Peranan strategis Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(KUMKM) dalam perekonomian nasional menumbuhkan harapan bahwa KUMKM akan menjadi tumpuan bagi kemajuan dan kejayaan Indonesia di masa depan.
Pendamping KUMKM adalah ujung tombak pemberdayaan KUMKM di
Indonesia. Para Pendamping KUMKM yang tergabung dalam berbagai asosiasi dan lembaga pendukung KUMKM, kini telah tumbuh meluas dan semakin mekar dengan dukungan berbagai payung hukum dari Pemerintah Pusat dan beberapa Pemerintah Daerah.
Para Pendamping KUMKM telah menghasilkan sejumlah contoh
keberhasilan. Namun sebagian besar masih mengalami permasalahan dalam hal kualitas produk dan pemasaran jasanya. Hal ini dikuatirkan akan menjadikan pendamping KUMKM tak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan global.
Karena itu, setelah mendengarkan pengarahan dari Menteri Koperasi dan
UKM, paparan dari para narasumber dalam diskusi panel, serta pembahasan sidang 5 komisi beserta rapat pleno, maka peserta Temu Nasional Pendamping KUMKM yang diselenggarakan di Tasikmalaya pada tanggal 19-20 Juni 2013 merumuskan “Panca Upaya Menuju Pendamping K-UMKM Berjaya” sebagai berikut:
1. Pengembangan KUMKM haruslah merupakan upaya yang
berlangsung terus-menerus, tak lekang oleh waktu, serta menumbuhkan semangat untuk selalu memperbaiki diri, sehingga pada gilirannya KUMKM tidak hanya berjaya di dalam negeri tetapi juga mampu bersaing di tataran global, khususnya menyambut pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai tahun 2015. 2. Peran Pendamping KUMKM perlu direvitalisasi. Pemerintah dan para stakeholders diharapkan menyusun peta petunjuk jalan (road map) pemberdayaan pendamping KUMKM secara nasional yang mencakup aspek Kelembagaan, Operasional, dan Pendanaan.
3. Dengan telah terbitnya beberapa perundang-undangan terkait
pengembangan KUMKM, maka payung hukum tersebut perlu diikuti dengan berbagai ketentuan operasional di Pusat dan di Daerah. Juga perlu dilakukan evaluasi terhadap implementasi sejumlah kesepakatan kerjasama antar instansi. Dengan demikian para pelaku usaha dan Pendamping KUMKM dapat menjalankan fungsi dan peranannya dengan penuh kepastian.
4. Agar dapat berkiprah secara profesional dan mendapat pengakuan
dari pengguna jasa, maka Pendamping KUMKM perlu disertifikasi dengan menggunakan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang diakui secara luas. Juga perlu diupayakan penguatan dan pelatihan agar para pendamping dapat memenuhi standar kompetensi dimaksud.
5. Pengalaman terbaik (best practices) para Pendamping KUMKM dan
best practice dukungan kebijakan di Pusat dan Daerah perlu disebarluaskan, sehingga dapat mempercepat proses pemberdayaan KUMKM di daerah lain.
Berbagai usulan yang disepakati dalam Rapat Komisi dan Rapat Pleno, merupakan bagian tak terpisahkan dari Piagam ini.
Tasikmalaya, 20 Juni 2013
Atas Nama Peserta Temu Nasional I Pendamping KUMKM 2013:
1. Samsul Hadi 7. Drs. Y. Anggoro 12. Tika Noorjaya
2. Cecep D. Abdul Qoyum Triharyanto, M.Eng 13. Ir. Andro Setiawan 3. Iwan Setiawan 8. Bambang Suharto 14. Dede Djuniardi 4. Anton Nurman Soleh 9. Aslichan Burhan 15. Fajar Nugroho 5. Agus Prayoga 10. Syamsiar Sandiah 16. Eet Riswana 6. M. Sholeh 11. Roseno Aji 17. Jaka Sudewa