Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan
Kebidanan oleh Dosen Pembimbing Rahajaeng Siti NurRahmawati, M.Keb
Disusun oleh :
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas adalah, adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk:
a. Memahami Pengertian Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi
b. Memahami Prosedur dan Jenis Prosedur Teknologi Tepat Guna Terkini Dalam
Pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi
c. Memahami Manfaat Prosedur Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi
d. Memahami Kelebihan dan Kekurangan Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan KB
dan Kesehatan Reproduksi
e. Mengetahui Bagaimana Penerapan Teknologi Tepat Guna Dalam Pelayanan KB dan
Kesehatan Reproduksi di Indonesia dan di Luar Negeri
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui perkembangan yang
terjadi dalam pelayanan kesehatan ibu khususnya dalam pelayanan KB dan Kesehatan
Reproduksi sehingga dapat meningkatkan pengetahuan baik bagi penulis maupun
pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penjelasan:
1. Calon klien atau klien KB datang ke Poli KIA/KB dengan menunjukkan kartu
kepesertaan BPJS Kesehatan (Bagi yang sudah menjadi peserta JKN) dan
mendapat K/I/KB serta hasil data klien dan pelayanan dicatat pada K/IV/KB dan
register kohort KB.
2. Dokter dan atau Bidan memberikan konseling kepada klien untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki
3. Apabila Dokter dan atau Bidan menemukan kontraindikasi pelayanan KB yang
dikehendaki klien pada saat penapisan maka perlu konseling pemilihan metode lain
yang sesuai atau dirujuk ke FKRTL dengan membuat surat rujukan .
4. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi
khusus untuk pelayanan suntik, IUD, implan dan atau vasektomi perlu persetujuan
secara tertulis dengan menandatangani formulir informed consent, apabila klien
tidak setuju perlu diberikan KIP/Konseling ulang. Setelah pelayanan KB, dokter
dan bidan memantau hasil pelayanan KB dan memberikan nasehat pasca pelayanan
kepada klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali.
Penjelasan :
1. Calon klien atau klien KB datang ke jaringan Puskemas dan jejaring pelayanan
kesehatan mendaftar ke petugas dengan menunjukkan kartu kepesertaan BPJS (jika
sudah menjadi peserta JKN) dan mendapat K/I/KB.
2. Dokter dan atau Bidan memberikan konseling kepada klien untuk memilih
pelayanan KB yang dikehendaki.
3. Apabila Dokter dan atau Bidan menemukan kontraindikasi pelayanan KB yang
dikehendaki klien pada saat penapisan maka perlu konseling pemilihan metode lain
yang dikehendaki klien pada saat penapisan maka perlu konseling pemilihan metode
lain yang sesuai atau dirujuk ke FKRTL dengan membuat surat rujukan.
4. Setelah klien menyetujui untuk menggunakan salah satu metode kontrasepsi khusus
untuk pelayanan suntik, IUD, implan perlu persetujuan secara tertulis dengan
menandatangani formulir informed consent, apabila klien tidak setuju perlu
diberikan konseling ulang.
5. Setelah pelayanan KB, bidan memantau hasil pelayanan KB dan memberikan
nasehat pasca pelayanan kepada klien KB sebelum klien pulang dan kontrol kembali
dengan membawa KI/KB atau kartu kunjungan. Hasil pelayanan KB di Puskesmas
dan jaringannya dicatat dengan menggunakan format pencatatan dan pelaporan
pelayanan KB, yaitu:
a. Register Kohort KB Register ini digunakan untuk mencatat PUS yang menjadi
klien KB pada wilayah puskesmas tersebut dan hasil pelayanan kontrasepsi pada
peserta baru dan lama setiap hari pelayanan. Dalam register ini berisi data tentang
hasil pelayanan, keluhan komplikasi, efek samping, kegagalan KB dan ganti cara.
b. Register pelayanan KB (R/I/KB)
c. Register alokon (R/II/KB)
d. Pendataan PUS (R/I/KS dan R/I/PUS)
e. Buku KIA, digunakan untuk mencatat pelayanan KB Pasca persalinan dalam
amanat persalinan. Formulir ini digunakan untuk mendata PUS yang berguna
untuk menentukan sasaran KB, yaitu: PUS 4T, PUS peserta BPJS a. Kartu
Peserta KB (K/I/KB dan K/IV/KB) b. Kartu pendataan tenaga dan sarana
(K/0/KB) c. Formulir pelaporan dari BPM atau DPM
untuk pelaporan pelayanan KB menggunakan format:
a. Laporan pelayanan KB yang merupakan Rekapitulasi Kohort
b. Laporan PWS KIA
c. Rekapitulasi laporan bulanan F/II/KB
d. Rekapitulasi pendataan tenaga dan sarana fasilitas kesehatan pelayanan
KB
e. Rekapitulasi laporan bulanan alokon dan BHP
Laporan pelayanan KB Puskesmas meliputi pelayanan yang dilaksanakan oleh
fasilitas pelayanan KB, baik pada unit pelayanan kesehatan pemerintah
(Puskesmas, RS Pemerintah, unit pelayanan kesehatan milik TNI/POLRI),
maupun pada fasilitas pelayanan kesehatan swasta (Bidan Praktek Mandiri,
Dokter Praktek Mandiri, RS Swasta, Klinik KB, Rumah Bersalin, dan Praktek
Bersama) yang berada diwilayah kerjanya dengan berkoordinasi kepada
PPLKB /PLKB untuk dianalisis dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/kota dan
BKKBD/ SKPD KB kab/ kota.
Analisis data dapat dilakukan dengan:
a. Membandingkan data cakupan dengan target/toleransi dan data sebelumnya,
kemudian dilihat desa dengan cakupan di bawah rata-rata dan atau di bawah
target serta dipelajari data terkait lainnya (tenaga, ketersediaanalokon, dll)
sehingga diketahui permasalahan dan rencana tindak lanjut
b. Membandingkan jumlah kasus komplikasi, kegagalan dengan toleransi dan data
sebelumnya, kemudian dilihat dengan toleransi di atas rata-rata dan atau di atas
target serta dipelajari data terkait lainnya sehingga diketahui permasalahan dan
rencana tindak lanjut
2.
Prosedur
Kondom spray
Cara pemakaian kondom sparay sama seperti pemakaian deodorant tubuh dengan cara
disemprotkan langsung pada bagian alat vital pria atau wanita, kemudian akan muncul
lapisan yang menyerupai kondom. Hal ini ditulis didalam artikel yang dimuat dalam
CNN Indonesia dan KOMPAS, yang menyatakan jika “dengan menggunakan kondom
spray ini, Chu mengungkapkan bahwa tak dibutuhkan lagi kondom konvensional dari
bahan karet dengan berbagai ukuran. Mirip dengan perban semprot yang sudah
beredar di pasaran, seseorang hanya perlu menyemprotkan kondom spray ini ke
bagian alat vital pria ataupun wanita, kemudian akan muncul lapisan yang menyerupai
kondom”.
Sumber :
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/07/29/213100020/Telah.Hadir.Sebuah.Inovasi
.Terbaru.Kondom.Spray.
Untuk ilustrasi bisa lihat video melalui link ini: https://www.youtube.com/watch?
v=U18xIsNfecA
3. Standart Operasional Prosedur Penatalaksanaan Pemeriksaan Iva (Inspeksi Visual
Asam Asetat)
Pemeriksaan IVA test bertujuan untuk membantu skrining kanker serviks secara
dini sehingga dapat dilakukan penanganan lebih awal. Hal ini juga dikatakan dalam
jurnal Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) untuk Pencegahan
Kanker Serviks yang menyatakan “Insiden kanker serviks sebenarnya dapat ditekan
dengan melakukan upaya pencegahan primer seperti meningkatkan atau intensifikasi
kegiatan penyuluhan kepada masyarakat untuk menjalankan pola hidup sehat,
menghindari faktor risiko terkena kanker, melakukan immunisasi dengan vaksin HPV
dan diikuti dengan deteksi dini kanker serviks tersebut melalui pemeriksaan pap
smear atau IVA (inspeksi visual dengan menggunakan asam acetat)”. Namun sebelum
mengetahui prosedur pelaksanaan IVA test, terlebih dahulu kita mengenal pengertian
dari IVA test terelebih dahulu lalu berlanjut pada prosedurnya.
A. Pengertian
IVA adalah pemeriksaan skrining kanker serviks dengan cara melakukan pulasan
asam asetat 3–5% pada serviks.
B. Manifestasi Klinis
Jika pada pulasan Asam Asetat 3–5% terjadi perubahan warna “aceto white
epithelial” pada serviks, dapat ditegakkan diagnosis adanya lesi prakanker.
a. Kriteria Diagnosis
Dari temuan pemeriksaan IVA, dapat dikategorikan:
·(Servisitis)
·IVA (+) mengindikasikan Lesi prakanker serviks
·Kanker.
C. Langkah Pemeriksaan
Alat dan Bahan :
a. Sabun dan air untuk cuci tangan
b. Lampu yang terang untuk melihat serviks
c. Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi
d. Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
e. Meja ginekologi
f. Lidi kapas
g. Asam asetat 3 – 5% atau anggur putih (white vinegar)
Cara pembuatan asam asetat:
1) Cuka dapur/ asam asetat/ asam etanoat (mengandung asam asetat 20%)
2) Asam asetat untuk IVA (3 – 5%)
3) Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara mengambil 1 bagian cuka dapur
+ 4 bagian air
4) Untuk membuat asam asetat 3 % dengan cara mengambil 2 bagian cuka dapur
+ 11 bagian air
h. Larutan iodium lugol
i. Larutan klorin 0,5% untuk dekomentasi instrument dan sarung tangan
Agmasari Silvita. 2015. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Telah Hadir
Sebuah Inovasi Terbaru, Kondom "Spray".
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/07/29/213100020/Telah.Hadir.Sebuah.Inovasi
.Terbaru.Kondom.Spray.. Diakses pada tanggal 17 Maret 2020.
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Pedoman Manajemen Pelayanan
Keluarga Berencana. 2014. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:
Kemenkes RI.
http://gadingpluit-hospital.com/ind/read/TUBEKTOMI-TANPA-SAYATAN
http://gadingpluit-hospital.com/ind/read/TUBEKTOMI-TANPA-SAYATAN
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/07/29/213100020/Telah.Hadir.Sebuah.Inovasi.Terbar
u.Kondom.Spray
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/07/29/213100020/Telah.Hadir.Sebuah.Inovasi.Terbar
u.Kondom.Spray
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6517/1/INDRY%20SEPTIYUVITA_opt.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6517/1/INDRY%20SEPTIYUVITA_opt.pdf
https://lifestyle.kompas.com/read/2015/07/29/213100020/Telah.Hadir.Sebuah.Inovasi.Terbar.
Kondom.Spray
http://gadingpluit-hospital.com/ind/read/TUBEKTOMI-TANPA-SAYATAN
https://media.neliti.com/media/publications/181673-ID-pemeriksaan-metode-iva-inspeksi-
visual-a.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/181673-ID-pemeriksaan-metode-iva-inspeksi-
visual-a.pdf
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/6517/1/INDRY%20SEPTIYUVITA_opt.pdf
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150729152946-255-68880/spray-on-condom-
konsep-baru-pakai-kondom-dengan-cara-semprot
http://gadingpluit-hospital.com/ind/read/TUBEKTOMI-TANPA-SAYATAN
Kemenkes RI.2014.Pedoman manajemen pelayanan keluarga berencana.Jakarta
Masyaril Ahmad. 2015. Spray-on Condom, Konsep Baru Pakai Kondom dengan Cara
Semprot. Jakarta : CNN Indonesia https://www.cnnindonesia.com/gaya-
hidup/20150729152946-255-68880/spray-on-condom-konsep-baru-pakai-kondom-
dengan-cara-semprot Diakses pada tanggal 17 Maret 2020.
Rahatgaonkar, Veena. 2012. VIA(Visual Inspection Of Cervix With Acetic Acid Application)
in Cervical Cancer Screening. Sangli-India : IOSR Journal of Dental and Medical
Sciences (IOSRJDMS). https://www.iosrjournals.org/iosr-jdms/papers/vol1-
issue1/A0110104.pdf Di akses pada tanggal 16 Maret 2020.
RS Gading Pluit. 2016. Tubektomi Tanpa Sayatan Dengan Prosedur Sterilisasi
Transservikal, Saluran Telur Pada Organ Reproduksi Perempuan Ditutup Tanpa
Melibatkan Pembedahan. Jakarta : Rumah Sakit Gading Pluit. http://gadingpluit-
hospital.com/ind/read/TUBEKTOMI-TANPA-SAYATAN Di akses pada tanggal 16
Maret 2020.
Sari, Ridholla Permata,dkk. 2019. Upaya Peningkatan Cakupan Pemeriksaan Inspeksi Visual
Dengan Asam Asetat (IVA) Di Dinas Kesehatan Kota Solok. Padang : Jurnal
Kesehatan Andalas.
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/1052/966 Di akses pada
tanggal 16 Maret 2020.
Sri Rahayu dan Ida Prijatni. 2016. Modul Cetak Bahan Ajar Kebidanan: Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta: Kemenkes RI