Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN BULANAN PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

1. Nama Lengkap : Mathaes Eric Wirawan, S.Pd.


2. Nomor Urut SK : 2603.25/Kw.11.8/Kp.00.3/01/2019
3. Tempat/Tgl lahir : Tegal, 2 Maret 1995
4. Alamat Lengkap : Perum. Permata Buana E.21 RT 004 RW 008
Kel. Bajing Kulon Kec. Kroya Kab. Cilacap
5. Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan
6. Pekerjaan : Penyuluh Agama Kristen Non PNS
7. No Hp/WA : 08818602780
8. Bulan : Desember
9. Lokasi/Sasaran Penyuluhan : Remaja Kristen, Anak-anak, Orang-orang Dewasa
10. Kelurahan/Desa : Kroya, Ayamalas, Binangun
11. Kecamatan : Kroya, Binangun
12. Kabupaten : Cilacap
13. Propinsi : Jawa Tengah

No Hari/tgl Thema Materi Penyuluhan Jumlah Keterangan


Umat
1. Senin 2 Beriman kepada Tuhan 6 Pembinaan Iman anak-anak Usia 6-
Desember (Roma 1 : 8-17) 8 tahun Desa Ayamalas
2019
2. Rabu 4 Tuhan Sumber Keselamatan 7 Pembinaan Iman Guru-guru SMP
Desember (Mazmur 27:1-14) Kristen Adipala
2019
3. Kamis 5 Berdoa Dalam Nama Yesus 15 Pembinaan Iman Orang Dewasa
Desember (Yohanes 14:1-14) usia 25 – 60 tahun di Kroya
2019
4. Minggu 8 Kedewasaan Karakter orang 50 Pembinaan Iman pada Ibadah Raya
Desember Percaya ( Yosua 1:8-11)
2019
5. Rabu 11 12 Pembinaan Musik Rohani/Gerejawi
Desember untuk regu koor Natal SD Kristen
2019 Adiraja, Adipala
6. Minggu 22 KOINONIA ( Ibrani 10:24- 55 Pembinaan Iman pada Ibadah Raya
Desember 25)
2019
7. Senin 23 9 Pembinaan team musik dan
Desember evaluasi musik
2019
8. Senin 30 10 Pembinaan Musik Rohani/Gerejawi
Desember untuk regu koor warga kecamatan
2019 bangkal

Analisa Penjelasan
1. Faktor penunjang : Jadwal yang rutin
2. Faktor penghambat :-
3. Usul-usulan : Pembinaan terus berjalan
Catatan ,
Setiap melaksanakan penyuluhan di sertai dengan foto/dokumentasi
Mengetahui, Cilacap, 31 Desember 2019
Pembimas Kristen
Kanwil Kementrian Agama Jawa Tengah Penyuluh Agama Kristen Non PNS

Siswo Martono, S.PAK., M.Pd.K. Matheas Eric Wirawan, S.Pd.


NIP. 1969091 7200003 1 001
LAPORAN MINGGUAN PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

1. Nama Lengkap : Mathaes Eric Wirawan, S.Pd.


2. Nomor Urut SK : 2603.25/Kw.11.8/Kp.00.3/01/2019
3. Tempat/Tgl lahir : Tegal, 2 Maret 1995
4. Alamat Lengkap : Perum. Permata Buana E.21 RT 004 RW 008
Kel. Bajing Kulon Kec. Kroya Kab. Cilacap
5. Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan
6. Pekerjaan : Penyuluh Agama Kristen Non PNS
7. No Hp/WA : 08818602780
8. Lokasi/Sasaran Penyuluhan : Remaja Kristen, Anak-anak, Orang-orang Dewasa
9. Kelurahan/Desa : Kroya, Ayamalas, Binangun
10. Kecamatan : Kroya, Binangun
11. Kabupaten : Cilacap
12. Propinsi : Jawa Tengah

No Hari/tgl Thema Materi Penyuluhan Jumlah Keterangan


Umat
1. Senin 2 Beriman kepada Tuhan 6 Pembinaan Iman anak-anak Usia 6-
Desember (Roma 1 : 8-17) 8 tahun Desa Ayamalas
2019
2. Rabu 4 Tuhan Sumber Keselamatan 7 Pembinaan Iman Guru-guru SMP
Desember (Mazmur 27:1-14) Kristen Adipala
2019
3. Kamis 5 Berdoa Dalam Nama Yesus 15 Pembinaan Iman Orang Dewasa
Desember (Yohanes 14:1-14) usia 25 – 60 tahun di Kroya
2019
Analisa Penjelasan
1. Faktor penunjang : Jadwal yang rutin
2. Faktor penghambat :-
3. Usul-usulan : Pembinaan terus berjalan

Catatan ,
Setiap melaksanakan penyuluhan di sertai dengan foto/dokumentasi

Mengetahui, Cilacap, 30 November 2019


Pembimas Kristen
Kanwil Kementrian Agama Jawa Tengah Penyuluh Agama Kristen Non PNS

Siswo Martono, S.PAK., M.Pd.K. Matheas Eric Wirawan, S.Pd.


NIP. 1969091 7200003 1 001
LAPORAN MINGGUAN PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

1. Nama Lengkap : Mathaes Eric Wirawan, S.Pd.


2. Nomor Urut SK : 2603.25/Kw.11.8/Kp.00.3/01/2019
3. Tempat/Tgl lahir : Tegal, 2 Maret 1995
4. Alamat Lengkap : Perum. Permata Buana E.21 RT 004 RW 008
Kel. Bajing Kulon Kec. Kroya Kab. Cilacap
5. Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan
6. Pekerjaan : Penyuluh Agama Kristen Non PNS
7. No Hp/WA : 08818602780
8. Lokasi/Sasaran Penyuluhan : Remaja Kristen, Anak-anak, Orang-orang Dewasa
9. Kelurahan/Desa : Kroya, Ayamalas, Binangun
10. Kecamatan : Kroya, Binangun
11. Kabupaten : Cilacap
12. Propinsi : Jawa Tengah

No Hari/tgl Thema Materi Penyuluhan Jumlah Keterangan


Umat
4. Minggu 8 Kedewasaan Karakter orang 50 Pembinaan Iman pada Ibadah Raya
Desember Percaya ( Yosua 1:8-11)
2019
5. Rabu 11 12 Pembinaan Musik Rohani/Gerejawi
Desember untuk regu koor Natal SD Kristen
2019 Adiraja, Adipala

Analisa Penjelasan
1. Faktor penunjang : Jadwal yang rutin
2. Faktor penghambat :-
3. Usul-usulan : Pembinaan terus berjalan

Catatan ,
Setiap melaksanakan penyuluhan di sertai dengan foto/dokumentasi

Mengetahui, Cilacap, 30 November 2019


Pembimas Kristen
Kanwil Kementrian Agama Jawa Tengah Penyuluh Agama Kristen Non PNS

Siswo Martono, S.PAK., M.Pd.K. Matheas Eric Wirawan, S.Pd.


NIP. 1969091 7200003 1 001
LAPORAN MINGGUAN PENYULUH AGAMA KRISTEN NON PNS

1. Nama Lengkap : Mathaes Eric Wirawan, S.Pd.


2. Nomor Urut SK : 2603.25/Kw.11.8/Kp.00.3/01/2019
3. Tempat/Tgl lahir : Tegal, 2 Maret 1995
4. Alamat Lengkap : Perum. Permata Buana E.21 RT 004 RW 008
Kel. Bajing Kulon Kec. Kroya Kab. Cilacap
5. Pendidikan Terakhir : Sarjana Pendidikan
6. Pekerjaan : Penyuluh Agama Kristen Non PNS
7. No Hp/WA : 08818602780
8. Lokasi/Sasaran Penyuluhan : Remaja Kristen, Anak-anak, Orang-orang Dewasa
9. Kelurahan/Desa : Kroya, Ayamalas, Binangun
10. Kecamatan : Kroya, Binangun
11. Kabupaten : Cilacap
12. Propinsi : Jawa Tengah

No Hari/tgl Thema Materi Penyuluhan Jumlah Keterangan


Umat
6. Minggu 22 KOINONIA ( Ibrani 10:24- 55
Pembinaan Iman pada Ibadah Raya
Desember 25)
2019
7. Senin 23 9 Pembinaan team musik dan
Desember evaluasi musik
2019
8. Senin 30 10 Pembinaan Musik Rohani/Gerejawi
Desember untuk regu koor warga kecamatan
2019 bangkal
Analisa Penjelasan
1. Faktor penunjang : Jadwal yang rutin
2. Faktor penghambat :-
3. Usul-usulan : Pembinaan terus berjalan

Catatan ,
Setiap melaksanakan penyuluhan di sertai dengan foto/dokumentasi

Mengetahui, Cilacap, 30 November 2019


Pembimas Kristen
Kanwil Kementrian Agama Jawa Tengah Penyuluh Agama Kristen Non PNS

Siswo Martono, S.PAK., M.Pd.K. Matheas Eric Wirawan, S.Pd.


NIP. 1969091 7200003 1 001
Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Senin 2 Desember 2019


Tempat Desa Kroya
Kelompok Binaan Pembinaan Iman anak-anak Usia 6-8 tahun Desa Ayamalas
Judul Beriman Kepada Tuhan
Bacaan (Roma 1:17)
Bacaan Alkitab: Roma 1:8-17
Nats: “Orang benar akan hidup oleh iman.” (Roma 1:17)

Tahukah kalian bahwa ternyata manusia di bumi itu berbeda-beda. Ada orang Jawa, Papua, Bali,
Negro, China. Ada yang berbicara bahasa Melayu, bahasa Inggris, bahasa Spanyol. Ada yang
berdoa di Gereja, di Pura, di Masjid dan di Vihara. Ada yang makan menggunakan sendok, ada
pula yang menggunakan sumpit. Semua itu disayang oleh Tuhan.

Tuhan senang bila semua orang meski berbeda-beda tetapi tetap beriman yaitu menyakini bahwa
semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Tuhan. Tuhanlah sumber kehidupan. Tidak ada
satupun yang dapat mengalahkan Tuhan, Sang Pencipta.

Aktivitas: Yuk…kita hafalkan ayat di bawah ini :

Yakobus 2:26

Sebab seperti tubuh ________ roh adalah ________, demikian jugalah ____________ tanpa
perbuatan-perbuatan adalah ________________.

Doa: Tuhan Yesus tolong aku, keluargaku dan teman-temanku selalu hidup benar, Amin.
Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Rabu 4 Desember 2019


Tempat Adipala
Kelompok Binaan Pembinaan Iman Guru-guru SMP Kristen Adipala
Judul Tuhan Sumber Keselamatan
Bacaan Mazmur 27:1-14
TUHAN SUMBER KESELAMATAN

"TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? TUHAN adalah
benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar?" Mazmur 27:1

Orang yang pernah ditolong Tuhan, mengalami kebaikan Tuhan, diluputkan Tuhan dari musibah
atau kesulitan, yang pernah diterangi hatinya oleh firman Tuhan, dan merasakan jamahan kuasa
Roh Kudus, pasti akan berkata bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber keselamatan bagi
hidupnya, karena dia mengerti benar bahwa yang sanggup menolong dan menyelamatkan
hidupnya bukanlah denominasi gereja tertentu, bukan pendeta, bukan pastor, bukan doktrin,
bukan aturan-aturan agama, tetapi hanya Tuhan saja.

Pengalaman hidup yang luar biasa bersama Tuhanlah yang membuat pemazmur (bani Asaf)
bisa berkata, "Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku
tetaplah Allah selama-lamanya." (Mazmur 73:26). Dalam hal ini pemazmur tidak sekedar
berbicara atau asal bicara, tetapi ia punya alasan yang kuat: "Ketika hatiku merasa pahit dan
buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya, aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di
dekat-Mu. Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku. Dengan nasihat-
Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan."
(Mazmur 73:21-24). Tak ada pertolongan dan keselamatan selain daripada Tuhan. Karena itu
tak ada yang lain yang mereka ingini selain hanya Tuhan. "Siapa gerangan ada padaku di sorga
selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi." (Mazmur 73:25).

Hari-hari manusia di dunia selalu dibayang-bayangi ketidakpastian, ketakutan, kecemasan,


kekuatiran. Tetapi bila kita suka dekat pada Tuhan, ada perlindungan dan keselamatan.
Pemazmur, yang sekalipun diperhadapkan dengan masalah dan penderitaan yang berat, imannya
tetap teguh, karena ia percaya kalau dulu Tuhan tolong, sekarang dan esok pun Tuhan pasti akan
tolong, karena Tuhan yang ia sembah adalah Tuhan yang tidak pernah berubah. Karena itu tak
perlu terpengaruh oleh situasi atau keadaan yang hanya akan membuat hati kita menjadi tawar.
Sebaliknya arahkan pandangan kepada Tuhan, maka iman kita akan bangkit, sebab kita tahu
pertolongan-Nya selalu tepat waktu.
Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Kamis 5 Desember 2019


Tempat Kroya
Kelompok Binaan Pembinaan Iman Orang Dewasa usia 25 – 60 tahun di Kroya
Judul Berdoa Dalam Nama Yesus
Bacaan (Yohanes 14 : 1-14)
BERDOA DALAM NAMA YESUS

"dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa
dipermuliakan di dalam Anak." Yohanes 14:13

Kita seringkali salah dalam menerapkan ayat nas ini, menganggap bahwa asal saja mengatakan
'dalam nama Tuhan Yesus' di setiap akhir doa, Tuhan pasti akan mengabulkan dan menjawab
semua permohonan, alias doa kita akan dikabulkan. Jika demikian hal itu sama seperti kita
menjadikan nama Tuhan Yesus sebagai sebuah mantera yang berkhasiat, di mana ketika dalam
keadaan terjepit atau saat butuh, kita tinggal menyebut atau memanggil nama Tuhan Yesus,
maka semua akan beres.

Tuhan Yesus berkata, "Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan
melakukannya." (Yohanes 14:14). Jadi, berdoa dalam nama Tuhan Yesus berarti kita berdoa
dengan otoritas-Nya. Mengapa? Karena nama Tuhan Yesus adalah nama di atas segala nama!
Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi, rasul Paulus menyatakan bahwa Bapa di sorga sangat
meninggikan Tuhan Yesus dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya
dalam nama Tuhan Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan
yang ada di bawah bumi (Filipi 2:9-10). Nama Tuhan Yesus benar-benar berkuasa di segala
aspek kehidupan, sebab "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi."
(Matius 28:18): Keadaan, situasi, masalah, roh jahat, malaikat, tunduk kepada nama-Nya,
bahkan "...namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal,
Raja Damai." (Yesaya 9:5).

Berdoa dalam nama Yesus berarti kita berdoa sesuai dengan kehendak Bapa. "Dan inilah
keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta
sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa
saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang
telah kita minta kepada-Nya." (1 Yohanes 5:14-15). Tuhan Yesus berkata, "Makanan-Ku ialah
melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes
4:34). Bagi Tuhan Yesus, melakukan kehendak Bapa adalah yang terutama dalam hidup-Nya.
Bagaimana dengan Saudara?
Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Minggu 8 Desember 2019


Tempat Kroya
Kelompok Binaan Pembinaan Iman pada Ibadah Raya
Judul Kedewasaan Karakter Orang Percaya
Bacaan Yosua 1 :8-11
Banyak orang berkata bahwa dewasa merupakan suatu proses akan dialami semua orang secara
alami—bahwa dewasa merupakan sebuah kepastian. Kebanyakan orang berpikir bahwa karena
semua orang akan bekerja, yang berarti mampu bertanggung jawab atas dirinya sendiri atau
bahwa semua orang akan menikah, yang berarti sanggup mengambil keputusan sendiri.

Apakah menjadi dewasa adalah hal yang otomatis terjadi sebagaimana dikira banyak orang?
Apakah boleh disimpulkan bahwa orang yang sudah bekerja dan sudah menikah berarti
kedewasaannya sudah matang? Apakah status dan umur dapat menjadi ukuran kedewasaan?
Pertanyaan ini mungkin sering terlintas dalam benak kita.

Secara umum dewasa diartikan sebagai tanda telah mencapai kematangan jasmani, pikiran, dan
pandangan. Yang dimaksud dengan matang di sini ialah memiliki pengertian mengenai hal yang
benar dan salah. Namun, apa kata Alkitab mengenai kedewasaan? Kapan dan bagaimana kita
dapat menjadi dewasa?

Alkitab mencatat bahwa setiap orang harus dilahirkan kembali untuk dapat menerima Kerajaan
Allah, yaitu setiap orang harus dilahirkan kembali melalui air (Firman Tuhan dan pertobatan,
yang didasari oleh percaya) dan Roh (memberi diri dipimpinan Roh Allah, yang juga didasari
oleh percaya) 1. Ketika seseorang dilahirkan kembali ia memasuki fase sebagai bayi rohani.
Sebagai bayi, kita harus terus menerus haus dan lapar akan Firman Allah yang murni. Petrus
menggambarkan hal ini sebagaimana bayi yang baru lahir hanya menginginkan air susu yang
murni 2. Di fase ini, Allah menginginkan kita untuk terus menerus bergantung pada-Nya. Seperti
bayi yang tidak dapat melakukan apapun tanpa bantuan orangtuanya, begitu juga Allah mau kita
bergantung pada-Nya tanpa bersandar pada yang lain.

Namun Allah tidak ingin kita selamanya menjadi bayi. Tidak seperti orang tua yang terkadang
menginginkan anaknya untuk terus menerus menjadi bayi atau memperlakukan anaknya seperti
bayi, Allah menginginkan kita bertumbuh dan menjadi dewasa di dalam-Nya. Ketika kita terus
“makan” Firman Tuhan dan melakukannya, maka kita sebetulnya akan dibawa menjadi semakin
dewasa. Mengapa ingin Allah ingin kita untuk menjadi dewasa secara Roh?

Karena banyak hal yang tidak dapat dilakukan oleh anak kecil. Banyak cerita yang tidak dapat
disampaikan kepada anak kecil. Banyak perkara yang tidak dapat dipercayakan kepada anak
kecil. Anak kecil penuh dengan keterbatasan dan Yesus telah menebus kita sempurna di kayu
salib agar kita tidak lagi hidup dalam keterikatan, kelemahan dan keterbatasan. Ketika kita tidak
bertumbuh dan terus menjadi anak kecil, sebetulnya kita sedang mengkerdilkan karya penebusan
Yesus Kristus.

Sering kali kita berpikir bahwa kita terlalu muda untuk Allah percayakan sesuatu, terlalu hijau
untuk Allah beri satu perkara. Kita lupa Alkitab mencatat bahwa Daud merupakan anak muda
saat ia mengalahkan Goliat. (ESV menggunakan kata youth, GNB: bahkan menggunakan kata
boy). Ia masih sangat muda saat itu untuk menghadapi jenderal tentara musuh, Goliat. Bahkan
tiga kakak tertuanya pun tidak sanggup berbuat apa-apa selain berceloteh 3. Ia bahkan lebih
muda lagi saat menghadapi beruang dan singa untuk menjagai dua-tiga ekor domba ayahnya.
Daud menjadi sangat dewasa di usia belia, di saat ia hanya menggembalakan satu-dua ekor
domba.

Kita juga tidak lupa kisah Yesus duduk bertanya jawab dengan para imam dan ahli taurat
mengenai Firman Tuhan di usia yang sangat muda–dua belas tahun! 4. Lukas 2:52 mencatat
bahwa Ia bertambah dalam hikmat dan kedewasaan, serta dalam anugerah di hadapan Allah dan
manusia dan di saat itu Ia tetap menundukkan diri pada otoritas kedua orang tuanya.

Rupanya kedewasaan rohani tidak bergantung pada usia seseorang dan kedewasaan rohani
bukanlah sesuatu yang otomatis terjadi! Kunci menjadi dewasa ialah mau terus dibentuk dan
bertumbuh. Seiring berjalannya waktu, Tuhan akan membawa kita pada proses-proses yang akan
mendewasakan kita. Respon kita terhadap proses-proses itu akan menentukan apakah kita akan
menjadi dewasa atau tetap menjadi anak kecil. Kedewasaan adalah buah dari setiap keputusan
yang benar, yang kita ambil. Keputusan untuk memegang dan mentaati Firman lebih dari
pertimbangan dan keinginan pribadi kita.

Seseorang yang dewasa di dalam Kristus bukan sekadar memiliki pengertian mengenai hal yang
baik dan buruk, namun juga berani mengambil keputusan untuk melakukan hal yang baik dan
benar dalam kondisi apapun. Jadilah dewasa dalam segala hal, tahu dan taat pada kehendak-Nya,
tanpa harus diawasi. Pertumbuhan rohani hanya bisa dicapai dengan ketaatan.

Milikilah hati yang haus dan lapar serta telinga yang siap mendengar dan ketika kita mendengar
suara-Nya, taatlah! Sudah saatnya kita meninggalkan setiap sifat kanak-kanak dan beranjak
menjadi dewasa, menjadi penuh Firman dan kuat di dalam Kristus!
Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Rabu 11 Desember 2019


Tempat Adipala
Kelompok Binaan Pembinaan Musik Rohani/Gerejawi untuk regu koor Natal SD
Kristen Adiraja, Adipala
Judul
Bacaan

Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Minggu 22 Desember 2019


Tempat Kroya
Kelompok Binaan Pembinaan Iman pada Ibadah Raya
Judul KOINONIA
Bacaan Ibrani 10:24-25
Sebagian besar dari Saudara mungkin sudah mengetahui bahwa gereja mengemban tugas dalam
hal marturia (kesaksian), diakonia (pelayanan kasih), dan koinonia (persekutuan). Walaupun
dalam banyak hal ketiga area ini tidak dapat dipisahkan (misalnya: ikatan kasih sesama orang
percaya dapat menjadi jembatan penginjilan yang efektif, Kisah Rasul 2:42-47; 6:1-7), khotbah
hari ini hanya akan difokuskan pada koinonia: orang-orang percaya perlu bersekutu bersama-
sama, terutama dalam konteks pertemuan ibadah.

Ironisnya, banyak perkumpulan ibadah Kristiani yang kurang memberi penekanan pada aspek
relasi horizontal (antar sesama orang percaya). Ibadah seringkali dipandang sebagai
pembangunan relasi vertikal (antara orang percaya dengan Allah) yang lebih individualistis. Hal
ini terlihat dari pemilihan lagu, setting ibadah, bentuk liturgi, dan sebagainya.

Mengapa persekutuan dalam ibadah Kristiani penting? Apa yang seharusnya kita lakukan?
Marilah kita melihatnya dari Ibrani 10:24-25.

Inti nasihat: saling memperhatikan (ayat 24a)


Ibrani 10:24-25 merupakan satu kalimat, dengan induk kalimat terletak pada bagian awal ayat
24a, yaitu orang percaya seharusnya saling memperhatikan. Ayat 24b menerangkan tujuan dari
budaya saling memperhatikan tersebut, sedangkan ayat 25 menjelaskan wujud konkrit dari
perhatian itu.

Nasihat untuk memperhatikan (katanoeō) merupakan sesuatu yang menarik. Pada bagian
sebelumnya, penulis Surat Ibrani menasihatkan mereka untuk memperhatikan Kristus (3:1).
Sekarang obyek perhatian tersebut adalah sesama orang percaya (10:24a “saling
memperhatikan”). Sebagaimana kita memperhatikan Kristus, hal yang sama kita terapkan pada
orang lain dalam komunitas Kristen. Sebagaimana dalam ibadah perhatian kita tidak mungkin
dialihkan dari Kristus, demikian pula dalam ibadah kita mengarahkan pandangan kita pada
sesama. Penekanan pada relasi vertikal (dengan Kristus) tidak berrarti pengabaian relasi
horizontal (dengan sesama orang percaya).

Bentuk kata kerja kekinian yang digunakan di 10:24a (katanoōmen) menyiratkan bahwa perintah
ini tidak hanya dilakukan sesekali saja. Sama seperti beberapa orang telah terbiasa menjauhkan
diri dari ibadah (10:25a), demikian pula kita diperintahkan untuk membiasakan diri saling
memperhatikan. Tambahan “semakin giat melakukannya” di akhir ayat 25 turut mempertegas
makna tersirat ini, sekaligus memberi penekanan baru pada intensitas tindakan tersebut.
Pendeknya, “saling memperhatikan” harus menjadi sebuah budaya dalam gereja.

Tujuan nasihat: mendorong dalam kasih dan perbuatan baik (ayat 24b)
Kata depan eis yang mengikuti inti nasihat mengindikasikan sebuah tujuan. Saling
memperhatikan bukanlah tujuan akhirnya. Ini hanyalah sebuah sarana untuk mencapai sesuatu
yang lain, yaitu mendorong dalam kasih dan perbuatan baik (eis paroxysmon agapēs kai kalōn
ergōn).
Penambahan frasa ini sangat penting, karena tidak semua perhatian adalah positif. Sebagian
orang menjadikan perhatian sebagai titik akhir yang ingin didapatkan. Sebagian lagi
memperhatikan hal-hal yang tidak penting. Yang lain memperhatikan untuk mencari kesalahan
orang lain maupun hal-hal negatif lainnya. Jadi, memiliki kedekatan horizontal saja tidak cukup.
Kedekatan ini perlu diarahkan pada sesuatu yang positif.

Apa yang dimaksud dengan “mendorong”? Banyak versi Inggris secara tepat memilih kata yang
lebih kuat dan tegas: menyulut atau memicu (KJV/ASV/NRSV “provoke”; RSV/ESV “stir up”;
NIV “spur”). Kata dasar paraxysmos di bagian ini hanya muncul 4 kali dalam Alkitab: Ulangan
29:27 (LXX), Yeremia 39:37 (LXX), Kisah Rasul 15:39, dan Ibrani 10:24b. Menariknya, kata
paraxysmos selalu dikaitkan dengan kemarahan yang cukup serius. TUHAN sangat murka
dengan umat-Nya atas dosa-dosa mereka (Ul 29:27; Yer 39:37). Dosa-dosa itu telah memicu
kemarahan-Nya. Paulus dan Barnabas berselisih tajam dengan Paulus, dan akhirnya tidak
bermitra lagi (Kis 15:39). Perbedaan pendapat di antara mereka seputar Yohanes Markus telah
memicu perselisihan yang tajam tersebut.

Kata paraxysmos yang biasanya dihubungkan dengan kemarahan yang besar atau perselisihan
serius, oleh penulis Surat Ibrani dilekatkan pada kasih dan perbuatan baik (10:24b). Dari cara ini
terlihat bahwa ia sedang menyampaikan sebuah gambaran yang kuat. Kita tidak hanya dinasihati
untuk mendorong dalam kasih dan perbuatan baik, tetapi memicu atau memprovokasi orang lain
melakukannya. Kita tidak hanya sekadar memberitahu apa yang sebaiknya dilakukan. Kita
menyulut pikiran dan perasaan orang lain. Kita tidak sekadar mengajak orang lain, melainkan
membakar semangat mereka!

Pemunculan kata “kasih” yang disertai “perbuatan baik” juga cukup menarik. Kata “kasih” dan
“perbuatan” juga sudah muncul secara bersamaan di 6:10. Penulis Surat Ibrani tampaknya ingin
menandaskan ketidakterpisahan antara dua hal ini. Di satu sisi, kasih bukan sekadar perasaan
belaka. Kasih harus diwujudkan dalam tindakan konkrit. Di sisi lain, perbuatan baik tanpa
didasari kasih hanyalah legalisme etika yang tanpa makna. Kasih seharusnya menjadi tenaga
yang mendorong setiap perbuatan baik.

Bentuk nasihat: bersekutu dan menasihati (ayat 25)


Dalam terjemahan LAI:TB ayat ini dipisahkan dari ayat 24, sehingga seolah-olah bagian ini
merupakan nasihat baru. Dalam teks Yunani, bagian ini jelas merupakan anak kalimat. Dua kata
kerja di ayat 25 (“menjauhkan diri” dan “menasihati”) berbentuk partisip (enkataleipontes dan
parakalountes) yang menerangkan kata kerja utama di ayat 24 (“saling memperhatikan”).
Penambahan ayat 25 menyiratkan bahwa “memperhatikan” di ayat 24 tidak terbatas pada
pandangan mata. Memperhatikan bukan mengamat-amati belaka. Memperhatikan menuntut
tindakan konkrit. Sama seperti kasih tidak terpisahkan dari perbuatan baik (ayat 24b), demikian
pula perhatian termanifestasikan dalam perbuatan.

Bentuk perhatian yang pertama adalah “tidak meninggalkan persekutuan”. Kata Yunani
enkataleipō (LAI:TB “menjauhkan diri”) sebaiknya diterjemahkan “meninggalkan” (13:5 “Aku
sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau”). Yang dikuatirkan oleh penulis tidak hanya
keengganan atau inkonsistensi dalam bersekutu. Yang dipikirkan adalah bahaya meninggalkan
persekutuan sama sekali. Dalam kenyataannya, sebagian orang memang sudah terbiasa tidak ada
di dalam persekutuan (dalam versi Inggris ethos di ayat 25 digunakan kata “habit” atau
“custom”).
Bentuk perhatian yang kedua adalah “menasihati” (parakaleō). Walaupun kata ini bisa
mengandung arti “menasihati” (LAI:TB), tetapi banyak penerjemah secara tepat memilih
“menguatkan” atau “mendorong” (KJV/ASV “exhort”; RSV/NRSV/NASB/NIV/ESV
“encouraging”). Para penerima surat berada dalam tekanan ajaran sesat dan penganiayaan.
Dalam situasi semacam ini semua orang berpotensi kehilangan pegangan, integritas, dan
semangat. Ketakutan, kekuatiran, dan kelemahan mudah menyergap mereka. Allah
menggunakan sesama orang percaya sebagai sarana penguatan. Mereka perlu saling menguatkan.

Apa yang dinasihatkan dalam teks ini berbeda dengan kecenderungan sebagian orang Kristen.
Tatkala mereka memiliki masalah, mereka malah meninggalkan pertemuan ibadah. Beragam
alasan dimunculkan: menenangkan diri, mencari suasana baru, atau lebih mendekatkan diri
dengan Tuhan secara pribadi. Bukankah Tuhan sudah menetapkan persekutuan (koinonia)
sebagai salah satu sarana untuk menguatkan dan menghibur kita? Soli Deo Gloria.
Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Senin 23 Desember 2019


Tempat Kroya
Kelompok Binaan Pembinaan team musik dan evaluasi musik
Judul
Bacaan

Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Kegiatan

Hari / Tanggal Senin 30 Desember 2019


Tempat Bangkal
Kelompok Binaan Pembinaan Musik Rohani/Gerejawi untuk regu koor warga
kecamatan bangkal
Judul
Bacaan

Penyuluh Agama Kristen

Matheas Eric Wirawan S.Pd


Lampiran Dokumentasi Kegiatan

Penyuluhan 2 Desember 2019


Penyuluhan 4 Desember 2019
Penyuluhan 5 Desember2019
Penyuluhan 8 Desember 2019
Penyuluhan 11 Desember 2019
Penyuluhan 22 Desember 2019
Penyuluhan 23 Desember 2019
Penyuluhan 30 Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai