Oleh:
NOVILIA SETIA NINGRUM
NPM. 1602030061
Oleh:
NOVILIA SETIA NINGRUM
NPM. 1602030061
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
PROBLEMATIKA PELAKSANAAN AQIQAH
PERSPEKTIF HUKUM ISLAM
(Di Desa Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono)
Oleh:
NOVILIA SETIA NINGRUM
Aqiqah merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran buah hati ke dunia
ini. Aqiqah merupakan kewajiban yang dibebankan kepada orang tua bayi.
Pelaksanaan aqiqah umumnya, dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kelahiran
dan biasanya disertai dengan pembacaan Maulid dan pemotongan rambut bayi,
dengan tujuan membuang kotoran dan menyucikan si bayi yang baru lahir.
Aqiqah juga suatu upacara keagamaan yang sangat memasyarakat di
kalangan umat Islam. Ritualnya dengan menyembelih hewan pada hari ketujuh
kelahiran. Petunjuk pelaksanaan aqiqah sudah diatur dalam hukum Islam baik
melalui hadis Nabi dan sahabat ataupun fatwa-fatwa ulama. Namun, praktek
pelaksanaannya banyak terjadi yang tidak sesuai. Faktor utama penyebab
ketidaksesuaian ini karena tingkat ekonomi masyarakat yang berbeda-beda,
sehingga muncul problematika dalam pelaksanaan aqiqah.
Problematika pelaksaaan aqiqah yang terjadi antara lain, pelaksanaan
aqiqah setelah meniggal dunia baik mengaqiqahi bayi yang meninggal sampai
dengan mengaqiqahi orang tua yang sudah meninggal serta mengaqiqahi diri
sendiri setelah dewasa.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor penyebab
problematika pelaksanaan aqiqah dan bagaimana hukum Islam menyikapi
problematika tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan
(field reaserch), dan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian
ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara dan dokumentasi.
Aqiqah merupakan kewajiban orang tua atas anaknya, setiap anak yang
baru lahir tergadaikan aqiqah bersamanya sebagai penebus maka orang tua harus
mengaqiqahi anaknya baik sudah meninggal maupun sudah dewasa. Seorang anak
pun boleh mengaqiqahi dirinya sendiri setelah dewasa apabila semasa kecilnya
belum diaqiqahi hal ini sebagai bentuk usaha anak untuk membantu mengugurkan
kewajiban aqiqah orang tua atas anaknya. Jika seseorang sudah meninggal dunia
dan belum pernah diaqiqahi semasa hidupnya, jika ada wasiat aqiqah maka ahli
waris wajib melaksanakan aqiqah atas nama mayit namun jika tidak ada wasiat
maka ahli waris cukup menyembelihkan hewan untuk dishadaqahkan atas nama
mayit.
vi
vii
MOTTO
hari ketujuh dari kelahirannya, bayi dicukur dan diberi nama. Riwayat Ahmad
viii
PERSEMBAHAN
Dengan hati yang ikhlas dan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT yang
1. Kedua orang tuaku tercinta, bapak Mukrim dan ibu Sujaitun, yang selalu
keberhasilanku.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat taufik
hidayah dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi
ini dengan judul “Problematika Pelaksanaan Aqiqah Perspektif Hukum Islam (Di
Desa Sadar Sriwijaya Kecamatan Bandar Sribhawono).
Kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini akan sangat diharapkan dan
diterima dengan lapang dada. Karenanya itu peneliti mengharapkan saran untuk
perbaikan lebih lanjut. Semoga skripsi ini memberi manfaat dan arti bagi
perkembangan hukum islam khususnya pemahaman tentang aqiqah.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
A. Aqiqah .......................................................................................... 10
1. Pengertian Aqiqah .................................................................. 10
a. Secara Etimologi .............................................................. 10
b. Secara Terminologi .......................................................... 11
2. Dasar Hukum Aqiqah ............................................................ 12
3. Aqiqah Menurut Hukum Islam .............................................. 15
a. Hukum Aqiqah Menurut Ulama ...................................... 15
b. Waktu Pelaksanaan Aqiqah Menurut Ulama ................... 19
c. Penghitungan Hari Ketujuh Kelahiran Menurut Ulama .. 21
B. Problematika Pelaksanaan Aqiqah ............................................... 22
1. Aqiqah setelah Meninggal Dunia Menurut Ulama ............... 22
a. Bayi Meninggal sebelum Hari Ketujuh ........................ 22
xi
b. Bayi Meninggal Dunia setelah Hari Ketujuh dan
Belum Diaqiqah ............................................................ 23
c. Mengaqiqahi Orang tua yang sudah Meninggal
Menurut Ulama ............................................................. 24
2. Mengaqiqahi Diri Sendiri setelah Dewasa Menurut Ulama .. 27
A. Kesimpulan ................................................................................... 54
B. Saran .............................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
7. Outline
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Islam adalah agama yang paling sempurna dan agama yang mencakup
berpegang pada dua hal, yakni Al-Qur‟an dan Sunah Nabi yang tertuang dalam
mengatur kehidupan.
yang dijadikan sumber hukum Islam yang kedua. Namun, di dalamnya tidak
hanya membahas mengenai hukum dan ibadah saja akan tetapi pembahasan
anak. Seperti yang diketahui anak merupakan titipan Allah yang harus dijaga
dan dididik dengan cara yang benar. Mendidik anak dengan cara yang baik
dapat mendatangkan kebaikan dalam sifat anak. Orang tua wajib mengajarkan
kebaikan untuk anaknya tidak hanya kebaikan jasmaninya saja, akan tetapi
kepada orang tua dan dapat mengalirkan kebahagiaan kepada orang tuanya.
Banyak hal yang dilakukan orang tua dalam menyambut kelahiran anaknya,
hal-hal yang dilakukan dalam menyambut buah hati tak lain bertujuan sebagai
2
bukti rasa syukur atas kelahirannya ke dunia. Bersama itu pula muncul
harapan-harapan baik untuk bayinya kelak, baik secara jasmani maupun rohani,
amanah dari Allah SWT kepada orang tua, aqiqah juga sebagai salah satu
sarana untuk menanamkan nilai-nilai rohaniah kepada anak yang masih suci.
Bersama aqiqah pula muncul harapan-harapan baik orang tua kepada ankanya,
batinnya.
Rasulullah SAW. Aqiqah mengandung hikmah dan manfaat positif yang dapat
kita petik di dalamnya oleh karena itu, kita sebagai umat Islam dan sudah
ekor kambing untuk bayi laki-laki dan satu ekor kambing untuk bayi
perempuan. Dua ekor kambing untuk laki-laki adalah yang paling utama.
Namun, jika orang tua benar-benar tidak mampu menyembelih dua ekor maka
untuk si bayi sebagai bentuk bersyukur dan shadaqah atas nama bayi.
1
Maksudnya: nafkahkanlah nafkah yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.
2
Departement Agama RI, Al-Qur‟an Tajwid dan Terjemahan (Bandung: CV. Penerbit
Diponegoro, 2010), .
3
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam Hadis No.1385, 283.
4
Al-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Terjemah Bulughul Maram (Surabaya: Mutiara
Ilmu, 2011), 631.
4
aqiqah berkaitan dengan syafaat apabila orang tua tidak melaksanakan aqiqah
kemudian si anak meninggal dunia diwaktu kecil maka tidak bisa memberikan
bertujuan untuk membersihkan kotoran yang tampak pada diri si bayi baik
Ada juga petunjuk yang berisi tentang kapan baiknya aqiqah dilakukan,
yakni saat bayi berumur 7 hari. Namun, jika pada hari itu belum mampu
pada hari tersebut belum mampu juga, maka boleh dilakukan saat bayi sudah
berumur 21 hari.6
atas atau menundanya hingga hari ke empat belas, hari kedua puluh satu atau
tidak sedikit hingga usia senja bahkan sampai meninggal dunia belum juga
5
Hasanuddin, Ensiklopedi Aqiqah (Yogyakarta: Pro-U Media, 2003), 46.
6
Achmad Ma‟ruf Asrori Dkk, Ber-Khitan Akikah Kurban yang benar menurut ajaran
Islam (Surabaya: Al Miftah, 1998), 17.
5
dunia baik bayi yang meninggal atau mengaqiqahi orang tua yang sudah
karena tidak adanya biaya untuk melaksanakan aqiqah semasa hidupnya. Biaya
aqiqah bernilai sunnah tetapi dalam masyarakat sudah diartikan sebagai sesuatu
dilaksankan pada hari ketujuh setelah kelahiran namun tidak sedikit pula yang
melaksanakan aqiqah seperti problematika di atas, hal ini tentu menjadi faktor
masyarakat.
meninggal dunia tetap bernilai aqiqah atau shodaqoh, boleh atau tidak
orang tua kepada anak. Persoalan-persolan itulah yang menjadi tanda tanya
Sribhawono)
B. Pertanyaan Penelitian
pokok masalah yang akan dijadikan pertanyaan dalam penelitian ini terkait
Problematika tersebut?
1. Tujuan Penelitian
1. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
b. Secara Praktis
orang tua yang akan melaksanakan aqiqah untuk anaknya, serta untuk
di tengah-tengah masyarakat.
D. Penelitian Relevan
pembahasan topik penelitian ini. Oleh karena itu, dalam kajian penelitian ini,
7
Kholimatus Sardiyah, Pelaksanaan Aqiqah Setelah Tujuh Hari (Studi Komparasi Majlis
Trjih Muhammadiyah dan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama) (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,
2014) dalam skripsi,.
8
hari utama aqiqah yakni hari ketujuh setelah kelahiran. Dari permasalahan
secara umum.
2. Penelitian ini ditulis oleh Galuh Adi Sucipto 14150035, Fakultas Syariah
terfokus pada Aqiqah dan Hukum-hukum yang berkenaan dengan bayi yang
8
Galuh Abdi Sucipto, Hukum Aqiqah Menurut Pandangan Ibnu Hazm dan Imam
Nawawi,(Dalam Sekripsi) Sarjana Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. 2018,.
9
9
Helmi Syarahwsyak, Persepsi Masyarakat Desa Pedu Kecamatan Jejawi Kabupaten
Ogan Komering Ilir Tentang Aqiqah (UIN Raden Fatah Palembang, 2016), dalam skripsi.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Aqiqah
1. Pengertian Aqiqah
a. Secara Etimologi
Aqiqah berasal dari kata “aqiq” yang berarti rambut bayi yang
pada hari ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak di beri
yang disembelih dan rambut bayi yang dicukur. Ada pula yang
kambing untuk kepentingan bayi. Selain itu, setiap bulu atau rambut
10
Hasbullah Bakry, Pedoman Islam di Indonesia (Jakarta: UI Press, 1988), hlm.263.
11
Abdul Fatah Idris dan Abu Ahmadi, Fiqih Islam Lengkap (Jakarta: Rineka Cipta,
1990),hlm. 317.
12
Achmad Ma‟ruf Asrori Dkk, Ber-Khitan Akikah Kurban yang benar menurut ajaran
Islam (Surabaya: Al Miftah, 1998),hlm. 49.
11
aqiqah adalah rambut yang sudah tumbuh dikepala bayi ketika baru
dilahirkan.
dicukur tersebut.13
sesuatu dengan nama yang lain apabila masih ada sangkut pautnya
b. Secara Terminologi.
aqiqah:
13
Husamuddin, Ensiklopedi Aqiqah (Yogyakarta: Pro-U Media, 2003), hlm. 16.
14
Musthafa Dib Al-Bugha, Fikih Islam Lengkap Penjelasan Hukum-Hukum Islam
Mazhab Syafi‟i (Surakarta: Media Zikir, 2010), hlm 312.
12
yaitu hewan sembelihan yang disembelih atas nama bayi yang baru
syukur kehadirat Allah Swt atas anugrah dan nikmat-Nya berupa anak,
15
Ensiklopedi Aqiqah, 17.
16
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Menyambut Buah Hati (Jakarta: Ummul Qura, 2014),
hlm.62.
17
Ensiklopedi Aqiqah, 17.
18
Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2004), 299.
13
atas, menurut Imam Ahmad, maksud dari “Anak-anak itu tergadai dengan
aqiqahnya” dalam hadist diatas ialah bahwa pertumbuhan anak itu, baik
meliputi Al-Khattabi dan di dukung oleh Ibnu Qayyim. Bahkan Ibnu Al-
penyembelihan hewan aqiqah sebagai tebusan anak dari setan yang selalu
dipenjara oleh setan yang telah menyiapkan sebilah belati untuk para
pengikutnya.
sebanyak mungkin anak cucu Adam. Oleh sebab itu, setan selalu
19
Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-„Asqalani, Terjemah Bulughul Maram; Kumpulan Hadis
Hukum Panduan Hidup Sehari-hari, (Jogjakarta: Hikam Pustaka) hlm 366
20
Ma‟ruf Asrori Dkk, Ber-Khitan Akikah Kurban yang benar menurut Ajaran Islam, 51.
14
ini. Oleh sebab itu, seorang bayi terus berada dalam kungkungan gadai ini,
kotoran yang tampak pada sisi bayi dan menumpahkan darah untuk
صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ ْم أ ََمَرُى ْم (أَ ْن يَ ُع َّق َع ِن ِ َّ َو َع ْن َعائِ َشةَ أ
َ َن َر ُس ْو َل اهلل
ُص َّح َحو َ ى َو ُّ اْلَ ِريَِة َشاةٌ) َرَواهُ التِّ ْرِم ِذ
ْ ان ُم َكافَاتَا ِن َو َع ِنِ َالْغُالَِم َشت
21
Qayyim al-Jauziyyah, Menyambut Buah Hati, 92.
22
Ensiklopedi Aqiqah, 52.
15
harus disembelih untuk anak yang baru dilahirkan, baik laki-laki maupun
perempuan.
dilakukan, yakni saat bayi berumur 7 hari. Namun, jika pada hari itu belum
14 hari. Jika pada hari tersebut belum mampu juga, maka boleh dilakukan
23
Al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam Hadis No. 1383, 283.
24
Ma‟ruf Asrori Dkk, Ber-Khitan Akikah Kurban yang benar menurut Ajaran Islam, 53.
25
Ensiklopedi Aqiqah, 66.
16
radhiyallahu‟anhu berkata:
26
Al-Asqalani, Bulughul Maram min Adillatil Ahkam, 608.
17
kakeknya radhiyallahu‟anhu:
َِن النَِِّب صلى اللّو علَي ِو و سلَم أَمر بِتَس ِميَّ ِة الْمولُوِد ي وم سابِعِو
َ َ َْ ْ ْ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ُ َّ َ َّ َّ أ
)ض ِع األَ َذى َعْنوُ َو الْ َع ُّق (رواه الرتمذي
ْ َو َو
“Bahwasanya Nabi SAW, memerintahkan untuk memberi nama
27
Ensiklopedi Aqiqah, 69.
28
Ibid., 70.
18
berbeda. Di antaranya:
ulama.
ِ
ك َ ب أَ ْن يَْن ُس
ْ ك َعْنوُ فَلْيَ ْن ُس َّ َح
َ َم ْن ُول َد لَوُ َولَ ٌد فَأ
“ Barang siapa yang mendapat anak lalu ingin melakukan ritual
29
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adilatuhu, hlm 295
19
anak perempuan.30
bersabda:
ْ صلَّى اهللُ َعلَْي ِو َو َسلَّ ّم أ ََمَر بِتَ ْس ِميَّ ِة الْ َم ْولُْوِد يَ ْوَم َسابِعِ ِو َو َو
ض ِع َ َِّب َّ أ
َّ َِن الن
ْاألَذَى َعنْوُ َو الْ َع ُّق
30
Imam Hakim, Al Mustadrak, Hadist Nomor 7588 (Jakarta: Pustaka Azzam, n.d.), .
31
Ensiklopedi Aqiqah, 180.
20
lahir sebelum fajar atau bersamaan dengan terbitnya fajar, maka hari
tersebut dihitung sebagai hari pertama. Namun, ada versi lain dalam
Mazhab Maliki, baru dihitung hari pertama jika si bayi lahir sebelum
itu, aqiqah juga tidak khusus pada waktu si anak masih kecil saja,
bayi dilahirkan siang hari atau setelah fajar. Kalau dilahirkan sebelum
fajar, hari kelahiran termasuk dalam hitungan hari ketujuh hari pada
hari tersebut. Ini juga salah satu pendapat dalam Mazhab Syafi‟i yang
Mazhab Syafi‟i berdasarkan pendapat ini”. Hal ini, diikuti oleh al-
bahwa hari kelahiran termasuk dalam hitungan tujuh hari tersebut. Ini
33
Ibid.
34
Ensiklopedi Aqiqah, 189.
22
Mazhab Maliki.
untuk bayi yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh kelahirannya. Ini
35
Imam an-Nawawi, Kitab Al-Majmu‟ Syarh al-Muhadzab, n.d., 8/341.
36
Ensiklopedi Aqiqah, 188.
37
Imam Nawawi, Kitab Al-Majmu‟ Syarh al-Muhadzab,.
23
juga dikemukakan oleh para ulama penganut Mazhab Hambali dan al-
Hasan al-Bashri.38
melaksanakan aqiqah untuk bayi. Ini adalah versi tershahih dari dua
dinyatakan gugur. Ini merupakan versi lain dari pendapat dalam Mazhab
38
https;//aqiqahalkautsar.com/aqiqah/hukum-akikah-bagi-yang-sudah-meninggal/,
n.d.,diakses pada Jumat, 23 Desember 2019, pukul 08.02..
39
Ensiklopedi Aqiqah, 189.
24
2) Apabila orang tua tidak pernah berwasiat untuk diaqiqahi maka cukup
Imam Malik
40
Shohih Bukhori Jilid I Bab Jana‟iz, hlm. 241., .
25
sudah lewat waktunya jika sudah lewat dari hari ketujuh itu.41
41
Kahar Masyhur, Bulughul Maram Buku Kedua (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992),.
302.
42
Dalam Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu karya Wahbah Az-Zuhaili rajabiyah adalah
penyembelihan seekor domba yang dilakukan oleh orang-orang Arab jahilyah pada sepuluh hari
pertama bulan Rajab. Sedangkan „atirah adalah anak pertama yang lahir dari seekor unta atau
domba kemudian disembelih, sebagian dagingnya dimakan oleh di pemilik dan sebagian yang lain
diberikan kepada orang lain. Namun „atirah adalah domba yang disembelih pada bulan Rajab
dalam rangka menunaikan Nadzar atau maknanya adalah tindakan menyembelih salah satu anak
dari seekor domba yang melahirkan sepuluh anak, pendapat yang lebih kuat keduanya merupakan
tradisi orang Arab Jahiliyah.
26
sebelumnya”.43
meninggal dunia yaitu tidak wajib dan tidak sunnah, namun sebagai
Imam Hambali.
43
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu (Depok: Gema Insani, 2011), 295.
44
Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid Analisis Fiqih Para Mujtahid (Jakarta: Pustaka
Amani, 2002), 350.
27
minggu. Ini adalah salah satu riwayat pendapat dalam Mazhab Hambali
Syafi‟i.45
waktunya.
a. Hukumnya Sunnah
45
Team Kajian Ilmiah Ahla Shuffah, Kamus Fiqh, n.d., 16.
46
HR. al-Tobarony dalam Kitab Al-Munjam Al-Ausakh, n.d., .
28
Ahmad.47
Hadis ini didukung oleh Abdul Haqq al-Isybili dala kitan Al-
antara lain:49
47
Qayyim al-Jauziyyah, Menyambut Buah Hati, 110.
48
Ensiklopedi Aqiqah, 201.
49
Ibid., 203.
29
sehingga tidak perlu dilaksanakan oleh anak setelah dia mencapai usian
50
Ahla Shuffah, Kamus Fiqh, 17.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
penelitian yang disini berfungsi untuk mencari tahu metode apa yang di gunakan
1. Jenis Penelitian
khusus dan realistis apa yang tengah terjadi pada suatu saat di tengah
2. Sifat Penelitian
objek, aktivitas, proses, dan manusia secara apa adanya pada waktu
51
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2013), . 1.
52
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2014), . 26.
31
responden.53
ini penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif
semata”.54
pengumpul data.56 Di dalam penelitian ini, sumber data primer ini diperoleh
sendiri setelah dewasa, salah satu dari 4 orang tersebut merupakan tokoh
53
Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
2011),. 203.
54
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Cet. 1 (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),. 76.
55
Andi Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan
Penelitian (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 211.
56
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, Cet-
17,2012), h.225
32
Sumber data sekunder yang peneliti maksud di sini adalah data yang
tidak bisa memberi informasi langsung kepada pengumpul data seperti lewat
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
ditetapkan.
57
Prastowo, Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam Perspektif Rancangan Penelitian,
211.
58
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,
2016), 137.
33
sebagai berikut:
1. Wawancara
dilakukan antara dua orang tetapi dapat juga sekaligus diinterview dua
masyarakat.
2. Dokumentasi
dicetak mereka berupa catatan anekdot, surat, buku harian, dan dokumen-
59
Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian Dan Teknik Penyusunan Skripsi (Jakarta:
Rineka Cipta, 2011), 104.
34
dunia.
secara maksimal.
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati, demikanlah pendapat Bogdan dan Guba.61 Analisis data
bisa diartikan sebagai upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
dikelola, mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan apa
yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
secara terus menerus. Analisis data yang dilakukan meliputi mereduksi data,
metode berpikir induktif yaitu analisis yang berangkat dari data-data kasus
61
Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian (Bandung: PT Refika Aditama, 2012), . 181.
62
Ibid., 216.
35
yang terletak di sebelah barat desa Raja Basa Baru kurang lebih 3 Km dari
pusat pemerintahan desa Raja Basa Baru. Pada tanggal 13 Agustus 1953
jiwa yang berasal dari Jawa Timur, mereka semua adalah pejuang
Bapak Bupati Lampung Tengah pada saat itu menunjukan tempat untuk
dibagun sebuah desa yang berlokasi di sebelah barat desa Raja Basa Baru.
sebuah desa.
dengan nama Desa Sadar Sriwijaya, dengan dipimpin oleh seorang Kepala
63
“Monografi Desa Sadar Sriwijaya,” pada tanggal 24 Februari 2019, .
37
Sadar Sriwijaya Dusun IV dan Dusun V menjadi desa Mekar Jaya, hingga
nama kepala desa yang pernah memimpin desa Sadar Sriwijaya Kecamatan
64
“Monografi Desa Sadar Sriwijaya,” pada tanggal 25 Februari 2020
38
demokratis”.
keunggulan kompetitif.
berkesinambungan.
berkelanjutan.
3. Letak Geografis
Desa Sadar Sriwijaya memiliki luas wilayah 2.403 ha,66 dengan
perincian sebagai berikut:
65
Monografi Desa Sadar Sriwijaya, pada tanggal 24 Februari 2019
66
Monografi Desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 25 Februari 2020
39
Sribhawono yang merupakan Ibu Kota Kecamatan, jarak dari desa Sadar
sebagai berikut:
4. Kependudukan
Jumlah KK : 2.404 KK
40
3 Pendidikan Keagamaan -
1 PNS 46 orang
2 ABRI 2 orang
67
Monografi Desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 25 Februari 2020
68
Monografi Desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 25 Februari 2020
41
3 Swasta 13 orang
6 Pertukangan 34 orang
8 Pensiunan 12 orang
9 Nelayan -
10 Pemulung -
11 Jasa 8 orang
SEKRETARIS DESA
SUJONO
Kep. Dusun I Kep. Dusun Kep. Dusun Kep. Dusun Kep. Dusun Kep. Dusun Kep. Dusun
AGUS II III IV V IV IV
MASRURI SUKEMI ABDUL M. ROFIQ SIGIT EDI WIYONO MUJIRIN
AZIZ WAHONO
42
Aqiqah merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran buah hati. Ketika
seorang bayi lahir ke dunia sudah seharusnya Aqiqah dilaksanakan oleh orang
tuanya, pada hari ketujuh setelah kelahiran atau kelipatan ketujuh dan biasanya
dilakukan sembari mencukur rambut bayi. Ketika aqiqah dilakukan lebih dari
hari ketujuh setelah kelahiran baik setelah dewasa atau bahkan setelah
meninggal dunia, tentu hal itu menjadi problematika dalam pelaksanaan aqiqah
tersebut.
setelah meninggal dunia baik mengaqiqahi bayi yang sudah meninggal ataupun
mengaqiqahi orang tua yang sudah meninggal lalu seorang lagi mengaqiqahi
adanya biaya untuk melaksanakan aqiqah tepat waktu dan orang tua yang tidak
diantaranya adalah aqiqah setelah meninggal dunia baik mengaqiqahi orang tua
maupun mengaqiqahi bayi dan juga ada yang mengaqiqahi dirinya sendiri.
dengan pemahaman yang segala sesuatu tergantung niatnya jadi mereka yakin
semua itu tetap bernilai ibadah dan diterima oleh Allah. Problematika
pelaksanaan ini bukan budaya tapi banyak yang melakukan karena memang
penyebabnya saja. Pelaksanaan ini pun tidak seluruh masyarakat sepakat, ada
beberapa warga yang memang menilai jika sudah meninggal gugur kewajiban
aqiqah tentu mereka tidak sepakat dengan pelaksanaan aqiqah ini, tapi saya
sebagai orang yang sering diundang untuk menyembelihkan hewan aqiqah ini
pemahaman yang lain tetapi jangan merasa paling benar dan menyalahkan
orang lain”.69
mengatakan bahwa :”saya mengaqiqahi orang tua saya yang sudah meninggal
dunia, karena semasa hidup orang tua saya adalah orang yang tidak mampu
rezeki yang lebih kepada saya jadi saya melaksanakan aqiqah untuk orang tua
69
Wawancara kepada bapak MU selaku Tokoh Agama di desa Sadar Sriwijaya pada
tanggal 10 Desember 2019
44
saya dengan niat menggugurkan aqiqah untuk orang tua saya dan sebagai
wujud bakti saya kepada orang tua. Untuk masalah pelaksanaannya setelah
orang tua saya meninggal, karena Allah memberikan rezekinya setelah orang
tua saya meninggal, saya yakin walaupun dilaksanakan setelah oragtua saya
meninggal Allah tetap mencatatnya sebagai ibadah entah itu bernilai shadaqah
atau tetap bernilai aqiqah saya pasrahkan kepada Allah, yang jelas dan yang
yang meninggal dunia sebelum hari ketujuh karena sebelumnya memang sudah
sebelum hari ketujuh anak saya meninggal dunia, jadi terhitung hari ketujuh
dari anak saya lahir itu saya tetap melaksanakan aqiqah karena memang sudah
saya niatkan dari awal jadi tetap saya laksankan dengan tujuan menggugurkan
kewajiban saya sebagai orang tua untuk mengaqiqahi anak saya. Meskipun
dilaksanakan setelah meninggal saya yakin itu tetap diterima, karena jika boleh
memilih saya pasti memilih anak saya masih hidup dan diaqiqahi tapi itu
semua sudah menjadi kehendak yang kuasa. Segala sesuatu itukan tergantung
niatnya, jadi saya niatkan aqiqah Insya Allah saya yakin itu semua tetap
70
Wawancara kepada bapak S yang melaksanakan aqiqah untuk orang tuanya yang
sudah meninggal dunia di desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 10 Desember 2019
71
Wawancara kepada bapak B yang melaksanakan aqiqah untuk anaknya yang sudah
meninggal dunia sebelum hari ketujuh di desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 10 Desember 2019
45
yang sudah meninggal karena ketika ibu saya meninggal saya tanyakan ke
sanak saudara, tetangga dan warga lainnya, apakah semasa hidup ibu saya
punya tanggungan hutang atau apa pun itu. Lalu ada saudaranya yang bilang
ternyata ibu saya belum pernah diaqiqahi dan saya baru tahu itu, awalnya saya
ragu boleh tidak melaksanakan aqiqah setelah meninggal seperti ini, akhirnya
saya konsultasi dengan tokoh agama setempat terus diberi penjelasan tidak apa-
apa tetap diaqiqahi, setelah itu saya aqiqahi ibu saya yang sudah meninggal
aqiqah semasa hidupnya, untuk masalah diterima atau tidak saya serahkan pada
Allah Swt”.72
sendiri karena saya menyadari orang tua saya bukan orang tua yang mampu,
sampai saya dewasa pun orang tua saya belum mampu untuk mengaqiqahi
saya, saya sebagai anak tentu prihatin melihat kondisi orang tua saya maka dari
itu saya mengaqiqahi diri saya sendiri bukan dengan niat menggugurkan
kewajiban orang tua saya, tapi saya niatkan sebagai bentuk bakti saya kepada
orang tua dan usaha saya untuk meringankan beban orang tua dalam
Pesantren saya pernah tanya masalah ini dengan ustadz saya beliau mengatakan
kewajiban orang tua karena aqiqah merupakan kewajiban orang tua jadi kita
72
Wawancara kepada bapak M yang melaksanakan aqiqah untuk orang ibunya yang
sudah meninggal dunia di desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 10 Desember 2019
46
niatkan meringankan kewajiban orang tua, itulah yang menjadi dasar saya
karena tidak adanya biaya untuk melaksanakannya tepat waktu dan bisa
faktor tersebut bayi meninggal sebelum hari ketujuh kelahiran menjadi salah
berikut:
ekonomi yang tidak memungkinkan, dan sebagai bakti anak kepada orang
tua anak tersebut melaksankan aqiqah atas nama orang tuanya yang sudah
meninggal.
dan biasanya disertai oleh pemotongan rambut si bayi, akan tetapi sebelum
hari ketujuh bayi tersebut meninggal dunia oleh karena itu, orang tua
73
Wawancara kepada saudari SM yang melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri di
desa Sadar Sriwijaya pada tanggal 10 Desember 2019
47
ekonomi orang tua yang lemah. Setelah dewasa dan mandiri anak
namun hadis-hadis yang membahas mengenai aqiqah ini cukup banyak dari
kelahiran.74 Namun, karena faktor ekonomi yang sulit dalam masyarakat masih
menjadi 2 garis besar, yang pertama meninggal sebelum hari ketujuh dan
74
Ensiklopedi Aqiqah, 181.
48
bayi yang sudah meninggal dunia, baik sebelum atau sesudah hari ketujuh
bayi yang sudah meninggal dunia, baik sebelum atau sesudah hari ketujuh
75
Ibid., 188.
76
Ibid.
49
melaksanakan aqiqah untuk bayi. Ini adalah versi tershahih dari dua
gugur. Ini merupakan versi lain dari pendapat dalam mazhab Syafi‟i dan
pelaksanaan Aqiqah untuk bayi yang telah meninggal dunia baik setelah
pelaksanaan aqiqah ini karena Aqiqah adalah bentuk rasa syukur atas
orang tua yang sudah meninggal hukumnya juga diperbolehkan apabila ada
wasiat sebelum meninggal. Apabila orang tua tidak pernah berwasiat untuk
nama orang tua, itu sudah menghasilakan kebaikan bagi orang tua yang
telah meninggal.
77
Ibid., 194.
50
Menurut Imam Malik sudah lewat waktunya jika sudah lewat dari
hari ketujuh kelahiran. Itu berarti sudah tidak perlu dilakukan apabila sudah
wajib dan tidak sunnah, namun sebagai anjuran biasa atau bersifat mubah,
seperti yang diterangkan dalam hadis Nabi SAW yang diriwayatkan oleh
Abu Dawud dan Nasai “Saya tidak suka aqiqah, barang siapa yang
dalam hadis tersebut hanya beredaksi pada bayi yang baru lahir, sedangkan
untuk orang tua yang sudah meninggal menurut Imam Hanafi tidak perlu
Namun untuk pendapat yang paling kuat mengatakan jika ada wasiat
untuk maka ahli waris wajib melaksanakan aqiqah atas nama mayit namun
jika tidak ada wasiat tetap diperbolehkan akan tetapi dengan niat shadaqah
atas mayit hal ini beracuan pada hadis „Aisyah Radiallahu‟ Anha :
78
Kahar Masyhur, Bulughul maram Buku Kedua (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992) hlm
302
51
menurut sebagian pendapat hadis ini khusus hanya untuk Nabi SAW, namun
kecil.
orang dewasa tidak dikenal di kota Madinah, ini juga merupakan versi lain
79
Shohih Bukhori Jilid I Bab Jana‟iz, hlm. 241
80
Ibid., 195.
52
dilaksanakan sendiri oleh anak apabila telah mencapai usia baligh. Mereka
juga berpendapat hadis yang dijadikan dalil pendapat pertama tidak shahih,
SAW.
yang mengatakan hadis itu dhoif sebagian lain mengatakan shahih dan
untuk mengaqiqahi diri sendiri setelah dewasa. Bahkan ada beberapa atsar
81
Ibid., 203.
53
PENUTUP
A. Kesimpulan
setelah dewasa. Akan tetapi, perihal mengaqiqahi orang tua yang sudah
meninggal pendapat terkuat mengatakan tidak perlu diaqiqahi jika tidak ada
membagikannya kepada fakir miskin dengan niat shadaqah atas nama mayit.
Namun jika ada wasiat dari mayit maka ahli waris wajib melaksanakan
B. Saran
bentuk rasa syukur atas kelahiran bayi dan sebagai upaya untuk menyucikan
DAFTAR PUSTAKA
Abdi Sucipto, Galuh. Hukum Aqiqah Menurut Pandangan Ibnu Hazm dan Imam
Nawawi, 2018.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Bulughul Maram min Adillatil Ahkam. Jakarta: Gema
Insani, 2013.
Fatah Idris, Abdul, dan Abu Ahmadi. Fiqih Islam Lengkap. Jakarta: Rineka Cipta,
1990.
Hakim, Imam. Al Mustabarak, Hadist Nomor 7588. Jakarta: Pustaka Azzam, n.d.
Hasanuddin. Ensiklopedi Aqiqah. Yogyakarta: Pro-U Media, 2003.
https;//aqiqahalkautsar.com/aqiqah/hukum-akikah-bagi-yang-sudah-meninggal/,
n.d.
Ma‟ruf Asrori Dkk, Achmad. Ber-Khitan Akikah Kurban yang benar menurut
Ajaran Islam. Surabaya: Al Miftah, 1998.
Masyhur, Kahar. Buluhul Maram Buku Kedua. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992.
“Monografi Desa Sadar Sriwijaya,” 24 Februari 2019.
Narbuko, Cholid, dan Abu Achmadi. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Aksara, 2013.
Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu. Menyambut Buah Hati. Jakarta: Ummul Qura, 2014.
Rusyd, Ibnu. Bidayatul Mujtahid Analisis Fiqih Para Mujtahid. Jakarta: Pustaka
Amani, 2002.
tahun 2010 kemudian melanjutkan di SMP N 8 Kota Metro lulus pada tahun 2013
pada tahun 2016, pada tahun yang sama pula peneliti diterima di Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro yang kini beralih menjadi Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Metro pada Jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah fakultas
keagamaan, salah satunya Badan Koordinasi Remaja Islam Masjid (Bakor Risma)
Karangrejo dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Metro yang
menjebatani penulis mengerti arti sosial kemasyarakatan yang tidak lepas dari
keagamaan.