Anda di halaman 1dari 3

DRAFT MATERI

REKOMENDASI

I. VISI BANDUNG BARAT


DESKRIPSI MASALAH
Dalam Visi Bandung Barat:

MEWUJUDKAN BANDUNG BARAT YANG AKUR (ASPIRATIF, KREATIF, UNGGUL


DAN RELIGIUS) BERBASIS PENGEMBANGAN EKNOMI, OPTIMALISASI SUMBER
DAYA ALAM DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

Mengandung pengertian bahwa Kabupaten Bandung Barat memiliki cita-cita untuk


menjadi kabupaten yang unggul, dengan mau menerima aspirasi menghargai harapan,
keinginan, cita-cita dan kemampuan segenap elemen masyarakat. Menciptakan
masyarakat yang memiliki terobosan baru dan mampu memecahkan masalah secara
cerdas serta mengedapnkan nilai, norma dan semangat dalam menjalankan kaidah
agama sebagai tumpuan dalam pelayanan dan penyelenggaraan pemerintahan
Bandung Barat.

Diantaranya adalah Religius. Mengandung pengertian bahwa keyakinan beragama


menjadi landasan pengikat kebersamaan dalam seluruh aspek penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Masalah
1. Membuat rancangan indikator Religius yang mengarah kepada pendidikan di
Bandung Barat dalam hal regulasi aturannya
2. Kebijakan pemerintah daerah dalam terobosan prioritas lembaga pendidikan
khususnya pesantren berlangsung efektif dan produktif

REKOMENDASI

1. Perlu langkah konkret dalam teknik operasional religius terhadap visi religius
tersebut untuk mendukung pendidikan akhlak budi pekerti dengan mengalokasikan
anggaran bersifat proporsional
2. Peraturan tentang pengembangan diberbagai bidang sebagai sistem yang sangat
penting bagi Bandung Barat religius.
3. Mekanisme yang efektif dalam menjamin keberlangsungan pendidikan keagamaan
khususnya pondok pesantren yang berkualitas menuju Bandung Barat religius.

RELIGIUS
DIMENSI INDIKATOR
PENDIDIKAN

EKONOMI

SOSIAL

KESEHATAN

PARTISIPASI MASYARAKAT
Bidang Pendidikan
Pertama, agar pemerintah kabupaten Bandung Barat melanjutkan dan mengoptimalkan
gerakan pemberantasan buta aksara al-Qur’an dan gerakan wajib madrasah diniyah bagi
anak usia sekolah ke seluruh pelosok desa di kabupaten Bandung Barat. Kedua,
mendorong peningkatan alokasi anggaran pendidikan dan pendidikan keagamaan dari
APBD, baik untuk pemeliharaan sarana dan prasarana maupun peningkatan alokasi
anggaran untuk kesejahteraan tenaga pendidikan keagamaan (guru ngaji) di kabupaten
Bandung Barat. Ketiga, tidak membedakan alokasi anggaran pendidikan di bawah
naungan Kementerian Pendidikan maupun Kementerian Agama di wilayah kabupaten
Bandung Barat.
Keempat, memberikan tambahan perhatian dan pembinaan kepada lembaga-lembaga
pendidikan
dan kualitas sumber daya manusianya. Kelima, memberikan perhatian dan pembinaan
kepada kader-kader pelajar dan santri NU untuk peningkatan sumber daya manusia dan
wahana eksplorasi pelajar NU kabupaten Bandung Barat. Keenam, PCNU kabupaten
Bandung Barat meminta kepada Pemda/Bupati untuk menjamin bahwa sekolah-sekolah di
kabupaten Bandung Barat terutama SD/MI/sederajat dan SMP/MTs/sederajat akan tetap
menjalankan enam hari masuk sekolah. Ketujuh, PCNU kabupaten Bandung Barat
meminta Bupati untuk membuat peraturan daerah (PERDA) yang menjamin
keberlangsungan Taman Pendidikan al-Qur’an (TPQ) dan Madrasah Diniyah (MADIN)
sebagai lembaga nonformal untuk memaksimalkan kegiatan pembelajarannya dalam
rangka meningkatkan pendidikan karakter. Kedelapan, PCNU meminta kepada Bupati
untuk menyeleksi guru-guru khususnya guru agama yang berfaham radikal di wilayah
pemerintah
daerah (PEMDA) agar mendapatkan pembinaan.

Bidang Ekonomi
Pertama, agar pemerintah kabupaten Bandung Barat memerluas akses permidalan,
pembinaan, dan informasi kepada kelompok usaha mikro, usaha kecil dan menengah,
koperasi pondok pesantren (kopontren) dan KSM warga Nahdlatul Ulama. Kedua, agar
pemerintah kabupaten Bandung Barat memfasilitasi dan mendorong optimalisasi kerja
Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) cabang kabupaten Bandung Barat sebagai
media interaksi, komunikasi, dan pembelajaran bagi calon-calon pengusaha nahdliyin.
Ketiga, himbauan keaktifan warga Nahdliyin (NU) dengan berperan aktif dalam mengawal
dan mengoptimalkan penggunaan Alokasi Dana Desa (ADD) supaya sesuai dengan
peruntukan kemaslahatan umat dan tidak meninggalkan alokasi untuk kegiatan
keagamaan.

Bidang Sosial
Pertama, tetap konsisten terhadap substansi peraturan daerah nomer 3 tahun 2014
tentang pengendalian dan pengawasan penjualan minuman beralkohol dan prostitusi di
seluruh kabupaten Bandung Barat yang terindikasi masih banyaknya dan bermunculan
sarana hiburan karaoke keluarga, pub, sarana hiburan malam, dan sarana sejenis. Kedua,
melalui perangkat pemerintahan yang ada (Satpol PP, Kepolisian, Kejaksaan, Badan
Narkotika Nasional (BNN) untuk senantiasa menggiatkan pemberantasan penyakit
masyarakat, kriminalitas, perjudian, peredaran togel, pornografi, minuman keras dan
narkoba. Ketiga, mencegah adanya organisasi yang berfaham radikal dan yang
mempunyai indikasi menjauhkan warga Nahdliyin (NU) kabupaten Bandung Barat
dari kecintaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Keempat, PCNU kabupaten
Bandung Barat meminta kepada Bupati untuk mengoptimalkan pelaksanaan peraturan
daerah (PERDA) keagamaan seperti peraturan daerah Badan Amil Zakat, peraturan
daerah tentang haji, peraturan daerah tentang minuman keras atau beralkohol dan obat
psikotropika. Kelima, mendorong Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten Bandung
Barat untuk meningkatkan pelayanan masyarakat.

Bidang Kesehatan
Pertama, menyediakan pelayanan kesehatan yang memadai dan terjangkau bagi
masyarakat dengan memperluas alokasi anggaran untuk masyarakat miskin di wilayah
kabupaten Bandung Barat supaya masuk menjadi peserta BPJS. Kedua, mengajak
kerjasama dengan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) dalam upaya
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada warga Nahdliyin (NU) di pelosok wilayah
kabupaten Bandung Barat.

Bidang Partisipasi Masyarakat


Pertama, mengoptimalkan peran serta organisasi atau lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang benar-benar memiliki basis riil di dalam masyarakat. Kedua, menjalankan
pembangunan yang berkeadilan dan senantiasa mengutamakan kepentingan
masyarakat yang lebih banyak bukan kepentingan pribadi atau golongan. Ketiga,
mendorong Kementerian Agama (Kemenag) untuk mensinergikan tempat-tempat wisata
di Kabupaten Bandung Barat menjadikan wisata syariah (adanya mushalla yang suci dan
bersih.

Anda mungkin juga menyukai