Anda di halaman 1dari 25

Materi Pokok II

(Sistem Pengapian Sepeda Motor)

1. Pengantar:
Sistem pengapian merupakan penghasil loncatan bunga api pada busi dalam waktu
tertentu untuk membakar gas baru yang ada di dalam ruang kompresi/bakar pada mesin.
Sistem ini mempunyai komponen berupa batere, stop kontak, kondensor, koil, kontak
platina, dan busi atau apabila dengan CDI tidak menggunakan platina. Masing-masing
komponen tersebut masih dapat dirinci lagi menjadi beberapa sub-komponen sistem.
Di samping itu, masing-masing komponen tersebut di atas mempunyai fungsi
tertentu, sesuai dengan cara kerja suatu motor. Oleh karena itu, pada bagian ini
diuraikan tentang fungsi komponen sistem pengapian, dan cara kerja sistem pengapian
tersebut.
Untuk lebih memperjelas pemahaman peserta pelatihan terhadap sistem pengapian
pada mesin, maka secara praktis juga dipaparkan tentang penyetelannya. Bahkan untuk
menambah ketrampilan mereka, pada bagian akhir bagian ini disampaikan uraian
tentang cara mengatasi gangguan sederhana pada sistem pengapian mesin.

2. TIU:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan akan dapat mengenal sistem
pengapian sepeda motor secara teori dan praktik.

3. TIK:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan akan dapat:
a. Mengenal fungsi komponen sistem pengapian sepeda motor.
b. Menyebutkan cara kerja sistem pengapian sepeda motor.
c. Menyetel saat pengapian sepeda motor secara tepat.
d. Mengatasi gangguan sederhana sistem pengapian sepeda motor.

4. Kegiatan Belajar 1 (Mengenal fungsi komponen sistem pengapian sepeda motor):


Modul Sepeda Motor 2.1
Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
a. Uraian
Batere
Batere berfungsi untuk menyimpan tenaga listrik dalam bentuk tenaga kimia, baik pada
sistem pengapian batere maupun pengapian magnet. Batere yang banyak digunakan pada
sepeda motor adalah batere 6 volt atau batere 12 volt. Ciri-ciri yang paling mudah dikenali
untuk membedakan batere 6 volt dengan 12 volt adalah pada jumlah tutup selnya. Batere 6
volt mempunyai 3 tutup sel sedangkan batere 12 volt mempunyai 6 tutup sel.
Batere terdiri atas elekrolit dan sel-sel yang terendam dalam larutan elekrolit. Sel dan
elekrolit tersebut ditempatkan pada kotak batere. Cairan batere adalah H2SO4 (asam sulfat).
Batere baru harus diisi dengan asam sulfat atau disebut dengan air accu seur, sedangkan
berat jenis asam sulfat tersebut sekitar 1,3 atau lebih sedikit. Sel-sel batere berisi unit plat
positif dan negatif yang dipisahkan oleh separator. Plat-plat tersebut terdiri atas campuran
timah dengan antimon yang berbentuk kerangka kisi-kisi. Kerangka kisi-kisi ini diisi dengan
bahan aktif. Bahan aktif untuk plat positip adalah brown lead peroxide sedangkan bahan
aktif untuk plat negatif adalah gray sponge lead. Plat-plat tersebut menyerap elektrolit
sehingga menimbulkan tegangan 2,1 volt tiap selnya.
Kotak batere terbuat dari plastik atau ebonit. Kotak batere dan plastik memberikan
kemudahan untuk memeriksa jumlah elektrolit, dimana elektrolit harus mempunyai
ketinggian antara garis upper dan lower. Kotak batere diberi ventilasi dengan slang khusus
atau lubang pada tiap sel baterenya.
Pada saat batere digunakan akan terjadi reaksi sebagai berikut:
Pb 02 + 2H2S04 + Pb Æ PbSO4 + 2H20 + Pb S04
Dari reaksi di atas ternyata bahwa waktu reaksi pengosongan H2SO4 bergabung secara
bertahap dengan Pb O2 dan Pb sampai H2SO4 menjadi H2O Akibatnya berat jenis elektrolit
turun menjadi 1. Sedangkan tenaga atau muatan listrik batere ditentukan aleh berat jenis
elektrolit. Berat jenis standar di tentukan pada suhu 200 C pada setiap kenaikan suhu 10C
berat jenisnya turun 0.0007.
Pengisian arus batere melalui kutub positif sehingga arah arus berlawanan dengan arus
waktu pengeluaran. Reaksi yang terjadi juga berlawanan dengan reaksi yang terjadi waktu
batere mengeluarkan arus. Pada waktu pengisian SO4 terlepas dan plat- plat dan masuk
kedalam elektrolit sehingga berat jenisnya naik. Reaksi kimia pada batere waktu pengisian

Modul Sepeda Motor 2.2


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
adalah :
Pb S04 + 2H20 + Pb SO4 Æ Pb 02 +2H2S04 + Pb
Hubungan antara isi batere dengan berat jenis elektrolitnya adalah sebagai berikut
Isi batere BJ Elekrolit
Penuh 1,26
3/4 1,235
1/2 1.215
1/4 1,17
kosong 1,12
Disamping itu kapasitas batere juga perlu diketahui. Kapasitas batere adalah tenaga
listrik yang terkandung dalam batere yang dapat digunakan sebagai sumber tenaga.
Kapasitas batere ini terkandung pada jumlah dan ukuran plat positif dan plat negatif, suhu
cairan serta berat jenis cairannya. Lamanya waktu penggunaan arus batere berbanding lurus
dengan kapasitas batere dan berbanding terbalik dengan besarnya pemakian arus. Contoh:
Batere dengan kapasitas 50 AH, dapat digunakan selama 10 jam dengan arus 5 A atau 25
jam dengan arus 2A dan seterusnya.

Gambar Batere

Ignition Coil
Coil adalah komponen sistem penyalaan yang berfungsi untuk memperbesar

Modul Sepeda Motor 2.3


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
tegangan listrik dari batere menjadi antara 10.000 - 20.000 Volt. Bunga api listrik tegangan
tinggi yang dihasilkan tersebut, disalurkan melalui elektroda busi, sehingga gas baru yang
telah dipampatkan di dalam ruang bakar menjadi terbakar.
Menurut sistem penyalaannya, coil dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Coil DC yang terdapat pada motor penyalaan sistem batere dan
2. Coil AC yang terdapat pada motor penyalaan sistem magnet.

Menurut tipenya, coil DC dibagi menjadi 2 macam, yaitu :


1. Coil DC dengan 1 kabel busi, terdapat pada motor dengan sistem penyalaan batere yang
hanya mempunyai 1 silinder saja.
2. Coil DC dengan 2 kabel busi, terdapat pada motor dengan sistem penyalaan sistem
batere yang mempunyai 2 buah silinder, khususnya pada Honda type ; CB 125/175/200
Twin.

Gambar coil DC dengan 1 kabel busi

Coil DC dengan 2 buah kabel busi

Modul Sepeda Motor 2.4


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Cara memeriksa coil DC dengan 2 kabel busi menggunakan ohm meter :
Kabel terminal + dari ohm meter dihubungkan ke kabel hitam dari coil dan terminal –
dari ohm meter dihubungkan ke kabel biru dari coil, maka jarum ohm meter akan bergerak.

Gambar coil AC

Condensor/Condensator
Condensor : adalah suatu alat penyalaan, yang berfungsi untuk menyerap arus extra dari
gulungan primer coil dan setelah itu baru dialirkan ke platina secara sedikit demi sedikit dan
merata, sehingga platina terhindar dari kerusakan/permukaan platina tidak cepat berlubang-
lubang.

Condensor terdiri dari 2 jenis, menurut sistem penyelaannya :


1. Condensor untuk motor penyalaan sistem batere dan
2. Condensor untuk motor penyalaan sistem magnet.

Kapasitas condensor
Condensor mempunyai daya muatan listrik, atau yang disebut kapasitas condensor sebesar
0,2 - 0,3 MF (micro farad)

Keterangan : Apabila permukaan platina berlubang-lubang, berarti kapasitas

Modul Sepeda Motor 2.5


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
condensor sudah kurang dari 0,2 MF, atau kapasiatas condensor sudah lebih
dan 0,3 MF.

Ciri-ciri umum condensor untuk motor penyalaan batere dan magnet


1. Ciri-ciri Condensor untuk motor pelayanan sistem batere adalah jumlah kabelnya 2 atau
1, (tetapi kebanyakan 2 kabel) dan lebih khusus lagi adalah misalnya condensor itu kita
beli dari toko/baru, sudah ada kabel-kabelnya.
2. Ciri-ciri condensor untuk motor penyalaan sistem magnet adalah jumlah kabelnya selalu
3 dan warnanya seragam, (ini kalau sudah terpasang) tetapi apabila condensor ini masih
baru / belum terpasang, misalnva baru dibeli dari toko, condensor ini belum ada
kabelnya satupun (polos) dan untuk menghubungkan kabel-kabelnya harus
disolder/dipatri.

Gambar condensor untuk motor penyalaan batere :

Gambar condensor untuk motor penyalaan sistem magnet :

Platina

Modul Sepeda Motor 2.6


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Platina berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus listrik positif dengan
negatif secara teratur sesuai dengan proses yang terjadi di dalam silinder, agar pada
elektroda busi terjadi loncatan bunga api. Saat platina membuka, maka pada elektroda busi
terjadi loncatan bunga api. Gerakan membuka dan menutup celah platina dilakukan oleh
tonjolan poros kam. Agar celah platina membuka dan menutup sesuai dengan proses yang
terjadi pada silinder maka poros kam digerakkan oleh poros engkol. Pada sepeda motor 4 tak
setiap dua putaran poros engkol kontak platina membuka satu kali sedangkan pada sepeda
motor 2 tak kontak platina membuka satu kali setiap satu putaran poros engkol. Oleh karena
itu platina pada motor 4 tak digerakan oleh poros kam yang perbandingan putarannva adalah
2:1. Jika poros engkol berputar dua kali maka poros kam berputar satu kali. Platina pada
sepeda motor 2 tak digerakkan oleh ujung poros engkol agar setiap satu putaran poros
engkol platina membuka satu kali.

Gambar Letak Platina Pada Mesin 4 Tak

Besar kecilnya celah platina mempengaruhi besar kecilnya arus yang mengalir. Celah
platina yang besar berarti saat penutupan celah platina lebih pendek sehingga arus hanya
mengalir sebentar, akibatnya tegangan listrik yang ditimbulkan pada koil kecil sehingga

Modul Sepeda Motor 2.7


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
bunga api pada elektroda busi juga kecil. Jika celah platina terlalu kecil maka platina akan
menutup lebih lama sehingga arus yang mengalir besar akibatnya platina cepat. panas, dan
bunga api pada elektroda busi kecil.
Meskipun celah platina telah disetel tepat tetapi dapat berubah dengan sendirinya karena
baut pengikatnya kendor atau tumit ebonitnya aus. Celah platina yang tidak tepat akan
membawa akibat-akibat yang tidak baik terhadap sistem pengapian motor.

Busi (Spark plug)


Busi adalah suatu alat penyalaan yang terakhir dan statis, dimana gunanya untuk
rneloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi dari coil/ kabel coil ke dalam ruang
bakar, sehingga terjadi pembakaran gas di dalam ruang bakar.

Gambar Busi

Menurut nilai panas (heating value) busi dibagi menjadi 2 macam :


1. Busi dingin (Cold type)
2. Busi panas (Hot type)
ad 1. Busi dingin adalah busi yang sanggup menghisap dan membuang panas dengan
cepat. Oleh karena itu busi ini cocok sekali dipakai pada mesin-mesin yang

Modul Sepeda Motor 2.8


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
mempunyai temperatur dan tekanan tinggi, yaitu mesin-mesin yang selalu dijalankan
dengan kecepatan/putaran tinggi.
ad.2. Busi panas adalah : busi yang sanggup mengisap dan membuang panas dengan
lambat, oleh karena itu busi semacam ini cocok sekali dipakai pada mesin-mesin
yang mempunyai temperatur dan tekananrendah, yaitu mesin-mesin yang selalu
dijalankan dengan kecepatan/putaran rendah (motor-motor yang jalan di dalam kota).

Gambar Busi Panas dan Busi Dingin

Ciri-ciri busi panas dan busi dingin :


Busi panas ciri-cirinya adalah :
Kutup positif (+) elektroda jauh lebih panjang menonjol keluar.
Busi dingin ciri-cirinya adalah :
Kutup positif (+) elektrodanya tidak terlalu panjang menonjol keluar.
Daya tahan busi biasa :
Busi mempunyai daya tahan/kesanggupan bekerja, sampai motor mencapai jarak
3000 – 5000 km.

Modul Sepeda Motor 2.9


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Daftar ukuran dan nilai panas busi
Diameter Panjang Ukuran Merk
Nilai panas
ulir ulir kunci N.G.K Denso
14 mm 12.7 mm 20.6 mm panas B-6H W-17F
B-7H W-22F
19.0 mm B-7E W-22E
B-7ES W-22ES
B-8E W-24E
B-8ES W-24ES
B-9E W-27E
B-10E W-31E
dingin B-12E W-37E

12 mm 12.7 mm 18.0 mm panas X-17F


D-4H
X-20F
D-6H
X-20FS
D-6HS
X-22F
D-8H
X-22FS
D-8HS
X-24F
D-9H
X-31FS
D-10H
X-34F
D-12H
X-37F
D-13H
X-40F
D-14H
19.0 mm X-20E
D-6E
X-22E
D-7E
X-22ES
D-7ES
dingin X-24E
D-8E
X-24ES
D-8ES
10 mm 12.7 mm 16.0 mm panas
C-4H
U-17F
C-6H
U-20FB
C-7HW
U-22F
C-9H
U-24F
C-10H
U-31F
C-12HA
U-34F
C-13H
dingin U-37F
C-14H
U-40F

Modul Sepeda Motor 2.10


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Gambar renggang gap elektroda busi :

Renggang gap elektroda


Busi yang normal : 0,60 – 0,70 mm.
b. Latihan
Sebutkan nama dan fungsi komponen sistem pengapian mesin sepeda motor yang
ditunjukkan oleh instruktur.
Jawaban latihan
Komponen yang ditunjukkan kepada peserta diantaranya (1) koil, (2) kendensor, (3)
platina, dan (5) busi.

c. Rangkuman
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengapian mesin sepeda
motor terdiri dari beberapa komponen, yang masih dapat dibagi lagi menjadi sub
komponen. Komponen utama tersebut adalah battery, koil, kondensor, platina, dan busi.
Fungsi utama sistem pengapian tersebut adalah untuk menghasilkan loncatan bunga api
dalam waktu tertentu sebagai pembakar gas baru yang ada di dalam ruang kompressi.
Komponen-komponen sistem pengapian mesin itu bekerja secara sistematis, mulai dari
komponen untuk menyimpan arus/tegangan listrik sampai dengan peloncat bunga api.

d. Tes
Sebutkan nama komponen pengapian sepeda motor yang berfungsi sebagai
berikut :
1 menyimpan arus/tegangan listrik,
2 menaikkan tegangan listrik dari 6 volt menjadi kurang lebih 12.000 volt,
3 meloncaat bunga api di dalam ruangan kompressi/pembakaran.

Modul Sepeda Motor 2.11


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
e. Umpan balik & tindak lanjut
Apabila peserta pelatihan sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tes di
atas bagian kunci jawaban tes yang terletak pada akhir materi pokok 2 tentang sistem
pengapian sepeda motor ini.

5. Kegiatan belajar 2 (menyebutkan cara kerja sistem pengapian sepeda motor)


a. Uraian
Sistem pengapian batere.
Yang di maksud dengan sistem pengapian batere adalah untuk mendapatkan
loncatan bunga api pada elektroda busi dengan menggunakan arus listrik dari batere.
Sepeda motor dengan sistem pengapian ini biasanya mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
- platina terletak di luar rotor/magnet
- menggunakan koil DC
- menggunakan kiprok plat ganda
- sinar lampu kepala tidak dipengaruhi oleh putaran mesin.

Rangkaian sistem pengapian batere adalah sebagai berikut :

Gambar Rangkaian Sistem Pengapian Batere

Modul Sepeda Motor 2.12


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Keterangan :
1. Batere
2. Genarator
3. Rectifier
4. Coil
5. Busi
6. Platina
7. Kondensor
8. Ignition switch
Kutub negatif batere dihubungkan ke masaa sedangkan kutub positif batere
dihubungkan ke kunci kontak terus ke koil. Antara batere dan kunci kontak di beri
sekering. Arus listrik mengalir dari kutub positif batere ke kumparan primer koil.
Dari kumparan primer koil terus ke kondensor dan platina. Jika platina dalam
keadaan menutup maka arus listrik langsung ke masa dan di coil akan terjadi
kemagnetan. Jika platina membuka arus listrik akan berhenti dan di dalam kumparan
sekunder akan diinduksikan arus listrik tegangan tinggi yang diteruskan ke busi
sehingga pada busi timbul loncatan bunga api.

Sistem pengapian magnet.


Dinamakan sistem pengapian magnet apabila untuk mendapatkan loncatan
bunga api pada busi dilakukan dengan menggunakan arus dari kumparan magnet
(AC)
Ciri – ciri umum sepeda motor dengan sistem penyalaan magnet adalah :
- Untuk menghidupkan mesinnya menggunakan arus listrik dari generator AC.
- Platinanya terletak didalam motor.
- Menggunakan koil AC.
- Menggunakan kiprok plat tunggal.
- Sinar lampu kepala tergantung putaran mesin. Semakin cepat putaran mesin
semakin terang sinar lampu kepala.
Rangkaian sistem pengapian magnet dapat dilihat pada gambar berikut :

Modul Sepeda Motor 2.13


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Gambar Rangkaian Sistem Pengapian Magnet
Keterangan :
1. Generator
2. Batere
3. Rectifier
4. Ignition coil
5. Busi
6. Platina
7. Kondensor
8. Ignition switch
9. sakelar beban
10. Beban

Pada saat motor berputar, maka genarator akan menghasilkan arus listrik.
Arus listrik mengalir salah satunya menuju ke kondensor dan platina, yang lain ke
masa atau beban dan ke rectifier untuk mengisi batere. Salah satu ujung kumparan
primer coil dihubungkan ke massa ujung lain dihubungkan ke kondensor. Dari
kondensor bercabang tiga, salah satu cabang dihubungkan ke platina. Sedangkan
bagian platina yang satunya lagi di hubungkan ke massa. Jika platina dalam keadaan
menutup maka arus listrik langsung ke masa dan di coil akan terjadi kemagnetan.
Jika platina membuka arus listrik akan berhenti dan di dalam kumparan sekunder

Modul Sepeda Motor 2.14


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
akan diinduksikan arus listrik tegangan tinggi yang diteruskan ke busi sehingga pada
busi timbul loncatan bunga api.

Sistem pengapian elektronik.


Komponen-komponen sistem pengapian PEI adalah :
1. Koil
Koil yang digunakan pada sistem PEI dirancang khusus untuk sistem ini. Jadi
berbeda dengan koil yang digunakan untuk sistem pengapian konvensional. Koil ini
tahan terhadap kebocoran-kebocoran listrik tegangan tinggi
2. Unit CDI
Unit CDI merupakan rangkaian komponen elektronik yang sebagian besar adalah
kondensor dan sebuah SCR (Silicon Controller Rectifier). SCR bekerja seperti katup
listrik. Sewaktu-waktu katup dapat terbuka dan listrik akan mengalir menuju
kumparan primer koil agar pada kumparan sekunder terjadi arus induksi. Dari
induksi listrik pada kumparan sekunder tersebut arus listrik diteruskan ke elektroda
busi.
3. Magnet
Magnet yang digunakan pada sistem ini mempunyai 4 kutub, 2 buah kutub selatan
dan 2 buah kutub utara. Letak kutub-kutub tersebut bertolak belakang. Setiap satu
kali magnet berputar menghasilkan dua kali penyalaan tetapi hanya satu saja yang
dimanfaatkan yaitu yang tepat beberapa derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas).

Cara kerja PEI


Bila mesin berputar pada kumparan putaran rendah, (L1) mengisi pada putaran
rendah sedangkan kumparan putaran tinggi (L2) mengisi pada putaran tinggi. Pada
setengah putaran magnet kedua kumparan (L1 dan L2) mengalami dua kali
pergantian arus listrik. Untuk putaran pertama dari 0o sampai 90o arus yang menuju
N2 adalah arus + , maka arus dapat melalui N2 ke kondensor (C). Dari 90o sampai
180o arus akan berubah arahnya. Jadi yang menuju ke N2 adalah arus – sehingga
tidak dapat diteruskan ke kondensor (C) tetapi oleh N3 dialirkan ke timing circuit.
Timing circuit pada tegangan tetentu memberi sinyal pada SCR untuk mengalirkan

Modul Sepeda Motor 2.15


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
arus listrik dari C ke kumparan primer koil.

Gambar Rangkaian Sistem Pengapian PEI

b. Latihan
Sebutkan cara kerja pengapian sepeda motor yang ditunjukan oleh instruktur.
Jawaban latihan
Sistem pngapian yang ditunjukkan kepada peserta adalah sistem pengapian yang
sederhana, yaitu sistem pengapian konvensional. Tujuannya agar peserta pelatihan
lebih mudah memahami cara kerja sistem pengapian tersebut.

c. rangkuman
Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengapian mesin sepeda motor
bekerja mulai dari sistem tegangan listrik, yaitu battery atau magnet, yang dinaikan
tegangannya oleh koil dan diloncatkan dalam bentuk bunga api oleh busi dalam
waktu tertentu.

d. Tes.
Sebutkan cara kerja sistem pengapian konvensional pada sepeda motor !!

e. Umpan balik & Tindak lanjut


Apabila peserta pelatihan telah mampu menjawab pertanyaan – pertanyaan tes diatas
secara benar, maka dapat dilanjutkan dalam kegiatan belajar berikutnya.
Untuk mencocokkan benar tidaknya jawaban peserta pelatihan, maka dapat dilihat
pada bagian kunci jawaban tes yang terletak pada akhir materi pokok 2 tentang

Modul Sepeda Motor 2.16


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
sistem pengapian sepeda motor ini.

6. Kegiatan belajar 3 (menyetel saat pengapian sepeda motor secata tepat) :

a. Uraian
Gambar dan cara menyetel ap platina pada motor dengan letak platina di luar
rotor magnet

Cara penyetelannya :
1. Matikan mesin.
2. Penutup platina di buka
3. Penutup rotor di buka
4. Tepatkan garis O dipiringan
platina, segaris dengan TP
dilandasan piringan platina.
5. Rotor / magnet diputar sampai
tuas platina menekan pada cam
advancer yang tertinggi, sehingga
gap platina terbuka yang selebar-
lebarnya, lalu baru diukur dengan
Voeler (feller gauge) yang telah
ditentukan ukurannya.
6. Apabila voeler yang dimasukan
ditarik-tarik terasa agak
menggigit, berarti gap platina
tepat.
7. Apabila voeler yang dimasukan ternyata longgar, berarti : Gap platina terlalu
renggang (lebih dari 0.40mm).
Penyetelannya : Kendorkan baut platina, lalu rapatkan lagi gapnya

Modul Sepeda Motor 2.17


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
8. Apabila voeler yang dimasukan ternyata sesak/tidak bisa masuk, berarti : Gap platina
terlalu rapat ( kurang adari 0,30mm).
Penyetelannya : kendorkan baut platina, lalu renggangkan lagi gap platinanya
sampai tepat ukurannya, kemudian baut platina dikencangkan kembali seperti
semula.

Gambar dan cara menyetel saat penyalaan pada motor dengan letak platina di rotor
magnet dengan radio checker :

Cara menyetel :
1. Mesin dimatikan.
2. Buka penutup platina
3. Buka penutup rotor.
4. Tepatkan garis F di rotor, segaris dengan TP di stator, pada langkah kompresi
(platina di kepala silinder)
5. Hubungkan radio checker
sebagai berikut :
terminal + dengan per daun
platina, terminal - dengan body
motor/massa
6. Sakelar radio checker di switch
ke ON, agar radio checker
hidup, dalam hal ini
mengeluarkan bunyi dan lampu
merah pemberi isyarat menyala.
7. Rotor diputar sedikit ke kanan sampai platina rapat, yaitu tandanya radio cheker tidak
mengeluarkan bunyi dan lampu merah pemberi isyarat pun tidak menyala, setelah itu
rotor di putar kembali ke kiri dengan perlahan-lahan untuk mengetahui saat
penyalaan (saat mulai terbukanya platina) yaitu : Saat pertama mulai berbunyinya
radio checker, bersamaan dengan mulai menyalanya lampu merah pemberi isyarat.
8. Apabila radio checker berbunyi pada saat garis F tepat segaris dengan TP nya, berarti

Modul Sepeda Motor 2.18


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
: Saat penyalaan tepat/saat terbukanya platinaa tepat.
9. Apabila radio checker berbunyi pada saat garis F tidak segaris dengan TP nya, berarti
: saat penyalaan tidak tepat/saat terbukanya platina tidak tepat.
Penyetelannya : adalah sama dengan pelajaran terdahulu.
Catatan :
a. Apabila radio checker diam/tidak bunyi; dan lampu merah mati/tidak menyala,
berarti : platina rapat.
b. Apabila radio checker berbunyi dan lampu merah hidup, berarti : platina terbuka.
c. Apabila menyetel platina pada waktu gelap dan membutuhkan penerangan,
maka tekanlah tombol lampu penerangan yang terdapat di samping radio
checker, agar lampu penerangan menyala/hidup.

Cara menyetel saat penyalaan pada motor yang platinanya terletak di luar rotor
magnit dengan timing light.
Gunanya timing light ada 2 macam :
1. Untuk memeriksa dan menyetel saat penyalaan pada waktu putaran
rendah/stasioner/langsam, yaitu : + 1200 RPM.
2. Untuk memeriksa/mengetahui keadaan kerjanya advancer pada waktu
putaran tinggi yaitu : 4000 RPM ke atas, dimana advancer ini sebagai
automatic platina yang tugasnya membuat platina terbuka lebih cepat/saat
penyalaan menjadi lebih cepat (awal) pada waktu putaran tinggi.

Cara menyetelnya :
1. Motor dimatikan
2. Buka penutup rotor
3. Buka penutup platina
4. Hubungan timing light;
5. Motor dihidupkan pada putaran rendah,
yaitu : + 1200 RPM.
6. Sakelar/tombol timing light ditekan,

Modul Sepeda Motor 2.19


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
agar timing light menyala.
7. Senterkan/sorotkan sinar timing light
tepat pada TP di stator, agar bisa
melihat dengan jelas kedudukan antara
TP dengan garis F, pada saat motor
sedang hidup.
8. Apabila ada putaran rendah, garis F
tepat segaris dengan TP nya, seperti
terlihat pada gambar I disamping atas,
berarti : saat penyalaan pada puataran
rendah tepat.
9. Apabila pada puataran rendah, garis F
tidak segaris dengan TP, berarti: saat
penyalaan pada putaran rendah tidak
tepat.

Penyetelannya :
Motor tetap dihidupkan dan timing light pun tetap dihidupkan pada posisi
semula, sambil piring platina di putar-putar ke arah yang dikehendaki, sampai
mendapatkan penyetelan yang tepat.
10. Setelah menyetel saat penyalaan pada putaran rendah dengan tepat, maka
putaran mesin ditinggikan sampai 4000 RPM ke atas, untuk mengetahui atau
memeriksa saat penyalaan pada putaran tinggi.
11. Apabila pada garis tinggi, garis di rotor tepat segaris dengan TP di stator,
seperti terlihat pada gambar II diatas , berarti : Saat penyalaan pada putaran
tinggi tepat.
Dalam hal ini berarti : advancer dalam keadaan baik/bekerja.
12. Tetapi apabila pada putaran tinggi, garis di rotor tidak segaris dengan TP di
stator, berarti : Saat penyalaan pada putaran tinggi tidak tepat.
Dalam hal ini : advancer dalam keadaan rusak/tidak bekerja.
Tindakan perbaikannya : periksa advancer.

Modul Sepeda Motor 2.20


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Kerusakan-kerusakan pada advancer.
1. Per nya teralu lemah
2. Per nya terlalu tegang
3. Cam/nok nya sudah aus
4. Cam/nok nya goyang
5. Cam/nok nya macet
6. Pelatuknya goyang
7. Pelatuknya macet.

Untuk sepeda motor dengan pengapian CDI penyetelan saat penyalaan jarang
dilakukan, karena secara otomatis sistem CDI mengatur penyalaan dengan tepat pada
putaran rendah maupun tinggi.

b. Latihan
Sebutkan cara menyetel saat penyalaan pada sistem pengapian sepeda motor yang
ditunjukkan oleh instruktur.
Jawaban latihan
Dalam hal ini pelatih menunjukkan cara menyetel saat pengapian mesin
sepeda motor, kemudian peserta menirukan cara menyetel saat pengapian sepeda
motor tersebut.

c. Rangkuman
Penyetelan saat pengapian sepeda motor diawali dengan menempatkan piston
pada posisi kurang lebih 7 derajat sebelum TMA. Pada saat ini, platina
diposisikan dalam keadaan membuka.
Untuk lebih menempatkan saat pengapian tersebut, maka dikontrol dengan
peralatan yang disebut radio checker atau timing light, sambil menggerakkan
posisi platina.

d. Tes

Modul Sepeda Motor 2.21


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
Sebutkan cara menyetel saat pengapian secara singkat pada mesin sepeda
motor!

e. Umpan balik dan tindak lanjut


Apabila peserta pelatihan sudah dapat menjawab pertanyaan-perrtanyaan tes
di atas secara benar, maka dapat diteruskan dengan kegiatan belajar berikutnya.
Untuk mencocokkan benar tidaknya jawaban peserta pelatihan, maka dapat
dilihat pada bagian kunci jawaban tes yang terletak pada akhir materi pokok 2
tentang sistem pengapian sepeda motor ini.

Kegiatan belajar 4 (mengamati gangguan sederhana sistem pengapian sepeda motor).


a. Uraian
Komponen-komponen atau bagian-bagian yang terlihat dalam sistem
pengapian ialah busi, coil, distributor, platina, dan kondensor.
Jadi apabila terjadi gangguan pada sistem pengapian maka penyebabnya dicari pada
bagian-bagian tersebut, yaitu :
1) Busi tidak memberikan percikan api
• Apakah tidak ada arus tegangan tinggi?
• Apakah bagian dalam atau luar penyekat busi basah, kotor atau kena pelumas?
• Apakah penyekatnya rusak/robek?
• Apakah penyekat luarnya basah kehujanan atau karena diletakkan pada tempat
yang lembab?
• Apakah pembagi arus tidak bekerja?
• Apakah kap pembagi arus rusak?
• Apakah pegas rotor patah?
• Apakah pembagi arus lembab?
2) Gangguan pada coil
Di ukur dengan multitester, apakah arus mengalir pada lilitan primer dengan jalan
menghubungkan kedua jepitan tegangan rendah dengan batere. Jika instalasi tidak
rusak, berarti coil yang rusak maka perlu diganti dengan coil baru. Gangguan
Modul Sepeda Motor 2.22
Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
yang terjadi adalah lilitan primer terputus atau lilitan sekunder yang putus.
3) Gangguan pada alat pengatur vakum pada distributor
• Hubungan pipa vakum pada murnya longgar, sehingga terjadi kebocoran udara.
• Pipa-pipa bocor (kebocoran udara).
• Kotak membran bocor udara.
• Membran sudah usang.
• Pegas membran lemah atau keras.
• Tuas membran terlepas dari bagian yang digerakkannya.
• Alat pengatur vacum salah penyetelannya.
4) Celah platina pada kontak terlalu renggang, sehingga mengakibatkan :
• Saat pengapian terlalu awal.
• Motor sukar hidup.
• Motor tersendat-sendat, terutama waktu putaran tinggi.
• Suara motor pincang tidak bertenaga.
• Motor cepat panas.
• Getaran motor besar.
5) Celah platina pada kontak terlalu sempit, sehingga akan mengakibatkan :
• Saat pengapian menjadi terhambat.
• Motor sukar dihidupkan.
• Motor akan tersendat-sendat, terutama pada putaran rendah.
• Suara motor pincang dan tidak bertenaga.
• Motor cepat panas.
• Permukaan platina cepat rusak.
6) Platina terbakar, hal ini diakibatkan oleh :
• Tahanan yang berlebihan dari sirkuit kondensor, karena itu kencangkan
dudukan hubungan kondensor atau ganti bila rusak.
• Tegangan terlalu tinggi, karena itu atur kembali voltase reguler.
• Penekanan sudah lemah, perlu diganti.
• Oli yang berasal dari karter atau uap minyak masuk kedistributor, karena itu
dibersihkan pipa peluapan udara dan hindarkan pelumasan berlebihan pada

Modul Sepeda Motor 2.23


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
distributor.

b. Latihan
Sebutkan cara mengatasi gangguan sistem pengapian sepeda motor yang
ditunjukkan oleh instruktur.

Jawaban Latihan
Cara mengatasi gangguan sistem pengapian sepeda motor yang ditunjukkan
kepada peserta diantaranya (1) gangguan pada pergeseran penyetelan saat pengapian,
dan (2) gangguan pada terputusnya kabel listrik pada sistem pengapian.

c. Rangkuman
Karena kegiatan ini lebih bersifat praktis, maka kesimpulan yang dapat
diungkapkan berbentuk gangguan dan penyebabnya. gangguan yang ditampilkan
munculnya gejala masin sukar hidup, tersendat pada putaran tinggi dan getaran motor
besar disebabkan oieh penyetelan platina yang terlalu longgar. Di samping itu, gejala
mesin tidak mau hidup harus dikontrol kemungkinan adanya kabel listrik yang terputus.

d. Tes
Komponen apakah yang perlu distel jika mesin (1) sukar hidup, (2) pincang pada
putaran tinggi dan (3) getaran motor besar?

e. Umpan balik dan tindak lanjut


Apabila peserta pelatihan sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tes di atas
secara benar, maka dapat diteruskan dengan materi pokok berikutnya.
Untuk mencocokkan benar tidaknya jawaban peserta pelatihan, maka dapat dilihat pada
bagian kunci jawaban tes yang terletak pada akhir materi pokok 2 tentang sistem
pengapian sepeda motor ini.

Modul Sepeda Motor 2.24


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta
8. Kunci jawaban tes pada kegiatan belajar 1 s/d 4
a. Kunci jawaban tes pada kegiatan belajar 1
1. Battery
2. Koil
3. Busi
b. Kunci jawaban tes pada kegiatan belajar 2
Sistem pengapian mesin sepeda motor bekerja mulai dari sumber tegangan listrik,
yaitu battery atau magnet, yang dinaikkan tegangannya oleh koil dan diloncatkan
dalam bentuk bunga api oleh busi dalam waktu tertentu
c. Kunci jawaban tes pada kegiatan belajar 3
Penyetelan saat pengapian sepeda motor diawali dengan menempatkan piston
pada posis kurang lebih 7 derajat sebelum TMA. Pada saat seperti ini, platina
diposisilan dalam keadaan membuka.
Untuk lebih menempatkan saat pengapian tersebut, maka dikontrol dengan
peralatan yang disebut timing light, sambil menggerakkan posisi platina.
d. Kuci jawaban tes pada kegiatan belajar 4
(1) Platina

9. Referensi
Boentarto. (1996). Teknik sepeda motor: praktek keterampilan terlengkap untuk model
lama-baru. Solo: CV. Aneka.
Honda, (1985), Manual Books Honda CB 100. Jakarta : Honda
Kiyaku,Y dan Murdhana, D.M. (1994). Teknik Praktis merawat sepeda motor. Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Soenarto N., & Furuhama S.(2002) , Motor Serba Guna, Jakarta: Pradnya Paramita
Teiseran, E. (1985). Teknik motor. Yogyakarta: Liberty.
.

Modul Sepeda Motor 2.25


Drs Riyadi Joyokusumo, ST, MT
Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

Anda mungkin juga menyukai