Anda di halaman 1dari 62

I.

IDENTITAS
1 Program sajian: Firman
.
2 Pokok Bahasan: 1.3. Persembahan yang benar
.
3 Sub Pokok Bahasan:
. 1.3.1. Pengertian persembahan yang benar
4 Bacaan Alkitab: Markus 12: 41-44; Ibrani 13:16
.
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/II
.
6 Semester: Ganjil
.
7 Waktu penyajian: 45- 60 menit
.

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami makna persembahan yang benar

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah proses penyajian anak dapat:
1. Menjelaskan arti persembahan yang benar.
2. Memberi contoh persembahan yang benar.

IV. BAHAN AJAR


Persembahan yang benar
Persembahan adalah sesuatu yang dipersembahan kepada siapa
yang disembah. Setiap hari Minggu pasti ada persembahan
yang diberikan bagi pekerjaan Tuhan. Dan setiap Minggu
pertama setiap orang percaya memberikan persembahan
perpuluhan di rumah Tuhan. Banyak orang Kristen menyangkut
pautkan persembahan itu hanya dengan uang, harta. Padahal
kalau orang Kristen mau belajar lebih lanjut lagi persembahan
itu bukan hanya uang tetapi hati yang terutama. Persembahan
yang benar adalah sebagai bentuk penghormatan kepada Tuhan.
Tuhan memberi sebuah gambaran tentang seorang anak yang
menghormati bapanya dan seorang hamba yang menghormati
tuannya, lalu Tuhan membuat sebuah pertanyaan bahwa; “Jika
Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika
Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku?”.
Persembahan yang benar yaitu mengundang kehadiran Tuhan
dalam ibadah dan kehidupan orang percaya. Tuhan hanya
berkenan dengan apa yang disebut dengan kebajikan. Segala
bentuk dosa dan kejahatan baik kepada sesama maupun kepada
Tuhan adalah kekejian bagi Tuhan. Ia murka atas tindakan-
tindakan yang menetang kehendak-Nya. Jika orang Kristen
menghormati nama-Nya, dan takut akan Tuhan seperti seoarang
anak kepada bapanya dan seorang hamba kepada tuannya. Jika
penghormatan hanya kepada Tuhan maka harus memberi
persembahan yang layak dan pantas. Di dalam Firman Tuhan di
Markus 12 : 41 – 44 di ceritakan seorang janda miskin “hanya”
memberikan 1 duit (Ay. 42 ), sedangkan orang kaya memberi
jumlah yang besar (Ay. 41). Kalau disbanding jumlah atau
angka yang dipersembahan oleh janda ini tidak ada apa –
apanya dengan persembahan orang kaya, tetapi Yesus yang ada
di situ berkata : Janda ini memberi dari kekurangannya, tetapi
orang kaya memberi dari kelebihannya. Dan janda ini memberi
dengan hati yang sungguh – sungguh mengasihi Tuhan. Dia
berikan apa yang ada, tanpa memikirkan apa yang akan terjadi
jika ia tidak mempunyai uang. Sebab janda ini percaya, bahwa
Tuhan mencukupkan segala sesuatu bagi dirinya. Markus
12:43 Maka dipanggilNya murid-murid-Nya dan
berkata kepada mereka: “Aku berkata kepadamu,
sesungguh-nya janda miskin ini memberi lebih
banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang
ke dalam peti persembahan. Walaupun nanti pada
akhirnya dapat dikatakan bahwa janda miskin ini
memberi dengan tulus, namun yang secara eksplisit
menjadi alasan Tuhan Yesus memuji janda miskin ini
adalah karena ia memberi lebih banyak dari pada
semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti
persembahan. Markus 12:44 Sebab mereka semua
memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini  memberi
dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu
seluruh nafkahnya.” Dari ayat ini dapat disimpulkan
bahwa janda miskin ini memberi lebih banyak dari
yang lain, karena yang lain memberi hanya sebagian
kecil dari yang mereka punya, sedangkan janda ini
memberi seluruh yang ia miliki. Jelas sekali, bahwa
janda miskin ini sangat menyadari bahwa,  segala
sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia,
Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!  (Roma
11:36). Yesus menilai setiap orang yang memberi
persembahan itu dengan ukuran ketulusan hati. Dan penilaian
Yesus bahwa persembahan janda miskin lebih banyak dari
semua orang yang memasukkan uang dalam kotak
persembahan. Persembahan janda ini diberikan dari ketulusan
hatinya, memberi dari kekurangannya, ia memberi dalam
limpahan syukur kepada Allah.
Contoh persembahan yang benar
Roma 12:1, Paulus berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi
kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati.” Tubuh yang dimaksudkan bukan hanya
kulit dan tulang-tulang, tetapi seluruh totalitas yang membentuk
tubuh. Paulus dengan sesungguhnya mengharapkan orang-
orang Kristen mempersembahkan kepada Allah bukan hanya
tubuh mereka saja tetapi seluruh keberadaan mereka.Tetapi
harus selalu diingat bahwa tubuh adalah hal yang penting
dalam pengertian kekristenan mengenai banyak hal Tubuh
orang Kristen mungkin merupakan "senjata-senjata kebenaran"
(6:13) dan "anggota Kristus" (1Kor. 6:15). Tubuh orang Kristen
adalah "bait dari Roh Kudus" (1Kor.6:19); Paulus dapat berkata
untuk menjadi "kudus baik di dalam tubuh maupun di dalam
jiwa" (1Kor. 7:34). Ia mengetahui bahwa ada kemungkinan
adanya yang jahat di dalam tubuh (tubuh dosa) tetapi di dalam
orang-orang percaya "tubuh yang penuh dosa" telah
dibersihkan (6:6).Himbauan Paulus kepada jemaat di Roma ini
adalah supaya mereka mempersembahkan diri mereka kepada
Allah, bukan sebagai persembahan hewan kurban di atas altar,
sebagaimana disyaratkan oleh Hukum Musa, melainkan
sebagai persembahan yang hidup. Roma 12:2 menjelaskannya.
Kehidupan sebagai persembahan bagi Allah dengan tidak
menyesuaikan diri pada nilai-nilai duniawi. Istilah dunia telah
dibahas di dalam 1 Yohanes 2:15-16 sebagai keinginan
kedagingan, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Semua
yang ditawarkan oleh dunia dapat disederhanakan ke dalam tiga
kategori tersebut. Keinginan daging melibatkan segala sesuatu
yang membangkitkan selera dan meliputi keinginan makan,
minum, hubungan seksual, dan segala sesuatu yang
menyenangkan tubuh orang Kristen dengan berlebihan.
Keinginan mata melibatkan materialisme, mengingini sesuatu
yang tidak orang Kristen miliki, dan bersikap iri hati terhadap
mereka yang mempunyai apa yang orang Kristen dambakan.
Keangkuhan hidup diartikan sebagai ambisi yang membuai
manusia dan meninggikan kehendak pribadi manusia.
Persembahan yang Benar Adalah Persembahan yang Hidup
Setelah manusia ditebus, maka manusia harus mematikan
manusia lama, yaitu karakter, pemikiran dan sifat yang lama.
Kematian manusia lama tersebut diprolamirkan melalui
sakramen baptisan yang merupakan ikrar setiap orang percaya
untuk meninggalkan dan mematikan manusia yang lama, lalu
kembali menjadi manusia baru yang telah berubah dalam
kehidupan yang baru melalui kelahiran kembali di dalam Yesus
Kristus. Orang yang telah lahir baru mereka lah yang disebut
sebagai persembahan yang hidup karena mereka telah
dihidupkan kembali oleh Roh Allah. Persembahan agaknya
tidak hanya ditujukan kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama
manusia. Perhatikan dua kutipan dari Kejadian 43:11-15 dan
Yehezkiel 45: 16. 2 Korintus 8:12-14, Sebab jika kamu rela
untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau
pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan
berdasarkan apa yang tidak ada padamu; Sebab kamu dibebani
bukanlah supaya orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi
supaya ada keseimbangan; Maka hendaklah sekarang ini
kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar
kelebihan mereka kemudian mencukupkan kekurangan kamu,
supaya ada keseimbangan; Seperti ada tertulis:“Orang yang
mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang
mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” Demikian
persembahan orang Kristen baik berupa perpuluhan, kolekte,
persembahan sukarela, persembahan ini dan itu yang berupa
barang-barang dan uang adalah pemberian orang Kristen untuk
sesama karena cinta orang Kristen kepada Tuhan. Sebab
Firman Tuhan mengatakan dalam 2 Korintus 9:6-7,
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai
sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai
banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut
kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan,
sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita."
Ini bukan persembahan orang Kristen kepada Tuhan tetapi ini
adalah pemberian orang Kristen kepada sesama yang 
membutuhkan.

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi bersama: - Bernyanyi 2 menit
Awal Tuhan Yesus baik bersama:
Tuhan Yesus
Baik

- Doa bersama - Doa bersama 2


menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi bersama: - Menyanyi
Baca kitab suci bersama: Baca 5 menit
- Berdoa bersama kitab suci
- Membaca Alkitab - Berdoa
bersama
Markus 12: 41-44; - Membaca 3 menit
Ibrani 13:16 Alkitab
Markus 12:
41-44; Ibrani
13:16
Apersepsi
- Pengasuh memberi Anak menjawab
pertanyaan kepada pertanyaan
anak, kepada siapa
persembahan yang
setiap kali orang
Kristen berikan saat
orang Kristen
mengikuti ibadah
atau melakukan soa
pergumulan
bersama
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang hendak
diajarkan adalah
Pengertian
persembahan yang
benar

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
Pengertian diberikan
persembahan yang pengasuh
benar
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti persembahan
yang benar dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya ketika
memberi
persembahan yang
benar
- Pengasuh meminta
setiap anak menukar
kertas yang sudah
ditulis dengan
teman lain dan
meminta tiap anak
membaca isi kesan
temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan secara
singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, bersama
Markus 12: 44 kalimat
- Pengasuh meminta hafalan
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Kasih yang Terindah bersama: Kasih
(sambil memberikan yang terindah
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa Kami
secara bersama-sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus berpesan bersama: Yesus
berpesan
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan Inti - Bernyanyi bersama: - Bernyanyi
Allah orang Kristen bersama: 3 menit
heran dan besar Allah orang
Kristen heran
- Berdoa bersama dan besar
Membaca Alkitab - Berdoa
Markus 12: 41-44; bersama
Ibrani 13:16 - Membaca
Alkitab
Markus 12:
41-44; Ibrani
13:16

- Pengasuh Mengerjakan 20 menit


menjelaskan secara tugas sesuai
singkat materi arahan
tentang pengasuh
persembahan yang
benar
- Pengasuh membagi
kertas kerja dan
pulpen
- Pengasuh meminta
anak menceritakan
pengalaman yang
pernah memberikan
persembahan
seperti seorang
janda di sarfat
- Pengasuh meminta
setiap anak
menceritakan
pengalaman untuk
pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Anak-anak secara 2 menit


anak untuk bersama
mengucapkan kalimat mengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Allah itu Baik bersama: Allah
(memberikan itu Baik
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa kami doa Bapa Kami
secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Bapa Terimakasih bersama:
Bapa Terimakasih
Doa berkat 1 menit

VI. Evaluasi
1. Jelaskan arti persembahan yang benar.
2. Berikan contoh persembahan yang benar.

VII. Daftar Pustaka


Alkitab Kristen Kabar Baik Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari. Jakarta: LAI, 1991.
Baas, H dan Soesastro Koesoemo, M. D. Memberi Secara Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993.
Burkett, Larry. Mengatur Keuangan dengan Bijak. Bandung : Yayasan Kalam Hidup,
1993.
Green, Denis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 1995.
Hartman, Jack. Percayakanlah Keuangan Anda Pada Allah. Yogyakarta: Yayasan Andi,
1989.
Swift, C. E. G. Tafsiran Alkitab Kristenb Masa Kini 3 Matius-Wahyu bag. Markus.
Diterjemahkan oleh Harun Hadiwijono. Jakarta: Yasayan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1992.

https://pembinaanimankristen.wordpress.com/2016/09/20/persembahan-yang-
benar/http://forumkristen.com/index. php?topic=43656.0 (diakses 20 Oktober
2019)
I. IDENTITAS
1. Program sajian: Firman
2. Pokok Bahasan: 1.3. Persembahan yang benar
3. Sub Pokok Bahasan:
1.3.2. Makna persembahan yang benar
4. Bacaan Alkitab: Roma 12: 1-8
5. Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/ II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 45- 60 menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami makna persembahan yang benar

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN:


Setelah proses penyajian anak dapat:
1. Menjelaskan makna persembahan yang benar.
2. Menunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari contoh dari
makna persembahan yang benar.
IV. BAHAN AJAR
Persembahan yang benar
Persembahan yang Benar Adalah Persembahan yang Hidup. Setelah manusia ditebus,
maka manusia harus mematikan manusia lama, yaitu karakter, pemikiran dan sifat yang
lama. Kematian manusia lama tersebut diprolamirkan melalui sakramen baptisan yang
merupakan ikrar setiap orang percaya untuk meninggalkan dan mematikan manusia yang
lama, lalu kembali menjadi manusia baru yang telah berubah dalam kehidupan yang baru
melalui kelahiran kembali di dalam Yesus Kristus. Orang yang telah lahir baru mereka lah
yang disebut sebagai persembahan yang hidup karena mereka telah dihidupkan kembali
oleh Roh Allah. Yohanes 4:23-24, "Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang,
bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan
barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran.” Saat
orang Kristen hendak mempersembahkan sesuatu kepada Tuhan, ingatlah bahwa Tuhan
tidak butuh segala yang fana didunia ini, tetapi yang benar adalah orang Kristen
mempersembahkan tubuh orang Kristen untuk taat melakukan kehendakNya, didalam
kekudusan dan kebenaran. Selama orang Kristen tidak mentaati Firman Tuhan, selama itu
semua apa yang orang Kristen anggap persembahan adalah hal yang menjijikan dihadapan
Tuhan (Yesaya 1:11-13).

Persembahan yang Benar Adalah Persembahan yang Kudus


Setelah manusia lama dimatikan, maka manusia yang baru harus tetap mkenjaga
kekudusan. Kata kekudusan dalam bahasa Yunani adalah hagios, kata ini sepadan dengan
kata qados dalam bahasa Ibrani, yang artinya ‘dipisahkan’ atau ‘dikhususkan’. Maka
orang yang telah lahir baru harus dipisahkan dari dunia, maksudnya bukan berarti tidak
boleh hidup lagi di dunia, melainkan tidak boleh lagi bersikap seperti orang dunia.

Persembahan yang Benar adalah Persembahan yang Berkenan 


Dalam proses menjalani kehidupan sampai mati, maka manusia baru yang telah ditebus
dan dikuduskan harus tetap menjaga agar kehidupannya tidak bercacat dan bercela sampai
Tuhan Yesus datang. Disini diperlukan usaha manusia untuk tetap mempertahankam
imannya di tengah-tengah ujian dan cobaan, sehingga sampai kepada satu titik di mana
orang percaya layak dan berkenan disebut sebagai mempelai-mempelai Kristus yang
kudus dan suci. Namun untuk mencapai hal tersebut tidaklah gampang, ayat ke-2 Rasul
Paulus menyampaikan kepada jemaat di Roma supaya mereka tidak serupa dengan dunia
dan berubah oleh pembaharuan akal budi. Berubah artinya tidak sama dengan keadaan
yang semula. Jika manusia lama orang Kristen pemarah, setelah ditebus menjadi peramah,
jika manusia lama orang Kristen pendendam, setelah menjadi manusia baru orang Kristen
menjadi pemaaf, itu perubahan. Rasul Paulus menyampaikan lebih lanjut bahwa yang
diubah adalah ‘akal budi’? Mengapa akal budi? karena akal budi adalah sentral atau pusat
kehidupan manusia. Oleh sebaba itu Rasul Paulus mengingatkan jemaat yang ada di
Kolose supaya memikirkan perkara-perkara yang di atas (perkara surgawi) – Kolose 3:2.
Untuk menjadikan tubuh orang Kristen sebagai persembahan yang benar, ubahlah
pemikiran orang Kristen, kalu selama ini orang Kristen hanya memikirkan hal-hal duniawi
saja, maka mulai sekrang isi pemirian orang Kristen dengan hal-hal surgawi. Tuhan Yesus
Memberkati.
Sikap memberikan persembahan yang benar
Setiap orang seharusnya memberi sesuai kesanggupan, Sebab jika kamu rela untuk
memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa
yang ada padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu. Persembahan bukanlah
sumbangan. Persembahan itu sebagai korban ucapan syukur kepada Tuhan, bukan kepada
manusia. Jika menganggap memberi persembahan adalah sumbangan, maka persembahan
diberikan dengan asal-asalan, banyak orang memilih uang yang paling buruk dan sudak
tidak layak diberikan kepada manusia atau bahkan tidak laku lagi untuk membeli sesuatu
dan memakainya sebagai persembahan. Ketika ini dilakukan sama halnya menista Tuhan.
Maleakhi 1 : 10, ”Sekiranya ada di antara kamu yang mau menutup pintu, supaya jangan
kamu menyalakan api di mezbahKu dengan percuma. Aku tidak suka kepada kamu,
firman Tuhan semesta alam, dan Aku tidak berkenan menerima persembahan dari
tanganmu.” Ayat ini ada, akibat memberi bagi Tuhan dengan asal-asalan, sehingga engkau
tidak mendapat apa-apa dari Tuhan. Persembahan itu harus dikhususkan, harus
dipisahkan, dan beri yang terbaik dari seluruh uangmu, jangan yang paling buruk.
Mazmur 12:1 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang
kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
12:2 Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa
yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
12:3 Berdasarkan kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, aku berkata kepada setiap
orang di antara kamu: Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi dari pada
yang patut kamu pikirkan, tetapi hendaklah kamu berpikir begitu rupa, sehingga kamu
menguasai diri menurut ukuran iman, yang dikaruniakan Allah kepada kamu masing-
masing.
12:4 Sebab sama seperti pada satu tubuh orang Kristen mempunyai banyak anggota, tetapi
tidak semua anggota itu mempunyai tugas yang sama,
12:5 demikian juga orang Kristen, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus;
tetapi orang Kristen masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain.
12:6 Demikianlah orang Kristen mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih
karunia yang dianugerahkan kepada orang Kristen: Jika karunia itu adalah untuk
bernubuat baiklah orang Kristen melakukannya sesuai dengan iman orang Kristen.
12:7 Jika karunia untuk melayani, baiklah orang Kristen melayani; jika karunia untuk
mengajar, baiklah orang Kristen mengajar;
12:8 jika karunia untuk menasihati, baiklah orang Kristen menasihati. Siapa yang
membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa
yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin; siapa yang
menunjukkan kemurahan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Contoh persembahan yang benar


Roma 12:1, Paulus berkata, “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku
menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang
sejati.” Tubuh yang dimaksudkan bukan hanya kulit dan tulang-tulang, tetapi seluruh
totalitas yang membentuk tubuh. Paulus dengan sesungguhnya mengharapkan orang-
orang Kristen mempersembahkan kepada Allah bukan hanya tubuh mereka saja tetapi
seluruh keberadaan mereka.Tetapi harus selalu diingat bahwa tubuh adalah hal yang
penting dalam pengertian kekristenan mengenai banyak hal Tubuh orang Kristen mungkin
merupakan "senjata-senjata kebenaran" (6:13) dan "anggota Kristus" (1Kor. 6:15). Tubuh
orang Kristen adalah "bait dari Roh Kudus" (1Kor.6:19); Paulus dapat berkata untuk
menjadi "kudus baik di dalam tubuh maupun di dalam jiwa" (1Kor. 7:34). Ia mengetahui
bahwa ada kemungkinan adanya yang jahat di dalam tubuh (tubuh dosa) tetapi di dalam
orang-orang percaya "tubuh yang penuh dosa" telah dibersihkan (6:6).Himbauan Paulus
kepada jemaat di Roma ini adalah supaya mereka mempersembahkan diri mereka kepada
Allah, bukan sebagai persembahan hewan kurban di atas altar, sebagaimana disyaratkan
oleh Hukum Musa, melainkan sebagai persembahan yang hidup. Roma 12:2
menjelaskannya. Kehidupan sebagai persembahan bagi Allah dengan tidak menyesuaikan
diri pada nilai-nilai duniawi. Istilah dunia telah dibahas di dalam 1 Yohanes 2:15-16
sebagai keinginan kedagingan, keinginan mata, dan keangkuhan hidup. Semua yang
ditawarkan oleh dunia dapat disederhanakan ke dalam tiga kategori tersebut. Keinginan
daging melibatkan segala sesuatu yang membangkitkan selera dan meliputi keinginan
makan, minum, hubungan seksual, dan segala sesuatu yang menyenangkan tubuh orang
Kristen dengan berlebihan. Keinginan mata melibatkan materialisme, mengingini sesuatu
yang tidak orang Kristen miliki, dan bersikap iri hati terhadap mereka yang mempunyai
apa yang orang Kristen dambakan. Keangkuhan hidup diartikan sebagai ambisi yang
membuai manusia dan meninggikan kehendak pribadi manusia. Persembahan yang Benar
Adalah Persembahan yang Hidup Setelah manusia ditebus, maka manusia harus
mematikan manusia lama, yaitu karakter, pemikiran dan sifat yang lama. Kematian
manusia lama tersebut diprolamirkan melalui sakramen baptisan yang merupakan ikrar
setiap orang percaya untuk meninggalkan dan mematikan manusia yang lama, lalu
kembali menjadi manusia baru yang telah berubah dalam kehidupan yang baru melalui
kelahiran kembali di dalam Yesus Kristus. Orang yang telah lahir baru mereka lah yang
disebut sebagai persembahan yang hidup karena mereka telah dihidupkan kembali oleh
Roh Allah. Persembahan agaknya tidak hanya ditujukan kepada Tuhan, tetapi juga kepada
sesama manusia (dalam hal ini atasn, raja). Perhatikan dua kutipan dari Kejadian 43:11-15
dan Yehezkiel 45: 16. 2 Korintus 8:12-14, Sebab jika kamu rela untuk memberi, maka
pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu,
bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu; Sebab kamu dibebani bukanlah supaya
orang-orang lain mendapat keringanan, tetapi supaya ada keseimbangan; Maka hendaklah
sekarang ini kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka
kemudian mencukupkan kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan; Seperti ada
tertulis: “Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihandan orang yang
mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan.” Demikian persembahan orang Kristen baik
berupa perpuluhan, kolekte, persembahan sukarela, persembahan ini dan itu yang berupa
barang-barang dan uang adalah pemberian orang Kristen untuk sesama karena cinta orang
Kristen kepada Tuhan. Sebab Firman Tuhan mengatakan dalam 2 Korintus 9:6-7,
"Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang
menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah
mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." Ini bukan persembahan orang Kristen
kepada Tuhan tetapi ini adalah pemberian orang Kristen kepada sesama yang 
membutuhkan.

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan Inti - Menyanyi - Menyanyi
bersama: Baca bersama: Baca 5 menit
Orang Kristen Orang Kristen
Suci Suci
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama 3 menit
- Membaca Alkitab - Membaca
Alkitab Roma
Roma 12: 1-8 12: 1-8
Apersepsi
- Pengasuh memberi Anak
kesempatan menjawab
kepada anak pertanyaan
menjelaskan cara
anak-anak
menjaga tubuh
sebagai bait Allah
dengan baik
supaya tidak sakit
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah makna
persembahan yang
benar

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
makna diberikan
persembahan yang pengasuh
benar
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti makna
persembahan
yangbenar dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya ketika
memberikan tubuh
mereka sebagai
permbahan yang
benar di hadapan
Allah
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan
secara singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, bersama
Roma 12: 4 kalimat
- Pengasuh meminta hafalan
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Kasih Yesus indah oh bersama:
indah (sambil Kasih Yesus
memberikan indah oh indah
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa
Kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus berpesan bersama: Yesus
berpesan
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan Inti - Bernyanyi - Bernyanyi
bersama: bersama: 3 menit
Allah orang Allah orang
Kristen heran dan Kristen heran
besar dan besar

- Berdoa bersama - Berdoa


Membaca Alkitab bersama
Roma 12: 1-8 - Membaca
Alkitab Roma
12: 1-8

- Pengasuh Mengerjakan 20 menit


menjelaskan tugas sesuai
secara singkat arahan
materi tentang pengasuh
makna
persembahan yang
benar
- Pengasuh
membagi kertas
kerja dan pulpen
- Pengasuh
meminta anak
menceritakan
pengalaman yang
pernah
memberikan
tubuhnya kepada
Tuhan melalui
sikap setiap hari
- Pengasuh
meminta setiap
anak menceritakan
pengalaman untuk
pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Masing-masing 2 menit


anak untuk Anak-anak
mengucapkan kalimat Emengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Sungai sukacitaku bersama: Allah
(memberikan itu Baik
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa doa Bapa Kami
kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Bapa Terimakasih bersama:
Bapa Terimakasih
Doa berkat 1 menit

VI. EVALUASI
1. Jelaskan makna persembahan yang benar!
2. Tunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari contoh dari makna persembahan yang
benar!

VII. DAFTAR PUSTAKA


Alkitab Kristenb Kabar Baik Dalam Bahasa Indonesia Sehari-hari. Jakarta: LAI, 1991.
Baas, H dan Soesastro Koesoemo, M. D. Memberi Secara Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993.
Burkett, Larry. Mengatur Keuangan dengan Bijak. Bandung : Yayasan Kalam Hidup,
1993.
Green, Denis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Penerbit Gandum
Mas, 1995.
Hartman, Jack. Percayakanlah Keuangan Anda Pada Allah. Yogyakarta: Yayasan Andi,
1989.
Swift, C. E. G. Tafsiran Alkitab Kristenb Masa Kini 3 Matius-Wahyu bag. Markus.
Diterjemahkan oleh Harun Hadiwijono. Jakarta: Yasayan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1992.
https://pembinaanimankristen.wordpress.com/2016/09/20/persembahan-yang-
benar/http://forumkristen.com/ index. php?topic=43656.0 (diakses 26 Oktober
2019)

I. IDENTITAS
1. Program sajian: Firman
2. Pokok Bahasan: 8. Persembahan yang benar
3. Sub Pokok Bahasan:
8.3. Bentuk persembahan yang benar
4. Bacaan Alkitab: Ibrani 10: 8-10
5. Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 60 menit

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami makna persembahan yang benar

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN:


Setelah proses penyajian anak dapat:
1. Menjelaskan bentuk persembahan yang terbaik.
2. Memberi contoh bentuk persembahan yang terbaik.
3. Menunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari contoh dari bentuk persembahan yang
terbaik.
IV. BAHAN AJAR
Bentuk Persembahan yang terbaik
Bila persembahan terbaik atau tidak (Kel. 23:19; 34:26). Persembahan itu terbaik atau
tidak , ditentukan oleh sikap hati (persembahan Kain dan Habel, Kej. 4:3-7. Habel,
memilih anak sulung kambing dombanya, sedangkan Kain mempersembahkan sebahagian
dari hasil pertaniannya dengan berat hati). Alkitab Kristen mengatakan persembahan
Habel yang diterima Tuhan, sedangkan persembahan Kain tidak diindahkan Tuhan. Oleh
karena persembahan itu merupakan sikap hati orang Kristen, maka persembahan itu
adalah yang terbaik. Bila persembahan itu sesuai engan kemampuan (Ul. 16:17; 1 Kor.
16:2). Dalam hal ini, menentukan besarnya persembahan hendaklah jangan melihat pada
jumlah, tetapi melihat pada berkat-berkat yang diperoleh atau sesuai keadaan ekonomi
yang dimiliki. Menurut Alkitab Kristen, Tuhan Allah menilai persembahan orang Kristen
bukan dari besar jumlahnya, tetapi dari ukuran apakah persembahan itu sesuai dengan
kemampuan orang Kristen. (bnd. Luk. 6:38). Bila persembahan itu menurut keelaan hati
(2 Kor. 9:7). Kata rela di sini bukan berarti asal ada, namun mengandung kesediaan untuk
berkorban dan menyangkal diri. Tradisi Alkitab Kristenb mengungkapkan, setiap kali
umat Allah datang menghadap hadirat Tuhan  (beribadah), mereka selalu membawa
“korban” atau persembahan kepada Tuhan. Hal ini dilakukan sesuai dengan perintah
Tuhan kepada mereka bahwa: Setiap orang yang datang menghadap Tuhan, janganlah ia
menghadap dengan tangan hampa, tetapi masing-masing membawa persembahan sesuai
dengan berkat yang diberikan Tuhan kepadanya. (bnd. Ul. 16:16-17) dan persembahan itu
adalah yang terbaik, tidak cacat atau sesuatu yang buruk, (Ul. 17:1). Dalam Perjanjian
Lama, Persembahan erat hubungannya dengan upacara korban. Dalam Imamat pasal 1-7
terdapat beberapa contoh jenis persembahan korban seperti; korban bakaran, korban
sajian, korban keselamatan, korban penghapusan dosa dan korban penebusan salah.
Ibadah Israel juga mengenal persembahan persepuluhan dalam bentuk hasil ladang, ternak
atau uang (lih. Ul. 14:22-27), bahkan ada peraturan yang menetapkan  denda 20 % bagi
penyimpangan persepuluhan (lih. Im. 27:31). Dapat orang Kristen lihat bahwa Korban
atau persembahan dalam Perjanjian Lama selalu dihubungkan dengan kebebasan   atau
keselamatan jiwa. Umat Allah sadar bahwa dirinya berdosa dihadapan Allahnya, maka
dengan hati yang tergerak dan terbuka, mereka datang membawa persembahannya kepada
Tuhan yang dapat menyelamatkan jiwanya. Dalam Perjanjian Baru ketika gereja terbentuk
pada abad pertama, persembahan mempunyai arti yang berbeda. Persembahan di gereja
abad pertama berkaitan dengan perjamuan. Ketika itu belum ada pemisahan antara
perjamuan kudus (ekaristi) dengan perjamuan kasih (agape). Orang membawa
persembahan dalam bentuk makanan atau uang sebagai biaya untuk penyediaan makanan
dengan tujuan agar orang miskin yang tidak mempunyai makanan di rumah bisa ikut
makan (lih. Kis. 6:1-6). Boleh orang Kristen katakan bahwa persembahan di gereja
pertama lebih bersifat diakonal dan itu terjadi setiap minggu, bahkan menurut catatan
Kisah Para Rasul 2: 46, perjamuan itu terjadi setiap hari. Disamping itu, pemahaman
persembahan dalam orang Kristenb Perjanjian Baru selalu dihubungkan dengan
pengorbanan Kristus, di mana pengorbanan Kristus menjadi wujud nyata dari penyerahan
diri untuk menebus manusia dari dosa yang membelenggunya. Oleh karenanya makna
persembahan dalam Perjanjian Baru adalah pengorbanan diri sebagai bukti ketaatan,
kepatuhan terhadap Allah yang memberi kehidupan atau keselamatan. (Yoh. 1:29; 36; 1
Petr. 1:18; Why. 5: 6-10; 13:8, 1 Kor. 5: 6-10, Ibrani 10: 5,10) Kristus menunjukkan hal
itu, Dia taat, patuh terhadap Bapa yang mengutusnya sampai Dia mati di kayu salib demi
keselamatan manusia. Disitulah makna persembahan yang sesungguhnya, yaitu ketaatan,
ketundukan kepada Tuhan.

Contoh bentuk persembahan yang terbaik


Bentuk persembahan yang benar adalah 1) menyerahkan seluruh hidup sepenuhnya
kepada Tuhan dan hidup kudus serta berkenan kepada Tuhan, 2) persembahan hidup,
hidup baru hidup yang dibangkitkan Roh Kudus, penyerehan diri untuk hidup baru yang
menjauhi dan menentang dosa, 3) persembahan yang terbaik melalui aktvitas, pekerjaan
dan pelayanan, 4) persembahan yang berkenan kepada Tuhan diberikan dengan hati yang
penuh ucapan syukur dan kasih Tuhan, 5) harus bisa menjaga hidup orang Kristen sesuai
dengan kehendak Tuhan. Inilah yang Tuhan kehendaki: suatu kehidupan yang tidak
bercacat cela. Yang terbaiklah yang harus orang Kristen persembahkan kepada Tuhan,
karena Tuhan sudah terlebih dahulu memberikan yang terbaik bagi orang Kristen. Tuhan
memiliki penilaian tersendiri, untuk memilih persembahan mana yang diterima, dan mana
yang ditolak. Tugas dan kewajiban sebagai orang percaya adalah memberikan yang
terbaik bagi Tuhan. Persembahan yang terbaik, adalah persembahan yang berasal dari
jerih lelah, pengorbanan serta perjuangan hidup dengan nilai-nilai kejujuran, kebenaran
dan kesetiaan. Persembahan kepada Tuhan yang terbaik yang orang Kristen berikan,
bukanlah berasal dari hasil korupsi, pencurian, seks komersial,  perjudian, togel atau
kejahatan lainnya. Memberi bagi Tuhan, bukan berarti sebatas pada materi saja, namun
memberi waktu orang Kristen, tenaga, pikiran, dan sebagainya. Memberi yang terbaik
dengan menjaga hati dengan tidak melakukan kesalahan atau dosa agar hidup orang
Kristen berkenan kepada Tuhan.

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi 2 menit
Awal bersama: bersama: Its
Its Good Good
- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi - Menyanyi 5 menit
bersama: Baca bersama: Baca
Kitab Suci kitab Suci
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama 3 menit
- Membaca Alkitab
Ibrani 10: 8-10 - Membaca
Alkitab Ibrani
Apersepsi 10: 8-10
- Pengasuh memberi Anak menjawab
kesempatan pertanyaan
kepada anak
menjelaskan cara
anak-anak
menjaga tubuh
sebagai bait Allah
dengan baik
supaya tidak sakit
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah makna
persembahan yang
benar

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
makna diberikan
persembahan yang pengasuh
benar
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti makna
persembahan
yangbenar dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya ketika
memberikan tubuh
mereka sebagai
perambahan yang
benar di hadapan
Allah
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan
secara singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, bersama
Roma 10:10 kalimat
- Pengasuh meminta hafalan
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Kasih Yesus indah oh bersama:
indah (sambil Kasih Yesus
memberikan indah oh indah
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa
Kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus berpesan bersama: Yesus
berpesan
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita
KEGIATAN

KEGIATAN PENGASUH

KEGIATAN ANAK

WAKTU

Kegiatan Inti

- Bernyanyi bersama: Allah orang Kristen heran dan besar


- Berdoa bersama
- Membaca Alkitab:
- Ibrani 10: 8-10
- Bernyanyi bersama: Allah orang Kristen heran dan besar
- Berdoa bersama
- Membaca Alkitab Ibrani 10: 8-10

3 menit

- Pengasuh menjelaskan secara singkat materi tentang makna persembahan yang benar
- Pengasuh membagi kertas kerja dan pulpen
- Pengasuh meminta anak menceritakan pengalaman yang pernah memberi-kan tubuhnya
kepada Tuhan melalui sikap setiap hari
- Pengasuh meminta setiap anak menceritakan pengalaman untuk pengasuh dan semua teman
Mengerjakan tugas sesuai arahan pengasuh

20 menit
Pengasuh meminta anak untuk mengucapkan kalimat hafalan

Masing-masing Anak-anak mengucapkan kalimat hafalan

2 menit

Kegiatan Penutup

Bernyanyi bersama: Sungai sukacitaku (memberikan persembahan)

Bernyayi bersama: Allah itu Baik

5 menit

Berdoa bersama, diakhiri doa Bapa kami

Berdoa diakhiri doa Bapa Kami secara bersama-sama

5 menit

Bernyanyi bersama:

Bapa Terimakasih

Bernyanyi bersama:

Bapa Terimakasih

5 menit

Doa berkat

1 menit

VI. EVALUASI
1. Jelaskan bentuk persembahan yang benar!
2. Berikan contoh bentuk persembahan yang benar!
3. Tunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari contoh dari bentuk persembahan yang
benar!

VII. DAFTAR PUSTAKA


Baas, H dan Soesastro Koesoemo, M. D. Memberi Secara Kristen. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 1993.
Burkett, Larry. Mengatur Keuangan dengan Bijak. Bandung: Yayasan Kalam Hidup,
1993.
Green, Denis. Pembimbing Pada Pengenalan Perjanjian Lama. Malang: Penerbit
Gandum Mas, 1995.
Hartman, Jack. Percayakanlah Keuangan Anda Pada Allah. Yogyakarta: Yayasan Andi,
1989.
Swift, C. E. G. Tafsiran Alkitab Kristenb Masa Kini 3 Matius-Wahyu bag. Markus.
Diterjemahkan oleh Harun Hadiwijono. Jakarta: Yasayan Komunikasi Bina
Kasih/OMF, 1992.
https://pembinaanimankristen.wordpress.com/2016/09/20/persembahan-yang-
benar/http://forumkristen.com/ index.php?topic=43656.0

I. IDENTITAS
II.
1.

Program sajian Gereja

2.

Pokok Bahasan: 3. Pembentukan Spiritualitas Kristen

3.

Sub Pokok Bahasan: 3.1. Spiritualitas Kristen


4.

Bacaan Alkitab:

Efesus 1: 13; I Petrus 1: 16

5.

Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/AT II

6.

Semester: Ganjil

7.

Waktu penyajian: 60 menit

III. TUJUAN UMUM PENYAJIAN

Memahami Pembentukan Spiritualitas Kristen

IV. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN

Setelah proses penyajian anak dapat:

1. Menjelaskan arti spiritualitas Kristen.


2. Menjelaskan makna spiritualitas Kristen sesuai bacaan Alkitab Kristenb Efesus 1:13; I
Petrus 1:16.
3. Menunjukkan peran spiritualitas dalam diri setiap individu.

V. BAHAN AJAR
Arti spiritualitas Kristen
Spiritualitas Kristen adalah pengalaman hidup yang dituntun
oleh Roh untuk mencapai hidup yang memuliakan Tuhan
dalam persekutuan dengan Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Spiritualitas Kristen menjelaskan tentang hakekat anggota
tubuh Kristus yang dituntun Roh Kudus, karena Roh Kudus
sebagai spiritualitas Kristen berperan meng-animasi tubuh
fisik/menggerakkan tubuh fisik dan memberi kehidupan (the
spirit gives lifes, the flesh is no avail). Dalam kekristenan Roh
Kudus berpengaruh terhadap spiritualitas. Kekristenan
memahami spiritualitas pada masa kini adalah perihal keadaan
rohani yaitu sejauh mana roh manusia dibimbing oleh Roh
Kudus. Defenisi spiritualitas Kristen lebih bersifat spirit yang
memiliki ekuivalen dengan ruakh dalam bahasa Ibrani, atau
pneuma dalam bahasa Yunani, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia bisa diartikan sebagai semangat yang menggerakkan.
Spiritualitas Kristen dapat didefenisikan sebagai kekuatan Roh
Kudus yang terus-menerus memberikan semangat dan
menuntun manusia agar tetap hidup dalam kebenaran dengan
ketaatan yang mutlak kepada Tuhan dalam Yesus Kristus.
Kehidupan yang dijalani dengan spiritualitas Kristen didasari
oleh iman yang tertuju kepada Yesus Kristus. Dengan percaya
dan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
juruselamat yang telah menebus dosa-dosa dunia dan yang
telah bangkit, maka mereka menerima karunia Roh, yaitu Roh
Kudus tinggal di dalam kehidupan mereka. Berdasarkan
karunia Roh yang diterima dan tinggal di dalam hidup orang-
orang percaya, maka kehidupan mereka yang lama diperbarui.
Mereka memiliki hidup yang baru yang berada di dalam kasih
Tuhan. Manusia yang memiliki spiritualitas yang kuat memiliki
pengalaman hidup Kristiani yang dihubungkan dengan persepsi
dan upaya mencapai tujuan hidup Kristiani yaitu kesatuan
hidup yang lebih intensif dengan Allah yang dinyatakan di
dalam Yesus Kristus melalui Roh Kudus. Roh Kudus menjadi
Penolong (Yohanes 14:16-17). Roh Kudus mnguasai pikiran,
perasaan, dan kehendak manusia. Hakekat spiritualitas bukan
pencarian dan perenungan yang sia-sia karena berfokus pada
Allah dan manusia, juga manusia dengan manusia. Spisitualitas
Kristen dapat menemukan suatu Pribadi Manusia Allah yaitu
Tuhan Yesus Kristus yang memperkenalkan Allah kepada
manusia. Dengan demikian untuk memaknai spiritualitas
Kristen perlu membangun hubungan kedekatan dengan Tuhan.
Karena Tuhan memiliki sifat-sifat antara lain,    Tuhan itu baik
dan benar. Segala sesuatu pada mulanya dicipta-kan Tuhan itu
baik adanya dan hal tersebut adalah suatu perluasan dari sifat
Tuhan sendiri. Tuhan itu baik secara khusus kepada umat-Nya
di dalam kebenaran. Mazmur 145:18-20. Tuhan itu kasih ,
ungkapan utama dari kasih-Nya adalah dengan mengutus anak-
Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk mati dikayu salib
dan menebus dosa  orang yang berdosa. 1 Yohanes 4: 8-10.
Tuhan itu murah hati dan penyayang. seharusnya manusia itu 
dibinasakan oleh Tuhan, tetapi sebaliknya Dia menawarkan 
pengampunan sebagai karunia cuma-cuma untuk diterima 
melalui iman kepada Yesus Kristus. Mazmur 108:3, Kel 34:6,
Ul.4:31. Tuhan itu sabar , Tuhan sabar dengan  memberikan 
kesempatan kepada setiap orang  untuk  sadar dan bertobat. 2
Petrus 3:9, Kel,34:6 Bil. 14:18. Tuhan itu setia, Dia akan
melaksanakan apa yang  telah dinyatakan, dijanjikan dan
peringatan dalam FirmanNya. Ulangan 7:9, Mazmur 103:8
Perjanjian Lama memberikan banyak mengenai sifat-sifat
Tuhan. Tuhan dijelaskan sebagai: Maha Hadir, Maha Tahu,
Maha Kuasa, kekal dan tak berubah. Ia mengasihi, kudus,
benar, bijaksana dan adil.
Kebiasaan yang dapat dilakukan adalah melibatkan Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari, berdoa, membaca firman-Nya,
dan merenungkan ayat-ayat Alkitab Kristenb dalam upaya
untuk mengenal. Dalam gambaran relasi personal dengan
Tuhan maka pada rinsipnya spiritualitas Kristen menjadi
kebutuhan dasar bagi manusia. Beberapa alasan yang dapat
dikemukakan bahwa spiritualitas Kristen menjadi kebutuhan
dasar manusia karena manusia diciptakan dengan lengkap
dengan sumber semangat untuk hidup, bertumbuh dan
berkembang dalam semua bidang kehidupan, baik secara
pribadi maupun bersama dengan orang lain. Semangat itu
sendiri diperoleh di dalam perjumpaan dengan Tuhan, sesama
dan diri sendiri sebagai tindakan melengkapi pemahaman
mengenai spiritualitas Kristen.
Makna Spiritualitas Kristen sesuai bacaan Alkitab
Kristenb Efesus 1: 13; I Petrus 1: 16
1. Mendorong manusia untuk hidup sebagai manusia yang
segambar dan serupa dengan Tuhan, karena Tuhan
menciptakan manusia istimewa sehingga manusia jauh
lebih berharga dari pada makhluk ciptaan lain. Hal ini
berdasarkan tujuan Tuhan menciptakan manusia, yaitu
untuk melakukan pekerjaan besar bagi Kerajaan Tuhan.
Manusia mempunyai akal budi dan pikiran yang
membuatnya bisa beriman kepada Tuhan;
2. Memotivasi manusia untuk hidup beriman disertai
dengan perbuatan yang dituntun oleh Roh Kudus. Roh
Kudus menggerakkan setiap manusia untuk tetap beriman
dan percaya hanya kepada Tuhan dalam Yesus Kristus
dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan
Tuhan. orang Kristen yang sejati pasti mempunyai
kelakuan yang baik. Beriman disertai perbuatan lebih
difokuskan pada hidup yang berakar dalam Alah dan
melakukan perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan
dalam perbuatan sehari-hari.
3. Menuntun manusia untuk hidup bergaul sejati dengan
Tuhan. Hidup bergaul dengan Tuhan berarti Roh Kudus
ada lam hati dan pikiran manusia untuk melakukan
kehendak Tuhan. Berjalan menurut kehendak Tuhan dan
berkata-kata menurut kehendak Tuhan. Hidup bergaul
dengan Tuhan berarti membiarkan Roh Kudus
menyemati untuk hidup dengan optimis dan menjadi alat
untuk orang lain mengalami kasih dan hidup Tuhan.
Pemaknaan spiritualitas Kristen di atas lebih menekankan pada
membangun relasi personal yang intim antara orang percaya
dan Tuhan. Membangun relasi personal yang intim dengan
Tuhan berarti manusia menyadari bahwa, manusia sungguh-
sungguh membutuhkan Tuhan dan melibatkan Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Jika manusia membutuhkan dan
meminta Tuhan untuk hadir setiap dalam hidupnya, maka
Tuhan masuk dalam hidup manusia dan manusia selalu dapat
membangun relasi pesonalnya dengan Tuhan. Uraian tentang
defenisi spititualitas Kristen di atas memberi gambaran bahwa,
spiritualitas Kristen juga dapat dipahami melalui bagaimana
kehidupan Kristen dipahami praktik-praktik devosi yang
berkembang dan membantu menumbuhkan dan melanggengkan
hubungan dengan Kristus. Makna spiritualitas Kristen mungkin
juga bisa dipahami melalui ketekunan orang-orang Kristen
memperdalam pengalaman mereka tentang Tuhan, atau secara
khusus dengan menggunakan istilah terkait bagaimana
merasakan kehadiran Tuhan.
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi 2 menit
Awal bersama: bersama:
Bukan karena Bukan karena
upahmu upahmu

- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi - Menyanyi
bersama: Baca bersama: Baca 5 menit
Orang Kristenb Orang
Suci Kristenb Suci
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama
- Membaca Alkitab - Membaca
Alkitab
Efesus 1: 13; I Efesus 1: 13;
Petrus 1: 16 I Petrus 1: 16 3 menit
Apersepsi
- Pengasuh memberi Anak
kesempatan menjawab
kepada anak pertanyaan
menceritakan
pengalaman anak
tentang berbuat
baik kepada
sesama manusia
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah
Spiritualitas
Kristen

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
Spiritualitas diberikan
Kristen pengasuh
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti spiritualitas
Kristen dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya
bahwa anak
pernah berbuat
baik bagi orang
karena adanya
spiritualitas
Kristen dalam
dirinya
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan
secara singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, I bersama
Petrus 1: 16 kalimat
- Pengasuh meminta hafalan
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Yesus sayang padaku bersama: Yesus
(sambil memberikan sayang padaku
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa
Kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus berpesan bersama: Yesus
berpesan
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan Inti - Bernyanyi - Bernyanyi
bersama: bersama: 3 menit
Allah orang Allah orang
Kristen heran dan Kristen heran
besar dan besar
- Berdoa bersama - Berdoa
Membaca Alkitab bersama
Efesus 1: 13; I - Membaca
Petrus 1: 16 Alkitab
Efesus 1: 13; I
Petrus 1: 16

- Pengasuh Mengerjakan 20 menit


menjelaskan tugas sesuai
secara singkat arahan
materi tentang pengasuh
makna
persembahan yang
benar
- Pengasuh
membagi kertas
kerja dan pulpen
- Pengasuh
meminta anak
menceritakan
pengalaman yang
pernah melakukan
kesalahan tetapi
menyadari
kesalahan, karena
ada perasaan
menyesal dalam
diri
- Pengasuh
meminta setiap
anak menceritakan
pengalaman untuk
pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Masing-masing 2 menit


anak untuk Anak-anak
mengucapkan kalimat Emengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Yesus sayang padaku bersama:
(memberikan Yesus sayang
persembahan) padaku
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa doa Bapa Kami
kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Bapa Terimakasih bersama:
Bapa Terimakasih
Doa berkat 1 menit

VII.EVALUASI
1. Jelaskan arti spiritualitas Kristen!
2. Jelaskan makna spiritualitas Kristen sesuai bacaan Alkitab Kristen I Yohanes 1:19;
Yohanes 13: 14,15!
3. Tunjukkan peran spiritualitas dalam diri setiap individu!

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Ashmos, D, P. Spirituality at Work: A conceptualization and measure. Journal of
Management Inquiry. 9 (2): 134, 2000.
Chris Marantika. Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani. Yogyakarta: Iman
Press,Lakamal, 2002.
Imanuel, dkk. Revisi Bahan Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen. Undana:
Kupang, 2008.

I. IDENTITAS
1 Program sajian: Gereja
.
2 Pokok Bahasan: 3. Pembentukan Spiritualitas Kristen
.
3 Sub Pokok Bahasan:
3.2.
. Spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan
masyarakat.
4 Bacaan Alkitab: Yohanes 4: 21-24
.
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/II
.
6 Semester: Ganjil
.
7 Waktu tatap muka: 60 menit
.

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami Pembentukan Spiritualitas Kristen

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah proses penyajian anak dapat:
1. Menjelaskan peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat sesuai
bacaan Alkitab Kristenb Yohanes 4: 21-24.
2. Memberikan contoh peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan
masyarakat.

IV. BAHAN AJAR


Peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat sesuai bacaan
Alkitab Kristenb Yohanes 4: 21-24, yaitu:
1. Menjalani hidup dengan semangat atau optimis.
2. Pikiran dan tindakan didasari dengan tujuan yang jelas untuk mencapai masa
depan.
3. Bersikap bebas untuk memilih tindakan yang disertai dengan rasa tanggung
jawab.
4. Termotivasi untuk mengontrol diri saat menyesuaikan diri dengan suatu
lingkungan.
5. Mengatur pikiran dan tindakan agar lebih terarah.
6. Berusaha untuk tidak kehilangan identitas diri.
7. Tidak salah mengambil keputusan yang cocok dengan pengembangan diri.
8. Tidak mudah putus asa.
9. Memiliki kemampuan memaknai setiap peristiwa yang dialami secara positif.
10. Komitmen untuk setia dan jujur dalam melakukan suatu pekerjaan.
11. Hidup berbagi yaitu, memberi dan menerima kasih.
12. Mampu mengungkapkan makna dan nilai pada pengalaman setiap pengalaman
hidup sehingga selalu memiliki ide atau daya cipta yang baru.
Jika memperhatikan ciri-ciri hidup bermakna di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
setiap manusia seharusnya dapat mengetahui pribadinya sendiri. Dalam hal ini secara
pribadi setiap orang dapat mengenali kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan
diri secara objektif, baik yang potensial maupun yang sudah teraktualisasi. Jika
kelebihan dan kelemahan diketahui secara pasti oleh setiap orang, maka sikap dan
perilakunya merupakan gambaran mengenai diri sendiri yang terdiri dari pengetahuan
tentang diri, pengharapan bagi diri dan penilaian terhadap diri sendiri. Secara tidak
langsung maka setiap orang punya keinginan untuk bertindak positif, bahwa dalam
lingkungan hidup sehari-hari seseorang mampu membiasakan diri melakukan tindakan-
tindakan yang baik dan bermanfaat sehingga akan member dampak positif pula terhadap
perkembangan pribadi dan kehidupan sosial. Bertindak positif dengan melakukan
tindakan yang bermanfaat secara langsung dapat membina hubungan yang akrab dengan
orang lain sehingga dihayati sebagai hubungan yang dekat, mendalam, saling percaya
dan saling memahami. Konsep menjadikan hidup bermakna dalam uraian di atas jelas
sangat berhubungan dengan menemukan arti dan tujuan hidup, serta menyadari
kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri. Penggunaan
sumber dan kekuatan diri sendiri tidak dapat dilakukan tanpa kekuatan spiritual.
Kekuatan spiritual dapat menciptakan hubungan intra, inter, dan transpersonal di mana
berfungsi untuk mempengaruhi kehidupan seseorang dan memanifestasikan pemikiran,
perilaku dalam hubungannya dengan diri sendiri, orang lain, alam, dan Tuhan. Setiap
orang memiliki dimensi spiritual. Dimensi spiritual dapat mengintegrasi, memotivasi,
menggerakkan, dan mempengaruhi seluruh aspek hidup manusia untuk menjadi
bermakna

Peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat


Beberapa prinsip penting spiritualitas Kristen dalam keluarga: Tuhan Yesus Kepala
Keluarga, Alkitab Kristenb firman Tuhan, Persekutuan Suami Istri, Pendidikan Anak,
Pekerjaan. Prinsip ini tidak boleh terbalik urutannya. Ketika melakukan mezbah
keluarga, boleh memakai renungan harian, bernyanyi bersama. Ini akan menjadi tempat
dbangunnya tata nilai, tata tanggung jawab, dan kebiasaan keluarga Kristen yang sehat.
Tata nilai adalah bagaimana orang Kristen membangun iman orang Kristen, tata
tanggung jawab bagaimana orang Kristen mengatur peran masing-masing dalam
keluarga. Dan membangun kebiasaan keluarga Kristen yang sehat. Keluarga yang
memiliki spiritualitas Kristen merupakan, 1) Keluarga merupakan tempat untuk
bertumbuh, menyangkut tubuh, akal budi, hubungan sosial, kasih, dan rohani. Manusia
diciptakan menurut gambar Allah sehingga mempunyai potensi untuk bertumbuh.
Keluarga merupakan tempat memberi energi, perhatian, komitmen, kasih dan
lingkungan yang kondusif untuk bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus Yesus. 2)
Keluarga merupakan pusat pengembangan semua aktivitas. Dalam keluarga setiap orang
bebas mengembangkan setiap karunianya masing-masing. 3) Keluarga merupakan
tempat yang aman untuk berteduh saat ada badai kehidupan. 4) Keluarga merupakan
tempat untuk mentransfer nilai-nilai bagi setiap anggota keluarga dan saling belajar hal
yang baik. Dan 5) Keluarga merupakan tempat munculnya permasalahan dan
penyelesaiannya.
Prinsip penting spiritualitas Kristen dalam gereja, Ada Persekutuan dengan Allah
Tujuan dari spiritualitas Kristen adalah untuk mencapai persekutuan yang intim antara
orang percaya dengan Allah. Suatu persekutuan yang sangat mendalam antara orang
percaya dengan Allah yang telah menyatakan diri-Nya untuk diketahui dan dikenal
melalui Yesus Kristus. Yohanes 10:30 “Aku dan BapaKu adalah satu”; Yoh 17:11
“, Ada Persekutuan di Antara Orang Percaya. Panggilan setiap orang percaya adalah
memberlakukan kasih. Kasih tidak dapat diekspresikan jika tanpa adanya persekutuan
dengan sesama. Kasih tanpa sesama manusia maka kasih itu tidak berfungsi. Bersama-
sama dalam persekutuan, orang percaya dapat menghayati dan mengalami Allah secara
bersama. Alkitab Kristenb berulang-ulang menggambarkan orang percaya sebagai
Tubuh Kristus (Rm. 12:3 dst.; 1Kor. 12:14 dst.). Persekutuan orang percaya yang
memiliki spiritualitas Kristen, bertujuan untuk penyembahan kepada Allah, satu iman,
kasih, dan pengharapan, untuk bekerjasama melayani dengan karunia-karunia yang
berbeda-beda. Spiritualitas haruslah nyata dalam tindakan praksis yang menaruh
perhatian terhadap masalah-masalah kemiskinan, gender, ketidakadilan sosial, masalah
ekologi, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Panggilan orang percaya adalah
mendatangkan tanda-tanda Kerajaan Allah yakni kasih, keadilan, kuasa, dan damai
sejahtera di tengah-tengah kehidupan sosial yang dihadapinya. Gereja yang sejati adalah
Gereja yang berdoa memohon kepada Roh Allah agar menguduskan kehidupannya; dan
menjadikannya sebagai alat Tuhan untuk dapat menjadi ‘terang dan garam’ guna
mendatangkan pembaruan di masyarakat dan dunia. Gereja yang demikian adalah gereja
yang rajin dan tekun berbuat didasari oleh kasih karunia dan anugerah Allah yang telah
menyelamatkan hidupnya.
Prinsip spiritualitas Kristen dalam masyarakat,
Memiliki hati dipenuhi hikmat Tuhan (Matius 9:34-38; Yesaya 32:8), Hidup
berlandaskan kasih (Yohanes 13:1, 34-35; I Yohanes 4:7-10), Melakukan perbuatan
yang baik dan benar sehingga membawa damai sejahtera (Yesaya 32:17, 1-2; 15:15-16;
Yohanes 14:6, 27; Matius 5:9), Menjaga kekudusan hidup (I Petrus 1:15-16), Hidup
bersekutu dengan Tuhan, dengan cara taat melakukan Firman Tuhan (Amsal 3:1-10;
Kejadian 12:1-3). Spiritualitas Kristen di masyarakat menjadikan hidup bermakna harus
disadari sebagai suatu pemberian Tuhan yang ditujukan keseluruhan manusia dan
kelangsungan kehidupan segala makluk. Orang percaya harus melakukan tindakan
praksis yang menaruh perhatian terhadap masalah-masalah kemiskinan, gender,
ketidakadilan sosial, masalah ekologi, sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya. Orang
percaya selalu berusaha mendatangkan tanda-tanda Kerajaan Tuhan yakni kasih,
keadilan, kuasa, dan damai sejahtera di tengah-tengah kehidupan sosial yang
dihadapinya.

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi 2 menit
Awal bersama: bersama:
Terimakasih Terimakasih
Tuhan Tuhan

- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi - Menyanyi 5 menit
bersama: bersama:
Kasihnya seperti Kasihnya
sungai seperti sungai
- Berdoa bersama - Berdoa bersama
- Membaca Alkitab - Membaca 3 menit
Alkitab
Yohanes 4: 21-24 Yohanes 4: 21-
24
Apersepsi
- Pengasuh memberi Anak
kesempatan menjawab
kepada anak pertanyaan
menceritakan
pengalaman anak
tugas anak ketika
di rumah, sekolah,
gereja dan
masyarakat
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah Spiritualitas
Kristen dalam
keluarga, gereja,
dan masyarakat

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan tugas-
materi tentang tugas yang
Spiritualitas diberikan pengasuh
Kristen
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti Peran
Spiritualitas
Kristen dalam
keluarga, sekolah,
gereja, dan
masyarakat dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya
bahwa anak pernah
melakukan tugas-
tugas di rumah,
sekolah, gereja,
dan masyarakat
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan
secara singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, bersama
Yohanes 4: 24 kalimat hafalan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Di sini aku bawa bersama: Di sini
Tuhan (sambil aku bawa Tuhan
memberikan
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa
Kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus Mengutus bersama: Yesus
orang Kristen mengutus orang
Kristen
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan Inti - Bernyanyi - Bernyanyi
bersama: bersama: 3 menit
Allah orang Allah orang
Kristen heran dan Kristen heran
besar dan besar
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama
Membaca Alkitab - Membaca
Efesus 1: 13; I Alkitab Efesus
Petrus 1: 16 1: 13; I Petrus
1: 16

- Pengasuh Mengerjakan 20 menit


menjelaskan secara tugas sesuai
singkat materi arahan
tentang makna pengasuh
persembahan yang
benar
- Pengasuh membagi
kertas kerja dan
pulpen
- Pengasuh meminta
anak menceritakan
pengalaman yang
pernah melakukan
kesalahan tetapi
menyadari
kesalahan, karena
ada perasaan
menyesal dalam
diri
- Pengasuh meminta
setiap anak
menceritakan
pengalaman untuk
pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Masing-masing 2 menit


anak untuk Anak-anak
mengucapkan kalimat Emengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Yesus sayang padaku bersama:
(memberikan Yesus sayang
persembahan) padaku
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa doa Bapa Kami
kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Bapa Terima Kasih bersama:
Bapa Terima
Kasih
Doa berkat 1 menit

VI. EVALUASI
1. Jelaskan peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat!
2. Berikan contoh peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat!

VII. DAFTAR PUSTAKA


Ashmos, D, P. Spirituality at Work: A conceptualization and measure. Journal of
Management Inquiry. 9 (2): 134, 2000.
Chris Marantika. Doktrin Keselamatan dan Kehidupan Rohani. Yogyakarta: Iman Press,
2002.
Lakamal, Imanuel, dkk. Revisi Bahan Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Kristen.
Undana: Kupang, 2008.
http://lenymansopu31.blogspot.com/2015/01/spiritualitas-kristen.html
I. IDENTITAS
1 Program sajian: Konteks
.
2 Pokok Bahasan:
. 2. Konsumerisme, hedonisme, materialisme
3 Sub Pokok Bahasan:
. 2.1. Konsumerisme, hedonisme, dan materialisme
4 Bacaan Alkitab: I Raja-raja 21: 1-29
.
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/ II
.
6 Semester: Ganjil
.
7 Waktu penyajian: 60 menit
.

II. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami konsumerisme, hedonisme, dan materialisme

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah Proses Penyajian Materi, diharapkan anak dapat:
1. Menjelaskan arti konsumerisme, hedonisme, dan materialisme.
2. Memberikan contoh perilaku konsumerisme, hedonisme, dan materialisme sesuai
bacaan I Raja-raja 21: 1-29.

IV. BAHAN AJAR


Arti konsumerisme, hedonisme, dan materialisme
Konsumerisme muncul seiring dengan meningkatnya ketertarikan masyarakat terhadap
perubahan dan inovasi, sebagai respon terhadap penanggulangan yang cepat dari hal-hal
yang baru. Seperti produk baru, pengalaman baru dan citra baru. paham terhadap gaya
hidup yang menganggap barang-barang (mewah) sebagai ukuran kebahagiaan,
kesenangan, dan sebagainya. Dapat dikatakan pula konsumerisme adalah gaya hidup
yang sifatnya tidak hemat dan dapat menjadi tujuan hidup karena berfokus pada sifat
komsumtif saja. Kehidupan konsumerisme adalah kondisi seseorang yang membeli
barang berbagai barang semata-mata utuk kesenangan membeli, bukan karena
memerlukan kebutuhan tetapi hasrat yang diutamakan. Konsumerisme memiliki dua
definisi, yang pertama adalah paham yang mempercayai bahwa menghabiskan banyak
uang untuk barang dan jasa adalah sesuatu yang baik dan yang kedua adalah aksi untuk
perwujudan dari paham pertama. Hidup hanya untuk mencapai kebahagiaan.
Konsumerisme dalam tinjauan ekonomi, muncul dikarenakan terjadinya penyimpangan
orientasi kegiatan konsumsi. Teori ekonomi konvesional menyebutkan bahwa pada
mulanya perilaku konsumtif seseorang sebenarnya didasari oleh upaya diri untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Seorang konsumen diasumsikan selalu berupaya untuk
memperoleh kepuasan tertinggi dalam suatu kegiatan konsumsi. Motif dari perilaku
konsumtif konsumen dari sudut pandang ekonomi konvensional dikaitkan dengan upaya
pemenuhan kepuasan diri/maksimalisasi hasrat (utility). Bermula dari motif awalnya
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dalam perkembangannya aktivitas
konsumsi masyarakat kemudian mengalami pergeseran orientasi. Perkembangan
teknologi, pesatnya pembangunan dan industrialisasi, memiliki andil terhadap perubahan
motif perilaku konsumtif.

Hedonisme Saat ini hedonis atau hedonisme bukan lah lagi hanya sebuah pandangan,
melainkan gaya hidup konsumtif yang dilakukan banyak kaum milenial sekarang.
Biasanya juga kata tersebut sering sekali digunakan untuk menggambarkan mereka yang
menggunakan uangnya hanya untuk keperluan yang kurang berguna. Hedon juga selalu
ingin menunjukkan sifat kemewahan, kesenangan dan ingin menghabiskan uangnya
untuk berfoya-foya. Bahkan beberapa orang juga rela berhutang hanya untuk mengikuti
gaya hidupnya itu. Pandangan hidup atau ideologi yang diwujudkan dalam bentuk gaya
hidup dimana kenikmatan atau kebahagiaan pribadi menjadi tujuan utama dalam
menjalani hidup seseorang. Secara etimologi, hedonisme diambil dari bahasa Yunani,
yaitu “hedone” yang artinya kesenangan. Secara sederhana pengertian hedonisme
mengacu pada paham kesenangan terhadap kenikmatan. Jadi, orang yang menganut
paham ini beranggapan bahwa kebahagiaan dan kesenangan (pleasure) bisa diraih
dengan melakukan banyak kesenangan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan
(pain) di dunia. Banyak yang menganggap bahwa gaya hidup hedonisme itu adalah
pandangan hidup yang berdasarkan pada hawa nafsu semata. Ideologi ini sangat erat
hubungannya dengan harta kekayaan duniawi, kenikmatan batin, kenikmatan seksual,
kebebasan dan kekuasaan. Mereka dapat dikategorikan seseorang yang hedonisme ketika
mereka melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke modernisasi dan tentunya
menghabiskan banyak uang dan waktu. Oleh karenanya, gaya hidup konsumtif tidak
mungkin lepas dari gaya hidup hedon yang dimiliki. Memang bagi sebagian orang gaya
hidup konsumtif ini memberikan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan tersendiri.
Tanpa disadari, gaya hidup ini dapat membuat finansialmu kurang baik. Biasanya
hedonisme akan membuat gaya hidup menjadi besar pasak daripada tiang, yang artinya
pengeluaran lebih besar daripada pemasukan yang ada. Jika mau mengoreksi gaya
hidupmu, maka sebenarnya pengeluaranmu yang banyak itu terjadi dikarenakan
keingingan semata dan bukan kebutuhan utama yang sesungguhnya.

Materialisme
Materialisme adalah pandangan hidup yang semata mata hanya mencari, kesenangan,
dan kekayaan/kebendaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi.
Materialisme juga mengesampingkan nilai nilai rohani, bahkan materialisme tidak
mengakui adanya budaya immaterial atau adanya “Tuhan”. Contoh: seseorang dengan
pekerjaan, jabatan yang bagus ia percaya hanya dengan itulah yang bisa menghidupinya.
Dalam contoh ini orang tersebut hanya semata mata mencari dan mementingkan materi
tanpa mengingat Tuhan, dia lupa bahwa pekerjaan, jabatan, rezeki Tuhanlah yang
mengatur. materialisme terkait dengan masalah kepemilikan. barang duniawi yang
dianggap penting dalam hidup. Pada definisi yang lain, materialisme adalah pandangan
yang berisi orientasi, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai hidup yang menekankan atau
mementingkan kepemilikan-barang barang material atau kekayaan material di atas nilai-
nilai hidup lainnya, seperti yang berkenaan dengan hal-hal spiritual, intelektual, sosial,
dan budaya. Keyakinan bahwa kepemilikan barang dan uang adalah tujuan hidup yang
paling penting. Individu yang materialistis menempatkan barang tersebut dan
pemerolehannya di pusat kehidupan mereka. Kepemilikan barang memberikan makna
bagi hidup dan memberikan tujuan bagi aktivitas atau usaha keseharian. Pada titik
ekstremnya, individu materialis dapat dikatakan memuja benda-benda, dan pengejaran
atas benda-benda tersebut menggantikan tempat agama dalam menstruktur kehidupan
dan mengarahkan perilaku mereka.
Contoh perilaku konsumerisme, hedonism, dan materialism sesuai bacaan I Raja-
raja 21: 1-29
Materialisme (kata sifat: materialistis) adalah pandangan hidup yang mencari dasar
segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia, di dalam alam kebendaan semata-mata.
Bagi para penganut pandangan ini, segala aktivitas hidup mereka diarahkan pada harta
benda, uang, dan benda-benda berharga lainnya, serta mengesampingkan nilai-nilai
spiritualitas yang luhur. Untuk mencapai tujuannya, segala cara boleh dilakukan.
Hedonisme (kata sifat: hedonistis) adalah pandangan hidup yang menganggap
kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama hidup. Bagi para penganut
pandangan ini, bersenang-senang dan berpesta pora merupakan tujuan hidup, entah itu
menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Hidup dijalani sebebas-bebasnya demi
memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut gaya hidup inilah
muncul nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan kaum ini terangkum dalam
pandangan filsuf Yunani bernama Epikuros yang menyatakan: "Bergembiralah engkau
di hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati." (bnd. Kis. 17:16-34).
Gaya hidup hedonis ini juga sudah merasuk ke dalam kalangan anak muda. Contohnya,
hiburan yang dipilih oleh banyak anak muda masa kini sering kali tidak
mempertimbangkan apakah kesenangan yang ingin mereka rasakan itu mengganggu
orang lain atau tidak, atau apakah melanggar batasan norma sosial atau norma agama
sekalipun! Gaya hidup seperti ini jelas bertentangan dengan pandangan iman Kristen.
Rasul Paulus dalam Surat Roma 13:12-14 mengatakan, "Hari sudah jauh malam, telah
hampir siang. Sebab itu marilah orang Kristen menanggalkan perbuatan-perbuatan
kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah orang Kristen hidup
dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan
dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi
kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah
merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

V. LANGKAH-LANGKAH
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi 2 menit
Awal bersama: bersama:
Berlayar dengan Berlayar
Yesus dengan Yesus

- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi - Menyanyi 5 menit
bersama: bersama:
Kasihnya seperti Kasihnya
sungai seperti sungai
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama 3 menit
- Membaca Alkitab - Membaca
Alkitab I
I Raja-raja 21: 1- Raja-raja 21:
29 1-29
Apersepsi
- Pengasuh memberi Anak
kesempatan menjawab
kepada anak pertanyaan
mengemukakan
pendapat tentang
apa yang anak
ketahui
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
- konsumerisme, diberikan
hedonisme, dan pengasuh
materialism.
Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
dalam ringkasan
materi dan
memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
tentang apa itu
konsumerisme,
hedonism, dan
materialism
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan secara
singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, I bersama
Raja-raja 21: 29a kalimat
- Pengasuh meminta hafalan
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Di sini aku bawa bersama: Di sini
Tuhan (sambil aku bawa Tuhan
memberikan
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa
Kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus Mengutus bersama: Yesus
orang Kristen mengutus orang
Kristen
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATA KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


N PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi
Inti bersama: bersama: 3 menit
Allah orang Allah orang
Kristen heran dan Kristen
besar heran dan
- Berdoa bersama besar
- Berdoa
- Membaca Alkitab I bersama
Raja-raja 21: 1-29 - Membaca
Alkitab
I Raja-raja
21: 1-29
- Pengasuh Mengerjakan 20 menit
menjelaskan secara tugas sesuai
singkat materi arahan
tentang makna pengasuh
persembahan yang
benar
- Pengasuh membagi
kertas kerja dan
pulpen
- Pengasuh meminta
anak menceritakan
pengalaman yang
berhubungan
dengan
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
- Pengasuh meminta
setiap anak
menceritakan
pengalaman untuk
pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Masing-masing 2 menit


anak untuk Anak-anak
mengucapkan kalimat Emengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Satukan hati kami bersama:
(memberikan Satukan hati
persembahan) kami
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa doa Bapa Kami
kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Puji nama Tuhan bersama:
Puji nama
Tuhan
Doa berkat 1 menit

VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti konsumerisme, hedonism, dan materialisme!
2. Berikan contoh perilaku konsumerisme, hedonism, dan
materialism sesuai bacaan I Raja-raja 21: 1-29!

VII. DAFTAR PUSTAKA


Donald, P., Harby, L. & Gary , W. Globalisasi dan
Modernisasi, 1998.
Gejala Hedonisme menulari  remaja, (Online), (http://
www.peutuah.com results/ study.html, diakses
25 Januari 2019).
Anita, Veni. Konsumerisme, 22 Juli 2008: Budaya
Konsumerisme, (Online), (http://intl.feedfury.
com/content/19423840-budaya-
konsumerisme.html, diakses 25 Januari 2019).
Andy, Muhammad. Pandangan Hidup, 14 Juni 2005:
Manusia dan Pandangan Hidup, (Online),
(http://psyche2nest.wordpress.com/2010/11/29/
manusia-dan-pandangan-hidup/, diakses 25
Januari 2019).

I. IDENTITAS
II. 1. Program sajian: Konteks
2. Pokok Bahasan:
2. Konsumerisme, hedonisme, materialisme
3. Sub Pokok Bahasan:
2.2. Bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme,
dan materialisme
4. Bacaan Alkitab: II Petrus 2: 11-22
5. Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/ II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 60 menit

III.TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami konsumerisme, hedonisme, dan materialisme

III. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah Proses Penyajian Materi, diharapkan anak dapat:
1. Menjelaskan bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme, dan
materialisme.
2. Memberikan pendapat apa saja pengaruh negatif yang dapat
terjadi dari bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme, dan
materialisme sesuai bacaan II Petrus 2: 11-22.

IV. BAHAN AJAR


Bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme, dan materialisme
Bentuk konsumerisme, rasa ngengsi sehingga terlihat mampu dimata orang lain, selalu
ikut trend, dengan berlebihan maka tentu ini akan menjadi hal yang negative Biasanya
keinginannya muncul setelah melihat barang terbaru yang baru keluar agar tidak
ketinggalan trend, hidup bermewahan dengan keinginan untuk hidup lebih mewah
dengan banyak barang dan fasilitas yang dimiliki, suka dikagumi orang lain, pilih-pilih
dalam hidup bersoisalisasi.
Bentuk hedonisme lebih mementingkan dirinya sendiri tanpa memikirkan perasaan atau
kepentingan orang lain, komsumtif, yaitu selalu mencoba mendapatkan kesenangan atau
barang yang belum tentu barang itu akan digunakan atau tidak nantinya, egois
melakukan hal-hal tanpa melihat seorang Kristenrnya, tidak disiplin karena yang
dipikirkan hanya kesenangan saja dan hidup boros, cenderung pemalas serta kurang
bertanggungjawab, memicu hutang dan tidak memikirkan masa depan. Banyak yang
menganggap bahwa gaya hidup hedonisme itu ialah pandangan hidup yang berdasarkan
pada hawa nafsu semata. Ideologi ini sangat erat hubungannya dengan harta kekayaan
duniawi, kenikmatan batin, kenikmatan seksual, kebebasan dan kekuasan.
Tiga mentalitas, yakni konsumerisme, materialisme, dan hedonisme sering berjalan
beriringan bagaikan tiga serangkai. Orang-orang yang menganggap bahwa hidup ini
hanya untuk kenikmatan (hedonis) mencari-cari barang-barang untuk memuaskan
dirinya (materialis) dan mengakibatkan perilaku konsumeristis atau pemborosan
Bentuk materialistik
Materialisme tidak hanya menyebabkan ketidakbahagiaan, tetapi juga disebab-kan oleh
ketidakbahagiaan Ada berbagai pengaruh eksternal maupun internal yang tidak sehat,
yang mengaktivasi materialisme pada diri seseorang, seperti: rendahnya harga diri.
Kecemasan akan kematian dan rasa tidak aman. pengasuhan keluarga yang tidak suportif
dalam membangun self-esteem yang positif, orang tua yang tidak nurturant, dan (hanya)
menekankan kesuksesan finansial stres dan konflik dalam keluarga penolakan teman dan
pengaruh teman yang materialistis, serta perbandingan sosial dengan teman atau figur di
media lingkungan yang menggoda dan media yang mendorong konsumerisme
(rendahnya religiusitas dan kebersyukuran. Materialisme adalah orientasi yang
menekankan pada kepemilikan (material) dan uang untuk kebahagiaan personal dan
perkembangan sosial. Kelekatan utama materialis ditetapkan pada kepemilikan duniawi.
Kepemilikan diasumsikan sebagai tempat yang sentral pada kehidupan seseorang dan
dirasakan sebagai sumber fundamental atas seluruh ukuran kepuasan atau ketidakpuasan.
Ketertarikan pada memperoleh dan menghabiskan sesuatu. Minat pada material menjadi
yang utama hingga melebihi tujuan sosial yang lain. Materialisme dapat diartikan
sebagai paham yang menyatakan bahwa kepemilikan materi menandakan kebahagiaan.
Sebaliknya kebahagiaan ditandai adanya materi. Tidak ada kebahagiaan kecuali adanya
kepemilikan dan interaksi dengan materi mulai yang sederhana hingga mewah.

Pengaruh negatif dari konsumerisme, hedonisme, dan materialisme


1. Berpikir bahwa tujuan utama dalam hidup seseorang ialah kenikmatan dan
kesenangan pribadi.
2. Tidak perduli dengan kepentingan dan kebahagiaan orang lain sehingga menjadi
pribadi yang egois.
3. Tidak pernah merasa puas dengan hal yang telah dimiliki baik itu harta maupun
keluarga.
4. Sifat konsumtif, lebih mengutamakan membeli sesuatu karena kesenangan
ketimbang kebutuhan.
5. Mereka yang menganut hedonisme cenderung diskriminatif dan sombong, melihat
orang lain berdasarkan hartanya dan selalu merasa lebih baik dari orang lain.
6. Terjadinya ketimpangan sosial dengan tingginya angka kriminalitas demi memenuhi
kebutuhan hidup
7. Menimbulkan keresahan antara kehidupan dalam bentuk kelompok sosial.
8. Ketimpangan sosial terjadi dalam kehidupan masyarakat lantaran memiliki jiwa
konsumtif, kondisi seperti ini bisa saja menjadi salah satu unsur yang menakutkan
lantaran dalam menjadi dorongan tingginya angkar kriminalias demi memunuhi
kebutuhan hidupnya
9. Tidak memikirkan masa depan hal ini disebabkan lantaran orang akan
mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa pada saat sekarang tanpa berpikir
kebutuhannya di masa tuanya

V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi 2 menit
Awal bersama: bersama:
Selamat pagi Selamat pagi
Tuhan Tuhan

- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi - Menyanyi 5 menit
bersama: bersama:
Kasihnya seperti Kasihnya
sungai seperti sungai
- Berdoa
- Berdoa bersama bersama
- Membaca 3 menit
- Membaca Alkitab Alkitab
II Petrus 2: 11-22 II Petrus 2:
11-22

Apersepsi Anak
- Pengasuh memberi menjawab
kesempatan pertanyaan
kepada anak
mengemukakan
pendapat tentang
apa yang anak
ketahui tentang
bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonism, dan
materialism
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah bentuk-
bentuk
konsumerisme,
hedonism, dan
materialism

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
bentuk-bentuk diberikan
konsumerisme, pengasuh
hedonism, dan
materialism.
Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
tentang apa
pengaruh negatif
dari bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan secara
singkat

- Memberikan - Mengucap 2 menit


kalimat hafalan, II bersama
Petrus 2: 11 kalimat
- Pengasuh meminta hafalan
anak untuk
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan
pada kegiatan di
TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Yesus kekasih jiwa bersama: Yesus
(sambil memberikan kekasih jiwa
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa
Kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Yesus Mengutus bersama: Yesus
orang Kristen mengutus orang
Kristen
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATA KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


N PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi - Bernyanyi 3 menit
Inti bersama: bersama:
Allah orang Allah orang
Kristen heran dan Kristen heran
besar dan besar
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama
Membaca Alkitab Membaca
II Petrus 2: 11-22 Alkitab II
Petrus 2: 11-
22

- Pengasuh Mengerjakan 20 menit


menjelaskan secara tugas sesuai
singkat materi arahan
tentang makna pengasuh
persembahan yang
benar
- Pengasuh membagi
kertas kerja dan
pulpen
- Pengasuh meminta
anak menceritakan
pengalaman yang
berhubungan
dengan bentuk-
bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism
- Pengasuh meminta
setiap anak
menceritakan
pengalaman untuk
pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Masing-masing 2 menit


anak untuk Anak-anak
mengucapkan kalimat mengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Satukan hati kami bersama:
(memberikan Satukan hati kami
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa doa Bapa Kami
kami secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Puji nama Tuhan bersama:
Puji nama Tuhan
Doa berkat 1 menit

VI. EVALUASI
1. Jelaskan bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme, dan materialisme!
2. Berikan pendapat apa saja pengaruh negatif yang dapat terjadi dari bentuk-bentuk
konsumerisme, hedonisme, dan materialism sesuai bacaan II Petrus 2: 11-22!

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Donald, P., Harby, L. & Gary , W. Globalisasi dan Modernisasi, 1998.
Gejala Hedonisme menulari  remaja, (Online), (http:// www.peutuah.com results/
study.html, diakses 25 Januari 2019).
Anita, Veni. Konsumerisme, 22 Juli 2008: Budaya Konsumerisme, (Online),
(http://intl.feedfury.com/ content19423840-budaya-konsumerisme.html, diakses
25 Januari 2019).
Andy, Muhammad. Pandangan Hidup, 14 Juni 2005: Manusia dan Pandangan Hidup,
(Online), (http:// psyche2 nest. wordpress.com/2010/11/29/manusia-dan-
pandangan-hidup/, diakses 25 Januari 2019).

I. IDENTITAS
II. 1. Program Sajian: Konteks
2. Pokok Bahasan: 2. Konsumerisme, hedonisme,
materialisme.
3. Sub Pokok Bahasan:
2.3. Cara menghindari konsumerisme,
hedonisme, dan materialisme.
4. Bacaan Alkitab: I Tesalonika 5: 18; Ibrani 12:8
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/AT II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 45- 60 Menit

III. TUJUAN UMUM PENYAJIAN


Memahami konsumerisme, hedonisme, dan materialisme.

IV. TUJUAN KHUSUS PENYAJIAN


Setelah proses penyajian anak dapat:
1. Menjelaskan cara menghindari konsumerisme, hedonism,
dan materialism dalam konsep orang Kristen.
2. Menulis pesan tentang cara menghindari konsumerisme,
hedonisme, dan materialisme bersumber pada Alkitab
Kristen.

V. BAHAN AJAR
Cara menghindari konsumerisme, hedonisme, dan
materialisme bersumber dalam Alkitab Kristen:
- I Korintus 6:13 Makanan adalah untuk perut dan perut
untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan
Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan,
melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh
- Lukas 12:15, Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-
jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu.

- Filipi 4:6-6, Paulus mengantarkan pesan yang berbeda.


Janganlah khawatir tentang apa pun juga. Namun,
dalam segala sesuatu nyatakan keinginanmu kepada
Allah dalam doa dan permohonan serta ucapan syukur.
- Filipi 4:19, Allahku akan memenuhi segala
keperluanmu menurut kekayaan-Nya yang mulia dalam
Yesus Kristus
- I Timotius, 6:7-9, Sebab, orang Kristen tidak membawa
apa-apa ketika masuk ke dunia dan orang Kristen juga
tidak bisa membawa apa-apa ketika keluar dari dunia
ini. Jika sudah ada makanan dan pakaian, orang Kristen
akan merasa cukup. Orang yang ingin menjadi kaya
jatuh ke dalam pencobaan dan jebakan, serta berbagai
nafsu yang bodoh dan membahayakan yang akan
menenggelamkan orang-orang ke dalam kehancuran dan
kebinasaan
- Amsal 21:17, Orang yang suka bersenang-senang akan
berkekurangan, orang yang gemar kepada minyak dan
anggur tidak akan menjadi kaya
- Galatia 5:16-17 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh,
maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.
Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan
Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan
daging, karena keduanya bertentangan sehingga kamu
setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.
Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh
Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat
Alkitab Kristen yang membahas mengenai pengumpulan
harta. Dalam perikop tersebut orang Kristen dapati bahwa
Yesus sendiri mengingatkan agar dalam hidup ini orang
Kristen tidak mengejar harta duniawi seperti kekayaan, kuasa,
hormat, dsb. Jika ingin mengumpulkan harta, baiklah orang
Kristen mengumpulkan harta di surga karena tidak seperti
harta duniawi yang pasti akan berlalu, harta di surga dapat
orang Kristen miliki selama-lamanya. Bukan hanya kebutuhan
orang Kristen terpenuhi sehingga tidak berkekurangan, orang
Kristen juga bahkan dapat hidup dalam kelimpahan sehingga orang
Kristen tidak sampai menginginkan atau merindukan (want) untuk
memiliki ini dan itu. Selama orang percaya mengutamakan untuk
mengenal Yesus melalui firmanNya maka orang Kristen tidak
perlu khawatir akan kebutuhan materiil orang Kristen. Sifat
materialis yang secara sadar maupun tidak sadar setiap orang
percaya miliki pun akan tergantikan dengan kerinduan untuk
Yesus, seperti orang yang menjual segala miliknya dengan
sukacita demi memiliki harta dan mutiara yang jauh lebih
berharga.
Pesan Alkitab Kristen
1 Yohanes 2:16: Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu
keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup,
bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.;
Pengkhotbah 5:10
Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa
mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.
Ibrani 13:5
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah
dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah
berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau
dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Lukas 12:15
KataNya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspada-
lah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang
berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari
pada kekayaannya itu.
Matius 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika
demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi
yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak
mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon
Amsal 11:28
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang
menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.
Amsal 13:11
Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa
mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya.
Amsal 14:31
Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya,
tetapi siapa menaruh belas kasihan kepada orang miskin,
memuliakan Dia.
Amsal 15:27
Siapa loba akan keuntungan gelap, mengacaukan rumah
tangganya, tetapi siapa membenci suap akan hidup.
Amsal 22:1
Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi
orang lebih baik dari pada perak dan emas.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN

Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu


Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU
PENGASUH ANAK
Kegiatan - Bernyanyi bersama: - Bernyanyi 2 menit
Awal Selamat pagi Tuhan bersama:
Selamat pagi
Tuhan

- Doa bersama - Doa bersama 2 menit

Pembagian ke masing-masing jenjang atau sub jenjang


Kegiatan Inti - Menyanyi bersama: - Menyanyi 5 menit
Yesus sayang semua bersama:
Yesus sayang
semua
- Berdoa bersama - Berdoa
bersama 3 menit
- Membaca Alkitab - Membaca
I Tesalonika 5: 18; Alkitab
Ibrani 12:8 I Tesalonika
5: 18; Ibrani
Apersepsi 12:8
- Pengasuh memberi
kesempatan kepada Anak
anak mengemuka- menjawab
kan pendapat pertanyaan
tentang tindakan
yang anak lakukan
untuk menghindari
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang hendak
diajarkan adalah
bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme

- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang cara tugas-tugas yang
menghindari diberikan
konsumerisme, pengasuh
hedonism, dan
materialism.
Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
cara mengindari
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
tentang apa
pengaruh negatif
dari bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
- Pengasuh meminta
setiap anak menukar
kertas yang sudah
ditulis dengan teman
lain dan meminta
tiap anak membaca
isi kesan temannya

Kegiatan - Pengasuh memberi - Anak-anak 2 menit


Penutup kesempatan anak mendengar
untuk bertanya penjelasan
- Kesimpulan, pengasuh
pengasuh
menjelaskan secara
singkat

- Memberikan kalimat - Mengucap 2 menit


hafalan, Ibrani 12:8 bersama
- Pengasuh meminta kalimat
anak untuk hafalan
menghafal dan
menyebutkan
kalimat hafalan pada
kegiatan di TPI

Bernyanyi bersama: Bernyanyi 2 menit


Allahku dahsyat bersama: Yesus
berkuasa (sambil kekasih jiwa
memberikan
persembahan)
Berdoa bersama, Berdoa bersama 2 menit
diakhiri doa Bapa Kami
secara bersama-sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi
Sayang sayang bersama: Sayang
disayang sayang di sayang
Doa berkat

Langkah-Langkah Pembelajaran di Tunas Pekabaran Injil


Metode Mengajar: Berbagi cerita

KEGIATAN KEGIATAN KEGIATAN WAKTU


PENGASUH ANAK
Kegiatan Inti - Bernyanyi bersama: - Bernyanyi
Allah orang Kristen bersama: 3 menit
heran dan besar Allah orang
Kristen heran
dan besar
- Berdoa
- Berdoa bersama bersama
- Membaca
- Membaca Alkitab I Alkitab I
Tesalonika 5: 18; Tesalonika 5:
Ibrani 12: 18; Ibrani 12:
28

- Pengasuh Mengerjakan 20 menit


menjelaskan secara tugas sesuai
singkat materi arahan
tentang bentuk- pengasuh
bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
- Pengasuh membagi
kertas kerja dan
pulpen
- Pengasuh meminta
anak menulis pesan
tentang cara
menghindari
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
- Pengasuh meminta
setiap anak
membacakan pesan
ke pengasuh dan
semua teman

Pengasuh meminta Masing-masing 2 menit


anak untuk Anak-anak
mengucapkan kalimat Emengucapkan
hafalan kalimat hafalan

Kegiatan Bernyanyi bersama: Bernyayi 5 menit


Penutup Satukan hati kami bersama:
(memberikan Satukan hati
persembahan) kami
Berdoa bersama, Berdoa diakhiri 5 menit
diakhiri doa Bapa kami doa Bapa Kami
secara bersama-
sama
Bernyanyi bersama: Bernyanyi 5 menit
Puji nama Tuhan bersama:
Puji nama Tuhan
Doa berkat 1 menit

VII.EVALUASI
1. Jelaskan cara menghindari konsumerisme, hedonisme, dan materialisme bersumber
pada Alkitab!
2. Tulislah pesan tentang cara menghindari konsumerisme, hedonisme, dan
materialisme sesuai bacaan Alkitab Kristen!

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Anita, Veni. Konsumerisme, 22 Juli 2008: Budaya Konsumerisme, (Online),
(http://intl.feedfury.com/con-tent/19423840-budaya-konsumerisme.html, diakses 25
Januari 2019).
Andy, Muhammad. Pandangan Hidup, 14 Juni 2005: Manusia dan Pandangan Hidup,
(Online), (http://psyche2nest. wordpress.com/2010/11/29/manusia-dan-pandangan-
hidup/, diakses 25 Januari 2019).
Gejala Hedonisme menulari  remaja, (Online), (http:// www.peutuah.com results/
study.html, diakses 25 Januari 2019).

Anda mungkin juga menyukai