LANDASAN PENDAHULUAN
Pengaturan dan kontrol tidur tergantung dari hubungan antara dua mekanisme selebral
yang secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat otak untuk tidur dan bangun.
Reticular activating system (RAS) di bagian batang otak atas diyakini mempunyai sel
– sel khusus dalam mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. RAS memberikan
stimulus visual, audiotori, nyeri, dan sensori raba. Juga menerima stimulus dari
korteks serebri (emosi, proses pikir).
1.1.4 Klasifikasi
Normal tidur dibagi menjadi dua, yaitu :
1. NREM (Non Rapid Eye Movement)
Pada tidur NREM ini terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira – kira
90 menit selama siklus tidur.
Tahapan tidur NREM
1) NREM tahap I
a. Tingkat transisi
b. Merespon cahaya
c. Berlangsung beberapa menit
d. Mudah terbangun dengan rangsangan
e. Aktivitas fisik, tanda vital, dan metabolisme menurun
f. Bila terbangun terasa sedang mimpi
2) NREM tahap II
a. Periode suara tidur
b. Mulai relaksasi otot
c. Berlangsung 10-20 menit
d. Fungsi tubuh berlangsung lambat
e. Dapat dibangunkan dengan mudah
3) NREM tahap III
a. Awal tahap dari keadaan tidur nyenyak
b. Sulit dibangunkan
c. Relaksasi otot menyeluruh
d. Tekanan darah menurun
e. Berlangsung 15-30 menit
4) NREM tahap IV
a. Tidur nyenyak
b. Sulit untuk dibangunkan
c. Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
d. Sekresi lambung menurun
e. Gerak bola mata cepat
2. REM (Rapid Eye Movement)
Merupakan tahapan terakhir kira – kira 90 menit sebelum tidur berakhir.
a. Lebih sulit dibangunkan dibanding dengan tidur NREM
b. Pada orang dewasa normal REM yaitu 20-25% dari tidur malamnya
c. Jika individu terbangun pada tidur REM maka biasanya terjadi mimpi
d. Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi, jufa berperan dalam
belajar, memori, adaptasi.
1.1.5 Manifestasi klinis
Beberapa gangguan tidur yang perlu diperhatikan adalah:
1) Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti depresi, menarik diri
2) Rasa capek meningkat
3) Halusinasi pandangan dan pendengaran
4) Bingung dan disorientasi terhadap ruang dan waktu
5) Gangguan persepsi
6) Koordinasi menurun
7) Bicara tidak jelas
8) Mata merah
9) Sering menguap
10) Lingkaran hitam disekitar mata
11) Iritabilitas / letargi
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan
1.2.1 Pengkajian
1.2.1.1 Anamnesa
1) Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan : Waktu tidur, jumlah jam
tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat
tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
2) Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari – hari : Apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
3) Adakah alat bantu tidur : Apa yang lakukan sebelum tidur, apakah menggunakan
obat – obatan untuk membantu tidur.
4) Gangguan tidur / faktor – faktor kontribusi : Jenis gangguan tidur, kapan masalah
itu terjadi.
5) Tingkat aktivitas sehari-hari.
a) Pola aktivitas sehari-hari.
b) Jenis frekuensi,dan lamanya latihan fisik.
6) Tingkat kelelahan
a) Aktivitas yang membuat lelah.
b) Riwayat sesak napas.
7) Gangguan pergerakan
a) Penyebab gangguan pergerakan.
b) Tanda dan gejala.
c) Efek dari gangguan pergerakan.
1.2.1.2 Pemeriksaan fisik
a) Tingkat kesadaran.
b) Postur atau bentuk tubuh:skoliosis,kifosis,lordosis,cara berjalan.
c) Ekstremitas:
1. Kelemahan.
2. Gangguan sensorik.
3. Tonus otot.
4. Atrofi.
5. Tremor.
6. Gerakan tak terkendali.
7. Kekuatan otot.
8. Kemampuan jalan .
9. Kemampuan duduk.
10. Kemampuan berdiri.
11. Nyeri sendi.
12. Kelakukan sendi.
1.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan lingkungan fisik
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan imobilisasi
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang privasi
NANDA
GANGGUAN POLA TIDUR (000198)
Definisi: interupsi jumlah waktu dan kualitas tidur akibat faktor eksternal
NIC
PENINGKATAN TIDUR (1850)
Definisi: memfasilitasi tidur/ siklus bangun teratur
1.2.4 Evaluasi
1) Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan pada asuhan keperawatan yang dilakukan
dan kriteria hasil
2) Pasien mengatakan dapat beristirahat.
3) Pasien dapat tidur dengan nyaman tanpa sering terbangun
4) Kebutuhan istirahat tidur pasien terpenuhi.
DAFTAR PUSTAKA
Wartonah, Tarwoto. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Ns.Abdullah,S.Kep.,M.Kes.2014. . Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Trans Info Media
Mubarak,wahid iqbal & Ns.Nurul Chayatin,S.Kep.2007.Kebutuhan Dasar
Manusia.Jakarta:EGC
Bulechek. 2016. Nursing Intervention Classification (NIC).Yogyakarta : Mocomedia
Herdman T.Heather. 2015. Diagnosa Kkeperawatan. Jakarta : EGC
Moorhead. 2016. Nursing Outcome Classification (NOC). Yogyakarta : Mocomedia