Anda di halaman 1dari 9

BAB I

LANDASAN PENDAHULUAN

1.1 Tinjauan Teori


1.1.1 Pengertian
1) Kebutuhan aktivitas atau pergerakan ,isitrahat dan tidur merupakan satu keatuan yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi.Tubuh membutuhkan aktivitas untuk
kegiatan fisiologis dan membutuhkan istirahat dan tidur untuk pemulihan.
(Tarwoto &Wartonah, 2011).
2) Kata “istirahat” mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan
diri,diam menganggur setelah melakukan aktivitas serta melepaskan diri dari apapun
yang membosankan,menyulitkan damn menjengkelkan. (Ns.Abdullah, 2014)
3) Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana presepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun atau hilang,dan dapat dibangunkan kembali dengan
indra atau rangsangan yang cukup.(Ns.Abdullah, 2014)
4) Salah satu individu yang sehat adalah adanya kemampuan melakukan aktivitas untuk
memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup.Kemampuan aktivitas seseorang dipengaruhi
oleh adekuatnya sistem persarafan,otot,dan tulang,atau sendi.
1.1.2 Etiologi
1) Status kesehatan
Pada orang yang mengalami sakit ,kebutuhan istirahat tidurnya tidak dapat
dipenuhi dengan baik sehingga tidak dapat tidur dengan nyenyak.
2) Lingkungan
Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan
nyenyak dan sebaliknya.
3) Stress psikologis
Pada kondisi cemas dan depresi norepinefrin darah akan meningkat memalui
sistem saraf simpatis
4) Diet
Makanan yang mengandung L-Triptolan seperti susu,daging dan ikan tuna
dapat menyebabkan seseorang mudah tidur.
5) Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang
6) Obat-obatan
Obat-obatan ada yang berefek menyebabkan tidur dan sebaliknya.Misalnya
obat golongan anfetamin menurunkan tidur REM.
1.1.3 Fisiologis
Tidur merupakan aktivitas yang melibatkan susunan saraf pusat, saraf perifer,
endokrin kardiovaskuler, respirasi dan muskuloskeletal. Tiap kejadian tersebut dapat
diidentifikasi atau direkam dengan electroencephalogram (EEG) untuk aktivitas listrik
otak, pengukuran tonus otot dengan menggunakan electromiogram (EMG) dan
electrooculogram (EOG) untuk pengaturan pergerakan mata.

Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral
yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Reticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel
– sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan
stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari
korteks serebri (emosi, proses pikir).

Pada keadaan sadar mengakibatkan neuron – neuron dalam RAS melepaskan


katekolamin, misalnya norepineprine. Saat tidur mungkin disebabkan oleh pelepasan
serum serotonin dari sel – sel spesifik di pons dan batang otak tengah yaitu bulbar
syncrhonizing regional (BSR). Bangun dan tidurnya seseorang tergantung dari
keseimbangan impuls yang diterima dari pusat otak, reseptor sensori perifer misalnya
bunyi, stimulus cahaya, dan sistem limbiks seperti emosi.

1.1.4 Klasifikasi
Normal tidur dibagi menjadi dua, yaitu :
1. NREM (Non Rapid Eye Movement)
Pada tidur NREM ini terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira – kira
90 menit selama siklus tidur.
Tahapan tidur NREM
1) NREM tahap I
a. Tingkat transisi
b. Merespon cahaya
c. Berlangsung beberapa menit
d. Mudah terbangun dengan rangsangan
e. Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun
f. Bila terbangun terasa sedang mimpi
2) NREM tahap II
a. Periode suara tidur
b. Mulai relaksasi otot
c. Berlangsung 10-20 menit
d. Fungsi tubuh berlangsung lambat
e. Dapat dibangunkan dengan mudah
3) NREM tahap III
a. Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
b. Sulit dibangunkan
c. Relaksasi otot menyeluruh
d. Tekanan darah menurun
e. Berlangsung 15-30 menit
4) NREM tahap IV
a. Tidur nyenyak
b. Sulit untuk dibangunkan
c. Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
d. Sekresi lambung menurun
e. Gerak bola mata cepat
2. REM (Rapid Eye Movement)
Merupakan tahapan terakhir kira – kira 90 menit sebelum tidur berakhir.
a. Lebih sulit dibangunkan dibanding dengan tidur NREM
b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya
c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, jufa berperan dalam
belajar, memori, adaptasi.
1.1.5 Manifestasi klinis
Beberapa gangguan tidur yang perlu diperhatikan adalah:
1) Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti depresi, menarik diri
2) Rasa capek meningkat
3) Halusinasi pandangan dan pendengaran
4) Bingung dan disorientasi terhadap ruang dan waktu
5) Gangguan persepsi
6) Koordinasi menurun
7) Bicara tidak jelas
8) Mata merah
9) Sering menguap
10) Lingkaran hitam disekitar mata
11) Iritabilitas / letargi
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1) Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan : Waktu tidur, jumlah jam
tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat
tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari – hari : Apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
3) Adakah alat bantu tidur : Apa yang lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan
obat – obatan untuk membantu tidur.
4) Gangguan tidur / faktor – faktor kontribusi : Jenis gangguan tidur, kapan masalah
itu terjadi.
5) Tingkat aktivitas sehari-hari.
a) Pola aktivitas sehari-hari.
b) Jenis frekuensi,dan lamanya latihan fisik.
6) Tingkat kelelahan
a) Aktivitas yang membuat lelah.
b) Riwayat sesak napas.
7) Gangguan pergerakan
a) Penyebab gangguan pergerakan.
b) Tanda dan gejala.
c) Efek dari gangguan pergerakan.
1.2.1.2 Pemeriksaan fisik
a) Tingkat kesadaran.
b) Postur atau bentuk tubuh:skoliosis,kifosis,lordosis,cara berjalan.
c) Ekstremitas:
1. Kelemahan.
2. Gangguan sensorik.
3. Tonus otot.
4. Atrofi.
5. Tremor.
6. Gerakan tak terkendali.
7. Kekuatan otot.
8. Kemampuan jalan .
9. Kemampuan duduk.
10. Kemampuan berdiri.
11. Nyeri sendi.
12. Kelakukan sendi.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan fisik
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang privasi

NANDA
GANGGUAN POLA TIDUR (000198)

Definisi: interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal

Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan


 Kesulitan jatuh tertidur  Gangguan karena pasangan tidur
 Ketidakpuasan tidur  Halangan lingkungan (mis., bising,
 Menyatakan tidak merasa cukup pajanan cahaya/gelap,
istirahat suhu,/kelembapan, lingkungan yang
 Penurunan kemampuan berfungsi tidak dikenal)

 Perubahan pola tidur normal  Imobilisasi

 Sering terjaga tanpa jelas  Kurang privasi


penyebabnya  Pola tidur tidak menyehatkan (mis.,
karena tanggung jawab menjadi
pengasuh, menjadi orang tua,
pasangan tidur)

1.2.3 Rencana Keperawatan


DIAGNOSA KEPERAWATAN: Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi
NOC : Status pola tidur: tidur.........................................................kode (0004)
Definisi: periode alami mengistirahatkan kesadaran dalam memulihkan tubuh

Sangat Banyak Cukup Sedikit Tidak


tergangg tergangg tergangg tergang tergangg
u u u gu u
Skala 1 2 3 4 5
outcome
keseluruha
n
INDIKAT NA
OR
000401 Jam tidur 1 2 3 4 5 NA
000402 Jam tidur yang 1 2 3 4 5 NA
diobservasi
000403 Pola tidur 1 2 3 4 5 NA
000404 Kualitas tidur 1 2 3 4 5 NA
000405 Efisiensi tidur 1 2 3 4 5 NA
000407 Tidur rutin 1 2 3 4 5 NA
000418 Tidur dari awal 1 2 3 4 5 NA
sampai habis
dimalam hari
secara
konsisten
000408 Perasaan segar 1 2 3 4 5 NA
setelah tidur
000410 Mudah bangun 1 2 3 4 5 NA
pada saat yang
tepat
000419 Tempat tidur 1 2 3 4 5 NA
yang nyaman
000420 Suhu ruangan 1 2 3 4 5 NA
yang nyaman
000411 Hasil 1 2 3 4 5 NA
electroencepha
logram
000412 Hasil 1 2 3 4 5 NA
electromyogra
m
000413 Hasil electro- 1 2 3 4 5 NA
oculogram
berat Cukup sedang Ringan Tidak
berat ada
000421 Kesulitan 1 2 3 4 5 NA
memulai tidur
000406 Tidur yang 1 2 3 4 5 NA
terputus
000409 Tidur yang 1 2 3 4 5 NA
tidak tepat
000416 Apnea saat 1 2 3 4 5 NA
tidur
000417 Ketergantungan 1 2 3 4 5 NA
pada bantuan
tidur
000422 Mimpi buruk 1 2 3 4 5 NA
000423 Buang air kecil 1 2 3 4 5 NA
dimalam hari
000424 Mengorok 1 2 3 4 5 NA
000425 Nyeri 1 2 3 4 5 NA

NIC
PENINGKATAN TIDUR (1850)
Definisi: memfasilitasi tidur/ siklus bangun teratur

Aktivitas-aktivitas  Anjurkan pasien untuk memantau


 Tentukan pola tidur/aktivitas pasien pola tidur
 Perkiraan tidur/siklus bangun pasien  Monitor partisipasi dalam kegiatan
didalam perawatan perencanaan yang melelahkan selama terjaga untuk
 Jelaskan pentingnya tidur yang cukup mencegah penat yang berlebihan
selama kehamilan, penyakit, tekanan  Sesuaikan lingkungan (misalnya,
psikososial, dan lain-lain cahaya, kebisingan, suhu, kasur, dan
 Tentukan efek dari obat [yang tempat tidur) untuk meningkatkan
dikomsumsi] pasien terhap pola tidur tidur
 Monitor/catat pola tidur pasien dan  Dorong pasien untuk menetapkan
jumlah jam tidur rutinitas tidur untuk memfasilitasi
 Monitor pola tidur pasien dan catat perpindahan dari terjaga menuju tidur
kondisi fisik (misalnya, apnea tidur,  Fasilitasi untuk mempertahankan
sumbatan jalan nafas, nyeri/ rutinitas waktu tidur pasien yang
ketidaknyamanan dan frekuensi biasa, tanda-tanda sebelum tidur/alat
buang air kecil) dan/atau psikologis peraga, dan benda-benda yang lazim
(misalnya, ketakutan atau kecemasan) digunakan (misalnya, untuk anak-
keadaan yang menggangu tidur anak, selimut/ mainan favorit, ayunan,
dapatmemfasilitasi/mengganggu tidur dot atau cerita; untuk orang dewasa,
 Anjurkan pasien untuk menghindari buku untuk dibaca dan lain-lain),
makanan sebelum tidur dan minuman yang sesuai
yang mengganggu tidur  Bantu untuk menghilangkan situasi
 Bantu pasien untuk membatasi tidur stress sebelum tidur
siang dengan menyediakan aktivitas  Monitor makanan sebelum tidur dan
yang meningkatkan kondisi terjaga, intake minuman yang dapat
dengan tepat memfasilitasi/mengganggu tidur
 Ajarkan pasien bagaimana melakukan  Atur rangsangan lingkungan untuk
relaksasi otot autogenik atau bentuk mempertahankan siklus siang-malam
non-farmakologi lainnya untuk yang normal
memancing tidur  Diskusikan dengan pasien dan
 Mulai/ terapkan langkah-langkah keluarga mengenai teknik untuk
kenyamanan seperti pijat, atau meningkatkan tidur
pemberian posisi dan sentuhan afektif  Berikan pamflet dengan informasi
 Bantu meningkatkan jumlah jam mengenai teknik untuk meningkatkan
tidur, jika diperlukan tidur.
 Anjurkan untuk tidur disiang hari,
jika diindikasikan, untuk memenuhi
kebutuhan tidur
 Kelompokkan kegiatan perawatan
untuk meminimalkan jumlah [jam]
terbagun; memungkinkan untuk
siklus tidur minimal 90 menit
 Sesuaikan jadwal pemberian obat
untuk mendukung tidur/siklus bangun
pasien
 Ajarkan pasien dan orang terdekat
mengenai faktor yang berkontribusi
terjadinya gangguan pola tidur
(misalnya, fisiologis, psikologis, pola
hidup, perubahan shift kerja yang
sering, perubahan zona waktu yang
cepat, jam kerja yang panjang dan
berlebihan dan faktor lingkungan
lainnya)
 Identifikasi obat tidur yang
dikomsumsi pasien
 Dorong penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung [zat] penekan tidur
yang tidak mengandung [zat]
penekanan tidur REM

1.2.4 Evaluasi
1) Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan pada asuhan keperawatan yang dilakukan
dan kriteria hasil
2) Pasien mengatakan dapat beristirahat.
3) Pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa sering terbangun
4) Kebutuhan istirahat tidur pasien terpenuhi.

DAFTAR PUSTAKA
Wartonah, Tarwoto. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Ns.Abdullah,S.Kep.,M.Kes.2014. . Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Trans Info Media
Mubarak,wahid iqbal & Ns.Nurul Chayatin,S.Kep.2007.Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:EGC
Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia
Herdman T.Heather. 2015. Diagnosa Kkeperawatan. Jakarta : EGC
Moorhead. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Yogyakarta : Mocomedia

Anda mungkin juga menyukai