OLEH :
NIM. 04064882124026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
SKENARIO KASUS
Seorang anak laki-laki L berusia 4 tahun dibawa oleh orang tuanya ke unit kesehatan anak dalam
keadaan edema anasarka. Menurut penuturan ibunya, sekitar 1 bulan yang lalu klien mengalami
bengkak pada periorbita terutama pada saat bangun tidur muka sembab dan mengeluh pusing.
Hasil anamnesa riwayat kesehatan: sejak 1 tahun yang lalu pasien mengeluh bengkak bengkak
diseluruh tubuh sampai dengan kelopak mata. Karena keluhannya ini pasien dibawa ke RS A dan
dinyatakan bocor ginjal. Pasien kontrol 3 bulan terakhir namun tidak ada perbaikan, kemudian
pasien dibawa ke RS B dan diberi tablet berwarna hijau yang diminum 3 x 2 selama 2 bulan.
Selanjutnya 4 tablet/hari selang sehari, keluhan tidak berubah, pasien lalu dibawa ke RS C. Pola
BAK sebelum sakit 3-5 x sehari. Saat ini berkemih mulai berkurang baik dari segi frekuensi dan
jumlah urin yang dikeluarkan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan asites (+), TD 130/90 mmHg,
HR 112 x//menit, RR 30 x/menit, antropometri: BB selama sakit meningkat menjadi 25 kg dari
16 kg, TB: 102 cm, suhu 36ºC, pasien tampak sesak nafas dan lemas.
1. IDENTITAS PASIEN
2. KELUHAN UTAMA
Bengkak seluruh tubuh sampai dengan kelopak mata. Sejak 1 tahun yang lalu klien
mengeluh bengkak bengkak seluruh tubuh sampai dengan kelopak mata. Keluhan bertambah
parah saat bangun tidur disertai pusing. Bengkak terdapat di periorbita.
3. RIWAYAT KEHAMILAN
a. Prenatal
Ibu mengatakan hamil Anak L selama 39 Minggu dan Anak H merupakan anak ke 2.
Waktu hamil ibu mengalami mual muntah. Obat-obatan yang digunakan vit. C dan tablet
zinc.
b. Intranatal
Ibu mengatakan An L lahir di RS dengan BB 2900 gr dan PB 49 cm secara Sectio
Caesaria (SC)
c. Postnatal
Ibu mengatakan an L diberikan vitamin K, tidak ada IMD dan tidak ada kelainan pasca
melahirkan.
Keterangan :
: laki –laki
: perempuan
: pasien
: serumah
7. RIWAYAT SOSIAL
Yang mengasuh anak : Ibu pasien sendiri
Pembawaan secara umum : anak terlihat periang
Lingkungan rumah : bersih
8. KEBUTUHAN DASAR
a. Makan
Dirumah ibu mengatakan anak L memakan semua makanan yang diberikan, namun
kurang menyukai sayuran tidak ada pantangan makanan adapun makanan yang disukai
anak H adalah ayam. Semenjak sakit ibu mengatakan nafsu makan anak H menurun anak
hanya makan ikan yang disediakan namun tidak mau memakan nasinya.
b. Minum
Ibu mengatakan An. L minum selam 1 hari ±1200 cc
c. Tidur
Ibu mengatakan anak L selama di rumah tidur siang ± 3 jam dan tidur
malam ± 8 jam, sedangkan di rumah sakit tidur siang ± 1-2 jam dan tidur malam ± 5 jam.
Ibu mengatakan anak L terbangun saat malam hari karena sesak nafas.
d. Eliminasi
Ibu mengatakan selama di rumah dan dirumah sakit anak L BAB 1x/hari konsistensi
lembek, BAK sebelum sakit ± 4-5x/hari, BAK selam sakit : berkurang (frekuensi,
jumlah)
e. Aktivitas bermain :
Ibu mengatakan anak H adalah anak yang aktif, lebih sering bermain dengan teman
sebayanya.
9. PEMERIKSAAN FISIK
a. Kesadaran : Compos mentis
b. TB/BB : 102 cm / 25 Kg
c. Tanda vital
TD : 130/90 mmHg
HR : 112 x/mnt
RR : 30 x/mnt
Suhu :36ºC
d. Mata
Simetris, sclera tidak ikterik, reflek cahaya positif, konjungtiva tidak anemis, palbebra
edema
e. Hidung
Simetris, pernapasan cuping hidung tidak ada, hidung bersih, terpasang otot bantu nafas
f. Mulut :
Bibir, lidah, platum berwarna merah muda, rongga mulut tampak bersih
g. Telinga :
Telinga tidak terdapat serumen, bersih, simetris, posisi puncak spina sejajar kantus mata
h. Dada
Thorak:
Inspeksi : Bentuk dada simetris
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, pergerakan fremitus kiri dan kanan simetris
Perkusi : sonor
Auskultasi : Terdengar nafas tambahan mengi
i. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba pada RIC V kiri
Auskultasi : irama jantung teratur
j. Abdomen :
Inspeksi : mengkilat dan tegang pada kulit
Auskultasi : shifting dullness (+)
Palpasi : distensi abdomen
Perkusi : timpani
Lingkar perut : 68 cm
k. Genitalia
Laki-laki, bentuk normal, terdapat edema pada skrotum
l. Ekstremitas :
CRT < 3 detik, edema pada jari, punggung tangan hingga batas lengan, edema pada
punggung kaki hingga bagian paha dengan CRT <3 detik
m. Kulit :
Edema, ada keluhan gatal pada bagian edema, kulit kering dan kemerahan
b. Terapi
Furosemide 2 mg/hari
IVFD RL 10 tetes/mnt
Nasal kanul 4 lpm
DO :
pola napas tidak efektif
- Terpasang
otot bantu
nafas
- HR = 112 x /
mnt
- RR = 30
x/mnt
- Fase ekspirasi
memanjang
3 Faktor risiko : Kerusakan glomerulus Risiko gangguan integritas
kelebihan volume kulit
cairan Gangguan mekanisme
regulasi
Permeabilitas
glomerulus
meningkat
Proteinuria (fibrinogen,
albumin, dan globulin
dalam urin meningkat)
Hipoproteinemia
Hipoalbuminemia
Volume plasma
meningkat
Edema
b. Masalah keperawatan
1. Hipervolemia
2. Pola napas tidak efektif
3. Risiko gangguan integritas kulit
1) INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosis Luaran keperawatan Intervensi keperawatan
keperawatan (SLKI (SIKI)
(SDKI)
1 Hipervolemia b.d Setelah dilakukan Manajemen hipervolemia
gangguan intervensi selama 2 x 24 Observasi
mekanisme regulasi jam, keseimbangan cairan 1. Periksa tanda dan gejala
meningkat. Dengan kriteria hipervolemia
d.d ortopnea,
hasil : 2. Identifikasi penyebab
dispnea, edema - Haluaran urin hipervolemia
anasarka, berat meningkat 3. Monitor status
badan meningkat - Edema menurun hemodinamik
dalam waktu - Asites menurun 4. Monitor intake dan
singkat - Tekanan darah output cairan
membaik 5. Monitor tanda
- Denyut nadi radial hemokonsentrasi
membaik 6. Monitor tanda
peningkatan tekanan
- onkotik plasma
7. Monitor kecepatan infus
secara ketat
8. Monitor efek samping
diuretic
Terapeutik
1. Timbang BB setiap hari
pada waktu yang sama
2. Batasi asupan cairan dan
garam
3. Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40º
Edukasi
1. Anjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
2. Anjurkan melapor jika
BB bertambah >1 kg
dalam sehari
3. Ajarkan cara mengukur
dan mencatat asupan
dan haluaran cairan
4. Ajarkan cara membatasi
cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
diuretic
2. Kolaborasi penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretik
3. Kolaborasi pemberian
CRRT, jika perlu
2) CATATAN PERKEMBANGAN
Hari Tanggal, No. Implementasi Evaluasi
jam Dx (SOAP)
Rabu 20/10/2021 D.0022 Manajemen hipervolemia S:
1. Memeriksa tanda dan 1. Orang tua
08.00
gejala hipervolemia mengatakan jumlah
2. Mengidentifikasi
urin anak L masih
penyebab hipervolemia
3. Memonitor status sedikit dan masih
hemodinamik bengkak pada mata,
4. Memonitor intake dan tangan dan kaki
output cairan anaknya
5. Memonitor tanda 2. Orang tua
hemokonsentrasi memahami untuk
6. Memonitor tanda
melapor jika terjadi
peningkatan tekanan
onkotik plasma haluaran urin <0,5
7. Memonitor kecepatan mL dalam 6 jam
infus secara ketat 3. Orang tua
8. Memonitor efek memahami untuk
samping diuretik
melapor jika terjadi
9. Menimbang BB setiap
hari pada waktu yang peningkatan BB > 1
sama kg dalam sehari
10. Membatasi asupan O:
cairan dan garam 1. BB = 25 kg
11. Meninggikan kepala 2. Pitting edema (+)
tempat tidur 30-40º pada punggung
12. Menganjurkan melapor
tangan dan
jika haluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 punggung kaki
jam 3. Abdomen asites
13. Menganjurkan melapor 4. RR = 30x/mnt
jika BB bertambah >1 5. HR = 112x/mnt
kg dalam sehari 6. TD = 130/90 mmHg
14. Mengajarkan cara 7. S = 36ºC
mengukur dan
A:
mencatat asupan dan
haluaran cairan Masalah belum teratasi
15. Mengajarkan cara - Haluaran urin belum
membatasi cairan meningkat
16. Melakukan kolaborasi - Edema
pemberian diuretik - Asites
17. Melakukan kolaborasi - Tekanan darah tinggi
penggantian kehilangan - Denyut nadi radial
kalium akibat diuretik irreguler
18. Melakukan kolaborasi
pemberian CRRT, jika P:
perlu Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor intake
dan output cairan
2. Memonitor
kecepatan infus
secara ketat
3. Menimbang BB
setiap hari pada
waktu yang sama
4. Membatasi asupan
cairan dan garam
5. Meninggikan kepala
tempat tidur 30-40º
6. Melakukan
kolaborasi
pemberian diuretik
7. Melakukan
kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretik
8. Melakukan
kolaborasi
pemberian CRRT,
jika perlu
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Memonitor intake
dan output cairan
2. Memonitor
kecepatan infus
secara ketat
3. Menimbang BB
setiap hari pada
waktu yang sama
4. Membatasi asupan
cairan dan garam
5. Meninggikan kepala
tempat tidur 30-40º
6. Melakukan
kolaborasi
pemberian diuretik
7. Melakukan
kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretik