1. Pengantar:
Sistem pengapian merupakan penghasil loncatan bunga api pada busi dalam waktu
tertentu untuk membakar gas baru yang ada di dalam ruang kompresi/bakar pada mesin.
Sistem ini mempunyai komponen berupa batere, stop kontak, kondensor, koil, kontak
platina, dan busi atau apabila dengan CDI tidak menggunakan platina. Masing-masing
komponen tersebut masih dapat dirinci lagi menjadi beberapa sub-komponen sistem.
Di samping itu, masing-masing komponen tersebut di atas mempunyai fungsi
tertentu, sesuai dengan cara kerja suatu motor. Oleh karena itu, pada bagian ini
diuraikan tentang fungsi komponen sistem pengapian, dan cara kerja sistem pengapian
tersebut.
Untuk lebih memperjelas pemahaman peserta pelatihan terhadap sistem pengapian
pada mesin, maka secara praktis juga dipaparkan tentang penyetelannya. Bahkan untuk
menambah ketrampilan mereka, pada bagian akhir bagian ini disampaikan uraian
tentang cara mengatasi gangguan sederhana pada sistem pengapian mesin.
2. TIU:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan akan dapat mengenal sistem
pengapian sepeda motor secara teori dan praktik.
3. TIK:
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta pelatihan akan dapat:
a. Mengenal fungsi komponen sistem pengapian sepeda motor.
b. Menyebutkan cara kerja sistem pengapian sepeda motor.
c. Menyetel saat pengapian sepeda motor secara tepat.
d. Mengatasi gangguan sederhana sistem pengapian sepeda motor.
Gambar Batere
Ignition Coil
Coil adalah komponen sistem penyalaan yang berfungsi untuk memperbesar
Gambar coil AC
Condensor/Condensator
Condensor : adalah suatu alat penyalaan, yang berfungsi untuk menyerap arus extra dari
gulungan primer coil dan setelah itu baru dialirkan ke platina secara sedikit demi sedikit dan
merata, sehingga platina terhindar dari kerusakan/permukaan platina tidak cepat berlubang-
lubang.
Kapasitas condensor
Condensor mempunyai daya muatan listrik, atau yang disebut kapasitas condensor sebesar
0,2 - 0,3 MF (micro farad)
Platina
Besar kecilnya celah platina mempengaruhi besar kecilnya arus yang mengalir. Celah
platina yang besar berarti saat penutupan celah platina lebih pendek sehingga arus hanya
mengalir sebentar, akibatnya tegangan listrik yang ditimbulkan pada koil kecil sehingga
Gambar Busi
c. Rangkuman
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem pengapian mesin sepeda
motor terdiri dari beberapa komponen, yang masih dapat dibagi lagi menjadi sub
komponen. Komponen utama tersebut adalah battery, koil, kondensor, platina, dan busi.
Fungsi utama sistem pengapian tersebut adalah untuk menghasilkan loncatan bunga api
dalam waktu tertentu sebagai pembakar gas baru yang ada di dalam ruang kompressi.
Komponen-komponen sistem pengapian mesin itu bekerja secara sistematis, mulai dari
komponen untuk menyimpan arus/tegangan listrik sampai dengan peloncat bunga api.
d. Tes
Sebutkan nama komponen pengapian sepeda motor yang berfungsi sebagai
berikut :
1 menyimpan arus/tegangan listrik,
2 menaikkan tegangan listrik dari 6 volt menjadi kurang lebih 12.000 volt,
3 meloncaat bunga api di dalam ruangan kompressi/pembakaran.
Pada saat motor berputar, maka genarator akan menghasilkan arus listrik.
Arus listrik mengalir salah satunya menuju ke kondensor dan platina, yang lain ke
masa atau beban dan ke rectifier untuk mengisi batere. Salah satu ujung kumparan
primer coil dihubungkan ke massa ujung lain dihubungkan ke kondensor. Dari
kondensor bercabang tiga, salah satu cabang dihubungkan ke platina. Sedangkan
bagian platina yang satunya lagi di hubungkan ke massa. Jika platina dalam keadaan
menutup maka arus listrik langsung ke masa dan di coil akan terjadi kemagnetan.
Jika platina membuka arus listrik akan berhenti dan di dalam kumparan sekunder
b. Latihan
Sebutkan cara kerja pengapian sepeda motor yang ditunjukan oleh instruktur.
Jawaban latihan
Sistem pngapian yang ditunjukkan kepada peserta adalah sistem pengapian yang
sederhana, yaitu sistem pengapian konvensional. Tujuannya agar peserta pelatihan
lebih mudah memahami cara kerja sistem pengapian tersebut.
c. rangkuman
Dari urain diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengapian mesin sepeda motor
bekerja mulai dari sistem tegangan listrik, yaitu battery atau magnet, yang dinaikan
tegangannya oleh koil dan diloncatkan dalam bentuk bunga api oleh busi dalam
waktu tertentu.
d. Tes.
Sebutkan cara kerja sistem pengapian konvensional pada sepeda motor !!
a. Uraian
Gambar dan cara menyetel ap platina pada motor dengan letak platina di luar
rotor magnet
Cara penyetelannya :
1. Matikan mesin.
2. Penutup platina di buka
3. Penutup rotor di buka
4. Tepatkan garis O dipiringan
platina, segaris dengan TP
dilandasan piringan platina.
5. Rotor / magnet diputar sampai
tuas platina menekan pada cam
advancer yang tertinggi, sehingga
gap platina terbuka yang selebar-
lebarnya, lalu baru diukur dengan
Voeler (feller gauge) yang telah
ditentukan ukurannya.
6. Apabila voeler yang dimasukan
ditarik-tarik terasa agak
menggigit, berarti gap platina
tepat.
7. Apabila voeler yang dimasukan ternyata longgar, berarti : Gap platina terlalu
renggang (lebih dari 0.40mm).
Penyetelannya : Kendorkan baut platina, lalu rapatkan lagi gapnya
Gambar dan cara menyetel saat penyalaan pada motor dengan letak platina di rotor
magnet dengan radio checker :
Cara menyetel :
1. Mesin dimatikan.
2. Buka penutup platina
3. Buka penutup rotor.
4. Tepatkan garis F di rotor, segaris dengan TP di stator, pada langkah kompresi
(platina di kepala silinder)
5. Hubungkan radio checker
sebagai berikut :
terminal + dengan per daun
platina, terminal - dengan body
motor/massa
6. Sakelar radio checker di switch
ke ON, agar radio checker
hidup, dalam hal ini
mengeluarkan bunyi dan lampu
merah pemberi isyarat menyala.
7. Rotor diputar sedikit ke kanan sampai platina rapat, yaitu tandanya radio cheker tidak
mengeluarkan bunyi dan lampu merah pemberi isyarat pun tidak menyala, setelah itu
rotor di putar kembali ke kiri dengan perlahan-lahan untuk mengetahui saat
penyalaan (saat mulai terbukanya platina) yaitu : Saat pertama mulai berbunyinya
radio checker, bersamaan dengan mulai menyalanya lampu merah pemberi isyarat.
8. Apabila radio checker berbunyi pada saat garis F tepat segaris dengan TP nya, berarti
Cara menyetel saat penyalaan pada motor yang platinanya terletak di luar rotor
magnit dengan timing light.
Gunanya timing light ada 2 macam :
1. Untuk memeriksa dan menyetel saat penyalaan pada waktu putaran
rendah/stasioner/langsam, yaitu : + 1200 RPM.
2. Untuk memeriksa/mengetahui keadaan kerjanya advancer pada waktu
putaran tinggi yaitu : 4000 RPM ke atas, dimana advancer ini sebagai
automatic platina yang tugasnya membuat platina terbuka lebih cepat/saat
penyalaan menjadi lebih cepat (awal) pada waktu putaran tinggi.
Cara menyetelnya :
1. Motor dimatikan
2. Buka penutup rotor
3. Buka penutup platina
4. Hubungan timing light;
5. Motor dihidupkan pada putaran rendah,
yaitu : + 1200 RPM.
6. Sakelar/tombol timing light ditekan,
Penyetelannya :
Motor tetap dihidupkan dan timing light pun tetap dihidupkan pada posisi
semula, sambil piring platina di putar-putar ke arah yang dikehendaki, sampai
mendapatkan penyetelan yang tepat.
10. Setelah menyetel saat penyalaan pada putaran rendah dengan tepat, maka
putaran mesin ditinggikan sampai 4000 RPM ke atas, untuk mengetahui atau
memeriksa saat penyalaan pada putaran tinggi.
11. Apabila pada garis tinggi, garis di rotor tepat segaris dengan TP di stator,
seperti terlihat pada gambar II diatas , berarti : Saat penyalaan pada putaran
tinggi tepat.
Dalam hal ini berarti : advancer dalam keadaan baik/bekerja.
12. Tetapi apabila pada putaran tinggi, garis di rotor tidak segaris dengan TP di
stator, berarti : Saat penyalaan pada putaran tinggi tidak tepat.
Dalam hal ini : advancer dalam keadaan rusak/tidak bekerja.
Tindakan perbaikannya : periksa advancer.
Untuk sepeda motor dengan pengapian CDI penyetelan saat penyalaan jarang
dilakukan, karena secara otomatis sistem CDI mengatur penyalaan dengan tepat pada
putaran rendah maupun tinggi.
b. Latihan
Sebutkan cara menyetel saat penyalaan pada sistem pengapian sepeda motor yang
ditunjukkan oleh instruktur.
Jawaban latihan
Dalam hal ini pelatih menunjukkan cara menyetel saat pengapian mesin
sepeda motor, kemudian peserta menirukan cara menyetel saat pengapian sepeda
motor tersebut.
c. Rangkuman
Penyetelan saat pengapian sepeda motor diawali dengan menempatkan piston
pada posisi kurang lebih 7 derajat sebelum TMA. Pada saat ini, platina
diposisikan dalam keadaan membuka.
Untuk lebih menempatkan saat pengapian tersebut, maka dikontrol dengan
peralatan yang disebut radio checker atau timing light, sambil menggerakkan
posisi platina.
d. Tes
b. Latihan
Sebutkan cara mengatasi gangguan sistem pengapian sepeda motor yang
ditunjukkan oleh instruktur.
Jawaban Latihan
Cara mengatasi gangguan sistem pengapian sepeda motor yang ditunjukkan
kepada peserta diantaranya (1) gangguan pada pergeseran penyetelan saat pengapian,
dan (2) gangguan pada terputusnya kabel listrik pada sistem pengapian.
c. Rangkuman
Karena kegiatan ini lebih bersifat praktis, maka kesimpulan yang dapat
diungkapkan berbentuk gangguan dan penyebabnya. gangguan yang ditampilkan
munculnya gejala masin sukar hidup, tersendat pada putaran tinggi dan getaran motor
besar disebabkan oieh penyetelan platina yang terlalu longgar. Di samping itu, gejala
mesin tidak mau hidup harus dikontrol kemungkinan adanya kabel listrik yang terputus.
d. Tes
Komponen apakah yang perlu distel jika mesin (1) sukar hidup, (2) pincang pada
putaran tinggi dan (3) getaran motor besar?
9. Referensi
Boentarto. (1996). Teknik sepeda motor: praktek keterampilan terlengkap untuk model
lama-baru. Solo: CV. Aneka.
Honda, (1985), Manual Books Honda CB 100. Jakarta : Honda
Kiyaku,Y dan Murdhana, D.M. (1994). Teknik Praktis merawat sepeda motor. Bandung:
CV. Pustaka Setia.
Soenarto N., & Furuhama S.(2002) , Motor Serba Guna, Jakarta: Pradnya Paramita
Teiseran, E. (1985). Teknik motor. Yogyakarta: Liberty.
.