HYDRAULIC JUMP
21.1.DASAR TEORI
Loncatan hidrolik adalah fenomena perubahan aliran dari superkritis
menjadi subkritis. Loncatan hidrolik terjadi apabila aliran superkritis berubah
ke dalam aliran subkritis. Terdapat suatu kenaikan yang tiba-tiba pada
permukaan air dan kehilangan energi yang besar dalam loncatan hidraulik.
200
Persamaan hidrolik untuk lompatan horizontal di saluran rectangular:
y2 1
= ( 1+8 Fr 2 −1 )
√
y1 2 1
y1 1
= ( 1+ 8 Fr 2 −1)
√
y2 2 2
V q
Fr= Fr=
√g .H ⇒ √g .H 3
Dimana:
b = lebar saluran (m),
Fr = Froude (number dimension-less),
g = akselerasi karena gravitasi (9,86 m/dtk 2)
q = Debit (m3/dtk)
V = kecepatan (m / dtk),
y1 = kedalaman air pada daerah superkritis (m)
y2 = kedalaman air pada daerah subkritis (m)
201
4. Tinggi air pada daerah superkritis (y1) dan daerah subkritis (y2) dicatat
dari alat ukur yang telah dipasang serta panjang loncatan diukur dan
dicatat.
5. Kemudian debit dihitung dengan menentukan volume sebanyak 3 liter,
kemudian mencatat waktu (T) yang dibutuhkan untuk mencapai volume
yang sudah ditentukan dengan menggunakan stop wacth.
6. Langkah no.3 hingga no. 5 diulangi dengan penambahan ketinggian
dengan membuka katup secara perlahan untuk beberapa variasi ketinggian
(tiap 0,5 cm).
202
0 . 003
=
13 . 95
= 0.0002 m3/dtk
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel :
Tabel 21.6 Analisa perhitungan Debit Hydraulic jump kemiringan saluran 1 %
Debit Modular
Volume (V) Waktu (T)
No (Q)
(Liter) (Detik) Ltr/dtk M3/dtk
1 3 13.95 0.2151 0.0002
2 3 12.01 0.2497 0.0002
3 3 7.75 0.3871 0.0004
4 3 3.98 0.7538 0.0008
5 3 3.12 0.9626 0.0010
Sumber : Hasil Perhitungan
2 y2
√ 1+ 8 Fr 12−1= y1
2 y2
√ 1+ 8 Fr 12= y1
+1
2 y2
1+8 Fr 2 =( +1)2
1 y1
2 y2
8 Fr 2 =( +1)2 −1
1 y1
2 y2
( + 1)2 −1
y1
Fr 2 =
1 8
2 y2
Fr 1=
√ (
y1
+1 )2−1
203
2 y1
Fr 2 =
√ (
y2
+1)2 −1
Dimana:
Penyelesaian:
Fr 1=
√ (
y1
2 y1
+1 )2−1
8
=
√ (
2 x 0 ,013
0 ,0035
8
+1 )2−1
=2 , 959
Fr 2 =
√ (
y2
+1)2 −1
8
=
√ (
2 x 0 , 0035
0 , 013
8
+1)2 −1
=0 , 413
204
V1
Fr 1=
√ g . y1
V 1 =Fr 1 . √ g . y 1
V 2 =Fr 2 . √ g . y 2
Dimana:
Fr = Froude (nomor dimension-less),
g = gravitasi (9,81 m/dtk 2)
V = kecepatan (m / dtk),
y1 = kedalaman air pada daerah subkritis (m)
y2 = kedalaman air pada daerah superkritis (m)
Penyelesaian:
21.6. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan data dapat di ketahui bahwa :
205
Untuk kemiringan saluran 1% nilai Fr1 rata-ratanya adalah 3,066 dan
Fr2 rata-ratanya adalah 0,407.
Untuk kemiringan saluran 1 % nilai V1 rata-ratanya adalah 0,123
m/dtk, dan V2 rata-ratanya adalah 0,195 m/dtk.
206
Gambar 21.3 Peluap Bendung
21.8. DOKUMENTASI
207
Gambar 21.6 Mengukur Ketinggian Aliran pada Daerah Subkritis
208