IDENTITAS
1 Program sajian: Firman
.
2 Pokok Bahasan: 1.3. Persembahan yang benar
.
3 Sub Pokok Bahasan:
. 1.3.1. Pengertian persembahan yang benar
4 Bacaan Alkitab: Markus 12: 41-44; Ibrani 13:16
.
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/II
.
6 Semester: Ganjil
.
7 Waktu penyajian: 45- 60 menit
.
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
Pengertian diberikan
persembahan yang pengasuh
benar
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti persembahan
yang benar dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya ketika
memberi
persembahan yang
benar
- Pengasuh meminta
setiap anak menukar
kertas yang sudah
ditulis dengan
teman lain dan
meminta tiap anak
membaca isi kesan
temannya
VI. Evaluasi
1. Jelaskan arti persembahan yang benar.
2. Berikan contoh persembahan yang benar.
https://pembinaanimankristen.wordpress.com/2016/09/20/persembahan-yang-
benar/http://forumkristen.com/index. php?topic=43656.0 (diakses 20 Oktober
2019)
I. IDENTITAS
1. Program sajian: Firman
2. Pokok Bahasan: 1.3. Persembahan yang benar
3. Sub Pokok Bahasan:
1.3.2. Makna persembahan yang benar
4. Bacaan Alkitab: Roma 12: 1-8
5. Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/ II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 45- 60 menit
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
makna diberikan
persembahan yang pengasuh
benar
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti makna
persembahan
yangbenar dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya ketika
memberikan tubuh
mereka sebagai
permbahan yang
benar di hadapan
Allah
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya
VI. EVALUASI
1. Jelaskan makna persembahan yang benar!
2. Tunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari contoh dari makna persembahan yang
benar!
I. IDENTITAS
1. Program sajian: Firman
2. Pokok Bahasan: 8. Persembahan yang benar
3. Sub Pokok Bahasan:
8.3. Bentuk persembahan yang benar
4. Bacaan Alkitab: Ibrani 10: 8-10
5. Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 60 menit
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
makna diberikan
persembahan yang pengasuh
benar
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti makna
persembahan
yangbenar dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya ketika
memberikan tubuh
mereka sebagai
perambahan yang
benar di hadapan
Allah
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya
KEGIATAN PENGASUH
KEGIATAN ANAK
WAKTU
Kegiatan Inti
3 menit
- Pengasuh menjelaskan secara singkat materi tentang makna persembahan yang benar
- Pengasuh membagi kertas kerja dan pulpen
- Pengasuh meminta anak menceritakan pengalaman yang pernah memberi-kan tubuhnya
kepada Tuhan melalui sikap setiap hari
- Pengasuh meminta setiap anak menceritakan pengalaman untuk pengasuh dan semua teman
Mengerjakan tugas sesuai arahan pengasuh
20 menit
Pengasuh meminta anak untuk mengucapkan kalimat hafalan
2 menit
Kegiatan Penutup
5 menit
5 menit
Bernyanyi bersama:
Bapa Terimakasih
Bernyanyi bersama:
Bapa Terimakasih
5 menit
Doa berkat
1 menit
VI. EVALUASI
1. Jelaskan bentuk persembahan yang benar!
2. Berikan contoh bentuk persembahan yang benar!
3. Tunjukkan dalam sikap hidup sehari-hari contoh dari bentuk persembahan yang
benar!
I. IDENTITAS
II.
1.
2.
3.
Bacaan Alkitab:
5.
6.
Semester: Ganjil
7.
V. BAHAN AJAR
Arti spiritualitas Kristen
Spiritualitas Kristen adalah pengalaman hidup yang dituntun
oleh Roh untuk mencapai hidup yang memuliakan Tuhan
dalam persekutuan dengan Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Spiritualitas Kristen menjelaskan tentang hakekat anggota
tubuh Kristus yang dituntun Roh Kudus, karena Roh Kudus
sebagai spiritualitas Kristen berperan meng-animasi tubuh
fisik/menggerakkan tubuh fisik dan memberi kehidupan (the
spirit gives lifes, the flesh is no avail). Dalam kekristenan Roh
Kudus berpengaruh terhadap spiritualitas. Kekristenan
memahami spiritualitas pada masa kini adalah perihal keadaan
rohani yaitu sejauh mana roh manusia dibimbing oleh Roh
Kudus. Defenisi spiritualitas Kristen lebih bersifat spirit yang
memiliki ekuivalen dengan ruakh dalam bahasa Ibrani, atau
pneuma dalam bahasa Yunani, sedangkan dalam Bahasa
Indonesia bisa diartikan sebagai semangat yang menggerakkan.
Spiritualitas Kristen dapat didefenisikan sebagai kekuatan Roh
Kudus yang terus-menerus memberikan semangat dan
menuntun manusia agar tetap hidup dalam kebenaran dengan
ketaatan yang mutlak kepada Tuhan dalam Yesus Kristus.
Kehidupan yang dijalani dengan spiritualitas Kristen didasari
oleh iman yang tertuju kepada Yesus Kristus. Dengan percaya
dan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan
juruselamat yang telah menebus dosa-dosa dunia dan yang
telah bangkit, maka mereka menerima karunia Roh, yaitu Roh
Kudus tinggal di dalam kehidupan mereka. Berdasarkan
karunia Roh yang diterima dan tinggal di dalam hidup orang-
orang percaya, maka kehidupan mereka yang lama diperbarui.
Mereka memiliki hidup yang baru yang berada di dalam kasih
Tuhan. Manusia yang memiliki spiritualitas yang kuat memiliki
pengalaman hidup Kristiani yang dihubungkan dengan persepsi
dan upaya mencapai tujuan hidup Kristiani yaitu kesatuan
hidup yang lebih intensif dengan Allah yang dinyatakan di
dalam Yesus Kristus melalui Roh Kudus. Roh Kudus menjadi
Penolong (Yohanes 14:16-17). Roh Kudus mnguasai pikiran,
perasaan, dan kehendak manusia. Hakekat spiritualitas bukan
pencarian dan perenungan yang sia-sia karena berfokus pada
Allah dan manusia, juga manusia dengan manusia. Spisitualitas
Kristen dapat menemukan suatu Pribadi Manusia Allah yaitu
Tuhan Yesus Kristus yang memperkenalkan Allah kepada
manusia. Dengan demikian untuk memaknai spiritualitas
Kristen perlu membangun hubungan kedekatan dengan Tuhan.
Karena Tuhan memiliki sifat-sifat antara lain, Tuhan itu baik
dan benar. Segala sesuatu pada mulanya dicipta-kan Tuhan itu
baik adanya dan hal tersebut adalah suatu perluasan dari sifat
Tuhan sendiri. Tuhan itu baik secara khusus kepada umat-Nya
di dalam kebenaran. Mazmur 145:18-20. Tuhan itu kasih ,
ungkapan utama dari kasih-Nya adalah dengan mengutus anak-
Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus untuk mati dikayu salib
dan menebus dosa orang yang berdosa. 1 Yohanes 4: 8-10.
Tuhan itu murah hati dan penyayang. seharusnya manusia itu
dibinasakan oleh Tuhan, tetapi sebaliknya Dia menawarkan
pengampunan sebagai karunia cuma-cuma untuk diterima
melalui iman kepada Yesus Kristus. Mazmur 108:3, Kel 34:6,
Ul.4:31. Tuhan itu sabar , Tuhan sabar dengan memberikan
kesempatan kepada setiap orang untuk sadar dan bertobat. 2
Petrus 3:9, Kel,34:6 Bil. 14:18. Tuhan itu setia, Dia akan
melaksanakan apa yang telah dinyatakan, dijanjikan dan
peringatan dalam FirmanNya. Ulangan 7:9, Mazmur 103:8
Perjanjian Lama memberikan banyak mengenai sifat-sifat
Tuhan. Tuhan dijelaskan sebagai: Maha Hadir, Maha Tahu,
Maha Kuasa, kekal dan tak berubah. Ia mengasihi, kudus,
benar, bijaksana dan adil.
Kebiasaan yang dapat dilakukan adalah melibatkan Tuhan
dalam kehidupan sehari-hari, berdoa, membaca firman-Nya,
dan merenungkan ayat-ayat Alkitab Kristenb dalam upaya
untuk mengenal. Dalam gambaran relasi personal dengan
Tuhan maka pada rinsipnya spiritualitas Kristen menjadi
kebutuhan dasar bagi manusia. Beberapa alasan yang dapat
dikemukakan bahwa spiritualitas Kristen menjadi kebutuhan
dasar manusia karena manusia diciptakan dengan lengkap
dengan sumber semangat untuk hidup, bertumbuh dan
berkembang dalam semua bidang kehidupan, baik secara
pribadi maupun bersama dengan orang lain. Semangat itu
sendiri diperoleh di dalam perjumpaan dengan Tuhan, sesama
dan diri sendiri sebagai tindakan melengkapi pemahaman
mengenai spiritualitas Kristen.
Makna Spiritualitas Kristen sesuai bacaan Alkitab
Kristenb Efesus 1: 13; I Petrus 1: 16
1. Mendorong manusia untuk hidup sebagai manusia yang
segambar dan serupa dengan Tuhan, karena Tuhan
menciptakan manusia istimewa sehingga manusia jauh
lebih berharga dari pada makhluk ciptaan lain. Hal ini
berdasarkan tujuan Tuhan menciptakan manusia, yaitu
untuk melakukan pekerjaan besar bagi Kerajaan Tuhan.
Manusia mempunyai akal budi dan pikiran yang
membuatnya bisa beriman kepada Tuhan;
2. Memotivasi manusia untuk hidup beriman disertai
dengan perbuatan yang dituntun oleh Roh Kudus. Roh
Kudus menggerakkan setiap manusia untuk tetap beriman
dan percaya hanya kepada Tuhan dalam Yesus Kristus
dan melakukan perbuatan-perbuatan yang menyenangkan
Tuhan. orang Kristen yang sejati pasti mempunyai
kelakuan yang baik. Beriman disertai perbuatan lebih
difokuskan pada hidup yang berakar dalam Alah dan
melakukan perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan
dalam perbuatan sehari-hari.
3. Menuntun manusia untuk hidup bergaul sejati dengan
Tuhan. Hidup bergaul dengan Tuhan berarti Roh Kudus
ada lam hati dan pikiran manusia untuk melakukan
kehendak Tuhan. Berjalan menurut kehendak Tuhan dan
berkata-kata menurut kehendak Tuhan. Hidup bergaul
dengan Tuhan berarti membiarkan Roh Kudus
menyemati untuk hidup dengan optimis dan menjadi alat
untuk orang lain mengalami kasih dan hidup Tuhan.
Pemaknaan spiritualitas Kristen di atas lebih menekankan pada
membangun relasi personal yang intim antara orang percaya
dan Tuhan. Membangun relasi personal yang intim dengan
Tuhan berarti manusia menyadari bahwa, manusia sungguh-
sungguh membutuhkan Tuhan dan melibatkan Tuhan dalam
kehidupan sehari-hari. Jika manusia membutuhkan dan
meminta Tuhan untuk hadir setiap dalam hidupnya, maka
Tuhan masuk dalam hidup manusia dan manusia selalu dapat
membangun relasi pesonalnya dengan Tuhan. Uraian tentang
defenisi spititualitas Kristen di atas memberi gambaran bahwa,
spiritualitas Kristen juga dapat dipahami melalui bagaimana
kehidupan Kristen dipahami praktik-praktik devosi yang
berkembang dan membantu menumbuhkan dan melanggengkan
hubungan dengan Kristus. Makna spiritualitas Kristen mungkin
juga bisa dipahami melalui ketekunan orang-orang Kristen
memperdalam pengalaman mereka tentang Tuhan, atau secara
khusus dengan menggunakan istilah terkait bagaimana
merasakan kehadiran Tuhan.
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
Spiritualitas diberikan
Kristen pengasuh
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti spiritualitas
Kristen dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya
bahwa anak
pernah berbuat
baik bagi orang
karena adanya
spiritualitas
Kristen dalam
dirinya
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya
VII.EVALUASI
1. Jelaskan arti spiritualitas Kristen!
2. Jelaskan makna spiritualitas Kristen sesuai bacaan Alkitab Kristen I Yohanes 1:19;
Yohanes 13: 14,15!
3. Tunjukkan peran spiritualitas dalam diri setiap individu!
I. IDENTITAS
1 Program sajian: Gereja
.
2 Pokok Bahasan: 3. Pembentukan Spiritualitas Kristen
.
3 Sub Pokok Bahasan:
3.2.
. Spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan
masyarakat.
4 Bacaan Alkitab: Yohanes 4: 21-24
.
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/II
.
6 Semester: Ganjil
.
7 Waktu tatap muka: 60 menit
.
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan tugas-
materi tentang tugas yang
Spiritualitas diberikan pengasuh
Kristen
- Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti Peran
Spiritualitas
Kristen dalam
keluarga, sekolah,
gereja, dan
masyarakat dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
perasaannya
bahwa anak pernah
melakukan tugas-
tugas di rumah,
sekolah, gereja,
dan masyarakat
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya
VI. EVALUASI
1. Jelaskan peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat!
2. Berikan contoh peran spiritualitas Kristen dalam keluarga, gereja, dan masyarakat!
Hedonisme Saat ini hedonis atau hedonisme bukan lah lagi hanya sebuah pandangan,
melainkan gaya hidup konsumtif yang dilakukan banyak kaum milenial sekarang.
Biasanya juga kata tersebut sering sekali digunakan untuk menggambarkan mereka yang
menggunakan uangnya hanya untuk keperluan yang kurang berguna. Hedon juga selalu
ingin menunjukkan sifat kemewahan, kesenangan dan ingin menghabiskan uangnya
untuk berfoya-foya. Bahkan beberapa orang juga rela berhutang hanya untuk mengikuti
gaya hidupnya itu. Pandangan hidup atau ideologi yang diwujudkan dalam bentuk gaya
hidup dimana kenikmatan atau kebahagiaan pribadi menjadi tujuan utama dalam
menjalani hidup seseorang. Secara etimologi, hedonisme diambil dari bahasa Yunani,
yaitu “hedone” yang artinya kesenangan. Secara sederhana pengertian hedonisme
mengacu pada paham kesenangan terhadap kenikmatan. Jadi, orang yang menganut
paham ini beranggapan bahwa kebahagiaan dan kesenangan (pleasure) bisa diraih
dengan melakukan banyak kesenangan dan menghindari hal-hal yang menyakitkan
(pain) di dunia. Banyak yang menganggap bahwa gaya hidup hedonisme itu adalah
pandangan hidup yang berdasarkan pada hawa nafsu semata. Ideologi ini sangat erat
hubungannya dengan harta kekayaan duniawi, kenikmatan batin, kenikmatan seksual,
kebebasan dan kekuasaan. Mereka dapat dikategorikan seseorang yang hedonisme ketika
mereka melakukan sebuah aktivitas yang mengarah ke modernisasi dan tentunya
menghabiskan banyak uang dan waktu. Oleh karenanya, gaya hidup konsumtif tidak
mungkin lepas dari gaya hidup hedon yang dimiliki. Memang bagi sebagian orang gaya
hidup konsumtif ini memberikan kebahagiaan, kepuasan dan kenikmatan tersendiri.
Tanpa disadari, gaya hidup ini dapat membuat finansialmu kurang baik. Biasanya
hedonisme akan membuat gaya hidup menjadi besar pasak daripada tiang, yang artinya
pengeluaran lebih besar daripada pemasukan yang ada. Jika mau mengoreksi gaya
hidupmu, maka sebenarnya pengeluaranmu yang banyak itu terjadi dikarenakan
keingingan semata dan bukan kebutuhan utama yang sesungguhnya.
Materialisme
Materialisme adalah pandangan hidup yang semata mata hanya mencari, kesenangan,
dan kekayaan/kebendaan merupakan satu-satunya tujuan atau nilai tertinggi.
Materialisme juga mengesampingkan nilai nilai rohani, bahkan materialisme tidak
mengakui adanya budaya immaterial atau adanya “Tuhan”. Contoh: seseorang dengan
pekerjaan, jabatan yang bagus ia percaya hanya dengan itulah yang bisa menghidupinya.
Dalam contoh ini orang tersebut hanya semata mata mencari dan mementingkan materi
tanpa mengingat Tuhan, dia lupa bahwa pekerjaan, jabatan, rezeki Tuhanlah yang
mengatur. materialisme terkait dengan masalah kepemilikan. barang duniawi yang
dianggap penting dalam hidup. Pada definisi yang lain, materialisme adalah pandangan
yang berisi orientasi, sikap, keyakinan, dan nilai-nilai hidup yang menekankan atau
mementingkan kepemilikan-barang barang material atau kekayaan material di atas nilai-
nilai hidup lainnya, seperti yang berkenaan dengan hal-hal spiritual, intelektual, sosial,
dan budaya. Keyakinan bahwa kepemilikan barang dan uang adalah tujuan hidup yang
paling penting. Individu yang materialistis menempatkan barang tersebut dan
pemerolehannya di pusat kehidupan mereka. Kepemilikan barang memberikan makna
bagi hidup dan memberikan tujuan bagi aktivitas atau usaha keseharian. Pada titik
ekstremnya, individu materialis dapat dikatakan memuja benda-benda, dan pengejaran
atas benda-benda tersebut menggantikan tempat agama dalam menstruktur kehidupan
dan mengarahkan perilaku mereka.
Contoh perilaku konsumerisme, hedonism, dan materialism sesuai bacaan I Raja-
raja 21: 1-29
Materialisme (kata sifat: materialistis) adalah pandangan hidup yang mencari dasar
segala sesuatu, termasuk kehidupan manusia, di dalam alam kebendaan semata-mata.
Bagi para penganut pandangan ini, segala aktivitas hidup mereka diarahkan pada harta
benda, uang, dan benda-benda berharga lainnya, serta mengesampingkan nilai-nilai
spiritualitas yang luhur. Untuk mencapai tujuannya, segala cara boleh dilakukan.
Hedonisme (kata sifat: hedonistis) adalah pandangan hidup yang menganggap
kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama hidup. Bagi para penganut
pandangan ini, bersenang-senang dan berpesta pora merupakan tujuan hidup, entah itu
menyenangkan bagi orang lain atau tidak. Hidup dijalani sebebas-bebasnya demi
memenuhi hawa nafsu yang tanpa batas. Dari golongan penganut gaya hidup inilah
muncul nudisme (gaya hidup bertelanjang). Pandangan kaum ini terangkum dalam
pandangan filsuf Yunani bernama Epikuros yang menyatakan: "Bergembiralah engkau
di hari ini, puaskanlah nafsumu, karena besok engkau akan mati." (bnd. Kis. 17:16-34).
Gaya hidup hedonis ini juga sudah merasuk ke dalam kalangan anak muda. Contohnya,
hiburan yang dipilih oleh banyak anak muda masa kini sering kali tidak
mempertimbangkan apakah kesenangan yang ingin mereka rasakan itu mengganggu
orang lain atau tidak, atau apakah melanggar batasan norma sosial atau norma agama
sekalipun! Gaya hidup seperti ini jelas bertentangan dengan pandangan iman Kristen.
Rasul Paulus dalam Surat Roma 13:12-14 mengatakan, "Hari sudah jauh malam, telah
hampir siang. Sebab itu marilah orang Kristen menanggalkan perbuatan-perbuatan
kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang! Marilah orang Kristen hidup
dengan sopan, seperti pada siang hari, jangan dalam pesta pora dan kemabukan, jangan
dalam percabulan dan hawa nafsu, jangan dalam perselisihan dan iri hati. Tetapi
kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah
merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.
V. LANGKAH-LANGKAH
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
- konsumerisme, diberikan
hedonisme, dan pengasuh
materialism.
Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
arti konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
dalam ringkasan
materi dan
memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
tentang apa itu
konsumerisme,
hedonism, dan
materialism
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya
VI. EVALUASI
1. Jelaskan arti konsumerisme, hedonism, dan materialisme!
2. Berikan contoh perilaku konsumerisme, hedonism, dan
materialism sesuai bacaan I Raja-raja 21: 1-29!
I. IDENTITAS
II. 1. Program sajian: Konteks
2. Pokok Bahasan:
2. Konsumerisme, hedonisme, materialisme
3. Sub Pokok Bahasan:
2.2. Bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme,
dan materialisme
4. Bacaan Alkitab: II Petrus 2: 11-22
5. Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/ II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 60 menit
V. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah-Langkah Pembelajaran di Sekolah Minggu
Metode Mengajar: Saling Tukar Pengalaman
Apersepsi Anak
- Pengasuh memberi menjawab
kesempatan pertanyaan
kepada anak
mengemukakan
pendapat tentang
apa yang anak
ketahui tentang
bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonism, dan
materialism
- Setelah anak
menjawab
pertanyaan,
pengasuh memberi
penjelasan bahwa
materi yang
hendak diajarkan
adalah bentuk-
bentuk
konsumerisme,
hedonism, dan
materialism
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang tugas-tugas yang
bentuk-bentuk diberikan
konsumerisme, pengasuh
hedonism, dan
materialism.
Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
tentang apa
pengaruh negatif
dari bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism
- Pengasuh meminta
setiap anak
menukar kertas
yang sudah ditulis
dengan teman lain
dan meminta tiap
anak membaca isi
kesan temannya
VI. EVALUASI
1. Jelaskan bentuk-bentuk konsumerisme, hedonisme, dan materialisme!
2. Berikan pendapat apa saja pengaruh negatif yang dapat terjadi dari bentuk-bentuk
konsumerisme, hedonisme, dan materialism sesuai bacaan II Petrus 2: 11-22!
I. IDENTITAS
II. 1. Program Sajian: Konteks
2. Pokok Bahasan: 2. Konsumerisme, hedonisme,
materialisme.
3. Sub Pokok Bahasan:
2.3. Cara menghindari konsumerisme,
hedonisme, dan materialisme.
4. Bacaan Alkitab: I Tesalonika 5: 18; Ibrani 12:8
5 Jenjang/Sub Jenjang: Anak Tanggung/AT II
6. Semester: Ganjil
7. Waktu penyajian: 45- 60 Menit
V. BAHAN AJAR
Cara menghindari konsumerisme, hedonisme, dan
materialisme bersumber dalam Alkitab Kristen:
- I Korintus 6:13 Makanan adalah untuk perut dan perut
untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan
Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan,
melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh
- Lukas 12:15, Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-
jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan,
sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya,
hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya
itu.
- Pengasuh Anak-anak 25
menjelaskan isi mengerjakan
materi tentang cara tugas-tugas yang
menghindari diberikan
konsumerisme, pengasuh
hedonism, dan
materialism.
Pengasuh
membagikan isi
ringkasan kepada
anak-anak
(pengasuh menulis
cara mengindari
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialism dalam
ringkasan materi
dan memberikan
kepada anak)
- Pengasuh meminta
anak membaca
ulang isi ringkasan
- Pengasuh meminta
anak untuk
menyatakan kesan
tentang apa
pengaruh negatif
dari bentuk-bentuk
konsumerisme,
hedonisme, dan
materialisme
- Pengasuh meminta
setiap anak menukar
kertas yang sudah
ditulis dengan teman
lain dan meminta
tiap anak membaca
isi kesan temannya
VII.EVALUASI
1. Jelaskan cara menghindari konsumerisme, hedonisme, dan materialisme bersumber
pada Alkitab!
2. Tulislah pesan tentang cara menghindari konsumerisme, hedonisme, dan
materialisme sesuai bacaan Alkitab Kristen!