 2020 due to the

w
less complete basic data which will be revised in the subsequent publication.
//w
s:
We thank to all institutions or parties who have contributed directly or

tp
indirectly to the publication arrangement. We hope this publication will be

ht
useful for the recovery of economy of Indonesia.
Jakarta, June 2021

BPS - Statistics Indonesia
Dr. Suhariyanto
Chief Statistician
National Income of Indonesia 2016-2020 iii

CONTENTS
PREFACE iii
CONTENTS iv
LIST OF TABLES vii
LIST OF FIGURES vii
. id
go
LIST OF APPENDIX viii
p s.
.b
w
01 INTRODUCTION 1
w
//w
1.1. An Overview of Indonesia Economy 3

s:
1.2. Definition of National Income 6

tp
ht
1.3. Linkage of National Income and Gross Domestic Bruto 7
1.4. Writing Method 10
02 SCOPE AND METHOD 13
2.1. Scope 15
2.2. Method 23
2.3. Rebasing Gross Domestic Bruto 33
iv National Income of Indonesia 2016-2020

CONTENTS
03 ANALYSIS OF GDP BY INDUSTRY 35
3.1. Agriculture, Forestry, and Fishing 37
3.2. Mining and Quarrying 39
3.3. Manufacturing 39
. id
go
3.4. Electricity, Gas, Stem and Air Conditioning Supply 41
s.
Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation Activi-
3.5. 42
p
ties
.b
3.6. Construction 42
w
w
3.7. Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles 42
//w
s:
3.8. Transportation and Storage 43

tp
3.9. Accomodation and Food Service Activities 44

ht
3.10. Information and Communication 44
3.11. Financial and Insurance Activities 45
3.12. Real Estate Activities 46
3.13. Business Activities 46
3.14. Public Administration and Defence; Compulsory Social Security 47
3.15. Education 47
3.16. Human Health and Social Work Activities 47
3.17. Other Services Activities 48
National Income of Indonesia 2016-2020 v

CONTENTS
04 ANALYSIS OF GDP BY EXPENDITURE 49
4.1. Household Final Consumption Expenditure 52

Non-Profit Institution Serving Households (NPISHs) Final Consumption
4.2. 52
Expenditure
id
4.3. Government Final Consumption Expenditure 53
.
go 53
4.4. Gross Fixed Capital Formation (GFCF) s.
p
.b
4.5. Export and Import of Goods and Services 54

w
w
//w
GLOSSARY 57
s:
tp
APPENDIX 63
ht
vi National Income of Indonesia 2016-2020

LIST OF TABLES
Table
1.1. Economic Growth Rate of ASEAN Countries, 2017-2020 (percent) 5
1.2. Economic Growth Rate of G7 Countries, 2017-2020 (percent) 6

Calculation Methods of GVA Current Prices and GVA Constant Prices by
id
2.1. 26
Industry
.
go
p s.
.b
w
w
LIST OF FIGURES
//w
s:
tp
ht
Figure
3.1. Economic Growth Rate of GDP by Industry, 2017-2020 37
4.1. Economic Growth Rate of GDP by Expenditure, 2017-2020 51
National Income of Indonesia 2016-2020 vii

LIST OF APPENDIX
Appendix
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry
Appendix 1 65
(billion rupiahs), 2016-2020
Gross Domestic Product at Constant Prices by Industry (billion
Appendix 2 68
rupiahs), 2016-2020
Contribution to Gross Domestic Product at Current Market Prices
Appendix 3 71
id
by Industry (percent), 2016-2020
.
go
Contribution to Gross Domestic Product at Constant Market
Appendix 4 74
Prices by Industry (percent), 2016-2020
s.
p
Trend of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
.b
Appendix 5 77
Industry, 2016-2020
w
w
Trend of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market

Appendix 6 80
//w
Prices by Industry, 2016-2020

Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market
s:
Appendix 7 83
tp
ht
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant

Appendix 8 86
Market Prices by Industry (percent), 2017-2020
Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry
Appendix 9 89
(2010=100), 2016-2020
Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product
Appendix 10 92
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure
Appendix 11 95
Gross Domestic Product at Constant Market Prices by
Appendix 12 96
Expenditure (billion rupiahs), 2016-2020
Contribution to Gross Domestic Product at Current Market Prices
Appendix 13 97
by Expenditure (percent), 2016-2020
viii National Income of Indonesia 2016-2020

LIST OF APPENDIX
Appendix
Contribution to Gross Domestic Product at Constant Market
Appendix 14 98
Prices by Expenditure (percent), 2016-2020
Appendix 15 99
Expenditure, 2016-2020
Trend of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Appendix 16 100
id
Prices by Expenditure, 2016-2020
.
go
Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market
Appendix 17 101
s.
p
Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant
.b
Appendix 18 102
Market Prices by Expenditure (percent), 2017-2020
w
w
Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditure

Appendix 19 103
//w
(2010=100), 2016-2020
Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic
s:
Appendix 20 104
Product by Expenditure (percent), 2016-2020
tp
ht
Trend of Product Aggregates and Per Capita Income at Current

Appendix 21 105
Market Prices, 2016-2020
Trend of Product Aggregates and Per Capita Income at
Appendix 22 106
Constant Market Prices, 2016-2020
Growth Rate of Product Aggregates and Per Capita Income at
Appendix 23 107
Current Market Prices (percent), 2017-2020
Appendix 24 108
Constant Market Prices (percent), 2017-2020
National Income of Indonesia 2016-2020 ix

id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
x National Income of Indonesia 2016-2020

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
01
ps.
go
.id
INTROD U CT IO N
01 introduction
L
or
“ Economic Growth of Indonesia Compared to Other Countries, 2020

UNITED
STATES
UNITED
KINGDOM
MALAYSIA
INDONESIA
id
-3,51 % -9,92 % -5,59 %
.
go
JAPAN SINGAPORE THAILAND
-2,07 %
p s.
-4,83 % -5,29 % -6,09 %
.b
w
Due to the COVID-19 pandemic, the economies of several countries

w
experiencing growth contraction.

//w
Economic Growth Of Indonesia, 2016-2020

s:
tp
5,07% 5,17%
5,03% 5,02%
ht
2016 2017 2018 2019 2020
*Economic Growth is computed at 2010 constant prices = 100 (percent) -2,07%
Comparison of GDP and National Income

15,832.5 T 15,434.2 T In 2020, GDP and National
14,383.8 T
13,589.8 T Income of Indonesia show a
12,401.7 T 11,440.2 T 11,417.9 T downturn compared to 2019.
10,042.3 T 10,865.9 T
9,429.1 T
GDP decreased by Rp 398.3 T,
while National Income fell by
Rp 22.3 T.
2016 2017 2018 2019 2020 Gross Domestic Product
National Income
*GDP and National Income is compiled at current prices (Trillion Rupiahs)
1.1. An Overview of Indonesia Economy
At the beginning of 2020, The COVID-19 Pandemic have been hugely

affected the global economy, including Indonesia. The economic value of Indonesia
measured by the National Income and Gross Domestic Product (GDP) indicator in
2020 decreased compared to 2019. During 2016-2020, Indonesia’s economy
suffered its sharpest downturn by 2.07 percent in 2020.
From the industry side, Transportation and Storage suffered the deepest
contraction by 15.04 percent mainly due to the shrink of all transportation activity
such as railway, land, sea, river, and air transport. Even though most of the economic
id
industries tend to shrink, Information and Communication, as well as Human Health
.
go
and Social Activities, grew higher compared to 2019. One of the reasons was the
implementation of the Large-Scale Social Restriction (PSBB) policy during COVID-19
s.
p
forcing people to spend more time at home and increasing the use of Information
.b
and Communication products (i.e. internet services). The growth of Human Health
w
and Social Activities was driven by the disbursed of incentives for medical worker
w
//w
and increased of revenue for healthcare facilities (i.e. hospitals, clinics, and health
laboratories) during COVID-19.
s:
tp
From the expenditure side, Exports of Goods and Services suffered the deepest
ht
contraction by 7.70 percent. Imports of Goods and Services as the deduction factor
of GDP by expenditure also experienced this condition that fell by 14.71 percent.
Despite this fell condition, GFCE managed to grow positively by 1.94 percent even
though its grew slower compared to 2019. This condition was impacted by the
increasing of government spending during the COVID-19 pandemic.
Describing the circumstances of the Indonesian economy can be seen from the
state of its structure and growth. The economic structure of Indonesia shows the role
of each industry as well as the expenditure components in generating GDP. From the
industry side, the structure of the Indonesian economy shows insignificant changes
during 2016-2020. It has always been dominated by Manufacturing; followed
by Agriculture, Forestry, and Fishing; also Wholesale and Retail Trade; Repair of
Motor Vehicles and Motorcycles. In 2020, each of these industries contributed to the
economy by 19.88 percent; 13.70 percent; and 12.93 percent.

From the expenditure side, the structure of the Indonesian Economy shows
an insignificant change during 2016-2020. The components of expenditure that
play predominant roles in the formation of the economy are the Household Final
Consumption Expenditures components (HFCE), Gross Fixed Capital Formation (GFCF),
and Exports of Goods and Services. In 2020, HFCE became the biggest contributor
to the economy by 57.66 percent; followed by GFCF by 31.73 percent; also Exports
of Goods and Services by 17.17 percent.
At the beginning of 2020, The COVID-19 Pandemic was confirmed to have

spread to Indonesia. This issue afflicted Indonesia’s economic structure not only on the
production (industry) but also on the expenditure side. While most of the industries
tend to decline and afflicted by the COVID-19 Pandemic, several industries showed
. id
an increasing contribution to the economy. Those industries were Information and
go
Communication; Financial and Insurance Activities; Business Activities; and Other
s.
Service Activities. Although the contribution of these industries to the Indonesian
p
.b
economy is subtle, it showed an upward trend from year to year, especially during
w
the Pandemic era. Not only on production sides, but this condition has also taken
w
place on expenditure sides. Mostly, the contribution of expenditure components to the

//w
total economy tended to decline but two components showed increasing movement
s:
compared to 2019. Those components namely HFCE and Government Final

tp
Consumption Expenditure (GFCE). Although GFCE was not the biggest contributor
ht
to the economy, yet it showed an upward trend from 8.81 percent in 2019 to 9.29
percent in 2020. This condition happened due to the increase of government spending
for handling the COVID-19 and National Economy Recovery.
The COVID-19 Pandemic led to the sharp downturn of economic growth not
only for Indonesia but also countries all over the world. This pandemic condition
brings the largest economic shock the world has experienced in decades. Based
on International Monetary Fund (IMF), most of the ASEAN members suffered from
economic contraction during 2020. The deepest contraction was experienced by the
Philippines at 9.51 percent, followed by Thailand at 6.09 percent. As an advanced
economy country, Singapore also suffered from this condition where its growth rate
contracted by 5.39 percent. However, several countries could manage their growth at
a positive rate despite the slowing down pace. Those are Vietnam, Brunei Darussalam,

and Myanmar. Economic growth of ASEAN member countries can be seen at Table
1.1.
Economic Growth Rate of ASEAN Countries, 2017-2020

Table 1.1
(percent)
Country 2017 2018 2019 2020
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Indonesia 5.07 5.17 5.02 -2.07
2. Malaysia 5.81 4.77 4.30 -5.59
3. Philippines 6.93 6.34 6.04 -9.51
4. Thailand 4.18 4.19 2.27 -6.09
5. Vietnam 6.94 7.08 7.02 2.91
ASEAN-5 5.48 5.35 5.85 -3.39
id
6. Brunei Darussalam 1.33 0.05 3.87 1.20
.
go
7. Cambodia 7.00 7.53 7.05 -3.53
8. Myanmar 5.75 s. 6.41 6.75 3.19
9. Lao PDR 6.85 6.29 4.65 -0.44
p
.b
10. Singapore 4.52 3.50 1.35 -5.39

Source : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2021
w
w
//w
The impact of the COVID-19 Pandemic not only affected the ASEAN members
but also affected the developed countries with higher income, such as United
s:
States, United Kingdom, and others. Based on IMF, G7 countries (Canada, France,
tp
ht
Germany, Italy, Japan, United Kingdom, and the United States) suffered from the
sharp downturn of the economy that fell by 5.05 percent in 2020. This figure was
deeper than the average economic word rate that contracted by 3.27 percent and
ASEAN-5 rate that contracted by 3.39 percent. In all of the G7 member countries,
the deepest contraction experienced by the United Kingdom fell by 9.92 percent.
However, the United Kingdom, which fell by 3.51 percent, has the lowest contraction
rate compared to other G7 members. Table 1.2 shows the economic growth rate data
of the G7 member countries.

Table 1.2 Economic Growth Rate of G7 Countries, 2017-2020 (percent)
Country 2017 2018 2019 2020

(1) (2) (3) (4) (5)
United States 2.33 3.00 2.16 -3.51
Japan 1.68 0.56 0.27 -4.83
Canada 3.04 2.43 1.86 -5.40
United Kingdom 1.74 1.25 1.43 -9.92
Germany 2.64 1.27 0.56 -4.90
France 2.29 1.87 1.49 -8.23
Italy 1.67 0.94 0.29 -8.87
Euro Area 2.60 1.88 1.29 -6.60
id
G7 2.21 2.11 1.50 -5.05
.
go
World 3.76 3.57 2.76 -3.27
Source : International Monetary Fund, World Economic Outlook Database, April 2021
s.
p
.b
1.2. Definition of National Income

w
w
National income is one of the indicators that plays an important role in

//w
describing the relationship between the welfare or prosperity of a country and its
s:
economic conditions. The measure of welfare and economic linkages was described
tp
through the ability to produce various products, generating income, consumption, and
ht
increasing the assets owned by the people of a country at a certain time.
National income could also be interpreted as all income received by the

people of a country at a certain time. Income creation on this indicator is closely
related to the income from factors of production. Income from factors of production
is the acquisition of income or payment in the form of remuneration for workers
(such as wages and salaries) as well as non-labor (interest, dividends, royalties, and
compensation for ownership of other production factors). This income is a source of
financing for people’s lives. If the products produced in the economy are linked to the
patterns and behavior of people’s consumption, then national income can be a proxy
for the measure of prosperity.
National income shows the potential income that can be received by the
community according to their source of income. While in fact, the income generated

by a country is not necessarily fully enjoyed by the people of that country. There is
income that flows outside the territory of a country, but there is also income received
from other countries. Therefore, the concept of national income describes the income
from all production factor remuneration received by residents, both from domestic
and foreign economic activities minus payments for non-resident communities.
National income is one of the indicators that plays an important role in describing
the relationship between the welfare or prosperity of a country and its economic
conditions. The measure of welfare and economic linkages was described through the
ability to produce various products, generating income, consumption, and increasing
the assets owned by the people of a country at a certain time.
National income could also be interpreted as all income received by the
. id
people of a country at a certain time. Income creation on this indicator is closely
go
related to the income from factors of production. Income from factors of production
s.
is the acquisition of income or payment in the form of remuneration for workers
p
.b
(such as wages and salaries) as well as non-labor (interest, dividends, royalties, and
w
compensation for ownership of other production factors). This income is a source of

w
financing for people’s lives. If the products produced in the economy are linked to the
//w
patterns and behavior of people’s consumption, then national income can be a proxy
s:
for the measure of prosperity.

tp
ht
National income shows the potential income that can be received by the
community according to their source of income. While in fact, the income generated
by a country is not necessarily fully enjoyed by the people of that country. There is
income that flows outside the territory of a country, but there is also income received
from other countries. Therefore, the concept of national income describes the income
from all production factor remuneration received by residents, both from domestic
and foreign economic activities minus payments for non-resident communities.
1.3. Linkage of National Income and Gross Domestic Product
Based on the 2008 SNA, national income and GDP are two different concepts.
First, from the approach point of view, national income refers to the income approach
concept while GDP refers to the production approach concept. Second, in terms of

the calculation method in the Full Sequence of Accounts (FSA) framework, GDP is
derived from the goods and services production accounts while national income is
derived from the allocation of primary income accounts.
Although there are distinct differences between the two, GDP plays an
important role in producing indicators of national income. The steps for obtaining an
indicator of national income from GDP are as follows:
a. Gross National Income (GNI)

GNI is a concept of income. It is defined as GDP plus compensation of
employees, property income, and taxes less subsidies on production received
from abroad minus compensation of employees, property income, and taxes
less subsidies on production payable abroad. In other words, GNI is obtained
. id
from GDP plus primary income received from non-residents less primary
go
income paid to non-residents. s.
p
b. Net National Income (NNI)
.b
NNI is the net value (balancing) of primary income which is added up for all
w
w
economic sectors. It is obtained from the reduction between GNI and fixed
//w
capital consumption. At the total economic level, this indicator is described as

s:
National Income.
tp
c. Net National Disposable Income (NNDI)

ht
NNDI is an indicator used to see the influence of foreign countries on the

national economy. This influence was meant to consider the current account
received from abroad and paid out abroad. NNDI is obtained from NNI plus
current transfers received from abroad less current transfers paid abroad.
National income and GDP indicators can be reduced to several derivative

indicators that are useful for observing certain conditions of the economy in a country.
The following lists derivative indicators of national income and GDP and their uses:
a. GDP by industry at current prices

GDP at current prices can be referred to as the distribution of GDP. This
indicator shows the structure of the economy or the role of each category
of economic business in a country. The category of the industry with a
large role indicates the economic base of a country.

b. GDP by industry at constant prices
GDP by industry at constant prices shows the overall rate of economic
growth or from each category of the industry from year to year.
c. GDP by expenditure at current prices
GDP by expenditure at current prices shows the role of institutions in using
goods and services produced by various economic industries.
d. GDP by expenditure at constant prices

GDP by Expenditure at constant prices measures the growth rate of
consumption, investment and foreign trade.
e. GNI at current prices
id
GNI at current prices indicates the income that is possibly enjoyed by
.
go
residents of a country.
s.
f. GDP and GNI per capita at current prices
p
.b
GDP and GNI per capita at current prices show the value of GDP and
w
GNI per person. This indicator could roughly estimate the income of every
w
resident in a country.
//w
g. GDP and GNI per capita at constant prices

s:
tp
GDP and GNI per capita at constant prices indicate the real economic
ht
growth per capita of the population of a country.
GDP is an economic indicator that is commonly used by many countries for

various purposes compared to Gross National Income. In Indonesia, GDP plays an
important role in policy-making, for example, as an economic growth projection tool
to determine the Medium Term Development Plan (RPJMN). In addition, GDP is also
used by many international organizations to see the health and economic level of
a country. GDP per capita could also be used to see the development and welfare
conditions of the people of a country. Although national income is a more unequivocal
indicator to describe the level of welfare of a country, GDP is still widely used
because its calculation process is convenient and conducive when comparing it to
other countries. Given these conditions, this publication will further discuss the method
of calculation and analysis of the economic structure based on the GDP indicator.

1.4. Writing Method
The 2016-2020 National Income of Indonesia publication provides an

overview of the Indonesian economy based on the results of calculations from several
macroeconomic indicators. This publication will contain a general notion of national
income and its correspondence with GDP, calculation methods, and analysis of
Indonesian economic structure based on GDP by industry and expenditure. The area
of coverage in this publication is limited to the national level. Meanwhile, the period
to be discussed is limited from 2016 to 2020.
In general, the coverage and writing method of this publication are:
id
1. Presents a general definition of national income and its relation to GDP as a
.
go
macroeconomic indicator;
2. Presents the scope and methods used in calculating GDP by industries and
s.
p
expenditures;
.b
3. Presents an overview to the structure of the Indonesian economy in accordance

w
with GDP by industry and expenditures; and

w
//w
4. Presents tables related to indicators of national income and GDP.

s:
Meanwhile, the 2016-2020 National Income of Indonesia Publication

tp
published in four chapters with the following chapters :

ht
a. Chapter I Preliminary
This chapter contains a brief explanation of national income and its relation
to GDP, an overview of the Indonesian economy and its comparisons with
other countries, and the scope and writing methods.
b. Chapter II Coverage and Methodology

This chapter covers the scope for each industry as well as the components of
economic expenditure and the calculation method used to organize GDP by
industry and expenditure.
c. Chapter III Analysis of GDP by Industry

This chapter will explain a general analysis of the structure of the Indonesian
economy and its development based on the calculation of GDP by industr.

d. Chapter IV Analysis of GDP by Expenditure
This chapter will explain a general analysis of the structure of the Indonesian
economy and its development based on the results of calculating GDP by
expenditure.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
02
S COPE AND M E T HO D
0 2 SCOPE & METHOD
L
or
GDP
NOTE
GROSS PRODUCTION
Industry (Production),
DomestiC
+
Expenditure, & Income
Approaches will generate
the same value of GDP
PRODUCT Sum of Net Taxes BPS published GDP based
id
Value Added on Product on two appraches, which
can be obtained based on
.
at Basic Prices are GDP Production &
go
3
GDP Expenditure
INCOME s.
p
+ + +
.b

w
w
Compensation Gross Operating Gross Nett taxes on

of Employee Surplus Mixed-Income Production &
//w
Import
EXPENDITURE
s:
APPROACHES
tp
+ + + +
ht
Household NPISHs Government GFCF Nett Exports

Final Final Final
Consumption Consumption Consumption
GDP USED TO GENERATE

national income INDICATOR
GDP + GNP - - = NI
Net Factor Income GROSS Nett Taxes on Consumption of
GROSS DOMESTIC From The Rest of NATIONAL Production & Fixed Capital NATIONAL INCOME
PRODUCT The Word Import
PRODUCT
=
2.1. Scope
This section will describe the coverage used in the compilation of GDP by
industry and expenditures. It contains the technical explanation of the kind of economic
activity which covered for each industry or component of GDP. In establishing the
coverage for industries and other components of GDP, it is all according to the 2008
System of National Accounts (SNA) with several adjustments based on economic
conditions in Indonesia.
2.1.1. Scope of GDP by Industry
The industries included for compiling the GDP will be grouped into 17
. id
categories of industries. The following section will explain the coverage for each
go
industry. s.
p
A. Agriculture, Forestry, and Fishing
.b
This category includes any cultivation obtained from nature and constitutes
w
w
biological (living) objects or goods which the results can be used for own consumption
//w
or to be sold to others. The cultivation includes activities whose main objective is to

s:
meet their own needs (subsistence), such as in food crops activities. This category
tp
includes several sub-categories :

ht
1. Crop, Animal Production, Hunting and Related Service Activities

2. Forestry and Logging
3. Fishing
B. Mining and Quarrying

The coverage of this category includes a kind of activities for mining and
excavation. Some of the activities covered are excavation, drilling, filtering, washing,
selecting and extracting all kinds of mining goods, minerals and minerals available
in nature, whether in the form of solid, liquid or gas. The nature of these activities is
to create use value from mining and excavated goods so that they can be used, sold,
or further processed.

The Mining and Quarrying category are divided into four sub-categories :
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas and Geothermal
2. Mining of Coal and Lignite
3. Mining of Iron Ores
4. Other Mining and Quarrying
C. Manufacturing
The Manufacturing category includes economic activities in the field of chemical
or physical changes from materials, elements, or components into new products. The
raw materials for manufacturing come from agricultural, forestry, fisheries, mining,
or quarrying products. The manufacturing also includes changing materials into new
products by hand, printing activities or selling products made at the same place where
. id
the product old and units that process materials from other parties on a contract
go
basis. This industry includes several sub-categories :
s.
p
1. Manufacture of Coal Products, Oil and Gas Refineries
.b
2. Manufacture of Food Products and Beverages

w
w
3. Manufacture of Tobacco Products

//w
4. Manufacture of Textiles and Wearing Apparel

s:
5. Manufacture of Leather and Related Product

tp
6. Manufacture of Wood and of Products of Wood and Cork, Except Furniture;

ht
Manufacture of Articles of Straw and Plaiting Materials

7. Manufacture of Paper and Paper Products; Printing and Reproduction of
Recorded Media
8. Manufacture of Chemicals, Pharmaceuticals and Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products
10. Manufacture of Other Non-Metallic Mineral Products
11. Manufacture of Basic Metals
12. Manufacture of Fabricated Metal Products, Except Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical Products and Electrical Equipment
13. Manufacture of Machinery and Equipment
14. Manufacture of Transport Equipment
15. Manufacture of Furniture
16. Other Manufacturing; Repair and Installation of Machinery and Equipment

D. Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning Supply
This category includes activities related to electricity as well as gas procurement
and production. The activities covered by electricity are the generation, transmission,
and distribution of electrical energy to end consumers. Meanwhile, activities for gas
procurement and production consist of natural and artificial gas, steam / hot water,
cold air, and ice production. These industries can be grouped into two sub-categories:
1. Electricity
2. Gas Supply and Production of Ice
E. Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation Activities

This category is related to the management of various forms of waste/
id
garbage that can pollute the environment. The results of this waste/garbage or
.
go
sewage process will be disposed of or become input in other production processes.
Water supply activities are included in this category because they are often carried
s.
p
out in activities or by units involved in waste/sewage management.
.b
w
F. Construction
w
The activities covered by the Construction industry are business activities in

//w
the field of general construction as well as special construction, whether used as a

s:
residence or as a means of other activities. This industry includes new works, repairs,
tp
additions and changes, construction of buildings or structures at the project site, and
ht
construction that is temporary.
G. Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles

This industry comprises all activities related to cars and motorbikes (including
lorry and trucks), both wholesale and retail trade, maintenance, and repair of cars
and motorbikes. This industry also covers economic activities in the field of wholesale
and retail trade (i.e. sales without technical changes) of various types of goods
and providing fees for services that accompany the sale of these goods. Both
wholesale (wholesale trade) and retail sales are the final stages in the distribution of
merchandise. In general, this industry is divided into two sub-categories as follows :
1. Wholesale and Retail Trade and Repair of Motor Vehicle and Motorcycle
2. Wholesale and Retail Trade, Except of Motor Vehicles and Motorcycle

H. Transportation and Storage
This category includes the provision of passenger or freight transportation using
railways, pipelines, road, water, or air and other activities related to transportation.
It also includes the rental of transportation equipment with drivers or operators, as
well as postal and courier activities. This category consists of several sub-categories :
1. Railways Transport
2. Land Transport
3. Sea and Coastal Water Transport
4. Inland Water Transport
5. Air Transport
6. Warehousing and Support Activities for Transportation; Postal and Courier
. id
Activities
Accomodation and Food Service Activities

go
I.
p s.
This category includes activities of providing accommodation services and
.b
preparation of food and beverages. The activities of providing accommodation

w
w
include the activities of short-term accommodation for visitors and also longer
//w
accommodation for students, workers, and so on. Meanwhile, the preparation of

s:
food and beverages includes food and beverages for immediate consumption.
tp
However, it does not include the provision of long-term accommodation such as the
ht
main residence, as well as the preparation of food or beverages not for immediate
consumption or through wholesale and retail trading activities.
The category for accommodation and food service activities are grouped
into two sub-category :
1. Accomodation
2. Food and Beverage Service Activitie
J. Information and Communication

This category includes all activities in providing information as well as
communication activities. Some of the activities involved in providing information
are the publishing industry activities (including software publishing); motion picture
production, video, sound recording, and music publishing industrial activities; as well as
broadcasting and programming (radio and television) industry activities. Meanwhile,

the activities included in the provision of telecommunications are the activities of
providing telecommunications and service activities; programming industry activities;
computer consulting; as well as activities to provide expert services in the field of
information technology.
K. Finance and Insurance Activities

This category includes service activities or the provision of financial services as
well as the provision of insurance services. Some of the activities covered by financial
services include central banks, banking, savings and loan cooperatives, pawnshops,
venture capital, money markets (stock exchange), clearing and guarantee institutions,
and currency exchange services. Meanwhile, insurance activities include insurance,
reinsurance, and pension fund activities.
. id
go
The Information and Communication Business Field can be grouped into
several sub-categories : s.
p
.b
1. Financial Intermediary Services

w
2. Insurance and Pension Fund

w
3. Other Financial Services

//w
4. Financial Support Services

s:
tp
L. Real Estate Activities

ht
The activities covered in this category include rental activities, agents and/
or intermediaries in sales or purchases, leasing, and the provision of other real
estate services. The activity of providing real estate services can be carried out on
one’s own or based on remuneration or contract. This category includes construction
activities that integrate with the maintenance or leasing of the building, owner-
occupied and occupied real estate, and real estate building management activities.
M,N. Business Activities

Business Activities is a combination of 2 (two) categories, namely the
Professional, Scientific, and Technical Services (M) category as well as the category
of Business Leasing and Leasing Services without Option Rights, Employment, Travel
Agencies, and Other Business Supports (N). Category M includes activities that
require a high level of training and result in specific knowledge and skills available
to users. Activities that fall into the M category include legal and accounting services,

architectural and civil engineering services, advertising and market research, other
professional, scientific, and technical services. Category N includes various activities
that support business operations in general. Category N include leasing and leasing
services without option rights, employment services, travel agency services, tour, and
other reservation services, security and investigation services, services for buildings
and landscaping, office administration services, and support services. offices and
other business support services.
O. Public Administration and Defence, Compulsory Social Security

This category includes all ministries and non-ministries, high state agencies/
institutions, offices, and agencies related to government administration and defense.
This includes administrative activities in schools, universities, and government
. id
hospitals. This category covers all levels of government, both central and local.
Education
go
P.
p s.
This category includes educational activities at various levels and for a
.b
variety of occupations, either orally or in writing as well as with various means

w
w
of communication. This category also includes teaching primarily about sports,

//w
entertainment, and educational support activities.

s:
Q. Human Health and Social Work Activities

tp
This category covers the provision of health services and social activities in the
ht
form of health services provided by trained professionals in hospitals and other health
facilities to home care activities involving the level of health service activities to social
activities that do not involve professional health workers. This category also includes
social activity services such as orphanages, nursing homes, and others identified as
Non-Profit Institutions Serving Households (NPISHs) with non-market output.
R, S, T, U. Other Service Activities

Other Service Activities have a wide range of activities including arts,
entertainment, and recreation; repair services for computers and personal needs and
household equipment; individual services serving households; activities that produce
goods and services that are used by households to fulfill their own needs; Other
private services include the activities of international agencies, such as the United
Nations and UN agencies, Regional Bodies, IMF, OECD, and others.

2.1.2. Scope of GDP by Expenditure
By definition, GDP by expenditure represents the use of goods and services for
consumption. Specifically, the final consumption of goods and services is implemented
in six components of expenditure. The following will explain the description and
coverage for each component.
1. Household Final Consumption Expenditure (HFCE)

HFCE is expenditure on goods and services by resident households for final
consumption. Households are defined as individuals or groups of individuals who live
together in a residential building. They collect income, have assets and liabilities,
and consume goods and services together, especially the food and housing groups.
id
The final household consumption is the expenditure of goods and services to meet
.
go
household needs. The expenditure of goods and services covered by HFCE can be
s.
obtained from the purchased value, the estimated value of the barter transaction, the
p
.b
estimated value of the goods and services provided as part of compensation, and
w
the estimated goods and services produced for own consumption.

w
//w
2. Nonprofit Institutions Serving Households (NPISHs) Final Consumption

Expenditure
s:
tp
NPISHs is part of a total Nonprofit Institution (NPI) that provides goods and
ht
services for free or at an economically insignificant price level to its member or

households and uncontrolled by the government. NPISHs are divided into seven types
of institutions, namely community organizations, social organizations, professional
organizations, social/cultural/sports/hobby associations, non-governmental
organizations, religious institutions, and humanitarian aid/scholarship organizations.
NPISHs expenditure covered in these components is all NPISH expenses to engage
their operational activities such as intermediate consumption, labor compensation,
consumption of fixed capital, and other taxes less subsidies on production.
3. Government Final Consumption Expenditure (GFCE)

As a consumer, the government will fulfill consumption activities for final
goods and services. Meanwhile, as a producer, the government government provides
goods and services to individuals or communities for free or at prices that are not
economically significant. GFCE includes government non-market output, goods and

services purchased from market producers to be distributed to households at prices
that are not economically significant, output of Bank Indonesia, and revenues from
the sale of goods and services.
4. Gross Fixed Capital Formation (GFCE)

GFCF is defined as the addition and reduction of fixed assets in a production
unit. The addition of capital goods includes procurement, manufacture, purchase
(new domestic capital goods also new and used capital goods from abroad), major
repairs, transfers or bartering of capital goods, leasing, and growth of cultivated
biological resource assets. Reductions in capital goods include the sale, transfer, or
barter activities of used capital goods to other parties, as well as leasing.
id
Capital goods that have a lifetime of more than one year will experience the
.
go
consumption of fixed capital throughout their service life. The term “gross” indicates
that it has consumption of fixed capital elements. Consumption of Fixed Capital
s.
p
describes the diminishing value of capital goods used in the normal production
.b
process during one period. In general, capital goods are classified into 4 groups,
w
w
specifically: by type of goods, by industry, by institution, and by region of origin. In

//w
GDP calculation, GFCF disaggregated based on the type of capital goods, namely
s:
addition minus dissposal on assets, cost of ownership of unproduced non-financial

tp
assets, large scale repair of assets to increase production capacity, and service life.
ht
5. Changes in Inventories
Inventory is defined as assets in the form of goods and services that are stored
for sale, used for production input, or for other future uses. Essentially, inventories can
be classified into raw and auxiliary materials, work in progress, finished products,
goods for resale, and military inventories. Changes in inventory indicate the transaction
on inventories or a change in the position of inventory items which can mean addition
(positive) or reduction (negative).
6. Export and Import of Goods and Services

Exports and imports are goods and services transaction activities between
residents of Indonesia and residents of other countries. For goods category, exports
and imports include all commodities that are transacted through trade, barter, or
grants. Meanwhile, the service category includes 12 types of services that are
transacted.

2.2. Method
Conceptually, GDP can be calculated using three approaches :
a. Production Approoach
GDP is the amount of value-added for goods and services
produced by various production units in a country in a certain period
(usually one year) plus net taxes on products (taxes less subsidies on
products).
b. Income Approach
GDP is the amount of remuneration received by production factors
that contribute to the production process in a country in a certain period
. id
(usually in one year). The components of remuneration received are in the
go
form of workers compensation, gross business surplus, gross mixed-income,
s.
and l tax less subsidies on production and imports.
p
.b
c. Expenditure Approach
w
w
GDP is an estimate of the total of all components of final demand

//w
which consists of:

s:
(1) Household Final Consumption Expenditure

tp
(2) NPISHs Final Consumption Expenditure

ht
(3) Government Final Consumption Expenditure

(4) Gross Fixed Capital Formation
(5) Changes in Inventories
(6) Net Export (Exports Less Imports
The calculation of GDP from various approaches includes distinct methods,

coverage, and data sources used. These diversities are intended to ensure consistency
and completeness not only in producing and controlling the feasibility of estimation
but also in providing more benefits in conducting GDP analysis.
Whichever approaches are used in the calculation, either production, income,
or expenditure, GDP will yield the same value. It is because what an economy
produces is the same as what is used in the economy. For Indonesia, GDP is calculated
based on two approaches which are production and expenditure. Meanwhile, the

calculation based on the income approach is still in an experimental stage using the
Supply and Use Tables (SUT) framework. Through this framework, a consistent GDP
for the three approaches will be obtained.
The calculation of GDP, both by industry and expenditure, is divided into GDP
at current prices and GDP at constant prices. GDP at current prices is calculated
based on the price prevailing at the time of the year. The resulting GDP is called
Nominal GDP. Meanwhile, GDP at constant prices is calculated at fixed prices (prices
in the base year). The resulting GDP is called Real GDP. The base year used for the
calculation is 2010
2.2.1. GDP by Industry
. id
go
A. GDP at Current Prices
s.
GDP at current prices is calculated using the production approach, which is
p
the sum of the added value of goods and services produced by various production
.b
units in the region/country within a certain period.

w
w
//w
s:
tp
Where as:
ht
GVA is the gross added value obtained from output minus intermediate consumption,
which will be written in the following formula :
Based on the SNA 2008 guidebook, GDP by industry is defined as the sum of
gross value added to taxes on products minus subsidies on products. Taxes on products
are taxes paid per unit of goods or services. This tax can be the sum of money per
quantity of goods or services or a tax which value computed as a percentage of the
price per unit or the total value of the goods and services transacted. Subsidies for
products are subsidies paid per unit of goods or services. Subsidies for products can

also be in the form of a specific value or a percentage of the value of the goods and
services produced. In addition, subsidies for products can also be calculated as the
difference between a certain price and the actual market price paid by the buyer.
Based on the information above, the formula for calculating GDP by industry can be
written as follows :
B. GDP at Constant Prices

GDP at constant prices is, in principle, the same as GDP at current prices,
id
which is the sum of value-added for goods and services produced by various
.
go
production units in the region/country within a certain period. However, the method
s.
of calculating GVA on GDP at constant prices is different from GVA at current prices.
p
.b
Several approaches that can be used to calculate it are :

w
1. Revaluation Method
w
//w
Constant price output is calculated based on the price in the base year or it
can be written as follows :
s:
tp
ht
2. Extrapolation Method
Constant price output is calculated based on the production index or it can
be written as follows :
3. Deflation Method
Constant price output is calculated by dividing the current price output against
the production index or it can be written as follow:
Constant Prices Outputt = Current Price Outputt/Prices Indext

Constant Prices GVAt = Current Price Outputt- Intermediet Consumptiont

4. Double Deflation Method
Constant price output is calculated by dividing the current price output against
the production index. In addition, consumption between constant prices is obtained
from dividing consumption between current prices and the price index. So, it can be
written as follow:
Constant Prices Outputt = Current Price Outputt/Prices Indext
Constant Intermediet Costt = Current Prices Intermediete Consumptiont/Prices Indext
Constant GVAt = Constant Outputt - Intermediete Consumptiont
C. Calculation Method for GVA Current Prices and GVA Constant Prices by
Industry
. id
go
The following table presents the calculation method of NTB ADHB and NTB
ADHK for 52 business fields as the basis for compiling GDP by industry approach.
s.
p
.b
Calculation Method for GVA Current Prices and GVA

Table 2.1
w
Constant Prices by Industry

w
//w
Industry GVA Current Prices GVA Constant

(1) (2) (3)
s:
A Agriculture, Forestry, and Fishing

tp
1. Crop, Animal Production, Hunting and

Production Approach Revaluation Method
ht
Related Service Activities

a. Food Crops Production Approach Revaluation Method
b. Horticultural Crops Production Approach Revaluation Method
c. Plantation Crops Production Approach Revaluation Method
d. Animal Production Production Approach Revaluation Method
e. Agriculture and Hunting Related
Service Activities
2. Forestry and Logging Production Approach Revaluation Method
3. Fishing Production Approach Revaluation Method
B Mining and Quarrying Production Approach Revaluation Method
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural
Gas and Geothermal
2. Mining of Coal and Lignite Production Approach Revaluation Method
3. Mining of Iron Ores Production Approach Deflation Method
Estimated based
Estimated based on
4. Other Mining and Quarrying on Special Survey
Special Survey Results
Results

C Manufacturing

(1) (2) (3)
1. Manufacture of Coal Products, Oil and
Gas Refineries
a. Manufacture of Coal Products Production Approach Revaluation Method
Extrapolation
b. Oil and Gas Refineries Production Approach
Method
2. Manufacture of Food Products and Extrapolation
Production Approach
Beverages Method
Extrapolation
3. Manufacture of Tobacco Products Production Approach
Method
4. Manufacture of Textiles and Wearing Extrapolation
Production Approach
Apparel Method
5. Manufacture of Leather and Related Extrapolation
Production Approach
Product Method
id
6. Manufacture of Wood and of Products
.
of Wood and Cork, Except Furniture; Extrapolation
go
Production Approach
Manufacture of Articles of Straw and Method
Plaiting Materials s.
7. Manufacture of Paper and Paper
p
Extrapolation
Products; Printing and Reproduction of Production Approach
.b
Method
Recorded Media
w
8. Manufacture of Chemicals, Extrapolation

Production Approach
w
Pharmaceuticals and Botanical Products Method

//w
9. Manufacture of Rubber and Plastic Extrapolation

Production Approach
Products Method
s:
10. Manufacture of Other Non-Metallic Extrapolation

Production Approach
Mineral Products Method
tp
Extrapolation
11. Manufacture of Basic Metals Production Approach
ht
Method
12. Manufacture of Fabricated Metal
Products, Except Machinery and Extrapolation
Production Approach
Equipment; Computer, Electronic, Optical Method
Products and Electrical Equipment
13. Manufacture of Machinery and Extrapolation
Production Approach
Equipment Method
Extrapolation
14. Manufacture of Transport Equipment Production Approach
Method
Extrapolation
15. Manufacture of Furniture Production Approach
Method
16. Other Manufacturing; Repair and Extrapolation
Production Approach
Installation of Machinery and Equipment Method
Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning

D Production Approach
Supply
1. Electricity Production Approach Revaluation Method
2. Gas Supply and Production of Ice Production Approach Revaluation Method
Water Supply, Sewerage, Waste

E Production Approach Revaluation Method
Management and Remediation Activities

(1) (2) (3)
F Construction Extrapolation Method Deflation Method
Wholesale and Retail Trade; Repair of

G
Motor Vehicles and Motorcycles
Trade:
1. Wholesale and Retail Trade and Repair
Trade Margin x Value Deflation Method
of Motor Vehicle and Motorcycle
Added Ratio
Repair:
Deflation Method
Production Approach
2. Wholesale and Retail Trade, Except of
Deflation Method
H Transportation and Storage
id
Extrapolation
1. Railways Transport Production Approach
.
Method
go
Extrapolation
2. Land Transport Production Approach
s. Method
Extrapolation
3. Sea and Coastal Water Transport Production Approach
p
Method
.b
Extrapolation
4. Inland Water Transport+C51 Production Approach
Method
w
Extrapolation
5. Air Transport Production Approach
w
Method
6. Warehousing and Support Activities
//w
for Transportation; Postal and Courier Production Approach Deflation Method

Activities
s:
tp
I Accomodation and Food Service Activities

ht
1. Accomodation Production Approach Revaluation Method
2. Food and Beverage Service Activities Production Approach Deflation Method
J Information and Communication Production Approach Deflation Method
K Financial and Insurance Activities

Commercial Bank:
1. Financial Intermediary Services Deflation Method
Production Approach
Central Bank:
Deflation Method
Expenditure Approach
2. Insurance and Pension Fund Production Approach Deflation Method
3. Other Financial Services Production Approach Deflation Method
4. Financial Support Services Production Approach Deflation Method
Extrapolation
L Real Estate Activities Production Approach
Method
M,N Business Activities Production Approach Revaluation Method

(1) (2) (3)
Public Administration and Defence, Extrapolation

O Production Approach
Compulsory Social Security Method
Government : Government :
P Education
Expenditure Approach Deflation Method
Private : Private :
Government : Government :
Q Human Health and Social Work Activities
Expenditure Approach Deflation Method
Private : Private :
RSTU Other Service Activities Production Approach Deflation Method
. id
go
2.2.1. GDP by Expenditure ps.
GDP by expenditure depicts the final demand for goods and services either
.b
in final consumption or investment. Final consumption consists of goods and services

w
w
are used to satisfy individual and collective needs. It carried out by Households,
//w
Nonprofit Institution Serving Households (NPISHs), and the Government. Meanwhile,

s:
investment activities are reflected by Gross Fixed Capital Formation (GFCF) and
tp
Changes in Inventory. Generally, the formula for GDP by expenditure can be written
ht
as follow :
GDP Final Consumption Expenditures + Gross Fixed Capital Formation + Exports - Imports
The following describes the calculation method for each component of GDP by
expenditure for both current prices and constant prices.
1. Household Final Consumption Expenditure (HFCE)

HFCE estimation at current prices is based on per capita consumption
expenditure data from the National Socio-Economic Survey (Susenas). Subsequently,
generated figures were categorized into 12 COICOP divisions. These results are
preliminary estimations for further adjustments or corrections. In producing adjustments,
the HFCE ratio results from Supply and Use Tables (SUT), Cost of Living Survey (SBH)
are used, as well as secondary data from various sources. The resulting numbers

indicate the estimated value of the HFCE at current prices. To obtain HFCE at constant
prices, it is deflated by the corresponding Consumer Price Index (CPI).
2. Nonprofit Institutions Serving Households (NPISHs) Final Consumption

Expenditure
In the assumption that this institution conducts non-productive economic
activities, the value of NPISHs output or production costs incurred is the same for
service activities to the community, members of the organization, or certain community
groups. NPISHs production costs equal to the value of intermediate consumption plus
primary costs (employee compensation, consumption of fixed capital, and taxes on
other production). Production costs are expenses incurred by institutions for the use of
goods and services (intermediate) and production factors, plus the value of goods
. id
and services of own production or provision of other parties (transfers). If the input is
go
obtained free of charge, the value is estimated at current prices. NPISHs at current
s.
prices is estimated by the direct method, using the results of a special survey for non-
p
.b
profit organizations (SKLNP). Meanwhile, for NPISHs at constant prices, it is calculated

w
by adding up quarterly NPISHs at constant prices.

w
//w
3. Government Final Consumption Expenditure (GFCE)

s:
GFCE at current prices calculation is based on final consumption expenditure

tp
by the general government which consists of collective services as well as particular

ht
individual goods and services. The final consumption expenditure consists of non-
market output less incidental sales receipts/receipts from sales of value-added
goods and services purchased from market producers to be distributed to households
at economically insignificant prices. The output of Bank Indonesia is also regarded as
government (collective) consumption expenditure.
GFCE at constant prices is estimated by the deflation methods. The personnel

expenditures are deflated by the wage index, while goods and social security
expenditures are deflated by general CPI without exports. Subsequently, consumption
of fixed capital goods is deflated using implicit GFCF, revenues from sales of goods,
and services, and subsidized rice are deflated using the general CPI.
4. Gross Fixed Capital Formation (GFCE)

In compiling GDP, GFCF can be calculated using two types of approaches,
namely the direct and indirect approaches.

A. Direct Approach
The GFCF calculation based on a direct approach is carried out by adding up
all GFCF values in each industry. Capital goods for each industry have been recorded
based on the current price or the purchase price, which includes the costs incurred. For
capital goods originating from imports, it includes import duties and taxes related
to the procurement or ownership transfer of the capital goods. Meanwhile, to obtain
value-based on constant prices, GFCF at current prices is deflated with WPI according
to the group of capital goods.
B. Indirect Approach
The calculation of GFCF using an indirect approach is often referred to as the
commodity flow approach. This approach is conducted by calculating the value of the
. id
supply of goods produced by various industries then distribute a portion of them into
go
capital goods for both current and constant prices.
s.
p
Moreover, the commodity flow approach method has a different treatment
.b
for each group of capital goods. For buildings, the GFCF calculation uses a certain
w
w
ratio of the output value of the construction industry for both current and constant
//w
prices. Machinery, transportation, and other capital goods are calculated based
s:
on their production origin, notably domestic and imported. For intangible capital
tp
goods, GFCF at the current price is calculated based on the financial statement data
ht
of a public company in the mining industry as a multiplier of the value of mineral

exploration in the previous period. Meanwhile, constant prices are calculated by
deflation method using the Mining Industry GDP implicit index as the deflator For
software, GFCF current prices are obtained from the company’s financial statement
data in the software sector, while constant prices are the result of deflation with the
Company Services implicit index as the deflator. GFCF for entertainment, literature,
and artworks is obtained from the value of soap operas and television programs
made as well as the value of imported films to obtain valid prices. Meanwhile, constant
prices use the deflation method with the implicit index of the Entertainment Services
Industry and the WPI (Wholesale Price Index) of imported goods as the deflator.
5. Changes in Inventories
Changes in inventory estimation are obtained by using two methods, namely
the corporate approach and the commodity side approach.

A. The Corporate Side Approach
Changes in inventory are calculated based on data from company financial
reports and annual reports from large and medium industry surveys. In contrast
to other methods, this approach will calculate the value based on constant prices
to estimate the value based on current prices. Constant prices are obtained by
calculating the value of the inventory position at constant prices through the book
value divided by the last month’s CPI in the current year as a deflator. The inventory
position value for the current year is then deducted from the previous year to obtain
an estimate of changes in inventory at the base year price. To find the valid year, the
value of change in constant inventory prices is multiplied by the average CPI for the
corresponding current year.
. id
B. The Commodities Side Approach
go
In the commodity-side approach, changes in inventory are calculated by
s.
multiplying the price and change in volume of the commodity. The calculation process
p
.b
begins with the current price to obtain an estimate at the base price. The initial step
w
is to calculate the number of inventory commodities then multiplied by the price of

w
these commodities in the current year to calculate the value of the inventory position.
//w
Furthermore, the results of inventory position in the current year are deducted from
s:
the previous year to calculate changes in the current inventory price. For constant
tp
prices, the quantity of an inventory commodity is multiplied by the price of that

ht
commodity in the base year. The figure obtained is the position value at constant
prices. Subsequently, the value of the inventory position at constant prices in the
current year is deducted from the previous year and the value of changes in inventory
will be obtained at constant prices.
6. Export and Import of Goods and Services

In terms of calculating exports and imports based on current prices, goods
and services have different treatments. Exports and imports for goods are valued
according to the free-on-board (fob) price in rupiah. In addition, the data from
customs documents must be converted at the average transaction rate because they
are still in USD. The conversion rate plus the estimated undocumented transaction will
produce an estimate of the value of exports and imports of goods based on current
prices. Meanwhile, the calculation of exports and imports for the services includes 12

types of services transaction with data sourced from the BPS Tourism Statistics and
Indonesia’s Balance of Payments (BOP) Statistics by Bank Indonesia. Subsequently,
the data from both sources converted using the weighted average transaction rates.
Furthermore, the calculation of exports and imports based on constant prices

is carried out using the deflation method. Exports and Imports based on current prices
divided by the price index as a deflator. The deflator for a group of goods is export
and import PPI according to HS (2 digits). Meanwhile, the deflator for the services
group is the domestic and international CPI.
7. Statistical Discrepancies
The calculation of GDP in Indonesia is carried out based on two approaches,
id
which are the production side (industry) and the expenditure side. In theory, these
.
go
differences are intended to ensure consistency and entirety of estimation, control
the adequacy of the estimation results, and can provide more benefits in carrying
s.
p
out GDP analysis. However, differences in the estimation approach, data source,
.b
and calculation method lead to different results between the two approaches. The
w
w
difference that appears is called a statistical discrepancy and is placed on the GDP
//w
side by expenditure.
s:
tp
2.3. Rebasing Gross Domestic Product

ht
BPS rebased the calculation of GDP from 2000 to 2010. Changes in the
base year were conducted as during the last ten years, there are many changes
both in global and local structures that have had an impact on the national economy.
The basic year change in calculating GDP is based on the 2008 System of National
Accounts (SNA). The 2008 SNA is an international recommendation on how to compile
a measure of economic activity according to balance sheet standards based on
economic principles.

id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
03
A NALYSIS O F GDP BY
INDU ST RY
ANALYSIS OF
03
GDP BY INDUSTRY
L
or
Goods Services
Within 2016 - 2020

the Value Added Contribution of
43.6% 44.4%
Kategori
Services Jasa
Category
52.8% 52.0%
tended to rise
id
rather than Goods Category
.
2016 go 2020
*Goods Category consists of A to F Industry
Services Category consists of G to U Industry
p s.
.b
w
5
w
Industries
//w
6.4% 5
as the 19.9% 1
s:
[7.2%] [20.5%]
BIGGEST CONTRIBUTOR
tp
to GDP
ht
2016 & 2020

Mining & Manufacturing
Quarrying
Rp
993.5 T
Total
Contribution
[ 64.8% ] Rp
3,068.0 T
[2,545.2 T]
[890.9 T] to the economy 63.7%
10.7% 4 12.9% 3 13.7% 2
[10.4%] [13.2%] [13.5%]
SALE
MARKET
SALE
Construction Trade & Repair of Motor Agriculture, Forestry,

Rp
1,652.7 T Vehicles - Motor Cycles & Fishing
Rp Rp
[1,287.6T] 1,955.5 T 2,115.1 T
[1,635.4 T] [1,671.6 T]
* [...] reflects the number of 2016
GDP by industry describes the condition and the growth of goods and services
over various industries in the economy. Figure 3.1 shows industries experiencing
negative growth in 2020 including Manufacturing contracted by 2.93 percent,
Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and Motorcycles contracted
by 3.72 percent, Construction contracted by 3.26 percent, Mining and Quarrying
contracted by 1.95 percent and the others contracted by 1.97 percent. Meanwhile,
Agriculture, Forestry, and Fishing experienced positive growth by 1.75 percent. GDP
by 17 industries is explained in the next section.
Figure 3.1. Economic Growth Rate of GDP by Industry, 2017-2020
id
2017
.
2018
go
6.78% 7.00%
2019
6.80% 6.68%
2020 6.09%
4.29% 3.92% 4.97%

s. 5.76%
4.60%
p
4.27% 3.88% 4.46%
3.80% 3.61%
.b
2.16%
w
1.75%
1.22%
0.66%
w
//w
-1.95% -1.97%
s:
-2.93% -3.26%
-3.72%
tp
ht
etc.
Manufacturing Agriculture, Trade; Reparasi Construction Mining & Others
Forestry, & Repair of Motor Quarrying
Fishing Vehicles and
Motorcycles
3.1. Agriculture, Forestry, and Fishing
The industry reflects the economic condition of agriculture, forestry and fishing
which is classified into seven activities. These activities cover food crops, Horticultural
Crops, Plantation Crops, Livestock, Agriculture Services and Hunting, Forestry and
Logging, and also Fishing.

During 2016 – 2020, Agriculture, Forestry and Fishing were included in the top
three industries with the highest contribution to the economy. In 2020, these industries
had placed second in the economy with 13.70 percent of contribution value. This
value was higher than in 2019. In 2019, these industries had third place in Indonesia’s
economy with 12.71 percent of contribution value.
While its value shows an uptrend, the growth rate of agriculture, forestry and
fishing industry was decreasing. The rate of growth in 2020 was 1.75 percent while
a year before was 3.61 percent.
The plantation crops still the biggest contributor to the value-added of

agriculture, forestry, and fishing by 26.49 percent in 2020. This contribution value was
id
higher than a year before by 25.71 percent. In contrast to its increasing contribution,
.
go
the rate of growth of plantation crops was decreasing by 4.56 percent in 2019 to
1.33 percent in 2020. s.
p
.b
Food crops had placed second in the value-added contribution of agriculture,

w
forestry, and fishing. Food crops had 22.41 percent of contribution in 2020. Food
w
crops contribution showed an enhancement than 2019. It had 22.18 percent of

//w
contribution in 2019. The growth of Food crops significantly increasing in 2020 than
s:
in 2019, from minus 1.73 percent in 2019 to 3.54 percent in 2020.

tp
ht
The fishing subcategory had a degradation record to value-added contribution

and the rate of growth of agriculture, forestry and fishing category in 2020 than
2019. The fishing subcategory had a 20.85 percent contribution in 2019 to 20.40
percent contribution in 2020. Meanwhile, the rate of growth had some derivation.
5.73 percent in 2019 to 0.73 percent in 2020.
By the year 2020, contribution to value-added of agriculture, forestry and

fishing category and the rate of growth of forestry and logging subcategory had
depression compared to the year of 2019. This subcategory contribution was 5.17
percent in 2019 and 5.14 percent in 2020. While the subcategory contribution had
depression, but the rate of growth had an escalation. It had 0.33 percent in 2019
and grew to 0.37 percent in 2020.

3.2. Mining and Quarrying
In the last five years, the growth of mining and quarrying tend to decline.
The record of the industry accretion was 1.22 percent in 2019, but it had some
improvement in 2020 at 1.95 percent. This number was the lowest record between
2016 and 2020 for the mining and quarrying industry.
Generally, almost all subcategories in the mining and quarrying category

had some enhancement from 2019 to 2020. The most enhancement was occurred by
crude petroleum, natural gas, and geothermal subcategory at 6.00 percent in 2020
yet 2.83 percent in 2019. The coal and lignite mining subcategory also showed a big
improvement at 10.20 percent in 2020 but 5.43 percent in a year before. Iron ore
id
mining still had a positive development at 20.26 percent in 2020 and 15.15 percent
.
go
in 2019. p s.
From 2016 to 2020, Mining and quarrying always at the fifth place of the
.b
biggest economic contributor. In 2020, this industry had a 6.44 percent contribution.
w
It had some depression than in 2019 at 7.26 percent. The industry contribution to
w
//w
GDP in 2020 was supported by the Subcategory of crude petroleum, natural gas,
and geothermal Mining amounting to 2.15 percent; Coal and Lignite Mining at 1.83
s:
tp
percent; Other Mining and Quarrying at 1.60 percent; and Iron Ore Mining by 0.85
ht
percent.
3.3. Manufacturing
Manufacturing is one of the main industries that drive the economy in Indonesia.
This industry is the prima donna of the economy because besides being able to meet
the needs of the domestic market, the products of this industry also have a good
international market share. This is evidenced by the processing industry which has
always been the largest contributor to the Indonesian economy, since 1991.
The contribution to the economy and the growth rate of the Manufacturing
Industry show the opposite movement. The contribution of this industry to Indonesia’s
GDP reached 19.88 percent in 2020, an increase compared to the previous year
with a contribution of 19.70 percent. Meanwhile, the growth rate of the manufacturing

industry contracted considerably by 2.93 percent. This growth rate is different from
the previous year which showed positive growth of 3.80 percent.
The increase in the contribution of the Manufacturing Industry to the

Indonesian economy was supported by the subcategory group in the non-oil and
gas manufacturing. the non-oil and gas manufacturing had 17.89 percent of the
contribution, showed some improvement to the previous year by 17.58 percent. The
subcategory in this group with a fairly high contribution to GDP was the manufacture
of food products and beverages at 6.85 percent. Other sub-categories with a fairly
high contribution are the manufacture of chemicals, pharmaceuticals, and botanical
products; manufacture of fabricated metal products; manufacture of computer,
electronic, and optical products, and electrical equipment; manufacture of transport
. id
equipment; as well as the manufacture of textile and wearing apparel. Meanwhile,
go
the manufacture of coal and refined petroleum products contributed by 1.99 percent,
s.
decreasing from the previous year.
p
.b
The enhancement in the manufacturing industry was due to the contraction of

w
w
most of the sub-categories in this industry. The biggest improvement was experienced
//w
by the manufacture of transport equipment, which contracted by 19.86 percent. The

s:
manufacture of machinery and equipment also had a sharp contraction in growth;

tp
manufacture of other non-metallic mineral products; as well as the manufacture of

ht
textile and wearing apparel with a value of 10.17 percent; 9.13 percent; and 8.88
percent. Meanwhile, there are still several sub-categories with positive growth, such as
the manufacture of chemicals, pharmaceuticals, and botanical products; Manufacture
of Basic Metals; manufacture of food products and beverages; as well as the
manufacture of paper and paper products, printing and reproduction of recorded
media, each of which amounted to 9.39 percent; 5.87 percent; 1.58 percent; and
0.22 percent.
The manufacture of food products and beverages is the highest contributor

during the 2016-2020 period. In 2020, the manufacture of food products and
beverages contributed 34.45 percent to the manufacturing. The highest contribution
was followed by the manufacture of coal and refined petroleum products; manufacture
of chemicals, pharmaceuticals, and botanical products; as well as the manufacture
of fabricated metal products; manufacture of computer, electronic, and optical

products, and electrical equipment with a value of 10.03 percent; 9.67 percent;
and 8.22 percent. Meanwhile, the sub-categories with the lowest contribution to the
manufacturing were the manufacture of leather and related products and footwear;
Manufacture of Furniture; as well as Other Manufacturing, Repair and Installation
of Machinery and Equipment with a value of 1.28 percent; 1.26 percent; and 0.75
percent.
3.4. Electricity, Gas, Steam and Air Conditioning Supply
The electricity and gas industry has an important role to support activities in
the economy. The output from this industry is used as input for production activities as
id
well as final consumption for the public. Electricity production is mostly generated by
.
go
the State Electricity Company (PLN), while gas production is produced by State Oil
Company (PGN). s.
p
In 2020, the contribution of the electricity and gas industry to GDP was 1.16
.b
w
percent or decreased compared to 2019, which was 1.17 percent. The manufacture
w
of gas and production of ice subcategory also experienced a reduction in the value
//w
of the contribution to GDP from 0.21 percent in 2019 to 0.19 percent in 2020.
s:
Meanwhile, the contribution of electricity to GDP increased from 0.96 percent from
tp
2019 to 0, 98 percent by 2020.

ht
The growth of electricity and gas industry had an improvement in 2020 followed
by all sub-categories in this industry. In 2020, growth in the economy contracted by
2.34 percent where in the previous year, it was still experiencing positive growth of
4.04 percent. The subcategory of gas and production of ice experienced a deep
contraction by 11.94 percent, while in the previous year it grew positively by 0.16
percent. Meanwhile, the Electricity Subcategory experienced a contraction of 0.98
percent, whereas in the previous year, it still grew positively by 4.61 percent.

3.5. Water Supply, Sewerage, Waste Management and Remediation
Activities
During the 2016-2020 period, the contribution of water supply, sewerage,

waste management, and remediation industry to the Indonesian economy tended to
be stable at 0.07 percent. Unlike the contribution movement, the growth rate for this
business sector tends to fluctuate. In 2017 - 2019, the growth rate of this industry
showed an enhancement from 4.59 percent to 6.83 percent. Meanwhile, the growth
rate in 2020 experienced a slowdown of 4.94 percent.
3.6. Construction
. id
go
By the year 2020, the contribution to the economy and the growth rate of the
contribution industry had a degradation compared to the previous year. Although
s.
p
Construction was the 4th rank as the highest contributor to the economy, the contribution
.b
value in 2020 was 10.71 percent, down from 10.75 percent in 2019. The movement
w
w
of the construction growth rate has also decreased, from positive growth of 5.76
//w
percent in 2019 then contracted considerably to 3.26 percent in 2020.

s:
tp
3.7. Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and

ht
Motorcycles
This industry has an important role as a link in the distribution chain of goods
and services used for the production process or final use for consumption. This industry
also plays a role in connecting producers with consumers, both domestic and abroad.
Therefore, this industry has always been included in the three industries with the
highest contribution to the Indonesian economy.
In 2020, the contribution of this industry decreased from 13.01 percent in

2019 to 12.93 percent in 2020. The degradation in the contribution to the economy
was also experienced by wholesale and retail trade and repair of motor vehicles
and motorcycles subcategory from 2.63 percent in 2019 to 2.33 percent in 2020.
Meanwhile, the contribution of the subcategory of wholesale and retail trade except
motor vehicles and motorcycles increased from 10.38 percent to 10.60 percent.

By the year 2020, this category as well as its subcategories have an
improvement by the previous year. Wholesale and retail trade; repair of motor
vehicles and motorcycles contracted by 3.72 percent compared to 2019, which still
grew positively by 4.60 percent. The wholesale and retail trade except for motor
vehicles and motorcycles subcategories also experienced a growth contraction of
1.30 percent compared to the previous year which grew positively by 4.81 percent.
Meanwhile, the growth rate of the Wholesale and Retail Trade and Repair of Motor
Vehicles and Motorcycles subcategories contracted considerably by 14.10 percent
compared to the previous year which grew positively by 3.72 percent.
3.8. Transportation and Storage
. id
go
Transportation and Storage are industries that play an important role
in supporting various economic activities. The growth in this industry is strongly
s.
p
influenced by the dynamics of public mobilization and economic activity. Therefore,
.b
Transportation and Storage are the industries most affected by the COVID-19
w
w
pandemic. This influence is shown by the growth rate of transportation and storage
//w
which contracted the most compared to other industries. This contraction in growth was
s:
also followed by all sub-sectors in the transportation and storage industry.

tp
In 2020, the growth of transportation and storage contracted the most by 15.04
ht
percent compared to 2019 with a positive growth of 6.39 percent. This improvement
was mainly driven by the contraction experienced by the Railway Transport and
Air Transportation Subcategories of 42.34 percent and 53.01 percent, respectively.
Other subcategories such as Land Transportation; Sea Transportation; River, Lake
and Ferry Transportation; as well as warehousing and transport support services for
transportation, postal and courier also contracted by 5.34 percent; 4.57 percent;
13.00 percent; and 17.61 percent.
The contribution of Transportation and Storage in the formation of GDP

in 2020 had weakened compared to the previous year. In 2020, Transportation
and Storage contributed 4.47 percent compared to 2019 which amounted to 5.57
percent. The decline in the value of this contribution was also followed by almost all
subcategories in transportation and storage. The deepest decrease in the contribution
was experienced by the Air Transportation Subcategory by 0.68 percent compared to

the previous year of 1.63 percent. Other subcategories that experienced a decrease
in contribution were the railway transportation subcategory by 0.05 percent; sea
transportation by 0.31 percent; river, lake and ferry transportation by 0.10 percent;
and storage and transportation support services, post and courier by 0.85 percent.
Meanwhile, the land transportation subcategory made the same contribution between
2019 and 2020 amounting to 2.47 percent.
3.9. Accomodation and Food Service Activities
During the period 2016-2020, the contribution of accommodation and food

service activities continued to decline. In 2020, this industry contributes to the economy
id
by 2.55 percent. The value of this contribution is lower than in 2016 of 2.93 percent
.
go
and in 2019 of 2.78 percent. The Subcategory of Accommodation Provision also
experienced a decline in contribution for five consecutive years. The contribution of
s.
p
this subcategory in 2020 was 0.48 percent, where this value was lower than in 2016
.b
at 0.70 percent and in 2019 at 0.63 percent. Meanwhile, the contribution movement
w
w
for food and beverage service activities is more volatile. However, the contribution of
//w
this subcategory has decreased in 2020 by 2.07 percent when compared to 2019
s:
by 2.15 percent.
tp
The growth rate of accommodation and food service activities has also been
ht
quite affected by the COVID-19 pandemic. This can be seen from the growth rate in
2020 which contracted quite deeply by 10.22 percent. The deep contraction in growth
in this industry is also driven by contraction in the growth of each subcategory. The
accommodation subcategory contracted considerably by 24.40 percent compared
to the previous year which grew positively by 1.38 percent. The food and beverage
service activities sub-category also contracted by 6.86 percent compared to the
previous year which grew positively by 6.89 percent.
3.10. Information and Communication
As the massiveness of the information technology development followed

by the thinning of time barriers and distances between countries, Information and
Communication has an increasingly vital role in the economy. During the period 2016-

2020, the contribution of Information and Communication in the economy continued
to increase. In 2016, this industry was ranked ninth with the highest contribution to
the economy at 3.62 percent. The contribution of this industry continues to increase
to 3.96 percent in 2019. Furthermore, the contribution of this industry in the economy
reaches 4.51 percent or at the seventh place in 2020.
As the increasing contribution to the economy, the growth rate of Information

and Communication tends to increase. In 2017, Information and Communication
grew by 9.63 percent, then had a depression to reach 7.02 percent in 2018. As
the COVID-19 pandemic in 2020, Information and Communication have become
an industry that continues to experience positive growth while other industries slow
down and even contract. In 2019, this industry was able to grow by 9.42 percent
. id
and continue to grow to reach 10.58 percent in 2020. This shows that Information
go
and Communication is one of the pillars to maintain Indonesia’s economy during the
s.
COVID-19 pandemic.
p
.b
w
3.11. Financial and Insurance Activities

w
//w
Financial and Insurance Activities have a role to describe economic activity

s:
in the financial sector. The main activity of this industry is related to financial
tp
management in the form of withdrawing funds from the public and distributing them
ht
back to economic actors or the public. The contribution of Financial and Insurance
Activities continues to increase during the 2016-2020 period. In 2016, this industry
contributed to the economy by 4.19 percent and continues to grow to reach 4.51
percent in 2020.
Almost all subcategories of financial and insurance activities have experienced

an increase in the value of their contribution to the economy. The sub-category with
the largest contribution was Financial Intermediary Services, amounting to 2.71
percent. Meanwhile, the smallest contribution was in Financial Support Services at
0.09 percent.
The growth rate of Financial and Insurance Activities has fluctuated but has
tended to slow down in the last five years. In 2020, this industry grew slower by 3.25
percent compared to 2019 which grew by 6.61 percent. The slowdown in the growth

rate was also followed by all subcategories in this industry. The subcategory with the
slowest growth rate experienced the most by Other Financial Services. Previously,
this subcategory was able to grow by 10.63 percent but contracted deep enough to
reach 0.55 percent.
3.12. Real Estate Activities
During the 2016-2020 period, the contribution of Real Estate to the Indonesian
economy did not change much. In 2016, Real Estate contributed 2.83 percent to the
economy. This contribution has decreased slightly until 2018 with a contribution of 2.74
percent. From 2019 to 2020, the contribution of this industry has begun to increase.
id
In 2019, Real Estate contributed 2.78 percent to the economy than increased to 2.94
.
go
percent in the following year.
s.
On the contrary movement of contributions to the economy, the growth rate
p
of real estate tends to experience a slowdown. In 2017, Real Estate grew by 3.60
.b
w
percent further experiencing a slowdown in growth. Furthermore, Real Estate was

w
able to grow by 5.76 percent in 2019. However, Real Estate returned to growth
//w
slowly reaching 2.32 percent, even lower than the growth rate in 2017 due to the
s:
impact of the COVID-19 pandemic.

tp
ht
3.13. Business Activities
The contribution of business activities to the Indonesian economy continued to

increase during the period 2016-2019 then decreased in 2020. In 2016, business
activities contributed 1.71 percent then increased to 1.92 percent in 2019. However,
the contribution of this industry decreased slightly to 1.91 percent in 2020.
Similar to the contribution movement, the growth rate for business activities
also increased in the 2017-2019 period then contracted for 2020. This industry
grew by 8.44 percent in 2017 then continued to experience growth until it reached
10.25 percent in 2019. As the COVID-19 pandemic came to Indonesia, the growth
of business activities experienced a deep contraction of 5.44.

3.14. Public Administration and Defence, Compulsory Social Security
The contribution of Public Administration and Defense, Compulsory Social

Security to the Indonesian economy tends to be stable in the 2016-2020 period. In
2016, this industry contributed 3.84 percent then decreased slightly to 3.61 percent
in 2019. In 2020, the contribution of this industry increased slightly to reach 3.76
percent.
Over the past five years, the growth rate of Public Administration and Defense,
Compulsory Social Security has tended to grow at a slower pace. This industry had
grown to 6.97 percent in 2017, higher than the previous year of 2.05 percent.
However, this industry started to grow slowly by 4.65 percent from 2018 to 2019. In
id
2020, the growth of Public Administration, Defense, and Compulsory Social Security
.
go
contracted by up to 0.03 percent. p s.
3.15. Education
.b
w
w
As the contribution of the industry to the Indonesian economy, education

//w
services are always in 10th place compared to other industries with a fairly stable
s:
contribution amount during 2016-2020. In 2016, this industry contributed 3.37

tp
percent to the economy. In 2020, the contribution of education services was 3.56
ht
percent higher than the previous year of 3.30 percent.
The rate of growth in education services tends to show positive growth during
the 2017-2020 period. In 2017, Education Services grew by 3.72 percent and
continued to increase to reach 6.30 percent in 2019. However, this industry grew
slowly to 2.63 percent in 2020.
3.16. Human Health and Social Work Activities
Human Health and Social Work Activities are one of the industries that have
experienced an increase in demand for their output as a form of handling the impact
of the COVID-19 pandemic. This can be seen from the increase in the contribution of
Human Health and Social Work Activities to the Indonesian economy. During 2016-
2018, the contribution of this industry to the Indonesian economy showed a constant

figure of 1.07 percent. After that, the contribution of this industry showed an increase
to reach 1.30 percent in 2020.
As the increasing contribution to the economy, the growth rate of Human

Health and Social Work Activities was also increasing. In 2017, this industry grew
by 6.84 percent and continued to grow until it reach 8.69 percent in 2019. In 2020,
Human Health and Social Work Activities were able to grow by 11.60 percent and
became the industry with the highest growth rate.
3.17. Other Service Activities
Other Services Activities with a wider scope of service activities have
id
contributed to the economy which continued to increase during the 2016-2020 time
.
go
period. In 2016, Other Services Activities contributed 1.70 percent. This contribution
s.
continued to increase until it reach 1.96 percent in 2020.
p
.b
Although the contribution of Other Services Activities was increasing, the

w
growth rate of this industry showed a major growth slowdown for 2020. In 2017,
w
//w
Other Services Activities grew by 8.73 percent and continued to grow to reach 10.57
percent in 2019. From 2019 to 2020, the growth rate of Other Services Activities
s:
contracted quite deeply by up to 4.10 percent. This deep contraction in growth was
tp
ht
the impact of the losses caused by the COVID-19 pandemic.
See the Appendix 4 and 8 for complete data of contribution to GDP and
growth rate by industry.

id
.
go
ps.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht
04
A NALYSIS O F GDP BY
E XPE NDIT U RE
A N A LYS I S O F
04 G D P BY
EXPENDITURE
L
or
57.66%
56.66%
89.24% & 89.40% 32.58%
2016 2020 31.73%
Economy of Indonesia
from expenditure side was dominated by
id
Household Final Consumption
.
go
Expenditure (HFCE)
and 2016 s. 2020
The contribution of GFCF that reflects
p
Gross Fixed Capital Formation
.b
investment activity to the economy decreased.

(GFCF) Meanwhile, the contribution of HFCE to the economy
w
increased
w
//w
1
Household Final
s:
Expenditure Component Consumption Expenditure (HFCE)

tp
CONTRIBUTION
57.66% Rp 8,900.0 T
ht
[56.66%] [Rp 7,027.0 T]
to GDP INDONESIA 2
2016 & 2020

Gross Fixed Capital
Formation (GFCF)
31.73% Rp 4,897.8 T
[32.58%] [Rp 4,040.2 T]
6
5 3
Export of Goods &
Services
17.17% Rp 2,649.8 T
[19.09%] [Rp 2,367.4 T]
Government Final
Consumption Expenditure Import of Goods &
Others (GFCE) Services 4
0.18% Rp 25.8 T 9.29% Rp 1,433.7 T 16.02% Rp 2,472.9 T

[0.47%] [Rp 59.1 T] [9.53%] [Rp 1,181.6 T] [18.33%] [Rp 2,273.5 T]
* Others consist of NPISHs Final Consumption, Changes in Inventories, & Statistical Discrepancies
* [...] reflects the number of 2016
Besides the production approach (industry), GDP can also be observed by
the expenditure approach. This approach portrays the expenditure structure for
final demand from within the country (domestic) or abroad. In detail, domestic final
demand consists of household consumption, non-profit institutions serving households
(NPISHs) consumption, government consumption, gross fixed capital formation (GFCF),
and changes in inventories. Meanwhile, final demand from abroad emerges from
export activities. To fulfill domestic final demand, all goods and services come not
only from domestic production but also from imported products . In the estimation of
GDP, imports must be excluded from the final demand calculation and counted as a
subtraction component for exports.
Figure 4.1 shows expenditure component experiencing negative growth in
. id
2020. Those components were Household Final Consumption Expenditure contracted
go
by 2.63 percent, NPISHs Final Consumption Expenditure contracted by 4.92 percent,
s.
Gross Fixed Capital Formation contracted by 4.95 percent, Export of Goods and
p
.b
Services contracted by 1.92 percent, and Import of Goods and Services contracted
w
by 14.71 percent. On the other hand, Government Final Consumption Expenditure

w
increased by 1.94 percent. The growth of each GDP by expenditure components

//w
described as follows.
s:
tp
Figure 4.1. Economic Growth Rate of GDP by Expenditure, 2017-2020

ht
2019
2018 2020
2017 12.14%
10.62%
9.15% 8.90%
6.68% 8.07%
5.05% 6.93%
6.15% 6.51%
4.94% 5.04% 4.82% 4.45%
3.26%
2.12% 1.94%
-0.86%
-2.63%
-4.29%
-4.95%
-7.70% -7.39%
-14.71%
Household Government NPISHs Gross Fixed Exports of Imports of

Final Consumption Final Consumption Final Consumption Capital Goods and Goods and
Expenditure Expenditure Expenditure Formation Services Services

4.1. Household Final Consumption Expenditure
During 2016-2020, household final consumption expenditure has increased

considerably. Nominally, the total value of household final consumption expenditure
in 2016 equals 7,027,023 billion rupiahs before rising to 8,900,011 billion rupiahs
in 2020. In real terms, the total value of household final consumption in 2016 equals
5,126,308 billion rupiahs increased further to 5,780,218 billion in 2020.
Based on its contribution to GDP, the Household Final Consumption Expenditure

(HFCE) component has always been the key factor to the GDP by expenditure in
2016-2020. During 2016, HFCE contributed 56.66 percent of the total GDP. The
contribution of HFCE keeps advancing to 57.66 percent of the total GDP in 2020.
id
This major HFCE contribution indicates that most of the domestic products produced
.
go
in Indonesia, as well as imported products imported from abroad, are mostly used to
s.
meet household needs.
p
.b
The growth rate of the HFCE component during 2016-2020 has decelerated.
w
In 2016, the growth rate for HFCE was 5.01 percent, before a downturn in 2017 by
w
//w
4.94 percent. However, the HFCE growth rate raised by 5.05 percent in 2018 and
5.04 percent in 2019. In 2020, the HFCE growth rate shrunk by 2.63 percent caused
s:
tp
by the COVID-19 pandemic.

ht
4.2. Non-Profit Institutions Serving Households (NPISHs) Final

Consumption Expenditure
The final consumption conducted by NPISHs has increased considerably during

2016-2020. In nominal terms, the total value of NPISHs final consumption in 2016
was 144,499 billion rupiahs, subsequently increased to IDR 201,276 billion in 2020.
In real terms, the total value of NPISHs final consumption in 2016 was 105,362 billion
rupiahs, rise further to 130,193 billion rupiahs in 2020.
In 2016-2020, the contribution of the NPISHs Consumption Expenditure

component to total GDP by expenditure was minor. In 2016, NPISHs contributed
1.17 percent to total GDP. However, it continues to increase until in 2020 NPISHs
contributes 1.30 percent to total GDP.

The development of NPISHs final consumption expenditure component during
2016-2019 has an upward trend. In 2016, its growth rate was 6.64 percent, then
increased to 6.93 percent in 2017, 9.15 percent in 2018, and 10.62 percent in
2019. However, its growth contracted to minus 4.29 percent in 2020.
4.3. Government Final Consumption Expenditure
During 2016-2020, Government final consumption expenditure has increased

remarkably. In nominal terms, the total value of government final consumption in
2016 amounted to 1,181,613 billion rupiahs, subsequently increased to 1,433,686
billion rupiahs in 2020. In real terms, its value in 2016 was 774,305 billion rupiahs,
id
then increased further to 872,558 billion rupiahs in 2020.
.
go
In 2016, the Government Final Consumption Expenditure component
s.
contributed 9.53 percent to total GDP. Its contribution to total GDP decreased by
p
9.12 percent in 2017, by 9.02 percent in 2018, and 8.81 percent in 2019. However,
.b
w
the Government Final Consumption Expenditure contribution in 2020 increased from

w
the previous year with the contribution value by 9.29 percent.

//w
The growth rate for the Government Final Consumption Expenditure component
s:
from 2016-2020 tends to increase. In 2016, its growth rate was minus 0.14 percent,
tp
ht
then increased by 2.12 percent in 2017 and 4.82 percent in 2018. However, its
growth rate decelerated by 3.62 percent in 2019 before slumped by 1.94 percent
in 2020.
4.4. Gross Fixed Capital Formation (GFCF)
The GFCF component of GDP by expenditure shows a description of the

goods and services used for physical investment (as capital goods). Capital goods
are equipment used for production and usually have a service life of more than
one year. In the calculation, GFCF is classified in the form of buildings, machinery
and equipment, vehicles, other equipment, Cultivated Biological Resources (CBR), and
intellectual property products.

In 2016-2020, GFCF has increased significantly. In nominal terms, the
total value of GFCF in 2016 amounted to 4,040,202 billion rupiahs, subsequently
increased to 4,897,786 billion rupiahs in 2020. In real terms, the total value of
GFCF in 2016 was 3,041,585 billion rupiahs, then rising further to 3,419,704 billion
rupiahs in 2020.
In 2016, the GFCF component contributed 32.58 percent to total GDP. The
contribution of GFCF to total GDP in 2017 was 32.16 percent. The GFCF contribution
increased further to 32.29 percent in 2018 and 32.35 percent in 2019. However, its
contribution in 2020 decreased compared to the previous year with a contribution
value of 31.73 percent.
id
The growth rate of the GFCF component from 2016-2020 experienced a
.
go
downturn. In 2016, its growth rate was 4.47 percent, then increased to 6.15 percent
in 2017 and 6.68 percent in 2018. However, the GFCF growth rate has decelerated
s.
p
by 4.45 percent in 2019 and contracted by 4.95 percent in 2020.
.b
w
4.5. Export and Import of Goods and Services

w
//w
One of the components of GDP from the demand side is the export of goods
s:
and services, and from the supply side is the import of goods and services. This
tp
ht
component has an important role in the creation of added value, where import value
is a deduction for export value to obtain net exports.
During 2016-2020, both the total value of exports and imports has increased
significantly. Nominally, the total export value in 2016 was 2,367,365 billion rupiahs
then increased to 2,649,787 billion rupiahs in 2020. Meanwhile, the total nominal
value of imports was 2,273,528 billion rupiahs in 2016 and 2,472,899 billion rupiahs
in 2020. In real terms, the total value of exports in 2016 amounted to 1,971,183
billion rupiahs, increased further to 2,092,038 billion rupiahs in 2020. For imports,
the total real value in 2016 was 1,818,133 billion rupiahs then decreased to 1,740
.166 billion rupiahs in 2020.
The contribution of goods and services exports to GDP decreased from 19.09
percent in 2016 to 17.17 percent in 2020, likewise, the contribution of goods and
services imports decreased from 18.33 percent in 2016 to 16.02 percent in 2020.

The growth rate in exports of goods and services to GDP decreased and
even contracted from minus 1.66 percent in 2016 to minus 7.70 percent in 2020,
likewise, the growth rate of imports of goods and services decreased from minus
2.41 percent in 2016 to minus 14.71 percent in 2020.
More detailed data for the total value of GDP in nominal and real terms,
contributions to GDP, and growth rates of each expenditure components can be seen
in Appendix 11, 12, 13, and 18.
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.
GLOSSA Ry
id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Asset Ownership of all tangible and intangible objects
by individual, establishment or government.
In practice, usually it shows in monetary value.
Base Year The selected year as for a statistical reference,

which is used for an estimation in other years.
With this base year, series of data, detailed
indicators and real changes can be derived.
Basic Prices It is economic value of product (good and

services) recieved by producer before taxes and
subsidieries on products.
Capital Goods Production factor produced by human skill,
id
originally from nature and they are used to
.
generate income, for example : machines,
go
appliances, plants, and the like.
s.
p
Constant Prices Valuation for goods and services produced or
.b
consumed at the specific base year.

w
w
Consumption of That is a decreasing value of fixed capital

//w
Fixed Capital formation used in production process.

s:
Current Prices Valuation for goods and services produced or

tp
consumed at the year being concerned.

ht
Domestic Output Value of production of goods and services

produced by economic sectors regardless the
operating actors taken places in domestic
territory.
Export of Goods and Includes all transfers and selling goods and
Services services from residents to others conducted
in domestic area or in overseas. In practice,
the export consists of merchandise and other
goods cross to custom area or domestic territory
of a country, including direct purchased by
other countries representative and by non-
resident in the domestic area. Because export
of merchandise is valued at free on board, it
excludes cost of transport and insurance to the
country’s destination.

Final Consumption It demands for goods and services to fulfill the
final consumption, capital formation and export.
Fix Capital It covers constructing and purchasing new

Formation capital goods produced by domestic economy
and import, including used capital goods from
import. The fixed formation covered is only the
one conducted by economic sectors in domestic
territory.
Gross Value Added It is gross value added (GVA) recieved by

at Basic Prices producer before taxes and subsidies on products.
Import of Goods and Covering all transfers and purchases of goods
id
Services and services from the resident of a country to
.
the other resident of the country is performed
go
both in domestic and overseas areas. In practice,
s.
imports consist of merchandise and other goods
p
that cross the customs boundary or domestic
.b
territory of a country, including direct purchases

w
by the government, residents and representatives

w
of the country abroad. Because the import of

//w
merchandise is assessed with CIF, then the value

s:
of the goods including the cost of carriage and

tp
insurance.
ht
Income Factor from It is an income or a compensation received by

Overseas production factors due to their involving in
production process outside the domestic territory.
Intermediate The inputs are, finished in production process,

Consumption consist of non durable goods and services
purchased from other party or own production.
Investment Funds are set aside to be implanted as capital

in an effort to gain profit in the hopes that the
capital will return in a few years.
Net Taxes on Taxes on production and imports less subsidies on

Production and production and imports.
Import

Primary Input It is also called as a value added, consists of
compensation of employee, operating surplus,
depreciation and net indirect tax.
Production Factors Includes factors which involved in production

process either direct or indirectly, such as: land,
labor, capital and entrepreneurship.
Trade and Transport It is the difference between the value of sales

Margin (TTM) to the value of purchases, and transport costs
existed from distributing goods from producers
to purchasers.
Taxes and Subsidies There are taxes and subsidies that are payable
id
on Product per unit of somegood or service. The taxes/
.
subsidies may be a specific amount of money
go
per unit of quantity of a good or service or it
s.
may be calculated ad valorem as a specified
p
percentage of the price per unit or value of the
.b
goods or services transacted.

w
w
//w
s:
tp
ht

id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.
A PPE NDI X
id
ht
tp
s:
//w
w
w
.b
ps.
go
.id
Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industry (billion
Appendix 1
rupiahs), 2016-2020
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Agriculture, Forestry, and

A 1 671 597.8 1 787 963.2 1 900 621.7 2 012 742.8 2 115 086.1
Fishing
1. Crop, Animal Production,

Hunting and Related 1 266 865.4 1 347 526.2 1 417 316.9 1 488 985.7 1 574 977.4
Service Activities
a. Food Crops 425 185.6 438 889.5 449 553.1 446 497.3 473 953.8
b. Horticultural Crops 187 402.6 197 325.6 218 713.2 238 830.5 250 457.8
id
c. Plantation Crops 428 782.6 471 466.4 489 185.6 517 507.8 560 202.2
.
d. Animal Production 201 123.5 213 780.8 232 274.7 256 849.6 260 189.6
go
e. Agriculture and Hunting
Related Service 24 371.1
s.
26 063.9 27 590.3 29 300.5 30 174.0
Activities
p
.b
2. Forestry and Logging 87 542.4 91 609.4 97 396.8 104 121.9 108 639.8
w
3. Fishing and Aquaculture 317 190.0 348 827.6 385 908.0 419 635.2 431 468.9
w
B Mining and Quarrying 890 868.3 1 029 554.6 1 198 987.1 1 149 913.5 993 541.9
//w
1. Extraction of Crude
s:
Petroleum, Natural Gas and 364 985.6 391 449.9 460 169.9 439 602.8 332 559.6
Geothermal
tp
2. Mining of Coal and Lignite 231 697.8 323 364.5 401 276.9 368 890.5 283 194.7
ht
3. Mining of Iron Ores 73 301.0 94 322.3 111 321.4 96 824.6 130 956.9
4. Other Mining and

220 883.9 220 417.9 226 218.9 244 595.6 246 830.7
Quarrying
C Manufacturing 2 545 203.6 2 739 711.9 2 947 450.8 3 119 593.8 3 068 041.7
1. Manufacture of Coal
Products, Oil and Gas 286 400.0 309 372.7 332 299.0 336 672.6 307 606.4
Refineries
2. Manufacture of Food
740 810.2 834 425.1 927 443.5 1 012 959.8 1 057 000.7
Products and Beverages
3. Manufacture of Tobacco
117 086.3 122 229.6 131 937.3 140 966.5 135 935.1
Products
4. Manufacture of Textiles and
143 545.0 150 535.3 168 545.2 200 019.4 186 626.8
Wearing Apparel
5. Manufacture of Leather and
35 214.1 36 988.8 41 716.0 42 499.0 39 204.0
Related Product
6. Manufacture of Wood and
of Products of Wood and
Cork, Except Furniture;
80 077.6 81 580.8 83 710.0 80 319.9 78 689.2
Manufacture of Articles
of Straw and Plaiting
Materials

Continued Appendix 1
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Manufacture of Paper and

Paper Products; Printing
89 650.0 96 616.2 101 758.2 109 892.2 110 562.3
and Reproduction of
Recorded Media
8. Manufacture of Chemicals,
Pharmaceuticals and 223 404.7 236 192.9 239 678.0 265 925.1 296 710.3
Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and
79 100.9 85 869.6 92 662.6 87 975.4 82 856.6
Plastic Products
10. Manufacture of Other Non-
89 056.0 89 605.8 93 166.9 93 362.6 85 860.2
Metallic Mineral Products
id
11. Manufacture of Basic Metals 89 559.7 98 845.5 111 341.3 116 068.6 120 956.8
.
go
12. Manufacture of Fabricated
Metal Products, Except
Machinery and Equipment;
Computer, Electronic, Optical
241 756.5
p s.
252 870.9 257 687.0 265 384.3 252 142.8
Products and Electrical

.b
Equipment
w
13. Manufacture of Machinery

40 169.5 43 093.0 47 879.6 46 982.5 43 230.6
and Equipment
w
//w
14. Manufacture of Transport

236 558.9 246 916.1 260 986.8 258 287.3 208 886.0
Equipment
s:
15. Manufacture of Furniture 32 124.2 33 851.1 35 487.6 39 239.0 38 653.1

tp
16. Other Manufacturing;

Repair and Installation of 20 690.0 20 718.5 21 151.8 23 039.6 23 120.8
ht
Machinery and Equipment

Electricity, Gas, Steam and Air
D 142 344.4 162 339.8 176 640.3 185 115.3 179 741.6
Conditioning Supply
1. Electricity 112 792.3 132 975.9 144 437.1 151 975.9 150 541.1
2. Gas Supply and Production

29 552.1 29 363.9 32 203.2 33 139.4 29 200.5
of Ice
Water Supply, Sewerage, Waste
E Management and Remediation 8 909.4 9 438.6 10 023.6 10 736.3 11 302.8
Activities
F Construction 1 287 600.8 1 410 513.6 1 562 297.0 1 701 741.2 1 652 659.6
Wholesale and Retail Trade;

G Repair of Motor Vehicles and 1 635 410.4 1 768 865.2 1 931 813.0 2 060 378.8 1 995 470.1
Motorcycles
1. Wholesale and Retail Trade
and Repair of Motor Vehicle 334 787.8 356 436.0 386 619.9 416 437.3 360 071.2
and Motorcycle
2. Wholesale and Retail Trade,
Except of Motor Vehicles 1 300 622.6 1 412 429.2 1 545 193.1 1 643 941.5 1 635 398.9
and Motorcycles

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
H Transportation and Storage 644 993.9 735 229.6 797 777.0 881 547.5 689 700.7
1. Railways Transport 7 319.1 9 172.0 10 462.9 12 092.1 7 789.8
2. Land Transport 300 985.0 328 306.7 354 035.6 390 604.4 380 884.3
3. Sea and Coastal Water

39 907.1 41 985.8 45 108.9 50 576.3 48 614.8
Transport
4. Inland Water Transport 14 185.5 15 077.5 16 030.6 17 416.2 15 722.0
5. Air Transport 177 904.1 220 966.6 240 931.1 257 735.6 105 058.1
6. Warehousing and Support
id
Activities for Transportation; 104 693.1 119 721.0 131 207.9 153 122.9 131 631.7
Postal and Courier Activities
.
go
Accomodation and Food Ser-
I 363 055.5 387 013.1 412 709.7 440 211.2 394 230.9
vice Activities s.
1. Accomodation 86 421.4 91 953.3 96 571.7 99 207.5 74 700.9
p
.b
2. Food and Beverage Service

276 634.1 295 059.8 316 138.0 341 003.7 319 530.0
Activities
w
Information and Communi-

w
J 449 188.7 513 715.9 558 938.0 626 532.6 695 839.1
cation
//w
Financial and Insurance Ac-

K 520 206.8 571 203.6 616 315.1 671 433.8 696 065.5
tivities
s:
1. Financial Intermediary
327 378.2 353 059.7 375 503.9 405 183.7 418 860.0
tp
Services
ht
2. Insurance and Pension Fund 109 355.2 124 126.2 137 653.4 149 880.9 159 032.6
3. Other Financial Services 71 857.2 81 435.8 90 037.0 102 631.9 104 115.2
4. Financial Support Services 11 616.2 12 581.9 13 120.8 13 737.3 14 057.7
L Real Estate Activities 350 488.2 382 259.2 406 013.7 439 455.9 453 780.9
M,N Business Activities 211 623.6 238 217.0 267 094.0 304 285.5 294 255.5
Public Administration and

O Defence, Compulsory Social 476 490.9 499 343.6 541 685.6 571 622.3 580 175.2
Security
P Education 417 344.8 447 137.6 481 747.0 522 375.2 549 396.5
Human Health and Social Work

Q 132 100.5 144 830.7 158 070.1 174 740.0 201 149.0
Activities
RSTU Other Service Activities 211 427.9 239 258.6 268 574.7 309 002.1 302 568.2
11 958 855.5 13 066 595.8 14 236 758.4 15 181 427.8 14 873

Gross Value Added at Basic Price
005.3
Taxes less Subsidies on Products 442 873.0 523 229.9 601 997.6 651 107.6 561 146.5
Gross Domestic Product 12 401 728.5 13 589 825.7 14 838 756.0 15 832 535.4 15 434 151.8
* Preliminary Figures
** Very Preliminary Figures

Gross Domestic Product at Constant Prices by Industry (billion
Appendix 2
rupiahs), 2016-2020
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 1 210 955.5 1 258 375.7 1 307 253.0 1 354 399.1 1 378 131.3
Fishing

Hunting and Related 936 356.9 970 262.9 1 005 655.0 1 038 902.9 1 060 823.1
Service Activities
a. Food Crops 287 216.5 293 858.0 298 027.3 292 883.0 303 247.4
b. Horticultural Crops 130 832.3 135 649.0 145 131.2 153 157.8 159 539.3
id
c. Plantation Crops 357 137.7 373 194.2 387 496.7 405 147.5 410 553.4
.
d. Animal Production 143 036.5 148 688.8 155 539.9 167 637.9 167 084.8
go
e. Agriculture and
Hunting Related 18 133.9
s.
18 872.9 19 459.9 20 076.7 20 398.2
Service Activities
p
.b
2. Forestry and Logging 60 002.0 61 279.6 62 981.8 63 217.6 63 195.9

w
3. Fishing and Aquaculture 214 596.6 226 833.2 238 616.2 252 278.6 254 112.3
w
B Mining and Quarrying 774 593.1 779 678.4 796 505.0 806 206.2 790 475.2
//w
s:
Petroleum, Natural Gas 313 743.9 302 653.0 298 420.1 289 980.1 272 583.2
and Geothermal
tp
2. Mining of Coal and Lignite 223 098.6 226 478.9 235 561.4 259 598.5 245 498.6
ht
3. Mining of Iron Ores 89 303.2 95 150.4 103 719.4 88 003.4 105 829.4
4. Other Mining and

148 447.4 155 396.1 158 804.1 168 624.2 166 564.0
Quarrying
C Manufacturing 2 016 876.9 2 103 466.1 2 193 368.4 2 276 667.8 2 209 920.3
Products, Oil and Gas 220 392.1 219 849.4 219 831.8 217 402.2 202 603.7
Refineries
585 786.3 639 834.4 690 462.5 744 170.5 755 914.9
85 119.7 84 572.4 87 548.7 90 486.7 85 257.5
Products
4. Manufacture of Textiles
111 978.2 116 261.6 126 406.8 145 804.6 132 851.0
and Wearing Apparel
5. Manufacture of Leather
25 875.3 26 449.0 28 941.7 28 654.1 26 142.6
and Related Product
6. Manufacture of Wood
and of Products of
Wood and Cork, Except
61 790.6 61 870.4 62 337.3 59 498.3 58 212.1
Furniture; Manufacture
of Articles of Straw and
Plaiting Materials

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

72 399.9 72 640.6 73 681.6 80 211.0 80 385.3
and Reproduction of
Recorded Media
Pharmaceuticals and 174 469.8 182 380.2 179 791.9 195 040.9 213 360.5
Botanical Products
9. Manufacture of Rubber
69 940.9 71 666.8 76 627.8 72 398.8 68 337.7
and Plastic Products
70 118.7 69 512.9 71 424.4 70 690.7 64 239.2
id
11. Manufacture of Basic
77 293.0 81 832.6 89 188.6 91 716.9 97 099.5
Metals
.
go
Metal Products, Except s.
200 860.9 206 469.3 205 216.8 204 172.5 193 026.6
p
Computer, Electronic,
.b
Optical Products and

Electrical Equipment
w

w
29 676.6 31 325.0 34 297.3 32 881.0 29 536.4

and Equipment
//w

190 523.4 197 527.9 205 907.2 198 853.9 159 359.0
Equipment
s:
15. Manufacture of Furniture 24 489.8 25 383.7 25 946.0 28 113.0 27 167.5

tp

ht
Repair and Installation of 16 161.7 15 889.9 15 758.0 16 572.7 16 426.8

D 100 009.9 101 551.3 107 108.6 111 436.7 108 826.4
Conditioning Supply
1. Electricity 86 580.3 88 663.4 93 318.0 97 623.8 96 663.1

13 429.6 12 887.9 13 790.6 13 812.9 12 163.3
of Ice
Water Supply, Sewerage,
E Waste Management and Re- 7 634.6 7 985.3 8 429.4 9 004.9 9 449.3
mediation Activities
F Construction 925 040.3 987 924.9 1 048 082.8 1 108 425.0 1 072 334.8

G Repair of Motor Vehicles and 1 255 760.8 1 311 746.5 1 376 878.7 1 440 263.0 1 386 695.4
Motorcycles
1. Wholesale and Retail
Trade and Repair of Motor 239 089.3 250 442.6 262 578.5 272 349.7 233 947.2
Vehicle and Motorcycle
Trade, Except of Motor 1 016 671.5 1 061 303.9 1 114 300.2 1 167 913.3 1 152 748.2
Vehicles and Motorcycles

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
H Transportation and Storage 374 843.4 406 679.4 435 336.5 463 157.5 393 481.9
1. Railways Transport 3 050.6 3 630.2 4 020.0 4 200.3 2 422.0
2. Land Transport 206 218.1 222 587.3 238 457.7 262 208.1 248 208.0

30 550.9 31 969.1 34 276.4 37 897.0 36 164.5
Transport
4. Inland Water Transport 10 371.9 10 995.1 11 566.5 12 212.2 10 624.6
5. Air Transport 65 295.4 73 084.2 77 493.4 69 926.9 32 859.6
6. Warehousing and
id
Support Activities for
59 356.5 64 413.5 69 522.5 76 713.0 63 203.2
Transportation; Postal and
.
go
Courier Activities
I 282 823.4 298 129.7
s. 315 068.6 333 306.8 299 248.0
vice Activities
p
1. Accomodation 57 440.8 60 394.4 62 997.3 63 869.6 48 285.8
.b
2. Food and Beverage

w
225 382.6 237 735.3 252 071.3 269 437.2 250 962.2
Service Activities
w

J 459 208.1 503 420.7 538 762.7 589 536.1 651 930.9
//w
cation
K 378 279.4 398 971.4 415 620.6 443 093.1 457 482.0
s:
tivities
tp
237 896.4 246 031.8 251 912.3 267 387.0 278 028.3
Services
ht
2. Insurance and Pension Fund 79 292.8 86 687.9 93 169.9 98 453.6 102 398.6
3. Other Financial Services 52 472.8 57 290.8 61 371.0 67 894.7 67 520.0
4. Financial Support Services 8 617.4 8 960.9 9 167.4 9 357.8 9 535.1
L Real Estate Activities 279 500.5 289 568.5 299 648.2 316 901.1 324 259.4
M,N Business Activities 159 321.7 172 763.8 187 691.1 206 936.2 195 671.1

O Defence, Compulsory Social 319 965.0 326 514.3 349 277.6 365 533.8 365 440.9
Security
P Education 293 887.6 304 810.8 321 133.8 341 355.1 350 329.8
Human Health and Social

Q 102 490.2 109 497.5 117 322.2 127 522.1 142 309.7
Work Activities
RSTU Other Service Activities 156 507.5 170 174.8 185 405.6 205 011.4 196 608.7
Gross Value Added at Basic Price 9 097 697.9 9 531 259.1 10 002 892.8 10 498 755.9 10 332 595.1
Taxes less Subsidies on Products 336 915.5 381 669.0 422 959.1 450 281.9 389 847.6
Gross Domestic Product 9 434 613.4 9 912 928.1 10 425 851.9 10 949 037.8 10 722 442.7

Contribution to Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Appendix 3
Industry (percent), 2016-2020
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 13.48 13.16 12.81 12.71 13.70
Fishing

Hunting and Related 10.22 9.92 9.55 9.40 10.20
Service Activities
a. Food Crops 3.43 3.23 3.03 2.82 3.07
b. Horticultural Crops 1.51 1.45 1.47 1.51 1.62
id
c. Plantation Crops 3.46 3.47 3.30 3.27 3.63
.
d. Animal Production 1.62 1.57 1.57 1.62 1.69
go
e. Agriculture and
Hunting Related 0.20
s.
0.19 0.19 0.19 0.20
Service Activities
p
.b
2. Forestry and Logging 0.71 0.67 0.66 0.66 0.70

w
3. Fishing and Aquaculture 2.56 2.57 2.60 2.65 2.80

w
B Mining and Quarrying 7.18 7.58 8.08 7.26 6.44

//w
s:
Petroleum, Natural Gas 2.94 2.88 3.10 2.78 2.15

and Geothermal
tp
2. Mining of Coal and Lignite 1.87 2.38 2.70 2.33 1.83

ht
3. Mining of Iron Ores 0.59 0.69 0.75 0.61 0.85
4. Other Mining and

1.78 1.62 1.52 1.54 1.60
Quarrying
C Manufacturing 20.52 20.16 19.86 19.70 19.88
Products, Oil and Gas 2.31 2.28 2.24 2.13 1.99
Refineries
5.97 6.14 6.25 6.40 6.85
0.94 0.90 0.89 0.89 0.88
Products
1.16 1.11 1.14 1.26 1.21
and Wearing Apparel
0.28 0.27 0.28 0.27 0.25
and Related Product
and of Products of
0.65 0.60 0.56 0.51 0.51
Plaiting Materials

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0.72 0.71 0.69 0.69 0.72
and Reproduction of
Recorded Media
Pharmaceuticals and 1.80 1.74 1.62 1.68 1.92
Botanical Products
0.64 0.63 0.62 0.56 0.54
0.72 0.66 0.63 0.59 0.56
id
0.72 0.73 0.75 0.73 0.78
Metals
.
go
1.95 1.86 1.74 1.68 1.63
p
.b
w

0.32 0.32 0.32 0.30 0.28
w
and Equipment
//w

1.91 1.82 1.76 1.63 1.35
Equipment
s:
15. Manufacture of Furniture 0.26 0.25 0.24 0.25 0.25

tp

ht
Repair and Installation of 0.17 0.15 0.14 0.15 0.15

D 1.15 1.19 1.19 1.17 1.16
Conditioning Supply
1. Electricity 0.91 0.98 0.97 0.96 0.98

0.24 0.22 0.22 0.21 0.19
of Ice
E Waste Management and Re- 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07
F Construction 10.38 10.38 10.53 10.75 10.71

G Repair of Motor Vehicles and 13.19 13.02 13.02 13.01 12.93
Motorcycles
Trade and Repair of Motor 2.70 2.62 2.61 2.63 2.33
Trade, Except of Motor 10.49 10.39 10.41 10.38 10.60

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
H Transportation and Storage 5.20 5.41 5.38 5.57 4.47
1. Railways Transport 0.06 0.07 0.07 0.08 0.05
2. Land Transport 2.43 2.42 2.39 2.47 2.47

0.32 0.31 0.30 0.32 0.31
Transport
4. Inland Water Transport 0.11 0.11 0.11 0.11 0.10
5. Air Transport 1.43 1.63 1.62 1.63 0.68
6. Warehousing and
id
0.84 0.88 0.88 0.97 0.85
.
go
Courier Activities
I 2.93 2.85
s. 2.78 2.78 2.55
vice Activities
p
1. Accomodation 0.70 0.68 0.65 0.63 0.48
.b

2.23 2.17 2.13 2.15 2.07
w
Service Activities
w

J 3.62 3.78 3.77 3.96 4.51
//w
cation
K 4.19 4.20 4.15 4.24 4.51
s:
tivities
tp
2.64 2.60 2.53 2.56 2.71

Services
ht
2. Insurance and Pension Fund 0.88 0.91 0.93 0.95 1.03
3. Other Financial Services 0.58 0.60 0.61 0.65 0.67
4. Financial Support Services 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09
L Real Estate Activities 2.83 2.81 2.74 2.78 2.94
M,N Business Activities 1.71 1.75 1.80 1.92 1.91

O Defence, Compulsory Social 3.84 3.67 3.65 3.61 3.76
Security
P Education 3.37 3.29 3.25 3.30 3.56

Q 1.07 1.07 1.07 1.10 1.30
Work Activities
RSTU Other Service Activities 1.70 1.76 1.81 1.95 1.96
Gross Value Added at Basic Price 96.43 96.15 95.94 95.89 96.36
Taxes less Subsidies on Products 3.57 3.85 4.06 4.11 3.64
Gross Domestic Product 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Contribution to Gross Domestic Product at Constant Market Prices by
Appendix 4
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 12.84 12.69 12.54 12.37 12.85
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 3.04 2.96 2.86 2.67 2.83
id
.
go
e. Agriculture and
Hunting Related 0.19 0.19
s. 0.19 0.18 0.19
Service Activities
p
.b

w

w

//w
s:

and Geothermal
tp

ht
4. Other Mining and

1.57 1.57 1.52 1.54 1.55
Quarrying
C Manufacturing 21.38 21.22 21.04 20.79 20.61
Refineries
6.21 6.45 6.62 6.80 7.05
0.90 0.85 0.84 0.83 0.80
Products
1.19 1.17 1.21 1.33 1.24
and Wearing Apparel
0.27 0.27 0.28 0.26 0.24
and Related Product
6. Manufacture of Wood and
of Products of Wood and
Cork, Except Furniture;
0.65 0.62 0.60 0.54 0.54
Manufacture of Articles
of Straw and Plaiting
Materials

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

0.77 0.73 0.71 0.73 0.75
and Reproduction of
Recorded Media
Botanical Products
9. Manufacture of Rubber and
0.74 0.72 0.73 0.66 0.64
Plastic Products
0.74 0.70 0.69 0.65 0.60
id
0.82 0.83 0.86 0.84 0.91
.
Metals
go
2.13 2.08 1.97 1.86 1.80
p
.b

w

w
0.31 0.32 0.33 0.30 0.28

and Equipment
//w

2.02 1.99 1.97 1.82 1.49
Equipment
s:

tp

ht

D 1.06 1.02 1.03 1.02 1.01
Conditioning Supply
1. Electricity 0.92 0.89 0.90 0.89 0.90

0.14 0.13 0.13 0.13 0.11
of Ice
F Construction 9.80 9.97 10.05 10.12 10.00

Motorcycles

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 2.19 2.25 2.29 2.39 2.31

0.32 0.32 0.33 0.35 0.34
Transport
5. Air Transport 0.69 0.74 0.74 0.64 0.31
6. Warehousing and
0.63 0.65 0.67 0.70 0.59
id
Courier Activities
.
go
I 3.00 3.01 3.02 3.04 2.79
vice Activities
1. Accomodation 0.61 0.61
p s. 0.60 0.58 0.45

2.39 2.40 2.42 2.46 2.34
.b
Service Activities
w

J 4.87 5.08 5.17 5.38 6.08
cation
w

//w
K 4.01 4.02 3.99 4.05 4.27

tivities
s:
2.52 2.48 2.42 2.44 2.59

Services
tp

ht

Security
P Education 3.11 3.07 3.08 3.12 3.27

Q 1.09 1.10 1.13 1.16 1.33
Work Activities

Appendix 5
Industry, 2016-2020
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 174.83 187.00 198.78 210.51 221.22
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 167.84 173.25 177.46 176.25 187.09
id
.
go
e. Agriculture and
s.
184.78 195.60 207.73 213.92
Service Activities
p
.b

w

w

//w
s:

and Geothermal
tp

ht
4. Other Mining and

197.25 196.83 202.01 218.42 220.42
Quarrying
C Manufacturing 168.25 181.11 194.84 206.22 202.81
Refineries
205.53 231.50 257.31 281.03 293.25
174.11 181.76 196.19 209.62 202.14
Products
149.05 156.31 175.01 207.69 193.78
and Wearing Apparel
178.78 187.79 211.79 215.76 199.03
and Related Product
and of Products of
141.04 143.69 147.44 141.47 138.60
Plaiting Materials

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

131.87 142.11 149.68 161.64 162.63
and Reproduction of
Recorded Media
Botanical Products
118.48 128.62 138.79 131.77 124.11
174.80 175.88 182.87 183.25 168.52
id
164.42 181.46 204.40 213.08 222.06
Metals
.
go
184.90 193.40 197.08 202.97 192.84
p
.b

w

w
169.01 181.31 201.45 197.68 181.89

and Equipment
//w

176.19 183.91 194.39 192.38 155.58
Equipment
s:

tp

ht

D 196.20 223.77 243.48 255.16 247.75
Conditioning Supply
1. Electricity 191.61 225.89 245.36 258.17 255.73

215.98 214.61 235.36 242.20 213.41
of Ice
F Construction 205.39 225.00 249.21 271.45 263.62

Motorcycles

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 222.15 242.32 261.31 288.30 281.13

183.77 193.35 207.73 232.91 223.87
Transport
5. Air Transport 464.45 576.87 628.99 672.87 274.27
6. Warehousing and
265.84 304.00 333.16 388.81 334.24
id
Courier Activities
.
go
I 181.27 193.23 206.06 219.80 196.84
vice Activities
1. Accomodation 241.64
p s.
257.11 270.02 277.39 208.87

168.15 179.35 192.16 207.28 194.22
.b
Service Activities
w

J 175.43 200.63 218.29 244.69 271.76
cation
w

//w
K 217.00 238.27 257.09 280.08 290.36

tivities
s:
218.48 235.62 250.60 270.41 279.53

Services
tp

ht

Security
P Education 207.06 221.84 239.01 259.17 272.57

Q 198.81 217.97 237.90 262.99 302.73
Work Activities

Trend of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
Appendix 6
by Industry, 2016-2020
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 126.65 131.61 136.72 141.66 144.14
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 113.38 116.00 117.65 115.61 119.71
id
.
go
e. Agriculture and
Hunting Related 128.56 133.80
s.
137.96 142.33 144.61
Service Activities
p
.b

w

w

//w
s:

and Geothermal
tp

ht
4. Other Mining and

132.56 138.77 141.81 150.58 148.74
Quarrying
C Manufacturing 133.32 139.05 144.99 150.50 146.09
Refineries
162.52 177.51 191.56 206.46 209.72
126.57 125.76 130.19 134.55 126.78
Products
116.27 120.72 131.25 151.40 137.95
and Wearing Apparel
131.37 134.28 146.93 145.47 132.72
and Related Product
and of Products of
108.83 108.97 109.80 104.80 102.53
Plaiting Materials

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

106.49 106.85 108.38 117.98 118.24
and Reproduction of
Recorded Media
Botanical Products
104.76 107.35 114.78 108.44 102.36
137.63 136.44 140.19 138.75 126.09
id
141.90 150.23 163.73 168.38 178.26
Metals
.
go
153.62 157.91 156.95 156.15 147.63
p
.b

w

w
124.86 131.80 144.31 138.35 124.27

and Equipment
//w

141.91 147.12 153.36 148.11 118.69
Equipment
s:

tp

ht

D 137.85 139.98 147.64 153.60 150.00
Conditioning Supply
1. Electricity 147.08 150.62 158.52 165.84 164.21

98.15 94.19 100.79 100.95 88.90
of Ice
F Construction 147.56 157.59 167.18 176.81 171.05

Motorcycles

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 152.21 164.29 176.00 193.53 183.20

140.69 147.22 157.84 174.52 166.54
Transport
5. Air Transport 170.47 190.80 202.31 182.56 85.79
6. Warehousing and
150.72 163.56 176.53 194.79 160.49
id
Courier Activities
.
go
I 141.21 148.86 157.31 166.42 149.41
vice Activities
1. Accomodation 160.61 168.87
p s.176.15 178.58 135.01

137.00 144.50 153.22 163.77 152.54
.b
Service Activities
w

J 179.34 196.61 210.41 230.24 254.61
cation
w

//w
K 157.79 166.43 173.37 184.83 190.83

tivities
s:
158.76 164.19 168.12 178.45 185.55

Services
tp

ht

Security
P Education 145.81 151.23 159.32 169.36 173.81

Q 154.25 164.79 176.57 191.92 214.18
Work Activities

Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices
Appendix 7
Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
A Agriculture, Forestry, and Fishing 6.96 6.30 5.90 5.08

6.37 5.18 5.06 5.78
a. Food Crops 3.22 2.43 -0.68 6.15
b. Horticultural Crops 5.30 10.84 9.20 4.87
c. Plantation Crops 9.95 3.76 5.79 8.25
id
d. Animal Production 6.29 8.65 10.58 1.30
.
go
6.95 5.86 6.20 2.98
Service Activities
2. Forestry and Logging
p s.
4.65 6.32 6.90 4.34
.b
3. Fishing and Aquaculture 9.97 10.63 8.74 2.82

w
B Mining and Quarrying 15.57 16.46 -4.09 -13.60

w
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas

//w
7.25 17.56 -4.47 -24.35

and Geothermal
s:
39.56 24.09 -8.07 -23.23

tp
3. Mining of Iron Ores 28.68 18.02 -13.02 35.25

ht
4. Other Mining and Quarrying -0.21 2.63 8.12 0.91
C Manufacturing 7.64 7.58 5.84 -1.65

1. Manufacture of Coal Products, Oil and Gas
8.02 7.41 1.32 -8.63
Refineries
2. Manufacture of Food Products and
12.64 11.15 9.22 4.35
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products 4.39 7.94 6.84 -3.57
4. Manufacture of Textiles and Wearing

4.87 11.96 18.67 -6.70
Apparel
5. Manufacture of Leather and Related
5.04 12.78 1.88 -7.75
Product
of Wood and Cork, Except Furniture;
1.88 2.61 -4.05 -2.03
Manufacture of Articles of Straw and
Plaiting Materials
7. Manufacture of Paper and Paper Products;
Printing and Reproduction of Recorded 7.77 5.32 7.99 0.61
Media
8. Manufacture of Chemicals, Pharmaceuticals
5.72 1.48 10.95 11.58
and Botanical Products

Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products 8.56 7.91 -5.06 -5.82
10. Manufacture of Other Non-Metallic Mineral

0.62 3.97 0.21 -8.04
Products
11. Manufacture of Basic Metals 10.37 12.64 4.25 4.21
12. Manufacture of Fabricated Metal Products,

Except Machinery and Equipment;
4.60 1.90 2.99 -4.99
Computer, Electronic, Optical Products and
13. Manufacture of Machinery and Equipment 7.28 11.11 -1.87 -7.99
id
14. Manufacture of Transport Equipment 4.38 5.70 -1.03 -19.13
.
15. Manufacture of Furniture 5.38 4.83 10.57 -1.49
go
16. Other Manufacturing; Repair and
0.14 s. 2.09 8.93 0.35
Installation of Machinery and Equipment
p
D 14.05 8.81 4.80 -2.90
.b
Supply
w
1. Electricity 17.89 8.62 5.22 -0.94

w
2. Gas Supply and Production of Ice -0.64 9.67 2.91 -11.89

//w
Water Supply, Sewerage, Waste Management

E 5.94 6.20 7.11 5.28
and Remediation Activities
s:
F Construction 9.55 10.76 8.93 -2.88

tp
Wholesale and Retail Trade; Repair of Motor

G 8.16 9.21 6.66 -3.15
ht

1. Wholesale and Retail Trade and Repair of
6.47 8.47 7.71 -13.54
Motor Vehicle and Motorcycle
8.60 9.40 6.39 -0.52
H Transportation and Storage 13.99 8.51 10.50 -21.76
1. Railways Transport 25.32 14.07 15.57 -35.58
2. Land Transport 9.08 7.84 10.33 -2.49
3. Sea and Coastal Water Transport 5.21 7.44 12.12 -3.88
4. Inland Water Transport 6.29 6.32 8.64 -9.73
5. Air Transport 24.21 9.04 6.97 -59.24
6. Warehousing and Support Activities for

14.35 9.59 16.70 -14.04
Transportation; Postal and Courier Activities
I Accomodation and Food Service Activities 6.60 6.64 6.66 -10.45
1. Accomodation 6.40 5.02 2.73 -24.70

Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
2. Food and Beverage Service Activities 6.66 7.14 7.87 -6.30
J Information and Communication 14.37 8.80 12.09 11.06
K Financial and Insurance Activities 9.80 7.90 8.94 3.67
1. Financial Intermediary Services 7.84 6.36 7.90 3.38
2. Insurance and Pension Fund 13.51 10.90 8.88 6.11
3. Other Financial Services 13.33 10.56 13.99 1.45
4. Financial Support Services 8.31 4.28 4.70 2.33
id
L Real Estate Activities 9.06 6.21 8.24 3.26
.
go
M,N Business Activities 12.57 12.12 13.92 -3.30
Public Administration and Defence, Compul- s.

O 4.80 8.48 5.53 1.50
sory Social Security
p
P Education 7.14 7.74 8.43 5.17
.b

w
9.64 9.14 10.55 15.11

w
RSTU Other Service Activities 13.16 12.25 15.05 -2.08

//w
Gross Value Added at Basic Price 9.26 8.96 6.64 -2.03

s:
Taxes less Subsidies on Products 18.14 15.05 8.16 -13.82

tp
Gross Domestic Product 9.58 9.19 6.70 -2.52

ht

Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Appendix 8
Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)

3.62 3.65 3.31 2.11
a. Food Crops 2.31 1.42 -1.73 3.54
c. Plantation Crops 4.50 3.83 4.56 1.33
id
d. Animal Production 3.95 4.61 7.78 -0.33
.
go
4.08 3.11 3.17 1.60
Service Activities
2. Forestry and Logging 2.13
p s. 2.78 0.37 -0.03
.b

w
B Mining and Quarrying 0.66 2.16 1.22 -1.95

w
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural

//w
-3.54 -1.40 -2.83 -6.00

Gas and Geothermal
s:
1.52 4.01 10.20 -5.43

tp
3. Mining of Iron Ores 6.55 9.01 -15.15 20.26

ht
4. Other Mining and Quarrying 4.68 2.19 6.18 -1.22
C Manufacturing 4.29 4.27 3.80 -2.93

1. Manufacture of Coal Products, Oil and
-0.25 -0.01 -1.11 -6.81
Gas Refineries
9.23 7.91 7.78 1.58
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products -0.64 3.52 3.36 -5.78

3.83 8.73 15.35 -8.88
Apparel
2.22 9.42 -0.99 -8.76
Product
0.13 0.75 -4.55 -2.16
Plaiting Materials
Printing and Reproduction of Recorded 0.33 1.43 8.86 0.22
Media
4.53 -1.42 8.48 9.39

Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products 2.47 6.92 -5.52 -5.61

-0.86 2.75 -1.03 -9.13
Products
11. Manufacture of Basic Metals 5.87 8.99 2.83 5.87

2.79 -0.61 -0.51 -5.46
13. Manufacture of Machinery and Equipment 5.55 9.49 -4.13 -10.17
id
14. Manufacture of Transport Equipment 3.68 4.24 -3.43 -19.86
.
15. Manufacture of Furniture 3.65 2.22 8.35 -3.36
go
-1.68
s. -0.83 5.17 -0.88
p
D 1.54 5.47 4.04 -2.34
.b
Supply
w
1. Electricity 2.41 5.25 4.61 -0.98

w
2. Gas Supply and Production of Ice -4.03 7.00 0.16 -11.94

//w

E 4.59 5.56 6.83 4.94
s:
F Construction 6.80 6.09 5.76 -3.26

tp

G 4.46 4.97 4.60 -3.72
ht

4.75 4.85 3.72 -14.10
4.39 4.99 4.81 -1.30
1. Railways Transport 19.00 10.74 4.49 -42.34
2. Land Transport 7.94 7.13 9.96 -5.34
3. Sea and Coastal Water Transport 4.64 7.22 10.56 -4.57
4. Inland Water Transport 6.01 5.20 5.58 -13.00
5. Air Transport 11.93 6.03 -9.76 -53.01

8.52 7.93 10.34 -17.61
1. Accomodation 5.14 4.31 1.38 -24.40
2. Food and Beverage Service Activities 5.48 6.03 6.89 -6.86

Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Financial Intermediary Services 3.42 2.39 6.14 3.98
3. Other Financial Services 9.18 7.12 10.63 -0.55
id
M,N Business Activities 8.44 8.64 10.25 -5.44
.
go
Public Administration and Defence, Compul-
O 2.05 6.97 4.65 -0.03
P Education 3.72
p s. 5.36 6.30 2.63
Q Human Health and Social Work Activities 6.84 7.15 8.69 11.60
.b
RSTU Other Service Activities

w
8.73 8.95 10.57 -4.10

w

//w
5.07 5.17 5.02 -2.07

s:
Gross Domestic Product

tp
ht

Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Industry
Appendix 9
(2010=100), 2016-2020
Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

A 138.04 142.09 145.39 148.61 153.47
Fishing

Service Activities
a. Food Crops 148.04 149.35 150.84 152.45 156.29
id
.
go
e. Agriculture and
s.
138.10 141.78 145.94 147.92
Service Activities
p
.b

w

w

//w
s:

and Geothermal
tp
2. Mining of Coal and

ht
103.85 142.78 170.35 142.10 115.35

Lignite
4. Other Mining and

148.80 141.84 142.45 145.05 148.19
Quarrying
C Manufacturing 126.20 130.25 134.38 137.02 138.83
Refineries
126.46 130.41 134.32 136.12 139.83
137.55 144.53 150.70 155.79 159.44
Products
128.19 129.48 133.34 137.18 140.48
and Wearing Apparel
136.09 139.85 144.14 148.32 149.96
and Related Product
and of Products of
129.60 131.86 134.29 135.00 135.18
Plaiting Materials

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
7. Manufacture of Paper
and Paper Products;
123.83 133.01 138.11 137.00 137.54
Printing and Reproduction
of Recorded Media
Botanical Products
113.10 119.82 120.93 121.51 121.25
10. Manufacture of Other
Non-Metallic Mineral 127.01 128.91 130.44 132.07 133.66
id
Products
.
115.87 120.79 124.84 126.55 124.57
go
Metals
12. Manufacture of Fabricated s.
Metal Products, Except
p
120.36 122.47 125.57 129.98 130.63
.b
w
w

135.36 137.57 139.60 142.89 146.36
//w
and Equipment
124.16 125.00 126.75 129.89 131.08
s:
Equipment
tp

ht

D 142.33 159.86 164.92 166.12 165.16
Conditioning Supply
1. Electricity 130.27 149.98 154.78 155.68 155.74
2. Gas Supply and

220.05 227.84 233.52 239.92 240.07
Production of Ice
F Construction 139.19 142.78 149.06 153.53 154.12

Motorcycles
Trade and Repair of
140.03 142.32 147.24 152.91 153.91
Motor Vehicle and
Motorcycle

Industry 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2. Land Transport 145.95 147.50 148.47 148.97 153.45

130.62 131.33 131.60 133.46 134.43
Transport
5. Air Transport 272.46 302.35 310.91 368.58 319.72
6. Warehousing and
id
176.38 185.86 188.73 199.60 208.27
.
Courier Activities
go
I 128.37 129.81 s. 130.99 132.07 131.74
vice Activities
p
1. Accomodation 150.45 152.25 153.29 155.33 154.71
.b

122.74 124.11 125.42 126.56 127.32
w
Service Activities
w

J 97.82 102.05 103.74 106.28 106.74
cation
//w

K 137.52 143.17 148.29 151.53 152.15
tivities
s:
tp
137.61 143.50 149.06 151.53 150.65

Services
ht
2. Insurance and Pension

137.91 143.19 147.74 152.24 155.31
Fund

Security
P Education 142.01 146.69 150.01 153.03 156.82

Q 128.89 132.27 134.73 137.03 141.35
Work Activities

Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by
Appendix 10
Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)

2.65 1.48 1.69 3.59
a. Food Crops 0.89 1.00 1.06 2.52
c. Plantation Crops 5.22 -0.07 1.18 6.82
id
d. Animal Production 2.25 3.87 2.60 1.64
.
go
2.76 2.66 2.94 1.36
Service Activities
2. Forestry and Logging 2.46
p s. 3.44 6.51 4.37
.b

w
B Mining and Quarrying 14.81 14.00 -5.25 -11.88

w
1. Extraction of Crude Petroleum, Natural Gas

//w
11.18 19.22 -1.69 -19.52

and Geothermal
s:
37.48 19.31 -16.58 -18.82

tp
3. Mining of Iron Ores 20.77 8.27 2.51 12.47

ht
4. Other Mining and Quarrying -4.67 0.43 1.83 2.16
C Manufacturing 3.21 3.17 1.97 1.32

1. Manufacture of Coal Products, Oil and Gas
8.29 7.42 2.45 -1.96
Refineries
3.12 3.00 1.34 2.73
Beverages
3. Manufacture of Tobacco Products 5.07 4.27 3.37 2.35

1.01 2.98 2.89 2.40
Apparel
2.76 3.07 2.90 1.11
Product
1.75 1.84 0.53 0.13
Plaiting Materials
Printing and Reproduction of Recorded 7.41 3.83 -0.80 0.39
Media
1.14 2.94 2.28 2.00

Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
9. Manufacture of Rubber and Plastic Products 5.94 0.92 0.49 -0.22

1.49 1.19 1.25 1.20
Products
11. Manufacture of Basic Metals 4.25 3.35 1.37 -1.57

1.76 2.53 3.51 0.50
13. Manufacture of Machinery and Equipment 1.63 1.48 2.35 2.43
id
14. Manufacture of Transport Equipment 0.68 1.40 2.48 0.92
.
15. Manufacture of Furniture 1.66 2.56 2.05 1.94
go
1.85
s. 2.95 3.57 1.24
p
D 12.32 3.16 0.73 -0.57
.b
Supply
w
1. Electricity 15.12 3.20 0.58 0.04

w
2. Gas Supply and Production of Ice 3.54 2.49 2.74 0.06

//w

E 1.29 0.60 0.26 0.33
s:
F Construction 2.57 4.40 3.00 0.38

tp

G 3.54 4.05 1.96 0.59
ht

1.64 3.46 3.85 0.66
4.03 4.20 1.51 0.79
1. Railways Transport 5.31 3.01 10.61 11.72
2. Land Transport 1.06 0.66 0.34 3.01
3. Sea and Coastal Water Transport 0.54 0.21 1.41 0.73
4. Inland Water Transport 0.26 1.07 2.90 3.76
5. Air Transport 10.97 2.83 18.55 -13.26

5.38 1.54 5.76 4.34
1. Accomodation 1.20 0.68 1.33 -0.40

Industry 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
2. Food and Beverage Service Activities 1.12 1.05 0.91 0.60
1. Financial Intermediary Services 4.28 3.87 1.66 -0.58
3. Other Financial Services 3.80 3.21 3.04 2.01
id
.
go
M,N Business Activities 3.81 3.20 3.33 2.27
Public Administration and Defence, Compul- s.

O 2.69 1.41 0.83 1.52
p
P Education 3.30 2.26 2.01 2.48
.b

w
2.62 1.86 1.70 3.15

w
RSTU Other Service Activities 4.07 3.03 4.05 2.10

//w

s:

tp
Gross Domestic Product 4.29 3.82 1.60 -0.46

ht

Gross Domestic Product at Current Market Prices by Expenditure
Appendix 11
Expenditure Component 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Household Final Consumption

7 027 023.5 7 623 056.1 8 274 214.4 8 965 837.4 8 900 011.1
Expenditure
2. NPISHs Final Consumption

144 499.4 160 594.4 180 893.3 206 093.2 201 276.3
Expenditure
3. Government Final Consumption

1 181 613.1 1 239 469.7 1 338 638.6 1 394 795.3 1 433 686.3
Expenditure
4. Gross Fixed Capital Formation 4 040 201.8 4 370 574.8 4 791 211.3 5 121 371.5 4 897 785.7
id
5. Changes in Inventories 158 867.1 210 636.3 338 633.6 226 922.8 97 857.7
.
go
Statistical Discrepancies#) - 244 313.6 - 150 283.1 73 763.8 5 571.4 - 273 353.3
6. Exports of Goods and

2 367 365.2
s.
2 742 060.5 3 116 546.3 2 920 517.5 2 649 786.9
Services
p
.b
Less
w
7. Imports of Goods and

2 273 528.0 2 606 283.0 3 275 145.3 3 008 573.7 2 472 898.9
w
Services
//w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 12 401 728.5 13 589 825.7 14 838 756.0 15 832 535.4 15 434 151.8
s:
9. Net Factor Income from The

- 397 013.0 - 430 605.8 - 442 183.7 - 481 321.1 - 415 658.0
Rest of The World
tp
10. Gross National Product 12 004 715.5 13 159 219.9 14 396 572.3 15 351 214.3 15 018 493.8
ht
Less
11. Taxes on Production and
539 936.2 685 963.0 730 653.0 742 900.1 656 802.5
Imports
Less
12. Consumption of Fixed Capital 2 035 689.4 2 430 937.4 2 800 030.2 3 168 101.1 2 943 805.0
13. NATIONAL INCOME 9 429 089.9 10 042 319.5 10 865 889.0 11 440 213.1 11 417 886.3
#) Statistical Discrepancies between GDP by Industry and GDP by Expenditure

Gross Domestic Product at Constant Market Prices by Expenditure
Appendix 12

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 126 308.0 5 379 628.6 5 651 456.3 5 936 399.5 5 780 218.1
Expenditure

105 362.3 112 664.4 122 969.8 136 026.6 130 193.3
Expenditure

774 304.5 790 756.4 828 876.6 855 930.8 872 558.3
Expenditure
4. Gross Fixed Capital Formation 3 041 584.7 3 228 763.0 3 444 310.3 3 597 664.1 3 419 704.2
id
5. Changes in Inventories 133 400.1 126 883.6 197 369.6 129 953.8 51 334.1
.
go
Statistical Discrepancies#) 100 604.4 92 486.8 97 744.3 66 737.8 116 563.0

1 971 182.6
s.
2 146 564.5 2 286 394.9 2 266 679.3 2 092 038.0
Services
p
.b
Less
w
7. Imports of Goods and Services 1 818 133.2 1 964 819.2 2 203 269.9 2 040 354.1 1 740 166.3
w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 9 434 613.4 9 912 928.1 10 425 851.9 10 949 037.8 10 722 442.7
//w
s:

tp

ht

Contribution to Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Appendix 13
Expenditure (percent), 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

56.66 56.09 55.76 56.63 57.66
Expenditure

1.17 1.18 1.22 1.30 1.30
Expenditure

9.53 9.12 9.02 8.81 9.29
Expenditure
4. Gross Fixed Capital Formation 32.58 32.16 32.29 32.35 31.73
id
5. Changes in Inventories 1.28 1.55 2.28 1.43 0.63
.
go
Statistical Discrepancies#) -1.98 -1.10 0.50 0.03 -1.76

19.09
s.
20.18 21.00 18.45 17.17
Services
p
.b
Less
w

18.33 19.18 22.07 19.00 16.02
w
Services
//w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

s:
tp

ht

Contribution to Gross Domestic Product at Constant Market Prices
Appendix 14

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

54.34 54.27 54.21 54.22 53.91
Expenditure

1.12 1.14 1.18 1.24 1.21
Expenditure
3. Government Final
8.21 7.98 7.95 7.82 8.14
id
.
go
Statistical Discrepancies#) 1.06 0.93 0.93 0.61 1.09

20.89 21.65
s. 21.93 20.70 19.51
Services
p
.b
Less
w

19.27 19.82 21.13 18.64 16.23
w
Services
//w
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

s:
tp

ht

Appendix 15
Expenditure, 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

185.60 201.35 218.54 236.81 235.07
Expenditure
198.60 220.72 248.62 283.26 276.63
Expenditure
3. Government Final
191.14 200.50 216.55 225.63 231.92
4. Gross Fixed Capital
189.87 205.40 225.17 240.68 230.18
Formation
id
.
go
141.94 164.40 186.85 175.10 158.87
Services
147.85 169.49
p s. 212.99 195.65 160.82
Services
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Trend of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market Prices
Appendix 16
by Expenditure, 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

135.40 142.09 149.27 156.80 152.67
Expenditure
144.81 154.85 169.01 186.96 178.94
Expenditure
125.26 127.92 134.08 138.46 141.15
Expenditure
id
.
118.18 128.70 137.08 135.90 125.43
go
Services
7. Imports of Goods and s.
118.24 127.77 143.28 132.69 113.17
Services
p
.b

w
w

//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Gross Domestic Product at Current Market Prices by
Appendix 17
Expenditure (percent), 2017-2020
Expenditure Component 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Household Final Consumption Expenditure 8.48 8.54 8.36 -0.73
2. NPISHs Final Consumption Expenditure 11.14 12.64 13.93 -2.34
3. Government Final Consumption Expenditure 4.90 8.00 4.20 2.79
4. Gross Fixed Capital Formation 8.18 9.62 6.89 -4.37
5. Changes in Inventories - - - -
id
6. Exports of Goods and Services 15.83 13.66 -6.29 -9.27
.
go
7. Imports of Goods and Services 14.64 25.66 -8.14 -17.80
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT

p
9.58
s. 9.19 6.70 -2.52
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Gross Domestic Product at 2010 Constant Market
Appendix 18

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Household Final Consumption Expenditure 4.94 5.05 5.04 -2.63
2. NPISHs Final Consumption Expenditure 6.93 9.15 10.62 -4.29
4. Gross Fixed Capital Formation 6.15 6.68 4.45 -4.95
6. Exports of Goods and Services
id
8.90 6.51 -0.86 -7.70
.
7. Imports of Goods and Services
go
8.07 12.14 -7.39 -14.71
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 5.07

p s. 5.17 5.02 -2.07
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Implicit Price Indices of Gross Domestic Product by Expenditure
Appendix 19
(2010=100), 2016-2020

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

137.08 141.70 146.41 151.03 153.97
Expenditure
137.15 142.54 147.10 151.51 154.60
Expenditure
3. Government Final
152.60 156.74 161.50 162.96 164.31
4. Gross Fixed Capital
132.83 135.36 139.11 142.35 143.22
Formation
id
.
go
120.10 127.74 136.31 128.85 126.66
Services
125.05 132.65
p s. 148.65 147.45 142.11
Services
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Growth Rate of Implicit Price Indices of Gross Domestic Product
Appendix 20

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Household Final Consumption Expenditure 3.37 3.32 3.16 1.95
2. NPISHs Final Consumption Expenditure 3.94 3.20 3.00 2.04
4. Gross Fixed Capital Formation 1.91 2.76 2.33 0.61
6. Exports of Goods and Services
id
6.36 6.71 -5.47 -1.70
.
7. Imports of Goods and Services
go
6.08 12.06 -0.80 -3.63
8. GROSS DOMESTIC PRODUCT 4.29

p s. 3.82 1.60 -0.46
.b

w
w
//w
s:
tp
ht

Trend of Product Aggregates and Per Capita Income at Current
Appendix 21
Market Prices, 2016-2020
Description 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Gross Domestic Product, Billion

12 401 728.5 13 589 825.7 14 838 756.0 15 832 535.4 15 434 151.8
Rupiah
2. Per Capita Gross Domestic

47 937 722.5 51 891 177.4 55 992 136.3 59 060 096.6 56 938 722.7
Product, Rupiah
3. Gross National Product, Billion

12 004 715.5 13 159 219.9 14 396 572.3 15 351 214.3 15 018 493.8
Rupiah
4. Per Capita Gross National

46 403 105.7 50 246 959.1 54 323 612.8 57 264 625.0 55 405 302.7
id
Product, Rupiah
.
5. National Income, Billion Rupiah 9 429 089.9 10 042 319.5 10 865 889.0 11 440 213.1 11 417 886.3
go
6. Per Capita National Income,
36 447 265.8 38 345 435.5
s. 41 001 034.0 42 675 419.7 42 122 163.3
Rupiah
p
7. Mid-Year Population, Thousand 258 705.0 261 890.9 265 015.0 268 075.0 271 066.0
.b
w

w
//w
s:
tp
ht

Trend of Product Aggregates and Per Capita Income at Constant Market
Appendix 22
Prices, 2016-2020
Description 2016 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Gross Domestic Product,

9 434 613.4 9 912 928.1 10 425 851.9 10 949 037.8 10 722 442.7
Billion Rupiah
2. Per Capita Gross Domestic

36 468 616.4 37 851 369.3 39 340 610.5 40 843 188.7 39 556 575.5
Product, Rupiah
3. Mid-Year Population,
258 705.0 261 890.9 265 015.0 268 075.0 271 066.0
Thousand
id
.
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Appendix 23
Current Market Prices (percent), 2017-2020
Description 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gross Domestic Product 9.58 9.19 6.70 -2.52
2. Per Capita Gross Domestic Product 8.25 7.90 5.48 -3.59
3. Gross National Product 9.62 9.40 6.63 -2.17
4. Per Capita Gross National Product 8.28 8.11 5.41 -3.25
id
5. National Income 6.50 8.20 5.29 -0.20
.
go
6. Per Capita National Income 5.21 6.93 4.08 -1.30
p s.
7. Mid-Year Population 1.23 1.19 1.15 1.12
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Appendix 24
Constant Market Prices (percent), 2017-2020
Description 2017 2018 2019* 2020**

(1) (2) (3) (4) (5)
1. Gross Domestic Product 5.07 5.17 5.02 -2.07
2. Per Capita Gross Domestic Product 3.79 3.93 3.82 -3.15
3. Mid-Year Population 1.23 1.19 1.15 1.12
. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

. id
go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

DATA
MENCERDASKAN BANGSA
. id
Enlighten The Nation go
p s.
.b
w
w
//w
s:
tp
ht

Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta, 10710
Telp. (021) 3841195, 3842508, 3810291, Fax: (021) 3857046
Homepage: http://www.bps.go.id Email: bpshq@bps.go.id

Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Katalog/Catalog: 9301001

BADAN PUSAT STATISTIK

BADAN PUSAT STATISTIK

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm

Direktorat Neraca Produksi

Desain Kulit oleh :

Direktorat Neraca Produksi

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, dan/atau

ii Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

Pada tahun 2020, dunia mengalami krisis yang disebabkan

Sebagai pelengkap ulasan tabel-tabel tersebut, disajikan pula konsep,

komponen pengeluaran. Beberapa angka yang disajikan masih bersifat

sangat sementara, terutama tahun 2020 karena belum tersedianya data

secara lengkap dan akan disempurnakan pada penerbitan selanjutnya.

Kepada semua pihak yang telah berperan langsung maupun tidak

Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 iii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

1.1. Gambaran Umum Perekonomian Indonesia 3

Pengertian Pendapatan Nasional

1.3. Keterkaitan Pendapatan Nasional dan Produk Domestik Bruto 7

1.4. Sistematika Penulisan Publikasi 10

02 RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN 13

2.1. Ruang Lingkup 15

2.2. Metode Penghitungan 24

2.3. Perubahan Tahun Dasar Produk Domestik Bruto 34

iv Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

03 PERKEMBANGAN PDB MENURUT LAPANGAN USAHA 35

3.1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 37

3.2. Pertambangan dan Penggalian 39

3.3. Industri Pengolahan 40

3.8. Transportasi dan Pergudangan 43

3.9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 44

3.10. Informasi dan Komunikasi 45

3.11. Jasa Keuangan dan Asuransi 45

3.12. Real Estat 46

3.13. Jasa Perusahaan 47

3.14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib 47

3.15. Jasa Pendidikan 48

3.16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 48

3.17. Jasa Lainnya 49

Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 v

04 PERKEMBANGAN PDB MENURUT PENGELUARAN 51

4.1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) 54

4.5. Ekspor dan impor Barang dan Jasa 57

DAFTAR ISTILAH PENTING 59

vi Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

1.2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Negara Anggota G7, 2017-2020 (persen) 6

4.1. Laju Pertumbuhan PDB Menurut Pengeluaran, 2017-2020 53

Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 vii

Lampiran 5 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 79

Berlaku Menurut Lapangan Usaha, 2016-2020

Lampiran 6 Indeks Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 82

Lampiran 7 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 85

Lampiran 8 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga 88

viii Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

Konstan 2010 Menurut Pengeluaran (persen), 2017-2020

Lampiran 19 Indeks Harga Implisit Produk Domestik Bruto Menurut 105

Lampiran 21 Perkembangan Beberapa Agregat Pendapatan dan Pendapatan 107

Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020 ix

x Pendapatan Nasional Indonesia 2016-2020

“ Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dibanding Beberapa Negara, 2020

Akibat pandemi COVID-19, perekonomian beberapa negara